Anda di halaman 1dari 86

107

108
DAFTAR ISI
BAB VI. PEDOMAN, PENGETAHUAN, SPESIFIKASI, JENIS, ANALISA,
METODA, PROSEDUR PERATURAN SERTA LAPORAN TENTANG
MINYAK MENTAH DAN PRODUK
6.1 Pedoman yang diperlukan untuk memverifikasi kualitas Crude dan Produk
6.2 Pengetahuan tentang minyak mentah / Crude oil
6.3 Jenis Crude Oil Berdasarkan Klasifikasi
6.4 Spesifikasi / Typical minyak mentah ( crude )
6.5 Produk bahan bakar minyak ( BBM )
6.6 Analisa Spesifikasi / Kualitas Bahan Bakar Minyak ( Bbm )
6.7 Metoda yang dapat menganalisa spesifikasi produk
6.8 Peraturan Yang Diperlukan Untuk Memverifikasi Kualitas Crude dan Produk
6.9 Prosedur pengambilan sampling dan aplikasinya
6.10 Laporan hasil Analisa laboratarium

BAB VII. PETROLEUM CARGO OPERATION, HEADING AND MEASUREMENT


SAMPLING, DENSITY ANALYSIS ON SHORE AND SHIP TANK
7.1 Petroleum Cargo Measurement Sampling Density Analysis on Shore Tank
7.2 Pengambilan Sample Cairan Minyak Mentah / Crude dan produk
7.3 Tata cara pengambilan sampel di darat dan di kapal
7.4 Tatacara Pengukuran Density & Temperatur Observasi
7.5 Perubahaan mutu produk
7.6 Management Tank Cleaning
7.7 Tank Washing
7.8 Tank Inspection on tank cleaning
7.9 Tank Coating
7.10 Cargo line washing
7.11 Kualitas Produk / Product Quality
7.12 Tabel Pembersihan Tanki
7.13 Komentar Tentang Kargo Individu (Jenis Kargo)
7.14 Cargo Dokumen And Ship Document

i
BAB VI
PEDOMAN, SPESIFIKASI, JENIS, METODA,
PROSEDUR, DAN PERATURAN SERTA
LAPORAN TENTANG MINYAK MENTAH DAN
PRODUK

6.1 PEDOMAN – PEDOMAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMVERIFIKASI


KUALITAS CRUDE DAN PRODUK

• International Safety Guide for Oil Tankers and Terminals, 5th Edition, ISBN 1-
85609-291-7, Published By Witherby.

• Crude Oil Washing Systems, Revised 1983, ISBN 92-801-1133-7, Published By


IMO.

• Intitude Energy Hm50

• ASTM D4057-06: Practice for Manual Sampling of Petroleum and Petroleum


Products.
• ASTM D4177: Practice for Automatic Sampling of Petroleum and Petroleum
Products.
• ASTM D5842: Practice for Sampling and Handling of Fuels for Volatility
Measurements.
• ASTM D4306: Practice for Aviation Fuel Sample Containers for Test Affected by
Trace Contamination.
• ASTM D 5854 -96: Practice for Mixing and Handling of Liquid samples of
Petroleum and Petroleum Products.
• ASTM D 1085, ASTM D 1086, ASTM D 270, ASTM D 2545, ASTM D 2546,
ASTM D 2547, ASTM D 1296 .
• API – MANUAL PETROLEUM MEASUREMENT STANDARD.
• Petroleum in View of its Classification Assay and Analysis, Prof.Dr.Ashraf Yehia
El-Naggar

1
• Classification & Significance of Test Methods of Petroluem Product, Dr.Murukan
B & MSPD RAJ.
• PT PERTAMINA (PERSERO) “General Terms and Conditions for Purchases of
Crude Oil 2020”

6.2 SPESIFIKASI / TYPICAL MUATAN MINYAK MENTAH ( CRUDE ) DAN


PRODUK ( PRODUCT )

6.2.1 Minyak Mentah / Crude Oil

 Crude berupa cairan kental (seperti kecap), berwarna coklat sampai hitam)
 Crude oil berwarna coklat cenderung banyak mengandung senyawa parafin/lilin.
Sedang yang berwarna hitam banyak mengandung asphalt.
 Diperoleh dari dalam bumi pada kedalaman sekitar 600 – 3500 meter dibawah
permukaan tanah.
 Didalam tanah crude oil ada yang banyak mengandung gas dan ada juga yang
kandungan gasnya sedikit.

6.2.1.1 Komposisi Kimia Crude Oil


Komposisi kimia dari minyak bumi (Crude) terdiri dari unsur sebagai berikut :
 CARBON ………. 84 – 87 % Wt.
 HIDROGEN ………. 11 – 14 % Wt
 SULPHUR ………. 0 – 2 % Wt
 NITROGEN ………. 0 – 2 % Wt
Senyawa lain, logam terdapat juga dalam jumlah sedikit tergantung pada
lokasi crude oil berada, senyawa kimia yang terdapat dalam crude oil adalah:
 PONA ( PARAFIN, OLEFIN, NAPHTHENE DAN AROMAT)
 OLEFIN DALAM JUMLAH YANG SANGAT SEDIKIT.
Pada produk migas, terdapat olefin karena merupakan produk cracking (akibat
pemanasan pada suhu tinggi)

2
6.2.1.2 Jumlah Rantai Atom carbon (C) dalam BBM dan NON BBM Crude oil
mengandung C.1 sd. C.70
 C1 - C2 ------------ LNG
 C3 - C4 ------------ LPG
 C4 - C11 ------------ MOTOR GASOLINE
 C5 - C11 ------------ AVIATION GASOLINE
 C9 - C15 ------------ AVTUR/KEROSINE
 C14 - C19 ------------ M.SOLOR/M.DIESEL
 C18 - C40 ------------ LILIN/WAX
 C20 - C32 ------------ PELUMAS RINGAN
 C32 - C42 ------------ PELUMAS SEDANG
 C42 - C50 ------------ PELUMAS BERAT
 C50 - C70 ------------ ASPHALT

6.2.1.3 Jumlah Isomer Parafin Dalam Bbm Dan Non Bbm

Contoh Jumlah Isomer:


- C6 ---- 5 - C15 ----- 4.347
- C7 ---- 9 - C18 ----- 60.523
- C8 ---- 18 - C25 -----36.797.588
- C9 ---- 35 - C40 ----- 42.491.178.805.831
- C12 – 355 - > C40 ---- Belum Ada Data.

6.3 Jenis Crude Oil berdasarkan klasifikasi


Berdasarkan Klasifikasi Jenis crude oil dibedakan menurut klassnya sebagai berikut :
 DASAR/BASIS
 KUOP (UNIVERSAL OIL PRODUCTS)
 SPESIFIC GRAVITY (SG)
 JUMLAH KADAR BELERANG (S)
 US BERAU OF MINE (LANE GARTON)

3
6.3.1 Menurut DASAR/BASIS
Crude oil dibedakan menjadi 3 jenis:
 DASAR PARAFIN, Residunya banyak mengandung lilin/wax
 DASAR CAMPURAN (MIXED CRUDE), Residu mengandung campuran lilin
dan asphalt
 DASAR ASPHALT, Pada residu banyak mengandung asphalt.

6.3.2 Menurut KUOP, Crude Oil dibedakan menjadi 3 jenis:

 12,90 - 12,15 ------- PARAFINIK CO


 12,10 - 11,50 -------- INTERMEDIATE CO
 11,45 - 10,50 -------- NAPHTHENIK CO

KUOP ini dihitung dengan rumus, dengan variable berat jenis (SG) dan MABP
(Molal Average Boiling Point). KUOP characterization of oil product, Dihitung
menggunakan data distilasi astm d 86
 SG at 60/60 ºF
 Grafik
 Rumus
Contoh: Berapakah KUOP Jenis Minyak Dibawah Ini?
 SG 60/60º F = 0,735
 Data Distilasi ASTM D - 86.
10% = 148 º F
30% = 200 º F
50% = 244 º F
70% = 294 º F
90% = 352 º F

 VABP = (148 + 200 + 244 + 294 + 352) / 5 = 248 º F


SLOPE (10-90%) = ( 352 – 148 ) º F/ (9 0-10 ) %
VOL = 2,55 º F / % Vol.

 KOREKSI = 27 º F
MABP = 248-27 = 221OF = 481OR
KUOP = 11,97

4
GRAFIK MABP

6.3.3 Spesific Gravity crude oil ( CO ):


Crude Oli dibedakan berdasarkan Specific Gravity (SG)
 SG < 0,830 ----------- CO RINGAN
 SG 0,830 - 0,850 --- CO MED.RINGAN
 SG 0,850 - 0,865 --- CO MED.BERAT
 SG 0,865 - 0,905 --- CO BERAT
 SG > 0,905 ----------- CO SANGAT BERAT
Spesific Gravity Dinyatakan Pada Sg 60/600 F

6.3.4 Spesifikasi crude oil menurut Kadar Sulfur (Belerang / S)

 Crude Oil Sulfur RENDAH ------------ < 0,10 %Wt


 Crude Oil Sulfur SEDANG ------------ 0,10 Sd. 2 % Wt
 Crude Oil Sulfur TINGGI ------------- > 2 %Wt

6.3.5 Spesifikasi Crude Oil Menurut Berau Of Mine Crude Oil dibedakan sebagai
berikut :

 Fraksi Kunci 1 dan 2


 Fraksi Kunci 1
 Fraksi Dist. Atm. 250 º C - 275 º C
 Fraksi Kunci 2
 Fraksi Dist. Vacuum (40 mmhg) 275 º C - 300 º C

5
 Parafin, F1 Lebih Besar Atau 40 dan F2 Lebih Besar Atau 30
 Intermediate, F1 33,1 – 39,9 Dan F2 20,1 – 29,9
 Naphthene, F1 Lebih Kecil Atau 33 Dan F2 Lebih Kecil Atau 20
 Maka Ada 9 (Sembilan) Jenis CO (Gabungan Pin)

6.4 Spesifikasi Produk / Bahan Bakar Minyak ( Bbm )


Untuk komoditas BBM yang menjadi konsumsi masyarakat, spesifikasi
dikeluarkan oleh DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI atau
organisasi standard (nasional atau International), spesifikasi dapat juga dikeluarkan
oleh produsen sesuai dengan peruntukan dan keunggulan yang ditawarkan. Konsumen
atau pembeli dapat juga menentukan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan yang mereka
perlukan, terkait hal tersebut harus terjadi kesepakatan dengan produsen mengenai
batasan yang dapat dipenuhi untuk menghindari perbedaan atau klaim pada saat
penerimaan. Batasan spesifikasi yang telah dikeluarkan akan menjadi kadaluarsa atau
berakhir jika telah diterbitkan batasan spesifikasi baru.

6.4.1 Spesifikasi / Kualitas Bahan Bakar Minyak yang telah diterbitkan oleh
Direktorat
Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan Pertamina adalah
1. Premium 5. Avtur
2. Pertamax 6. MFO 180
3. Pertamax Turbo 7. MFO 380
4. Pertamina Dex 8. Kerosine

6
Contoh Spesifikasi Minyak Solar

6.4.2 Klasifikasi Bbm Berdasarkan International Code

Bahan Bakar Minyak (Bbm) ada beberapa klasifikasi sebagai berikut:

 IP SAFETY CODE
 USA - NFPA CODE
 FRANCE - Safety Code For Oil Refineries In France
 GERMANY- The German National Standards

IP - Safety Code

7
USA – NFPA Code

FRANCE - SAFETY CODE FOR OIL REFINERIES IN FRANCE

8
GERMANY- THE GERMAN NATIONAL STANDARDS

6.5 Analisa Spesifikasi Produk Berdasarkan Kelompok


Analisa spesifikasi produk bahan bakar minyak dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Appearance (Visual, Colour, Particulate Contaminant)
2. Composition (Acidity, Aromatic, Olefins, Sulfur)
3. Volatility (Density, Distillation, Vapour Pressure, Flash Point/Fire Point)
4. Combustion (Anti knock Quality (RON/MON), IgnitionQuality (Cetene No),
Burning Quality/Caloric Value)
5. Fluidity (Viscosity, Viscosity Index, Penetration)
6. Stability (Induction Periode, Gum Content)
7. Change of State (Frezing Point, Pour Point, Cloud Point, Drop Point for
Grease, Softening Point)
8. Corrosivity (Total Sulfur, Doctor Test, Acidity/Alkalinity, Cooper/Silver
Corrosion)
9. Others (Ash/Sediment/Carbon Residue, Asphaltenes, Water Content, Metal
Content, Benzene/Aromatic/Olefin)

9
6.6 Metoda Yang Dapat Digunakan Dalam Menganalisa Spesifikasi Produk Bbm
Diantaranya adalah sebagai berikut:
 ASTM,
 ASME,
 API,
 UOP,
 JIS,
 BS dan lain-lain.
Hasil analisa dari setiap metoda dapat berbeda, untuk menghindari perbedaan
hasil dari metoda yang berbeda maka ditetapkanlah 1 (satu) atau 2 (dua) mungkin
juga lebih dari 2 metoda yang dapat digunakan. Produk petroleum sebagian besar
menggunakan metoda ASTM

6.7 Metoda Analisa spesifikasi produk berdasar Analisa ASTM


Pada umumnya untuk menganalisa spesifikasi produk bbm menggunakan
Analisa ASTM untuk disini akan dibahas hanya Analisa dengan menggunakan
METODA analisa ASTM sebagai berikut:

1. COLOUR
Penentuan warna produk minyak bumi digunakan terutama untuk tujuan kontrol
produksi dan merupakan karakteristik kualitas produk karena warna mudah diamati.
Dalam beberapa kasus warna dapat berfungsi sebagai indikasi tingkat kesempurnaan
material. Ketika rentang warna produk tertentu diketahui, variasi di luar rentang yang
ditetapkan dapat menunjukkan kemungkinan kontaminasi dengan produk lain. Namun,
warna tidak selalu merupakan panduan yang dapat diandalkan untuk kualitas produk.
 ASTM COLOR (ASTM D-1500)
Metode pengujian ini mencakup penentuan visual dari warna dari
berbagai produk minyak bumi seperti minyak pelumas, Heating Oil, bahan
bakar diesel, dan lilin minyak bumi
 GARDNER COLOR (ASTM D-1544)
Metode pengujian ini mencakup pengukuran untuk cairan yang
transparan dengan cara membandingkan dengan standar kaca yang diberi nomor
secara acak. Ini berlaku untuk mengeringkan minyak, pernis, asam lemak, asam
lemak terpolimerisasi, dan larutan resin

10
 PLATINUM-COBALT COLOR (ASTM D-1209)
Metode pengujian ini menjelaskan prosedur untuk pengukuran visual warna
cairan yang pada dasarnya berwarna terang. Ini hanya berlaku untuk bahan-
bahan di mana badan penghasil warna yang ada memiliki karakteristik
penyerapan cahaya yang hampir identik dengan standar warna platinum-kobalt
yang digunakan.
 SAYBOLT COLOR (D 156)
Metode pengujian ini mencakup penentuan warna produk olahan crude
untuk bahan bakar pesawat dan Aviation Gasoline, bahan bakar jet propulsi,
nafta dan minyak tanah, dan, di samping itu, lilin minyak bumi dan minyak putih
farmasi.

2. PARTICULATE MATTER (ASTM D-2276 )


Tes ini merupakan kontrol kualitas kandungan kotoran dan dapat dilengkapi
dengan penilaian visual dari penampilan membran setelah pengujian terhadap standar
warna. Kotoran dan partikel lainnya melalui metode penyaringan membran akan
tertahan oleh saringan membran selulosa dan dinyatakan sebagai berat per satuan
volume bahan bakar. Penentuan partikulat dalam pengujian ini sangat dipengaruhi oleh
prosedur pengambilan sampel. Keberadaan sejumlah kecil partikel dapat menunjukkan
sampel yang tidak representatif. Metode pengujian ini memberikan pengukuran
gravimetri dari partikel yang ada dalam sampel bahan bakar penerbangan. Tujuannya
adalah untuk meminimalkan kontaminan untuk menghindari penyumbatan filter dan
masalah operasional lainnya.

3. ACIDITY
• Acidity Inorganic (Astm D-664)
• Acidity Total (Astm D-974)
Senyawa asam berada dalam produk minyak bumi karena perlakuan senyawa
tersebut baik selama proses pemurnian atau terjadi secara alami. Jumlah senyawa asam
yang sangat kecil pun tidak diinginkan karena kemungkinan korosi logam dan
mengganggu karakteristik pemisahan air-bahan bakar. Keasaman dinyatakan dalam mg
KOH/g.

11
4. AROMATIC & OLEFINS (ASTM D-1319)
% volume olefin dalam bahan bakar sangat mempengaruhi kualitas bahan
bakar. Olefin dalam Gasoline berkontribusi terhadap reaksi fotokimia, yang
mengakibatkan terbentuknya kabut asap, sehingga penentuan kuantitatif olefin dalam
bahan bakar mesin memerlukan peraturan pemerintah. Pengetahuan tentang kandungan
total olefin juga menjadi sarana untuk memantau efisiensi proses pembuatan gasoline.
Kandungan aromatik memberikan sifat utama dari hasil sulingan yang memiliki titik
didih rendah pada gasoline. Aromatik juga mempengaruhi berbagai sifat termasuk
rentang titik didih, viskositas, stabilitas, dan kompatibilitas dengan berbagai zat terlarut.

5. SULFUR
Senyawa belerang berkontribusi terhadap korosi peralatan kilang dan keracunan
katalis, menyebabkan korosi pada produk olahan, dan berkontribusi terhadap
pencemaran lingkungan sebagai hasil dari pembakaran. Senyawa sulfur mempengaruhi
kinerja bahan bakar di ruang bakar, dan keberadaan sejumlah besar oksida sulfur dalam
gas pembakaran tidak diinginkan karena menyebabkan korosi. Beberapa senyawa
sulfur juga meningkatkan aktifitas korosi pada berbagai logam dari sistem mesin,
bervariasi sesuai dengan jenis kimia senyawa sulfur yang ada. Belerang dapat
menyebabkan keausan, yang dihasilkan dari sifat korosif pembakarannya dan dari
peningkatan jumlah endapan di ruang bakar pada piston. Kandungan sulfur dari bahan
bakar diesel tergantung pada asal minyak mentah dan pemurniannya. Belerang dapat
ditunjukan melalui metode pengujian misalnya, sebagai merkaptan, sulfida, disulfida,
atau senyawa heterosiklik seperti tiofena, yang semuanya akan mempengaruhi keausan
dan endapan.
Kandungan sulfur Mercaptan memiliki bau yang tidak menyenangkan. Berikut
ini adalah beberapa metode pengujian yang biasa digunakan.
• Metode Lamp (ASTM D-1266)
• Metode Wick Bold (ASTM D-2485)
• Metode XRF (ASTM D-4294, D-2622)
• Metode bomb (ASTM D-129) Oksidatif micro Coulometer (ASTM D-3120)
• Metode UV-Fluoresensi (ASTM D-5453)

12
6. SILVER STRIP CORROSION (IP 227)
Uji korosifitas terhadap perak cukup penting untuk peralatan yang mengandung
perak, dan metode pengujian telah dikembangkan yang sangat mirip dengan uji korosi
tembaga. Meskipun DEFSTAN tidak merekomendasikan uji korosi strip perak.

7. TRACE METALS
Trace Metals seperti besi, nikel, vanadium, kalsium, titanium, magnesium,
natrium, kobalt, tembaga, timah, dan seng merupakan material bawaan dalam minyak
mentah. Vanadium dan nikel terikat dalam senyawa organik kompleks. Ketika bahan
bakar dibakar, logam yang ada di dalam bahan bakar dapat membentuk senyawa yang
korosif terhadap logam.
Logam yang ada dalam minyak bumi dapat menonaktifkan katalis selama
pemrosesan. Logam dalam bahan bakar turbin dapat menyebabkan korosi dan
pengendapan pada komponen turbin pada suhu tinggi. Beberapa bahan bakar diesel
memiliki persyaratan batas kandungan logam guna melindunginya dari endapan di
engine. Selain logam yang terjadi secara alami dalam minyak mentah, logam tertentu
dapat ditambahkan sebagai aditif pada minyak pelumas dan produk serupa. Aditif
logam ini bertindak sebagai deterjen, antioksidan.
Dalam minyak pelumas bekas, beberapa logam lain mungkin ada yang berasal
dari keausan mesin selain dari aditif. Oleh karena itu, penting untuk memiliki metode
pengujian yang dapat menentukan logam. Logam-logam ini diperiksa secara kuantitatif
(ppm, ppb, atau ppt level) oleh alat uji yang berbeda melalui teknik yang berbeda seperti
XRF, Flame AAS, ICP- AAS, ICP-MS.

8. ANILINE POINT (ASTM D-611)


Anilin Point adalah suhu terendah di mana bahan bakar dapat bercampur (larut)
dalam Anilin dengan volume yang sama dan berbanding terbalik dengan kandungan
aromatik. Anilin Point tinggi menunjukkan bahwa bahan bakar sangat parafin dan
karenanya memiliki diesel indeks tinggi dan kualitas pengapian yang sangat baik.
Dalam kasus aromatik tinggi, Anilin Point sampel akan rendah dan memiliki kualitas
pengapian yang buruk.

13
9. ASH CONTENT (ASTM D-482)
Ash Content adalah residu bebas bahan organik (atau bebas zat karbon) yang
tersisa setelah pembakaran bahan bakar minyak pada suhu tinggi. Ini memberikan
gambaran tentang kotoran yang membentuk abu, sebagian besar kontaminan logam
atau anorganik dalam bahan bakar. Konstituen pembentuk abu dalam bahan bakar
destilasi biasanya sangat rendah sehingga tidak mempengaruhi kinerja turbin gas,
kecuali ada material produk korosi seperti natrium, kalium, timbal, atau vanadium.
Abu dalam produk minyak bumi dapat dihasilkan dari senyawa logam yang
larut dalam air atau minyak atau dari padatan asing seperti kotoran dan karat. Metode
uji abu tidak berlaku untuk produk perminyakan yang mengandung aditif pembentuk
abu, termasuk senyawa fosfor tertentu, atau minyak pelumas yang mengandung timbal,
atau pelumas mesin yang digunakan.

10. ASPHALTENE CONTENT (ASTM D-6560)


Asphaltene Content adalah persen berat material bebas lilin (free wax material)
yang ada dalam sampel yang tidak larut dalam n-heptana tetapi larut dalam benzena.
Fraksi asphaltene adalah fraksi dengan berat molekul tertinggi paling kompleks dalam
minyak bumi. Kandungan Asphaltene memberikan indikasi jumlah coke yang dapat
terjadi selama paparan termal. Asphaltenes dalam minyak mentah dapat memberikan
masalah selama penyimpanan dan penanganan jika suspensi molekul asphaltene
terganggu.
Senyawa ini juga merupakan molekul terakhir dalam suatu produk yang
terbakar sempurna, dan dengan demikian dapat menjadi salah satu indikator
kecenderungan asap hitam. Komposisi asphaltene biasanya mencakup sejumlah sulfur,
nitrogen, dan logam secara tidak proporsional berada dalam minyak mentah atau
produk minyak bumi.

11. BURNING TEST (ASTM D-187)


Minyak tanah (Kerosene) sangat bervariasi dalam kualitas pembakarannya yang
diukur dengan deposisi karbon, pembentukan asap, dan radiasi nyala api. Ini adalah
fungsi dari komposisi hidrokarbon. Uji pembakaran mencakup penentuan kualitatif
sifat pembakaran minyak tanah yang akan digunakan untuk tujuan penerangan seperti
minyak tanah yang digunakan pada lampu, kompor rumah tangga, lampu sinyal kereta
api, dll.

14
12. BROMINE NUMBER (ASTM D-1159)
Bromine Number adalah gram bromin yang akan bereaksi dengan 100 g sampel
dalam kondisi pengujian. Ini digunakan sebagai ukuran senyawa tidak jenuh alifatik
dalam sampel minyak bumi, dan sebagai persentase kandungan olefin dalam distilasi
minyak bumi yang mendidih hingga sekitar 315° C.
Besarnya Bromine Number merupakan indikasi jumlah konstituen bromin-
reaktif, bukan identifikasi unsur penyusun. Biasanya fuel oil yang mengandung
hidrokarbon tak jenuh memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk membentuk
sedimen pada penyimpanan yang lama daripada bahan bakar minyak dengan
kandungan hidrokarbon jenuh yang tinggi.

13. CALORIFIC VALUE (GCV &NCV)


• Bomb (ASTM D-240)
• Calculation (ASTM D-4868)

Memberikan informasi tentang panas yang dapat dihasilkan dari bahan bakar.
Panas pembakaran adalah ukuran langsung dari kandungan energi bahan bakar dan
ditentukan sebagai jumlah panas yang dibebaskan oleh pembakaran sejumlah bahan
bakar dengan oksigen dalam kalorimeter bom standar. Nilai kalor tinggi sangat
diinginkan dalam minyak yang digunakan untuk tujuan pemanasan. Nilai kalor dari
residual fuel oil lebih rendah dari bahan bakar dengan boiling point yang rendah karena
rasio atom hidrogen/karbon yang lebih rendah dan timbulnya sejumlah bahan yang
tidak mudah terbakar, seperti air dan sedimen, dan umumnya kandungan fuel oil ini
mengandung belerang yang tinggi.
Perhitungan empiris didasarkan pada korelasi antara panas pembakaran dan
kepadatan, kandungan sulfur, air, dan abu dari sampel bahan bakar.
GCV: adalah jumlah panas yang dibebaskan ketika satu unit massa bahan bakar dibakar
dalam oksigen pada volume konstan, produk pembakarannya adalah Karbon dioksida,
Nitrogen, Sulphur- dioksida dan air.
NCV adalah jumlah panas yang dibebaskan ketika satuan massa bahan bakar
dibakar dalam oksigen, produk pembakarannya adalah karbon dioksida dan Nitrogen.
Nilai ini dapat dinyatakan baik pada tekanan konstan atau volume konstan.

15
14. CARBON RESIDUE (CCR, RCR & MICRO METHOD)
Nilai residu karbon dari bahan bakar berfungsi sebagai perkiraan kasar
kecenderungan bahan bakar untuk membentuk endapan. Residu karbon dari bahan
bakar diesel berkorelasi dengan endapan ruang bakar. Nilai residu karbon oli motor,
meskipun pernah dianggap berguna, sekarang diragukan karena keberadaan aditif.

15. CONRADSON CARBON RESIDUE- CCR (ASTM D-189)


Metode pengujian ini mencakup penentuan jumlah residu karbon yang tersisa
setelah penguapan dan pirolisis minyak, dan dimaksudkan untuk memberikan beberapa
indikasi kecenderungan pembentukan coke. Metode pengujian ini umumnya berlaku
untuk produk minyak bumi yang relatif tidak mudah menguap, yang sebagian terurai
pada distilasi atmosferik.
Produk minyak bumi yang mengandung konstituen pembentuk abu akan
memiliki residu karbon yang sangat tinggi, tergantung pada jumlah abu yang terbentuk.

16. RAMSBOTTOM CARBON RESIDUE-RCR (ASTM D-524).


Metode pengujian ini umumnya berlaku untuk produk minyak bumi yang relatif
tidak mudah menguap yang sebagian terurai pada distilasi tekanan atmosferik. Nilai
yang diperoleh dengan metode ini secara numerik tidak sama dengan nilai yang
diperoleh dengan Metode Uji D 189 atau D 4530

17. MICRO METHOD (ASTM D-4530)


Hasil pengujian dengan metoda ini setara dengan yang dilakukan oleh
Conradson Carbon Method, namun metode pengujian ini memiliki keuntungan berupa
kontrol yang lebih baik terhadap kondisi pengujian sampel yang lebih kecil, dan sedikit
perhatian operator. Hingga dua belas sampel dapat dijalankan secara bersamaan.
Metode pengujian ini berlaku untuk produk minyak bumi yang sebagian terurai pada
distilasi tekanan atmosfer dan diuji dalam kisaran residu karbon 0,10 hingga 30 m /
m%.

18. CLOUD POINT ( ASTM D-2500)


Cloud Point adalah temperatur di mana crystal kabut wax mulai terbentuk
pertama kali dalam cairan sampel ketika didinginkan dalam kondisi tertentu.
Dinyatakan sebagai kelipatan 1 ° C. Cloud Point adalah indikator suhu terendah dari
16
utilitas minyak untuk aplikasi tertentu, dan biasanya lebih tinggi dari pour point.
Informasi ini penting untuk minyak yang digunakan pada suhu rendah, di mana
pengendapan lilin dapat mempengaruhi kinerja peralatan.

19. COLD FILTER PLUGGING POINT -CFPP (ASTM D-6371)


Cold plugging point digunakan untuk memperkirakan suhu terendah di mana
bahan bakar diesel akan memberikan aliran bebas masalah dalam sistem bahan bakar
tertentu. Pemeriksaan CFPP diaplikasikan untuk bahan bakar hasil destilasi termasuk
komoditas yang menggunakan aditif untuk meningkatkan laju alir dalam mesin diesel
dan instalasi pemanas domestik.

20. COLD TEST/ FREEZING POINT ( ASTM D- 2386)


Freezing point adalah indeks dari suhu terendah yang digunakan untuk aplikasi
tertentu. Kristal hidrokarbon padat dapat membatasi aliran bahan bakar di sistem bahan
bakar pesawat. Suhu bahan bakar di tangki pesawat biasanya berkurang selama
penerbangan tergantung pada kecepatan pesawat, ketinggian, dan durasi penerbangan.

21. CETANE INDEX (ASTM D-4737)


Cetane Indexs adalah alat tambahan untuk memperkirakan Cetane Number
ketika metode standar untuk penentuan dengan mesin uji tidak tersedia atau jumlah
sampel yang tersedia terlalu kecil dan ketika bahan bakar tanpa Cetane Improvers. Nilai
yang dihitung dari persamaan disebut sebagai Calculated Cetane Index.

22. CETANE NUMBER (D 613)


Cetane Number dari bahan bakar diesel adalah hasil numerik dari uji mesin yang
dirancang untuk mengevaluasi penundaan pengapian bahan bakar, dan didefinisikan
sebagai bilangan bulat terdekat dengan nilai yang ditentukan oleh perhitungan dari
persentase dengan volume normal cetane (cetane No. 100) dalam campuran dengan
apha-Methylnaphthalene (cetane No. = 0) yang cocok dengan kualitas pengapian tes
bahan bakar.
Untuk menentukan Cetana number dari setiap bahan bakar, penundaan
pengapiannya dibandingkan dalam mesin uji standar dengan campuran bahan bakar
referensi. Bahan bakar dengan Cetane Number yang tinggi umumnya menyebabkan
tingkat kenaikan tekanan yang lebih rendah dan tekanan puncak yang lebih rendah,
17
keduanya cenderung mengurangi kebisingan pembakaran dan memungkinkan
peningkatan kontrol pembakaran, menghasilkan peningkatan efisiensi mesin dan output
daya. Selain itu, bahan bakar dengan Cetane Number yang lebih tinggi cenderung lebih
mudah di starter, terutama dalam cuaca dingin, dan pemanasan yang lebih cepat.
Bahan bakar dengan Cetane Number yang lebih tinggi biasanya membentuk
coke yang lebih lembut dan lebih mudah membersihkan endapan ruang pembakaran
dan menghasilkan asap dan bau gas buang yang sedikit.

23. COPPER STRIP CORROSION ( ASTM D-130)


Sebagian besar senyawa sulfur dalam minyak bumi telah dihilangkan selama
penyulingan. Namun, beberapa senyawa sulfur dalam residu dapat menyebabkan korosi
pada berbagai logam. Efek ini tergantung pada jenis senyawa sulfur yang ada. Tes
copper strip digunakan untuk menentukan korosifitas pada kuningan, tembaga atau
perunggu. Tes ini juga menentukan korosifitas tembaga dari bahan bakar gasolin,
minyak pelumas atau hidrokarbon lainnya.

24. DENSITY (ASTM D-1298)


Densitas atau kepadatan adalah massa cairan per satuan volume pada 15 ° C.
Kepadatan merupakan sifat penting dari produk minyak bumi yang menjadi bagian dari
spesifikasi produk. Komoditas biasanya dibeli dan dijual berdasarkan berat atau jika
berdasarkan volume maka dikonversi dari massa melalui pengukuran kepadatan. Sifat
ini sinonim disebut sebagai kepadatan, kepadatan relatif, gravitasi, dan gravitasi
spesifik, semua istilah terkait satu sama lain.
Biasanya hidrometer, piknometer, atau meteran kepadatan digital yang lebih
modern digunakan dalam semua standar ini. Kerapatan relatif adalah rasio massa
volume cairan tertentu pada 15 ° C terhadap massa volume air murni yang sama pada
suhu yang sama; berat jenis sama dengan kerapatan relative.
API GRAVITAS, Derajat = (141,5 / relatif density pada 15,6 / 15,6 deg. C) - 131,5

25. DIESEL INDEX


Diesel Index merupakan indikasi kualitas pengapian bahan bakar diesel,
semakin tinggi diesel indeks semakin baik kualitas pengapiannya. diesel Indeks berasal
dari gravitasi API dan Anilin point, suhu terendah di mana bahan bakar benar-benar
larut dengan volume anilin yang sama:

18
Diesel Indeks = Anilin Point (° F) x API gravitasi / 100
Persamaan di atas jarang digunakan karena hasilnya bisa menyesatkan, terutama
bila diterapkan pada bahan bakar campuran.

26. DISTILLATION (D 86)


Karakteristik destilasi hidrokarbon memiliki efek penting pada keselamatan dan
kinerja, terutama pada bahan bakar dan pelarut. Boiling Range memberikan informasi
tentang komposisi, sifat-sifat, dan perilaku bahan bakar selama penyimpanan dan
penggunaan. Karakteristik distilasi sangat penting untuk penerbangan dan gasoline,
mempengaruhi starter, pemanasan, dan kecenderungan untuk menguap pada suhu
operasi tinggi atau pada ketinggian tinggi, atau keduanya. Volatilitas adalah penentu
utama kecenderungan campuran hidrokarbon untuk menghasilkan uap yang berpotensi
meledak.
Kehadiran komponen dengan titik didih tinggi dalam bahan bakar dapat secara
signifikan mempengaruhi tingkat pembentukan endapan pembakaran. Range Distilasi
sering dimasukkan dalam spesifikasi produk minyak bumi, dalam perjanjian kontrak
komersial, dan untuk kepatuhan terhadap peraturan.

27. DOCTOR TEST ( ASTM D-4952 )

Sulfur merkaptan (R-SH) dan hidrogen sulfida (H2S) adalah kontaminan yang
tidak diinginkan karena, terlepas dari sifat korosifnya, mereka memiliki bau yang
sangat tidak menyenangkan. Senyawa-senyawa seperti itu seharusnya telah dihilangkan
selama pemurnian dan keberadaannya sebagai sulfur bebas dideteksi dengan penerapan
Dokter Tes.
Dokter Tes mengukur jumlah sulfur yang tersedia untuk bereaksi dengan
permukaan logam pada suhu pengujian. Belerang sebagai merkaptan atau sebagai
hidrogen sulfida dalam bahan bakar dan dapat menyerang bahan logam dan non logam
dan sistem distribusi lainnya. Hasil negatif dalam tes Dokter memastikan bahwa
konsentrasi senyawa-senyawa ini tidak cukup untuk menyebabkan masalah seperti itu
dalam penggunaan normal.

19
28. ELECTRICAL CONDUCTIVITY (ASTM D-2624 )
Kemampuan bahan bakar untuk menghilangkan muatan yang telah dihasilkan
selama operasi pemompaan dan penyaringan dikendalikan oleh konduktivitas
listriknya, hal ini tergantung pada kandungan muatan ioniknya. Jika konduktivitas
cukup tinggi, muatan ionik dengan cepat dapat mencegah akumulasi ionik dan
menghindari potensi yang sangat berbahaya di tangki penerima.
Metode pengujian ini mencakup penentuan konduktivitas listrik dari bahan
bakar penerbangan dan bahan bakar distilat dengan dan tanpa aditif dissipator statis.

29. FLASH POINT


Flash Point mengukur kecenderungan sampel untuk membentuk campuran yang
mudah terbakar dengan udara pada kondisi laboratorium yang terkontrol. Data Flash
Point digunakan dalam peraturan pengiriman dan keselamatan untuk menentukan
material yang “mudah terbakar”. Data Flash Point juga dapat menunjukkan
kemungkinan adanya bahan yang sangat mudah menguap dan mudah terbakar dalam
bahan yang relatif tidak mudah menguap atau tidak mudah terbakar.
Sampel tidak boleh disimpan dalam botol plastik, karena bahan yang mudah
menguap dapat berdifusi melalui dinding wadah. Sampel tidak boleh dipindahkan antar
wadah kecuali suhu sampel setidaknya 20 ° F (11 ° C) di bawah titik nyala yang
diharapkan.
Di bawah ini disebutkan beberapa metode untuk menentukan Flash Point
produk minyak bumi :
• Cleveland Open Cup (ASTM D-92 )
• Pensky Martens Closed Cup tester (ASTM D- 93 )
• Tag Closed tester (ASTM D- 56 )
• Small Scale Closed Tester (ASTM D-3828 )
• Continous Closed Cup Flash Point (ASTM D-6450)

20
30. GUM CONTENT
Pengotor yang mengandung oksigen dalam bentuk gum dibatasi oleh metode
pemeriksaan gum :

 EXISTENT GUM (ASTM D-381 )


Existent Gum adalah nama yang diberikan pada residu nonvolatile yang
ada dalam bensin saat diterima untuk pengujian. Nilai Existent Gum adalah gum
yang sebenarnya ada dalam bahan bakar pada saat pengujian dan diukur sebagai
berat residu yang diperoleh setelah penguapan terkontrol dari suatu standar
volume bahan bakar.
Gum yang tinggi dapat menyebabkan endapan pada sistem induksi dan
menempel pada intake valve, dan dalam kebanyakan kasus dapat diasumsikan
bahwa gum rendah tidak menyebabkan kesulitan sistem induksi. Tes ini
diterapkan pada motor gasolin untuk mengukur produk oksidasi yang terbentuk
dalam sampel sebelum atau selama kondisi prosedur pengujian yang relatif
ringan. Karena banyak motor gasolin yang sengaja dicampur dengan aditif yang
tidak mudah menguap, langkah ekstraksi heptana diperlukan untuk
menghilangkan residu penguapan hingga bahan aditif yang mudah
menghilangkan pembentukan gum dapat ditentukan.
Sehubungan dengan bahan bakar penerbangan, gum dalam jumlah besar
mengindikasikan adanya kontaminasi dengan material atau partikel yang
memiliki titik didih lebih tinggi dan umumnya mencerminkan penanganan yang
buruk dalam distribusi hilir.

 POTENTIAL GUM (ASTM D-873 )


Tes gum dipercepat (Accelerated Test Gum) adalah perlindungan
stabilitas penyimpanan dan memprediksi kemungkinan pembentukan gum
selama penyimpanan yang lama dan dekomposisi aditif antiknock. Metode
pengujian ini mencakup penentuan kecenderungan bahan bakar penerbangan,
turbin, dan bahan bakar mesin jet dalam membentuk gum dan endapan dalam
kondisi penuaan yang dipercepat.
Kecenderungan bahan bakar untuk membentuk gum dan endapan dalam
tes ini belum berkorelasi dengan kinerja lapangan (dan dapat sangat bervariasi)
karena pembentukan gum dan endapan tergantung pada kondisi penyimpanan.
Metode pengujian ini tidak dimaksudkan untuk menentukan stabilitas

21
komponen bahan bakar, terutama yang memiliki kandungan dengan persentase
tinggi senyawa tak jenuh dengan titik didih rendah, karena dapat menyebabkan
ledakan di dalam peralatan sewaktu pelaksanaan tes.

31. INDUCTION PERIOD (OXIDATION STABILITY) (ASTM D-525 )


Induction Period dapat digunakan sebagai indikasi kecenderungan bahan bakar
gasoline untuk membentuk gum dalam penyimpanan. Korelasinya dengan
pembentukan gum dalam penyimpanan dapat sangat bervariasi pada kondisi
penyimpanan yang berbeda.
Metode pengujian ini tidak dimaksudkan untuk menentukan stabilitas
komponen gasoline, khususnya yang memiliki persentase tinggi senyawa tak jenuh
dengan titik didih rendah, karena dapat menyebabkan kondisi ledakan di dalam
peralatan tes.

32. HSD-(ASTM D-2274 )


Metode pengujian ini memberikan dasar untuk estimasi stabilitas penyimpanan
bahan bakar distilat dengan IBP di atas 175 ° C dan recovery 90% di bawah 370 ° C.
Tes ini tidak berlaku untuk bahan bakar yang mengandung minyak residu, atau
komponen apa pun yang berasal dari sumber non- minyak bumi. Metode pengujian ini
mungkin tidak memberikan prediksi jumlah tidak larut yang akan terbentuk di lapangan
selama periode waktu tertentu.

33. JFTOT (ASTM D-3241 )


Stabilitas oksidatif termal adalah kemampuan cairan untuk menahan suhu yang
relatif tinggi untuk periode waktu yang singkat dalam oksidasi tanpa pembentukan
sedimen atau penurunan sifat. Tekanan termal yang dialami oleh bahan bakar
penerbangan pada mesin jet modern dapat mengarah pada pembentukan bahan yang
tidak dapat larut dan mungkin berbahaya pada sistim penukar panas sehingga
mengurangi efisiensi dan membutuhkan perawatan ekstra.
Metode pengujian ini mencakup prosedur untuk menilai kecenderungan bahan
bakar turbin gas untuk menyimpan produk-produk dekomposisi dalam sistem bahan
bakar. Hasil pengujian dapat digunakan untuk menilai tingkat endapan yang terbentuk
ketika bahan bakar cair menyentuh permukaan yang dipanaskan pada suhu tertentu.

22
34. KINEMATIC VISCOSITY ( D 445 )
Viskositas secara signifikan mempengaruhi sifat pelumasan bahan bakar dan
memiliki pengaruh pada umur pompa bahan bakar dan sistem injektor. Viskositas
bahan bakar pada suhu rendah digunakan untuk memastikan bahwa aliran dan tekanan
bahan bakar cukup memadai untuk mencapai semua kondisi operasi dan nozzle injeksi
bahan bakar serta kontrol sistem dapat dioperasikan pada suhu tersebut.

35. LUBRISITAS DIESEL & ATF


• Ball on Cylinder Lubricity Evaluator -BOCLE (ASTM D-5001)
• Rig Reciprocating Frekuensi Tinggi -HFRR (ASTM D-6078)
Lubricity digunakan untuk mengevaluasi sifat pelumas. Keausan karena
gesekan yang berlebihan mengakibatkan umur komponen mesin yang lebih pendek
seperti pompa bahan bakar dan injector kadang-kadang disebabkan kurangnya sifat
pelumasan dalam bahan bakar.
Peralatan injeksi bahan bakar diesel memiliki ketergantungan pada sifat
pelumas bahan bakar diesel. Umur komponen mesin yang lebih pendek, seperti pompa
injeksi bahan bakar diesel dan injektor, kadang-kadang dikaitkan dengan kurangnya
pelumasan pada bahan bakar diesel.

36. NAPHTHALENE CONTENT (ASTM D-1840 )


Kajian Naphthalene Content menunjukan karakteristik pembakaran dalam
rentang didih minyak tanah (kerosene). Napthalene ketika dibakar cenderung memiliki
kontribusi yang relatif lebih besar pada nyala api, asap, dan radiasi termal dari
kandungan aromatik.

37. OCTANE NUMBER


Knock Rating dari Gasoline dinyatakan sebagai Octane Number dan persentase
berdasarkan volume iso-oktan (angka oktan 100) dalam campuran dengan heptana
normal (angka oktan 0) yang memiliki karakteristik Knock yang sama dengan bensin
yang dinilai.

23
38. RESEARCH OCTANE NUMBER -RON (ASTM D-2699 )
Metode penelitian RON memberikan gambaran yang berlaku untuk kondisi
operasi ringan, yaitu, suhu campuran bahan bakar pada saluran masuk yang rendah dan
pemuatan mesin yang relatif rendah seperti pada mobil penumpang dan kendaraan
komersial.

39. MOTOR OCTANE NUMBER -MON (ASTM D-2700 )


Metode MON mewakili kondisi operasi yang lebih berat yaitu, suhu campuran
bahan bakar dan udara pada saluran masuk yang relatif tinggi dan beban mesin yang
tinggi selama operasi full- throttle pada kecepatan tinggi. Angka RON umumnya lebih
tinggi daripada yang diperoleh dengan metode MON, dan perbedaan antara kedua
peringkat ini dikenal sebagai sensitivitas gasoline.
Kinerja sebenarnya dari gasoline di jalan (angka oktan jalan) biasanya jatuh
antara RON dan nilai MON dan tergantung pada esin yang digunakan dan juga pada
komposisi gasoline dan pilihan senyawa antiknock.

40. POUR POINT (ASTM D- 97 )


Pour Point atau titik tuang adalah suhu terendah di mana minyak masih dapat
mengalir dalam kondisi yang ditentukan. Pour Point sampel ditetapkan 3oC diatas
temperatur dimana cairan sampel tidak mengalir/bergerak selama 5 detik. Salah satu
atribut utama bahan bakar cair adalah kemudahan relatif ditransfer dari satu tempat ke
tempat lain.
Pour Point bahan bakar minyak dapat dipengaruhi oleh proses termal dari bahan
bakar tersebut dan setiap struktur wax yang terjadi terbentuk selama proses pendinginan
bahan bakar, namun struktur ini dihancurkan oleh sedikit tekanan , sehingga bahan
bakar dapat dipompakan pada suhu di bawah suhu titik tuangnya.

41. SEDIMENTS (ASTM D-473 )


Pengetahuan tentang kandungan sedimen minyak mentah dan bahan bakar
sangat penting untuk proses pemurnian dan pembelian atau penjualan minyak. Jumlah
sedimen dan air yang berlebihan dalam minyak mentah sangat merugikan karena
menyebabkan korosi peralatan dan masalah dalam pemrosesan dan pengangkutan.

24
Akumulasi sedimen dalam tangki penyimpanan dan pada saringan dapat
menghalangi aliran minyak dari tangki ke ruang bakar.

42. SMOKE POINT ( ASTM D-1322 )


Pemeriksaan smoke point terkait dengan komposisi jenis hidrokarbon dari
bahan bakar tersebut. Smoke Point secara kuantitatif juga terkait dengan potensi
perpindahan panas radiasi dari produk pembakaran, karena perpindahan panas
memberikan pengaruh kuat pada suhu logam dari liner silinder dan bagian panas pada
turbin gas.
Smoke point memberikan indikasi sifat relatif penghasil asap dari minyak tanah
dan bahan bakar turbin penerbangan. Umumnya semakin besar kandungan aromatik
bahan bakar, nyala api semakin berasap. Angka smoke point tinggi menunjukkan bahan
bakar cenderung menghasilkan asap rendah.

43. VAPOUR PRESSURE


Vapour Pressure adalah sifat fisik yang penting dari bahan bakar untuk spark
ignition engine. Vapour Pressure akan menunjukan seberapa baik bahan bakar bekerja
pada kondisi operasi yang berbeda, apakah akan menyebabkan vapour lock pada suhu
tinggi, atau akan memudahkan start pada suhu lingkungan rendah.
Vapour Pressure minyak mentah pada berbagai rasio uap-cair juga merupakan
properti fisik yang penting untuk pengiriman dan penyimpanan.

44. REID VAPOUR PRESSURE-RVP ( ASTM D-323 )


Reid Vapour Pressure adalah parameter penting untuk keselamatan dan kinerja
bahan bakar, sebagai ukuran kecenderungan untuk membentuk uap yang mudah
meledak. RVP sebagian besar dipengaruhi oleh kandungan butana dalam bahan bakar.

45. VISCOSITY INDEX (ASTM D-2270 )


Viskositas Indeks adalah ukuran yang banyak digunakan sebagai variasi dari
viskositas kinematik karena perubahan suhu produk minyak bumi antara 40 dan 100 °
C. Viskositas Indeks adalah angka yang digunakan untuk mengkarakterisasi variasi
viskositas kinematik dari produk minyak bumi dengan suhu.
Untuk minyak dengan viskositas kinematik yang sama, semakin tinggi
viskositas indeks, semakin kecil Pengaruh suhu terhadap viskositas kinematiknya.

25
46. WATER CONTENT (ASTM D-95 )
Kontaminasi dalam bahan bakar minyak dapat diindikasikan dengan adanya
sejumlah air yang berlebihan, emulsi, dan bahan anorganik seperti pasir dan karat.
Dalam bentuk apa pun, air sangat tidak diinginkan dalam bahan bakar minyak.
Air bebas dalam bahan bakar jet dapat dideteksi dengan menggunakan metode titrasi
Karl Fischer (D 1744) atau dengan mengamati perubahan warna ketika bahan kimia
masuk ke larutan berair (D 3240).

47. WATER REACTION (ASTM D-1094 )


Water Reaction Tes digunakan untuk memperkirakan, dan mencegah,
penambahan oktan tinggi sebagai komponen yang larut dalam air seperti etil alkohol
kedalam bensin penerbangan. Perubahan volume water reaction menunjukkan adanya
komponen yang larut dalam air seperti alkohol. Ketika diterapkan pada bahan bakar
turbin penerbangan, interface dalam water reaction mengungkapkan adanya sejumlah
besar kontaminan yang dapat larut sebagian seperti surfaktan.

48. WATER SEPAROMETER INDEX-MODIFIED -WISM (ASTM D-2550 )


Tes water separopmeter Index digunakan untuk bahan bakar jet sama dengan
untuk gasoline penerbangan, tetapi lebih kritis. Penilaian tes dilakukan dengan
pengamatan visual subjektif, tes ini dapat menyebabkan kesulitan penilaian di bawah
kondisi batas. Sebagai konsekuensinya, tes yang lebih objektif, dikenal sebagai tes
water separometer.

6.8 PERATURAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMVERIFIKASI KUALITAS


CRUDE DAN PRODUK

6.8.1 Metoda Uji


Metode uji adalah suatu cara atau metoda untuk memeriksa/mengukur/menguji seperti
tes fisik, tes kimia, atau uji statistik, dan ini adalah prosedur definitif yang memberikan hasil
tes. Untuk memastikan hasil pengujian yang akurat dan relevan, metode pengujian harus
"eksplisit, tidak ambigu, dan layak secara eksperimen.", serta efektif dan dapat diproduksi
ulang.

26
Suatu pengujian dilakukan untuk menentukan satu atau lebih karakteristik dari sampel,
produk atau proses. Kegunaan dari pengujian adalah membandingkan hasil sebelumnya dari
pengamatan dengan apa yang sebenarnya diamati. Hasil pengujian dapat bersifat kualitatif (ya
/ tidak), kuantitatif (nilai terukur), atau kategorikal dan dapat diperoleh dari pengamatan visual
atau hasil dari alat ukur yang presisi.
Dalam proses produksi atau bisnis, personel terkait harus memahami metode uji dalam
memperoleh data yang akurat. Secara umum, pengukuran sifat fisik material sangat
dipengaruhi oleh metode pengujian dan pengukuran yang tepat.
Dengan demikian metoda pengujian harus didokumentasikan dalam spesifikasi dan
kontrak karena metode pengujian menjadi hal yang sangat vital. Menggunakan metode uji yang
sudah distandarisasi dan diterbitkan oleh organisasi standard adalah cara yang terbaik seperti
ASTM, JIS, API, UOP, BS, SNI.
Metode pengujian sering diteliti untuk validitas, penerapan, dan akurasinya. Ruang
lingkup metode pengujian harus didefinisikan dengan jelas, dan setiap aspek yang termasuk
dalam ruang lingkup harus terbukti akurat dan dapat diulang melalui validasi.
Validasi metode pengujian seringkali mencakup pertimbangan berikut:
• Akurasi dan Presisi; akurasi mungkin memerlukan penciptaan nilai referensi
jika belum ada yang tersedia.
• Repeatability & Reproducibility, (R&R)
• Rentang, atau skala continum di mana metode pengujian akan dianggap akurat
jika hasilnya berada dalam rentang atau skala tsb. (mis., uji gaya10 N hingga
100 N) )

6.8.2 REPEATIBILITY & REPRODUCIBILITY


Pemeriksaan atau analisa laboratorium dengan metoda yang sama dapat menghasilkan
nilai atau angka yang berbeda dalam setiap kali pengukuran walaupun dilakukan di
laboratorium yang sama atau laboratorium berbeda dengan orang yang sama atau orang yang
berbeda.
Untuk mengantisipasi adanya perbedaan hasil pengukuran tersebut maka diperlukan
suatu batasan keberterimaan dari suatu hasil analisa. Dalam suatu pengukuran atau analisa
spesifikasi dikenal istilah Repeatability dan Reproducibility, kedua istilah tersebut digunakan
untuk memastikan bahwa suatu hasil pengukuran masih dapat diterima.

27
Repeatability dapat diartikan sebagai variasi yang terjadi ketika pengukuran berulang
dilakukan dari item yang sama di bawah kondisi yang benar-benar identik dengan operator
yang sama – setup yang sama – unit yang sama – kondisi lingkungan yang sama.
Reproducibility diartikan sebagai Variasi yang dihasilkan ketika kondisi yang berbeda
digunakan untuk membuat pengukuran oleh Operator yang berbeda – pengaturan yang berbeda
– unit yang berbeda – kondisi lingkungan yang berbeda – sistem pengukuran yang berbeda
namun menggunakan metoda yang sama.

6.9. Prosedur Pengambilan Sampling Dan Aplikasinya


Prinsip dasar masing-masing prosedur pengambilan sampling / contoh adalah untuk
memperoleh sample / contoh dengan suatu cara dan suatu lokasi dalam tangki yang dapat
mewakilinya. Ditunjukkan pada Tabel 2 di bawah:

Table 2
No Type of Container Procedure
1 Storage Tanks, Ship and Barge - all-level sampling
Tanks, Tank Cars, Tank trucks - running sample
- upper, middle and lower sample
- top sample
- grab sample

2 Storage Tanks with Taps - Tap sampling

3 Pipes and lines - Line sampling


- Automatic sampling

4 Retail uotlet and wholesale - nozzle sampling


purchaser-consumer facility
storage tanks.

6.9.1 Peralatan Yang Digunakan Untuk Menentukan Kualitas Minyak


Peralatan yang digunakan untuk menentukan kualitas minyak tempat penampungan
sampel atau wadah. peralatan atau wadah penampungan sampel tersedia dalam berbagai
bentuk, ukuran, dan bahan.
Untuk memilih tempat sampel yang tepat seseorang harus memiliki pengetahuan
tentang bahan atau material yang akan diambil sampelnya dan memastikan bahwa tidak akan
ada interaksi antara bahan sampel dengan wadah yang akan mempengaruhi hasil analisa.

28
Pertimbangan tambahan dalam pemilihan wadah sampel adalah jenis pencampuran
yang diperlukan untuk mencampur kembali isi wadah sebelum mentransfer sampel dari wadah
tersebut dan jenis analisa laboratorium yang akan dilakukan.
Tempat sampel harus cukup besar untuk menampung volume sampel yang diperlukan
dan tidak boleh diisi melebihi 80% dari kapasitasnya. Kapasitas sebesar 20% yang tidak
digunakan tersebut diperlukan untuk ekspansi termal dan pencampuran sampel (ruang untuk
melakukan pencampuran/mengocok sampel).

6.9.2 Beberapa pertimbangan yang menjadi perhatian dalam rancangan wadah sampel

Beberapa pertimbangan yang menjadi perhatian dalam rancangan wadah sampel


adalah:
 Bagian bawah wadah harus miring kearah ke outlet untuk memastikan cairan dapat
keluar semua (habis).
 Tidak ada lokasi atau tempat (kantong) dalam wadah dimana cairan tidak dapat
keluar.
 Permukaan dalam Wadah harus dirancang tahan terhadap korosi, erosi, dan tidak
lengket terhadap sedimen.
 Wadah harus memiliki lubang untuk pengisian, pemeriksaan dan pembersihan
yang memadai.
 Wadah harus dirancang agar dapat dilakukan pencampuran homogen didalamnya
dan dapat mencegah hilangnya unsur-unsur yang mempengaruhi keterwakilan
sampel dan keakuratan tes analitik.
 Wadah harus dirancang agar dapat dilakukan transfer sampel dari wadah ke
peralatan analitis dan dapat mempertahankan unsur-unsur yang ada didalamnya.

6.9.3 Peralatan Standar alat penampung sample

Beberapa peralatan sampel yang digunakan untuk menampung sampel dari


kontainer atau tanki adalah sebagai berikut :
• Alat pengambil sampel (thief)
• Botol sampel (gelas atau plastik)
• Bahan plastik hanya bisa untuk sampel jenis minyak solar, minyak bakar dan
pelumas
• Kaleng sampel

29
• Penutup wadah sampel
• Gelas silinder atau peralatan ukur lain
• Alat Sounding (sounding tape) yg sesuai & terbaca.
• Density meter (15°C) sesuai dengan grade.
• Thermometer luar.
• Thermometer dalam.
• Gelas Ukur.
• Botol sample.
• Pasta Air & Minyak.
• Formulir pencatatan.
• Tabel kalibrasi kapal.
• Tabel ASTM IP D 1250.
• Alat hitung / calculator.

6.9.4 Terminologi dalam aktifitas sampling


Beberapa terminology yang digunakan dalam aktifitas sampling diantaranya adalah :
 Composite sample :
Campuran sampel spot dicampur secara proporsional volume dari mana
sampel spot diperoleh.
 Bottom water sample :
Contoh : spot free water (air bebas) yang diambil dari bagiam
terbawah crude dalam kompartemen kapal atau tongkang atau tangki
penyimpanan.
 Bottom sample :
Sampel dikumpulkan/diambil dari bagian bawah tangki, wadah, atau
pada titik terendah.
 Floating roof sample:
Sampel spot diambil tepat di bawah floating roof untuk menentukan
density cairan tempat atap mengambang.
 Lower sample:
Contoh cairan dari sepertiga bagian bawah tangki (jarak lima per enam
cairan di bawah permukaan cairan).

30
 Middle sample:
Sampel diambil dari tengah isi tangki (jarak setengah dari kedalaman
cairan di bawah permukaan cairan).
 Upper sample:
Sampel diambil dari tengah sepertiga bagian atas isi tangki (jarak 1/6
dari kedalaman cairan di bawah permukaan cairan)
 Top sample
Sampel spot diperoleh 15 cm (6 in.) di bawah permukaan atas cairan.
 Multi tank composite sample :
Campuran dari masing-masing sampel atau komposit dari sampel yang
diperoleh dari beberapa tangki atau kompartemen kapal / tongkang yang
mengandung kadar material yang sama.
 Running sample :
Sampel yang diperoleh dengan menurunkan a breaker atau botol ke
tingkat bagian bawah koneksi outlet atau garis ayun dan menariknya ke atas
sehingga gelas atau botol terisi tiga perempat penuh ketika ditarik dari minyak.
 Dissolved water: air terlarut dalam minyak.
 Emulsion: campuran minyak / air yang tidak mudah terpisah.
 Entrained water: air tersuspensi dalam minyak.
 Free water: air yang ada sebagai fase terpisah.
Pengocokan tabung sampel crude secara manual untuk mendapatkan
pencampuran guna analisa Sediment & Water (S&W) tidak direkomendasikan karena
hasil pengujian menunjukan cara tersebut tidak mendapatkan campuran yang homogen.
Berikut rekomendasi prosedur mixing untuk beberapa komoditas:

31
Jika diperlukan sampel composite dari multi tank, agar sampel tersebut
mewakili komoditas yang terkandung dalam berbagai tangki, jumlah dari sampel individu
yang digunakan untuk menyiapkan sampel tangki komposit harus proporsional dengan
volume dalam tangki. Metode pengomposisian harus didokumentasikan untuk menjaga
integritas sampel. Disarankan bahwa sebagian dari setiap sampel tangki disimpan secara
terpisah (tidak dikomposisikan) untuk pengujian ulang jika perlu.

 Crude and Residual Fuel Oils.


Crude dan Residual Fuel Oils biasanya tidak homogen. Sampel Crude dan
Residual Fuel Oils dari tangki mungkin tidak mewakili karena alasan berikut:
1. Konsentrasi air yang terperangkap lebih tinggi di bottom. Pengambilan sampel
secara running atau komposit dari atas, tengah, dan bawah mungkin tidak
mewakili konsentrasi air.
2. Interface minyak dan free water sulit untuk diukur, terutama dengan adanya
lapisan emulsi, atau lumpur.
3. Penentuan volume free water sulit dilakukan karena permukaan free water dapat
bervariasi di permukaan dasar tangki. Bagian bawah sering ditutupi oleh free
water atau emulsi air yang tertutupi oleh lapisan lumpur atau lilin.

32
 Marine Cargo crude oil.
Sampel crude untuk/dari kapal atau muatan tongkang diambil berdasarkan
kesepakatan Bersama dengan metode berikut:
1. Dari tangki darat sebelum memuat atau sebelum dan sesudah muat.
2. Dari pipa selama discharging atau loading. Sampel pipa dapat diambil secara
manual atau dengan automatic sampel.
3. Semua metoda sampling (running sampel, sampel menengah ke atas, atau
sampel spot) pada level yang disepakati dapat digunakan untuk pengambilan
sampel setiap kompartemen kargo kapal atau tongkang.
4. Sampel kapal dan tongkang dapat diambil melalui palka atau dengan
menggunakan peralatan yang dirancang untuk sistem tertutup.
5. Biasanya, saat loading ke kapal, sampel tangki darat atau sampel pipa yang
diambil dari jalur pemuatan dijadikan sebagai sampel custody transfer. Namun
demikian, sampel kapal / tongkang dapat diuji untuk sedimen & water (S&W),
dan untuk analisa kualitas lainnya, bila diperlukan. Hasil uji sampel kapal ini,
bersama dengan uji sampel tangki darat, dapat ditampilkan pada sertifikat kargo.
6. Saat discharge kapal / tongkang, sampel pipa yang diambil dari automatic
sampler yang dirancang dan dioperasikan dengan benar, harus menjadi sampel
custody transfer. Jika tidak ada line sample, sampel tangki kapal / tongkang
dapat menjadi sampel custody transfer kecuali jika dikecualikan secara khusus.
7. Sampel kargo kapal / tongkang dari produk jadi diambil dari tangki pengiriman
dan penerima dan dari pipa, jika diperlukan. Selain itu, produk di masing-
masing kapal/ tangka tongkang harus disampel setelah kapal dimuat atau sesaat
sebelum discharge.

6.9.5 Tipikal Prosedur Sampling Dan Aplikasinya


Beberapa prosedur sampel berdasarkan lokasi tempat pengambilan sampel dan
jenis komoditasnya dapat dilihat pada tabel 1 typical Sampling Procedures and
Applicability berikut ini :

33
Ringkasan prosedur sampling dan penggunaannya disajikan dalam Tabel dibawah ini :

Application Type of Procedure


Container
Liquids of more than 13.8 kPa storage tanks, ship and bottle sampling
and not more than 101 kPa (14.7 barge tank cars, tank thief sampling
psia) RVP trucks
Liquids of 101 kPa (14.7 psia) storage tanks with taps tap sampling
RVP or less
Bottom sampling of liquid of storage tanks with taps tap sampling
13.8 kPa
(2 psia) RVP or less
Liquids of 101 kPa (14.7 psia) pipe or lines pipeline sampling
RVP or less

34
Liquids of 13.8 kPa (2 psia) RVP storage tanks, ships, bottle sampling
or less barges

Liquids of 13.8 kPa (2 psia) RVP free or open-discharge dipper sampling


or less stream

Liquids of 13.8 kPa (2 psia) RVP drums, barrels, cans tube sampling
or less

Bottom or thief sampling of tank cars, storage tanks thief sampling


Liquids of 13.8 kPa (2 psia) RVP
or less

Liquids and semi-liquids of 13.8 free or open-discharge dipper sampling


kPa stream; open tanks or
(2 psia) RVP or less kettles with open heads;
tank cars, tank trucks
drums
Crude petroleum storage tanks, ships, automatic sampling
barges, tanks, tank cars, thief sampling
tank trucks, pipelines bottle sampling
tap sampling
Industrial aromatic hydrocarbon
storage tanks, ships, bottle sampling
barge tanks
Waxes, solids bitumens, other barrels, cases, bags, boring sampling
soft solid cakes
Petroleum coke, lumpy solids freight cars, conveyor, grab sampling
bags, barrels, boxes

Greases, soft waxes, asphalt kettles, drums, cans, grease sampling


tubes
Asphaltic materials storage tanks, tank cars, .....
lines, packages

Emulsified asphalts storage tanks, tank cars, ......


lines, packages

35
6.9.5 Pengambilan sample tank kapal

6.9.6 Jumlah pengambilan suhu sesuai titik pengambilan spot sample :

a. Sesuai Kursus Arus Minyak Korporat

36
b. Gambar Titik spot sample

6.9.7 Spot Sampling Requirements Sesuai Astm tabel 4 :

37
6.9.8 Table 1 Summary of Gasoilne sampling Procedures and applicability

6.10 LAPORAN HASIL ANALISA MINYAK DARI LABORATARIUM


Laporan hasil Analisa minyak yang dibuat oleh fungsi laboratarium adalah untuk
memverifikasi kualitas crude dan produk untuk menyakinkan bahwa crude dan produk telah
memenuhi spesifikasi baik Nasional / MIGAS mau Internasional.
Contoh :

38
BAB VII
PETROLEUM CARGO MEASUREMENT
SAMPLING AND DENSITY ANALYSIS
ON SHORE TANK AND SHIP TANK.

7.1 Petroleum Cargo Measurement Sampling and Density analysis On shore and
Oil Tanker Ship
Pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel adalah analisa atau uji contoh minyak
dari sejumlah tertentu minyak dengan menggunakan prosedur atau peralatan atau waktu
tertentu dengan maksud memperoleh gambaran atau karakter atau sifat dari minyak asalnya.
Tujuan:
1. Merupakan tahap awal transaksi
2. Untuk mengetahui kondisi properties
3. Sebagai jaminan atau garansi
4. Wakil dari sebagian atau seluruh minyak
5. Berkaitan dengan nilai ekonomi
Uji kualitas dengan cara sampling ini baik dilakukan secara manual atau otomatis.
Secara representatif hasilnya dianggap mewakili populasi atau seluruh minyak yang diambil
sampelnya. Terdapat bermacam-macam metode pengambilan sampel dan pemilihan metode
yang digunakan disesuaikan dengan penggunaan pengambilan sampel sendiri. Metode
pengambilan sampel ditanki darat dan tanki kapal - Sampling methods in the shore tank and
Ship tank.

Macam-macam metode pengambilan sampel minyak Cairan Crude Dan Produk untuk
keperluan mengetahui kualitas dan menghitung kuantitas minyak sesuai standar ASTM
D.4057-95 yang perlu diperhatikan adalah :
1. Perhatikan ketinggian minyak didalam tanki guna menetapkan ( lower, middle dan
upper) pengambilan sample titik sample sesuai ketentuan .
2. Masukan botol sample (Weighted Beaker) pada titik yang akan diambil , buka tutup
botol dengan menyentak tali tersebut pada saat diposisi titik sample , kemudian tarik
keatas, tuangkan sample tersebut pada gelas ukur.

39
3. Demikian selanjutnya volume pengisian, di sesuaikan tergantung jumlah titik
sample yang di rencanakan.
4. Hilangkan busa/gelembung gelembung udara menggunakan kertas filter.
5. Gunakan hydrometer yang bersih dan secara rutin di kalibrasi menggunakan
standard hydrometer sesuai skala untuk masing-masing jenis produknya.
6. Celupkan thermometer dan hydrometer kedalam gelas ukur secara perlahan
7. Hindarkan thermometer dan hydrometer bersentuhan dengan gelas ukur.
8. Baca density dan temperature secara bersamaan untuk hasil yang optimal.
9. Pengukuran diambil tiap tangki bukan diambil secara random kemudian dirata
ratakan.

7.2 Tata Cara Pengambilan Sampel Di Darat dan Di Kapal :


1. Turunkan botol sampel perlahan-lahan sampai menyentuh dasar tanki
2. Tarik perlahan-lahan dan tempatkan pada ketinggian sampel (Titik sample) lower
yang akan diambil, sesuai dengan berapa kali mengambil sampai yang akan
dilakukan dalam setiap tanki.
3. Sentak talinya sehingga penutup botol sampel terbuka dan biarkan sejenak (1 sampai
2 menit) sampai botol terisi penuh.
4. Tarik ke permukaan dan tuangkan ke dalam tempat sampel (sample can) yang telah
disediakan
5. Ambil sampel lainnya yang benar-benar bersih dan turunkan pelan-pelan kedalam
tanki sampai pertengahan ketinggian (middle).
6. Lakukan seperti point 3 dan 4.
7. Ambil sampel lainnya yang benar-benar bersih dan turunkan pelan-pelan kedalam
sampai keposisi yang dikehendaki (upper).
8. Lakukan seperti point 3 dan 4, isikan sample ke gelas ukur masing -2 sepertiga setiap
titik, sehingga minyak terisi 80 % dari volume gelas ukur.
9. Baca density dan temperature secara bersamaan, dan dicatat sebagai hasil density
dan termperatur observed
10. Kemudian berdasarkan density dan temperature Observed yang diperoleh, maka
dengan menggunakan table ASTM table 54, akan mendapat density
standard(density15ºC)

40
7.3 Tatacara Pengukuran Density & Temperatur Observasi
7.3.1 Sistim Pengukuran density

Sistim Pengukuran density/SG/API ada tiga macam hydrometer yang digunakan adalah
sebagai berikut :

1. Density (Metric system)


Berat suatu masa cairan dalam vakum pada volume tertentu dalam suhu 15°C (Kg/Ltr)

2. Specific gravity (British system)


Perbandingan antara berat suatu masa dalam volume tertentu pada suhu 60º F dengan
berat masa air murni pada volume yang sama dan suhu yang sama pula (60 ºF/60 ° F)
3. API gravity (American system)
Fungsi dari specific gravity
API 60 °F/60° F = {141.5 / SG 60 °F/60 °F} - 131.5

7.3.2 Alat ukur yang digunakan :


1. Hydrometer (Density/SG/API gravity)
2. Standard hydrometer
3. Thermometer
4. Hydrometer cylinder

Range hydrometer yang dipergunakan tergantung dari jenis minyak yang diukur, Range
density (Kg/Ltr):
a. Minyak premium 0.700 s.d. 0.750
b. Min yak kerosene 0.750 s.d. 0.800
c. Minyak solar 0.800 s.d. 0.850
d. Minyak diesel 0.850 s.d. 0.900

41
42
7.3.3 Teknik / Tata cara pengukuran density observasi
1. Hydrometer dalam kondisi bersih dan kering

2. Hydrometer terlebih dahulu diuji dengan hydrometer standar

3. Perbedaan suhu sampel dengan suhu dalam tanki -/+ 3 ºC

4. Sampel minyak dituang kedalam hydrometer silinder tanpa menimbulkan buih dan
gelembung udara maksimun 80 % dari Volume selindar.

5. Masukkan thermometer kedalam hydrometer silinder

6. Posisi hydrometer harus tegak lurus dan terlindung dari angin

7. Posisi hydrometer perlahan-lahan dan biarkan sampai dalam keadaan tenang lalu
tekan kebawah kira-kira 2 skala

8. Jika hydrometer sudah dalam keadaan tenang, baca skalanya kemudian baca pula
suhu sampel

9. Cara pembacaan untuk minyak tembus pandang pada garis datar permukaan
minyak

10. Cara pembacaan untuk minyak tidak tembus pandang pada angka puncak miniscus
yang menempel pada hydrometer dan angka ini dikoreksi dengan miniscus
correction factor (Tabel 1 ASTM D.1298)

7.3.4 Teknik dan Cara pembacaan density pada hydrometer observasi .

Pembacaan skala pada produk yang kental, dimulai dari atas permukaan cairan yang
cekung dan akan terbaca dari mana skala pada batas cairan yang meninggi. Bila kondisi ini
terjadi maka pembacaan skala miniscus dapat diperbaiki dengan faktor koreksi miniscus +/-
0.0001 > ada pada tabel koreksi meniscus ( Table 1- D1298 ) . pembacaan density obs’d
bersamaan dengan membaca temperature obs’d.

Cara Membaca Skala Pada Hydrometer Saat Pengukuran Density ASTM D.1298
gambar dibawah ini.

43
7.3.5. Rekomendasi Hydrometer

44
7.3.6 Teknik / Tatacara Pembacaan temperature Observasi

45
7.3.6.1 Peralatan Pengukuran Temperatur / Suhu Minyak
Peralatan pengukuran suhu atau temperature dari cairan dalam tanki perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Thermometer yang digunakan adalah thermometer ASTM D-1086 atau API 2543
berskala derajat celcius / fahrenheit dan mempunyai ketelitia ± 0,25 º C.
 Dapat menggunakan thermometer case dari jenis cup case assembly atau flushing
case assembly
 Dapat digunakan pita ukur yang ujungnya disangkutkan dengan thermometer case
 Thermometer yang digunakan selalu dibandingkan dengan thermometer “standard”
(API Manual of Petroleum Measurement Standard, Chapter 7).
 Periksa kembali thermometer yang akan digunakan, skala yang jelas, air raksa
merata tidak pecah2/putus2
 Kaca penutup skala dial tape, meter line thermometer harus tetap jernih, shg mudah
melakukan pembacaan
 Bukti peneraan pada thermometer yang baik harus ada sebelum digunakan
 Sebelum melaksanakan pengukuran harus diperhatikan tinggi cairan yang akan
diukur
 Apabila harus dilakukan lebih dari satu kali pengukuran, maka hasilnya harus
dirata-ratakan.
 kedalaman dan lamanya thermometer terendam dalam minyak harus diperhatikan
 Kedalaman Merendam Thermometer Harus Diatas Endapan/Air Dari Dasar Tanki,
Karena Dapat Mempengaruhi Pembacaan Suhu
 Dalam Melaksanakan Pengukuran Petugas Harus Mengutamakan Safety Dan
Procedure Pengukuran Di Atap Tanki, misal :
• Melihat cuaca/petir
• Elektro statis/tangan berhubungan dengan pegangan tangga tanki
• Atap tanki yang rapuh

7.3.6.2 Teknik dan Cara Pembacaan Thermometer / Perhitungan Suhu Rata-Rata

Agar diperoleh hasil yang baik dari pembacaan suhu pada thermometer, arahkan
pendangan mata tegak lurus pada permukaan air raksa dalam kolom thermometer.

46
Untuk menghitung suhu rata-rata dari hasil pengukuran suhu dilakukan lebih dari satu
lokasi, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

a. Untuk minyak yang sudah dipanaskan :

Suhu Rata-2 = Jumlah hasil pembacaan suhu


Jumlah Pengambilan

b. Untuk minyak yang dipanaskan (memakai heating coil) :

Suhu rata-2 = (1)atas + (2)tengah + (1)bawah


4

7.3.6.3 Lamanya Waktu Untuk Merendam / Mencelup thermometer .

MINIMUM
JENIS MINYAK PENCELUPAN
(menit)
Minyak mentah, gasolines, naphta, kerosene dan jenis minyak
lainnya yang mempunyai viskositas Saybolt Universal < 100
5
detik pada suhu 100F
Minyak mentah, light lubricant, fuel oil dan jenis minyak lainnya
yang mempunyai viskositas Saybolt Universal antara 100 detik
15
pada suhu 100F dan 170 detik pada suhu 210F
Minyak mentah, heavy lubricant, cylinder, gear, residual dan
jenis minyak lainnya yang mempunyai viskositas Saybolt
30
Universal diatas 170 detik pada suhu 210F.

7.4 Perubahan Mutu Produk

 Kontaminasi : Tercampur bahan lain (Minyak / Air) yang tidak dikehendaki


Sehingga bisa terjadi Turun Mutu dan resiko bahaya
 Deteriorasi : Rusak Mutu akibat adanya Perubahan kimia dan fisika
Pada deteriosasi dapat terajdi perubahan warna produk deteriosasi sbb :

Premium Menjadi Kuning muda

M Solar Menjadi Kehijauan Menjadi Kehitaman

47
M Diesel Manjadi Hitam

7.5 Tank Cleaning Management


Pembersihan tangki dan pipa untuk kapal tanker laut yang membawa minyak dan
produk olahan. ( The cleaning of tanks and lines for marine tank vessels carrying petroleum
and refined products ).

7.5.1 Introduksi
Tujuan untuk memberikan panduan berkenaan dengan pembersihan dan mencuci
tangki di kapal kapal tangki minyak bumi, terutama saat membawa produk olahan dan berganti
dari satu produk ke yang lain. Dokumen ini membahas masalah yang berkaitan dengan
sebagian besar kelas produk olahan tetapi tidak tidak mencakup bahan kimia atau gas.
Pedoman untuk Cuci Minyak Mentah tercantum dalam Pedoman HM40 untuk minyak
mentah mencuci tank kapal dan pemanasan minyak mentah diangkut melalui laut, edisi
terbaru, diterbitkan oleh Institut Energi.
Petunjuk tentang mencuci biasanya dikeluarkan oleh Penyewa atau Pemilik Kapal
baik dalam bentuk instruksi khusus atau Pedoman Pembersihan Tangki umum yang diberikan
dan disusun terutama dengan tujuan mempertahankan produk kualitas melalui penggunaan
prosedur ekonomi minimum yang efektif.

48
Keselamatan dan lingkungan masalah sangat penting dalam operasi yang dijelaskan
dan untuk panduan terperinci tentang masalah ini revisi terbaru peraturan ISGOTT, MARPOL
dan SOLAS harus dirujuk dan akan diutamakan daripada rekomendasi yang dibuat di sini.

7.5.2 Pedoman Tank Cleaning


Pengantar dan standar kebersihan Pembersihan tangki dilakukan untuk:
 Siapkan tank untuk pengangkutan kargo berikutnya.
 Mencegah penumpukan residu berminyak.
 Memfasilitasi bebas gas dan masuk tangki untuk perbaikan / pengepelan tangki.
 Mematuhi persyaratan Charter Party
 Mematuhi peraturan MARPOL.
 Dalam keadaan ekstrem, siapkan tangki untuk pengangkutan ballast bersih.
 Dapat dilakukan dengan mesin cuci tanki portabel atau tetap, atau terkadang
kombinasi keduanya menggunakan air panas, dingin, segar atau laut dan / atau
bahan kimia deterjen secara tunggal atau kombinasi.
Untuk mengurangi konsumsi bunker yang tidak perlu, berdampak pada lingkungan dan
terkait biaya, kapal harus membersihkan tangki hanya jika diperlukan. Juga, memasukkan air
ke dalamnya sistem kargo tidak selalu merupakan tindakan terbaik karena dapat meningkatkan
kontaminasi jika tank dan line pipa tidak dibersihkan dengan benar.
Tangki muatan harus dibersihkan sesuai standar yang diperlukan untuk memenuhi
persyaratan untuk kargo berikutnya atau, jika berlaku, untuk ballast bersih atau untuk masuk
tanki dan perbaikan. Pembersih Tanki dapat dilihat pada Tabel 4 digunakan sebagai panduan
untuk tingkat pembersihan yang diperlukan antara muatan / kargo, tergantung pada tujuan
penggunaan produk yang bersangkutan, standar kebersihan yang disyaratkan oleh beberapa
Penyewa / Penerima mungkin berbeda dari yang ditemukan di dalamnya pedoman ini.
Oleh karena itu sangat penting untuk memastikan bahwa instruksi pembersihan adalah
disediakan secara tertulis. Pada pembawa minyak mentah dan pembawa produk minyak hitam,
pencucian secara berkala harus dilakukan untuk mengontrol penumpukan sedimen.
Di kapal minyak mentah kontrol sedimen ini dicapai oleh minyak mentah mencuci (
Crude Oil Washing ) beberapa atau semua tangki kargo selama pembongkaran muatan
sebagaimana ditentukan oleh MARPOL atau lebih sering tergantung pada karakteristik kargo.

49
7.5.3 Tank Cleaning Pada Kondisi Gas Inert
Sistem gas inert, jika dipasang, harus dioperasikan dengan tepat selama pencucian
tangki, operasi bebas gas ( free gas) dan persiapan tangki. Tindakan pencegahan keamanan
tambahan harus diambil untuk kapal yang tidak memiliki sistem gas inert, meskipun
rekomendasi mencuci tanki asalkan dalam dokumen ini masih berlaku.

Rekomendasi keselamatan yang terkandung dalam ISGOTT harus diikuti dan


khususnya bagian 11.3.5.2 untuk pencucian yang tidak lembam ( non-inert washing).sebelum
dimulainya mencuci tangki, dan pada interval maksimum satu jam, maka tingkat oksigen dalam
setiap tangki yang dicuci harus diverifikasi kurang dari 8% volume pada satu meter di bawah
dek dan pada kedalaman tangki 50%.

Jika kandungan oksigen melebihi 8% volume setiap saat, tangki dicuci harus
berhenti dan tangki harus dibersihkan sebelum pencucian dapat dilanjutkan. Jika kapal bebas
gas untuk inspeksi, pemuatan tidak boleh dimulai sampai semua tangki dimasukkan kembali
ke bawah 8% oksigen. Pemuatan tidak boleh dimulai ke dalam tangki yang tidak mengandung
gas lembam ( Inert Gas )

7.5.4 Listrik Statis


Tindakan pencegahan untuk mencegah pelepasan listrik statis selama operasi pencucian
harus diikuti sama sekali waktu ini dirinci dalam ISGOTT.
Kondisi yang sangat berbahaya mungkin ada saat mencuci di bawah kondisi non-
lembam atau saat menggunakan air panas yang dapat meningkatkan suhu residu kargo lebih
dekat ke titik nyala muatan.

7.5.5 Bottom And Line Flushing


Mungkin dapat diterima untuk membilas ( Flushing ) dasar tangki dengan grade
berikutnya untuk dimuat sebagai alternatif untuk mencuci. Media pembilasan ini biasanya
kemudian dibuang ke darat atau dipisahkan di atas kapal. Pembuangan ke darat hanya dapat
terjadi setelah diskusi dengan semua pihak yang terlibat.
Pompa dan saluran pembilasan menggunakan air hanya dapat dipertimbangkan saat
penerimaan yang sesuai fasilitas tersedia di darat ( shore reception facilities ) atau tempat
pencucian dapat dipompa ke tangki slop yang sesuai. Di selesai, semua lines dan pompa harus
dikeringkan dengan baik, tetapi praktik pengeringan ke lambung kapal harus dihindari.

50
7.5.6 Muatan Bahan Bakar Minyak
Ketika mengubah dari nilai berat ke ringan, atau dari sulfur tinggi ke rendah,
dimungkinkan dalam kondisi tertentu, untuk mengurangi prosedur persiapan tangki. Tank
yang akan menerima grade yang lebih ringan harus dikeringkan dengan sangat baik, dengan
jumlah ROB minimum.
Asalkan kontaminasi apa pun tidak akan secara signifikan mengubah kualitas muatan
untuk dimuat, maka memuat di atas ( Load On Top ) dimungkinkan. Namun, masalah ini harus
selalu diklarifikasi dengan semua pihak yang berkepentingan dan pemilik kargo, perhitungan
yang diperlukan dilakukan untuk periksa efek pada kualitas kargo berikutnya, dan prosedur
persiapan yang diterima secara tertulis dari Perwakilan Instalasi ( Loading Master ) dan / atau
Pengawas Kargo ( Gargo Inspector ) . Dimana ketidak pastian ada, pedoman mencuci tangki
harus diikuti.
Ketika memuat minyak gas vakum ( Vacum Gas Oil ) / sulingan lilin (Wax Distilate )
atau produk bahan baku ( Feedstock products ) lainnya, itu akan menjadi diperlukan untuk
'membilas air tawar' ( Fresh water Rinse ) tangki apa pun yang sebelumnya berisi balas airlaut
( salt water ballast ) atau telah dibersihkan menggunakan air laut ( Salt water ) (lihat Tabel 3).

7.5.7 Elimination Of Water For Critical Cargoes


Ketika perlu untuk mengeringkan tangki kering untuk kargo kritis seperti Avtur
(minyak tanah penerbangan) atau minyak pelumas, perawatan harus dilakukan untuk
mencapai standar persiapan yang kompatibel sepanjang bagian dari sistem kargo yang
dialokasikan untuk produk kritis. Berikut prosedur harus diikuti:
 Jalur kargo muatan ( The Gargo lInes ) yang memuat ( Loading ) dan membongkar (
discharge ) produk penting harus dibuka dan dikeringkan . Ini termasuk manifold,
Drop Line, line pembuangan pompa dan pipa hisap ( suction line )
 Pompa muatan dan pipa udara terkaitnya, strainer dan by-pass harus
dibuka dan dikeringkan. Ini termasuk pemutus vakum (Vakum Breaker).
 Karangan hisap tangki individual harus dibuka dan tetap terbuka selama proses
mengepel/ ngalap tanki. Penutup inspeksi katup harus dibuka seperlunya.
 Jika dipasang, sistem eduktor tetap harus ditiup melalui udara, karangan dibuka dan
lines yang tersisa mengalir ke tangki sebelum mengepel.
 Saluran pencucian tangki tetap harus dikeringkan, dan ada air di kaki antara
jalur utama dan mesin dibiarkan mengalir ke tangki melalui mesin sebelum mengepel.

51
 Setelah dikeringkan, mesin pembersih /pencuci tanki tetap harus diisolasi secara positif
jalur penerimaan dengan blanking atau cara aman lainnya.

Setiap daftar yang ditempatkan pada kapal untuk membantu pengeringan dan mengepel
harus dihapus sebelum tannki akhirnya diperiksa. Ini akan memungkinkan air yang mungkin
telah terkumpul di atas stringer / stiffeners, dll, untuk mengalir.
Perhatian khusus harus diberikan pada inert gas deck seal over board . Itu harus
dipastikan bahwa jalur ini bebas dari penyumbatan dan tidak ada katup// kran sebagian atau
sepenuhnya tertutup. Setiap peningkatan yang substansial pada permukaan air deak seal akan
menyebabkan 'terbawa' dan masukkan air kembali ke tangki selama inersing ulang ( re-
inerting ).
Sebagai aturan umum saat memuat, produk harus diarahkan pada awalnya menjadi satu
tangki menggunakan line pipa sebanyak mungkin. Ini akan memastikan bahwa ada air yang
terperangkap dalam system akan mengalir ke satu tangki ini. Air kemudian jauh lebih mudah
untuk ditangani di pelabuhan discharging port jika perlu. Prosedur ini harus diverifikasi dengan
pencater / penyewa.

7.5.8 Residu Muatan (Disposal Of Residues)


Sebaiknya cuci tangki (Tank Washing) dan residu ballast berminyak ( Oily Ballast )
pada pembawa minyak mentah dan minyak hitam ( Crude and Black Oil Carrier ) tetap di atas
kapal. Pengangkut minyak mentah harus memuat kargo di atas residu ini, kecuali jika tidak
diinstruksikan oleh Perusahaan atau Penyewa.
Pembawa minyak hitam ( Black Oil Carrier ) harus mengeluarkan residu ke pantai
fasilitas penerimaan, ketika tersedia, jika tidak mereka harus mempertahankan mereka di atas
kapal, dipisahkan dari kargo sampai waktu yang memungkinkan untuk memuat top atau debit
ke fasilitas pantai.
Residu pada pembawa minyak putih (White Oil tanker) dapat ditangani sesuai dengan
MARPOL 73/78 Peraturan untuk mengurangi jumlah residu di kapal. Ketika fasilitas
penerimaan di darat (shore reception fasilities) tersedia di pelabuhan muat, residu harus
dibuang ke fasilitas. Jika tidak tersedia, residu harus disimpan di kapal, dipisahkan dari muatan.
7.5.9 Residu Cuci Tangka (Tank Washing Residues Scale and Solid Residues)
Scale / kerak dan residu padat pada permukaan horizontal dalam tangki dapat
mengandung cairan yang mudah menguap dan menghasilkan gas saat terganggu. Pada kapal

52
pembawa minyak mentah, penumpukan endapan dapat terjadi dikendalikan oleh pencucian
minyak mentah yang efektif. Di kapal lain, pencucian air rutin bisa digunakan.
Ketika lumpur harus dipindahkan secara fisik dari tangki, lumpur tidak akan dibuang
kapal di laut tetapi harus dikantongi dan mendarat ke darat fasilitas penerimaan. Dilapisi scale
tangki harus minimal, kecuali jika terjadi kerusakan lapisan yang signifikan,

7.6 TANK WASHING


Setelah muatan / kargo minyak hitam Kargo ini berkisar dari minyak gas ke minyak
bahan bakar berat dan tingkat pembersihan akan bervariasi cukup dengan grade yang akan
dimuat dan grade yang sebelumnya dibawa. Produk dalam kelompok ini adalah minyak dan
residu yang persisten dan harus ditangani sesuai dengan ketentuan ada / tidak nya instruksi
pembersihan khusus atau saran untuk kargo berikutnya, dengan pengecualian dari slop tank,
tangki kargo harus dibersihkan pada bagian ballast normal ke standar cocok untuk salah satu
produk dalam pola perdagangan kapal yang biasa.
Sistem gas inert harus dioperasikan untuk mengurangi kadar oksigen dan gas
hidrokarbon sesuai dengan 2.1.2 pedoman ini. Setiap slop yang dihasilkan harus dibuang sesuai
dengan ketentuan tentang pembuangan slop.
Jika kapal memuat kembali di pelabuhan pembongkaran, dimungkinkan untuk
memompa pencucian /residu dari operasi pembersihan tangki ke fasilitas darat (Shore
Reception Facilities). Kalau tidak, residu akan menjadi tetap di atas kapal. Terlepas dari media
yang digunakan untuk mencuci (kargo atau air) perawatan harus diambil untuk memastikan
bahwa pemisahan tidak terganggu.
Minyak bahan bakar berat dapat meninggalkan residu di dasar tangki dan struktur pada
suhu rendah dan ini dapat menyebabkan kontaminasi serius pada bahan bakar yang lebih ringan
dan minyak gas. Pencucian harus dilanjutkan sampai tingkat kebersihan yang diperlukan
tercapai. Bagian bawah tangki, bersama dengan struktur internal apa pun, mungkin
memerlukan perhatian khusus, terutama setelahnya membawa bahan bakar minyak berat atau
lilin.
Air panas harus selalu digunakan ketika sifat muatan menjamin atau kapan diperlukan
tingkat pembersihan khusus. Suhu residu harus 15 ° C di atas titik tuangkan untuk mencapai
pembersihan yang efektif dengan mencuci tangki.
Pembentukan scale / karat biasanya tidak berat di kapal yang digunakan hanya pada minyak
hitam daerah sulit bawah struktur cukup dicuci.

53
Trade, tetapi jika ada, mungkin dicampur dengan deposit lilin dari bahan bakar minyak, yang
membuatnya sulit dibersihkan dengan standar untuk oli gas dan oli ringan dll. Jika penumpukan
terjadi khusus pengaturan mungkin perlu dibuat untuk menghapus atau mengurangi deposit ini.
Jumlah pencucian yang diperlukan saat mengganti dari kargo minyak hitam menjadi
putih kargo minyak tidak dapat didefinisikan secara tepat karena sangat bervariasi dan terutama
tergantung pada lamanya kapal berada dalam perdagangan minyak hitam, kondisi pelapisan
tangki dan pengaturan mesin pembersih di dalam tangki.
Dalam situasi terbaik mungkin diperlukan sedikit empat jam per tangki; Namun, dalam
keadaan kurang dari ideal itu dapat mengambil banyak, berkali-kali bisa lebih lama. Sangat
penting untuk memastikan hal itu topi daerah buta (hat Blind Areas) di bawah struktur cukup
dicuci.

7.6.1 Efektivitas pencucian.


Salah satu penyebab utama tangki tidak dicuci dengan benar adalah pemantauan yang
buruk mesin. Mereka cenderung menempel sehingga nozel gagal berputar di bidang vertikal
dan tubuh gagal berputar di bidang horizontal. Ini menghasilkan sebagian besar struktur dicuci
hanya dengan percikan.
Tempat mencuci dengan air panas belum dilakukan suatu saat, timbangan cenderung
terlepas dari bagian dalam tangki pencuci tangki dan mengumpulkannya leher mesin cuci
tangki, mencegah rotasi. Ini dapat sering terjadi di Internet mulai dari pencucian panas dan staf
kapal harus memiliki mesin cadangan yang tersedia untuk digunakan.

7.6.2 Setelah kargo minyak putih ( After white oil cargoes )


Kargo minyak putih berkisar dari minyak volatil yang sangat ringan seperti nafta,
hingga minyak gas dan pelumas minyak.
Trim belakang (Good Stern trim) dan penggunaan peralatan cuci yang efisien adalah penting.
Minimum Pola mencuci tangki harus digunakan.
Sistem gas inert, di mana dipasang, juga harus dioperasikan untuk mengurangi oksigen
dan kadar gas hidrokarbon sesuai dengan pedoman. Slop apa pun yang dihasilkan harus
dibuang sesuai dengan ketentuan yang ada.
Untuk tangki yang dilapisi, pencucian dengan air dingin biasanya cukup untuk
membersihkan setelah kebanyakan kargo, kecuali setelah pengangkutan minyak pelumas yang
lebih berat di mana air panas atau deterjen mencuci mungkin diperlukan. Juga, ketidakcocokan

54
nilai tertentu satu sama lain mungkin memerlukan pembersihan semua kargo sebelumnya (lihat
Tabel 4).
Penggunaan air panas mempercepat pembersihan tangki dan gas setelah pembuangan
kargo minyak putih. Ini menghapus film minyak lebih cepat dan, dengan menaikkan suhu
atmosfer tangki, mempromosikan pelepasan gas yang terperangkap dalam skala dan
mempercepat ventilasi.
Cuci dengan air panas harus digunakan saat membersihkan untuk dok kering atau
perbaikan atau ketika khusus diperlukan tingkat kebersihan. Meskipun seringkali penting
untuk menghapus semua jejak kargo terakhir, namun sama rata penting untuk menghindari
pencucian tangki berlebih karena ini pada akhirnya dapat menyebabkan pembaruan yang mahal
pelapis tangki. Asalkan pelapis berada dalam kondisi baik, adhesi sebagian besar jenis minyak
bersih minimal dan ini mengurangi jumlah pencucian yang diperlukan.
Dengan kargo volatil, sedikit residu yang tersisa di sisi tangki dan struktur selain
cairan dan gas yang terperangkap dalam timbangan dan material lepas lainnya. Dengan minyak
gas dan minyak pelumas film berminyak akan tetap ada. Dengan semua kargo, ada juga
sejumlah kecil cairan yang tersisa di bawah tingkat pengupasan yang efektif. Pencucian bagian
bawah dan pengupasan harus dilanjutkan sampai semua minyak residu dihilangkan.
Sebagian besar kapal minyak putih memiliki tangki kargo berlapis atau stainless steel
dan timbangan berskala akan minimal. Setiap akumulasi skala harus dihilangkan sering, dan
lapisan yang berlebihan kerusakan yang mengarah ke penumpukan skala harus dilaporkan.

7.6.3 After crude oil cargoes


Persyaratan hukum untuk mencuci setelah minyak mentah terkandung dalam
MARPOL untuk tanker pemberat terpisah dan berdedikasi. Sumber informasi tambahan adalah
Manual Operasi Kargo kapal dan EI HM40.
Seperti jenis kargo lainnya yang disebutkan di atas, gas inert harus dioperasikan untuk
mengurangi kadar oksigen dan gas hidrokarbon Poin-poin berikut harus dinilai ketika
mempertimbangkan kebutuhan air mencuci tangki minyak mentah:
 Penumpukan lumpur di tangki;
 Isi lilin dari minyak mentah;
 Kemungkinan menunda pencucian sampai bejana berada di air yang lebih hangat;
 Penggunaan mesin portabel, dan
 Minyak mentah berikutnya untuk dibawa dan kesesuaiannya untuk dicuci

55
7.6.4 Setelah FAME (Fatty Acid Methyl Esther) atau kargo biodiesel campuran
Analisis baru-baru ini menunjukkan bahwa FAME mematuhi permukaan lebih mudah
daripada oli lainnya. Namun, karena mereka tetap cair pada suhu sekitar mereka dapat
dibersihkan menggunakan air cuci dan saponifier seperti yang dijelaskan dalam 2.5.4 untuk
minyak nabati yang lebih ringan.
Catatan: penyabun sebaiknya tidak digunakan untuk menyiapkan tangki untuk kargo
minyak tanah penerbangan karena residu dapat merusak filter bahan bakar penerbangan (lihat
ketentuan filter bahan bakar penerbangan).
Kontaminasi minyak tanah penerbangan dengan FAME menjadi perhatian serius dan
saat ini spesifikasinya hanya mengizinkan 5 ppm FAME dalam penerbangan minyak tanah
(mungkin ditingkatkan menjadi 100 ppm). Karenanya, kargo perantara dan rezim pencucian
yang ketat dianjurkan saat itu mengikuti muatan ini dengan minyak tanah penerbangan.
Tidak ada masalah yang dilaporkan dari kargo ini dengan bau atau dengan pelunakan atau
penyerapan ke dalam pelapis.

7.6.5 Setelah bensin / etanol dicampur kargo


Untuk tujuan pembersihan tangki, muatan ini dapat diperlakukan dengan cara yang
sama dengan yang setara kargo yang diturunkan secara biologis untuk keperluan bahan bakar
non-penerbangan. Di mana produk penerbangan berada Terlibat, lihat Tabel 2.

7.6.6 Penggunaan bahan kimia ( Use of Chemical )


Karena pertimbangan lingkungan, bahan kimia pembersih tangki tidak boleh lagi
digunakan kecuali jika ada persyaratan untuk pembersihan yang ketat dalam hal ini instruksi
khusus harus dikeluarkan untuk pembersihan yang dibantu secara kimiawi pada saat nominasi
kargo. Dimana bahan kimia yang digunakan air kotor harus dipisahkan untuk memudahkan
pembuangan.

7.6.7 Menggunakan minyak mentah (Using Crude Oil Washing )


Pedoman untuk mencuci minyak mentah terkandung dalam publikasi berikut:
 Panduan keselamatan internasional untuk tanker dan terminal minyak, edisi ke-5,
diterbitkan oleh Whiterby.
 Peraturan untuk pencegahan polusi oleh minyak, Lampiran 1 dan Lampiran II
MARPOL 73/78 termasuk amandemen, ISBN 92-801-1280-5, diterbitkan oleh
IMO
56
 Sistem pencucian minyak mentah, direvisi 1983, ISBN 92-801-1133-7, diterbitkan
oleh IMO.
 Pedoman HM40 untuk mencuci minyak mentah tangki kapal dan memanaskan
minyak mentah minyak diangkut melalui laut, edisi terbaru, diterbitkan oleh Energy
Institute.
 Procedures Prosedur Klien / Penyewa.
Seluruh COW sistem harus diuji hingga 1,5 kali tekanan kerja pada waktu yang sesuai
sebelum kedatangan.

7.6.8 Pembersihan peralatan pengambilan sampel dan sumur diam (Cleaning of sampling
equipment and stilling wells)
Spesifikasi ketat untuk nilai sensitif memerlukan perawatan ekstrim selama
pengambilan sampel, khususnya pengambilan sampel tertutup atau terbatas, untuk
menghindari kontaminasi dari kargo atau penumpukan sebelumnya residu.
Contohnya adalah kontaminasi FAME pada bahan bakar penerbangan, dan minyak
nabati dalam bensin. Untuk mengurangi kemungkinan pengambilan sampel yang tidak
representatif, pembersihan peralatan pengambilan sampel, kunci uap, pipa penyangga dan
sumur diam direkomendasikan sebagai bagian rezim pembersihan tangki.

7.7 TANK CLEANING INSPECTIONS


7.7.1 Umum
Tanggung jawab atas kebersihan dan kesesuaian keseluruhan tangki, saluran dan
pompa untuk mengangkutnya nilai yang dinominasikan terletak pada Master Kapal . Inspeksi
sering dilakukan oleh pemuatan pengawas ( Loading Master) dari fasilitas darat atau oleh
inspektur independen ( Surveyor jika ada ) yang bertindak atas nama kargo pemilik.
Namun, sementara inspeksi tersebut dapat memberikan pendapat tentang tank-tank
yang telah diperiksa mereka tidak membebaskan master dari tanggung jawabnya. Entri tangki
untuk inspeksi berpotensi berbahaya dan hanya boleh dilakukan di bawah pengawasan ketat
sesuai dengan izin ketat untuk masuk / sistem kerja dalam tangki bebas gas.
Perhatian yang cermat harus diberikan pada kebutuhan penerangan, akses, peralatan
keselamatan, pribadi peralatan pelindung dan lingkungan tangki umum mis. residu di piring
(bahaya tergelincir) dll.

57
7.7.2 Tangki lembam (Tank Inerted)
Segala persyaratan untuk tangki kargo harus dinonaktifkan dan dibebaskan dari gas
untuk memungkinkan inspeksi internal harus dimuat dalam Charter Party yang disetujui atau
perintah pelayaran untuk pelayaran tersebut, untuk dilakukan karena melakukan de-inerting /
re-inerting memakan biaya dan waktu. Referensi harus dibuat untuk rekomendasi ISGOTT
sehubungan dengan inerting.

7.7.3 Coil Pemanasan ( Heating Coil )


7.7.3.1 Pengujian / Testing
Kumparan pemanas harus diuji tekanannya, dan jika perlu, dihembus dan diperbaiki
setiap kesempatan sebelum:
 Memuat muatan yang membutuhkan pemanasan.
 Melakukan perbaikan tangki atau masuknya tangki (sehingga kebocoran koil tidak akan
terjadi gas atau produk hidrokarbon ke dalam tangki).
 Bebas gas untuk perbaikan perjalanan atau dok kering.
Tindakan serupa harus diambil ketika mengubah dari titik nyala rendah ke titik nyala tinggi
kargo atau dari produk minyak hitam ke produk minyak putih.

7.7.3.2 Gulungan pemanas terbuat dari paduan yang mengandung tembaga


Koil pemanas yang terbuat dari paduan yang mengandung tembaga dapat mengurangi
stabilitas termal penerbangan minyak tanah karena tembaga larut ke dalam muatan dari paduan.
Konsentrasi tembaga dalam bahan bakar minyak tanah penerbangan di atas 10 bagian per miliar
(ppb) mulai mempengaruhi stabilitas termal dan 50 ppb selalu menghasilkan kegagalan untuk
memenuhi yang ditentukan Persyaratan.
Karena alasan ini, minyak tanah penerbangan tidak boleh dilakukan di kapal yang
dilengkapi dengan pemanas gulungan terbuat dari tembaga yang mengandung paduan.

7.8 TANK COATINGS


Batasan suhu pada kapal dengan tangki bersalut ( Coating ), suhu dan tekanan air
pencuci seharusnya tidak biasanya melebihi 66 ° C dan 10,5 kg / cm². Namun, ini dapat
ditingkatkan tunduk pada kriteria berikut:
 Perjanjian dari produsen pelapis bahwa panas dan / atau tekanan berlebihan tidak akan
merusak lapisan.

58
 Perjanjian dari produsen peralatan pembersihan tangki yang terlalu panas atau tekanan
tidak akan menyebabkan kerusakan pada mesin.

Suhu air cuci harus selalu setidaknya 15 ° C di atas titik tuangkan (Pour Point) dari
kargo sebelumnya. Dalam tanki-tanki dilapisi pembawa minyak putih mencuci dengan air
dingin umumnya memadai, kecuali jika pembersihan yang lebih ketat diperlukan setelah
pengangkutan minyak nabati (Vegetable Oil) , minyak pelumas dan bahan bakar diesel. Air
panas (dan / atau deterjen) dapat digunakan sesekali untuk struktur tangki degrease,
mempercepat bebas gas untuk masuk atau di mana kondisi bebas gas diperlukan untuk
perubahan kelas yang besar. Ketika air panas digunakan ini harus sesuai dengan kriteria yang
disebutkan di atas.

7.8.1 Kompatibilitas pelapisan


Meskipun tidak terkait langsung dengan pencucian tangki, perlu dicatat bahwa
pelapisan tangki tidak kompatibel dengan semua produk. Masalah biasanya berkaitan dengan
bahan kimia dan bukan minyak bumi produk tetapi pabrikan (biasanya disimpan di atas kapal)
harus dikonsultasikan jika ada keraguan tentang kompatibilitas lapisan.
Lapisan epoksi organik (Organic Epoxy Coating) dapat menyerap beberapa muatan
kimia, khususnya yang diklorinasi pelarut ( Solven ) . Potensi kontaminasi ke kargo berikutnya
(khususnya minyak tanah penerbangan) mungkin cukup besar karena jumlah yang signifikan
dapat diserap dan dipertahankan tergantung pada bahan kimia, waktu pemaparan, suhu, jenis
lapisan tertentu, ketebalan, kondisi, dll. Kontaminasi dapat bertahan setelah beberapa kargo
dan pencucian berikutnya.
Untuk bahan bakar penerbangan, banyak perusahaan minyak memiliki daftar sendiri
lapisan yang dapat diterima.
Pelapis yang mengandung seng mungkin tidak cocok untuk pengangkutan bahan bakar
penerbangan karena seng dapat larut ke dalam kargo dan dapat mengurangi stabilitas panas (
termal ) . Penyewa harus dikonsultasikan tentang penerimaan pelapisan untuk kargo bahan
bakar penerbangan.

7.8.2 Stainless steel


Meskipun stainless steel kompatibel dengan sebagian besar grade, itu dapat diserang
oleh diklorinasi senyawa (Chlorinated Compound) . Ini diperburuk dengan adanya air. Juga,

59
beberapa nilai stainless steel dapat diserang oleh air laut sehingga jika mencuci air laut
digunakan dalam tangki stainless steel ini harus segera diikuti dengan pembilasan air tawar.
Catatan: beberapa air 'segar' (Fresh Water) yang dipasok darat dapat mengandung
klorin yang cukup untuk menyerang / mengubah warna stainless steel.

7.8.3 Kondisi Pelapis (Coating condition)


Kondisi pelapisan cat yang rusak, mengelupas, atau melepuh dapat meningkatkan daya
tahan residu dari kargo sebelumnya dan tangki dengan lapisan yang rusak harus dihindari,
terutama untuk kargo kritis seperti nafta, bahan baku sulingan ringan (Light distillate
feedstock) dan minyak tanah penerbangan (Avtur cs).

7.9 CARGO LINES WASHING


7.9.1 Umum
Prosedur untuk mencuci line pipa harus tercantum dalam Manual Pengoperasian Kargo
kapal. Inspeksi visual yang cermat dari ruang pompa aktual dan konfigurasi perpipaan di atas
dek harus dilakukan untuk mengidentifikasi area masalah atau 'jalan buntu' yang akan
memerlukan perhatian khusus .

7.9.2 Kompatibilitas kargo


Ketika memuat lebih dari satu jenis muatan (One Grade) , harus ditentukan apakah
kadar tersebut kompatibel baik dalam kondisi cair dan uap.
Kompatibilitas antar kargo sepenuhnya tergantung pada karakteristik esensial muatan dan
spesifikasi kualitas setiap kelas.
Pencampuran yang diizinkan dari satu kargo dengan yang lain adalah diatur oleh
toleransi karakteristik kualitas seperti titik nyala, warna, kandungan sulfur,
viskositas, dll.
Tabel 1 memberikan panduan untuk penerimaan pencampuran pipa dan lebih banyak
lagi informasi terperinci dalam Tabel 2 dan 3 juga dapat digunakan untuk membantu
menentukan pompa / line prosedur penggantian diperlukan antara kargo selama operasi
pemuatan dan pembongkaran dan untuk mengoptimalkan penggunaan lines dan pompa untuk
mempercepat penanganan kargo ( Cargo handling ).

60
7.9.3 Kompatibilitas cair ( Liquid compatibility )
Kompatibilitas cair jika grade tidak kompatibel, setiap grade harus dimuat melalui
sistem yang terpisah dengan segregasi yang disediakan oleh dua katup atau blind.
Di mana muatan berbeda namun kompatibel, seperti dua grade minyak mentah, dimuat
segregasi satu katup / karangan mungkin dapat diterima dengan ketentuan bahwa katup /
karangan kritis telah diuji dan terbukti kedap.
Jika dua atau lebih kargo kompatibel, pemuatan harus dilakukan secara berurutan
dimulai dengan kargo paling kritis. Admixing yang mungkin terjadi tidak akan berdampak
buruk terhadap kualitas kargo kedua yang akan dimuat dan masih akan memenuhi persyaratan-
persyaratan spesifikasi. Line pipa harus dikeringkan dan / atau stripping kering di antara
masing – masing grade.

7.9.4 Kompatibilitas Uap (Vapour Compatibility)


Uap dari kargo volatil seperti bensin, dapat diambil dalam kargo diesel atau minyak gas
yang berbagi sistem ventilasi yang sama, atau berada di bawah tekanan positif yang sama dari
gas inert.
Jika pencampuran uap dapat terjadi, masing-masing muatan harus dimuat pada muatan
yang terpisah dan sistem ventilasi dengan katup silang sistem ventilasi dikunci dan ditandai
pada posisi tertutup.
Jika tidak mungkin memuat menggunakan sistem ventilasi terpisah maka, saat kapal
mendesain memungkinkan tanpa berdampak pada SOLAS Bab 2 - II Reg 2.5.3, tangki individu
harus terisolasi dari sistem.
Interkoneksi katup gas blok inert harus ditutup dan ditandai dan jika menguap
kontaminasi dari slops dimungkinkan, slops harus diisolasi dari saluran gas inert utama.
Kandungan oksigen dari slop tank yang terisolasi harus dipantau untuk memastikan
bahwa itu tetap kurang dari 8% volume.
Catatan: sebelum tangki diisolasi dari sistem ventilasi utama karena pertimbangan
harus diberikan untuk memenuhi persyaratan SOLAS dan penilaian risiko formal harus
dilakukan. Tekanan di tangki mana pun yang terpisah dari sistem ventilasi utama harus
dimonitor dengan hati-hati untuk memastikan bahwa pengaturan ventilasi tangki individual
memadai mencegah terbentuknya ruang hampa atau penumpukan tekanan.

61
7.9.5 Menguji jalur dan katup kargo
Pada setiap kesempatan tangki dibebaskan gas dan dibuka untuk masuk, setiap upaya
harus dilakukan uji tekanan pipa dan katup internal yang terkait.
Pemeriksaan singkat pelapis dan alat kelengkapan harus dilakukan pada saat yang
sama. Pada akun (No Account) tidak harus kargo digunakan untuk menguji pipa dan katup.
Hanya air bersih (Clean Water) yang harus digunakan untuk tujuan ini.

7.10 KUALITAS PRODUK ( PRODUCT QUALITY )

7.10.1 Karakteristik Produk ( Product Quality )


Kualitas produk minyak bumi dan minyak bumi ditentukan oleh pertemuan
karakteristik tertentu persyaratan yang ditentukan. Karakteristik ini diukur dengan tes
laboratorium standar. Itu spesifikasi produk akan tergantung pada penggunaan akhirnya dan,
jika itu adalah produk jadi, di mana itu harus dipasarkan.

7.10.2 Properti Kritis


Beberapa sifat kritis untuk minyak putih dan hitam masing-masing diberikan dalam
Tabel 2 dan 3.

7.11 TABLE PEMBERSIHAN TANKI ( TANK CLEANING TABLE )


7.11.1 Tabel pembersihan
Tabel 4 memberikan pedoman (Guidelines) untuk pembersihan. Pedoman ini
didasarkan pada yang berikut ini komentar, dengan mempertimbangkan aspek kritis dari
masing-masing kargo sebagaimana dirangkum dalam Tabel 2 dan 3.
Tabel ini mengasumsikan bahwa tangki dilapisi dan dalam kondisi baik. Di mana ini
tidak kasus pembersihan tambahan mungkin diperlukan tergantung pada muatan yang terlibat,
biasanya penambahan gas-bebas, kerak dan mengepel di mana hanya mencuci ditentukan.
Pengupasan (Draining) dan pengeringan (stripping) setelah pembuangan atau
pencucian diasumsikan menyeluruh sedemikian rupa sehingga setiap ROB cair terbatas pada
sumur pompa (Pump Well) (jika ada). Semua lines terkait hisap, Pipa di galadak (deck Lines)
dan garis jatuh (Drop Lines), dll. harus dibersihkan dan dikeringkan dari semua produk atau
air. Saat pencucian ditentukan, ini termasuk line geladak, memuat drop lines, dan cross over
dan cross line .

62
Mengikuti pedoman ini tidak selalu berarti bahwa tangki akan seperti itu dapat diterima
untuk kargo yang dimaksudkan berikutnya. Nakhoda / Master pada akhirnya bertanggung
jawab atas kebersihan dari tangki dan harus memastikan bahwa hasil akhirnya memenuhi milik
Pemilik / Penyewa / Pengirim harapan.

7.12 KOMENTAR TENTANG KARGO INDIVIDU (JENIS KARGO) ( COMMENTS


ON INDIVIDUAL CARGOES CARGO TYPES)

7.12.1 Naphthas dan bahan baku sulingan ringan (dan / atau - bersihkan kondensat,
bahan baku, benzena, pentana, alami bensin, bensin jalan lurus)
Naphtha dan bahan baku distilasi ringan tidak boleh terkontaminasi oleh timbal dan
tidak boleh dibawa langsung setelah kargo yang mengandung timah mis. bensin penerbangan.
Pelapisan tangki harus berada dalam kondisi baik karena pelapisan tangki yang melepuh atau
terkelupas dapat menjadi sumber kontaminasi dari kargo sebelumnya.
Karenanya, oksigenat dapat memengaruhi proses naphtha dan pencucian diperlukan
saat itu memuat naphtha ke dalam tangki yang sebelumnya berisi muatan bensin tanpa timbal.
pencucian dengan air laut harus diikuti dengan pembilasan air tawar untuk menghilangkan
klorida.
Bahan baku yang lebih berat dapat mentolerir pencampuran kecil dari minyak tanah
penerbangan, minyak tanah, pelarut atau bahan baku yang lebih ringan.

7.12.2 Bensin Penerbangan ( Aviation Gasoline )


Bensin penerbangan (dan / atau - avgas, aviation spirit). Produk-produk ini biasanya
memiliki kandungan timbal tinggi dan selalu diwarnai.
Tangki yang tidak dilapisi harus dicuci dengan air panas dan memiliki scale dasar yang
mudah di removed sebelum memuat.
Air tidak dapat ditoleransi dan perawatan yang ekstrim harus dilakukan untuk
memastikan bahwa tangka dan garis kering sebelum memuat atau pemakaian. Disarankan
mengepel tangan.
Deterjen dan penghasil saponator sebaiknya tidak digunakan untuk menyiapkan tangki
untuk bensin penerbangan muatan sebagai residu dapat merusak filter / penggabung bahan
bakar.
Kontaminasi etanol / MTBE pada bensin penerbangan dapat menyebabkan masalah
spesifikasi.
63
Pencucian menyeluruh diperlukan untuk memastikan pencegahan kontaminasi silang
dan yang diusulkan rencana pembersihan / pembilasan tangki harus didiskusikan dan disepakati
dengan Penyewa.
Untuk menghindari kontaminasi dari FAME, disarankan untuk memiliki tiga perantara
kargo tanpa FAME antara FAME (B100) atau kargo apa pun dengan konten FAME lebih besar
dari 15% (B15) dan kargo bensin penerbangan.
Saat mengikuti kargo dengan konten FAME 5% atau kurang (B5 atau di bawah) yang
panas cuci air, termasuk pembilasan pompa dan saluran diikuti oleh pengeringan
direkomendasikan sebagai minimum.
Saat mengikuti kargo dengan konten FAME 15% (B15) atau kurang, tetapi di atas
B5, cuci air panas, termasuk pembilasan pompa dan saluran, diikuti dengan pengeringan lagi
direkomendasikan sebagai minimum. Namun, tangki harus dalam kondisi baik dan kebutuhan
mencuci menjadi sangat ketat. Disarankan satu kargo antara dan tanpa konten FAME sebagai
alternatif, diikuti oleh pencucian air panas, termasuk pembilasan pompa dan saluran, dan
dengan menguras.
Toleransi yang sangat rendah untuk kontaminasi FAME membutuhkan perawatan yang
ekstrim selama pengambilan sampel.
Untuk mengurangi kemungkinan pengambilan sampel yang tidak representatif,
pertimbangan harus diberikan untuk membersihkan pipa berdiri dan menenangkan sumur
sebagai bagian dari rezim pembersihan tangki ketika tangka sebelumnya memiliki kargo yang
berisi FAME. Catatan: rekomendasi yang berkaitan dengan FAME juga berlaku untuk FAEE.

7.12.3 Leaded Motor Gasoline (and / or Premium / regular motor spirit , motor gasoline,
mogas)
Produk-produk ini sering dicelup dan mungkin mengandung aditif surfaktan. Hanya
sejumlah kecil kargo dengan titik didih yang lebih tinggi seperti minyak gas yang dapat
ditoleransi dalam bensin motor. Tergantung pada spesifikasi produk, hingga 0,1% volume
mungkin ditoleransi. Ketika produk dekat dengan batas spesifikasi, level toleransi nol akan
berlaku.
Tangki akan membutuhkan pencucian saat mengikuti muatan minyak gas atau minyak
tanah yang dicelup. Tangki yang tidak dilapisi harus dicuci dengan air panas dan bagian
bawahnya terlepas sebelum memuat

64
7.12.3 Unleaded motor gasoline (and/or – unleaded motor spirit, regular unleaded,
premium unleaded, super unleaded, toluene, methyl tertiary butyl ether (MTBE),
reformate, alkylate, cracked spirit, motor spirit/gasoline blending components)
Pencucian tangki menyeluruh diperlukan saat mengikuti produk bertimbal, minyak gas
celup atau minyak tanah. Tangki yang tidak dilapisi harus dicuci dengan air panas dan
memiliki skala dasar yang longgar dihapus sebelum memuat.

7.12.4 Gasolin sulfur ultra rendah


Selain komentar dalam 2.12.4 kargo ini memiliki kandungan sulfur maksimum yang
khas 10 ppm (atau mungkin 50 ppm tergantung lokasi). Jika mereka akan dimuat ke dalam
tangka atau melalui jalur yang sebelumnya berisi kargo yang memiliki perawatan konten sulfur
yang lebih besar harus diambil untuk memastikan bahwa pencampuran dijaga agar tetap
minimum.
Produk-produk ini kritis terhadap air asin karena spesifikasi tinggi tidak akan
memungkinkan natrium atau kalium. Cuci dan mengepel air tawar dapat ditentukan.\

7.12.5 Pelarut (dan / atau - pelarut titik didih khusus, pelarut karet, roh pembersih tanpa
timbal)
Ini adalah produk tanpa timbal yang mudah menguap. Karena variasi yang luas dalam
spesifikasi dalam nilai, panduan khusus seharusnya dicari pada tingkat pencampuran yang
diijinkan dengan pelarut lain. Tidak dapat dicampur dengan jenis produk lain yang dapat
ditoleransi dan produk ini harus tidak dibawa setelah kargo bertimbal.
Tangki yang tidak dilapisi harus dicuci dengan air panas dan memiliki skala dasar yang
longgar dihapus sebelum memuat.

7.12.7 Minyak tanah penerbangan (dan / atau - minyak tanah serbaguna, Jet, Jet-A1,
Avtur, ATK, JP5, JP8)
Produk tidak mengandung timbal dan cukup fluktuatif. Produk mungkin mengandung
kadar sulfur yang relatif tinggi yang dapat mempengaruhi kualitas dari kargo rendah sulfur
berikutnya.
Spesifikasi yang sangat ketat mencegah pencampuran oleh kargo lain kecuali umum
yang tidak didekati kerosen tujuan tanpa komponen biologis. Air tidak dapat ditoleransi dan
peduli yang ekstrim harus dilakukan untuk memastikan bahwa tangki dan garis kering sebelum
memuat atau pemakaian. Disarankan mengepel tangan. Karena batasan ketat pada kontaminasi
65
biologis (konten FAME maksimum 5 ppm, mungkin meningkat menjadi 100 ppm) disarankan
untuk memiliki tiga kargo menengah tidak ada FAME antara FAME (B100) atau kargo apa
pun dengan konten FAME lebih besar dari 15% (B15) dan kargo minyak tanah penerbangan
berikutnya.
Saat mengikuti kargo dengan konten FAME 5% atau kurang (B5 atau di bawah) yang
panas cuci air, termasuk pembilasan pompa dan saluran diikuti oleh pengeringan
direkomendasikan sebagai minimum.
Saat mengikuti kargo dengan konten FAME 15% (B15) atau kurang, tetapi di atas
B5, cuci air panas, termasuk pembilasan pompa dan saluran, diikuti dengan pengeringan lagi
direkomendasikan sebagai minimum.
Namun, tangki harus dalam kondisi baik dan kebutuhan mencuci menjadi sangat ketat.
Disarankan satu kargo antara dan tanpa konten FAME sebagai alternatif, diikuti oleh pencucian
air panas, termasuk pembilasan pompa dan saluran, dan dengan menguras.
Toleransi yang sangat rendah untuk kontaminasi FAME membutuhkan perawatan yang ekstrim
selama pengambilan sampel.
Untuk mengurangi kemungkinan pengambilan sampel yang tidak representatif,
pertimbangan harus diberikan untuk membersihkan pipa berdiri dan menenangkan sumur
sebagai bagian dari rezim pembersihan tangki ketika tangki
sebelumnya memiliki kargo yang berisi FAME.
Jika konten FAME dari kargo sebelumnya tidak diketahui, maka harus diasumsikan
menjadi 15%. Catatan: rekomendasi yang berkaitan dengan FAME juga berlaku untuk FAEE.
Kargo lain dapat memiliki efek buruk pada kualitas produk minyak tanah penerbangan dan
kargo menengah direkomendasikan dalam kondisi ini (lihat Tabel 2 dan 4).
Deterjen dan saponifer tidak boleh digunakan untuk menyiapkan tangki untuk minyak
tanah penerbangan muatan sebagai residu dapat merusak filter bahan bakar penerbangan.
Dalam semua kasus, pembilasan air bersih diperlukan setelah mencuci dengan air laut
mengurangi kontaminasi garam.

7.12.8 Kerosen premium dan regular (dan / atau - bahan baku minyak tanah, minyak
bakar, minyak kompor)
Produk mungkin mengandung kadar sulfur yang relatif tinggi yang dapat
mempengaruhi kualitas muatan sulfur rendah.
Admixing minyak tanah (Dyed kerosene) yang dicelup dengan minyak tanah yang tidak
dicelup dapat menyebabkan kargo yang tidak dicelup tidak memenuhi spesifikasi warna.
66
Tangki yang telah membawa produk yang diwarnai akan membutuhkan mencuci dan
mengepel kering sebelum memuat produk yang tidak dicelup.
Jika pewarna tidak menjadi masalah, produk-produk ini tidak akan membutuhkan
tangki untuk dibersihkan setelahnya cuci air kecuali mengikuti minyak pelumas atau minyak
bakar ringan.
Sejumlah kecil minyak gas dapat ditoleransi (hingga 0,1% volume) tergantung
komentar di bawah .

7.12.9 Minyak solar dan bahan bakar diesel otomotif (dan / atau - oli gas otomotif, oli
diesel otomotif, DERV, oli bahan bakar ekstra ringan, distillate marine diesel)
Beberapa campuran dengan muatan destilat yang lebih ringan seperti minyak tanah
dapat diterima, tergantung pada persyaratan titik nyala minimum untuk kargo individu. Namun,
persyaratan flashpoint akan menghalangi pencampuran dengan nafta, bensin motor atau
muatan lainnya dengan rendah titik nyala HM 50.

PANDUAN UNTUK PEMBERSIHAN TANGKI DAN LINE PIPA UNTUK KAPAL


TANGKI LAUT MEMBAWA PRODUK PETROLEUM DAN DIREFINSI 17
Kontaminasi air adalah masalah yang menyebabkan 'kabut' dalam 'produk. Ini bisa
menghasilkan lapisan air dan korosi selanjutnya dalam penyimpanan hilir. Sodium dalam
garam terlarut dapat menyebabkan kerusakan pada bilah jika bahan bakar digunakan untuk
turbin gas. Karena itu perawatan harus dilakukan diambil untuk memastikan bahwa air
dikeluarkan dari tangki, pompa dan saluran sebelum memuat.
Tangki yang tidak dilapisi harus dicuci dengan air panas dan memiliki skala dasar yang
longgar dihapus sebelum memuat.
Pencampuran minyak gas yang dicelup dengan minyak gas yang tidak dicelup dapat
menghasilkan bahan yang tidak dicelup tidak memenuhi spesifikasi warna dan tangki yang
telah membawa produk pewarna akan membutuhkan cuci sebelum memuat produk yang tidak
dicelup. Saponifiers dan degreasers dapat memiliki efek negatif pada minyak gas atau diesel
otomotif kualitas bahan bakar dan jika ini digunakan, mencuci air panas dianjurkan untuk
menghilangkan jejak.
Semakin banyak, bahan bakar diesel untuk transportasi jalan merupakan campuran
FAME dan konvensional biodiesel campuran diesel. Campuran ini hanya dapat disebut sebagai
bahan bakar diesel, tetapi nama kelas dapat menunjukkan persentase FAME. Dengan demikian
bahan bakar diesel B5 mengandung FAME 5% dan bahan bakar diesel B15, 15% FAME.
67
Prosedur pembersihan bervariasi dengan persentase FAME dicampuran sehingga
penting bagi pengirim untuk menentukan konten FAME dari muatan bahan bakar diesel. Jika
kandungan FAME dari muatan bahan bakar diesel tidak diketahui, maka harus diasumsikan
15%. Catatan: komentar ini juga berlaku untuk FAEE.

7.12.10 Bahan bakar diesel otomotif ultra rendah sulfur (dan / atau - ULSD, minyak gas
turbin ULS, minyak gas laut LS, ULS Diesel)
Selain komentar dalam 2.12.9 kargo ini biasanya memiliki sulfur maksimum yang khas
konten 10 ppm (mungkin 50 ppm tergantung lokasi). Jika mereka akan dimuat tank atau
melalui garis yang sebelumnya berisi kargo yang memiliki belerang yang lebih besar perawatan
spesifikasi harus dilakukan untuk memastikan bahwa pencampuran dijaga agar tetap minimum.
Produk-produk ini kritis terhadap air asin karena spesifikasi tinggi tidak akan
memungkinkan natrium atau kalium. Cuci dan mengepel air tawar dapat ditentukan.

7.12.11 Minyak mentah dan kondensat ( Crude and Condensate )


Spesifikasi kargo ini sangat bervariasi. Panduan umum bersama dengan daftar sifat
fisik dari banyak kelas bersama dengan rekomendasi mencuci dan kereta diberikan dalam
Pedoman HM40 untuk mencuci minyak mentah tangki kapal dan pemanasan minyak mentah
minyak diangkut melalui laut.

7.12.12 Minyak pelumas


Kualitas minyak pelumas sangat dipengaruhi oleh pencampuran dengan air dan
persiapan tangka biasanya akan termasuk mengepel. Katup dan saringan juga membutuhkan
pembukaan dan pengeringan.
Untuk menjaga kualitas dan menghindari masuknya air, minyak pelumas harus dimuat,
dibawa dan dibuang di udara dan bukan gas inert.

7.12.13. Minyak gas vakum (dan / atau - pakan kerupuk, sulingan lilin)
Kargo ini bersifat kritis natrium dan tangki yang telah dicuci akan membutuhkan air
garam cuci air bersih untuk menghilangkan jejak garam. Minyak gas vakum mungkin dimuat
di atas beberapa minyak mentah ringan dan kondensat tanpa dicuci.
Namun, seperti halnya dengan bahan bakar minyak, perlu panaskan produk mengarah
ke spesifikasi titik nyala tinggi dan mencegah pencampuran dengan yang lainnya residu yang
mudah menguap
68
7.12.14 Oli bahan bakar sedang dan berat
Pencampuran kargo ini dengan residu berlilin dapat menyebabkan bahan tidak
memenuhi batas spesifikasi titik tuangkan maksimum. Tank yang telah membawa muatan titik
tuang tinggi harus dikeringkan dengan hati-hati dan dilucuti sebelum memuat.
Kebutuhan untuk memanaskan produk mengarah pada spesifikasi titik nyala yang
tinggi dan menghalangi pencampuran dengan residu yang mudah menguap. Mencuci
umumnya akan diperlukan saat memuat ini produk setelah kargo minyak mentah.

7.12.15 Minyak bahan bakar sulfur rendah (dan / atau - Residu Atmosfer Belerang
Rendah (LSAR), Residu Lilin Belerang Rendah (LSWR))
Selain komentar dalam 2.12.14, produk ini sering diperdagangkan dengan konten
belerang sangat dekat dengan batas atas yang ditentukan. Dicampur dengan kargo dengan
kandungan sulfur lebih tinggi karena itu harus dijaga agar tetap minimum. Pencucian panas
biasanya diperlukan saat memuat setelah minyak mentah atau minyak bakar lainnya.
Kargo untuk cracking kilang juga akan menjadi natrium kritis dan tank yang telah
air garam yang dicuci membutuhkan pencucian dengan air segar untuk menghilangkan jejak
garam.

7.12.16 Minyak bahan bakar ringan


Pencampuran kargo ini dengan residu berlilin dapat menyebabkan bahan tidak
memenuhi viskositas maksimum dan / atau batas spesifikasi titik tuangkan. Tangki yang telah
membawa tuang tinggi titik atau oli bahan bakar viskositas tinggi atau minyak mentah harus
dicuci panas pada diizinkan tertinggi suhu untuk menghilangkan jejak lilin.
Pencucian dapat dihindari jika muatan sebelumnya dari bahan bakar minyak kelas berat
memiliki lilin yang rendah konten dan ROB minimal (kurang dari 0,1% volume).

7.12.17 Produk Gas ke Cairan (GTL)


Sejumlah dari ini memasuki pasar; biasanya nafta, kondensat dan diesel.
Properti sesuai kargo non-GTL serupa tetapi semua sulfur sangat rendah dan seharus ditangani
dengan tepat

69
70
71
72
Table 3 Notes:
In order to meet flash point specification for all
Flash Point medium/high flash cargoes it is critical that tank and line
admixing with low flash cargoes is rigorously avoided.

Machine washing with hot water is normally adequate for


the colour critical grades after black oils. However, if tanks
Colour have carried black oil grades for a number of consecutive
voyages additional cleaning including removal of deposits
and flushing tanks and pipes with a suitable wash oil may be
necessary.

The majority of black oils do not require extensive


precautions such as mopping tanks dry. However, water
contamination (and particularly salt water contamination)
should be avoided where possible so tanks used for ballast
Water and associated pipelines should be well drained before
loading. Bitumen and naphthenic distillates are exceptions
and every care should be taken to ensure dryness of tanks,
lines and pumps. Vacuum gas oil cargoes will need salt
water free stowage and tanks and lines should be fresh water
rinsed.

Viscosity Cargoes with high viscosity (>650cS at 50ºC) may have a


detrimental effect on lighter products

All cargoes in the waxy distillate/slack wax range are


Metals and sensitive to these contaminants which are present in sea
Asphaltenes water, scale and residues from other grades. Thorough
cleaning and draining is necessary prior to loading.

73
74
75
76
LAMPIRAN A :
DAFTAR ISTILAH
Untuk keperluan pedoman EI ini, istilah yang digunakan harus dipahami memiliki
arti berikut:
Ballast: air diambil di kapal ketika kapal kosong atau sebagian dimuat / dibuang ke

77
Istilah -Istilah :
Untuk keperluan dalam pedoman ini , istilah yang digunakan harus dipahami memiliki
arti berikut :
 Ballast
 air laut diambil di kapal ketika kapal kosong atau sebagian dimuat / dibuang
menambah draft sehingga baling-baling terendam penuh, stabilitas dan trim
dipertahankan, dan tekanan diminimalkan.
 Ketentuan ballast spesifik adalah sebagai berikut:
• Departure Ballast ( Pemberangkatan pemberangkatan ) : Ballast diambil
di kapal sebelum keberangkatan. Jika dimuat ke dalam tangka yang
sebelumnya berisi muatan, mungkin mengandung jejak minyak dan
disebut kotor pemberat.
• Clean ballast: ballast yang terkandung dalam tangki kargo yang telah
SAPI (di mana sesuai) dan dicuci dengan air. Mungkin dibuang ke laut
dan bertemu Persyaratan MARPOL.
• Segreated ballast ( pemberat terpisah ): ballast yang terkandung dalam
tangki ballast khusus yang diservis oleh pompa dan saluran balas
khusus tanpa koneksi permanen ke kargo sistem.
• Heavy weather ballast ( pemberat cuaca buruk ): ballast tambahan yang
dimuat ke dalam tangki kargo untuk mengaktifkan kapal untuk menjaga
kondisi pelayaran yang aman di bawah kondisi cuaca ekstrem.
• Blended biodiesel: bahan bakar diesel yang merupakan campuran dari
komponen yang diturunkan secara biologis (mis. FAME atau FAEE)
dan diesel mineral. Persentase komponen biologis sering ditunjuk dalam
nama kelas, mis. B15 menunjukkan komponen biologis 15%.
• Cuci bawah: operasi cuci terbatas pada bagian bawah sekat tangki,
struktur internal dan dasar tangki. Ini hanya dapat dilakukan oleh kapal
yang dilengkapi dengan mesin cuci tangki yang dapat diprogram.
• Minyak hitam: produk minyak bumi yang mengandung komponen
residu yang membuatnya menjadi gelap warna.
• Clingage: bahan yang melekat pada permukaan dinding dan struktur
tangki, keduanya horizontal dan vertikal, di dalam tangki kosong dan
sebagian kosong, selain permukaan bawah.

78
 Crude Oil ( Minyak mentah ): untuk keperluan pedoman ini, jenis minyak mentah
telah dibagi menjadi :
 Aromatic crude Oil ( Minyak Mentah Aromatik ): Lihat Minyak Mentah
Viskositas Tinggi.
 High viscosity ( Minyak mentah viskositas tinggi ) : minyak mentah yang
karena viskositasnya saja membutuhkan pemanasan selama transportasi,
Kontrak Karya atau pemecatan. Jenis minyak mentah ini umumnya memiliki
sebuah konten aromatik yang tinggi dan mungkin memiliki sebutan minyak
mentah aromatik.
 volatile crude oil: minyak mentah, memiliki konsentrasi tinggi komponen yang
mendidih di bawah suhu sekitar (Gas C1 ke C4), yang menghasilkan evolusi
gas berlebihanjika digunakan sebagai media COW.
 Wax Paraffinic ( Minyak lilin parafin mentah ) : minyak mentah yang,
berdasarkan fungsi total kandungan lilinnya, membutuhkan pemanasan untuk
mencegah endapan lumpur selama transportasi dan pembongkaran
 Crude oil washing (COW): penggunaan aliran tekanan tinggi dari kargo minyak
mentah ke mengusir atau membubarkan clingage dan sedimen dari sekat,
bawah, dan tangki internal struktur kapal selama operasi pembuangan.
 FAEE : Asam Lemak Etil Ester; kadang-kadang disebut sebagai biodiesel atau B100
(belum banyak digunakan tetapi properti mirip dengan FAME).
 FAME : Asam Lemak Metil Ester; kadang-kadang disebut sebagai biodiesel atau B100.
 Titik nyala (Flash Point) : suhu terendah dari bagian uji, dikoreksi menjadi tekanan
barometric 101,3 kPa, di mana penerapan sumber penyalaan menyebabkan uap
pengujian bagian untuk dinyalakan dan nyala merambat melintasi permukaan cairan di
bawah kondisi pengujian yang ditentukan.
 Cuci siklus penuh ( Full Cycle washing ) : operasi mencuci di mana tangki kargo
lengkap dicuci, baik oleh mesin yang dapat diprogram atau tidak diprogram.
 Bebas gas ( Gas Frree ) : tangki, kompartemen atau wadah bebas gas saat udara segar
telah mencukupi dimasukkan ke dalamnya untuk menurunkan tingkat gas yang mudah
terbakar, beracun, atau lembam seperti yang diperlukan tujuan tertentu, mis. pekerjaan
panas, entri, dll.
 Inert gas (IG): campuran gas atau gas yang digunakan untuk membuat ruang uap di
tangki kargo tidak mudah terbakar.

79
 Minyak persisten ( Persistent Oil ) : pedoman dana IOPC (Kompensasi Polusi Minyak
Internasional) dipertimbangkan minyak sebagai non-persisten jika, pada saat
pengiriman, setidaknya 50% dari fraksi hidrokarbon, berdasarkan volume, distil pada
suhu 340ºC dan setidaknya 95% fraksi hidrokarbon, berdasarkan volume, distil pada
suhu 370ºC saat diuji sesuai dengan ASTM D86. Sebuah minyak persisten adalah salah
satu yang tidak memenuhi kriteria ini.
 Tuang titik ( pour Point ) : suhu terendah di mana sampel produk minyak bumi akan
terus berlanjut mengalir ketika didinginkan dalam kondisi standar yang ditentukan
(lihat IP 15 / ASTM D 97).
 Purging : pengantar gas inert ke dalam tangki yang sudah dalam kondisi lembam
dengan objek yang selanjutnya mengurangi kandungan oksigen yang ada dan / atau
kandungan gas yang ada menjadi sebuah tingkat di bawah mana pembakaran tidak
dapat didukung jika udara kemudian dimasukkan ke dalam tangki.
 Remaining on board (ROB): jumlah volume cairan yang diukur, termasuk free water,
dan diukur volume non-cair tetapi tidak termasuk uap, dalam tangki kargo pada saat
penyelesaian pembongkaran .
 Saponifier: larutan basa organik atau anorganik (alkali, mis. Soda kaustik) dan berbagai
agen, seperti agen pembasah dan dispersan, yang bereaksi dengan dan mempromosikan
penghapusan kontaminan yang tidak larut dalam air, seperti minyak nabati.
 Segregated ballast tankers (SBTs): kapal yang memiliki tangki ballast khusus yang
memadai untuk memungkinkan operasi pengangkutan di laut yang aman dalam kondisi
cuaca normal. Lihat juga cuaca buruk ballast .
 Tangki tumpah ( Slop Tanks ): untuk keperluan pedoman ini tangki dimanfaatkan
sebagai penampung untuk crude oil medium & penerimaan pencucian tangka (COW )
 Pengeringan ( Stripping ) : pengeringan isi akhir tangki kargo, mungkin menggunakan
peralatan tambahan ( stripping pump) untuk pompa muatan utama.
 Trim: Perbedaan antara draft depan dan belakang kapal. Ketika draft buritan adalah
lebih besar dari draft maju, kapal dikatakan dipangkas 'oleh buritan'. Ketika aft draft
kurang dari draft ke depan, kapal dikatakan trim by head .
 True vapor pressure (TVP): tekanan absolut yang diberikan oleh gas yang diproduksi
oleh penguapan dari cairan, ketika gas dan cairan berada dalam kesetimbangan pada
saat itu suhu.

80
 Viskositas: pengukuran ketahanan fluida (a fluid’s resistence) untuk mengalir pada
suhu yang ditentukan. Dokumen ini unit Viskositas Kinematic, centistoke (cSt) telah
digunakan setara dengan mm² / s.
 Lilin (wax) : campuran hidrokarbon rantai panjang yang mengkristal pada suhu yang
berbeda dengan suhu cairan yang turun keseluruhan.
 Minyak putih ( White Oil ) : Produk minyak bumi yang bersih dan halus yang tidak
berwarna gelap seperti motor spirit , minyak tanah, minyak solar , bahan bakar diesel
dan komponen-2 campuran.

7.13 CARGO AND SHIP DOCUMENT


Dokumen lainnya Bergantung pada pelabuhan pemuatan dan pengosongan, Pengirim,
surveyor, bea cukai, otoritas, dll.
Menyediakan berbagai dokumen untuk disampaikan kepada Penerima, kepada Agen, dll. Di
pelabuhan pengosongan.
1. Cargo quality certificate (analysis report): Sertifikat kualitas kargo (laporan
analisis)
2. Cargo quantity certificate: Sertifikat kuantitas kargo
3. Certificate of origin: Sertifikat asal
4. Cleanliness report: Laporan kebersihan
5. Heating instructions: Instruksi pemanasan
6. Inhibitor certificate: Sertifikat penghambat
7. Manifest:
8. Receipt of documents: Tanda terima dokumen
9. Ship’s experience factor: Faktor pengalaman kapal
10. Tank history: Sejarah tank
11. Ullage report: Laporan Ullage
12. Sailing permit: Izin berlayar
13. Sample receipt: Kwitansi sampel
14. Custom papers: Kertas khusus dari bea Cukai

81
7.13.1 STATEMENT OF FACS
Pernyataan Fakta: semua fakta dan waktu yang relevan tentang pemuatan / pemakaian
harus dicatat. 'Pernyataan fakta' harus berisi ( A ‘Statement of facts’ must contain) :
• Name of the vessel : Nama kapalnya
• Voyage number : Nomor pelayaran
• Loading/discharge port, berth : Memuat / melepaskan port, dermaga
• End of sea passage : akhir sebuah pelayaran / Bagian ujung laut
• Arrival roads : Rute kedatangan
• Reasons for delay on the roads (if awaiting departure of other vessel(s) state name(s)
of vessel(s)) : Alasan keterlambatan di jalan (jika menunggu keberangkatan kapal
lain, sebutkan nama kapal)
• Pilot boarded : Pilot naik
• Passing breakwater : Melewati pemecah gelombang
• First line ashore : tali pertama ke darat / Jalur pertama ke darat
• Arrival berth (name) : Tempat kedatangan (nama)
• NOR tendered/accepted : NOR ditenderkan / diterima
• Draft on arrival fore/aft : Draft pada saat kedatangan kedepan / belakang
• Ullages taken : Ullage diambil
• Samples taken : Sampel diambil
• Tanks inspected/accepted : Tank diperiksa / diterima
• Hose connected : Selang terhubung
• Commenced loading /discharging : Memulai pemuatan / pemakaian
• Completed loading/discharging : Pemuatan / pemakaian yang lengkap
• Ullages/samples taken : Ullage / sampel diambil
• Tanks accepted dry and empty : Tank diterima kering dan kosong
• Hoses disconnected : Selang lepas / finish laytime
• Draft on departure fore/aft : Cargo documents on board : Dokumen kargo di kapal
• Draft saat keberangkatan / buritan
• Pilot on board : Pilot di kapal
• Departure berth : Tempat keberangkatan
• Pilot dropped : Pilot lepas
• Start of sea passage : Mulai berlayar / Full away / ATD
• Loaded grade and quantity as per B/L, ship’s figures : Nilai dan kuantitas dimuat
sesuai B / L, angka kapal
82
• Bunkers (on arrival, on sailing and taken) : Bunker (pada saat kedatangan, saat
berlayar dan dibawa)
• Tugs used : Kapal tunda yang digunakan
• Remarks (e.g. purging times, stoppages). : Keterangan (mis. Waktu pembersihan,
penghentian).

7.13.2 Dokumen yang paling dibutuhkan untuk kapal yang membawa bahan berbahaya
secara curah
Berikut ini adalah dokumen yang paling dibutuhkan untuk kapal yang membawa bahan
berbahaya secara curah (Following are most needed documents for ships carrying dangerous
substances in bulk):

Deck Log Book Inert Gas Log


Sea Passage Report Tank Cleaning Record
Port Log ROB Report
Notice of Readiness Dry receipt
Deadfreight Statement Vessel Experience Factor
Protest of Difference Between (Load)
Ship and Shore Figures Cargo Loading Plan
Pre arrival and Commencement Cargo Discharge Plan
– Cargo Operations Checklist Chemical & Physical
During Loading Ops Checklist Properties
Completion of Cargo & Pre- Pressure Log & O2 Log
departure Checklist Cargo Hose Record
Prior to Use of Vapour Cargo Sampling Log
Emission Control System Tank Cleaning Plan
Checklist Tank Cleaning Schedule
During Discharge Ops Checklist
Checklist Monitoring During Cleaning
Ullage Report Operations
Pumping Record Wall Wash Test Results
Cargo Heating Report

83

Anda mungkin juga menyukai