Anda di halaman 1dari 4

Crude Oil (part 1) - Klasifikasi Crude Oil

21.40 fromesa No comments

Crude oil atau dalam Bahasa Indonesia disebut minyak mentah atau minyak bumi merupakan cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi (wikipedia). Penyusun utama crude oil adalah komponen hidrokarbon. Di samping ada juga unsur nonhidrokarbon lain dalam kadar yang sedikit seperti sulfur, oksigen, nitrogen, dan juga logam dalam bentuk senyawa garam. Unsur selain hidrokarbon tersebut disebut sebagai impurities. Impurities pada crude oil akan dihilangkan dengan proses treating. Pada bidang refining, diketahui ada empat jenis hidrokarbon, yaitu parafin, naften, olefin, dan aromat. Dari keempat jenis hidrokarbon tersebut, hanya parafin, naften, dan aromat yang terdapat pada crude oil. Senyawa hidrokarbon olefin (CnH2n) merupakan senyawa yang terbentuk pada saat pemrosesan minyak bumi (refining). Karena sifatnya yang tidak stabil, senyawa ini cenderung reaktif dan mudah berpolimerisasi dan membentuk gum. Oleh karenanya, senyawa olefin tidak terdapat pada crude oil karena pada dasarnya, apa yang terbentuk di alam (secara alamiah) dalam keadaan stabil. Berikut ini gambaran komposisi unsur penyusun crude oil C : 83,00 87,00 % wt H : 10,00 14,00 % wt S : 0,05 6,00 % wt O : 0,05 1,50 % wt N : 0,10 2,00 % wt Logam : 10^(-5) 10^(-2) % wt Klasifikasi Crude Oil Crude oil diklasifikasikan guna mengetahui gambaran komponen hidrokarbon penyusunnya.

Klasifikasi berdasarkan SG 60/60 Crude Oil SG 60/60 Ringan < 0,830 Medium Ringan 0,830 0,850

Medium Berat 0,850 0,865 Berat 0,865 0,905 Sangat Berat > 0,905

Klasifikasi berdasarkan sifat penguapan

Untuk mengklasifikasi crude oil berdasarkan sifat penguapan, crude oil harus didistilasi hingga suhu 300 degC. Kemudian dihitung fraksi ringannya dengan rumus sbb.

Klasifikasi crude oil berdasarkan sifat penguapannya adalah sbb. Crude Oil Fraksi ringan, % volume Ringan > 50 Sedang 20 50 Berat < 20

Klasifikasi berdasarkan kadar sulfur Crude Oil Ringan Sedang Berat Kadar sulfur, % wt < 0,1 (sweet crude) 0,1 2,0 > 2,0 (sour crude)

Klasifikasi berdasarkan fakor K UOP

Untuk mengklasifikasikan crude oil berdasarkan faktor K UOP, digunakan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Melakukan pengujian distilasi ASTM D 86 2. Melakukan pengujian SG 60/60 oF 3. Menghitung KUOP dengan rumus :

hasil pengujian diklasifikasikan sebagai berikut. K UOP Jenis Crude K = 10,1 10,5 aromatik K = 10,5 11,5 naftenik K = 11,5 12,1 campuran K = 12,1 12,5 parafinik

Klasifikasi menurut US Bureau of Mines

Melakukan distilasi TBP dengan dua fraksi Fraksi I : fraksi kerosene 250 275 degC pada tekanan atmosfer, sebagai fraksi ringan Fraksi II : fraksi minyak lumas 275 300 degC pada tekanan 40 mm Hg, sebagai fraksi berat Melakukan pengukuran SG 60/60 degF dan derajat API untuk fraksi I Melakukan pengukuran SG 60/60 degF dan derajat API untuk fraksi II Hasilnya diklasifikasikan menurut data berikut ini. Klasifikasi Fraksi Kunci I Fraksi Kunci II SG 60/60 oF oAPI SG 60/60 oF oAPI 1. Parafinic Parafinic < 0,825 >= 40 < 0,876 >= 30 2. Parafinic Interm. < 0,825 >= 40 0,876 0,934 20 30 3. Interm.* Parafinic 0,825 0,860 33 40 < 0,876 >= 30 4. Interm. Interm. 0,825 0,860 33 40 0,876 0,934 20 30 5. Interm. Naphthenic 0,825 0,860 33 40 > 0,934 <= 20 6. Naphthenic Interm. > 0,860 <= 33 0,876 0,934 20 30 7. Naphthenic Naphthenic > 0,860 <= 33 > 0,934 <= 20 8. Parafinic Naphthenic < 0,825 <= 40 > 0,934 <= 20 9. Naphthenic Parafinic > 0,860 <= 33 < 0,876 >= 30 *Interm. = Intermediate

Klasifikasi berdasarkan Indeks Korelasi

Melakukan pengujian SG 60/60 degF minyak bumi Melakukan distilasi ASTMD 86 Menghitung titik didih rata rata dari distilasi ASTMD 86 Menghitung Indeks Korelasi dengan rumusan : CI = (473,7 G 456,8) + (48.640 / T) dimana G = SG 60/60 degF T = titik didih rata rata, degK Hasil pengujian diklasifikasikan sebagai berikut. Correlation Index Klasifikasi CI = 0 HC seri normal parafin CI = 100 HC benzena CI = 0 15 HC dominan dalam fraksi: parafinik CI = 15 50 HC dominan dalam fraksi: naftenik atau campuran parafinik, naftenik dan aromatik CI > 50 HC dominan dalam fraksi: aromatik

Klasifikasi berdasarkan VGC (Viscosity Gravity Constant)

Melakukan pengujian SG 60/60 degF minyak bumi Melakukan pengujian viscosity Saybolt Menghitung VGC dengan rumusan :

dimana : G = SG 60/60 oF V = viscosity pada 200 oF (99 oC), SSU Hasil pengujian diklasifikasikan sebagai berikut. VGC Klasifikasi 0,800 0,840 Hidrokarbon Parafinik 0,840 0,876 Hidrokarbon Naftenik 0,876 1,000 Hidrokarbon Aromatik

Crude Oil (Part 2) - Evaluasi Crude Crude Oil (Part 3) - Pengujian Distilasi Crude Oil (Part 4) - Interpretasi Data [dirangkum dari berbagai sumber termasuk handout mata kuliah Produk Migas 7 AKAMIGAS]
Sumber : http://refiners-notes.blogspot.com/2012/10/crude-oil-part-1.html

Anda mungkin juga menyukai