Anda di halaman 1dari 25

SISTEM PIPA BILGA KAPAL PERINTIS

2000 GT
UKURAN UTAMA KAPAL PERINTIS
2000 GT

PANJANG UTAMA KAPAL (Loa) = 68.50 m


PANJANG A.G.T (Lpp) = 63.00 m
LEBAR (B) = 14.00 m
TINGGI (H) = 6.20 m
SARAT (T) = 2.90 m
KECEPATAN = 12.00 Knot
DAYA MESIN = 2x1400 HP
A.B.K = 36 ORANG
PENUMPANG CLASS = 26 ORANG
PENUMPANG (MaX) = 472 ORANG
TAHAP PEMBANGUNAN KAPAL
BARU
PROSES SAND
PROSES PROSES
BLASTING DAN
PERENCANAAN MOULDLOFT PRIMER COATING

PROSES PROSES PROSES


ERECTION ASSEMBLY FABRICATION

PROSES PROSES PROSES TES


OUTFITTING PAINTING KEBOCORAN

PROSES SEA PROSES


TRIAL LAUNCHING
PROSES OUTFITTING

PEMASANGAN PERKELENGKAPAN
KAPAL

PEMASANGAN SISTEM PIPA KAPAL

SISTEM PELAYANAN
SISTEM KEAMANAN KAPAL
KAMAR MESIN

SISTEM PELAYANAN ABK


SISTEM KEPERLUAN KAPAL
DAN PENUMPANG
SISTEM PIPA BILGA
KAPAL
PENGERTIAN SISTEM PIPA BILGA

CARA KERJA SISTEM PIPA BILGA

PERATURAN BKI MENGENAI PIPA


BILGA

KOMPONEN PIPA BILGA

INSTALASI PIPA BILGA

PENGETESAN PIPA BILGA


SISTEM PIPA BILGA
KAPAL
Sistem bilga adalah sistem keselamatan yang ada pada
sebuah kapal, sistem ini bekerja dengan cara membuang
air yang sudah tak terpakai pada kapal.
Air tersebut berasal dari :
1) Pengembunan udara pada pelat lambung pada kapal.
2) Perembesan pada sambungan pelat yang disebabkan
sambungan kurang baik.
3) Bukaan deck pada waktu cuaca buruk atau hujan.
4) Bekas penyemprotan dari geladak dan bangunan atas
pada waktu pencucian.
5) Air dari pipa yang bocor.
CARA KERJA SYSTEM BILGA

CLEAN BILGE SYSTEM

OILY BILGE SYSTEM


GAMBAR DIAGRAM PIPA BILGA KAPAL
PERINTIS 2000 GT
GAMBAR DIAGRAM OILY BILGE
SEPARATOR KAPAL PERINTIS 2000 GT
PERATURAN BKI MENGENAI
SISTEM PIPA BILGA
1) Jalur bilga dan hisapan bilga harus direncanakan sedemikian
hingga air dalam bilga dapat dipompa meski dalam kondisi trim
yang tidak menguntungkan (section 11.N.1.1.1).
2) Hisapan bilga secara umum ditempatkan pada kedua sisi dari
kapal pada kompartemen yang dilakukan didepan dan dibelakang
kapal, satu buah hisapan bilga sudah mencukupi dan diharapkan
mampu mengeringkan kompartemen (sectiom 11.N.1.1.2.).
3) Pipa bilga tidak boleh melewati FO, fresh water tank (section
11.N.1.2.1).
4) Sistem bilga dipasang shutt-off valves pada sisi kapal (section
11.N.1.4.2).
5) Pompa bilga harus self priming (section 11.N.3.2).
PERATURAN BKI MENGENAI
SISTEM PIPA BILGA
6) Jika pompa 1 dari 2 buah pompa harus dipasang dengan
kapasitas yang kecil, kapasitasnya tidak boleh kurang
dari 85% (section 11.N.3.3).
7) Pompa ballast,pompa pendingin air laut stanby dan
pompa general service bisa digunakan sebagai pompa
bilga independen bila kondisinya self priming dan
kapasitas sesuai formula yang ada (section N.3.4.1.).
8) Pompa bahan bakar dan pompa minyak pelumas tidak
boleh dihubungkan ke sistem bilga (section 11.N.3.4.3).
9) Kapal kargo harus disediakan 2 pompa bilga dengan
power independen. (section N.3.5).
KOMPONEN SISTEM PIPA BILGA
PIPA

Pipa ini terbuat dari baja carbon yang di galvanis


(STPG 370-E Sch.40).
FLANGE DAN PACKING
Flange yang digunakan pada sistem
bilga ini adalah tipe slip on dan
menggunakan standar JIS.

Packing ini adalah karet yang


digunakan pada tiap sambungan antar
flange yang berguna sebagai alat kedap
dan ukuranya menggunakan standard
JIS.
VALVE
Valve merupakan sebuah alat yang terpasang dalam sistem pipa
yang berfungsi untuk mengatur, mengontrol dan mengarahkan laju
fluida dengan cara membuka atau menutup valve tersebut.
FOOT VALVE DAN BUTTERFLY VALVE

Pada sebuah pipa hisap, foot valve


berfungsi sebagai penahan air yang
telah berada dalam pipa supaya air yang
telah masuk pipa tidak turun lagi
kebawah.

Butterfly valve ini terletak pada


kamar mesin yang berguna untuk
membuka tutup aliran air yang akan
dibuang.
BILGE WELLS DAN GRITINGS

Bilga wells berfungsi sebagai


tempat penampung air air yang
tak terpakai pada kapal.

Gritings merupakan alat


penyaringan pada sistem bilga.
POMPA
Pompa berfungsi menghisap air dari bilge
wells yang selanjutnya dibuang keluar kapal
melalui overboard.
TAHAPAN INSTALISASI
SISTEM BILGA

1. Pengadaan material
Untuk menghitung bahan material tersebut yaitu dengan
menggunakan gambar isometric pipa yang telah dibuat oleh
bagian perencanaan.
2. Fabrikasi

persiapan

cutting

welding
3. Marking
Marking bertujuan untuk membuat penembusan
pada setiap sekat maupun bottom yang dilalui lajur pipa
bilga. Marking sendiri mengacu pada gambar isometric
pipa dan gambar perencanaan pipa bilga.
4. Instalasi
Setelah selesai tahapan fabrikasi dan marking maka
pihak QC (Quality Control) melakukan pengecekan
antara lain :
1.Pengecekan pipa yang telah difabrikasi.
2.Pengecekan dimensi pipa apakah sudah sesuai
dengan ukuran perencanaan.
3.Pengecekan komponen seperti valve,flange dll.
4.Pengecekan marking untuk penembusan apakah
sudah sesuai dengan perencanaan jalur pipa bilga .
setelah disetujui maka instalasi dapat dilakukan.
PENGETESAN PIPA BILGA

Hydrostatic Pressure Test.


Hydrostatic Pressure Test yang dimaksud adalah
metode pengujian kekedapan pengelasan dan
sambungan dengan bantuan air bertekanan sebagai
sarana untuk menguji kekedapan pengelasan.
Prinsip Dasar :
Prinsip dasar dari Hydrostatic Pressure Test
adalah memanfaatkan air yang berada
didalam pipa yang akan diuji sebagai media
untuk mendeteksi kebocoran dengan cara
memberikan tekanan pada air tersebut.
GAMBAR PENGUJIAN
PIPA
PENGUJIAN

1.Isi air kedalam pipa uji sampai penuh


2.Sambungkan peralatan yaitu Test Pump dan Pressure Gauge.
3.Isi bak pada alat Test Pump dengan air.
4.Lakukan pemompaan air kedalam pipa uji agar air didalam
pipa uji memiliki tekanan yang cukup dengan cara menggerakan
tuas yang ada pada alat Test Pump agar air didalam bak alat Test
Pump terpompakan kedalam pipa uji.
5.Perhatikan Pressure Gauge, apabila tekanan sudah cukup maka
hentikan pemompaan.
6.Periksa dengan seksama seluruh sambungan pengelasan pada
pipa dan juga sambungan - sambungan yang memakai Flange
atau Ulir.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai