TP
19
18
17
16
15
14
13
TP
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
L
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KURVA AVERAGE PRODUCT OF LABOUR & KURVA MARGINAL PRODUCT OF LABOUR
APL ,MPL
6
1
L
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-1
-2
-3
-4
TP
19
18
17
Bentuk kurva APL dan MPL ditentukan oleh
16
15
bentuk kurva TPL yang bersesuaian.
14 Kurva APL yang terletak di setiap titik pada
13
12 TP kurva TPL diberikan oleh kemiringan garis
11
10 lurus yang ditarik dari titik di setiap titik pada
9
8
kurva TPL. Kurva APL mula-mula naik,
7
6
mencapai maksimum dan kemudian turun,
5 tetapi tetap positif selama TP positif.
4
3 MPL antara dua titik pada kurva TP sama
2
1
L
dengan kemiringan kurva TP antara dua titik
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
tersebut. Kurva MPL mula-mula naik, kemudian
mencapai maksimum (sebelum APL mencapai
APL ,MPL maksimum), dan kemudian turun. MPL menjadi
6
nol bila TP mencapai maksimum dan negatif
5 bila TP turun. Bagian kurva MPL yang menurun
4 menggambarkan hukum hasil lebih yang makin
3 berkurang (The Law of Diminishing Returns),
2 APL
yaitu bahwa setiap ada penambahan input
1
0
L (tenaga kerja) sedangkan faktor lain tetap,
-1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 produk marjinal dan input variabel itu
-2 menurun setelah melewati satu titik.
-3 MPL
-4
TAHAP-TAHAP PRODUKSI
Dengan menggunakan kurva AP L dan MP L, dapat ditentukan tahap-tahap
produksi penggunaan tenaga kerja (L) sebagai berikut:
1. Tahap I: mulai dari titik origin (0) sampai titik APL maksimum yaitu pada
saat APL = MPL. Pada tahap I, marjinal produk masih meningkat sampai
pada titik belok TP, akan tetapi setelah itu , APL dan MPL akan menurun.
2. Tahap II: mulai dari titik AP L maksimum sampai MPL = 0. Tahap II
merupakan tahap yang paling ideal, masih menguntungkan, karena
tambahan dari input variabel masih meningkatkan jumlah ouput.
3. Tahap III: meliputi daerah MP L yang negatif. Tahap III dianggap sebagai
tahap yang tidak mungkin untuk produksi, karena setiap ada tambahan
tenaga kerja, produksi justru menurun.
KURVA TAHAP-TAHAP PRODUKSI
TPL,APL,MPL
19
18
17
16
15
14
13
12 TPL
11 Tahap II
10 Tahap I
9
Tahap III
8
7
6
5
4
3
2
1 APL
0
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-2
-3
-4 MPL
-5
PRODUKSI DENGAN DUA INPUT VARIABEL: ISOKUAN
MTRSLK antara dua titik pada isokuan yang sama ditunjukkan oleh nilai absolut (nilai
positif) dari kemiringan busur antara kedua titik tersebut.
Sedangkan MTRSLK di suatu titik pada isokuan ditunjukkan oleh kemiringan absolut
isokuan pada titik itu.
MTRSLK = MPL/MPK, misal jika MPK = dan MPL = 2, MTRSLK = 2/ = 4. Ini berarti
bahwa 1 unit L adalah 4 kali lebih produktif daripada satu unit tambahan K. Jadi
perusahaan dapat mengorbankan 4 unit K dan menggantikan dengan tambahan 1 unit
L dan masih berproduksi pada tingkat output yang sama (isokuan yang sama).
Karakterisitik Isokuan
1. Mempunyai kemiringan negatif; Ini berarti bahwa jika perusahaan ingin
menggunakan K yang lebih sedikit, ia harus menggunakan L lebih banyak
untuk tetap berproduksi pada tingkat output yang sama (isokuan yang
sama). Dengan menarik garis yang memisahkan bagian isokuan yang
relevan, yaitu yang memiliki kemiringan negatif dengan isokuan yang
tidak relevan, yaitu yang memiliki kemiringan positif, maka akan
diperoleh garis tepi (ridge lines). Rentang isokuan yang terletak diantara
kedua garis batas tepi menunjukkan tahap II dalam proses produksi
untuk variabel L dan K.
2. Cembung terhadap titik origin (titik asal); hal ini karena MRTSLK semakin
menurun (jika K turun maka L bertambah).
3. Tidak pernah saling berpotongan; karena jika saling berpotongan, maka
titik potong tersebut akan memenuhi dan dengan demikian perusahaan
dapat memproduksi dua tingkat output yang berbeda dengan kombinasi
L dan K yang sama. Ini tidak mungkin, karena asumsi yang digunakan
adalah perusahaan menggunakan teknik produksi yang paling efisien.
Contoh Garis Batas Tepi dari Isokuan
K
16
15
14
Y
13
R
12
A
11
J
10
9
B
8 X
7
6 IK3
5 C
T
4
IK2
3 D
N
F
2 E IK1
G H
1
0 L
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KURVA BIAYA SAMA (ISOCOST)
Kurva biaya sama (isocost) menunjukkan semua kombinasi berbeda dari
tenaga kerja (L) dan barang-barang modal (K) yang dapat dibeli
perusahaan, dengan pengeluaran total (TO) dan harga-harga faktor
produksi yang tertentu.
Semakin besar isocost, maka makin besar pula hasil yang akan
diperoleh. Sebaliknya, makin kecil isocost, maka makin kecil pula
hasilnya.
Kurva isocost berslope negatif, artinya penambahan setiap 1 unit input
akan menyebabkan penurunan pemakaian input lain. Sebaliknya, bila
input lain dikurangi, maka akan menyebabkan input yang satunya
bertambah.
Kemiringan (slope) isocost ditentukan oleh PL/PK, dimana PL = harga
tenaga kerja dan PK = harga barang modal.
Jika perusahaan membelanjakan semua pengeluaran totalnya (TO) untuk
membeli barang modal, maka perusahaan dapat membeli sebanyak TO/PK
unit barang modal. Sehingga diperoleh titik (L = 0, K = TO/PK).
Jika perusahaan membelanjakan semua pengeluaran totalnya (TO) untuk
membeli tenaga kerja, maka perusahaan dapat membeli sebanyak TO/PL
unit tenaga kerja. Sehingga diperoleh titik (L = TO/PL, K = 0).
Dengan menghubungkan kedua titik tersebut dengan garis lurus, maka
diperoleh kurva isocost. Perusahaan dapat membeli setiap kombinasi
tenaga kerja (L) dan barang modal (K) yang ditunjukkan kurva isocost
tersebut.
Contoh:
Isocost 1 (IC1) : jika PL = PK = $1 dan TO = $6
Isocost 2 (IC2) : jika PL = PK = $1 dan TO = $10
Isocost 3 (IC3) : jika PL = PK = $1 dan TO = $14
Maka gambarnya sebagai berikut.
K
16
14
12
10
2
IC1 IC2 IC3
L
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
EKUILIBRIUM PRODUSEN
Keseimbangan produsen terjadi jika produsen memkasimumkan outpunya
dengan pengeluaran total tertentu, atau pada saat isokuan tertinggi dengan
kurva biaya tertentu. Hal ini terjadi jika isokuan bersinggungan dengan
isocost. Pada saat itu kemiringan (slope) isokuan = kemiringan isocost, yaitu
pada saat MTRSLK = PL/PK.
MPL PL
Karena MTRSLK = MPL/MPK, maka kondisi ekuilibrium:
MPK PK
K
16 Keterangan:
15 IC = Isocost;
14 IK = Isokuan
13 Bila TO = $6 ekuilibrium di titik D
12 pada isokuan I dengan membeli
11
S (alur ekspansi) 3L dan 3K. Bila TO = $10
10 ekuilibrium di titik M pada
9 isokuan II dengan membeli 5L
8 P dan 5K. Bila TO = $14,
7 ekuilibrium di titik P pada
6
M isokuan III dengan membeli 7L
IK 3
5 dan 7K. Garis OS yang
4 menghubungkan titik-titik
D
3 IK 2 ekuilibrium D, M dan P adalah
2 alur ekspansi.
1 IK 1
IC2 IC3
0 IC1 L
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15