Anda di halaman 1dari 37

PENGENDALIAN PERSEDIAAN SECARA INDEPENDEN

KELOMPOK 3 :
DELLA NURNINGTYAS ROMADHONA (2018020066)
SHOWABI TRIAS SAPUTRA (2018020054)
WAHYU INDRIYANI (2018020085)

TUGAS MANAJEMEN OPERASIONAL II


FUNGSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Fungsi utama pengendalian persediaan adalah menyimpan untuk melayani


kebutuhan perusahaan akan bahan mentah/barang jadi dari waktu ke waktu. Fungsi
ini ditentukan oleh berbagai kondisi diantaranya:
a) Apabila jangka waktu pengiriman bahan relative lama maka perusahaan perlu
persediaan bahan mentah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan
selama jangka waktu pengiriman.
b) Seringkali jumlah yang dibeli atau diproduksi lebih besar daripada yang dibutuhkan.
c) Apabila permintaan bersifat musiman sedangkan tingkat produksi setiap saat adalah
konstan maka perusahaan dapat melayani permintaan tersebut dengan membuat
tingkat persediaannya ber-fluktuasi mengikuti fluktuasi permintaan.
d) Selain untuk memenuhi permintaan langganan, persediaan juga diperlukan apabila
baiaya untuk mencari barang/ bahan pengganti atau biaya kehabisan barang/bahan
(stockout cost) relatif besar.
KOMPONEN – KOMPONEN BIAYA PERSEDIAAN

Ordering dan
Procurement Cost
Merupakan total biaya Holding Cost atau Carrying Cost Shortage Cost
pemesanan dan pengadaan Timbul karena perusahaan Adalah biaya yang timbul
bahan yang mencakup biaya- menyimpan persediaan. Biaya karena adanya permintaan
biaya pengangkutan, penyimpanan terdiri dari semua baran dari konsumen
ongkos yang berhubungan dengan tetapi barang tidak
pengumpulan, pemilikan dan biaya penyipanan barang dalam tersedia diperusahaan.
penempatan di gudang suatu perusahaan. Biaya ini meliputi Akiba adanya Shortage
sampai pada biaya biaya modal yang tertanam dalam Cost ini maka kepercayaan
manajerial yang persediaan, sewa gedung, asuransi, dari konsumen terhadap
berhubungan dengan harga penyusutan, harga kerusakan perusahaan akan menurun.
pemesanan sampai dan penuruan harga.
penempatan barang
digudang.
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

Model persediaan (inventory model) yang paling sederhana memiliki ciri-ciri:


- barang/bahan mentah yang dipesan dan disimpan hanya satu macam
- Kebutuhan/permintaannya per periode diketahui (tertentu)
- barang/bahan mentah yang dipesan segera dapat tersedia, dan tidak ada “back
order”.
MODEL EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

• Dilandasi asumsi bahwa tingkat penjualan di tahun mendatang bersifat


pasti sehingga persediaan yang dibutuhkan juga dapat ditetapkan
secara pasti

• Metode ini mempertimbangkan biaya penyimpanan (Carrying Cost)


dan biaya pemesanan (Ordering Cost)
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)
Total annual cost = Ordering cost + Holding Cost + Procurement
cost

Secara grafis model persediaan yang sederhana dapat digambarkan pada grafik berikut:

Tingkat
persediaan
 
T=

Dimana :

Q
T= Waktu Pemesanan
Q=Jumlah setiap kali
pemesanan
Sl

A= Jumlah barang yang


o
pe

dibutuhkan selama satu


--A

periode

Order Periode
points waktu

Model persediaaan sederhana


Dalam menyajikan “tujuan” secara matematis, komponen yang pertama yaitu :
ordering cost, yang tergantung pada jumlah (frekuensi) pemesanan dalam satu
periode (tahun).

  Dengan  
Frekuensi Pemesanan   mengalikan
dengan biaya Annual ordering cost = (
= setiaap “order”
yaitu k, maka

Dimana:
A : Jumlah barang yang dibutuhkan selama satu periode (tahun)
Q : Jumlah setiap kali pemesanan
k : Biaya setiap order
Komponen biaya yang kedua adalah “holding cost” yang ditentukan
oleh jumlah barang yang disimpan dan lamanya barang disimpan.

 
Persediaan rata-rata =

Holding cost dihitung berdasarkan satuan nilai persediaan dan procurement cost (c),
sehingga:
 
Annual holding cost = hc, Holding cost dapat pula dicari sesuai grafik :

(per unit barang) Luas segitiga = ½ alas x tinggi


=½TxQ
jadi,   Annual holding cost = = ½ TQ
Bila T = ; maka:
hc() Luas segitiga = ½ (
=½(
=
BILA HOLDING COST PER UNIT BARANG = HC
MAKA,

   
Holding cost (persiklus) = hc ( ) Annual holding cost = hc ( ) x
Jadi,
Annual holding cost = hc ( )
Dimana :
A : Jumlah barang yang dibutuhkan
selama satu periode (tahun)
c : procorument cost per unit barang
yang dipesan
h : holding cost per satuan nilai
persediaan
Q : Jumlah setiap kali pemesanan
KOMPONEN YANG KETIGA PROCUREMENT COST,

   
Total Annual cost = () + Ac. Minimumkan TC = ()

Annual procurement cost = Ac.


Jadi:
Dimana
A = Jumlah unit barang
C = procorument cost per unit barang yang dipesan
H = holding cost per satuan nilai persediaan
TC=total biaya yang relevant, atau total annual relevant costs.
Mencari Penyelesaian Optimal (Optimal Solution)

TC = holding cost + ordering cost

 Holding cost hc (

  Ordering cost (

Q*
Secara matematis, Q* (Jumlah pemesanan yang optimal) dapat dihitung dengan Rumus :

 
Q* =

Dimana Q* kadang-kadang disebut sebagai economic order quantity (EOQ).


Persamaan diatas disebut sebagai Wilson Formula, yang berasal dari nama orang yang
mengemukakannya.
apabila Q* telah ditemukan, waktu pemesanan kembali dapat dihitung dengan:

 
T* =
CONTOH SOAL

Sebuah toko minuman coca cola mampu menjual 5.200 peti bir setiap tahun (konstan).
Setiap peti menanggung biaya Rp2 untuk sampai ke gudang. Penyalur meminta bayaran
Rp10 untuk pemesanan, tanpa menghitung berapa jumlah yang dipesan. Pemesanan
segera datang sesaat setelah pemesanan dilakukan. Modal kerja yang dimiliki toko
minuman ini semuanya tertanam pada persediaan barang, dan modal ini dipinjam dari
bank dengan bunga 10% per tahun. Selain itu, pemiliki toko harus meembayar atas
barang yang disimpannya sebesar 5% dan nilai persediaan rata-rata. Asuransi juga harus
dibayar sebesar 5% dan nilai persediaan rata-rata. Biaya-biaya operasional lain dalam hal
ini bersifat “fixed” tidak tergantung pada besarnya pesanan. Biaya-biaya adalah dalam
ribuan rupiah.
toko tersebut ingin meninjau kembali apakah kebijaksanaan pesanan 100 peti perminggu
selama ini sudah betul atau tidak, ditinjau dari sudut biaya relevan.
Diketahui : Catatan holding cost yang terdiri dari:
k= Rp10 per pesanan
Bunga pinjaman bank 10% = 10%
A= 5200 peti per tahun
Asuransi barang (cocacola) dalam persediaan = 5%
c= Rp2 per peti Pajak atas barang (cocacola) dalam persediaan =
h= Rp0,20 per rupiah nilai bir dalam 5%
persediaan 20%
 

Total annual relevant cost bila kebijaksanaan ini


Pada saat ini, setiap minggu dipesan 100 peti
tetap dipertahankan adalah:
cocacola, dengan dasar perhitungan:
TC = ()
Q = = 100 peti
= ()  
= 520 + 20
= 540 rupiah pertahun
Catatan:
Annual ordering cost (Rp20). Hal ini bertentangan dengan syarat
optimalisasi, dimana annual ordering cost sama dengan annual
holding cost.
 
Maka perlu diterapkan Jarak (jangka waktu optimal
Wilson formula: antara 2 pesanan adalah:
Q* = T* =
=  
=
=
= = 0.098 tahun
= 509.9 atau 510 peti
Apabila satu tahun adalah 365 hari, maka T* adalah 0.098
(365) = ± 36 hari. Total Annual cost adalah
TC = ()
= ()
= 101,96 + 102  
= 203,96 rupiah pertahun
Catatan: ordering cost dan holding berada costberada 0,04 rupiah senata-mata karena pembulatan
yang dilakukan terhadap Q.
Kesimpulan : bahwa kebijaksanaan persediaan selama ini adalah salah, karena biaya relevan yang
timbul jauh lebih besar daripada apabila perusahaan melakukannya secara optimal.
CONTOH SOAL 2

Selain coca cola, toko di atas juga berdagang minuman sprite


setiap tahun toko ini hanya mampu menjual 1000 peti, dengan
biaya sampai ke gedung Rp. 20 per peti. Setiap pesanan dikenakan
beba Rp. 100 untuk sewa truk. Selama ini pesanan dilakukan setiap
3 minggu (lebih kurang 20 hari) sebanyak masing-masing 50 peti.
Perusahaan ingin menilai apakah kebijaksanaanya dalam hal ini
sudah tepat atau belum, bila holding cost mempunyai unsur-unsur
yang sama seperti pada persediaa bir.
Diketahui:
k : Rp. 100 per pesanan
A : 1000 peti per tahun
c : Rp 20 per peti
H : Rp 0,20 per dolar nilai anggur dalam
persediaan
Bila kebijaksaan lama tetap digunakan, maka
total annual relevant cost yang ditanggung adalah
:
TC = ()
= ()
 
= 2000 + 100
= 2100 rupiah pertahun
 
Maka perlu Jarak (jangka waktu optimal
antara 2 pesanan adalah:
diterapkan Wilson
formula: T* =
Q* =   =
= = 0,224 tahun
= 223,6 atau 224 ± 52 hari
Total annual relevant cost adalah :
TC = ()
= ()  
= 894,43 rupiah pertahun
Kesimpulan : bahwa kebijaksanaan untuk rumusan setiap 20 hari selama ini adalah
salah, karena total annual relevant cost yang timbulkan lebih besar dari yang
optimal.
Akhirnya perlu ditekankan beberapa anggapan (asumsi) di
sini antara lain:
- Permintaan terhadap kedua jenis minuman tersebut di
atas konstan sepanjang tahun
- Kedua jenis minuman tersebut mempunyai “independent
demad” antara satu dengan yang lainnya
- Kapasitas gudang cukup untuk menampung Q untuk coca
cola dan sprite bersama-sama
Titik pemesanan kembali dan persediaan
pengaman
(reorder point dan safety stock)
Reorder point ditentukan dengan memperhitungkan 2 variabel yakni “lead
time” (L) dan “tingkat kebutuhan per hari” (U). Secara kasar reorder point
merupakan hasil kali L dan U ditambah dengan sejumlah tertentu sebagai
persediaan pengamanan (safety stock)
Reorder Point = U x L + safety
Stock

Besarnya safety stock tergantung pada kebijaksanaan manajemen masing-masing


perusahaan, misalnya
a. 40% dari kebutuhan selama lead time
b. Sebesar kebutuhan selama 2 minggu dan lain-lain
CONTOH SOAL 3
Kebutuhan barang per minggu = 100 kg. lead time (berdasarkan pengamatan) = 3 minggu.
Safety stock ditetapkan sebesar 40% dari kebutuhan selama lead time.

Maka :

Reorder point = U x L + safety stock

= 100 x 3+ 40% (100 x 3)

= 300 + 120

= 420 kg

Artinya: pemesanan kembali perlu dilakukan pada saat tingkat persediaan barang tersebut
mencapai 420 kg.
CONTOH SOAL 4
Kebutuhan barang per minggu = 100 kg. lead time (berdasarkan
pengamatan) = 3 minggu. Safety stock ditetapkan sebesar kebutuhan
selama 2 minggu.
Maka :
Reorder point = U x L + safety stock
= 100 x 3 + (2 x 100)
= 300 + 200
= 500 kg.
Artinya pemesanan kembali perlu dilakukan pada saat tingkat persediaan
barang tersebut mancapai 500 kg
MODEL PERSEDIAAN DENGAN “BACK ORDER”

s 𝑄−𝑆
 𝐴
Q

0 Waktu
𝑆
 
𝐴 Q-S

 T=

Model persediaan dengan “back


order”
Kebijakan persediaan berhubungan dengan penentuan besarnya Q dan S yang dapat
meminimumkan total biaya yang relevan. Setiap siklus persediaan terdiri dari dua buah
segitiga, yang menunjukan adanya dua tahap.
Tahap pertama, adalah tahap dimana permintaan pembeli dapat dipenuhi dengan “on

 
hand inventory”. tahap ini digambarkan sebagai segitiga besar yang terletak diatas sumbu
datar, dengan tinggi S. Apabila permintaan terhadap barang selama setahun sebesar A,
maka periode waktu setiap tahap pertama (pada setiap siklus) adalah tahun.
Tahap kedua adalah tahap dimana “on hand inventory” sudah nol dan pembeli harus
“memesan” untuk dapat diambil (tersedia) beberapa waktu kemudian. Tahap ini
digambarkan sebagai segitiga
MODEL “BACK ORDER”

Pada bagian ini, total annual relevant cost


merupakan gabungan antara ordering cost,
holding cost dan shortage cost
TC = Ordering cost + Holding Cost + Shortage
cost
HC x Luas = hc (½ S ( )) =

Apabila hasil perkalian di atas dikalikan


 
degan jumlah (frekuensi) pemesanan
dalam setahun () maka akan diperoleh :
Annual holding cost = x
Shortage cost :
P x luas = p(½) )(Q-S))
=
Kemudian seperti di atas apabila hasil perkalian tersebut dikalikan
lagi dengan () maka akan diperoleh:
Annual hortage cost :
 
= x () =

Akhirnya total annual relevant cost dapat dapat dinyatakan sebagai


berikut :

TC = () k + +
PARTIAL DERIVATIVE FUNGSI TC TERHADAP Q DAN S

Q* =
S* =
Sedangkan tenggang waktu antara
 
satu pemesaan dengan yang lainnya
adalah :
T* =
CONTOH SOAL 5

(kembali pada contoh soal terdahulu) Coca cola dianggap sebagai barang convenience
sehingga pembeli akan memilih minuman merek lain (atau pergi ke toko lain) apabila coca
cola tidak tersedia di toko tersebut. Lain halnya dengan sprit. Pembeli akan menunggu
sampai merek kesukaannya tersedia. Artinya ia akan tetap memesan walaupun merek
tersebut sedang tidak tersedia.
Andaikata untuk itu took dibebani 1 sen per peti per hari sebagai “hukuman” karena ia tidak
dapat memenuhi permintaan langganan, maka dalam setahun. Maka diketahui ;
p = Rp.3,65 per peti
K = Rp.100
A = 1000
c = Rp.20
h = 0,20
 
Q* = = 324 peti
S* = = 154 peti

Dan:
T* =
= 0,324 tahun
atau 118 hari
Apabila perusahaan mengizinkan back order
Diantara yang dipesan tersebut, hanya 154 peti yang
disimpan sebagai persediaan . (Q*- S* = 170 peti) digunakan
untuk memenuhi permintaan yang belum di penuhi.

 
Total annual relevant cost :

TC = () 100 + +
= 617,82 rupiah per tahun
Kesimpulan:
Angka diatas lebih kecil dari annual relevant cost apabila “back
order” tidak diizinkan (Rp894,43). Karena frekuensi pemesanan
lebih jarang dilakukan (dalam setahun) dan jumlah barang yang
disimpan sebagai persediaan lebih kecil. Akibatnya, meskipun
ada unsur shortage cost, total annual relevan cost (TC) akan lebih
kecil karena ordering cost dan holding cost juga lebih kecil.
TERIMAKASIH!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai