Anda di halaman 1dari 7

KLASIFIKASI Minyak Bumi

A. Klasifikasi Minyak Bumi


Minyak bumi diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Klasifikasi ini sangat penting artinya, yaitu
untuk mengetahui sifat minyak bumi, sehingga berguna untuk memprediksi produk yang akan
dihasilkan. Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi dibedakan atas struktur hidrokarbon dan non
hidrokarbon. Perbedaan komposisi ini akan menyebabkan perbedaan sifat minyak bumi, yaitu
perbedaan susunan hidrokarbon, SG, oAPI, volatilitas, flash point, distilasi dan sebagainya.
Oleh karena itu klasifikasi minyak bumi didasarkan pada perbedaan sifat tersebut.
Tujuan klasifikasi adalah untuk mengetahui komponen hidrokarbon dalam minyak bumi.

Minyak bumi diklasifikasikan atas :


- Klasifikasi berdasarkan Specific Gravity 60/60oF (SG 60/60oF)
- Klasifikasi berdasarkan Sifat Penguapan (Volatility)
- Klasifikasi berdasarkan Kadar Belerang
- Klasifikasi berdasarkan Faktor Karakteristik, KUOP (Nelson, Watson & Murphy)
- Klasifikasi menurut US Bureau of Mines (Lane & Garton)
- Klasifikasi berdasarkan Indeks Korelasi (CI)
- Klasifikasi berdasarkan Viscosity Gravity Constant (VGC)

a.) Klasifikasi berdasarkan Specific Gravity 60/60oF (SG 60/60 oF)

Specific Gravity (SG) minyak bumi berkisar antara 0,8000 1,0000. Besarnya SG untuk tiap minyak
bumi sangat erat hubungannya dengan struktur molekul hidrokarbon, dan pula kandungan Sulfur dan
Nitrogen. Makin kecil SG minyak bumi itu akan menghasilkan produk ringan makin besar, dan
sebaliknya.

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Specific Gravity


Minyak Bumi SG 60/600F
Ringan < 0,830
Medium Ringan 0,830 - 0,850
Medium Berat 0,850 - 0,865
Berat 0,865 - 0,905
Sangat Berat > 0,95

b.) Klasifikasi berdasarkan Sifat Penguapan (Volatility)

Sifat penguapan minyak bumi dijadikan ukuran dalam klasifikasi ini. Sebagai ukuran dalam
klasifikasi minyak bumi ini adalah jumlah fraksi ringan dinyatakan dalam % volume yang terkandung
di dalam minyak bumi itu yang diperoleh dari hasil distilasi sampai suhu 300 oC.

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Sifat Penguapan (volatility)


Minyak Bumi Fraksi Ringan % Vol
Ringan > 50
Sedang 20 - 50
Berat < 20
c.) Klasifikasi berdasarkan Kadar Belerang (% massa).
Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah kadar Sulfur dalam minyak bumi,
dinyatakan dalam % massa yang terkandung dalam minyak bumi itu yang diperoleh dari hasil
pengujian di laboratorium dengan menggunakan metode standar ASTMD 1552 ( atau dengan metode
standar yang lain).

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Kadar Sulfur (ASTMD 1552)


Kadar Sulfur, %
Minyak Bumi
massa
Ringan < 0,1
Sedang 0,1 - 2,0
Berat > 2,0

d.)Klasifikasi berdasarkan Faktor Karakteristik KUOP

Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini, adalah akar pangkat tiga dari pengukuran titik
didih rata rata suatu minyak bumi dibagi dengan SG 60/60 oF.
Dirumuskan :
K = faktor karakteristik (KUOP)
T = titik didih rata rata , oRankine (= oF + 460)

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Faktor Karakteristik (KUOP)


KUOP Klasifikasi
10,1 - 10,5 aromatik
10,5 - 11,5 naftenik
11,5 - 12,1 campuran
12,1 - 12,9 parafinik

e.)Klasifikasi berdasarkan US Bureau of Mines

Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah SG 60/60 oF dari dua fraksi yang dihasilkan
dari distilasi minyak bumi itu dilakukan mula mula pada tekanan atmosfer dan kemudian distilasi
dilanjutkan pada tekanan absolut 40 mm Hg, yang terkandung dalam minyak bumi yang diperoleh
dari hasil pengujian di laboratorium dengan menggunakan metode standar ASTMD 2892.

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut US Bureau of Mines


Klasifikasi Kunci Fraksi I Kunci Fraksi I
SG 60/60 0F 0
API SG 60/60 0F 0
API
Parafinic- Parafinic < 0,825 > = 40 < 0,876 > = 30
Parafinic - Intermediate < 0,825 > = 40 0,876 - 0,934 20 - 30
Intermediate - Parafinic 0,825 - 0,860 33 - 40 < 0,876 > = 30
Intermediate - Intermediate 0,825 - 0,860 33 - 40 0,876 - 0,934 20 - 30
Intermediate-Naphtenic 0,825 - 0,860 33 - 40 > 0,934 < = 20
Naphtenic-Intermediate > 0,860 < = 33 0,876 - 0,934 20 - 30
Klasifikasi Kunci Fraksi I Kunci Fraksi I
Naphtenic - Naphtenic > 0,860 < = 33 > 0,934 < = 20
Parafinic - Naphtenic < 0,825 < = 40 > 0,934 < = 20
Naphtenic - Parafinic > 0,860 < = 33 < 0,876 > = 30

f.)Klasifikasi berdasarkan Indeks Korelasi (Correlation Index)


Ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini, adalah dengan mengukur SG 60/60 oF minyak bumidan
menghitung titik didih rata rata distilasi minyak bumi (ASTMD 86).
Dirumuskan :
dimana : T = titik didih rata rata, oKelvin (= oC + 273)
SG = Specific Gravity 60/60 oF

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Correlation Index ( CI )


Correlation Index Klasifikasi
0 Hidrokarbon Seri Normal Parafin
100 Hidrokarbon Benzene
0 - 15 Hidrokarbon yang dominan dalam fraksi adalah Parafinic
Hidrokarbon yang dominan adalah Naftenic, atau campuran
15 - 50
Parafinic, Naftenic dan Aromatic
> 50 Hidrokarbon yang dominan dalam fraksi adalah aromatic
g.) Klasifikasi berdasarkan Viscosity Gravity Constant (VGC)
Ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini, adalah dengan mengukur SG 60/60 oF minyak bumi dan
mengukur viscosity minyak bumi (viscosity Saybolt).
Klasifikasi VGC ini digunakan untuk fraksi minyak lumas.
Dirumuskan :
dimana : SG = Specific Gravity 60/60 oF
V = Viscosity pada 100 oF (38 oC), SSU
\atau :
dimana : SG = Specific Gravity 60/60 oF
V = Viscosity pada 210 oF (99 oC), SSU

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi Menurut Viscocity Gravity Constant (VGC)


VGC Klasifikasi
0,800 - 0,840 Hidrokarbon Parafinic
0,840 - 0,876 Hidrokarbon Naftenic
0,876 - 1,00 Hidrokarbon Aromatic

Tabel Kisaran kandungan unsur unsur dalam minyak bumi

Unsur Konsentrasi (% wt)


Karbon (C) 83 - 87
Hidorgen (H) 10 - 14
Sulfur (S) 0.05 - 6,0
Oksigen (O) 0.05 - 1,5
Unsur Konsentrasi (% wt)
Nitrogen (N) 0,1 - 2,0
Logam 10-5 - 10-2

Komponen Hidrokarbon

Minyak bumi merupakan campuran dari beratusratus senyawaan hidrokarbon, yang


dikelompokan atas hidrokarbon parafin, naften dan aromat.

Jumlah atom karbon dalam minyak bumi mulai dari metana (satu atom karbon dalam
molekulnya) sampai 60 atau lebih, dengan berat molekul 16 sampai 850 atau lebih.

1. Hidrokarbon parafin, mulai dari metana yaitu senyawaan hidrokarbon yang paling
kecil dengan 1 atom karbon sampai senyawaan hidrokarbon besar dengan 42 atom
karbon (berat molekul 590) atau lebih. Hidrokarbon parafin terdiri dari normal parafin
dan isoparafin
2. Hidrokarbon naften, mulai dari mono naften sampai poli naften
3. Hidrokarbon aromat, mulai dari mono inti benzena sampai poli inti benzena.

Hidrokarbon Parafin adalah hidrokarbon jenuh dengan ikatan C C dan C H dengan


struktur rantai atom C terbuka. HC parafin mempunyai titik didih paling rendah diantara
hidrokarbon naften dan aromatik. Oleh karena itu banyak terdapat pada fraksi ringan.

Sifat sifat :

nilai kalor tinggi (btu/lb),


SG rendah,
API gravity tinggi
tahan terhadap oksidasi,
mudah untuk dipecah (cracking) dalam proses perengkahan panas ( thermal cracking )
maupun proses perengkahan katalis (catalytic cracking) artinya proses cracking itu berjalan
pada suhu yang relative rendah dibanding dengan senyawaan hidrokarbon naften dan aromat.

Rumus CnH2n+2

Hidrokarbon parafin, baik normal parafin maupun parafin cabang (iso parafin) rumusnya
adalah CnH2n+2 .

Hidrokarbon Naften, terdiri dari mononaften dan polinaften.

Hidrokarbon naften adalah hidrokarbon jenuh dengan ikatan C C dan C H dengan


struktur rantai atom C tertutup. Struktur molekulnya terdiri mononaften dan polinaften.

Sifat sifat :
Hidrokarbon naften mempunyai sifat sifat diantara hidrokarbon parafin dan hidrokarbon
aromat. Hidrokarbon naften disebut pula sikloparafin atau siklo alkana. Dibandingkan dengan
hidrokarbon parafin, hidrokarbon ini lebih stabil karena mempunyai rantai atom C tertutup
sedang hidrokarbon parafin rantai atom C nya terbuka.

Rumus : CnH2n + 2 2RN

Hidrokarbon naften, rumusnya adalah CnH2n + 2 2RN , dimana RN adalah cincin naften
dalam molekul.

Contoh pada gambar di bawah ini :

Hidrokarbon Aromatik, terdiri dari monoaromat dan poliaromat

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon jenuh dengan ikatan C C, C = C dan C H.


Dikatakan hidrokarbon jenuh karena senyawa aromatik :

tidak dapat bereaksi dengan larutan brom, dan atau


tidak dapat bereaksi dengan larutan KMnO4 alkalis.

Hidrokarbon aromat ini mempunyai struktur rantai atom C tertutup berikatan rangkap dua
dan tunggal yang saling bergantian (selangselingselang atau selingselangseling) diantara
kedua atom C yang berdekatan.

Sifat sifat :
Dibandingkan dengan hidrokarbon parafin dan hidrokarbon naften, bahwa hidrokarbon
aromat kurang stabil dan dapat bereaksi terutama dengan gas H2 menghasilkan naften.
Mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan hidrokarbon parafin dan naften.
Oleh karena itu banyak terdapat pada fraksi berat.
Nilai kalor rendah (btu/lb),
SG tinggi
API gravity rendah dan namun tahan terhadap oksidasi.
Memerlukan panas tinggi untuk proses thermal cracking ataupun catalytic cracking,
menghasilkan naften dan parafin.dengan jumlah atom lebih kecil.

Rumus CnH2n +2 6RA 2RAS

Hidrokarbon aromat rumusnya adalah CnH2n +2 6RA 2RAS , dimana RA = jumlah


cincin aromatik dan RAS = jumlah cincin aromatik substansial. Sedang hidrokarbon
campuran naften aromatik mempunyai rumus CnH2n +2RN 6RA 2RAS.

Contoh pada gambar dibawah ini :

Benzene -- Monoaromat

Napthalene -- Poliaromat

Atas dasar pembagian senyawaan hidrokarbon tersebut atas parafin, naften dan aromatik,
dan campuran naftenaromatik, dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi minyak
bumi, yaitu minyak bumi parafinik, naftenik, aromatik dan campuran. Sedang senyawaan
hidrokarbon olefin tidak terdapat dalam minyak bumi, hal ini disebabkan oleh proses
penjenuhan olefin dalam minyak bumi itu sendiri oleh gas H2 yang melarut di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai