Anda di halaman 1dari 146

192

193
DAFTAR ISI
BAB VIII ANATOMI KAPAL , ARUS MINYAK , METERING SYSTEM ,
KALIBRASI , STANDARD ALAT UKUR , AUTOMATIC TANK
GAUGING , ALAT UKUR DI KAPAL YANKER , SISTIM
PENGUKURAN DINAMIS , UTI DAN REFERENCE HIGH POINT .
8.1 Anatomi Kapal Tanker / Ship
8.2 Arus Minyak
8.3 Metering System
8.4 Kalibrasi / Tera , Dasar Hukum dan Perijinan
8.5 Standard Alat Ukur Minyak dan tatacara pengukuran di tanki darat dan kapal
8.6 Automatic tank Gauging
8.7 Alat ukur di kapal tanker
8.8 Sistim pengukuran dinamis
8.9 Pengukuran minyak dengan alat Ullage Temperatur dan Interface ( UTI )
8.10 Cargo Tanks Reference High Point ( RHP )

BAB IX. PETROLEUM CARGO MEASUREMENT AND CALCULATION ON


SHORE AND SHIP TANK.
9.1 Petroleum Measurement standar on tanker ship
9.2 Pengukuran air bebas / free water
9.3 Pengukuran On Board Quantity / Remaining On Board free
water
9.4 Pengukuran Suhu Minyak
9.5 Pengukuran suhu minyak menggunakakan Portable Electronic
Temperature ( PET )
9.6 Pengukuran level minyak di tanki darat
9.7 Pengukuran air bebas di tanki darat
9.8 Pengukuran suhu minyak di tanki darat
9.9 Pengukuran / pengambilan contoh / sample
9.10 Pengukuran Density di tanki darat
9.11 Pengukuran Base sedimen and Water ( BS & W )

i
BAB VIII
ANATOMI KAPAL, ARUS MINYAK,
METERING SYSTEM, KALIBRASI,
STANDARD ALAT UKUR, AUTOMATIC
TANK GAUGING, ALAT UKUR DI KAPAL
YANKER, SISTIM PENGUKURAN DINAMIS,
UTI DAN REFERENCE HIGH POINT
8.1 ANATOMI KAPAL TANKER

8.1.1 Kapal tanker terutama diklasifikasikan berdasarkan jenis muatan dan ukuran
kapal.
Beberapa tanker yang paling umum digunakan adalah:
 Kapal tangki minyak mentah
 Kapal tanker produk
 Kapal tanker kimia
 Tanker gas (LPG dan LNG)

1
2
8.1.2 Berat Kapal :
1. Displacement
• Berat kapal, yang setara dengan berat cairan yang dipindahkannya
• Berat kapal beserta seluruh isinya
2. Light Displacement
Berat kapal kosong, yaitu berat kapal yang terdiri dari badan kapal, mesin- mesin
kapal, peralatan tetap kapal, dan bahan bakar dalam mesin induk dan mesin bantu
serta air dalam ketel uap.
3. Loaded Displacement :
• Berat kapal secara keseluruhan pada saat kapal terbenam pada sarat maksimum
yang diperbolehkan, yaitu merupakan Light displacement + muatan + air tawar+
bahan bakar + perbekalan + awak kapal
• Light Displacement + DWT
4. Dead Weight Tonnage (DWT)
Kemampuan kapal untuk dapat dimuati beban seperti: muatan, air tawar, bahan
bakar, perbekalan, minyak lumas, penumpang, begasi, awak kapal dan lainnya,
sampai pada sarat tertentu dan pada cairan dengan density tertentu pula
5. Cargo DWT
Kemampuan kapal untuk memuat sejumlah muatan sampai dengan sarat maksimum
yang diperbolehkan
8.1.3 Bagian – Bagian dari kapal tanker
1. Head draft marks
2. Anchor
3. Forward draft marks
3
4. Bulbous bow
5. Midship draft marks
6. Propeller
7. Rudder
8. Windlass
9. Foremast
10. Ventilator
11. Cross bitt
12. Deck store
13. Derrick boom,
14. mad mark
15. Antenna pols
16. Lifeboat
17. Bridge
18. Radar mast
19. Funne
20. Accommodation ladder
21. Loading station / manifold
22. Universal chock / panama chock
23. Draft line
24. Cargo oil hatch
25. Cargo oil pipe

8.1.4 Dead Weight Scale


Sebuah gambar yang digunakan untuk memperkirakan draft tambahan atau
untuk menentukan beban tambahan yang dapat diambil di atas kapal ketika sebuah
kapal sedang dimuat dalam air dengan kepadatan kurang dari air garam.Sebuah gambar
yang digunakan untuk memperkirakan draft tambahan atau untuk menentukan beban
tambahan yang dapat diambil di atas kapal ketika sebuah kapal sedang dimuat dalam air
dengan kepadatan kurang dari air garam.

4
5
8.1.5 General Arrangement
Gambar desain paling penting yang harus dipelajari untuk mengidentifikasi
desain sebuah kapal, adalah Gambar Pengaturan Umum. menggambarkan tampilan
profil pengaturan umum kapal tanker minyak.

8.1.6 Capacity Plan and Deadweight Scale


Rencana ruang yang tersedia untuk kargo, bahan bakar, air tawar, ballast air, dll,
dan berisi daftar kapasitas kubik atau berat untuk ruang tersebut dan skala yang
menunjukkan kapasitas bobot mati di berbagai draf dan pemindahan.

6
7
Dead Weight Scale:
Skala ini juga menunjukkan momen untuk mengubah trim 1 cm dan TPC untuk
setiap draft; diagram dengan pengukuran garis beban musim dingin, musim panas,
tropis dan air tawar dengan diagram posisi garis geladak; ini biasanya ditempatkan di
samping bobot mati dan skala perpindahan sehingga bobot mati atau perpindahan dapat
ditemukan untuk setiap garis beban sekilas; kapasitas butir dan bale dari semua ruang
kargo dalam kaki kubik atau meter kubik dan posisi pusat gravitasi ruang tersebut;
kapasitas bal semua ruang kargo dalam kaki kubik atau meter kubik; kapasitas dalam
meter kubik dan ton tangki dasar berganda, tangki puncak/ pek tank , tangki dalam dan
tangki bahan bakar dan posisi pusat gravitasi ruang-ruang ini; kapasitas semua toko dan
ruang pendingin

8
9
8.1.7 IMO Requirements For Oil Tanker – Marpol 73-78b

8.1.8 Shipboard Terminology

10
Gambar-1
A: Under Keel Clearance, tinggi dari dasar laut hingga lunas kapal
B: Freeboard, tinggi dari permukaan air laut hingga dek atas
C: Ketinggian Anjungan (bridge) hingga dek atas
D: Air Draft, tinggi dari permukaan air laut hingga titik puncak

Gambar – 2

A : Ketinggian dari dasar laut hingga dek atas


B : Kedalaman air laut
C : Under Keel Clearance, tinggi dari dasar laut hingga lunas kapal
D : Draft Kapal, tinggi dari dasar kapal hingga permukaan airLOA

11
LBP
Length Over All (LOA) : Panjang kapal dihitung dari titik terdepan hingga titik paling
belakang
Length Between Perpendicular (LBP) : Panjang kapal dihitung dari linggi belakang
(poros kemudi) hingga garis tegak (titik potong garis air dan haluan kapal)

8.1.9 Draft Kapal


Sarat air kapal (Inggris: Draft) kapal atau dikatakan juga sebagai adalah jarak
vertikal antara garis air sampai dengan lunas kapal, semakin banyak muatan kapal
semakin dalam kapal masuk kedalam air.
Design baru kapal untuk shallow Draft

12
13
8.1.10 Trim dan List :

14
8.1.4 Tinggi Kapal ( High Ship )

8.1.11 Plimsoll Mark / Free Board Mark

300 MM

25

540 MM

T
Freebo

2 230 MM
F
ard

4 T
230 MM

6 L R
S
7 M
W
8 300 MM
450 MM WN

15
FREE BOARD
Secara sederhana pengertian lambung timbul (free board) adalah tinggi tepi dek dari
permukaan air yang diukur pada tengah kapal (midship). Tinggi minimum dari lambung
timbul ini perlu dipertahankan agar supaya kapal selalu mempunyai daya apung cadangan.
Karena lambung timbul secara langsung menyangkut masalah keselamatan pelayaran, maka
diadakan suatu peraturan internasional yang sifatnya mengikat untuk menetapkan besarnya
minimum lambung timbul yang diperkenankan untuk suatu kapal.

Garis dek yang ditampilkan di sini hanya untuk ilustrasi. Biasanya jarak antara garis
geladak dan tanda Plimsoll lebih besar dari yang ditampilkan di sini. Jarak antara garis
geladak dan tanda dimana kapal dimuat adalah freeboard tersebut. Tanda diperlukan untuk
secara permanen tetap ke bagian tengah kapal kapal di kedua sisi lambung dan dicat dengan
warna yang kontras dengan warna lambung.

 LTF – Lumber, Tropical Fresh – Ini adalah draft kapal yang dapat memuat saat
membawa kayu di zona yang ditunjuk Tropis Segar.
 LF – Lumber, Fresh – Ini adalah draft kapal yang dapat memuat saat membawa
kayu di zona yang ditunjuk segar.
 LT – Lumber, Tropical – Ini adalah draft kapal yang dapat memuat saat membawa
kayu di zona yang ditunjuk Tropis.
 LS – Lumber, Summer – Ini adalah draft kapal yang dapat memuat saat membawa
kayu di zona yang ditunjuk musim panas.
 LW – Lumber, Winter – Ini adalah draft kapal yang dapat memuat saat membawa
kayu di zona yang ditunjuk musim dingin.
 LWNA – Lumber, Winter, North Atlantic – Ini adalah draft kapal yang dapat
memuat saat membawa kayu di Musim Dingin zona Atlantik Utara yang ditunjuk.
 F – Fresh – Ini adalah draft kapal yang dapat memuat jika tidak membawa kayu di
zona ditunjuk segar.
 TF – Tropical, Fresh – adalah draft kapal yang dapat memuat jika tidak membawa
kayu di zona yang ditunjuk Tropis Segar.
 F – Fresh – Ini adalah draft kapal yang dapat memuat jika tidak membawa kayu di
zona ditunjuk segar.
 T – Tropical – Ini adalah draft kapal yang dapat memuat jika tidak membawa kayu
di zona ditunjuk Tropis.

16
 S – Summer – Ini adalah draft kapal yang dapat memuat jika tidak membawa kayu
di zona ditunjuk musim panas .
 W – Winter – Ini adalah draft kapal yang dapat memuat jika tidak membawa kayu
di zona ditunjuk Musim Dingin.
 WNA – Winter, North Atlantic – Ini adalah draft kapal yang dapat memuat jika
tidak membawa kayu di Musim Dingin Atlantik Utara yang ditunjuk zona.
 LR – Lloyds Register – Inisial dari Lembaga Klasifikasi yang memberikan tanda.
 Inisial lain yang mungkin adalah: BV – Bureau Veritas, GL – Germanischer Lloyd,
AB – American Bureau of Pengiriman, dan sebagainya.

Gambar – : Plimsoll Mark


The Plimsoll Mark (Load Lines) and American Shipping

Posisi dari garis beban itu tidak ditetapkan oleh peraturan di tahun-tahun awal dan
ada variasi yang cukup besar dalam bagaimana jalur ini ditandai dengan sisi kapal.
Kapal Amerika dimuat untuk menggunakan formula yang berdasarkan “inci per kaki
kedalaman terus” (metode yang digunakan di Inggris sebelum 1890) sampai 1917,

17
ketika AS Pengiriman Dewan kepatuhan diperlukan untuk British Board of Trade
standar berdasarkan satu set dihitung freeboard tabel.

Beban legislasi line diperkenalkan di kongres pada tahun 1920 dan gagal. Tidak sampai
1929 adalah beban Line UU disahkan di Amerika Serikat, lebih dari satu abad setelah
kerugian kapal akibat overloading menjadi masalah yang diakui dalam industri.

8.1.12 Hull :

Standard disain kapal baru Reg.19 – MARPOL 73/78 Consolidated 2006


Oil tanker delivered on or after 6 July 1996

1. Semua tanker ≥ 5.000 dwt sebagai pengganti Protective Location of Segregated


Ballast Tanks harus dilengkapi dengan

a. Wing Tanks Atau Spaces

Lebar dinding = 0.5 +DW (m) 20,000

atau w = 2.0 m - mana yang lebih kecil, Minimum w = 1.0

18
8.1.13 Piping Arrangements

Gambar : Cargo Piping diagram

19
Bottom Lines (Pipa Dasar Tanki)

20
8.1.14 Dropping Line

Deck Line

21
8.1.15 Cargo Heating System

8.1.16 Venting Arrangement

22
Pressure Vacuum Valve ( PVV )

High Velocity Valve

23
Master Riser

8.1.17 Manifold Connections

24
8.1.18 Sounding Pipe Connections

8.1.19 Close Systems

25
8.1.20 Ullage Monitoring On Deck

26
8.2 ARUS MINYAK PERTAMINA KORPORAT
8.2.1 Skematik Proses Biaya Pokok Crude And Product

27
8.2.2 Pola Arus Minyak

8.2.3 Ruang Lingkup Arus Minyak lapangan ( Hulu )

28
8.2.4 Pola Arus Minyak Bisnis Hilir

8.2.5 Pola Suplai Minyak Mentah Ke Kilang

29
8.2.6 Typical Crude And Product Distributions

8.2.7 ARUS MINYAK PENGOLAHAN

30
8.2.8 Arus / Alur Pengadaan Minyak Mentah Sebagai Feed Stock Kilang
Pertamina

8.2.9 Pertamina Refineries Capacity

31
8.2.10 Lokasi Dan Kapasitas Kilang Minyak – Gas-Petrokimia – Non BBM

8.2.11 PRODUK BAHAN BAKAR


 Bahan Bakar Minyak ( BBM )
 Premium
 Minyak Tanah
 Minyak Diesel
 Minyak Bakar
 Minyak Solar
 Bahan Bakar KHUSUS ( BBK )
 Aviation Gasoline
 Aviation Turbine Fuel
 Bio Solar
 Pertamax
 Pertamax Plus
 Pertamina Dex
 BIOPERTAMAX

32
 Diesel V10
 MFO 380
 Non - BBM, Petrokimia

Non Bahan Bakar Minyak ( Non – BBM )

 Lube Oil & Base Oil


 Asphalt
 Slack wax
 Wax
 Green coke
 Sulphur
 Solvent
 Calcine Coke
 Heavy Aromate

Solvent :

 SBPx, UP I Pkl Brandan, UP III Plaju


 LAWS, UP I Pkl Brandan, UP III Plaju
 Minasol, UP I Pkl Brandan, Mundu
 Pertasol, Cepu
 Minarex, UP IV Cilacap
 Heavy Aromate, UP IV Cilacap

Petrokimia

 Paraxylene, UP IV Cilacap
 Benzene, UP IV Cilacap
 Propylene, UP VI Balongan
 Polypropylene, UP III Plaju
 Purified Terephthalic Acid, UP III Plaju (TUTUP)
 Polytam

Gas

 Liquified Petroleum Gas ( LPG )


 Bahan Bakar Gas (BBG)

33
 Musicool
 Vi-GAS (LGV)

Pelumas

 Pelumas Kendaraan Penumpang


 Pelumas Mesin Bensin 4 Tak
 Pelumas Mesin Bensin 2 Tak
 Pelumas Mesin Diesel Tugas Berat
 Pelumas Mesin Diesel Industri dan Perkapalan
 Pelumas Transmisi dan Roda Gigi
 Pelumas Roda Gigi Industri dan Hidrolik
 Pelumas Transmisi dan Hidrolik Alat Berat
 Refrigerating Oils (Grease)
 Pelumas Bantalan Industri dan Silinder

8.2.12 Arus Minyak Pemasaran

34
8.2.13 Pola Distribusi Produk BBM

8.2.14 Pola S&D Bahan Bakar Minyak

35
8.2.15 Pola Ship To Ship

8.2.16 Pola Transfer BBM Multi Produk Memakai Pipa

36
8.2.17 Jalur Pipa BBM pulau Jawa

8.3 METERING SYSTEM

8.3.1 Metering System

Penggunaan alat ukur merupakan suatu upaya meningkatkan pengawasan


pergerakan minyak mentah dan produk pada semua titik kegiatan: Penerimaan,
Penimbunan, dan Pengiriman guna memperbaiki kinerja perusahaan dengan mencegah
kehilangan minyak mentah dan produk akibat susut yang tidak terkendali.

Penggunaan alat ukur sebagai CUSTODY TRANSFER tentunya harus memenuhi


ketentuan baik ditinjau dari segi aspek legal, standard yang berlaku, accuracy dan
repeatability alat itu sendiri. Tujuannya agar pengukuran minyak mentah dan Produk
BBM & Non BBM (Liquid) dapat beroperasi secara:

 Aman,
 Akurat,
 Handal syarat-syarat teknis serta dapat diterima semua pihak dan memenuhi
syarat serta dapat diterima semua pihak.

Alat ukur yang digunakan sebagai CUSTODY TRANSFER CLASS I saat ini
oleh PERTAMINA adalah Metering System dan Coriolis Meter, sedangkan ATG

37
(Automatic Tank Gauging) dan Manual Tank Gauging digunakan atau sebagai back-up
bila alat ukur custody transfer class - I belum terpasang atau rusak.

Adapun pengertiannya adalah sebagai berikut:

 Alat Ukur adalah Instrument yang dipergunakan untuk mengukur satuan


tertentu
 Custody Transfer adalah Titik perpindahan hak kepemilikan dari penjual ke
pembeli atau pihak pengirim ke penerima.
 Metering System adalah suatu sistim alat ukur yang mempunyai akurasi
tinggi dan traceable dipakai sebagai alat ukur Custody transfer Class I
 PD Meter adalah Positif Displacement Meter berdasarkan Volumetric flow
 PT Meter adalah Positif Turbine Meter berdasarkan Volumetric flow
 Prover atau Master Meter atau Bejana Uji adalah alat uji yang volumenya
sudah ditentukan
 UTTP (Ukur Takar Timbang & Perlengkapannya

Metering System merupakan seperangkat alat ukur yang dipergunakan untuk


mengukur aliran fluida yang mengalir melalui pipa.

Bagian dari System metering terdiri dari 4 bagian besar diantaranya meliputi:

1. P D Meter / P T Meter
2. Unit Prover / Master meter
3. Flow computer / Supervisory computer
4. Kelengkapan Instrument lainnya.

Metering System merupakan alat ukur class - I yang digunakan sebagai alat ukur
Custody transfer. Nilai Investasi pemasangan unit Metering System akan segera
kembali dengan ketelitian pengukuran yang dihasilkan, atau dapat menekan angka
losses pengukuran.

Didalam melakukan desain instalasi system meter harus memasukkan beberapa


pertimbangan sebagai berikut:

• Instalasi harus dapat menghandel flowrate maksimum dan minimum, range


tekanan dan temperature operasi dari setiap liquid yang diukur.

38
• Instalasi harus dapat menjamin umur pengoperasian secara maksimum,
dengan strainer, filter, air/ vapour eliminator dan protective devices lainnya
dipasang pada bagian upstream meter.
• Instalasi harus dilengkapi dengan fasilitas piping sehingga dapat dilakukan
proving untuk setiap unit metering secara bergantian.
• Instalasi harus dilengkapi flow conditioning pada bagian upstream dan
downstream dari meter apabila flow turbulence.
• Instalasi harus memenuhi/ mengikuti standard & code yang berlaku.

Schematic Arrangement of Loading and Unloading Marine Bulk Carrier With Three
Meter Station, Meters and a Prover.

 Air/ Gas separator (No.6): Berfungsi untuk memisahkan gas dari liquid yang
alcan diukur melalui system meter dan di venting melalui vent no. 7
 Strainer(No.lO): Berfungsi untuk menahan/menyaring partikel-partikel padat
yang terbawa oleh aliran liquid yang akan diukur.
 Unit Meter (No. 11): Merupakan alat ukur aliran liquid, dapat berupa PD meter
ataupun PT meter sesuai peruntukkannya yang tergantung dari nilai viscositas
liquid yang akan diukur.
 Pengukur Tekanan (Pressure Measurement Device) No. 12, Berupa Transmitter
Pressure yang dapat digunakan untuk mengukur tekanan dalam system.
 Pengukur Temperatur (Temperatur Measurement Device) No. 13, Berupa
Transmiter Temperatur untuk mengukur temperature dalam system.

Design Pipe Prover:

Sebelum menentukan tipe pipe prover, perlu menentukan prover yang dibutuhkan
untuk instalasi yang akan dihubungkan dengan perpipaan meter, antara lain adalah:

 Tipe system yang diperlukan Portable atau Fixed.


 Jumlah dari Meter yang akan di Proving di lapangan.
 Posisi dari prover yang dikehendaki di atas atau dibawah tanah.
 Tingkat dari otomatisasi yang dikehendaki pada operasi proving.
 Apakah prover digunakan secara kontinue atau kah harus diisolasi terhadap.
 Stream yang diukur apabila tidak digunakan untuk memproved meter.
 Flowrate minimum dan maximum yang diperkirakan.

39
8.3.2 Custody Transfer

Adalah proses pemindahan energi/produk dari shipper ke transporter atau dari


transporter ke costumer yang membutuhkan akurasi tinggi, yaitu untuk flow rata-rata
kesalahan pengukuran tidak lebih dari 0.01% sedangkan untuk temperature tidak lebih
dari 0.25 Deg C.

Jenis-Jenis Alat Ukur Custody Transfer :

 TURBINE METER:

Adalah alat ukur Custody Transfer yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat
mengukur besarnya aliran fluida yang continuous setara dengan pulse yang
dihasilkan oleh pulse generator. Turbine Meter digunakan untuk mengukur liquid
dengan viscositas < 20 Cst.

 PD METER:

Adalah alat ukur Custody Transfer yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat
mengukur besarnya aliran fluida yang continuous setara dengan pulse yang
dihasilkan oleh pulse generator. PD Meter digunakan untuk mengukur liquid
dengan viscositas > 20 Cst.

 CORIOLIS METER/MASS FLOW METER:

Adalah alat ukur Custody Transfer yang didesain sedemikian rupa untuk mengukur
aliran semua jenis fluida dengan satuan massa (mass), prinsip kerja berdasarkan
perbandingan frekuensi antara natural frekuensi dengan frekuensi system saat
dialiri liquid. Kriteria Persyaratan Alat Ukur Untuk Custody Transfer memenuhi Standard
International (Sesuai Standard Iso (7278-2):

 Metering Custody Transfer Kelas-I adalah Turbine Meter, Positive.


 Displacement dan Coriolis meter yang dilengkapi dengan system prover dan harus
dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut:
 Accuracy 0.01%
 Repeatability < 0,02 %
 Linearity < 0,15%

40
8.4 KALIBRASI , TERA , DASAR HUKUM DAN PERIJINAN

Dalam kegiatan manajemen sistem mutu pasti tidak asing dengan istilah
kalibrasi tetapi untuk bidang lain khususnya dalam perdagangan orang menyebut istilah
yang lain atau yang lebih dikenal dengan nama Tera untuk itu perlu dijelaskan sbb:

8.4.1 Kalibrasi

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai
dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar
yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi. Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif,
termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua
perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang
efektif.

Kalibrasi diperlukan untuk:


Perangkat baru

Suatu perangkat setiap waktu tertentu


Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang

berpotensi mengubah kalibrasi


Ketika hasil observasi dipertanyakan

Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau


indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang
digunakan dalam akurasi tertentu.

Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau


koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga
termometer tersebut menunjukkan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-
titik tertentu di skala.

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, terdapat direktorat metrologi yang


memiliki standar pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan
digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Direktorat metrologi juga
mendukung infrastruktur metrologi di suatu negara (dan, sering kali, negara lain)
dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan

41
perangkat yang digunakan. Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan “traceable
uncertainity” untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama
dengan analisa ketidakpastian

8.4.2 Pengertian Tera:


Pengertian tera dan tera ulang berdasarkan Undang-undang No. 2 tahun 1981
tentang Metrologi Legal:

 Tera ialah hal menandai dengan tanda tera sah atau tanda tera batal yang
berlaku, atau memberikan keterangan-keterangan tertulis yang bertanda tera sah
atau tanda tera batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak
melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar,
timbang, dan perlengkapannya yang belum dipakai.
 Tera ulang ialah hal menandai berkala dengan tanda-tanda tera sah atau tera
batal yang berlaku atau memberikan keterangan-keterangan tertulis yang
bertanda tera sah atau tera batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai
yang berhak melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat
ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya yang telah ditera.

Jadi. secara prinsip Kalibrasi itu untuk istilah di industri dalam rangka
memenuhi persyaratan ISO/ sistem jaminan mutu sedangkan Tera untuk kepentingan
dinas perdangan memastikan tidak ada kecurangan dalam proses jual beli yang
menggunakan alat ukur.

8.4.3 Dasar hukum dan Perijinan:


Dasar Hukum Metering System, Sehubungan dengan persyaratan dan sertifikasi
metering sistim dan tentang pengawasan oleh MIGAS adalah :

 UU no.2/1981 Bab. IX, pasal 36 ayat 2.

 Surat Kputusan Bersama Mentamben-Mendag


0233K/096/MPE/1988.

42
Perijinan:

Alat Ukur untuk custody transfer dibutuhkan perijinan dan sertifikat sbb:

 Surat Persetujuan Rencana Penggunaan (MIGAS).


 Surat Ijin Type (DIMET).
 Surat/Sertifikat Tera/Tera Ulang (DIMET).
 Surat Ijin Penggunaan (MIGAS).

8.5 STANDARISASI ALAT


8.5.1 Metode Pengukuran minyak

Sebelum kita melangkah ke standarisasi alat ukur, sebaiknya kita mengetahui


terlebih dahulu metode pengukuran Oil Gauging atau Sounding, ullaging pada tangki
darat berbentuk silinder tegak. Untuk melakukan sounding/ullaging pada tangki darat
atau Oil gauging dengan roll meter tape,

Ada 2 metode yang bisa kita lakukan:

1. Innage method
2. Outage method atau biasa disebut ullaging.

Kedua metode tersebut diaplikasikan sesuai kondisi dan kebutuhan untuk


mendapatkan nilai observasi pengukuran yang lebih akurat. Pada metode innage
observasi pengukuran mengandalkan datum plate atau yang biasa di sebut meja ukur
(pada tabel Metreologi). Bob innage atau bandul roll meter harus dapat menyentuh titik
datum plate. Dari titik ini sampai titik reference gauge hatch, kita mendapatkan
observasi yang biasa disebut nilai level sounding.

Catatan:

Perlu diketahui, bahwa ada beberapa tangki silinder tegak yang tidak memiliki
datum plate/meja ukur. Sedangkan pada metode outage/ullaging, bandul roll meter
tidak dapat menyentuh datum plate/meja ukur, karena kondisi dasar tangki memiliki
lumpur. Untuk mendapatkan nilai observasi pengukuran, yaitu dengan mengurangi nilai
ketinggian titik reference dengan nilai observasi pengukuran outage atau ullage.

43
8.5.2 Sistem pengukuran minyak

Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat digunakan untuk


mengetahui kualitas dan menghitung kuantitas minyak pada setiap pergerakannya.

Pengukuran minyak ada dua sistem:

i. Sistem pengukuran statis


ii. Sistem pengukuran dinamis

Sistem pengukuran statis: Pada sistem ini pengukuran dilaksanakan pada saat minyak
dalam keadaan diam dan memerlukan waktu pengendapan yang cukup.

Sistem pengukuran dinamis: Pada sistem ini pengukuran dilaksanakan pada saat
minyak dalam keadaan mengalir dan sehingga tidak memerlukan waktu pengendapan
(settling time).

8.5.3 Alat ukur standar

Merupakan alat ukur standar yang digunakan untuk mengukur sifat fisika dari
produk minyak bumi, dilapangan maupun didalam laboratorium, sesuai dengan metode
standar yang telah ditentukan dan digunakan, alat tersebut terdiri dari:

1. Pita ukur (ASTM D.1085 atau API 2545)

Pita ukur yang dilengkapi dengan bandulan runcing, yang ada


skalanya.digunakan untuk mengukur level cairan minyak yang terdapat didalam
tangki timbun. Pita ukur ini bisa digunakan untuk mengukur air bebas jika tidak
tersedia water stick bar.

Persyaratan pita ukur dan bandul


* Pengukuran dengan metode innage atau outage.
1. Jenis pita ukur sesuai standar ASTM D.1085 atau API 2545
2. Panjang pita ukur disesuaikan dengan tinggi tanki.
* Standar bandul - Standard pendulum.
1. Berujung runcing - Spired
2. Berskala - Scale
3. Level cairan lebih dari 12 meter, berat bandul 800 gram
4. Level cairan kurang dari 12 meter, berat bandul 600 gram

44
2. Water stick bar (ASTM D.1085)

Adalah tongkat/batang berskala yang mempunyai panjang 1 meter.


Digunakan untuk mengukur ketinggian air bebas ditanki darat atau tanker

3. Oil indicating paste

Pasta pencari minyak yang memberikan tanda batas level atas pada pita
ukur Water indicating paste dan juga memberikan tanda batas level atas BOB
pita ukur atau water stick bar

4. Hydrometer (ASTM D.1298 atau API 2547)

Hydrometer silinder dari tabung gelas dengan inside diameter tabung


tidak kurang dari 25 mm yang dipakai untuk mengukur kerapatan cairan density,
specific gravity dan API gravity cairan

Range Hydrometer

 Pertamax, pertamax plus 0.700 s.d. 0.750


 Premium, avgas 0.700 s.d. 0.75
 Kerosene, avtur 0.750 s.d. 0.800
 Minyak solar 0.800 s.d. 0.850
 Minyak diesel 0.8500 s.d. 0.900
 Minyak bakar 0.900 s.d. 0.950
 Angka ketelitian hasil pembacaan 0.0001
 Miniscus correction factor (Tabel ASTM D.1298)

5. Cup/Flushing case assembly (ASTM D.1086 atau API 2543)


Suatu alat ukur suhu minyak dalam tanki berupa thermometer yang
berskala °C atau °F. Pada bagian bawahnya dilengkapi dengan bejana kecil 200
ml, untuk menampung cairan yang hendak diukur suhunya

6. Weighted breaker/Bottle (ASTM D.270 atau API 2545)


Alat yang digunakan untuk mengambil contoh minyak yang terdapat
didalam tanki

45
7. Centrifuge (ASTM D.96 atau API 2542)

Alat untuk menganalisa kadar air dan sedimen atau alat pemutar tabung
centrifuge (kerucut/pear) yang terbuat dari gelas berskala mm atau % .

8. Gelas ukur - Measuring cup

 Tembus pandang
 Berskala
 Ukuran 1000 cc

9. Termometer :
a. Standar IP 64 C
b. Range -60 °C sampai dengan 102 °F

8.6 AUTOMATIC TANK GAUGING (ATG) di TANKI DARAT

Alat ukur otomatis yang dipasang pada tanki darat yang secara otomatis dapat
mengukur level, suhu dan density. Hasil pengukurannya diolah oleh computer.

Tata cara pengukuran level ditanki darat - Procedures for level measurement
(ASTMD.1085 atau API 2545)

8.6.1 Metode pengukuran minyak :

1. Innage method

Pada metode ini yang diukur ketinggian cairannya

2. Ullage atau outage method

Pada metode ini yang diukur ruang kosong dalam tanki atau jarak dari permukaan
cairan sampai dengan titik batas pengukuran dibibir lubang ukur :

 Pengukuran menggunakan metode innage


 Pengukuran dilaksanakan melalui lubang dip hatch atau slot dipping
device
 Pengolesan pasta minyak pada pita ukur berkisar 10 cm diatas dan
dibawah perkiraan ketinggian cairan

46
 Selama pengukuran pita ukur harus selalu menempel pada bibir lubang
titik ukur atau reference point
 Penurunan pita ukur harus dilaksanakan pelan-pelan dan pada permukaan
cairan tidak boleh terjadi riak hingga ujung bandul terasa menyentuh meja
ukur atau datum plate
 Tarik pita perlahan-lahan dan pita harus tetap menempel pada reference
mark
 Ulangi pengukuran lagi dan bila perbedaan hasilnya lebih kecil dari 3 mm
maka dicatat sebagai hasil pengukuran
 Apabila hasilnya sama atau lebih besar dari 3 mm, harus dilakukan
pengukuran ulang sampai mendapatkan 2 angka yang identik.

Waktu terendamnya pita ukur - Inundation time measuring tape

 Minyak premium antara 5 - 10 detik


 Minyak kerosene antara 10 - 20 detik
 Minyak solar antara 20 - 30 detik
 Minyak diesel antara 20 - 30 detik
 Minyak bakar antara 30 - 60 detik

8.7 ALAT UKUR KAPAL TANKER

International Safety Guide for Oil Tanker & Terminal ( ISGOTT ) -Bab 11.8
Cargo Measurement, Ullaging, Dipping and Sampling.

ISGOTT - Bab 11.8.1 merekomendasikan closed gauging dan sampling system


untuk meminimalisir terlepasnya gas pada saat pengukuran dan pengambilan sample.
Jika pengukuran menggunakan UTI tape, maka diperlukan suatu alat untuk mengontrol
terlepasnya gas dari tanki muatan yaitu “vapour lock.”

Alat ukur dikapal tanker pada umumnya dilakukan secara manual Dipping /
Sounding namun saat ini bagi kapal tanker besar pada kompartemen dilengkapi sarana
alat ukur otomatis yang dipasang secara permanen (level Master). Data hasil
pengukurannya secara otomatis diolah oleh komputer. Pada tanker umumnya , yang
tidak dilengkapi dengan level Master, pengukuran level menggunakan alat UTI atau
biasa disebut (MMC)

47
8.8 SISTEM PENGUKURAN DINAMIS
Pada sistem ini pengukuran dilaksanakan pada saat minyak dalam keadaan
mengalir dan sehingga tidak memerlukan waktu pengendapan (settling time).

Metering system. Metering system adalah salah satu jenis alat ukur yang dapat
digunakan sebagai penetapan titik serah (costudy transfer) dalam melaksanakan serah
terima suatu produk (pengalihan hak). Besaran angka yang ditunjukkan dalam metering
system ini dipakai sebagai pedoman dalam menetapkan jumlah atau volume produk
yang diserahterimakan.

Agar penunjukkan metering system ini akurat atau tidak terjadi deviasi yang
besar maka sebelum dioperasikan terlebih dahulu harus dilakukan pengujian dengan
master meter atau meter prover. Flowmeter terdiri dari :

1. Positive displacement flowmeter


2. Turbine flowmeter
3. Cariolis
4. Ultrasonic

Meter prover : Fungsi untuk mengkalibrasi flowmeter agar hasil pengukuran


lebih akurat sehingga deviasi yang terjadi dalam proses pengukuran menjadi lebih kecil.

Flowmeter

Migas Approval Oil Gas

PD Meter Yes No

Turbine meter Yes Yes

Orifice (Dual chamber) No Yes

Ultrasonic meter No Yes

8.8.1 Perbedaan metering system vs Manual tank gauging

 Metering system tidak ada pengaruh ketelitian sumber daya manusia, tanki,
pipa dan alat ukur.
 Metering system mempunyai akurasi sampai 99.975 % .
 Manual tank gauging harus ditoleransi sebesar 0.5 % .
 Metering system dapat dibuktikan kebenarannya dengan proving system.

48
 Manual tank gauging sukar dibuktikan.
 Metering system jika diragukan dapat dibuktikan (traceable).
 Manual tank gauging sukar dibuktikan.
 Metering system dapat dilakukan quality insurance THP prover dan instrumen
asesoris.
 Manual tank gauging sulit mencari yang baru.
 Metering system repeatability pengukuran < 0.05 %
 Manual tank gauging repeatability pengukuran sampai dengan 0.5 %
 Metering system repeatability < 0.02 % dan inearity operasi 0.15 %
 Manual tank gauging tidak ada hitungannya.

Pengoperasian metering system


Pada dasarnya pengoperasian metering system adalah menjalankan perintah atau
ketentuan yang ada didalam SOP pengoperasian metering itu sendiri.

Tingkat keberhasilan dalam mengoperasikan metering system ini sangat


dipengaruhi:

 SOP yang jelas dan benar.


 SDM yang terampil.

8.9 PENGUKURAN MINYAK DENGAN ALAT UTI

Pengukuran Minyak dengan alat ukur kapal, UTI, Ullage Temperature and
Interfaces pengukuran level / ketinggian cairan di dalam tangki penyimpanan,
khususnya pada tangki terapung (tangki kapal), saat ini sudah banyak yang beralih dari
pengukuran kedalaman (dipping) dengan menggunakan depth tape ke pengukuran ruang
kosong (ullage) dengan menggunakan UTI meter, maupun pengukuran secara otomatis
dengan mengguakan Automatic Level Gauge (ALG).

Penggunaan UTI meter umumnya atas dasar pertimbangan harga yang lebih
murah apabila dibandingkan dengan ALG, tetapi menghasilkan pengukuran yang lebih
akurat dibandingkan dengan dept tape lihat gambar dibawah ini.

49
UTI meter memiliki fungsi yang lebih luas apabila dibandingkan dengan depth
tape. Selain dapat digunakan untuk mengukur level/ketinggian permukaan cairan pada
suatu tangki penyimpanan, UTI meter juga dapat berfungsi sebagai alat ukur temperatur

50
serta sebagai pendeteksi interface antara dua cairan yang berbeda (umumnya antara
minyak dan air) dalam suatu tangki ukur. Penggunaan UTI meter umumnya lebih
banyak untuk tangki kapal, dimana gauge hatch pada tangki kapal didesain untuk
pengukuran secara tertutup.

Pengukuran level cairan menggunakan depth tape pada umumnya sangat


tergantung pada kemampuan dari operator, dimana feeling dan pengalaman mempunyai
peran yang penting. Pada pengukuran menggunakan UTI meter, peran feeling dan
pengalaman ini dapat diminimalkan dengan adanya sensor elektronik pada ujung
pemberat UTI meter yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan cairan dan juga
mengukur temperaturnya.

Adanya sensor inilah yang membuat pengukuran level dengan UTI meter
Dianggap lebih akurat dibandingkan deep tape. yang dapat mencegah keluarnya
gas/vapour dari dalam tangki ukur. UTI meter ini memiliki suatu tabung penyimpan
(storage tube) untukprobe-nya yang telah didesain sesuai dengan diameter gauge hatch
pada tangki kapal dan terdapat quick connector, sehingga dapat terpasang dengan tepat
dan kuat pada gauge hatch tersebut. Selain penggunaan pada tangki kapal, UTI meter
juga dapat digunakan pada tangki tetap dimana tidak diperlukan pengukuran secara
tertutup. Untuk keperluan ini digunakan UTI meter yang tabung penyimpan probe-nya
tidak dilengkapi dengan quick connector.

51
8.9.1 Konstruksi UTI Meter
Suatu UTI meter secara garis besar terdiri dari housing/casing,
tabungpenyimpan probe, pita ukur dan probe yang dilengkapi dengan sensor elektronik.
Gambar 1 menunjukkan contoh UTI meter yang dilengkapi dengan quick connector
dan tanpa quick connector.

Gambar – 1 UTI Meter

Quick Connector Tanpa Quick Connector.

Bagian housing biasanya terbuat dari bahan aluminium yang dilapisi polyamid,
dilengkapi dengan tromol dan engkol yang berfungsi untuk menggulung pita
ukur. Pada bagian ini juga terdapat display untuk temperatur, jendela untuk pembacaan
level, buzzer, pembersih pita, serta tombol-tombol untuk setting dan pengoperasian UTI
meter.

Gambar 2 menunjukkan contoh gambar teknik suatu UTI meter beserta dengan bagian-
bagiannya.

52
Gambar 2. Contoh gambar teknik UTI Meter
Tabung penyimpanan ada dua jenis, yang dilengkapi dengan quick
connector dan tanpa quick connector. Pada tabung penyimpanan dengan quick
connector, di bagian bawahnya dilengkapi dengan gasket yang berfungsi untuk
mencegah kebocoran vapour saat dihubungkan ke gauge hatch.Pita ukur terbuat dari
baja yang dilapisi dengan bahan ETFE (TEFZEL).

Pada pita ukur ini terdapat skala ukuran untuk mengukur level cairan, dan pada
kedua sisinya terdapat dua buah kawat/kabel yang berfungsi untuk
mentransmisikan sinyal serta daya antara display dan probe, sedangkan pita baja- nya
berfungsi sebagai grounding. Pada ujung bawah pita ukur dipasang probe/pemberat
yang dilengkapi dengan sensor elektronik yang berfungsi untuk mendeteksi
keberadaan cairan, interface antar cairan, serta pengukuran temperatur.

Untuk pendeteksi keberadaan cairan digunakan sensor ultrasonik, untuk


pendeteksi interface cairan menggunakan elektroda konduktif, dan untuk pengukuran
temperatur menggunakan elemen RTD.

53
8.9.2 Prinsip Kerja UTI Meter Pendeteksi cairan (ullage detection)

Sebagai pendeteksi keberadaan cairan digunakan sensor ultrasonik. Pendeteksi


ullage ini terdiri dari dua plat piezoceramic dan rangkaian elektronik. Saat ujung sensor
tercelup ke dalam cairan non-konduktif (minyak), maka sinyal ultrasonik akan dideteksi
oleh bagian receiver, di-encoding dan dikirimkan ke perangkat pada housing untuk
kemudian mengaktifkan buzzer dengan bunyi “beep” yang kontinyu. Gambar 3
menunjukkan ilustrasi dari ullage detection ini.

Gambar 3. Ilustrasi ullage detection

 Pendeteksi interface cairan

Prinsip dari pendeteksian interface cairan ini adalah pengukuran konduktivitas


antara suatu elektroda aktif dan suatu elektroda yang di-grounding. Jika cairan bersifat
konduktif (misal air), maka sensor ullage akan mendeteksi keberadaan cairan ini,
demikian juga dengan elektroda aktif. Dengan adanya dua pendeteksian ini, kemudian
akan dioleh oleh suatu rangkaian elektronik dan di- encodingdandikirimkan ke
perangkat padahousing untuk kemudian mengaktifkan buzzer dengan bunyi “beep”
yang putus-putus. Gambar 4 menunjukkan ilustrasi pendeteksian interface cairan ini.

54
Gambar 4. Ilustrasi pendeteksian interface cairan

 Pengukuran Temperatur

Sensor temperatur menggunakan elemen RTD, terletak pada elektroda temperatur.


Sinyal yang dihasilkan oleh elemen RTD (hasil pengukuran temperatur) di-digitalisasi,
dikoreksi/dikompensasi oleh mikro kontroler pada probe dan ditransmisikan ke unit
display. Gambar 5 menunjukkan letak dari sensor temperatur pada probe.

Gambar 5. Sensor temperature

55
8.9.3 Ketentuan Persyaratan UTI Kelengkapan
UTI minimal harus tersedia:

 Temperature reading - Linear tape


 Tape zero reference - Sensor detail

Ketentuan Umum Penggunaan UTI :

 Dapat mengukur ullage muatan untuk mengetahui volume tanki.


 Dapat mengukur tinggi air di bawah muatan untuk mengetahui volume free
water.
 Dapat mengukur temperature muatan di segala level pengukuran.
 Tinggi pengukuran UTI harus sesuai dengan reference point yang digunakan
oleh Manual Dipping Meter.
 Kabel sensor untuk temperatur, permukaan minyakdan permukaan air
tidak boleh dalam keadaan putus
 Digunakan untuk mengukur Ullage, Temperatur dalam dan Free Water pada
bagian dasar Cargo Oil Tank.
 Terpasang Bonding Cable pada body.
 Bersertifikat dan rutin dikalibrasi oleh badan/instansi yang berwenang.

Bila ada perbedaan angka Temperatur UTI dengan angka termperatur standard ASTM
maka pertama cek baterai dan bila perlu diganti.

56
Pemeriksaan alat Ukur UTI Pemeriksaan alat Ukur UTI

57
58
MMC D - 2401- ASTM 9C/IP 15C
SN: 2511 0323 Kapal - SN: 2705 0809 Kapal - SN: 2705 0170
(BOC) , Exp Jul ( ( Exp : 29 Dec 2018)
2018
ITEM SN: SN: 7039
12227 Exp : 29 Dec 2018)
Penunjukan 20.9 25 24.9 25
Temperature 41 48 48.2 48

( After Correction )
Penunjukan 21.6 26 26.2 26.2
Temperature ( After 40.8 41 41.2 41.2
Correction )

8.9.4 Legalitas (ijin penggunaan alat ukur) dan Validitas UTI

Sebagai alat ukur UTI yang berfungsinya alat ukur kapal (UTI, dip tape, table
kapal yang divalidasi, pasta minyak/pasta air, bottom sampler untuk free water dsb)
perlu diyakinkan legalitas dan validasinya untuk dilakukan sebagi berikut:

 UTI dicek Validasi Certivicate Kalibrasinya & Pastikan masih berlaku


 Uji Sensor (Siapkan Dua Sarana/Gelas Ukur/Bejana berisi Minyak dan Air)
 Melakukan Observasi Pengukuran Pita secara Manual (dengan Meteran/Alat Ukur
Standart yang lain Lain)
59
 Pemeriksaan pita ukur, Jarak pita ukur dari ujung sensor intervace detection (yang
kecil) sama dengan penunjukan angka pada pita ukur
 Pemeriksaan temperature measurement, dibandingkan dengan thermometer yang
terkalibrasi oleh lembaga yang berwenang.

8.9.5 Peraturan terkait dengan Alat Ukur Temperatur Interface

1. SK DJPDN No. 32/PDN/KEP/3/2010 tentang Syarat Teknis Alat Ukur Panjang:

Pada syarat teknis alat ukur panjang tahun 2010 ini tidak terdapat UTI meter
pada rincian alat ukur panjang yang diatur. Untuk alat ukur panjang sebagai pengukur
level cairan pada ST ini hanya mengatur depth tape dan level gauge (lebih condong
ke ALG),belum ada pengaturan UTI meter secara spesifik. Pengaturan tersebut
berdasarkan rekomendasi OIML R35:2007.

2. SK DJSPK No. 132/SPK/KEP/10/2015 tentang Syarat Teknis Alat Ukur

Permukaan Cairan Otomatis (Automatic Level Gauge):

Syarat Teknis ATG ini merupakan pecahan dari ST Alat Ukur Panjang, dimana khusus
untuk ALG diatur secara terpisah sebagaimana pengaturan dalam OIML melalui
rekomendasi yang terbaru R 83:2008, sebagai pengganti R 85:1998.

Pada ST ini pengaturan dikhususkan untuk alat ukur permukaan cairan yang
beroperasi secara otomatis, baik mekanik maupun elektronik. Pengaturan untuk UTI
meter, yang beroperasi secara manual, tidak terdapat pada ST ini.

3. Permendag No. 08/M-DAG/PER/3/2010 tentang UTTP yang Wajib Ditera


dan Ditera Ulang :

Ketentuan menganai alat ukur yang wajib untuk ditera / tera ulang terdapat
dalam lampiran I Permendag ini. Angka 1 pada lampiran tersebut menampilkan
rincian alat ukur panjang yang wajib untuk ditera / tera ulang, dimana diantaranya
terdapat depth tape dan alat ukur permukaan cairan yang terdiri dari float level gauge,
apacitance level gauge, radar tank gauging dan ultrasonic tank gauging.

Pada penerapannya sejauh ini, UTI meter digolongkan ke dalam Alat Ukur
Permukaan Cairan dengan jangka waktu tera ulang 2 tahun, walaupun prosedur
pengujiannya sama dengan pengujian depth tape yang mempunyai jangka waktu tera
ulang 1 tahun.

60
4. Rekomedasi OIML R 35 – 1: 2007 “Material measures of length for general
use” :
Pada rekomendasi OIML ini terdapat pengaturan untuk ban/pita ukur yang
dilengkapi dengan pemberat, yaitu “pita ukur baja fleksibel dengan peban penarik/
pemberat, dan pita ukur baja fleksibel dengan peban penarik/ pemberat yang
dilengkapi dengan sensor elektronik”. Depth tape dapat digolongkan sebagai jenis
yang pertama, sedangkan UTI meter dapat digolongkan sebagai jenis yang kedua.
Untuk depth tape tidak perlu kita bahas lagi karena sudah jelas pengaturannya
dalam ST Alat Ukur Panjang tahun 2010.

Untuk UTI meter (belum diatur pada ST alat ukur panjang tahun 2010), terdapat
ketentuan yang sedikit membingungkan pada R 35 ini. Disebutkan bahwa kelas
akurasi UTI meter harus sesuai dengan ketentuan untuk kelas I dan II poin 4.2 dan 4.3
pada R 35, dimana hal ini adalah sama dengan ketentuan untuk depth tape.

Selain itu disebutkan juga bahwa alat ukur ini harus memenuhi ketentuan
kelas akurasi dan BKD sebagaimana poin 3.4 pada R 85.

5. Rekomendasi OIML R 117 : 2007 “Dynamic measuring systems for liquids


other than water” :

Akurasi sensor temperatur, pada R 35 tidak terdapat pengaturan secara detail


mengenai BKD-nya. Pada rekomendasi OIML R 117 ini terdapat ketentuan untuk
sensor yang digunakan dan diverifikasi secara terpisah dari alat ukur utamanya, seperti
yang ditunjukkan pada tabel 3 berikut.

Kelas akurasi sistem ukur 0,3 0,5 1,0 1,5

Temperatur + 0,30 °C + 0,50 °C

Untuk penerapannya pada ketentuan/persyaratan UTI meter, maka sensor


temperatur yang terdapat pada probe-nya dapat kita anggap sebagai sensor
pengukuran yang digunakan dan diverifikasi secara terpisah dari alat ukur
utamanya, dalam hal ini pita ukur. Karena kelas akurasi UTI meter adalah kelas I dan
II, maka BKD untuk sensor temperaturnya dipakai yang untuk sistem ukur kelas 0,5
ke atas, yaitu sebesar + 0,50°C.

61
Sistem kerja UTI meter sebenarnya masih manual meskipun sudahdilengkapi
dengan sensor elektronik. Sensor elektronik tersebut hanya berfungsi sebagai
pendeteksi keberadaan cairan serta pengukur temperatur cairan. Untuk menaik-
turunkan probe saat melakukan pengukuran ullage maupun saat pengukuran
interface masih dilakukan secara manual oleh operator dengan cara memutar tromol
dan engkol yang terdapat pada bagian housing UTI meter. Apabila ditinjau dari sistem
kerjanya, maka UTI meter ini dapat digolongkan sebagai alat ukur panjang
sebagaimana depth tape.

Jangka waktu tera ulangnya sebaiknya disamakan dengan depth tape, karena
bagian pita ukur pada UTI meter ini juga sering terkena kontak dengan cairan
yang diukur, ini terjadi saat pengukuran interface. Hal ini dianggap dapat
berpengaruh pada bahan maupun konstruksi pita ukur, sehingga dapat mempengaruhi
tingkat akurasinya. Ditinjau dari ketentuan-ketentuan yang mengatur, khususnya
dari rekomendasi OIML, maka UTI meter ini lebih condong sebagai alat ukur panjang
sebagaimana pada R 35.

Pada rekomendasi OIML tentang ALG, baik R 85 edisi 1998 maupun edisi
2008, keduanya hanya mengatur level gauge yang pengoperasiannya full-automatic.
Selain

itu, ketentuan pada R 35 yang menyebutkan bahwa alat ukur ini harus memenuhi
ketentuan kelas akurasi dan BKD sebagaimana poin 3.4 pada R 85, jika kita
perhatikan maka R 85 yang dimaksud adalah edisi 1998, karena pengkelasan ATG
hanya terdapat pada edisi ini.

Terdapat perbedaan mengenai pengkelasan alat ukur pada kedua rekomendasi


OIML ini, dimana pada R 35 UTI meter termasuk dalam kelas I dan II, sedangkan
pada R 85:1998 ATG termasuk dalam kelas II dan III. Dengan adanya perbedaan
pengkelasan ini, maka sebenarnya ketentuan pada R 85:1998 ini tidak dapat digunakan
sebagai persyaratan untuk UTI meter, karena dapat dipastikan bahwa ketentuan BKD-
nya juga berbeda.

Disamping perbedaan-perbedaan ini, pada dasarnya R 85:1998 sudah tidak


berlaku lagi karena sudah diterbitkan rekomendasi penggantinya, yaitu R 85:2008.
Pada bagian foreword R 85:2008 disebutkan bahwa rekomendasi edisi yang baru ini
merupakan pengganti dari OIML R 85 edisi 1998, jadi dapat disimpulkan bahwa R

62
85:1998 sudah tidak berlaku lagi. Dalam R 85:2008 ini tidak terdapat pengkelasan
untuk ALG, sehingga dapat dianggap kurang relevan dengan ketentuan untuk UTI
meter pada R 35.

63
64
Contoh pengecekan Koreksi alat ukur pada UT I, Penunjukan koreksi alat ukur
sesuai dengan manual book.

65
8.10 CARGO TANKS REFERENSI HIGH POINT (RFH)

66
67
68
69
70
71
72
BAB IX
PETROLEUM CARGO MEASUREMENT
STANDARD AND CALCULATION ON
SHORE AND SHIP TANK
9.1 Petroleum Measurement Standards - Marine Measurement

ASTM D 1085 – API 2545 digunakan untuk pengukuran minyak mentah dan hasil-
hasilnya yang terdapat dalam tanki penimbun (fixed roof tank & floating roof tank) yang
mempunyai Reid Vapour Pressure (RVP) < 40 lbs.

 Untuk dapat memahami bagaimana kuantitas diukur saat ini di atas kapal tanker,
penting untuk mengenali beberapa kosakata/definisi dasar.
 Observed Reference Height/Tinggi Referensi yang Diamati adalah jarak yang
sebenarnya diukur dari dasar tangki atau pelat datum ke titik referensi yang ditetapkan.
 Reference Height/Tinggi Referensi adalah jarak dari dasar tangki ke titik atau tanda
referensi yang ditetapkan.
 Reference Point/Titik Referensi adalah titik dari mana ketinggian referensi ditentukan
dan dari mana ullage/Innages diambil.
 Sediment and Water (S&W) adalah bahan padat non-hidrokarbon dan air dalam
suspensi dalam cairan minyak bumi. Sedimen dan air diukur dengan teknik yang
dijelaskan dalam Bab MPMS 10.1 ~ 10.8 dari Lampiran A.
 Slop adalah minyak, minyak/air/sedimen, dan emulsi yang terkandung dalam slop tank
atau tangki kargo yang ditunjuk. Campuran biasanya hasil dari stripping tangki,
mencuci tangki, atau pemisahan fase ballast kotor.
 Stop Gauge adalah penentuan pra-transfer dari volume kargo tertentu yang diwakili
oleh level tangki tertentu yang ketika tercapai, menghasilkan penyelesaian kargo dari
transfer. Penentuan ini dapat dilakukan oleh personil darat atau kapal.
 Tank Washing dibagi menjadi dua jenis kegiatan:
 Pencucian Air melibatkan penggunaan aliran air bertekanan tinggi untuk
mengeluarkan clingage dan sedimen dari sekat, struktur tangki bawah internal kapal.

73
 Crude Oil Washing (COW) melibatkan penggunaan aliran tekanan tinggi dari kargo
minyak mentah untuk mengusir atau membubarkan clingage dan sedimen dari
bulkhead, struktur tangki bawah dan internal kapal selama operasi pembuangan.
 Harus dicatat bahwa badan pengatur (termasuk sebagian besar prosedur
terdokumentasi internal kapal/fasilitas mengharuskan tangki untuk inert selama
pembersihan tangki.
 Total Volume Terhitung (TCV = Total Calculation Volume) (Ke Volume)
 Total Volume yang diamati (TOV = Total Observation Volume) (Ke Volume)
 Trim adalah kondisi kapal dengan mengacu pada posisi longitudinal di dalam air. Ini
adalah perbedaan antara draft maju dan belakang dan dinyatakan "oleh kepala" jika
draft maju lebih dalam dari draft belakang atau "oleh buritan".
 Trim Correction adalah koreksi yang diterapkan pada pengukur yang diamati atau
volume yang diamati ketika kapal tidak berada pada lunas genap (draft maju dan
belakang yang sama), asalkan cairan tersebut bersentuhan dengan semua bulkhead
dalam tangki. Koreksi untuk trim dapat dilakukan dengan merujuk tabel trim untuk
setiap tangki individu atau dengan perhitungan matematis.
 Ullage Gauge (Outage) adalah jarak yang diukur dari permukaan cairan kargo ke titik
referensi.
 Vessel Experience Factor (VEF) adalah kompilasi sejarah pengukuran total volume
yang dihitung (TCV), disesuaikan dengan kuantitas di kapal (OBQ) atau tersisa di
kapal (ROB), dibandingkan dengan pengukuran darat TCV. VEF terpisah harus
dikembangkan untuk pemuatan dan pembongkaran. Informasi yang digunakan untuk
menghitung VEF sebaiknya didasarkan pada dokumen yang mengikuti standar dan
praktik industri yang diterima, seperti laporan perusahaan inspeksi.
 Dapat dicatat bahwa untuk tujuan menghitung rasio muatan atau pelepasan kapal,
TCV di atas kapal mencakup semua cairan minyak bumi, sedimen dan air, air bebas
dan slop yang ditemukan setelah pemuatan (volume pelayaran TCV) atau sebelum
dibuang (kedatangan TCV) volume). Namun, jika dalam penyelesaian Sequential
Voyage Log, rasio TCV (kapal - pantai) tampaknya berada dalam kesalahan kotor,
rasio dapat dihapus dengan persetujuan kedua belah pihak. Jika semua pelayaran yang
berkualifikasi didasarkan pada data muatan/pelepasan dari terminal yang sama,
penerapan data VEF tersebut ke beban/pelepasan di terminal lain harus

74
 Vessel Load Ration (VLR) adalah total volume yang dihitung (TCV) oleh pengukuran
kapal saat berlayar, lebih sedikit jumlah on-board (OBQ), dibagi oleh TCV dengan
pengukuran darat pada pemuatan –
 VLR = (TCV saat berlayar - OBQ/TCV) yang diterima dari darat saat memua
 Vessel Discharge Ratio (VDR) adalah total volume yang dihitung (TCV) oleh
pengukuran kapal pada saat kedatangan, lebih sedikit sisa on-board (ROB), dibagi
oleh TCV oleh pengukuran darat saat dibongkar.

9.1.1 Metode Pengukuran cairan minyak

Cara : Innage

75
Cara : Outage

Cara Innage:
Cara pengukuran dimana yang diukur langsung adalah tinggi minyaknya. Cara ini juga
dipakai untuk mengukur tinggi air bebas di dalam tanki.

Cara innage dipilih apabila:

 Tidak ada endapan kedasar tanki.


 Tidak ada perubahan bentuk pada dasar tanki dan meja ukur.
 Minyak ringan, sehingga pita dan bandulan mudah masuk dalam cairan.
76
Cara Outage:

Cara pengukuran minyak mentah produk dimana yang diukur adalah kosongnya
(jarak antara Reference Point dengan permukaan minyak). Tinggi minyak adalah tinggi
lubang pengukuran (Reference Depth) dikurangi kosongnya.

Cara outage dipakai pada kondisi:

 Terdapat endapan-endapan didasar tanki yang menghalangi masuknya bandulan


sampai ke datum plate/dasar tangki.
 Terjadi perubahan bentuk pada datum plate/dasar tanki yang mengakibatkan
pengukuran berubah-ubah.
 Pada jenis minyak mentah/hasil-hasil yang pekat antara lain aspal dan high pour
point oil.

77
9.1.2 Pengukuran Ullage Manual Sounding di kapal

9.1.3 Peralatan yang digunakan:

a. Alat ukur yang berupa bandulan dan pita ukur dalam skala milimeter.
 Ukuran bandulan dan panjang pita berbeda-beda tergantung keperluannya.
 Bahan dari bandulan dan pita adalah kuningan atau logam campurannya.
 Warna dari pita pada umumnya putih, hitam dan kuning
b. Pasta minyak (Oil Finding Paste) dan pasta air (Water Finding Paste).
c. Tank Ticket yang merupakan data resmi sebagai pencatat hasil pengukuran yang
syah.

78
9.1.4 Persiapan Sebelum Pengukuran.

1. Pisahkan hubungan tanki (segel) yang akan diukur dengan tanki lain dengan
menutup semua keranganyang bersangkutan sebelum dilakukan transaksi
pengukuran dan berikan cukup waktu untuk settling.
2. Pipa yang akan dipergunakan untuk memindahkan (transaksi) dari tangki tersebut
harus terisi sampai titik batas transaksi. Setelah penuh, tutup kerangan (di titik
batas transaks/manifold darat).
3. Untuk keperluan transaksi, hentikan hubungan (keluar/masuk) tanki tersebut
selama dilakukan pengukuran (gauging).
4. Untuk keperluan pengukuran persediaan (inventory) apabila tidak mungkin
menghentikan aliran keluar/masuk selama dilakukan pengukuran, maka perlu
diperhatikan agar pengukuran dilakukan pada jam-jam yang sama setiap hari.
5. Berikan cukup waktu agar pengendapan S&W sempurna dan permukaan minyak
menjadi tenang.
6. Untuk tanki yang dilengkapi dengan alat gauging yang dapat dilihat/dibaca dari
bawah tanki atau kamar jaga (control room), bacalah dari tempat tersebut, agar
dalam melakukan pengukuran telah mendapatkan perkiraan ketinggian minyak.
7. Pada waktu menaiki tangga selalu satu tangan berpegang pada pegangan tangga
(untuk mencegah listrik statik) dan rasa aman.
8. Pada waktu membuka penutup lubang ukur harap berdiri menghindari uap/gas
yang keluar dari lubang tersebut dengan memperhatikan arah angin, tunggu
sebentar agar uap/gas keluar sebelum melakukan pengukuran.
9. Reference Point, yaitu titik yang terletak pada tepi ‘lubang ukur’. Pengukuran
harus selalu dilakukan dari ‘reference point’.
10. Pengukuran, baik dengan cara outage maupun innage harus selalu dilakukan dari
‘reference point’.
11. Bandulan harus runcing, kalau tumpul, cara innage tidak akan menghasilkan
pengukuran yang tepat, dimana bandul tidak dapat duduk tepat pada ‘meja ukur’
apabila ada pasir atau kotoran lain.
12. Pita ukur harus keadaan bersih, kering dan dalam kondisi sempurna. Pita yang
basah tidak akan memberi batas (cut) yang jelas.
13. Pita yang karatan sulit dibaca dan jangan dipakai lagi.
14. Jangan sekali-kali memakai pita ukur yang tidak sempurna.

79
15. Untuk minyak hitam (minyak mentah, fuel oil dan lain-lain) penunjukan batas
akan lebih jelas bila memakai pita ‘chrome clad’.
16. Untuk kerosene, avtur, solvent menunjukan batas lebih jelas dengan pita ‘hitam’.
17. Untuk minyak-minyak yang ‘tidak mudah menguap’, melekat cukup lama pada
pita ukur, sehingga cukup waktu untuk dapat dibaca batasnya dengan baik.
18. Untuk minyak-minyak yang ‘mudah menguap’, misalnya gasoline, LPG akan
hilang batasnya sebelum dibaca.
19. Untuk hal-hal yang demikian perlu memakai ‘pasta minyak’, oleskan pasta pada
pita agar membentuk lapisan tipis dan rata untuk memperoleh batas pada
pengukuran gasoline, LPG atau minyak yang mudah menguap lainnya.
20. Lapisan pasta jangan terlampau tebal/tipis, terlampau tebal akan memberikan
batas yang kabur.
21. Apabila terlampau tipis, batas tidak jelas dan sulit dibaca.

9.1.5 Pelaksanaan Pengukuran - Innage Methode

a. Baca reference depth (tinggi pengukuran) yang tertera didekat reference point, ini
menunjukan panjangnya pita ukur yang harus dimasukkan dari reference point
untuk mencapai datum plate.
b. Turunkan bandul perlahan-lahan dari reference point. Selama menurunkan, pita
harus tetap bersinggungan dengan metal tanki. Ini perlu untruk menghindari
terbentuknya listrik statis.
c. Andaikan terdapat perbedaan suhu cukup besar antara bandulan dan cairan, cairan
dapat mendidih. Tunggu sampai berhenti mendidihnya sebelum bandul diturunkan
terus.
d. Turunkan pita ukur dan bandulan sampai ujung bandul menyentuh datum plate/
dasar tangki, perhatikan agar bendulan tetap vertikal.

80
e. Setelah bandulan terasa menyentuh datum plate/dasar tanki, bandingkan hasil
pengukuran dengan angka yang tertera sebagai reference depth atau ‘tinggi ukuran’.
Andaikata setelah bandulan terasa menyentuh datum plate/dasar tangki tapi hasil
pembacaan pada pita belum menunjukan angka yang sama dengan reference depth
atau ‘tinggi ukuran’, maka ada kemungkinan terdapat endapan-endapan pada dasar
tangki. Ulangi pengukuran dan apabila hasilnya tetap sama dengan hasil
pengukuran pertama, berarti ada perubahan, mungkin didasar tangki dan mungkin
pada atas tangki, sehingga perlu dilakukan pengamatan..
f. Ukur ketinggian permukaan cairan lagi dan oleskan pasta minyak secukupnya (± 10
Cm) pada pita yang berskala sesuai perkiraan tinggi cairan. Sesuaikan dengan
ketinggian minyak yang ditunjukkan dikamar kontrol atau level indikator tangki.
Apabila indikator tangki tidak ada, maka perkiraan ketinggian cairan dapat dihitung
berdasarkan tinggi cairan pada pengeluaran sebelumnya. Lapisan pasta tidak boleh
terlalu tebal/tipis, oleh karena bila terlalu tebal menyebabkan batas yang kabur,
sedangkan bila terlalu tipis batas tidak jelas dan sulit dibaca.

81
g. Turunkan terus pita hingga ujung bandulan mengenai meja ukur/datum plate, dan
pita harus tetap tegang untuk mendapatkan ketelitian pengukuran. Jaga agar pita
harus tetap tegang untuk mendapatkan ketelitian pengukuran.
h. Diamkan terendam beberapa saat sesuai dengan jenis minyak yang diukur.

Minyak ringan
(pertamax, pertamax
plus, Avigas : Avtur,
Premium, M.Tanah, 05 - 10
M.Solar) detik.

M. Diesel 10 - 30
detik

Minyak bakar 30 - 60
detik

i. Tarik pita ukur keatas, kemudian bacalah batas reaksi yang tertera pada pita. ini
merupakan tinggi cairan dalam tangki. Batas reaksi (cut point) harus lurus, tidak
miring dan tidak bergelombang.
j. Untuk minyak yang mudah menguap, penarikan pita harus lebih cepat dari pada
minyak yang lambat menguapnya.
k. Bersihkan alat ukur sampai kering dan ulangi pengukuran sekali lagi, apabila
perbedaan hasilnya lebih kecil dari 3 mm maka dinyatakan sebagai hasil
penqukuran identik, dan catat sebagai hasil pengukuran. Dua hasil ukuran yang
identik adalah bila selisihnya lebih kecil dari 3 mm.
l. Apabila hasil pengukuran ulang diatas, hasilnya ber-beda melebihi atau sama 3
mm, lakukan pengukuran ulang sampai mendapatkan 2 angka yang identik.
m. Dua hasil penqukuran yang identik adalah bila selisih-nya kurang dari 3 mm.
n. Bacalah ‘batas’ yang terjadi pada pita ukur, ini adalah tinggi minyak dalam tanki.
Ulangi pengukuran sekali lagi, apabila hasilnya sama, atau identik catatlah sebagai
hasil pengukuran (identik jika hasil pengukuran < 3 mm).

82
Menggunakan Innage Tape dan Bob

a. Setelah arde/grounding dipasang dengan aman, pita innage dan bob harus
diturunkan ke dalam tangki sampai bob berada dalam jarak pendek dari bawah,
sebagaimana ditentukan oleh pembacaan pita pada titik referensi
b. Pita kemudian harus dilepaskan perlahan sampai ujung bob menyentuh bagian
bawah atau pelat datum. Jika pita diturunkan terlalu jauh, bob akan dimiringkan
dan pengukur yang salah akan diperoleh.
c. Pembacaan pita pada titik referensi harus direkam/catat, serta setiap varian dari
ketinggian referensi.
d. Potongan cairan pada pita harus dibaca dan dicatat sebagai innage. (Pasta penunjuk
oli atau oli yang cocok atau oli pelumas ringan dapat digunakan untuk
memudahkan pembacaan potongan. Penggunaan kapur atau bedak tidak dianjurkan,
karena oli atau produk memiliki kecenderungan untuk meleleh pada pita berkapur.)

Gambar : Traditional Tape and Bob

Gambar : Modern measurement tapes

83
9.1.6 Prosedur Innage Alternatif
Pengukur ullage dapat dikonversi ke pengukur innage dengan mengurangi
ullage dari ketinggian referensi yang ditunjukkan pada tabel kapasitas/Capacity
Tables.

CONTOH HASIL PENGUKURAN :


Contoh I.
Pengukuran pertama : 6831 mm.
Pengukuran kedua : 6833 mm.
Yang dicatat pada tank ticket : 6831 mm.

Contoh II.

Pengukuran pertama : 6831 mm.

Pengukuran kedua : 6834 mm.

Pengukuran harus diulang.

Contoh III.

Pengukuran pertama : 6381 mm.

Pengukuran kedua : 6834 mm.

Pengukuran ketiga : 6836 mm.

Yang dicatat pada tank ticket : 6834 mm.

84
Apabila pada 5 kali pengukuran bedanya masih sama atau lebih dari 3mm,
laporkan kepada atasan.

9.1.7 Pelaksanaan pengukuran Outage Method:


 Outage atau ullage tidak memerlukan bandulan harus mententuh datum
plate/dasar tanki, tetapi pita ukur/bandulan hanya diturunkan sampai mengenai
cairan/minyak dan tinggi minyak dapat dihitung dari reference depth dikurangi
dengan bagian yang kosong.
 Apabila tank table dibuat untuk system ullage maka hasil pengukuran ullage
dapat langsung dibaca pada tank table untuk mendapatkan jumlah volume
minyak.
 Bacalah reference depth atau tinggi ukuran yang tertera dekat reference point,
misalkan 12.156 mm, artinya jarak dari reference point sampai ke gauge point
didasar tangki.
 Turunkan pita ukur/bandulan dari reference point sampai bandulnya
terendam/masuk dalam minyak. Ingat ‘tinggi ukuran’ atau reference depth
adalah 12.156 mm.
 Misalkan bandulan akan terendam apabila pita ukur diturunkan/diulurkan
sepanjang 7.402 mm.
 Cara menghitung tinggi minyak : tinggi ukuran atau reference depth 12.156 mm
dikurangi pita ukur/bandulan yang dimasukkan 7.849 mm jadi 4.667 mm.
 Tarik pita ukur ke atas baca ‘batas’. Hasil pembacaan 75 mm (diatas skala nol),
ini menunjukkan bagian pita ukur bandul yang masuk dalam minyak.
 Tambahkan 75 mm pada 4.667 mm, jadi 4.742 mm menunjukkan tinggi minyak
dalam tanki.
 Pita ukur/bandulan ditarik, bersihkan dan ulangi.
 Floating Roof Tank
• Biarkan beberapa saat agar atap stabil sebelum melakukan pengukuran.
• Pengukuran minyak dalam tangki floating roof dapat dengan cara innage
atau outage, sama seperti untuk tanki fixed roof.
• Apabila peraturan keselamatan memungkinkan, pengukuran pada tanki
floating roof dapat dilakukan dari atapnya.
• Pengukuran dari atap hanya dapat dilakukan dengan cara innage.

85
9.2 Pengukuran air bebas ( Free Water Measurement).

9.2.1 Peralatan Untuk Mengukur Air Bebas - Free Water

1. Pita Ukur
Peralatan yang digunakan untu mengukur berupa pita ukur dan bandulan dalam
skala milimeter dimana alat ukur ini merupakan alat khusus digunakan untuk
pengukluran secara innage (bandulan runcing). Alat ini hanya dapat digunakan
untuk hasil minyak ringan/produk.

2. Water Gauge bar/tongkat air


Alat ini terutama digunakan untuk mengukur air bebas pada minyak berat dan
minyak mentah, karena tongkat air ini lebih berat dan lebih panjang dari pada
bandulan untuk mengukur cara innage, sehingga diharapkan dapat menembus
sludge sampai ke meja ukur/dasar tangki.

3. Pasta Air (Water Finding Paste).


Penggunaan pasta penunjuk air bersamaan dengan prosedur inage atau ullage
menyediakan pengukuran free water di tangki kapal. Prosedur yang disarankan
untuk pengukuran air bebas/Free water adalah dengan metode innage. Jika tingkat
air yang diukur cukup tinggi untuk menunjukkan potongan pada atau di atas klip,
bar pengukur yang lebih besar harus digunakan. Namun, jika kondisi pengukuran
menentukan, mungkin perlu untuk menggunakan metode ullage atau metode lain
yang disepakati oleh semua pihak.

86
Gambar : Bob dan Pasta Air .
Pasta penunjuk air (Water Finding Paste)

Tangki kapal harus diukur untuk free water menggunakan pasta penunjuk air atau
peralatan lain yang disetujui oleh pihak-pihak yang terlibat. Pengukuran harus
dilakukan secara independen dari pengukuran inage atau ullage lainnya dan harus
dicatat dengan benar. Air bebas/free water harus diukur di kedua pelabuhan
pemuatan dan pembongkaran.

9.2.2 Pelaksanaan Pengukuran Free Water:

a. Cara untuk mengukur tinggi air bebas/free water disebut pengukuran water cut.
b. Sebelum melakukan pengukuran, yakinkanlah pita dan bandulan harus bersih dan
kering.
c. Oleskan pasta pencari air pada bob atau bar cukup tinggi untuk mengukur tingkat
air yang diantisipasi.
d. Setelah Grounding , pita innage dan bob harus diturunkan ke dalam tangki sampai
bob berada jarak pendek dari bawah, seperti yang ditentukan oleh pembacaan kaset
di titik referensi.
e. Pita kemudian harus diturunkan / dilepaskan perlahan-lahan sampai ujung bob
hanya menyentuh bagian bawah atau pelat datum. Jika pita diturunkan terlalu jauh,
bob akan dimiringkan dan pengukur yang salah akan diperoleh.

87
f. Setelah bob menyentuh bagian bawah, diamkan beberapa saat cukup lama ( sesuai
kententuan ) agar pasta bereaksi terhadap air.
g. Tarik pitanya dan baca serta catat potongan ( Cuting ) air tertinggi, yang terdefinisi
dengan jelas.
h. Ulangi langkah a hingga e sampai diperoleh dua bacaan yang identik. Perlu
diperhatikan apabila :
 Air hujan dapat menghilangkan lapisan pasta, maka kalau hujan, lindungilah
lapisan pasta yang sudah dioleskan atau tunggu sampai hujan berhenti.
 Kalau sampai terjadi keadaan hujan tidak berhenti, usahakan agar pada lapisan
pasta tadi dilapisi lagi dengan pelumas encer sebelum melakukan pengukuran.
 Setelah menyentuh meja ukur berikan cukup waktu agar terjadi reaksi sempurna.
antara air dan pasta, kemudian tarik keatas.
 Bilas pita ukur/bandul dengan pelarut (solvent) untuk menghilangkan sisa
minyak mentah.
 Apabila sedimen yang terdapat dalam dasar tangki kental, pengukuran air bebas
(free water) dapat dilakukan dengan memakai water gauge bar. Ini lebih panjang
dari pada ‘bandul innage’, sehingga dapat menembus sedimen.
 Karena water gauge bar lebih panjang dari pada bandulan biasa, maka
pembacaan pada pita ukur harus disesuaikan.

Ada banyak merek pasta penunjuk air yang tersedia yang berubah warna jika terkena
air bebas . Namun perlu dicatat bahwa semua merek mungkin tidak bereaksi sama di
hadapan air. Karenanya, kualitas berikut harus diketahui sebelum memilih pasta air:

• Kejelasan perubahan warna.


• Kemampuan untuk "menumpahkan/melewati " minyak.
• Umur simpan.
• Kemudahan aplikasi ke bar dan kemampuan untuk "menggenggam" bar.
• Cukup padat untuk tidak luntur saat melewati minyak.

Direkomendasikan bahwa dua pasta berbeda diterapkan pada bob/bar untuk setiap
pengukur inage air bebas pada awal pengukuran. Setelah ditetapkan, pasta mana yang
menghasilkan potongan air jernih tertinggi dan berkelanjutan, yang lainnya dapat
dihentikan.

88
Ketika menerapkan dua pasta ke bar, tutup sedikit kurang dari setengah dari seluruh
permukaan bar bulat dengan masing-masing pasta. Pastikan skala pengukuran tetap
bebas dari tempel. Lapisan pasta pada bilah harus tipis tetapi buram.

Biarkan pita ukur berlapis pasta tetap berada dalam posisi pengukuran selama minimal

 Sepuluh detik untuk bensin, minyak tanah, dan produk ringan serupa.
 Satu hingga lima menit untuk produk kental berat (atau seperti yang ditentukan
oleh pabrikan).

Jumlah waktu ini diperlukan untuk bereaksi minyak bumi yang melekat pada pasta.
dalam minyak kental berat, oleskan film minyak pelumas ringan merata di atas pasta
untuk memfasilitasi pelepasan minyak bumi.

Saat bob atau bar dilepas untuk membaca potongan air, jangan meniup atau menyeka
minyak dari pasta karena hal ini dapat mengganggu kejelasan potongan air. Jika
potongan air dikaburkan oleh minyak bumi (minyak hitam), cuci permukaan pasta
dengan pelarut yang sesuai. Pelarut harus dituangkan atau disemprotkan sedikit pada
batang yang tertutup pasta jauh di atas luka yang diantisipasi dan dibiarkan membilas
di atas area luka.

Menuangkan langsung pada pasta dapat merusak kejernihan potongan air.

Bersihkan batang sampai bersih setelah mengukur masing-masing tangki dan


oleskan kembali pasta sebelum mengukur tangki berikutnya.

Jika pasta di satu sisi terlihat atau lebih rendah dari yang lain, catat pembacaan
level tertinggi sebagai pengukuran resmi level air gratis. Adhesi minyak dapat
menyebabkan pembacaan rendah, tetapi tidak akan menyebabkan pembacaan tinggi.

Bercak dapat menunjukkan lapisan minyak dan air yang diemulsi atau bahwa
produk tidak sepenuhnya melepaskan pasta.

Jika potongan air mengindikasikan adanya lapisan emulsi, bacalah dan catat
potongan yang jelas dan tinggi pengukuran bercak.

89
9.2.3 Pengukuran Free Water – Metode Outage.

Pelaksanaan pengukuran seperti outage methode pada pengukuran ketinggian


minyak / air di tangki. Dalam pengukuran air bebas secara outage, yang dimaksud
dengan kosongan / ruang kosong adalah jarak dari reference point sampai dengan batas
air minyak.

9.3 Pengukuran OBQ / ROB


Volume OBQ dan ROB dapat ditentukan dengan innage atau metode ullage.
Bahan cair biasanya diinokulasi. Bahan padat harus diulang. ROB harus diukur setelah
line pipa (selang) dikeringkan ke dalam kapal. Dengan mengalirkan line pipa (selang)
ke satu tangki kecil, ROB dapat diukur lebih akurat.

Ketika kapal keluar dari list, beberapa jumlah OBQ dan ROB mungkin tidak
dapat diukur pada titik-titik ukuran yang tepat. Dalam keadaan ini, metode penentuan
volume yang lebih luas mungkin diperlukan, dan pengukuran tambahan biasanya
diperlukan.

90
Pertimbangan keselamatan dan operasional harus selalu menjadi faktor dalam
menentukan tindakan apa yang dapat diambil, tetapi dalam semua situasi, kondisi yang
ada dan tindakan spesifik yang diambil untuk mengukur ROB dan OBQ harus dicatat
dalam laporan.

Kargo cair hanya boleh dipotong dan/atau dikoreksi daftar jika cairan tersebut
bersentuhan dengan semua bulkhead. Ketika cairan tidak bersentuhan dengan semua
bulkhead, koreksi irisan harus dilakukan terapan. Dalam semua keadaan, dokumen
kargo harus menyertakan list dan trim kapal. Sifat bahan dalam tangki harus dijelaskan
secara rinci, dan kondisi pengukuran serta informasi terkait lainnya harus diperhatikan.

Koreksi baji (wadge Coorection), trim, dan list biasanya tidak berlaku untuk
sedimen dan lumpur tetapi mungkin berlaku untuk kargo yang dipadatkan (non-cair).
Selain itu, ketika rumus baji atau baji tabel digunakan, perawatan ekstrim harus
dilakukan untuk memastikan bahwa baji ada, bahwa bahan yang diukur bukan hanya
genangan air di bawah lubang ukur, dan bahwa formula yang digunakan dapat
diterapkan pada bentuk aktual. tangki (yaitu, itu menyumbang kurva lambung kapal).

Langkah-langkah yang harus diambil dalam kasus seperti itu harus mencakup-
tetapi tidak terbatas pada mengambil pengukuran ROB di lebih dari satu titik dalam
tangki. Ini akan memverifikasi keberadaan irisan dan tingkat pemadatan kargo.

9.4 Pengukuran Suhu minyak/Temperature Maesurement

Suhu Cargo yang diukur adalah salah satu elemen terpenting yang diperlukan
untuk menentukan volumenya secara akurat. Bagian ini sepenuhnya menjelaskan
peralatan dan prosedur yang harus digunakan untuk mendapatkan suhu cargo secara
manual.

Termometer : Verifikasi Lapangan untuk Peralatan Temperatur

Semua termometer yang digunakan untuk pengukuran pemindahan tahanan


harus diverifikasi keakuratannya sebelum penggunaan awal, dan setidaknya setahun
sekali sesudahnya. Selain itu, sebelum digunakan atau sekali sehari (mana yang lebih
jarang) termometer harus diperiksa di tempat.

91
Dalam penerapan pengukuran suhu thermometer yang digunakan adalah sebagai
beruikut:

a. Termometer Merkuri dalam Kaca


Termometer batang gelas harus diverifikasi keakuratannya sebelum
penggunaan awal dan setidaknya setahun sekali sesudahnya. Selain itu
sebelum setiap penggunaan atau sekali sehari (mana yang lebih jarang)
termometer harus diperiksa lapangan dengan memeriksa secara visual
kapiler gelas untuk kerusakan dan pemisahan kolom merkuri.Jangan
menggunakan termometer batang kaca dengan permukaan etsa yang aus
atau kolom merkuri yang rusak. Jika kolom tersebut disatukan kembali,
dapat digunakan asalkan berhasil melewati pemeriksaan untuk teknis
tambahan.
b. Portable Electronic Thermometers (PETs)
Sebelum penggunaan awal, dan setidaknya setahun sekali sesudahnya,
semua termometer elektronik harus distandarisasi ulang di laboratorium
atau fasilitas berkualifikasi lainnya. Untuk detail selengkapnya, lihat API
MPMS Bab 7.3. Selain sebelum setiap penggunaan, atau sekali sehari
(mana yang lebih jarang).
o PET harus diperiksa dengan membandingkan pembacaan sekitar
terhadap termometer batang gelas ASTM dalam cairan. Jika
pembacaan berbeda lebih dari 1 ° F atau 0,5 ° C, PET harus
distandarisasi ulang sebelum digunakan untuk transfer tahanan.
o Untuk perincian tentang verifikasi PET, lihat API MPMS Bab 74
o Modern equipment for measurement: (includes thermometer and
interface measuring see video):
https://www.youtube.com/watch?v=FGs9NQ7DniU

9.4.1 Prosedur pengukuran temperature (Temperature Measurement


Procedures)

Pengukuran suhu manual adalah penentuan suhu cairan dalam tangki kapal,
menggunakan perangkat yang sesuai. Pertimbangan utama untuk menentukan suhu
secara akurat adalah

• ukuran dan lokasi tangki Cargo,


• Apakah panas telah diterapkan ke Cargo,
92
• Suhu atmosfer dan air laut, dan Tingkat stratifikasi suhu di dalam
kargo. Suhu harus diambil dan harus secara jelas ditetapkan
sebagai derajat Fahrenheit atau Celcius, sesuai kebutuhan.
• Suhu harus ditentukan pada saat yang sama pengukuran
dilakukan.
• Suhu harus diambil di semua tangki, dan suhu atas, tengah, dan
bawah harus diambil di setiap tangki setiap kali tingkat cairan
lebih dari 10 kaki (3 meter).
• Untuk tangki kapal dengan kurang dari 5000 barel (795 meter
kubik), pengukuran suhu tunggal di tengah cairan akan cukup.
• Total volume kapal harus dikoreksi ke suhu standar berdasarkan
tank-by-tank, menggunakan suhu rata-rata yang ditentukan untuk
setiap tangki.
• Dengan persetujuan semua pihak yang terlibat, lebih dari tiga
suhu dapat diambil untuk menghitung suhu tangki rata-rata.
• Dapat dicatat bahwa ketika perbedaan suhu lebih besar dari 5 ° F
(3 ° C) ditemukan, suhu tambahan harus diambil.
• Jumlah suhu tambahan akan bervariasi dengan perbedaan suhu.
Namun, mereka harus selalu diberi jarak dan rerata yang sama.
• Waktu pencelupan yang diperlukan untuk pembacaan termometer
untuk mencapai kesetimbangan akan bervariasi tergantung pada
jenis cairan dan peralatan.

93
9.5 Termometer Elektronik Portabel (PET)
Selain langkah-langkah yang dijelaskan sebelumnya, prosedur berikut ini
direkomendasikan untuk mengukur suhu dengan termometer elektronik portable :

• Pasang ground listrik antara termometer dan tangki sebelum palka / hacth
dibuka.
• Periksa arde untuk memastikannya terpasang dengan benar ke termometer.
• Atur pemilih rentang suhu sesuai keperluan.
• Turunkan probe pengindra ke level yang telah ditentukan.
• Angkat dan turunkan probe 1 kaki (0,3 meter) di atas dan di bawah level yang
telah ditentukan untuk memungkinkan stabilisasi yang cepat.
• Setelah stabilisasi, baca dan catat suhu individu hingga 0,1 ° F atau 0, ° C
terdekat,
• Tentukan suhu tangki rata-rata hingga sepersepuluh derajat.
• Akhiri dan laporkan suhu tangki rata-rata sesuai dengan edisi terbaru dari API
MPMS, off dan laporkan suhu tangki rata-rata hingga 1 ° F atau 0,5 ° C
[putaran 0,5° F ke atas]. Suhu dapat dilaporkan dalam satuan kurang dari
derajat penuh dengan kesepakatan bersama.
• Jika probe dibiarkan tetap diam, kontak dengan arus konveksi minyak yang
lebih dingin akan menyebabkan pembacaan yang rendah. Namun, dengan
probe bergerak, termometer dapat dianggap stabil jika pembacaan bervariasi
tidak lebih dari 0,2 ° F (0,1 ° C) selama 30 detik.
• Termometer Merkuri Selain langkah-langkah yang dijelaskan sebelumnya,
prosedur berikut ini direkomendasikan untuk mengukur suhu dengan
termometer merkuri.
• Turunkan unit termometer melalui lubang pengukur ke level yang diperlukan.
Angkat dan turunkan termometer 1 kaki (0,3 meter) berulang kali di atas dan
di bawah level yang diperlukan sehingga suhu kesetimbangan akan tercapai
lebih cepat.
• Tarik termometer setelah waktu perendaman yang dibutuhkan.

9.6 Pengukuran Level (Tinggi Permukaan Cairan) Minyak Di Tangki Darat. ASTM-D 1085 -
API 2545

Tata cara (prosedur) ini memberi petunjuk mengenai bagaimana cara melakukan
pengukuran tinggi permukaan minyak mentah dan hasil-hasilnya yang terdapat dalam

94
tangki penimbun {fixed roof tank & floating roof tank) yang mempunyai Reid Vapour
Pressure (RVP) < 40 lbs.

Untuk menentukan ketinggian cairan/minyak di dalam tanki, maka diperlukan peralatan


pengukuran sebagai berikut:

1. Deep Tape/Pita Ukur/Met.Band & BOB : untuk mengukur ketinggian cairan/air.


2. Water Gage Bars : Stick untuk mengukur ketinggian air bebas/free water (±
1.m).
3. Oil Indicating Paste : Pasta penunjukan batas perubahan warna indikasi Minyak.
4. Water Indicating Paste : Pasta penunjukan batas perubahan warna indikasi air.
5. Alat ukur suhu minyak (ASTM-D. 1086, API-2543):
 Thermometer skala °C atau °F
 Thermometer Case: Cup case atau flushing case.
6. Akhiri dan laporkan suhu tangki rata-rata
7. Laporkan suhu ke 1 ° F atau 0,5 ° C terdekat.
8. Ulangi item a hingga e untuk setiap tangki menjadi 'bersuhu'

9.6.1 Tatacara Pengukuran:

Setiap tangki timbun yang dimiliki oleh PT.PERTAMINA (Persero) baik di


Unit Pengolahan (UP) maupun di Unit Pemasaran (UPms) digunakan untuk
menampung minyak mentah dan atau produk hasil olahan minyak.

Dalam kegiatan transaksi jual/beli (Custody transfer) minyak mentah maupun


produk minyak, diperlukan dua kali pengukuran ketinggian minyak dalam tanki yang
perlu dilakukan secara teliti dan benar, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan volume
minyak yang terdapat dalam tanki secara akurat dan benar.

Pengukuran ketingian cairan/minyak dalam tanki yang dilakukan sebelum


transaksi (pemindahan) disebut sebagai opening sedangkan pengukuran ketinggian
minyak yang dilakukan setelah transaksi disebut sebagai closing.

Selisih dari hasil kedua pengukuran tersebut digunakan sebagai data perhitungan
dan setelah dikonversikan/dihitung kedalam volume standar maka akan diperolah
jumlah volume minyak yang telah dipindahkan atau dijual/dibeli.

Pengukuran ketinggian minyak yang dilakukan secara manual dinyatakan dalam


milimeter. Tinggi cairan/minyak adalah tinggi permukaan yang diukur dari 'meja ukur'

95
didasar tangki sampai dengan permukaan. Dengan kata lain, tinggi 'pita ukur' dan
'bandulan' yang dibasahi oleh minyak diukur dari 'meja ukur' di dasar tangki.

Pengukuran tinggi minyak ini tidak hanya mengukur tinggi permukaan dari
dasar tangki, tetapi juga pengukuran tinggi air dan sedimen yang mengendap didasar
tangki yang disebut Free Water & Sediment (FW&S). Kemudian dapat diketahui tinggi
minyak sebenarnya. Selain melakukan pengukuran ketinggian minyak juga perlu
diadakan pemeriksaan kondisi phisik dari tangki terutama dasar tangki, karena apabila
dasar tangki tidak stabil dapat mempengaruhi hasil pengukuran (flexture).

Dalam melaksanakan pengukuran minyak dalam tanki, seorang petugas


pengukur tanki (PPT) tidak boleh mengabaikan tentang prosedut kesehatan dan
keselamatan kerja karena hal tersebut merupakan hal yang sangat penting pada saat
melakukan pengukuran minyak apapun jenis dan metode yang diukur.

9.6.2 Persiapan Sebelum Pengukuran.

 Pisahkan (block) hubungan tangki yang akan diukur dengan tangki yang lain
dengan cara menutup semua kerangan dari tanki bersangkutan sebelum dilakukan
pengukuran ketinggian minyak dalam tanki sebagai bukti transaksi dan berikan
cukup waktu untuk pengendapan / settling. Semua Valve atau karangan yang tidak
digunakan setelah di tutup rapat dan di segel sesuai peraturan penyegalan.
 Isi pipa yang akan dipergunakan untuk memindahkan (transaksi) dari tangki
tersebut sampai dengan titik batas transaksi dan tutup kerangan setelah line terisi
penuh (di titik batas transaksi).
 Untuk keperluan transaksi, hentikan hubungan (keluar/masuk) tanki tersebut
selama dilakukan pengukuran (gauging) sedangkan untuk keperluan pengukuran
persediaan (inventory) maka, apabila tidak memungkinkan untuk menghentikan
aliran keluar/masuk selama dilakukan pengukuran perlu diperhatikan agar
pengukuran dilakukan pada jam-jam yang sama setiap hari.
 Sebelum melakukan pengukuran harus memperhatikan waktu
pengendapan/settling sehingga S&W dapat diukur dengan sempurna dan
permukaan minyak menjadi tenang.

96
 Untuk tangki yang dilengkapi dengan alat gauging yang dapat dilihat/dibaca dari
bawah tangki atau kamar jaga CCR (Cargo Control Room), bacalah dari tempat
tersebut, agar dalam melakukan pengukuran telah mendapatkan perkiraan
ketinggian minyak (sebagai referensi pada saat pengukuran).Untuk mencegah
terjadinya listrik statik dan rasa aman pada waktu menaiki tangga tanki maka, satu
tangan harus selalu berpegang pada rilling/pegangan tangga tanki.
 Perhatikan arah angin pada saat akan membuka penutup lubang ukur dan berdiri
diatas angin untuk menghindari menghirup uap/gas minyak yang keluar dari
lubang tersebut, tunggu sebentar agar uap/gas keluar sebelum melakukan
pengukuran.
 Cara pengukuran ketinggian minyak secara image dan outage dapat digunakan
untuk mengukur tinggi minyak sesuai dengan jenis minyak yang disimpan dalam
tanki yang akan diukur.
 Reference Point, adalah titik batas pengukuran yang telah diukur oleh pihak yang
berwenang (DitMet) dan terletak pada tepi 'lubang ukur', untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang akurat dan benar maka setiap pengukuran baik innage ataupun
outage , maka harus selalu dilakukan dari 'referencepoint*. Bagian pinggir atas
lubang ukur dapat dipakai sebagai titik reference point.
 Untuk melakukan pengukuran secara Innage jenis bandulan dari met band harus
berbentuk runcing karena apabila bandulan berbentuk tumpul, maka tidak akan
menghasilkan pengukuran yang tepat, dimana bandul tidak dapat duduk tepat
pada 'meja ukur' apabila ada pasir atau kotoran lain pada dasar tanki.
 Pita ukur yang digunakan harus dalam keadaan bersih, kering dan dalam kondisi
sempurna, karena pita yang basah tidak akan memberi batas (cut) yang jelas
sehingga hasil pengukuran menjadi meragukan dan tidak akurat . Jangan
menggunakan pita ukur yang sudah karatan dan tidak sempurna karena sulit untuk
pembacaan cutingnya dan hal tersebut melanggar Undang-Undang Metrologi
Legal.
 Untuk minyak hitam ( minyak mentah, fuel oil dan Iain-lain) penunjukan batas
akan lebih jelas bila memakai pita 'chrome clad', untuk minyak putih seperti
Gasoline,kerosene, avtur, solvent penunjukan batas lebih jelas dengan pita 'hitam'.
 Untuk minyak-minyak yang 'mudah menguap', misainya gasoline, LPG akan
hilang batasnya sebelum dibaca sehinga diperlukan pasta minyak untuk membaca
batas cutingnya. Untuk memperoleh hasil pengukuran yang akurat maka, oleskan
97
'pasta minyak'. pada pita agar membentuk lapisan tipis dan rata untuk memperoleh
batas pada pengukuran gasoline, LPG atau minyak yang mudah menguap.
 Lapisan pasta jangan terlampau tebal/tipis karena akan mempengaruhi hasil
pengukuran, pasta yang terlampau tebal akan memberikan batas yang kabur dan
apabila terlampau tipis, batas menjadi tidak jelas dan sulit untuk dibaca.

9.6.3 Pelaksanaan Pengukuran

1. Fixed Roof Manual Tank Gauging.

Cara pengukuran ketinggian cairan/minyak dan hasil- hasilnya dalam tangki darat
Maupun di tanki kapal a da 2 (dua) cara yaitu:

a. Cara Innage.

Yaitu cara pengukuran ketingian cairan dimana yang diukur adalah tinggi
minyaknya secara langsung. Cara ini juga digunakan untuk mengukur tinggi air
bebas di dalam tangki.

b. Cara Outage (Ullage).

Yaitu cara pengukuran minyak mentah dan hasil-hasilnya dimana yang diukur
adalah 'ullage7/kosongan (jarak antara Reference Point dengan permukaan
minyak). Jadi tinggi cairan/minyak adalah tinggi 'lubang ukur' (Reference Depth)
dikurangi kosongan. Cara ini dipakai apabila didalam tangki terjadi timbunan
sedimen atau apabila jenis minyak yang diukur mempunyai viscositas yang tinggi
sehinggi pengukuran secara innage sulit dilakukan. Lihat gambar di bawah:

98
2. Peralatan yang digunakan dalam pengukuran ketinggian cairan/minyak dalam
tanki berupa:
• Alat ukur yang berupa bandulan dan pita ukur dalam skala milimeter, sesuai
dengan spesifikasi pada tabel I dan gambar terlampir. Ukuran bandulan dan
panjang pita berbeda-beda tergantung keperluannya.
• Bahan dari bandulan dan pita adalah kuningan atau logam campurannya. Warna
dari pita pada umumnya putih, hitam dan kuning sesuai dengan standar
ASTM – IP
• Pasta minyak ( Oil Finding Paste) dan pasta air ( Water Finding Paste). ° Tank
Ticket, adalah merupakan data resmi sebagai pencatat hasil pengukuran yang
syah dan digunakan sebagai bukti penyerahan/penerimaan minyak.

3. Innage Method

Cara innage dipilih apabila:

• Tidak ada endapan kedasar tangki.


• Tidak ada perubahan bentuk pada dasar tangki dan meja ukur.
• Minyak ringan, sehingga pita dan bandulan mudah masuk dalam cairan.

a. Baca reference depth (tinggi pengukuran) yang tertera didekat reference


point, hal ini menunjukan berapa panjang pita ukur yang hams dimasukkan
dari reference point sampai mencapai datum plate.
b. Turunkan pita ukur dan bandulan secara perlahan-lahan dari lubang
ukur/reference point dan tempelkan pita ukur pada lubang ukur selama
menurunkan pita, pita hams tetap bersinggungan dengan metal tangki hal ini
perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya listrik statis.
c. Apabila terdapat perbedaan suhu yang cukup besar antara bandulan dan
cairan,
d. maka cairan dapat mendidih, untuk itu tunggu sampai dengan cairan berhenti
mendidih sebelum bandul diturunkan sampai dasar tanki.
e. Turunkan pita ukur dan bandulan sampai ujung bandulan menyentuh datum
plate
f. /dasar tangki dan perhatikan agar bandulan tetap dalam keadaan vertikal.
Setelah bandulan terasa menyentuh datum plate/dasar tangki, bandingkan pita

99
yang diturunkan dengan angka yang tertera sebagai reference depth atau
'tinggi ukuran' apabila sama tarik pita ukur/bandulan keatas.
g. aca 'batas' yang terjadi perubahan warna pasta pada pita ukur, ini adalah
tinggi minyak dalam tangki. Ulangi pengukuran sekali lagi, apabila hasilnya
sama, atau identik catatlah sebagai hasil pengukuran tetapi apabila hasil
pengukuran ke dua. terjadi selisih lebih dari 3 mm, maka lakukan pengukuran
sekali lagi sampai mendapatkan hasil pengukuran yang identik <2 mm dari
dua kali pengukuran, dan catat dalam tank ticket data hasil pengukuran yang
memiliki selisih <2 mm.
h. Apabila setelah bandulan terasa menyentuh datum plate/dasar tangki tapi
hasil pembacaan pada pita belum menunjukan angka yang sama dengan
reference depth atau 'tinggi ukuran', maka ada kemungkinan terdapat
endapan-endapan pada dasar tangki. Ulangi pengukuran dan apabila hasilnya
tetap sama dengan hasil pengukuran pertama, berarti ada perubahan, mungkin
didasar tangki dan mungkin pada atas tangki, sehingga perlu dilakukan
pengamatan.
i. Apabila hasil pengukuran yang kedua, sama dengan yang pertama,
diperkirakan terjadi perubahan bentuk pada clasar tangka/meja ukur. Ulangi
pengukuran sekali lagi dan apabila hasilnya tetap sama, laporkan hasil
pengukuran kepada pengawas/atasan. Acau selidild dengan saksama
penyebabnya, dan kalau mungldn ukur dengan cara outage.
4. Outage/Ullage Method.

Cara outage dipakai pada kondisi sebagai berikut :

• Terdapat endapan-endapan di dasar tangka yang menghalangi masuknya


bandulan sampai ke datum plate/dasar tangki.
• Terjadi perubahan bentuk pada datum plate/dasar tangki yang
mengakibatkan pengukuran berubah-ubah.
• Pada jenis minyak mentah/hasil-hasil yang pekat antara lain aspal dan high
pour point oil.
• Pengukuran minyak secara Outage atau ullage bandulan tidak harus sampai
menyentuh datum plate/dasar tangki, tetapi pita ukur & bandulan hanya
diturunkan sampai mengenai cairan/minyak, sedangkan tinggi minyak dapat
dihitung dari reference depth/tinggi lubang ukur dikurangi dengan bagian
yang kosong.
100
• Bacalah reference depth atau tinggi ukuran yang tertera dekat reference
point, misal ref.point= 12.156 mm, itu artinya jarak dari reference point
sampai ke gauge point didasar tangki adalah 12.156 mm.
• Turunkan pita ukur & bandulan dari reference point sampai bandulan
terendam/ masuk dalam minyak dan harus diingat bahwa tinggi lubang ukur
adalah 12156 mm. Misalkan bandulan akan terendam/menyentuh cairan
apabila pita ukur diturunkan /diulurkan sepanjang 7.402 mm (hasil
perkiraan), maka ulurkan terus pita sampai lebih dari 7402 mm, misalnya
pita masuk 7489 mm, bandulan yang terkena minyak 87 mm .

Maka cara menghitung tinggi minyak adalah:


Tinggi lubang ukur atau reference depth 12.156 mm dikurangi pita ukur
yang masuk 7489 mm + bandulan yang kena minyak 87 mm, jadi tinggi cairan=
4754 mm.

Apabila pada waktu mengulurkan pita ukur & bandul memperoleh angka
yang sulit untuk dikurangi/tambah, maka perlu diubah angka dimaksud dengan
angka yang mudah untuk dibaca. Tarik pita ukur & bandulan kemudian
bersihkan dan ulangi pengukuran sampai dengan memperoleh hasil angka genap.

Melakukan pengukuran dengan cara innage atau outage, apabila


diiaksanakan melalui wells atau pipa akan menghadapi persoalan-persoalan.

Pipa ini ada lubang-lubangnya pada seluruh batang pipa, dengan


demikian pertukaran cairan (minyak) yang ada di tangki dan pipa dapat
terlaksana secara bebas. Pengukuran melalui pipa semacam ini dapat
menghasilkan ketelitian yang baik.

Pada pipa yang lubang-lubangnya hanya terdapat pada dekat dasar saja,
maka pertukaran cairan minyak) yang terdapat dalam tangki dengan pipa bagian
atas yang tidak berlubang tidak rata sehingga hasil pengukuran menjadi tidak
sempurna, karena minyak yang ada dalam pipa mungkin mempunyai density dan
suhu yang berbeda dengan yang ada didalam tangki.

Apabila dernsity dan suhu yang berada di dalam tanki berlainan, maka
tinggi permukaan minyak juga akan berlainan antara yang di dalam tanki dengan
yang terdapat daiam lubang ukur (pipa) tangki.

101
Kalau melakukan pengkuran melalui wells atau pipa, pakailah lampu
senter yang explosion proof hal ini diperlukan untuk memeriksa apakah diatas
permukaan minyak masih terdapat lubang-lubang. Kalau lubang-lubang tidak
terlihat,maka harus segera diusahakan agar lubang-lubang tersebut berfungsi
kembali misalnya dengan jalan membersihkan.

9.6.4 Gauging Floating Roof Tank

Floating roof tank adalah tanki timbun dengan atap terapung – floating roof atau
roof yang mengapung diatas permukaan minyak dan bergerkak sesuai dengan
ketinggian minyak yang ada didalam tangki.

Karena berat dari atap tanki , maka atap tersebut dapat mengalihkan minyak
(displace) dan dapat mengakibatkan permukaan minyak dalam tangki/lubang ukur
menjadi naik. Banyaknya minyak yang dialihkan tergantung dari besarnya
density/SG/API.

Dengan menggunakan faktor yang terdapat pada tabel tangki, banyaknya


minyak yang dialihkan dapat disesuaikan.

Sebelum melakukan pengukuran pada floating roof tank, periksa kaki-kaki


atapnya. Apabila kedudukannya sesuai dengan yang terdapat pada tabel tangki maka
displacement % one value akan sesuai yang ada pada tabel.

Apabila dalam tanki terdapat jumlah S&W yang relatif banyak,maka dapat
menghalangi kaki-kaki dari roof tanki menyentuh sampai ke dasar tanki dan apabila hal
ini terjadi maka displecement zone value yang terdapat dalam tabel kurang akurat.
Untuk mengatasi hal yang demikian harus dilakukan tank cleaning. Air hujan yang
terkumpul di atap tangki dapat menambah berat atap dan menyebabkan bertambah
banyaknya minyak yang dialihkan.

Apabila hal tersebut terjadi maka air tersebut harus di drain dulu sebelum
dilakukan pengukuran. Untuk m enghindari terjadinya kerusakan pada atap tanki maka
posisi kerangan drain-roof harus selalu dalam keadaan terbuka (normaly open) Kotoran
karat dinding tanki

/debu juga dapat menambah berat beban atap tanki. Apabila ini terjadi maka harus
segera dibersihkan.

102
Demikian juga salju/es (di tempat-tempat yang berudara dingin) dapat
menimbulkan masalah sehingga harus diusahakan agar atap tetap mengapung. Sebelum
melakukan pengukuran awal dan akhir untuk transaksi harus diyakinkan bahwa floating
roof dalam keadaan bersih dan posisi seimbang (rata).

Permukaan minyak diiubang ukur kemungkinan dapat bergerak turun/naik, maka pada
waktu ada angin kencang ridak mungkin mendapat hasil pengukuran yang sama.
Lakukan beberapa pengukuran sampai mendapatkan hasil ukur yang identik. Yang
dimaksud dengan identik adalah hasil dari 2 kali pengukuran dimana selisih hasil
pengukuran lebih kecil dari 3 mm.

Atap tangki internal cover lebih ringan dari pada ztwp floating roof. Oleh karena
ringannya itu, ada kecenderungan gerak naik/turunnya atap tersebut terhambat (lag),
terutama pada waktu pengisian atau pengisapan dengan kecepatan tinggi (rate isap atau
rate pompa yang tinggi). Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan benar
maka biarkan beberapa saat agar atap stabil sebelum melakukan pengukuran.

Pengukuran minyak dalam tangki floating roof dapat dengan cara innage atau
outage, sama seperti untuk tangki fixed roof sesuai dengan jenis minyak yang akan di
ukur. Apabila peraturan keselamatan memungkinkan, pengukuran pada tangki floating
roof dapat dilakukan dari atapnya.

9.6.5 Gauging Pressure Tank.

Untuk melakukan pengukuran ketingian minyak pada tangki yang bertekanan


(pressure tank) harus dilakukan melalui alat Pressure hock Gauging.

Vapor convertion system dapat diukur dengan cara innage atau cara outage.
Cara pengukuran yang dilakukan sama,hanya tekniknya berbeda. Dapat dilihat melalui‘
reel, pita dan bandulan yang terdapat dalam "tabung", khusus. Dari jendela yang
terdapat pada "tabung" tersebut dapat dibaca 'tanda batas' dan skala pita. Untuk
mengoleskan pasta (water finding paste) pada pita tutuplah kerangan sehingga bagian
atas gauging chamber terisolir. Buka pintu yang terletak disisi lain dari jendela dan
oleskan pasta pada pipa kemudian tutup pintu dan buka kerangan. Turunkan pita ukur
dengan memutar roda dari luar.

Lakukan pengukuran dengan cara innage atau outage dan bacalah batas pada
pita ukur melalui jendela. Pada pengukuran ini agak sulk merasakan bahwa bandulan
telah menyentuh dasar tanki.
103
Beberapa model, dilengkapi dengan alat yang dapat secara otomatis
menghentikan masuknya pita lebih dalam apabila "bandulan" telah menyentuh dasar.
Apabila melakukan pengukuran dengan model tersebut tapi pita ukur terasa kendor, ini
berarti ada kerusakan-pada sistem otomatisnya maka harus diperbaiki dan apabila
diketahui terjadi kebocoran maka segera dilaporkan.

9.6.6 Automatic Gauging Devices.

Ada tangki-tangki yang dilengkapi dengan alat Automatic Gauging atau Gauge
Glass. Pembacaan Automatic Gauge sesuai yang terdapat pada API Manual of
Petroleum Measurement Standard Chapter 3, Section 1; maka dapat dilakukan dengan
melakukan pengukuran-pengukuran secara manual biasa atau bisa juga dengan
melakukan pengukuran- pengukuran melalui Internal Equipment

Pengukuran dapat juga dilakukan dengan membaca langsung dari Gauge Glass.
Cara melakukan pengukuran melalui Gauge Glass, pertama-tama keluarkan minyak
dari glass terlebih dahulu untuk memperoleh agar minyak yang akan diukur suhunya
sama seperti minyak yang ada dalam tangki kemudian baca tinggi minyak melalui skala
yang ada. Apabila skalanya kelihatan miring, akan mengakibatkan kesalahan
pembacaan.

Peralatan Automatic Gauge, Gauge Glass atau alat-alat otomatis lainnya hanya
diperbolehkan dipakai sebagai "operational data" dan bukan sebagai hasil pengukuran
transaksi, kecuali apabila alat-alat tersebut telah dikalibrasi oleh yang berwenang atau
telah disahkan pemakaiannya.

 Waktu / Durasi Pengukuran Level Minyak

Untuk mendapatkan hasil pengukuran level cairan/minyak yang akurat dan benar,
maka waktu mencelupkan pita yang telah dioleskan dengan pasta minyak (Oil finding
paste) harus sesuai dengan kondisi/jenis cairan yang akan diukur.

Untuk jenis minyak ringan (Gasoline,Kerosene, dan yang termasuk dalam jenis
minyak ringan), waktu yang diperlukan adalah 3-10 detik. Waktu 3- 5 detik adalah
waktu yang paling tepat dimana pasta akan berubah warna,apabila kurang dari 3 detik
dimungkinkan pasta belum berubah, sedangkan bila lebih dari 5 detik dimungkinkan
akan terjadi perubahan warna pasta melebihi batas sehingga hasil pengukuran menjadi
tidak akurat.

104
Untuk jenis minyak berat (Crude Oil, IDF, MDF, dan group minyak berat)
waktu yang diperlukan untuk merendam pita ukur selama 1- 5 menit, dengan asumsi
waktu tersebut adalah merupakan waktu yang paling ideal untuk terjadinya perubahan
warna dari pasta.

Pembacaan Hasil Pengukuran.

Untuk pengukuran tinggi cairan/minyak secara manual, pembacaan hasil


pengukuran ditentukan sebagai berikut:

• Pengukuran pertama harus diyakini terlebih dahulu Petugas Pengukur Tanki (PPT)
tentang. kebenaran hasil pengukuran.
•Kemudian lakukan pengukuran kedua dan seterusnya.
• Apabila hasil pengukuran ulangan, hasilnya berbeda melebihi atau sama dengan 3
mm, lakukan pengukuran ulang sampai didapatkan dua angka yang identik (< 3
mm).
• Apabila hasil pengukuran sudah benar dan sesuai ketentuan, catat hasil pengukuran
dan tuangkan kedalam Tank Ticket.

105
106
9.7 Pengukuran Free Water (Air Bebas)
Air bebas yang terdapat dalam tanki timbun adalah merupakan bagian dari
minyak yang dalam kenyataanya sangat sulk untuk dihilangkan, karena air dapat
bercampur/emulsi dengan minyak terutama pada minyak berat yang memiliki
density/SG mendekati air. Air bebas yang terdapat dalam tanki bisa berasal dari minyak
itu sendiri sebagai sisa pada saat penyimpanan atau bisa juga berasal dari tempat lain /
kapal pada saat minyak tersebut dikapalkan (ballast/air laut).

107
Air bebas/free water dalam tanki harus selalu di monitor dan dilakukan
pengukuran karena dalam transaksi jual beli air tidak diperhitungkan sebagai minyak
dan tidak dibayar, malah sebaliknya apabila terdapat jumlah air yang cukup besar akan
menjadi pengurang dari jumlah minyak yang dikirim atau diterima.

Untuk menghindari kerugian baik pengirim ataupun penerima maka tatacara


pengukuran air bebas harus sesuai dengan prosedut/panduan, sehingga cara melakukan
pengukuran air bebas dalam tanki darat diseluruh Unit PT.PERTAMINA menjadi sama.

108
Ada tiga prosedur untuk mengetahui ketinggian air bebas tanki timbun :

a. Water Indicating Paste procedure: Innage measurement dan Outage


measurement
b. Thief Procedure,
c. Gauge Glass Procedure.

Water Indicating Paste Procedure

Prosedur pengukuran air bebas dengan menggunakan pasta air seabagi indikator
merupakan cara yang sering digunakan, karena disamping memiliki akurasi yang cukup
tinggi pelaksanaanya juga cukup mudah. Prosedur ini sering digunakan baik di Unit
Pengolahan maupun Unit Pemasaran.

109
9.7.1 Pengukuran Air Bebas Secara Innage.

Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Pita Ukur / Meter & Bandulan.

Peralatan yang digunakan untuk mengukur air bebas adalah alat ukur
standar berupa pita ukur dan bandulan dengan skala milimeter.

Alat ukur ini merupakan alat yang biasa digunakan untuk pengukuran
ketinggian cairan seqara innage (bandulan runcing). Alat ukur ini hanya dapat
digunakan untuk jenis minyak ringan/produk atau untuk tanki yang didalamnya
tidak terdapat endapan/sludge, sehingga pada saat melakukan pengukuran bandulan
yang dipasang pada alat ukur dapat menyentuh dasar tanki secara sempurna tidak
terhalang oleh endapan/sludge.

 Water Gauge Bar J / Tongkat Air,

Alat ukur ini digunakan terutama untuk mengukur air bebas pada minyak
berat dan minyak mentah, karena tongkat air ini lebih berat dan lebih panjang dari
pada bandulan untuk mengukur cara innage, sehingga diharapkan dapat menembus
sludge sampai ke meja ukur/dasar tangka , Panjang nya adalah 1 (satu) meter.

 Pasta Air (Water Finding Paste).

Water Finding Paste adalah pasta yang digunakan untuk mendeteksi adanya
air bebas dalam tanki. Pasta ini akan berubah warna dari putih menjadi merah
apabila bereaksi dengan air.

9.7.2 Pelaksanaan Pengukuran secara innage:


• Cara untuk mengukur ketinggian air bebas/free water disebut juga sebagai
pengukuran water cut.
• Periksa dan yakinkan bahwa pita dan bandulan yang akan digunakan harus bersih
dan kering.
• Oleskan pasta air (water finding paste) pada bandulan/pita ukur secara merata agar
diperoleh lapisan tipis yang diperkirakan akan dapat menembus endapan dan air .
• Turunkan pita ukur/bandul sampai mengenai datum plate/dasar tangki (pengukuran
ini juga dapat digunakan untuk melakukan pengukuran Refferent point tanki).

110
• Diamkan beberapa saat untuk memberi kesempatan minyak yang menutup
permukaan pita/bandulan terlepas dan memberi kesempatan pasta air bereakasi.
Makin besar berat jenis minyak didalam tangki, makin lama waktu yang
diperlukan.

Dalam melaksanakan pengukuran dapat diberlakukan batasan sebagai berikut:

Jenis Minyak Waktu


Yang
Diperlukan
Bensin 5 -10 detik
Minyak Tanah 10 -20 detik
Solar , Minyak 20 - 30
Mentah detik

• Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan benar, maka hindarkan alat ukur
dari air hujan karena air hujan dapat menghilangkan lapisan pasta dan mengacaukan hasil
pengukuran apabila dimungkinkan tunggu sampai hujan berhenti.
• Kalau sampai terjadi keadaan hujan tidak berhenti, usahakan agar pada lapisan pasta
dilapisi lagi dengan pelumas encer sebelum melakukan pengukuran.

9.7.3 Prosedur Pelaksanaan Pengukuran Air Bebas dan endapan dalam tangki minyak berat:

• Oleskan pasta air pada bandulan pita ukur kemudian oleskan minyak lumas encer pada
bandulan pita ukur yang telah dioles pasta air tersebut.
• Masukkan pita ukur dan bandulan kedalam tangki, sampai menyentuh meja ukur dasar
tanki.
• Setelah pita/bandulan menyentuh meja ukur, berikan waktu yang cukup agar terjadi reaksi
sempurna. antara air dan pasta, kemudian tarik keatas.
• Bilas pita ukur/bandul dengan pelarut (solvent) untuk menghilangkan sisa minyak mentah.
• Apabila sedimen yang terdapat dalam dasar tangki kental, pengukuran air bebas (free
water) dapat dilakukan dengan memakai water gauge bar yang memiliki ukuran lebih
panjang dari pada 'bandul innage', sehingga dapat menembus sedimen.
• Karena water gauge bar lebih panjang dari pada bandulan biasa, maka pembacaan pada
pita ukur harus disesuaikan.

111
9.7.4 Pengukuran Outage free water/air bebas

Pelaksanaan pengukuran air bebas dapat dilakukan seperti outage methode pada
pengukuran ketinggian minyak di tangki. Dalam pengukuran air bebas secara outage, yang
dimaksud dengan kosonganruang kosong adalah jarak dari reference point sampai dengan
batas air minyak.

Cara pengukuran air bebas secara outage hanya bisa dilakukan apabila pengukuran
menggunakan alat ukur UTI (Ullage,Temperature and Interface), karena apabila dilakukan
dengan alat ukur biasa sangat sulit untuk membedakan batas antara air dengan minyak.

a. Dry Bottom Method.

Apabila permukaan air berada didalam Gauge Point (meja ukur), maka gunakanlah
cara pengukuran secara 'indirect '2 x 2M 'dry bottom', dengan langkah sebagai berikut :

• Ukur tinggi minyak dalam tanki setiap sebelum dan sesudah penerimaan atau setiap
sebelum dan sesudah pengeluaran dari tangki. Keluarkan (drain) air sebanyak
mungkin sampai dengan keluar minyak sedikit kemudian ulangi pengukuran tinggi
tangki. Selisih antara ketinggian tersebut menunjukkan jumlah air yang ada dalam
tangki.
• Karena pada umumnya air bebas (free water) dan sedimen yang terdapat dalam
minyak mentah membutuhkan waktu pengendapan agak lama, maka pengukuran
tinggi air bebas (free water) dalam tangki minyak mentah tidak direkomendasikan
untuk dipakai sebagai dasar transaksi jual/beli.

b. Thief Procedure.

Peralatan Thief Procedure adalah alat yang dirancang untuk mengambil contoh
minyak yang berada pada dasar tangki timbun atau tangki kereta api/mobil.

Alat ukur ini terdiri dari 2 (dua) type, yaitu:

 Core Thief Trap Type.

Thief trap prosedur pada saat diturunkan kedalam tangki posisi valve harus terbukadan
saat menyentuh dasar tangki valve akan tertutup secara automatic dan menjebak
bottom sample didalamnya,maka contoh akan terjebak dalam alat tersebut.

 Bomb Type Sampling Thief .

Bomb Thief sampling pada saat diturunkan kedalam tangki posisi valve tertutup, dan
valve akan terbuka pada saat alat menyentuh dasar tangki.

112
1. Tata Cara Pengukuran.

Ada cara lain yang digunakan untuk mengukur tinggi air bebas dalam dasar tanki,
alat yang digunakan berupa" Thief. Alat ini dapat digunakan apabila posisi dasar
tanki stabil sehingga alat "trip rod" thief tersebut dapat menyentuh dasar tanki
dengan bebas.

2. Tata cara penggunaan alat ukur ini adalah sebagai berikut :

• Periksa core thief trap type apakah betul bersih dan dapat bekerja dengan baik,
kemudian buka kran (penutup ) yang terdapat dibagian bawah.
• Turunkan thief melalui "reference point"
• Usahakan agar "thief pada saat menyentuh dasar tanki tidak terjadi kejutan (
perlahan - lahan ) secara mulus , dengan demikian sehingga kran tidak trip /
menutup.
• Angkat sedikit alat ukur kemudian turunkan segera,sehingga "thief menutup
kalau menyentuh dasar
• Tarik keatas dan tuangkan isi "thief ke tanki sampai butir-butir air atau
perubahan warna terjadi pada cairan dalam "thief
• Letakkan "thief tegak lurus kemudian ukur tinggi “endapan dan air bebas”
dalam tanki, kalau "trip rod"nya dipanjangkan, maka tambahkan pada tinggi
hasil pengukuran 'endapan dan air bebas'dalam "Thief
• Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan benar diperlukan
pengukuran seteliti mungkin lakukan pengukuran beberapa kali, sesuai
ketentuan sehingga mendapatkan hasil ukur yang akurat.
• Gunakanlah selalu alat-alat ukur yang sempurna untuk melakukan pekerjaan
dan ikuti prosedur yang telah ditentukan.
• Perhatikan selalu segi keamanan dan keselamatan kerja dalam setiap melakukan
pekerjaan

9.7.5 Gauge Glass Procedure tanki RTW

Cara ini khusus digunakan untuk mengukur minyak ringan dan di dalam tanki kereta api
(RTW/Rail Tank Wagon), alat ukur ini tidak direkomendasikan untuk tanki-tanki yang besar
(Fixed roof tank, dll)

1. Peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran air bebas dengan


menggunakan alat ini adalah Gauge Glass
2. Prosedur:

113
• Bersihkan (flash) gage glass yang terletak pada batas air dan minyak minimal
tiga kali, sehingga temperatur minyak/air di dalamnya sama dengan temperatur
minyak/air di dalam tanki.
• Cara pembersihan gauge glass, dilakukan dengan menutup dan membuka kedua
kran ke tanki.
• Setelah batas air/minyak di dalam gage glass tenang, bac a ketinggian dari pada
batas air/minyak tersebut.
• Catat hasil pembacaan tersebut sebagai Water Innage.
3. Batasan- Batasan Pengukuran
• Pelaksanaan pengukuran air bebas dalam tanki tidak boleh dilakukan dengan
pengukuran lain secara bersamaan.
• Artinya pada saat melakukan pengukuran air bebas tidak boleh sekaligus
melakukan pengukuran level minyak.
• Yang direkomendasikan untuk melakukan pekerjaan bersama dengan
pengukuran air bebas hanya pengukuran Refferent Point/Tinggi lubang ukur
tanki sebagai counter check.

9.8 Pengukuran Suhu Minyak (Astm-D 1086, Api 2543)

Dalam dunia perdagangan perminyakan suhu minyak merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dalam menentukan kuantitas / jumlah minyak yang akan dikirim atau diterima.. Karena
baik minyak mentah dan atau produk hasil-hasilnya selama disimpan dalam tanki akan mengalami
perubahan suhu sehingga harus dipertahankan sesuai dengan jenis dari minyak tersebut. Selama
dalam penyimpananya suhu minyak akan menyesuaikan dengan kondisi disekitarnya / suhu luar,
oleh karena untuk tanki penampung minyak ringan dinding tanki tidak dilengkapi dengan isolasi.
Sedangkan untuk minyak berat dalam penyimpananya diperlukan penanganan kh'usus karena suhu
dalam tanki harus dipertahankan sehingga tidak terjadi pembekuan ataupun penyusutan produk.

Suhu dari minyak berat ( Crude Oil, IFO dan Jenis minyak berat lainnya ) harus tetap dijaga
pada suhu operasi sehingga pada saat minyak tersebut akan dipindahkan tidak mengalami kesulitan
dalam penangananya.

Pengukuran suhu minyak harus dilakukan dengan cara yang benar,akurat dan teliti baik
untuk keperluan transaksi jual / beli, inventori maupun untuk keperluan pemindahan antar tangki,
hal ini dimaksudkan karena dalam dunia perdagangan minyak untuk menentukan jumlah kuantitas
minyak digunakan suhu standar 15°C, sehingga faktor suhu sangat berpengaruh dalam hasil
perhitungan.

114
9.8.1 Peralatan Pengukuran Suhu Minyak Dalam Tangki (Tempertur Dalam)

 Thermometer yang digunakan adalah thermometer ASTM D-1086 atau API 2543
berskala derajat celcius / fahrenheit dan mempunyai ketelitian ± 0,25C.
 Dapat menggunakan thermometer case dari jenis cup case assembly atau flushing case
assembly dilengkapi dengan tali.
 Dapat digunakan pita ukur yang ujungnya disangkutkan dengan thermometer case.
 Thermometer yang digunakan selalu dibandingkan dengan thermometer “standard” (API
Manual of Petroleum Measurement Standard, Chapter 7).

9.8.2 Persiapan sebelum mengukur

• Periksa kembali thermometer yang akan digunakan, skala yang jelas, air raksa
merata tidak pecah2/putus2
• Kaca penutup skala dial tape, meter line thermometer harus tetap jernih, shg mudah
melakukan pembacaan
• Bukti peneraan pada thermometer yang baik harus ada sebelum digunakan
• Sebelum melaksanakan pengukuran harus diperhatikan tinggi cairan yang akan
diukur
• Apabila harus dilakukan lebih dari satu kali pengukuran, maka hasilnya harus
dirata- ratakan.
• Kedalaman dan lamanya thermometer terendam dalam minyak harus diperhatikan
• Kedalaman merendam thermometer harus diatas endapan/air dari dasar tanki,
karena dapat mempengaruhi pembacaan suhu

115
• Dalam melaksanakan pengukuran petugas harus mengutamakan safety dan
procedure pengukuran di atap tanki, misal : melihat cuaca/petir, elektro statis/tangan
berhubungan dengan pegangan tangga tank atap tanki yang rapuh

Jumlah minimum pengukuran suhu Pada berbagai kedalaman cairan.

Tinggi Minimumjumlah Kedalaman


minyak pengukuran suhu Pengukuran

1m dibawah permukaan,
> 5 meter 3 ditengah dan 1 m diatas dasar
batas air minyak.

1m dibawah permukaan dan


3–5 meter 2 1m diatas dasar batas air
minyak.

< 3 meter 1 Ditengah-tengah tinggi minyak.

Catatan : 1. Lokasi lubang pengukuran suhu minimal berjarak 12” dari dinding
tangki.

2. Hasil pengukuran yang dicatat pada form tank ticket adalah di average
contoh: suhu I = 30 ºC, suhu II = 29 ºC, suhu III = 28 ºC maka
hasilpengukuran adalah (30+29+28)/3 = 29 ºC.

9.8.3 Cara Pembacaan Thermometer / Perhitungan Suhu Rata-Rata

 Agar diperoleh hasil yang baik dari pembacaan suhu pada thermometer, arahkan
pendangan mata tegak lurus pada permukaan air raksa dalam kolom thermometer.
 Untuk menghitungsuhu rata-rata dari hasil pengukuran suhu dilakukan lebih dari
satu lokasi, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

a). Untuk minyak yang sudah dipanaskan:

jumlah hasil pembacaan suhu


Suhu rata-rata = ----------------------------------------------
Jumlah pengukuran suhu

116
b). Untuk minyak yang dipanaskan (memakai heating coil) :
(1)atas + (2)tengah + (1)bawah
Suhu rata-rata = -----------------------------------------------

9.8.4 Lamanya Waktu Untuk Merendam/Mencelup

MINIMUM
PENCELUPAN(menit)

JENIS MINYAK
Minyak mentah, gasolines, naphta, kerosene dan jenis minyak lainnya yang
mempunyai viskositas Saybolt Universal < 100 detik pada suhu 100F

Minyak mentah, light lubricant, fuel oil dan jenis minyak lainnya yang
mempunyai viskositas Saybolt Universal antara 100 detik pada suhu 100F
dan 170 detik pada suhu 210F 15

Minyak mentah, heavy lubricant, cylinder, gear, residual dan


jenis minyak lainnya yang mempunyai viskositas Saybolt
Universal diatas 170 detik pada suhu 210F.
30

9.8.5 Tatacara Pengukuran Suhu Minyak Dalam Tangki


• Apabila perbedaan suhu udara sekitar dan suhu dalam minyak > 11 ° C, Cup Case
perlu di flushing/bilas beberapa kali dengan minyak yang akan diukur untuk
mempercepat proses adaptasi
• Turunkan alat pengukur suhu (cup case) melalui lubang ukur sampai mencapai
kedalaman yang ditentukan, biarkan terendam dalam minyak sesuai Tabel .
• Naik / turunkan alat pengukur suhu tersebut sejauh 50 cm selama kira-kira 2
menit untuk mempercepat tercapainya keseimbangan.
• Tarik keatas alat pengukur suhu (cup case) tersebut, perhatikan bahwa cup terisi
penuh minyak.
• Usahakan Cup case assembly dibaca pada saat masih berada pada lubang ukur
agar pada waktu membaca thermometer terlindung dari pengaruh angin/cuaca
yang dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Pembacaan harus tegak lurus dengan
thermometer.

117
• Bacalah segera suhu yang ditunjukkan oleh thermometer sampai kesatuan 0,5
derajat C
• Kolom air raksa thermometer harus mantap dan stabil (steady and stable), kalau
tidak ulangi prosedur diatas.
• Catatlah suhu yang dibaca tersebut

9.8.6 Pengukuran Suhu Minyak Mentah Dan Hasil-Hasilnya Pada Tangki Tidak
Bertekanan ( Non Pressure Tanks).

Yang dimaksud dengan non-pressure tanks adalah tangki-tangki minyak yang tidak
dibawah tekanan, meliputi tangki-tangki yang berikut:

• Atmospheric Roof Tanks dengan Fixed Roof


• Floating Roof Tanks
• Variable Vapour Space Tanks

9.8.7 Peralatan standar yang digunakan:

Thermometer Yang Digunakan Adalah Thermometer Standar ASTM-D 1086 API


2543 Dalam Skala Derajat Celcius Atau Fahrenheit, Seperti Dalam Tabel -2 Berikut:

118
9.8.8 Thermometer Cup Case Flushing Assembly.
Thermometer yang digunakan untuk mengukur suhu minyak dalam tanki ada beberapa
jenis/ type, salah satu type yang sering digunakan yaitu type cup case flushing
assembly .

119
120
121
Jenis thermometer ini digunakan untuk mengukur suhu minyak yang berada
dalam tanki karena jenis thermometer ini dilengkapi dengan cup. Dalam melakukan
pengukuran suhu minyak, untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang benar dan
akurat, maka pada saat pembacaan thermometer tidak boleh keluar dari lubang ukur,
pembacaan harus dilakukan di tempat pengukuran / lubang ukur dan jumlah minyak
yang tersisa pada cup case pada saat pembacaan minimal sebanyak 50 ml. Rakitan
termometer dan tingkat suhu untuk tangki dan pengangkut kargo / muatan (lihat
tabel dibawah).

122
9.8.9 Pita /Tali untuk Sarana Mengukur Suhu.
Untuk melakukan pengukuran suhu dalam tanki diperlukan tali/pita sebagai sarana
untuk mengikat thermometer typical cup case assembly atau flushing case assembly.
Tali yang digunakan adalah tali yang tidak menimbulkan electrik statis bisa
digunakan tali poliprophyline dan jangan gunakan tali plastic. Untuk memudahkan
dalam menentukan tali yang akan di ulur maka seyogyanya dibuat setiap 1 (satu)
meter di simpul dan ini digunakan untuk memudahkan dalam pengambilan
temperature sesuai ketentuan.

9.8.10 Jumlah Pengukuran Suhu.

Jumlah pengukuran suhu tergantung pada kedalaman cairan sesuai dengan petroleum
manual measurement Standard yang dapat dilihat dari table dibawah ini:

9.8.10 Waktu Pengukuran Suhu Dalam Tanki.

Untuk memperoleh hasil pengukuran suhu yang teliti dan benar, maka waktu
pengukuran suhu harus sesuai dengan standar yang berlaku. Thermometer harus
dicelupkan kedalam minyak untuk waktu yang tertentu tergantung pada viskositas,
API gravity minyak yang akan diukur seperti dalam tabel - 4A.

123
Rekomendasi Lama Termometer Terendam Di Minyak Untuk Woodback Cup –
Case Assembly

Jumlah Minimum Pengukuran Suhu pada Berbagai Kedalaman Cairan ( Ref.


minyak Korporat )

Minimum
Kedalaman Pengukuran
jumlah
Tinggi minyak
pengukuran
suhu

> 5 meter 3 Atas (upper); Tengah (Midle) ;Bawah


(Lower)

3 – 5 meter 2 Diatas (Upper), dibawah (lower)

< 3 meter 1 Ditengah-tengah tinggi minyak


(midle)

Catatan :

1. Lokasi lubang pengukuran suhu minimal berjarak 12” dari dinding tangki.
2. Hasil pengukuran yang dicatat pada form tank ticket adalah di average, contoh :
suhu I = 30 º C, suhu II = 29 º C, suhu III = 28 ºC

maka hasil pengukuran adalah ( 30 + 29 + 28 ) / 3 = 29 º C.

124
Waktu yang diperlukan / minimum pencelupan untuk crude dan Produk .

MINIMUM
PENCELUPAN
JENIS MINYAK

Minyak Mentah, Gasolines, Naphta, Kerosene Dan Jenis


Minyak Lainnya Yang Mempunyai Viskositas Saybolt
Universal < 100 Detik Pada Suhu 100F 5

Minyak Mentah, Light Lubricant, Fuel Oil Dan Jenis Minyak


Lainnya Yang Mempunyai Viskositas Saybolt Universal
Antara 100 Detik Pada Suhu 100F Dan 170 Detik Pada Suhu 15
210F

Minyak mentah, heavy lubricant, cylinder, gear, residual dan


jenis minyak lainnya yang mempunyai viskositas Saybolt
Universal diatas 170 detik pada suhu 210 F. 30

9.8.11 Pengukuran Suhu Minyak Dengan Flushing Case Tank Thermometer.

Alat flushing-case seperti juga cup-case dapat dipergunakan untuk mengukur suhu
minyak pada non-pressure tanks, vessel compartment, tank cars/tank trucks dan
stationary pressure tanks yang dilengkapi dengan gauging lock.

1. Alat flushing-case terdiri dari chamber sebagai wadah minyak yang diperoleh
pada kedalaman tertentu, protective tube atau pelindung, yaitu untuk
melindungi thermometer.
2. Flushing-case sama dengan cup-case harus digantungkan minimal 30 cm dari
dinding tangki dan juga diikatkan pada pita ukur.
3. Pada flushing-case tutup chamber dan dasar chamber akan membuka kalau
alat tersebut diturunkan sehingga minyak dapat masuk dan akan menutup
kalau diangkat keatas, sehingga minyak tetap tertahan didalam chamber.
4. Jadi apabila diturunkan pada kedalaman tertentu dalam tangka minyak,
minyak akan mengalir terus melalui chamber tersebut.
5. Dan apabila ditarik keatas, tutup dan dasar chamber akan menutup dan
chamber terisi oleh minyak yang terdapat pada kedalaman dimana chamber
diturunkan.

125
Dengan alat flushing-case suhu keseimbangan lebih cepat tercapai dan waktu
yang diperlukan minimum 2 menit (cup- case minimum 5 menit).

9.8.12 Pemeliharaan Thermometer.

• Thermometer adalah alat ukur suhu yang presisi dan harus diperlakukan dengan
sangat hati-hati.
• Jangan disentuhkan dengan benda lain (letakkan thermometer dengan kasar).
• Bersihkan seluruh thermometer dan bagian-bagiannya setelah dipakai dengan
kerosene atau sejenisnya, terutama setelah dipakai untuk mengukur suhu
minyak hitam/minyak berat agar minyak hitam/berat ini tidak membuat lapisan
yang dapat menahan panas pada thermometer yang akan menyebabkan
penunjukkan suhu yang tidak tepat.
• Keringkan thermometer dan bagian-bagiannya dengan kain lap yang lembut dan
letakkan kembali pada rak yang khusus dibuat untuk maksud itu.

9.8.13 Pengukuran Suhu Minyak Dan Hasil-Hasilnya Pada Tangki Yang Bertekan Pressure
Tanks ).

Pengukuran Suhu Minyak dengan Armored Case Tank Thermometer.Pen

• Alat pengukur suhu yang lain adalah Armored case.

126
• Armored-case dipakai untuk pengukuran suhu minyak dalam pressure ta yang
dilengkapi thermo-invertikal.
• Cara pengukuran dilakukan dengan menurunkan sampai kedalaman minyak yang
akan diukur suhunya kemudian ditahan selama minimum 5 menit
• Kemudian ditarik keatas dan bacalah Segera selagi bagian bawahnya masih dalam
thermowell.

9.8.14 Pengukuran Suhu Minyak dengan Angle- Stem Tank Thermometer.

• Angle-stem atau dial-type thermometer dipasang permanen pada tangki tertentu.


• Thermometer ini dipasang pada tangki dengan cara threaded coupling.
• Tangki dengan angle-stem thermometer yang terbuat dari gelas dan memiliki
ukuran dari 44,8 mm sampai 1000 mm, dilindungi dengan tabung logam dial-type
baik bimetal maupun air raksa dan mempunyai tangkai antara.
• Letak sensor harus berada di bawah permukaan cairan, apabila tidak maka
pembacaan akan menjadi tidak tepat/keliru.

127
9.8.15 Pengukuran Suhu Minyak Dengan Flushing/Cup-Case Thermometer.

• Pengukuran suhu pada pressure tanks dapat dilakukan melalui pressure lock yang
terdapat di bagian atas tangki.
• Didolam pressure lock, terdapat bandul dan pita yang dapat diatur dari luar. Shut
off valve yang berguna untuk mencegah agar uap / gas tidak keluar dari tangki.
• Shut off valve harus ditutup sebelum membuka jendela pressure lock. Setelah shut
off dibuka, kemudian lepaskan bandul dan kaitkan alat pengukur suhu ditempat
bandul.
• Setelah alat dikaitkan maka tutup kembali jendela, kemudian buka perlahan-lahan
shut off valve dan turunkan alat pengukur suhu sampai kedalaman yang
diinginkan.
• Diamkan selama minimum 2 menit untuk flushing dan minimum 5 menit untuk
cup-case. Kemudian naikkan szmpai pressure lock dan baca suhu melalui jendela.
• Apabila kaca jendela berembun / berkabut atau thermometer pada posisi sulk
untuk dibaca, tutup shut off valve dan keluarkan alat pengukur suhu agar dapat
dibaca.
• Setelah memperoleh hasil pengukuran suhu, maka tutup shut off valve sebelum
mengeluarkan/melepaskan alat pengukur suhu.
• Kembalikan bandulan, tutup jendela pressure lock dan buka perlahan-lahan shut
off valve.

128
9.9 Pengukuran / Pengambilan sample / Contoh Minyak
Untuk memperoleh contoh yang dapat mewakili dari minyak mentah dan hasil2nya yang
ada dalam tanki kapal dan tanki darat kecuali: electrical insulating oil, butan, propane dan
bentuk gas.

Langkah-langkah yg harus diperhatikan untuk memperoleh contoh dimaksud:

1. Sifat dan jenis minyak yang akan diambil contohnya.


2. Dari mana contoh akan diambil (tanki, pipa penyalur dll).
3. Alat-alat yang akan dipakai untuk mengambil contoh (kebersihan,macamnya).
4. Tatacara yang digunakan.
• Nilai Observed merupakan hasil pemeriksaan pada suhu saat pemeriksaan,
yang suhunya dapat berbeda-beda.
• Jadi hasil pembacaan hydrometer yang didapatkan tidak akan sama bila
suhu pada saat pengamatan berbeda-beda.
• Standard Density adalah diukur dalam kondisi vacum pada suhu 15ºC.
Maka jika melaporkan suatu density cairan harus merupakan berat massa
tersebut dalam kilogram dengan volume dalam liter pada suhu standard,
sebagimana biasanya disebut kilogram per liter pada suhu 15ºC.
• Spesific Gravity merupakan perbandingan antara berat suatu massa dalam
suatu tertentu pada suhu 60ºF dengan berat massa air murni pada volume
yang sama dengan suhu yang sama (60ºF), sebab itu dalam laporan hasil
pemeriksaan spesific gravity pada suhu standard ditulis Spesific Gravity
60ºF/60ºF.

• API Gravity merupakan fungsi spesific gravity 60 F/60 F dengan

rumus sebagai berikut:

141,4 1
API Gravity = { ------------------------} - 131,5
SG 60ºF/60ºF

• Dalam hal ini API Gravity yang didapatkan sudah dalam standard 60 F.
• Dapat menggunakan tabel ASTM untuk mengkorelasikan density 15 °C, API
Gravity dan Spesific Gravity.
• (tabel 3: untuk konversi API 60 °F menjadi SG 60/60 °F atau density 15 °C.
Dan tabel 21: untuk konversi SG 60/60 °F menjadiAPI 60 °F atau density 15
°

129
9.9.1 Terminologi sample / contoh untuk pengukuran dan perhitungan minyak.

1. AVERAGE SAMPLE : contoh diambil dari semua bagian dalam sebuah tempat
penampungan dan dicampur secara proporsionaL
2. ALL LEVEL SAMPLE : contoh diperoleh dengan menenggelamkan botol contoh
yang tertutup kesatu tempat dekat dengan pipa keluar, kemudian membuka botol
dengan cara disentakan, ditarik keatas dengan kecepatan yang konstan sehingga
hasil dari isi botol dipermukaan cairan sebanyak ¾ isi botol.
3. RUNNING SAMPLE : Sama dengan all level sample, hanya botol contoh
ditenggelamkan dari permukaan cairan keadaan terbuka, ditenggelamkan sampai
batas pipa keluar, ditarik kembali dengan kecepatan konstan, sehingga sampai di
permukaan Cairan isi botol ¾ dari isi botol.
4. SPOT SAMPLE: Pengambilan dari titik tertentu menggunakan trik thief
5. TOP SAMPLE: Spot sample diambil dari 6 inch (15 cm) dibawah permukaan
cairan
6. UPPER SAMPLE: Spot sample diambil dari 1/3 isi minyak, atas permukaan
cairan
7. MIDDLE SAMPLE: Sample diambil dari pertengahan isi minyak
8. LOWER SAMPLE: Spot sample diambil dari 1/3 isi minyak, atas dasar tanki
9. BOTTOM SAMPLE: Spot sample diambil dari dasar tanki.
10. CLEARENCE SAMPLE: Contoh diambil dari ketinggian 4 inc (10 cm) di bawah
pipa keluar
11. DRAIN SAMPLE: Contoh diambil dari kran pipa keluar
12. COMPOSITE SAMPLE: Contoh diperoleh dengan mencampur dua atau lebih spot
sample dari sebuah tanki dalam perbandingan yang sama
13. SINGLE TANK COMPOSITE SAMPLE: Contoh yang diperoleh dengan
mencampur upper, middle atau lower sample. Untuk sebuah tangki yang
berpenampung seragam seperti tangki silinder vertikal campurannya terdiri atas
volume yang sama dari ketiga bagian contoh tersebut diatas. Untuk tangki silinder
horizontal. Campuran terdiri dari 3 contoh dengan perbandingan isi seperti pada
tabel .

130
14. MULTIPLE COMPOSITE SAMPLE : Contoh diperoleh dengan cara mencampur
dari semua all level sample dari kompartemen - kompartemen yang berisi minyak
dari jenis yang sama secara proporsional terhadap isi minyak dari masing - masing
kompartemen.
15. SURFACE SAMPLE: Spot sample yang disendok dari permukaan cairan dalam
tangki.
16. OUTLET SAMPLE: Spot sample yang diambil dari dasar tangki pada outlet tank
untuk tipe fixed atau floating tank.

9.9.2 Spot Sampling Locations

9.9.3 Peralatan Pengambil contoh /Sample


• Weighted Beaker (lengkap dengan tali) : Adalah alat yang digunakan untuk
mengambil contoh minyak yang terdapat didalam tangki
• Botol sample dan Gabus penyumbat botol
• Label beserta segel
• Kotak Sample
• Mate Glass 500 ml / cc dan 1000 ml / cc

Ember Core Thief Sampler untuk spot dan bottom sample, didesain dapat
mengambil sample dengan jarak 2.0 to 2.5 cm (3⁄4 to 1 inches .) dari bottom

131
Closed core Bottom Sampler untuk bottom sample, didesain dapat mengambil
sample dengan jarak 1.25 cm (1⁄2 in.) dari bottom

132
9.9.4 Prosedur Pengambilan Contoh

Titik kedalaman yang akan diambil contohnya untuk tangki vertikal sesuai
ASTM- D4057.

Untuk membuat composite sample pada tangki vertikal tuangkan cairan ke


dalam gelas ukur pemeriksaan density (1000 cc) bagi yang tidak mempunyai
fasilitas laboratorium. Untuk pengisian kedalam gelas ukur dibagi atas :

- Untuk level > 4,5 m, Upper, middle, lower sample masing-masing 1/3 bagian.
- Untuk level 3 < x < 4,5 m, ½ bagian Upper sample dan ½ bagian lower sample.
- Untuk level < 3 m, 1 bagian Middle sample

Composite sample untuk tangki horizontal cara pencampurannya mengacu pada


tabel di bawah:

133
9.10 Pengukuran Density Cairan Minyak
• Tata cara Pengukuran Density Dengan Methode Hydrometer ASTM D.1298 –IP
2547
• Methode ini memakai methode analisa minyak dengan menggunakan density
hydrometer (kg per liter) untuk pengukuran density minyak yang mempunyai RVP
kurang atau sama dengan 26 lbs (179 kPa)
• Hasil Pengukuran Density Pada Suhu Bukan 15 ° C (Suhu Observed) Harus
Dirubah Ke Density 15° C dengan Menggunakan Tabel ASTM-53.

Dalam hal ini API Gravity yang didapatkan sudah dalam standard 60°F. Dapat
menggunakan tabel ASTM untuk mengkorelasikan density 15°C , API Gravity dan
Spesific Gravity ( tabel 3 : untuk konversi API 60 °F menjadi SG 60/60 °F atau
density 15 °. Dan tabel 21: untuk konversi SG 60/60 °F menjadiAPI 60 °F atau
density 15 °C .

134
 Hydrometer yang digunakan harus sesuai dengan range dan spesifikasi ASTM
hydrometer:
- Avgas / Premium / Pertamax / Pertamax Plus : 0,700 s/d 0,750
- Minyak Tanah / Avtur : 0,750 s/d 0,800
- Minyak Solar : 0,800 s/d 0,850
- Minyak Diesel : 0,850 s/d 0,900
- Minyak Bakar : 0,900 s/d 0,950
 Standard Hydrometer.

Yang sudah dikalibrasi dapat dipergunakan sebagai standard hydrometer.


Dipakai untuk menguji density hydrometer lainnya yang akan dipakai untuk
pengukuran sehari-hari.

 Thermometer mempunyai range sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi


Spesifikasi ASTM Thermometer atau IP 64 C dengan range -20 º C s/d 102 º C.

135
 Hydrometer Cylinder/Mate Class/Gelas Ukur

Tabung gelas yang mempunyai diameter dalam 2.5 cm lebih besar daripada
diameter luar hydrometer yang dipergunakan serta ujung hydrometer yang terendam
dalam tabung sedikitnya 2,5 cm dari dasar tabung gelas, usahakan skala terbaca jelas
dan diletakan ditempat yang rata.

9.10.1 Pelaksanaan pengukuran density:

1. Hydrometer yang akan dipergunakan harus bersih bebas dari debu, minyak, air
2. Hydrometer telah diuji secara rutin dengan menggunakan standard hydrometer
3. Atur temperatur contoh:
o Untuk hasil pengukuran yang akan dipakai sebagai pernyataan kualitas
minyak temperatur contoh diatur sedekat mungkin dengan temperatur
standard yaitu 15ºC.
o Untuk hssil pengukuran yang akan dipakai untuk perhitungan kuantitas
minyak diisyaratkan ± 3ºC dengan temperatur minyak dalam tangki
4. Tuangkan sample kedalam hydrometer cylinder jangan terjadi buih atau
gelembung udara pada permukaan cairan, bila ada segera hilangkan dengan kertas
filter.
5. Tempatkan Hydrometer Cylinder Yang Telah Berisi Sample Pada Posisi Tegak
Lurus Ditempat Yang Bebas Dari Pergerakan Angin/Udara.
6. Celupkan hydrometer kedalam sample dengan perlahan, ditunggu sampai tidak
bergerak lagi,bebas mengapung, baca skala angka pada hydrometer.pembacaan
pada dasar miniscus memerlukan miniscus correction (tabel 1 - D 1298)

136
 Segera setelah pembacaan skala hydrometer, baca temperatur sample seteliti
mungkin (ketelitian sampai ke pembacaan 0,2ºc). Perbedaan pembacaan
temperatur sample dengan pembacaan sebelumnya lebih dari 0,5ºc, harus
diulangi lagi sampai pembacaan stabil dalam batas perbedaana 0,5ºc. Catat
temperatur rata-rata pembacaan awal dan akhir.

137
9.11 Pengukuran Base Sedimen and Wax (BS &W)

B S & W adalah: % Volume air dan Padatan terdapat dalam Volume Crude oil
Makin lama sumur diproduksi, makin besar kadar air yang ikut terproduksi tata cara
pengukuran BS & W mengikuti Standard ASTM atau API 2541.

9.11.1 Alat Yang Digunakan pengukuran sedimen dan wax

Alat yang digunakan adalah CENTRIFUGE karena alat ini bekerja dengan Gaya
sentrifugal dan kecepatan tertentu, cairan akan terpisah. Terpisah kerena perbedaan
berat Jenis minyak berada di atas, kemudian air berada dibawah dan padatan paling
bawah terlihat pada tabung centrifuge.

Metode yang dipakai adalah :

 Primary Method
 Alternative Method A
 Alternative Method B

1. Primary Method

Dipergunakan Gelas Centrifuge Cone Shaped 8 “ (203 mm) atau 6 “ (152 mm)
Solvent: Toluene

138
2. Alternative Method “A”

Dipergunakan Gelas Centrifuge cone shaped 8 “ (203 mm) atau 6 “ (152 mm)
atau Pear Shaped dgn skala ml atau %. Solvent: Toluene, Naptha, Xylane, kerosine,
atau white Gasoline

3. Alternative Method “B”

Dipergunakan Gelas Centrifuge kapasitas 12,50 mml dengan skala %. Solvent:


Toluene, Naptha, Xylane , kerosine , atau white Gasoline.

9.11.2 Peralatan terdiri dari:


a. Tabung Centrifuge:
 Kapasitas Tabung Centrifuge
 Pear Shaped = 100 Mili Liter
 Cone Shaped = 12,5 Mili Liter, 8 “ dan 6 “

139
140
b. Pemanas (Bath)

Pemanas Harus cukup dalam untuk mencelupkan tabung Centrifuge dalam


posisi vertical sampai tanda 100 atau 200 ml. Dilengkapi dengan pengatur suhu agar
temperatur stabil pada suhu 49 ˚C atau 120˚ F

c. Solvent/Pelarut

Solvent atau Pelarut adalah Zat berbentuk cairan yang mampuh menyerap atau
melarutkan Zat cair, gas atau benda padat dan membentuk cairan homogen.
141
d. Demulsifier

DEMULSIFIER adalah: Bahan kimia yang berfungsi untuk membantu


memecahkan emulsi air/sedimen dalam minyak.

Jenis – jenis Demulsifier:

• Commercial Crude Oil Demulsifier


• Phenol
• Naptha Acids

9.11.3 Tata Cara Pembacaan Sedimen & Water (S& W)


1. Menggunakan 1 (satu) tabung centrifuge:
2 X hasil pembacaan (ml)
S&W = ----------------------------------------- X 100 %
100 ml
• Tabung berisi 50 ml sample + 50 ml solvent
• Setelah diputar terlihat jelas batas Oil, Water dan Sedimen
• Apabila hasil pembacaan = 0,2 ml besarnya BS & W : 2 X pembacaan.

2 X 0,2 ml
S & W------------------ = X 100 % = 0,4 %
100 ml
2. Menggunakan 2 tabung centrifuge
2 X { X1 ( ml ) + X2 (ml ) } 2
S&W = ----------------------------------------- X 100 %
100 ml
Dimana : X1 = Pembacaan gelas 1
X2 = Pembacaan gelas 2
Menggunakan 2 tabung Sample 100 ml Menggunakan 2 tabung
Centrifuge
2 X {0,4 ( ml ) + 0,2 (ml ) }2
S&W = ----------------------------------------- X 100 % =0,6 %
100 ml

142
CONTOH

Tabung Centrifuge setelah dilakukan pemtaran diperoleh hasil sbb:

• Garis batas air dengan emulsi = 0.20 ml


• Garis batas minyak dengan emulsi = 0.40 ml
• Besar emulsi = (0,4 – 0,2) = 0,20 ml

Bila di anggap emulsi terdiri dari ½ % air, dan …% minyak, maka kadar air
dalam emulsi = ½ X 0,20 ml = 0,10 ml

2 X ( 0.20 ml + 0 .10 ml)


S&W = ----------------------------------------- X 100 %
100 ml
= 0.60 %

143

Anda mungkin juga menyukai