Anda di halaman 1dari 3

LOADING PORT .

A. BEFORE LOADING .

Sebelum kegiatan pemuatan dilaksanakan hal – hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Ship – Shore Safety Checklist .

Saat Loading master naik keatas kapal dan bertemu dengan Mualim 1 , Minta kepada
Loading amster untuk mengisi , memahami serta menanda tangani Ship – Shore safety
checklist , Jika loading master tidak mau mengisi dan menandatanganinya segera
memberitahu nakhoda atau kantor pusat dan menunnggu perintah selanjutnya .

2. Loading Agreement .

Setelah ship – shore safety cheklist selesai lanjutkan dengan loading master untuk
mendiskusikan pelaksanaan kegiatan muat , dan untuk itu berikan pada loading master
dokumen dokumen sebagai berikut :
1. Stowage Plan
2. Last three cargo .
3. Loading sequences .
Setelah dokumen ini diterima dan dimengerti oleh loading master lanjutkan dengan
memberi dokumen lainnya untuk ditanda tangani oleh loading master yaitu :
1. Loading Agreement .
2. Notice of Readiness .
Jika kedua dokument terakhir ini loading master berkeberatan untuk menandatangani
segera beritahu nakhoda atau kantor pusat dan tunggu perintah selanjutnya , yang
terpenting dalam hal ini adalah sebelum Notice of Readiness ditanda tangani jangan
lakukan pemuatan .

3. Tank Inspection .

Setelah urusan dengan loading master selesai lanjutkan dengan cargo surveyor , berikan
Informasi pada surveyor hasil pembicaraan dengan loading master serta berikan dokumen
yang diperlukan oleh surveyor seperti :
1. Stowage Plan .
2. Last three Cargo .
3. Loading Sequences .
Setelah menrima dokumen ini surveyor akan memeriksa kondisi dari tangki tangki kapal
yang akan dimuat temani surveyor dan perhatikan semua tindakan yang dilakukan oleh
cargo surveyor selama dalam pemeriksaan tangki , Setelah kegiatan ini selesai dan cargo
surveyor menyetujui berikan dokumen lainnya untuk ditanda tangani oleh cargo surveyor,
dokumen tersebut adalah :
1. Dry and Clean certificate .
Jika cargo surveyor tidak mau menandatangani dokumen ini maka jangan lakukan
pemuatan , beritahu nakhoda atau kantor pusat dan tunggu perintah selanjutnya .

4. Semua kegiatan yang dilakukan oleh loading master dan cargo surveyor harus dicatat serta
jam saat kegiatan tersebut dilaksanakan .

B. DURING LOADING OPERATION .

1. Saat pertama kali , loading dimulai dengan tekanan yang rendah jangan buka keran
manifold kapal buka keran drain yang ada dimanifold buang pada drip trays dan ambil
sample jika sample bagus tutup keran drain dan buka keran manifold , Jika sample tidak
bagus stop kegiatan dan beritahu cargo surveyor serta loading master kondisi ini .

2. Setelah pengecekan sample manifold kapal bagus lanjutkan pengisian ke tangki kapal
cukup satu tangki saja dan perhatikan kejernihan muatan yang masuk kedalam tangki bila
muatan yang masuk tidak jernih / keruh segera stop dan beritahu cargo surveyor / loading
master situasi ini . Jika muatan yang masuk jernih biarkan masuk pada satu tangki saja
hingga ketinggian 30 cm dan jika sampai ketinggian ini tetap jernih boleh dilanjutkan ke
tangki lainnya dan lakukan kegiatan ini sampai semua tangki memiliki ketinggian 30 cm
( One foot ) setelah semua tangki terisi 30 cm baru kita memberitahu loading master untuk
menaikan loading rate sampai maximum sesuai dengan yang tertulis pada loading
agreement .

3. Periksa kondisi muatan dalam tangki secara periodik dan hitung loading rate tiap jamnya
jika terjadi perubahan warna atau tingkat kejernihan dari muatan segera beritahu loading
master untuk menyetop kegiatan pemuatan begitu juga dengan loading rate jika loading
rate melebihi perjanjian minta pada loading master untuk menurunkan loading rate sampai
sesuai dengan perjanjian atau sebaliknya jika loading rate dibawah perjanjian minta
dinaikan hingga loading rate sesuai dengan perjanjian.

4. Usahakan 20 cm sebelum mencapai ullage sesungguhnya sudah pindah tangki dimana sisa
ini dilakukan untuk topping up dengan cara pemuatan dengan tekanan rendah hal ini perlu
dilakukan untuk mencegah terjadinya luber pada saat loading yang nantinya akan berakibat
fatal dan usahakan saat topping up dilakukan sendiri atau pada mualim yang dapat
dipercaya untuk menjalankan tugas ini . ( Don’t take goodwill for granted )

5. Setelah semua tangki mencapai ullage untuk topping up , beritahu loading master untuk
menurunkan loading rate menjadi topping up rate sesuai perjanjian dan beritahu juga
bahwa saat ini kapal sedang melakukan kegiatan topping up .

6. 4 Tangki sebelum topping up selesai , Konfirmasikan kembali dengan loading master cara
apa yang akan dilakukan oleh loading master untuk finishing , Cara Air blowing atau
picking supaya kita dapat mengantisipasi tindakan apa yang harus dilakukan agar didalam
finishing tidak terjadi kesalahan .

7. Saat finishing dilaksanakan , Usahakan keran-keran manifold tidak terbuka penuh cukup
setengah saja untuk mengurangi tekanan yang akan diterima oleh tangki kapal .

C. COMPLETION LOADING .

1. Periksa draft depan dan belakang untuk perhitungan muatan .


2. Minta kepada surveyor minimal 30 menit setelah selesai pemuatan baru dilakukan
pengukuran untuk menghindari terjadinya kesalahan pengukuran .
3. Lakukan pengukuran dengan alat yang sudah terkalibrasi , bersih , dan berfungsi dengan
baik .
4. Catat hasil pengukuran sesuai dengan pengukuran sendiri dan bandingkan dengan hasil
pengukuran dari cargo surveyor.
5. Hitung jumlah muatan yang diterima sesuai dengan hasil pengukuran dan perhitungan kita
kemudian bandingkan denga hasil yang dibuat oleh surveyor , jika sama kita lanjutkan
dengan pembuatan ullage report dan jika terjadi perbedaan periksa dimana letak dan
penyebab terjadinya perbedaan antara perhitungan kita dengan perhitungan surveyor dan
kemudian diskusikan perbedaan ini untuk mencapai jumlah muatan yang disepakati .
6. Berikan ullage report yang kita buat untuk ditanda tangani oleh surveyor , dan jika cargo
surveyor tidak mau menandatangani kita juga jangan mau menandatangani ullage report
yang dibuat oleh surveyor , beritahu nakhoda atau kantor pusat hal ini dan tunggu perintah
selanjutnya .
7. Tanyakan angka Bill of Lading pada loading master atau cargo surveyor , bila terjadi
perbedaan dengan angka bill of ladding maka kita harus membuat letter of protest
mengenai perbedaan jumlah muatan yang dimuat dengan jumlah muatan berdasarkan bill
of ladding .
8. Setelah ullage report dibuat dan ditanda tangani oleh surveyor , beri perintah pada mualim
jaga untuk menemani cargo surveyor dalam melakukan poengambilan sample dan beritahu
mualim jaga untuk memperhatikan cara pengambilan sample dan mencatat jam dan
kegiatan pengambilan sample yang dilakukan oleh cargo surveyor.
9. Setelah semua selesai buat time sheet yang berisikan pelabuhan muat / bongkar , jumlah
muatan , serta jam – jam kegiatan dilaksanakan , dimana time sheet ini harus ditanda
tangani oleh loading master . Beritahu nakhoda atau kantor pusat jika loading master tidak
mau menanda tangani time sheet dan tunggu perintah selanjutnya

10. Copy semua dokumen loading port dan dokumen dari loading master , Hal ini penting
karena akan diminta oleh loading master dan cargo surveyor di pelabuhan bongkar.

11. Periksa sample sample yang diberikan oleh cargo surveyor dan cocokan nomor seal dengan
nomor seal yang tertera dalam master receipt sample kemudian simpan sample loading port
pada sample locker untuk mencegah hilangnya sample atau pecah yang akan berakibat fatal
di pelabuhan bongkar nantinya.

12. Setelah kegiatan pemuatan selesai , lakukan pemeriksaan pada man hole , butterworth
hole , tutup pipa soundingan , kerangan tiap-tiap tangki apakah semuanya dalam keadaan
tertutup rapat dan kencang .

13. Setelah semuanya diperiksa dan segera laporkan ke nakhoda kondisi sebenarnya agar
nakhoda dapat mengambil keputusan apakah kapal siap untuk berangkat atau tidak .

Anda mungkin juga menyukai