Anda di halaman 1dari 10

5.

1 Pengertian dan hubungan antara konsumsi, tabungan dan pendapatan


1. Konsumsi
Konsumsi merupakan tindakan pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok,
dalam menggunakan komoditas berupa barang maupun jasa untuk memenuhi
kebutuhannya. Secara agregat, konsumsi merupakan penjumlahan dari pengeluaran
seluruh rumah tangga yang ada dalam suatu perekonomian. Dengan mengetahui total
pengeluaran suatu perekonomian, maka akan dapat diketahui beberapa masalah
penting yang muncul dalam perekonomian, seperti pemerataan pendapatan, efisiensi
penggunaan sumber daya dalam suatu perekonomian , masalah-masalah lainnya.
Dengan demikian, kita dapat menganalisis dan menentukan kebijakan ekonomi guna
memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara umum,
pengeluaran konsumsi terbagi menjadi konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah
tangga. Konsumsi rumah tangga memiliki porsi yang lebih besar dalam pengeluaran
agregat jika dibandingkan dengan konsumsi pemerintah. Konsumsi rumah tangga
bersifat endogen, dalam arti besarnya konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan
faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Keterkaitan ini akan menghasilkan teori
dan model ekonomi sendiri untuk konsumsi. Perkembangan masyarakat begitu cepat
menyebabkan perilaku konsumsi juga berubah cepat sehingga pembahasan tentang
konsumsi rumah tangga akan tetap relevan.
2. Tabungan
Tabungan (saving) merupakan bagian pendapatan dari seseorang, sebuah perusahaan
atau lembaga yang tidak dibelanjakan atau dikeluarkan untuk konsumsi sekarang.
Tabungan biasanya disimpan dalam bentuk deposito pada bank, lembaga-lembaga
keuangan, dan sebagainya, atau digunakan untuk mendapatkan aktiva-aktiva keuangan
seperti saham, obligasi, dan lain-lain. Dengan menangguhkan pengeluaran untuk
konsumsi, penabung dapat meningkatkan pendapatan mereka di masa depan melalui
dividen atau bunga. Dalam analisis ekonomi makro, tabungan merupakan bagian dari
pendapatan nasional yang tidak digunakan untuk konsumsi saat ini. Tabungan sangat
penting dalam membiayai investasi fisik Menabung berarti menyimpan sumber daya
yang dapat digunakan untuk meningkatkan modal perusahaan, sehingga akan
meningkatkan kapasitasnya untuk memproduksi lebih banyak barang. Tabungan berasal
dari beberapa sumber sebagai berikut:
a. Tabungan Pemerintah
Tabungan pemerintah hampir seluruhnya berasal dari kelebihan- kelebihan
penerimaan pemerintah secara keseluruhan atas pengeluaran konsumsi
pemerintah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tabungan pemerintah
tidaklah terlalu besar. Hanya ada sedikit kasus di mana tabungan pemerintah
terutama dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap tabungan pemerintah secara
keseluruhan. Cara yang paling sering digunakan untuk memobilisasi tabungan
pemerintah adalah melalui peningkatan rasio pengumpulan pajak terhadap
GNP, reformasi struktur pajak, dan jika mungkin melalui peningkatan tingkat
pajak yang telah ada.
b. Tabungan Swasta Domestik
Tabungan swasta memberikan peran besar dalam menunjang pembentukan
modal. Pengumpulan tabungan swasta domestik berhasil dengan baik jika
masyarakat berhasil mengurangi tingkat konsumsinya. Tabungan swasta
terdiri atas dua komponen yaitu tabungan rumah tangga dan tabungan
perusahaan.
1. Tabungan Rumah Tangga
Tabungan rumah tangga meliputi tabungan yang berasal dari upah,
hasil usaha-usaha pribadi, partnership dan bentuk-bentuk bisnis
nonkorporasi. Tabungan rumah tangga akan sangat rendah jika tingkat
pendapatan tetapi kecenderungan berkonsumsi tetap tinggi.
2. Tabungan Perusahaan
Tabungan perusahaan merupakan laba yang ditahan oleh perusahaan-
perusahaan setelah pendapatan bersih perusahaan dikurangi dividen
yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Jika perusahaan-
perusahaan di suatu negara masih banyak yang berskala kecil, maka
tingkat tabungannya juga relatif lebih rendah. Selain itu, perusahaan
sulit menabung karena tingginya jumlah dana untuk membayar utang.
c. Tabungan Asing/Luar Negeri
Tabungan asing/luar negeri berasal dari dua sumber, yaitu tabungan
pemerintah asing atau bantuan luar negeri dan tabungan swasta asing yang
terdiri atas investasi asing terutama oleh perusahaan multinasional dan
pinjaman komersial eksternal. Komponen-komponen tabungan ini penting
untuk mengetahui aliran modal keluar atau investasi yang menggambarkan
penggunaa tabungan. Jumlah tabungan yang tersedia di suatu negara secara
sederhana merupakan jumlah tabungan pemerintah, tabungan domestik, dan
tabungan asing.

3. Pendapatan (Investasi)
Investasi (investment) adalah bagian dari tabungan yang digunakan untuk kegiatan
ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi) yang bertujuan mendapatkan
keuntungan. Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkan
kembali barang dan jasa (produksi). Tabungan akan digunakan untuk investasi.
Investasi mempunyai dampak sangat besar terhadap bertambahnya pendapatan
nasional.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha untuk melakukan investasi :
a) Tingkat bunga kredit
b) Jumlah permintaan barang/jasa
c) Perkembangan teknologi
d) Pajak Perseroan (perusahaan)
e) Biaya produksi
f) Kebijakan investasi & stabilitas politik

4. Hubungan Antara Tabungan, Konsumsi, Dan Investasi.


Konsumsi, tabungan, dan investasi sangatlah memiliki keterkaitan. konsumsi
merupakan tindakan pelaku ekonomi dalam menggunakan komoditas berupa barang
maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya, tingkat konsumsi seseorang sangatlah
mempengaruhi banyaknya tabungan dan investasi, jika seseorang dapat meminimalkan
konsumsinya maka ia akan mampu menyisihkan sebagian pendapatannya (untuk
tabungan) dan ia pun akan mampu berinvestasi. Besar kecil konsumsi dan tabungan
ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan. Sekalipun terkadang pendapatan nol tetap
juga mengkonsumsi terutama yang menyangkut kebutuhan pokok sehingga jangankan
menabung dan investasi bahkan anggarannya depisit atau minus. Pertumbuhan
pendapatan mendorong bertambahnya konsumsi dan tabungan. Secara matematis
tabungan tersebut dilambangkan dengan Rumus : Y= C+S. Tabungan yang disimpan
pada lembaga keuangan akan digunakan atau dipinjam oleh investor dan digunakan
untuk modal. Apabila seluruh tabungan digunakan untuk investasi atau I = S maka
keadaan ekonomi dalam keseimbangan. Akan tetapi, terdapat beberapa kemungkinan
lain apabila investasi lebih besar dari tabungan yang berkepanjangan (I > S) maka akan
terjadi over heated economy atau kegiatan ekonomi yang berlebihan keadaannya
dimana produksi melimpah, pendapatan masyarakat meningkat, akan mendoong biaya
modal untuk naik dan menurunkan kembali investasi. Kemungkinan lainnya, yaitu
apabila investasi lebih kecil dibandingkan tabungan (I < S) maka akan terjadi produksi
dan pendapatan masyarakat yang menurun. Bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi
akan berakibat pada berkurangnya tabungan dan akan mendorong kurangnya modal
untuk investasi, sedangkan betambahnya pengeluaran untuk konsumsi akan mendorong
produsen untuk menambah produksi atau investasi baru. Apabila pendapatan
masyarakat meningkat maka kecenderungan menabung juga akan meningkat pula. Hal
ini mengandung pengertian bahwa tingkat pendapatan nasional akan bertambah tinggi
sehingga bertambahnya investasi akan berakibat pada peningkatan pendapatan,
tabungan dan konsumsi. RTK ( Rumah tangga Konsumsi atau Masyarakat) mempunyai
faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal,dan skill) yang dibutuhkan oleh RTP (
Rumah tangga produksi) atau produsen dan RTP memberi balas jasa berupa sewa,
upah, bunga, dan laba kepada RTK atau Pendapatan yang diterima RTK dibelanjakan
kembali untuk membeli barang dan jasa dari hasil produksi dari RTP. Tidak seluruh
pendapatan RTK dibelanjkan, tetapi ada sebagian yang disimpan dilembaga keuangan
diantaranya Bank. Tabungan masyarakat (RTK) tersebut digunakan oleh RTP
(investor) untuk investasi. Menurut pendapat JM Keyness dikenal dengan
psychological Consumption membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika
dihubungkan dengan pendapatan.
Pendapat JM Keyness sebagai berikut :
a. Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan
pendapatan
b. Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan
c. Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan.

5. 2 Fungsi Konsumsi, APC dan MPC


1. Fungsi konsumsi
Fungsi Konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional
kedalam bentuk persamaan digunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
 Jika Y = 0 masyarakat tetap akan melakukan pengeluaran konsumsi minimum
(otonom).
 Pengeluaran konsumsi tergantung dari besar kecilnya pendapatan.
 Jika terjadi kenaikan pendapatan, maka konsumsi meningkat dengan jumlah
yang lebih kecil dibanding kenaikan pendapatan.
 Proporsi kenaikan pendapatan yang akan dikonsumsi adalah tetap. Proporsi ini
disebut “Marginal Propensity to Consume” (MPC)

Berdasarkan asumsi persamaan linier pengeluaran konsumsi dirumuskan :

C = a + bY

Yang menunjukkan bahwa :


Y = Pendapatan (income)
C = konsumsi
a = konstanta, besarnya konsumsi saat tidak ada pendapatan ( sama dengan nol)
disebut konsumsi otonom.
b = tambahan melakukan konsumsi bila ada tambahan pendapatan, disebut hasrat
konsumsi marginal, merupakan perbandingan antara perubahan pengeluaran
konsumsi dan perubahan pendapatan.
Untuk menghitung besar a dirumuskan a = (APC – MPC) Y
Dimana :
APC : average propencity to consume, rata-rata hasrat mengkonsumsi dengan
membandingkan antara besarnya konsumsi dengan pendapatan itu sendiri.
APC = C/Y
Untuk menghitung b Secara matematis dirumuskan :
MPC= ∆C/∆Y
(MPC = marginal propensity to consume)

5. 3 Fungsi Tabungan, APS dan MPS


Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat
tabungan rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian
S = -a + (1 – b) Y

Keterangan :
S = besarnya tabungan (save)
A = konnsumsi yang harus dipenuhi pada saat pendapatan nol
1-b = marginal prospensity to save
Y = pendapatan nasional

Marginal Prospensity to Save (MPS)


Kecenderungan menabung marginal merupakan perbandingan antara pertambahan
tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel.
MPS= ∆S/∆Yd
Keterangan :
MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal)
S : pertambahan tabungan
Yd : pertambahan pendapatan
Average Prospensity to Save (APS)
Kecondongan menabung rata-rata merupakan perbandingan antara tingkat tabungan
(S) dengan tingkat pendapatan. Hubungan antara pendapatan, dan tabungan dinyatakan
dalam rumus:
Y=C+S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPC dengan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat, hal in bisa kita
buktikan dengan mempergunakan persamaan sebagai berikut:
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau MPS = 1 – MPC
Hubungan antara Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan
Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut
Y=C+S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPS dan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat hal ini dapat dibuktikan
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau MPS = 1 – MPC

5. 4 Pendapatan Nasional Keseimbangan


1. Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 1 Sektor
Pada perekonomian 1 sektor ini, persamaannya adalah Y = C, dimana pendapatan
nasional sama dengan konsumsi. Jadi pada perekonomian ini, diasusmsikan bahwa semua
uang dibelanjakan tanpa disisakan untuk ditabung.
Y=C
C = a + by (Fungsi Konsumsi)
b = MPC = Marginal Propensity to Consume = dc:dy = Besarnya perubahan konsumsi
(dc) sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (dy)
a = besarnya konsumsi ( c ) pada waktu y = 0, disebut konsumsi otonom
APC = c:y = Average Propensity to consume =Hasrat rata-rata konsumsi masyarakat.
C = (APC – MPC ) Y + bY

2. Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 2 Sektor


Perekonomian Dua Sektor atau yang biasa disebut Sistem Perekonomian Sederhana
adalah Perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Dari
perekonomian dua sektor ini pendapatannya didapatkan dari faktor – faktor produksi
antara lain gaji dan upah, sewa, bunga, dan untung. Keseimbangan dalam
perekonomian dua sektor merupakan keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi
pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan
mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar negeri. Pada perekonomian 2 sektor
dapat dirmuskan sebagai berikut:
Y=C+I
S=I
Y = ( 1 : (1-b)) (a + I)
C = a + bY
Y = ( a + bY) + I
Y – bY = a + I
(1-b)Y = a + I
Y = ( 1 : (1-b)) (a + I)

3. Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 3 Sektor


Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor
perusahaan, rumah tangga dan pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis
perekonomian tiga sektor pada hakikatnya akan diperhatikan peranan dan pengaruh
pemerintah keatas kegiatan dalam sesuatu perekonomian. Pada perekonomian 3 sektor
dapat dirmuskan sebagai berikut:
Y=C+I+G
S+T=I+G
4. Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 4 Sektor
Perekonomian terbuka / perekonomian empat sektor merupakan suatu negara yang
mempunyai hubungan ekonomi dengan negara – negara lain. Dalam perekonomian
terbuka sebagian produksi dalam negeri diekspor atau dijual ke luar negeri dan
disamping itu terdapat pula barang di negara itu yang diimpor dari negara – negara lain.
Perekonomian terbuka dinakan juga sebagai ekonomi empat sektor, yaitu suatu
ekonomi yang dibedakan kepada empat sektor yaitu :
a. Sektor Rumah Tangga (Households Sector), yang terdiri atas sekumpulan individu
yg dianggap homogen & identik.
b. Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang
memproduksi brg & jasa.
c. Sektor Pemerintah (Government Sector), yang memiliki kewenangan politik untuk
mengatur kegiatan masyarakat & perusahaan.
d. Sektor Luar Negeri ( Foreign Sector), yaitu sektor perekonomian dunia, dimana
perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor.

Pada perekonomian 4 sektor dapat dirmuskan sebagai berikut:


Y = C + I + G + (X – M) dan I+G+X=S+T+M
Ket
Y = Tingkat Pendapatan S = Tabungan
C = Konsumsi T = Pajak
I = Investasi G = Peng Pemerintah
X = Expor M = Impor
BERBAGAI KONSEP TEORI KONSUMSI

Disusun oleh:

Ni Made Heni Suwartini ( 01 )


Ni Made Parmi ( 07 )
Komang Sri Indradewi ( 14 )
Ni Komang Dinda Safitri ( 28 )
Ni Kadek Nusantari ( 23 )

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN AJARAN 2016/ 2017

Anda mungkin juga menyukai