OLEH:
AHMAD FAUZI
15/BPA/II/PEMASARAN/2018
Menyetujui,
Pembimbing Penulis,
SR Spv Receiving Storage &
Distribution TBBM Kotabaru
Mengetahui
Operation Head TBBM Kotabaru
Mansyur Al Idrus A
NIP: 642398
i
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, dengan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Kerja Wajib (KKW)
ini dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Penulisan KKW ini
dimaksudkan sebagai syarat kelulusan program On the Job Training (OJT)
Bimbingan Profesi Ahli (BPA) Batch-2 2018 PT.Pertamina (Persero).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan KKW ini banyak pihak yang
membantu. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
2. Bapak Sugeng Riyadi dan Ibu Fatimah Setiatiningsih selaku orangtua
luar biasa bagi penulis yang selalu mendidik dan mendukung penulis
dalam kondisi apapun hingga saat ini.
3. Bapak B. Frans Justus Lapian selaku General Manager MOR VI.
4. Bapak Mansyur Al Idrus A selaku Operation Head TBBM Kotabaru
Group.
5. Bapak Hadi Tama Waskito selaku pembimbing KKW ini.
6. Bapak Ibnu Choldun selaku pembimbing OJT.
7. Seluruh pekerja di TBBM Kotabaru group atas bimbingannya selama
proses OJT berlangsung.
8. Bapak Fery, Bapak Saleh, Ibu Caca, Ibu Putri selaku pembimbing BPA
Pemasaran Batch 2 2018.
9. Seluruh tim pengajar selama classroom yang telah memberikan ilmu
dan pengalamannya.
10. Keluarga besar BPA Pemasaran Batch 2 2018 atas semangat dan
dorongannya.
Dengan segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuian penulis, tidak
menutup kemungkinan KKW ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
bersedia menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk penyempurnaan lebih
lanjut. Semoga penulisan KKW ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
RINGKASAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
(Persero), MOR (Marketing Operation Region) VI Balikpapan khususnya
Terminal BBM Kotabaru Group yang begitu pesat dan dinamis membuat
Pertamina harus terus berbenah. Hal yang akan disampaikan oleh penulis sangat
erat hubungannya dengan Metrologi. Metrologi (ilmu pengukuran) adalah
disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran, kalibrasi dan akurasi di
bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini akurasi dan
presisi suatu alat ukur yang berada di Terminal BBM Kotabaru Group harus
selalu dipantau melalui kalibrasi secara berkala untuk menunjang akurasi dan
presisi dari alat tersebut agar mendapat nilai yang mendekati aktual yang
berpengaruh langsung dengan nilai thruput penyaluran.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dijadikan batasan masalah dalam penulisan Kertas
Kerja Wajib ini, adalah sebagai berikut :
1. Pembahasan Kertas Kerja Wajib KKW ini terkait untuk wilayah kerja di
Terminal BBM Kotabaru Group.
2. Pembahasan Alat-Alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya
(UTTP) seperti Bejana Ukur Standar (BUS), master meter, meter arus
dan Tangki Ukur Mobil (TUM) adalah UTTP yang digunakan di area
filling sheds.
3. Data-data pendukung yang diambil berasal dari sertifikat tera dan
sertifikat kalibrasi alat ukur yang berada di Terminal BBM Kotabaru
Group.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dari makalah ini adalah:
2
1. Studi Literatur
Studi literatur bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang
berhubungan dengan permasalahan dan selanjutnya akan digunakan
sebagai landasan teori.
2. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai
permasalahan dan hal-hal yang menunjang pemecah masalah yang
dilakukan terhadap pegawai Pertamina.
3. Observasi
Observasi bertujuan untuk menganalisa data dan informasi yang
mempunyai hubungan dengan permasalahan yang diangkat di dalam
tema KKW ini.
1.5 Sistimatika Penulisan
Penulisan laporan Kertas Kerja Wajib ini menggunakan sistematika sebagai
berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bagian awal bab ini berisi latar belakang penulisan, maksud dan tujuan
penulisan, ruang lingkup yang akan dibahas, serta metodologi penulisan
yang digunakan untuk mengolah data yang ada, dan sistematika
penulisan.
3
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
4
Gambar 2.1. memperlihatkan bahwa alat ukur yang digunakan sebagai alat
bantu (misalnya alat bantu transaksi perdagangan) harus mengacu pada standar
tertentu yang lebih akurat. Puncak piramida adalah standard Internasional dimana
seluruh alat ukur yang ada di dunia ini seharusnya mengacu pada standar tertinggi
ini. Dari standar ini standar yang ada di setiap negara diturunkan. Standar Nasional
digunakan sebagai acuan alat ukur yang ada di suatu negara.
Untuk menjamin ketertelusuran suatu hasil pengukuran, maka alat ukur dan
bahan ukur yang digunakan harus dikalibrasi ataupun ditera. Kalibrasi adalah
proses membandingkan hasil pengukuran suatu alat ukur dengan hasil pengukuran
alat ukur standard/acuan. Proses kalibrasi dapat menentukan nilai-nilai yang
berkaitan dengan kinerja suatu alat ukur atau bahan acuan. Hal ini dicapai dengan
perbandingan langsung terhadap suatu standar ukur atau bahan acuan bersertifikat.
Keluaran dari kalibrasi adalah sertifikat kalibrasi. Selain sertifikat, biasanya juga
ada label atau stiker yang disematkan pada alat yang sudah dikalibrasi.
Ada tiga alasan penting mengapa sebuah alat ukur perlu dikalibrasi:
a. Memastikan bahwa penunjukkan alat tersebut sesuai dengan hasil
pengukuran lain.
b. Menentukan akurasi penunjukkan alat.
c. Mengetahui keandalan alat, yaitu bahwa alat tersebut dapat dipercayai.
Sedangkan tera adalah hal menandai dengan tanda tera sah atau tanda tera
batal, atau memberikan keterangan-keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau
tanda tera batal, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak melakukannya
berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya.
5
atau perlengkapannya (UTTP) yang tidak bertanda tera sah yang berlaku atau tidak
disertai keterangan pengesahan yang berlaku. Menurut pasal 32 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1981 Tentang Metrologi Legal barangsiapa
melakukan perbuatan yang tercantum pada pasal 25 ketentuan dipidananya adalah
penjara selama-lamanya 1 (satu) tahun dan atau denda setinggi-tingginya Rp.
1.000.000,-(satu juta rupiah).
Untuk menaati Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1981
Tentang Metrologi Legal dan menjamin ketertelusuran maka penulis mencoba
untuk mengkaji permasalahan metrologi yang ada di lingkungan TBBM Kotabaru
Group. Seiring berjalannya waktu, didapatkan beberapa permasalahan metrologi
berdasarkan data yang sudah diperoleh.
Permasalahan
No Metrologi di TBBM Deskripsi
Kotabaru Group
1 Sertifikat tera pada mobil Sebagai persyaratan dalam melakukan
tangki sudah melebihi transaksi pengambilan bahan bakar minyak
tanggal yang berlaku. (BBM) di filling shed mobil tangki harus
mempunyai surat tera yang masih berlaku.
Tapi pada kenyataannya pada beberapa
kejadian masih ditemui mobil tangki dengan
surat tera yang sudah melebihi tanggal yang
berlaku.
2 Sertifikat tera pada meter Meter arus adalah instrumen yang digunakan
arus di filling sheds sudah langsung untuk menyalurkan bbm/k, namun
melebihi tanggal yang untuk memastikan kebenaran penyaluran
berlaku. tersebut secara legalitas belum sesuai dengan
peraturan yang telah di tetapkan dikarenakan
sertifikat tera yang sudah melebihi tanggal
yang berlaku.
3 Master Meter terlambat di Master Meter adalah alat dengan tingkat
kalibrasi. akurasi tinggi yang dapat digunakan untuk
tera/tera ulang meter arus dengan syarat
6
master meter tersebut terkalibrasi dan
mempunyai sertifikat kalibrasi yang berlaku.
4 Penggunaan Bejana Ukur Bejana Ukur Standar (BUS) adalah alat ukur
Standar yang Belum dengan tingkat akurasi tinggi yang dimiliki
Optimal TBBM Kotabaru group yang tertelusur
langsung dengan Bejana Ukur Standar (BUS)
milik Badan Standardisasi Metrologi Legal
(BSML). Manfaat yang akan didapatkan dari
Bejana Ukur Standar apabila digunakan
secara maksimal adalah kalibrasi master
meter, tera/tera ulang meter arus dan Tangki
Ukur Mobil (TUM).
Tabel 2.1 Permasalahan Metrologi di TBBM Kotabaru Group
Tabel 2.1 di atas menunjukkan permasalahan Metrologi yang ada di TBBM
Kotabaru Group yang ditemukan oleh penulis ada empat buah. Selanjutnya penulis
akan membuat pembobotan dari permasalahan tersebut untuk dicari masalah utama
yang ada terkait Metrologi di TBBM Kotabaru Group.
2.2 Stratifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, penulis mengelompokkan masalah
berdasarkan bobot masalah dan ketertelusuran alat yang terjadi terkait Metrologi di
TBBM Kotabaru Group untuk mencari permasalahan utama. Berikut adalah
masalah dan pembobotannya.
Permasalahan
Ketertelusuran
Metrologi di Bobot % Bobot %
No Alat Skor Kode
TBBM Kotabaru * Masalah Kumulatif
#
Group
1 Penggunaan 4 2 8 47,06% 47,06% 1
Bejana Ukur
Standar yang
Belum
Optimal
2 Master Meter 3 2 6 35,29% 82,35% 2
terlambat di
kalibrasi
7
3 Sertifikat tera 2 1 2 11,77% 94,12% 3
pada meter
arus di filling
shed sudah
melebihi
tanggal yang
berlaku
4 Beberapa 1 1 1 5,88% 100% 4
sertifikat tera
mobil tangki
sudah melebihi
tanggal yang
berlaku.
Total Skor 17
*Nilai 1 sangat aman - 5 Sangat Berpengaruh Nilai didapat dari observasi lapangan
#Keterangan berada di lampiran
Tabel 2.2 Stratifikasi Permasalahan Metrologi di TBBM Kotabaru Group
Tabel 2.2 di atas menunjukkan “Penggunaan Bejana Ukur Standar yang
Belum Optimal” memiliki persentase bobot masalah terbesar yang bernilai 47,06%.
3.3 Pareto Masalah
Selanjutnya dari tabel stratifikasi permasalahan yang ada di atas, penulis
membuat diagram pareto untuk menentukan permasalahan utama terkait Metrologi
di TBBM Kotabaru. Berikut adalah diagram paretonya.
8
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
9
, untuk peneraan yang ditunjuk oleh Metrologi adalah Balai Metrologi
Kabupaten/Kota, untuk kalibrasi seperti perusahaan kalibrasi yang sudah
mempunyai izin dari Direktorat Metrologi, Badan Standardisasi Metrologi Legal
(BSML), Pusat Penelitian Metrologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesi (Puslit
Metrologi LIPI) dan Direktorat Metrologi Bandung.
Standar pengujian untuk kalibrasi master meter dan tera meter arus mengacu
pada Keputusan Direktur Jendral Standardisasi dan Perlindungan Konsumen No.
134/SPK/Kep/10/2015 Tentang Meter Bahan Bakar Minyak dan Pompa Ukur
Elpiji, sedangkan untuk tera/tera ulang mobil tangki mengacu kepada Surat
Keputusan Direktorat Jendral Perdagangan dalam Negeri No.34 Tahun 2010
tentang Syarat Teknis Tangki Ukur Mobil (TUM). Untuk bisa menerapkan metode
tersebut maka perlu diadakan kerjasama dengan pihak Metrologi terkait.
10
Gambar 3.3 dan 3.4. Standar Pengujian Tentang Meter
Bahan Bakar Minyak dan Tangki Ukur Mobil
11
5. Material (Cairan Uji yang Digunakan)
6. Environtment (Zona 1)
Area terbatas berada di zona 1, yang meliputi area Gate Keeper, Filling
Sheds dan rumah pompa. Area terbatas ini merupakan area yang langsung
berhubungan dengan uap hidrokarbon atau uap minyak sehingga tingkat resiko
terjadinya kebakaran cukup tinggi untuk terjadi pada area ini.. Hal ini sudah
diantisipasi dengan adanya gate keeper yang selalu memeriksa setiap individu yang
akan masuk ke area terbatas ini agar selalu menitipkan barang ataupun perlatan
yang dilarang untuk dibawa.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui alur untuk kalibrasi
dan tera/tera ulang UTTP dari pengajuan surat permohonan hingga mendapatkan
sertifikat dari pihak Badan Standardisasi Metrologi Legal (BSML). Hal ini
12
bertujuan untuk memonitor sejauh mana proses yang telah dicapai dari kesepakatan
yang telah dilakukan.
Kedua adalah membuat rencana tahunan untuk kalibrasi dan tera/tera ulang
UTTP, dengan begitu akan mempermudah untuk selalu mengawasi masa berlaku
dari UTTP terkait. Dengan pembuatan rencana tahunan untuk kalibrasi dan tera/tera
ulang juga akan menjadi suatu pengingat untuk memperkirakan kapan waktu yang
tepat untuk mengajukan surat permohonan kepada instansi Kemetrologian.
13
Periode P = Plan Calibration Plan (Month)
No Item Name Police No Owner
(Month) A =Actual 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tangki Ukur PT. MANGGALA P ●
1 DA 1444 GB 24
Mobil BANUA PUTRA A
Tangki Ukur PT. MARLIN JAYA P ●
2 DA 1025 AM 24
Mobil MAKMUR A
Tangki Ukur PT. MARLIN JAYA P ●
3 DA 8057 CH 24
Mobil MAKMUR A
Tangki Ukur PT. CAHAYA P ●
4 DA 1257 GB 24
Mobil UJUNG A
Tangki Ukur PT. CAHAYA P ●
5 DA 8461 GC 24
Mobil UJUNG A
Tangki Ukur PT. KHARISMA P ●
6 DA 8539 ZH 24
Mobil ANTASAN ABADI A
Tangki Ukur PT. ARANIO P ●
7 DA 1377 GB 24
Mobil RAZAK PUTRA A
Tangki Ukur PT. ARANIO P ●
8 DA 1379 GB 24
Mobil RAZAK PUTRA A
Quality
Cost
14
kalibrasi dan tera/tera ulang masalah kalibrasi dan tera/tera
ulang
15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari makalah yang sudah dianalisis adalah sebagai
berikut
1. Setelah dianalisis didapatkan empat masalah metrologi yang ada di
Terminal BBM Kotabaru yaitu sertifikat tera pada mobil tangki sudah
melebihi tanggal yang berlaku, sertifikat tera pada meter arus di filling sheds
sudah melebihi tanggal yang berlaku, master meter terlambat di kalibrasi
dan penggunaan Bejana Ukur Standar (BUS) yang belum optimal.
2. Didapatkan solusi untuk mengatasi permasalahan metrologi di Terminal
BBM Kotabaru yaitu dengan Memorandum of Understanding (MoU) antara
PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Kotabaru dengan Badan
Standardisasi Metrologi Legal Region III Kalimantan kerjasama kalibrasi
Bejana Ukur Standar (BUS) dan master meter serta tera/tera ulang meter
arus dan Tangki Ukur Mobil (TUM).
4.2. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
#Nilai 1 adalah tingkat ketertelusuran alat dari “alat ukur” pada rantai
ketertelusuran.
#Nilai 2 adalah tingkat ketertelusuran alat dari” pada rantai ketertelusuran.
#Nilai 3 adalah tingkat ketertelusuran alat dari “standard sekunder” pada rantai
ketertelusuran.
#Nilai 4 adalah tingkat ketertelusuran alat dari “standard primer nasional/standard
primer negara lain” pada rantai ketertelusuran.
#Nilai 5 adalah tingkat ketertelusuran alat dari “standard internasional” pada rantai
ketertelusuran.
Database Sertifikat Tera per 05 Maret 2019 yang didapat dari Fungsi Teknik
18
5 Meter Arus XE-1 8015TS 26 Januari 2019
Satam
7 Meter Arus ML-2Y XX56790 26 Januari 2019
Avery
95210
Hardoll
Database Sertifikat Tera Tangki Ukur Mobil per 05 Maret 2019 yang didapat dari
Data Checklist Mobil Tangki HSSE
No No Polisi Pemilik Masa Berlaku
Hingga
19
Perubahan Permendag untuk Kalibrasi dan Tera/Tera Ulang UTTP
Permendag No 70 tahun 2010 Permendag No 67&68 tahun 2018
20
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING
ANTARA
PT PERTAMINA (PERSERO) TERMINAL BBM KOTABARU
DENGAN
BADAN STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGION III
KALIMANTAN KERJASAMA KALIBRASI BEJANA UKUR STANDAR
(BUS) DAN MASTER METER SERTA TERA/TERA ULANG METER
ARUS DAN TANGKI UKUR MOBIL (TUM)
PARA PIHAK dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam bidang Industri Migas memiliki Instalasi Bejana Ukur Standar
(BUS) untuk kalibrasi dan tera/tera ulang UTTP di lokasi di PT Pertamina
(Persero) Terminal BBM Kotabaru.
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah Lembaga yang mempunyai kewenangan
melakukan Kalibrasi dan Tera/Tera Ulang UTTP.
21
3. Bahwa PARA PIHAK akan melakukan kerjasama untuk Kalibrasi dan
Tera/Tera Ulang UTTP, dimana PIHAK PERTAMA menyediakan Fasilitas
Pengujian Tera/Tera Ulang dan PIHAK KEDUA menugaskan
staf/personelnya untuk melakukan peneraan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka PARA PIHAK menyatakan setuju dan
sepakat untuk membuat MoU dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai
berikut :
Pasal-1
DEFINISI
Istilah-istilah yang terdapat didalam MoU ini, diartikan sesuai dengan definisinya
untuk dapat dipahami oleh PARA PIHAK sebagai berikut :
Pasal-2
REFERENSI
22
Pasal-3
TUJUAN
Pasal-4
RUANG LINGKUP DAN URAIAN PEKERJAAN
Pasal-5
JANGKA WAKTU
23
MoU ini berlaku selama 2 (dua) tahun mulai tanggal ditandatangani oleh PARA
PIHAK dan dapat dievalusai kembali berdasarkan kesepakatan tertulis oleh PARA
PIHAK.
Pasal-6
KERAHASIAAN
Pasal-7
PENGALIHAN
PARA PIHAK tidak dapat mengalihkan sebagian maupun seluruhnya isi dan
pelaksanaan MoU kepada Pihak Ketiga kecuali memperoleh persetujuan tertulis
dari PIHAK lainnya.
Pasal-8
KOMUNIKASI DAN KORESPONDENSI
a. PIHAK PERTAMA
PT PERTAMINA (Persero)
OH Terminal BBM Kotabaru
Jl. H. Hasan Basri Km. 4,5 Kotabaru, Pulau Laut, Kalimantan Selatan
72117
b. PIHAK KEDUA
Badan Standardisasi Metrologi Legal Region III Kalimantan
Jl. A. Yani Km 20, Landasan Ulin Barat, Banjarbaru, Kalimantan
Selatan 70722
Pasal-9
PENUTUP
Apabila timbul permasalahan dikemudian hari dalam pelaksanaan MoU ini, PARA
24
PIHAK sepakat akan menyelesaikan seara musyawarah mufakat.
Hal-hal yang dianggap perlu dan belum diatur dalam MoU ini akan ditetapkan
kemudian berdasarkan musyawarah untuk mufakat yang akan dituangkan dalam
Addendum/Amandemen.
Demikian MoU ini dibuat dalam rangkap 2 (2), bermaterai cukup dan masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi PARA PIHAK.
25