Anda di halaman 1dari 36

Lesson Learned

Plumpang Fire

Soehatman Ramli
Praktisi K3
Organisasi
IAKKI PAKKEM

Penghargaan
• Karya Patra Utama – Dirut Pertamina
• Satyalencana Wira Karya – Presiden RI
• James K William Award WSO

Pendidikan Pengalaman Kerja


• Asahimas Plat Glass Jakarta
• Bachelor of Chemial Engineering ATN Semarang • Pertamina Kilang Plaju
• Muhammadyah University,Chemical Engineering • Pertamina Kilang Cilacap
Palembang • Pertamina Pemasaran Dalam Negeri
• O&HS Public Health Indonesia University • Pertamina PDN Dinas Pengkajian dan Pengembangan
• MBA , IMBI Jogyakarta • Pertamina Marketing and Trading
• DuPont (1 tahun)
Pendidikan K3 antara lain
• Safety Inspector Course Pertamina
• Oil Spill and Pollution Singapore • 2015 Anggota Tim Investigator KNKT (2015)
• EHS Training British Petroleum UK • 2014 Ketua Tim Teknis Penyusunan Kompetensi Ahli
• Environmental Mgt , Oxford University
K3 Nasional
• Dipl.Safety Management British Safety Council UK Pengajar
• 2017-1018 Ketua Tim Independen Pengendalian
• Loss Control Management, ILCI, Atlanta USA
• Safety Audit ISRS-ILCI Atlanta USA Keselamatan Migas
• Oil Spill Control – Texas A&M University • 2014-present Representative WSO National Office
Indonesia
• HS Advanced - Mobil Oil USA ▪ 2020 Anggota DK3N (Dewan K3 Nasional Depnaker)
• Safety Engineering Texas A&M University
• Process Safety Management – Beumont-Texas
• Environmental Management, Berkeley University Pengajar
• Ergonomic , Purdue University
• Lead Auditor OHSAS 18000
• Lead Auditor ISO 14000
• Audtor SMK3 BNSP
• Ahli Utama K3 - BNSP
II
I
Kejadian
Introduction
Kebakaran

III
IV
Operasi Terminal
Analisa Bow Tie
dan standard
Insiden
PSM
Agenda V VI
Program LOPA Strategi
untuk terminal Pencegahan
BBM
• Kegiatan Terminal BBM mengandung risiko
tinggi terhadap Pekerja, Aset dan Lingkungan
masyarakat
• Terminal BBM harus memenuhi standar HSE
yang menyangkut Keselamatan Pekerja,
Keselamatan Instalasi, Keseamatan
Lingkungan dan Keseamatan Umum
• Terminal BBM di Indonesia termasuk objek
Vital Nasioal

4
Keselamatan Industri Migas dan Petrokimia
◼ Padat teknologi Faktor yang mempengaruhi:
◼ Material diolah berbahaya
• Teknologi meningkat/inovasi baru
◼ Risiko tinggi
• Kapasitas meningkat.
• Produk semakin beragam
• Intensitas produksi meningkat
• Jenis bahaya meningkat
• Kepadatan penduduk dan lokasi industri
• K3 belum menjadi bagian integral dalam
setiap kegiatan.

Rawan kecelakaan , kebakarean, ledakan


dan pencemaran
5
Tidak ada perusahaan yang kebal kecelakaan
BP Deepwater Horizon
BP’s Texas City
April 20, 2010
Refinery Explosion
2005
15 dead 170 injuries Disaster
menimpa
perusahaa
n kelas
Kecelakaan di dunia
Freeport Empat
Pekerja Dikabarkan Chevron Oil Explosion –
Tewas, 5 Orang Richmond, California
Terluka
WHY? (August, 2013)

koes
Murphy’s Law
Jika sesuatu dapat terjadi
………
(If something can
happen,………..)

Cepat atau lambat,……


(sooner or later,………)
........hal itu akan terjadi.
(it will happen).
Bahaya Operasi Tangki

STORAGE TANK INCIDENT

1. Kebakaran YEAR 2006-2013


2. Peledakan Lightning 80
Maintenance Work 32
3. Spill
Operation Error 29
4. Gas Beracun Equipment Failure 19
5. Kecelakaan Kerja Sabotage 18
Crack/Rupture 17
6. dll
Leak/Line rupture 15
Static Electricity 12
Open Flame 8
Nature Disaster 7
Runway reaction 5
242

8
Kasus Kebakaran Tangki Timbun
Tanggal Kejadian

1970an Kilang Plaju , terbakar , 3 meninggal


1982 Kilang CilacapTangki Tangki 74 T 105 Disambar petir

1984 Kilang CilacapTangki tangki 37 T 103 terbakar pada saat overhaul,

1995 Kilang CilacapTangki area 31 disambar petir- 7 tangki terbakar

2002 Depot Kertapati tangki Premium terbakar saat tank cleaning


2002 Terminal PT TBT Santa Fee Merak, 11 tangki terbakar

2005 Kilang Dumai, Tangki T 218 berisi HOMC disambar petir


2008 Depot Plumpang, Tangki T-24 meledak dan terbakar

2008 Kilang Dumai, Tangki crude T-105 Meledak saat ada pengelasan
2009 Depot Biak, Tangki No 11 berisi premium meledak

2011 Kilang Cilacap, 3 tangki terbakar


2017 Kilang Cilacap, tangki Asphal Terbakar
2020 Pabrik Bioethanol Mojokerta, tangki meledak karena pengelasan
2021 Kilang Balongan, 4 tangki Terbakar
2021 Kilang Cilacap – Tangki Benzene Terbakar

2021 Kilang Cilacap Tangki Paraxylene


Depot BBM Plumpang

Depot BBM Lomanis Depot BBM Jurong

Depot Depot BBM Tokyo Depot BBM Rotterdam


Surabaya
KEBAKARAN TANGKI
BALONGAN
◼ Tanggal 29 Maret 2021 jam 00.45
◼ Tangki terbakar T301E/F/G/H
◼ Korban cedera 2 meninggal, >20
cedera
Bagaimana agar kejadian
serupa tidak terjadi dan
menimpa perusahaan lain
“PERLU MENINGKATKAN
KEWASPADAAN”
Kebakaran Plumpang
◼ Tanggal 3 Maret jam 20.00
◼ Menyebar ke pemukiman berdekatan
◼ Korban pihak ke III, masyarakat
berdekatan
FIRE SOURCES FIRE IGNITION FIRE SPREAD/FIGHTING

Bahan Bakar

Fire Fighting and


Loss of Containment Fire
Control
pemukiman
sepanjang ROW

pagar Pipa
penyalur

• Sumber Kebakaran
Isu Utama Kebakaran Plumpang
• Penyebaran Api
• Jarak Aman ke Pemukiman
• Penanggulangan Kebakaran
• Program Preventive
3 Pilar Keselamatan Operasi

17
Prosafe Institute
HSE GOALS IN PROCESS SAFETY

TO PREVENT /MINIMIZE HARM OR


INJURIES TO THE HEALTH AND
SAFETY OF ALL PERSONNEL
CONCERNED INCLUDING PUBLIC
TO MINIMIZE ADVERSE IMPACTS
AND ENHANCE POSITIVE IMPACT TO
THE NATURAL AND SOCIAL PEOPLE
ENVIRONMENT
TO COMPLY WITH THE APPLICABLE

PSM
INDONESIAN LAWS AND
REGULATIONS, AND REGIONAL & ASSET
INTERNATIONAL REGULATIONS

TO ENCOURAGE AND MAINTAIN


POSITIVE RELATIONSHIPS WITH THE ENVIRONMEN
PUBLIC T

GOVERNMENT/NON GOVERNMENTAL
AGENCIES AND LOCAL COMMUNITIES
DIRECTLY AFFECTED BY THE OPERATION. ALARP
19
Layer of Protection of Process Safety LOPA

• Periksa sistem Tanggap


Darurat
• Fasilitas Tanggap Darurat
• Periksa sarana proteksi kebakaran
aktif
• Periksa Sarana Pasif, jarak aman

• Periksa sistem alarm dan detecto


• Bundwall, tanggul pengaman
• Firewall
• Sistem PSV
• Depressurizing system
• Relif system etc

• Periksa sistem instrumentation untuk


process control (ESD etc)

• Periksa sistem control dan


instrumentasi pengendalian process
• Mengapa terjadi kebocoran BBM
• Bagaimana kehandalan peralatan
operasi
- Pompa Transfer
PILAR 1 - Perpipaan
ENGINEERING - Peralatan Pengaman
• Bagaimana sistem pengendalian
dalam operasi (SCADA, Process
Control dll)
Kelaikan Instalasi

1. Komitmen, Kebijakan,
Kepemimpinan, Pengorganisasian
dan Administratif;
2. Manajemen Risiko;
3. Manajemen Operasional;
4. Manajemen Aset dan Instalasi;
5. Pelatihan, Komunikasi dan
Budaya;
6. Manajemen Pengamanan;
7. Manajemen Krisis dan Tanggap
Darurat;
8. Insiden dan Jaminan Pemenuhan;
9. Pemantauan, Pengukuran Kinerja;
dan
10. Audit dan Tinjau Ulang
Manajemen.
◼ Pencegahan kebakaran dapat dilakukan melalui pendekatan konstruksi
yang dimulai sejak rancang bangun.
Control ◼ Bangunan atau fasilitas dirancang dengan pendekatan bahaya kebakaran,
by untuk mencegah api, mencegah penjalaran api serta daya tahan dalam
menghadapi kebakaran
Construction ◼ Penjalaran api dapat dilakukan dengan membuat sistim bangunan dengan
fire barrier, material tahan api, jarak aman dengan kebakaran dll
Analisa Risiko Tahun 2002

Jarak aman dengan pemukiman.


◼ Depot telah diproteksi dengan area luar/pemukiman dengan menggunakan Perumahan

Jalan
pagar pembatas berupa kawat harmonika dengan ketinggian sekitar 2 meter.
Jarak tangki ke pagar cukup memadai dan telah memenuhi standar NFPA 30
yang berfungsi sebagai buffer zone, karena antara tangki dan pagar terdapat
jalan pemisah.
FIRE ASSESSMENT
DEPOT PLUMPANG
◼ Tanah dibalik pagar menurut penjelasan adalah milik Pertamina, tetapi saat ini
telah ditempati oleh penghuni liar dan dipenuhi perumahan sepanjang pagar Alternatif 2
pembatas. Pada umumnya perumahan ini menggunakan bahan yang mudah
terbakar seperti triplek. Parit

◼ Pada tanggal 21 Agustus 2002 telah terjadi kebakaran pada pemukiman ini Tanki
Tembok 1 m
yang sangat berdekatan dengan pagar pembatas.
◼ Berdasarkan hal tersebut, kawasan tangki menjadi cukup rawan sekalipun
jarak minimumnya telah terpenuhi. Untuk itu diperlukan adanya upaya untuk Jalan Parit untuk
Buffer Zone
PERTAMINA DIT.HILIR
mencegah penjalaran api menuju areal depot.
K3LL BIDANG PEMASARAN DAN NIAGA
2002 ◼ Ada dua alternatif yang dapat dilakukan jika pemukiman tersebut tidak bisa
atau sulit untuk dipindahkan yaitu : Alternatif 1

◼ Mengganti pagar harmonika dengan tembok, minimal setelah bawah


dengan ketinggian sedikitnya 1 meter dengan tujuan mencegah
penjalaran api melalui bagian bawah pagar.
Tanki
◼ Membuat jalur bebas sepanjang sisi luar pagar dalam bentuk kanal berisi Tembok 1 m
air. Hal ini menurut penjelasan telah direncanakan oleh pihak Pertamina
Parit
dan menurut kami cukup baik untuk mengamankan depot dari bahaya Jalan
kebakaran yang datang dari luar.
Consequences Models

RADIANT HEAT ◼ Discharge Modeling


FLUX EFFECT
◼ Turbulent Expansion
◼ Dense gas dispersion
Radius 494 meter
Radius 856 meter ◼ Neutral/buoyant dispersion
◼ BLEVE/Fire Ball
494 METER ◼ Flash Fire
◼ Vapour Cloud Explosion
◼ Jet Fires
◼ Pool Fires
METER
856

◼ Toxic effects

25
Fire Management Process

SoehatmanRamli 2011
• Bagaimana penerapan SMK Migas
dan PSM
• Bagaimana sistem dan prosedur
operasi
• Bagaimana sistem pembinaan dan
PILAR 2 pengawasan
MANAGEMENT
Bagaimana penerapan tanggap
SYSTEM darurat
• Bagaimana penerapan analisa risiko
bahaya
• Bagaimana komunikasi dengan
masyarakat
Dasar Hukum
Surat Edaran Menakertrans RI
Nomor: SE.140/MEN/PPK-KK/II/2004 Petrowidada,
Tentang
Pemenuhan Kewajiban Syarat-syarat Keselamatan dan
Gresik
Kesehatan Kerja Di Industri Kimia dengan Potensi Bahaya 20 Januari 2004
Besar
(MAJOR HAZARD INSTALLATION)

Membuat Dokumen Pengendalian Instalasi Potensi Bahaya Besar /


Menengah yang berisi sekurang-kurangnya :
• Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
• Kegiatan teknis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan kimia,
serta pengoperasian dan pemeliharaan instalasi
• Kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja;
• Rencana dan prosedur tanggap darurat
• Prosedur kerja aman
Persyaratan SMK Migas

Substansi 3 Manajemen Operasional


◼ Keselamatan Migas meliputi seluruh mata rantai kegiatan migas dari hulu
sampai hilir yang didukung dengan sistem operasi yang aman sesuai
dengan karakteristik dan sifat risikonya yang meliputi kegiatan Eksplorasi,
Produksi, Pengangkutan dan Transportasi, Pemurnian dan Pengolahan,
Distribusi dan Niaga serta kegiatan penunjang lainnya. Untuk itu,
perusahaan harus mengelola operasinya dengan mempertimbangkan
aspek Keselamatan Migas yang menyangkut instalasi, proses operasi,
prosedur dan produk.
Substansi 4 Manajemen Aset dan Instalasi
◼ Instalasi dan aset berkaitan dengan operasi Migas harus terjamin
kehandalan dan kelaikannya sejak tahap rancang bangun, pabrikasi,
konstruksi, komisioning, pengoperasian dan pemeliharaannya sampai
penghapusan jika tidak digunakan. Untuk itu perusahaan harus
memastikan dan menjamin bahwa semua instalasi dan peralatannya
telah aman dan memenuhi standar yang ditentukan untuk dioperasikan
Peraturan Perundangan

◼ .

30
Persyaratan PSM for Terminal

31
Safety Consideration

1. Site Selection, Spacing/Pant Layout


2. Drainage/Containment
3. Fire Proofing
4. Electrical Area Classification
5. Material of Construction
6. Instrumentation
7. Emergency Isolation and Shutdown Systems
8. Depressuring/Relieving System
9. Fire Protection and Gas Protection
Plumpang

INRESH
CONSULTING
• Bagaimana Kompetensi para pekerja
operator depot
• Bagaimana perilaku dan budaya
pekerja
PILAR 3
• Bagaimana kompetensi petugas
HUMAN FACTOR
pendukung , teknis, proses dan
lainnya
Industri Proses seperti kilang
minyak, petrokimia dan
terminal mengandung risiko
tinggi
Pemerintah perlu menetapkan
KESIMPUL regulasi, standar dan
AN persyaratan keselamatan yang
tinggi
Perlu ditingkatkan awareness
bagi semua stake holder
Thank you

Anda mungkin juga menyukai