Anda di halaman 1dari 17

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN

PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

Nama : M Khoirul Anwar


NIM : 2016.022.0017
Dosen Pembimbing : Urip Prayogi S.T., M.T.
Semester : VII (Tujuh)

SISTEM BILGA KAPAL

A. Pengertian
Sistem bilga memiliki fungsi utama yaitu sebagai penguras
(drainage) apabila tejadi kebocoran pada kapal yang disebabkan oleh
grounding (kandas) atau Collision, sistem harus mampu memindahkan air
dengan cepat dari bagian dalam keluar kapal. sedangkan fungsi
sampingnya yaitu sebagai penampungan air yang jumlahnya relative kecil
yang terkumpul pada sumur bilga (bilge well) sekaligus sebagai
pengurasannya.

B. Fungsi Sistem Bilga


Bilge sistem merupakan sistem yang dapat melakukan pemompaan
terhadap fluida yang ada pada double bottom sehingga fluida tersebut yang
kemungkinan bercampur dengan minyak dapat dilakukan prosesing dan
kemudian air yang ada dapat dibuang keluar melalui over board.

C. Cara Kerja
Cara kerja dari sistem bilga ini adalah menampung berbagai zat
cair tersebut kedalam sebuah tempat yang dinamakan dengan bilge well,
kemudian zat cair tersebut dihisap dengan menggunakan pompa bilga
dengan ukuran tertentu untuk dikeluarkan dari kapal melalui Overboard
yang tingginya 0,76 meter diatas garis air. Sedangkan zat cair yang
mengandung minyak, yaitu yang tercecer didalam Engine room akan
ditampung didalam Bilge Well yang terletak dibawah Main Engine,
kemudian akan disalurkan menuju Incinerator dan Oily Water Separator
untuk dipisahkan antara air, kotoran dan minyaknya. Untuk minyaknya
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

dapat digunakan lagi sedangkan untuk air dan kotoran yang tercampur
akan dikeluarkan melalui Overboard.

D. Bilge well
Bilge Well merupakan suatu tempat dengan ukuran tertentu yang
telah ditentukan untuk menampung berbagai kotoran atau dalam bentuk
zat cair yang ada di kapal. Jumlah dari bilge well minimum dua buah
untuk kiri dan kanan sepasang dan setimbang, tergantung pada jumlah
tangki ballast, ditambah dengan beberapa bilge well yang terletak dibawah
ruang mesin. Letak Bilge Well dalam tangki ballast diupayakan pada
paling pinggir dan paling belakang dalam tangki tersebut. Juga berdekatan
dengan Manhole (lobang jalan masuk manusia). Volume dari bilge well
tersebut maksimal 0,57 𝑚3 , sedangkan tinggi bilge well tersebut minimal
0,5 tinggi double bottom. Pada bagian atas bilge well harus ditutup dengan
strainer.

E. Pipa Cabang dan Pipa Utama


Perpipaan bilga terdiri dari pipa bilga utama dan pipa bilga cabang,
pipa bilga langsung, dan pipa bilga darurat. System bilga utama dan
cabang, system ini adalah untuk memindahkan bilga yang terdapat pada
tempat-tempat bilga pada kapal dengan menggunakam pompa bilga di
kamar mesin. Sisi hisap bilga di kamar mesin biasanya dipasang di dalam
bilge well di bagian depan kamar mesin (port dan starboard), bagian
belakang kamar mesin, bagian belakang shaft tunnel. Saluran cabang bilga
ini dihubungkan dengan saluran utama bilga yang mana dihubungkan ke
sisii hisap pompa bilga. Pipa bilga langsung, Pipa-pipa bilga langsung
adalah untuk menghubungkan secara langsung bilge well (port dan
starboard) pada bagian depan kamar mesin dengan pompa bilga. Diameter
dalamnya sama dengan saluran bilga utama. Pipa bilga darurat, Pipa bilga
darurat adalah pipa hisap bilga yang dihubungkan ke pompa yang
mempunyai kapasitas terbesar di kamar mesin dan biasanya dihubungkan
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

ke pompa utama pendinginan air laut di mesin kapal. Diameter dalam pipa
bilga darurat biasanya sama dengan diameter hisap pompa.

F. Jumlah dan Jenis valve serta Fitting


Untuk katup dan fitting pada pipa hisap sistem bilga, pada gambar
diperoleh untuk fitting jenis Elbow 90o sebanyak 7 buah, katup jenis
Butterfly 1 buah, strainer 2 buah, NRV 1 buah dan 3 way valve sebanyak 2
buah. Sedangkan untuk pipa discharge sistem bilga, pada gambar terhitung
fitting jenis Elbow 90o sebanyak 6 buah, butterfly 1 buah, strainer 2 buah,
katup jenis SDNRV sebanyak 2 buah, dan 3 way valve sebanyak 1 buah.
Dengan demikian total head losses diperoleh sebesar 15.94 m (untuk bilga
kamar mesin), dan 24,75 meter untuk bilga ruang muat.

G. Pompa
Pompa digunakan untuk menghisap fluida cair dari tiap compartment yang
kemudian akan di buan ke overboard. Khusus untuk fluida yang
dikamarmesin maka tidak langsung dibuang ke overboard melainkan di
simpan terlebih dahulu di sludge tank setelah itu di masukkan ke OWS
barulah boleh dikeluarkan ke overboard dalam keadaan maksimal 15PPM

H. Outboard
Air yang tidak terpakai akan dikeluarkan melalui Outboard.
Dimana peletakan Outboard ini haruslah 0,76 m diatas garis air atau WL,
pada satu outboard harus diberi satu katup jenis SDNRV.

I. Separator
Untuk Oily Bilge System, minyak yang tercecer yang tercampur
dengan air akan dipisahkan dengan menggunakan Oil Water Separator.
Pada kapal ini, Oil Water Separator yang dipakai adalah merek Alva Laval
type SA 821 dengan kapasitas 1400 lit/hr, tekanan minimum 2 bar dan
maksimum 6 bar, Head 30 m, Tegangan 220 Volt, dan frekuensi 50 Hz.
Separator ini terletak pada tanktop
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

J. Sludge Tank
Untuk minyak yang telah dipisahkan dengan kotoran dan air, yang
bisa dipakai lagi setelah dipisahkan akan ditampung kedalam sludge tank
dengan kapasitas 3 𝑚3 , terletak pada tanktop. Dalam perencanaan system
bilga yang kelas yang digunakan adalah BKI 1996 Vol.III Section 11. N,
yaitu :
1) Jalur Bilga
 Jalur bilga dan sisi hisap bilga harus diatur sehingga bilga dapat
dipompa dengan lengkap meskipun di bawah kondisi trim.
 Sisi hisap bilga normalnya diletakkan pada kedua sisi kapal.
Untuk kompartemen yang letaknya di depan dan di belakang
kapal, satu hisap bilga sudah cukup dan dapat mengeringkan
secara lengkap kompartement yang relevan.
 Ruang yang terletak di depan sekat tubrukan dan di belakang
sekat stern tube dan tidak dihubungkan ke system bilga umum
harus dikeringkan dengan peralatan lain yang sesuai dengan
kapasitas yang memadai.

2) Pipa yang melewati tangki


 Pipa bilga tidak boleh melewati tangki minyak pelumas,minyak
panas, air minum, atau feedwater.
 Ketika pipa bilga melewati tangki bahan bakar yangterletak di
atas double bottom dan berakhir pada ruanganyang mana tidak
dapat diakses selama pelayaran,sebuah katup non-return
tambahan harus dipasang pada pipa bilga dimana pipa dari sisi
hisap masuk ke tangki bahan bakar.

3) Isapan bilga
 Tempat isapan bilga diatur sehingga tidak mempengaruhi
pembersihan dari bilga dan harus dipasang dengan mudah untuk
mudah dilepas. Menggunakan saringan berbahan anti karat.
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

 Isapan bilga darurat dipasang sedemikian sehingga dapat


dijangkau dengan aliran bebas dan jarak yang cukup dari tank top
atau dasar dari kapal.

4) Katup-katup bilga
 Katup-katup pada hubungan pipa antara bilga dan air laut dan
system air ballast, seperti antara hubungan bilga pada
kompartemen yang berbeda, harus diatur sehingga meskipun
dalam kejadian kegagalan operasi atau posisi katup intermediet,
masuknya air laut melalui system bilga dapat dicegah.
 Pipa discharge bilga harus dipasangi dengan katup shut off pada
sisi kapal.
 Katup bilga harus diatur sehingga dapat selalu diakses baik itu
saat pembebanan (ballast) maupun kondisi pembebanan dari
mesin

5) Pelindung aliran balik


 Katup screw down non return disarankan sebagai perlindungan
aliran balik.
 Sebuah kombinasi dari sebuah katup non-return tanpa
mekanisme shut-off dan katup shut-off dapat digunakan dengan
persetujuan kelas.

6) Sambungan pipa
 Untuk mencegah masuknya ballas dan air laut ke dalam kapal
melalui system bilga, dua peralatan perlindungan aliran balik
harus dipasang pada sambungan bilga, salah satunya harus
merupakan sebuah katup screw down non return.
 Untuk sambungan bilga diluar ruang permesinan, sebuah
kombinasi dari katup non-return tanpa shut-off dan katup shut-
off yang diremote kontrol dapat digunakan.
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

 Hisapan bilga secara langsung dan injeksi darurat hanya


memerlukan satu peralatan dari perlindungan aliran balik seperti
dijelaskan sebelumnya.
 Bilamana sambungan air laut langsung diatur untuk dipasang
pada pompa bilga untuk melindunginya dari pengisapan hampa,
sisi hisap bilga juga harus dipasang dengan dua katup screw-
down non-return.
 Jalur tekan dari oil water separator harus dipasangi dengan
sebuah katup non-return pada sisi kapal.

7) Pompa Bilga
Apabila digunakan pompa sentrifugal untuk pompa bilga, pompa itu
harus merupakan self-priming atau dihubungkan ke sebuah alat pemisah
udara.

8) Penggunaan pompa lain untuk pompa bilga


 Pompa-pompa ballast, pompa pendingin air laut yang stand-by,
pompa pelayanan umum dapat juga digunakan sebagai pompa
bilga independent yang dilengkapi dengan self-priming dan
kapasitas yang disyaratkan.
 Dalam kejadian kegagalan salah satu dari pompa bilga yang
disyaratkan, salah satu pompa harus dapat bertindak sebagai
pompa pemadam dan pompa bilga.
 Pompa pelumas dan bahan bakar tidak boleh dihubungkan ke
system bilga.
 Ejektor bilga dapat diterima sebagai susunan pompa bilga yang
disediakan dengan sebuah suplai air laut independent.
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

1. Diameter Pipa Utama Sistem Bilga


Perhitungan diameter pipa utama pada system bilga, berdasar pada rules
BKI volme III 2016 , sec 11 diketahui, dapat diperoleh dengan pendekatan
formula sebagai berikut :
𝑑𝐻 = 1,68 √(𝐵 + 𝐻)𝑥 𝐿 + 25

𝑑𝐻 = 1,68 √(10,50 + 5,55)𝑥 68,6 + 25

𝑑𝐻 = 1,68 √(16,05)𝑥 68,6 + 25


𝑑𝐻 = 56,374 mm = 2,219 Inch

Keterangan
𝑑𝐻 = Diameter dalam yang dihitung dari pipa bilga utama
𝐵 = Lebar kapal (16,2 m)
𝐻 = Tinggi kapal (8,1)
𝐿 = Panjang kapal ( Lpp) ( 95 m)

Ukuran pipa Utama yang digunakan :


Inlet Diameter : 108.204 mm = 4,26 inch
External Diameter : 114.3 mm = 4.5 inch
Thicknes : 3.048 mm = 0.12 inch
Nominal Pipe Size :4
Type Material : stainless steel pipes

2. Diameter Pipa Cabang Sistem Bilga


Perhitungan diameter pipa cabang pada system bilga, berdasar pada
rulesBKI volme III 2016, sec 11 diketahui, dapat diperoleh dengan
pendekatan formula sebagai berikut :
𝑑𝐻 = 2,15 √(𝐵 + 𝐻)𝑥 𝐿 + 25
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

𝑑𝐻 = 2,15 √(10,50 + 5,55)𝑥 68,60 + 25


𝑑𝐻 = 46,278 𝑚𝑚 = 1,821 inch

Keterangan
𝑑𝐻 = Diameter dalam yang dihitung dari pipa bilga utama
𝐵 = Lebar kapal (10,50 m)
𝐻 = Tinggi kapal (5,55)
𝐿 = Panjang kapal ( Lpp) ( 68,60 m)

Ukuran pipa utama yang digunakan :


Inlet Diameter : 77.9272 mm = 3.068 inch
External Diameter : 88.9 mm = 3.5 inch
Thicknes :5.4864 mm = 0.216 inch
Type Material : stainless steel pipes

3. Kapasitas Pompa Bilga


Sesuai dengan berdasar pada rules BKI volme III 2016 guna menentukan
kapasitas dari pompa bilga,dapat dilakukan pendekatan sebagaimana
formula berikut ini :
𝑄 = 5,75 𝑥 10−3 𝑥 𝑑𝐻 2
𝑄 = 5,75 𝑥 10−3 𝑥 108,2042
𝑄 = 66,1507 𝑚3 /ℎ

4. Kapasitas Head Pompa Bilga


a) Head Statis Pompa ( Hs )
Head statis adalah head yang berkaitan dengan tata letak suction dan
discharge dari pada system, dalam hal ini factor keduanya ditentukan
atas letak bilge suction dan overboard.
Hs = T + 0.75
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

= 4,821 + 0.75 (Ref. Mekanika Fluida)


= 5,571 m
Keterangan
T : Ketinggian draft kapal ( m ) (T = 4,821 m )

b) Head Tekanan Pompa ( Hp )


Head tekanan adalah besarnya perbedaan antara tekanan yang ada di
suction dengan tekanan yang berada di discharge. Hal demikian tentu
berkaitan dengan luasan lingkaran pada masing masing discharge dan
suction
Hp = ( Pd - Ps ) / ρg
=0m
Keterangan
Pd : Tekanan discharge g : gaya gravitasi
Ps : Tekanan suction
ρ : Masa jenis fluida
Diketahui :
Nilai Hp adalah 0, hal ini disebabkan diameter antara suction dan
discharge adalah sama. sehingga memiliki luasan yang sama pada
kedua sisi tersebut. (Ref. Mekanika Fluida)

c) Head Velocity Pompa ( Hp )


Head velocity adalah besarnya perbedaan antara kecepatan fluida di
suction dengan kcepatan fluida di discharge. Hal demikian tentu
berkaitan dengan luasan lingkaran pada masing masing discharge dan
suction
Hv = ( Vd - Vs ) / 2g
=0m
Keterangan
Vd : Kecepatan discharge
Vs : Kecepatan suction
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

g : gaya gravitasi
Diketahui :
Nilai Hv adalah 0, hal ini disebabkan diameter antara suction dan
discharge adalah sama. sehingga memiliki luasan yang sama pada
kedua sisi tersebut.
(Ref. Mekanika Fluida)

d) Head Losses Pipa


 Head Mayor
Head mayor adalah kerugian yang disebabkan adanya gesekan antara
fluida dengan permukaan dari pipa.

 Head Minor
Head minor adalah kerugian yang disebabkan adanya kelokan pipa
dan instalasi fitting
 Viskositas kenematik( ν )
Untuk menentukan nilai viskositas dapat dilakukan dengan
pendekatan sebagaimana berikut ini
ν = 0.000001188 (Sv Aa Harvald hal 340)
 Reynold Number ( Rn )
sebagaimana dengan literature pada mata kuliah mekanika fluida,
nilai Rn sangat menentutkan dari bentuk aliran fluida. Untuk nilai
Rn < 2300 maka, bentuk aliran fluida adalah laminer, sedang untuk
Rn > 2300 adalah turbulen. Nilai Rn dapat diperoleh dari
pendekatan formula sebagai berikut.
Rn : ( Vs x D ) / u (Ref. Mekanika Fluida)
Keterangan
ν: viskositas kenematik
Vs : Kecepatan aliran fluida ( 2 m/s )
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

D: Diameter dalam pipa


Diketahui :
Vs = Kecepatan fluida maksimal untuk system bilga
adalah 2 m/s
D = 0.0779272 m
ν = 0.00000119
Perhitungan :
Rn = (Vs x D)/ν
= (2 x 0.077927)/1.18831 x 10−6
= 131157.4518 Turbulen

 Friction ( λ )
untuk menentukan nilai gesekan fluida sangat bergantung sekali
pada nilai Rn, untuk Rn < 2300 .pendekatan losses akibat gesekan
adalah dengan Rn / 64, sedangkan untuk Rn > 2300 pendekatan
yang dapat dilakukan untuk memperoleh koefisien gesekan adalah
dengan pendekatan sebagai berikut :
λ = 0.02 + 0.0005 / D
= 0.026416245
(Ref. Sularso dan Haruo Tahara dlm Pompa dan kompresor )

 Head Losses Suction


Mayor Losses ( Hf )
Untuk menentukan nilai dari Hf, sebagaimana dengan difinisi dari
pada mayor losses adalah kerugian yang diakibatkan gesekan
antara fluida dengan permukaan dari instalasi perpipaan. Untuk itu
lah didalam melakukan pendekatan guna mendapati nilai Hf, dapat
dilakukan dengan formula sebagai berikut :
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

Hf = λxLsxv/Dx2g
Keterangan
Ls : Panjang pipa suction
V : Kecepatan aliran fluida
D : Diameter dalam pipa
(Ref. Mekanika Fluida)
Diketahui :
Ls = 56 m
V =2 m/s
D = 0.0779272 m
λ = 0.026416245
g = 9.8 m/s

Perhitungan :
Hf = λ x Ls x v2 / D x 2g
= 0.02 x 56 x 22 / 0.0779x 2 x 9.8
= 3,874 m
Minor Losses ( Hm )
Head minor adalah kerugian yang disebabkan adanya kelokan pipa
dan pemasangan fiting dari instalasi pipa, oleh karenanya untuk
mendapatkan nilai Hm dilakukan pendekatan sebagai berikut :
(Ref. Mekanika Fluida)

No Accessories n k nxk
1. Elbow 90o 15 0,9 13,5
2. Butterfly Valve 2 0,9 1,2
3. SDNRV remotely 2 1,35 2,7
4. T joint 4 1,8 7,2
5. Strainer 6 2,5 15
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

𝚺𝒏𝒙𝒌 39,6

Maka,
Minor Losses (hm) = Ʃ nk x v² / 2g
= (39,6 x 2²) / (2 x 9.8)
= 8,081633 m
Total Head Suction
Total Head Suction = Hf + Hm
= 3,8741 + 8,081633
= 11,95576 m

 Head Losses Discharge


Mayor Losses ( Hf )
Untuk menentukan nilai dari Hf, sebagaimana dengan difinisi dari
pada mayor losses adalah kerugian yang diakibatkan gesekan
antara fluida dengan permukaan dari instalasi perpipaan. Untuk itu
lah didalam melakukan pendekatan guna mendapati nilai Hf, dapat
dilakukan dengan formula sebagai berikut :
Hf = λ x Ls x v/D x 2g
Keterangan
Ls : Panjang pipa suction
V : Kecepatan aliran fluida
D : Diameter dalam pipa

Diketahui :
Ls : 9,6 m
V :2 m/s
D : 0.0779272 m
λ : 0.026416245
g : 9.8 m/s
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

Perhitungan :
Hf = λ x Ls x v2 / D x 2g
= 0.02 x 9,6 x 22 / 0.0779272 x 2 x 9.8
= 0,664136216 m

Minor Losses ( Hm )
Head minor adalah kerugian yang disebabkan adanya kelokan pipa
dan pemasangan fiting dari instalasi pipa, oleh karenanya untuk
mendapatkan nilai Hm dilakukan pendekatan sebagai berikut :
(Ref. Mekanika Fluida)

No Accessories n k nxk
1. Elbow 90o 2 0,9 1,8
2. Butterfly Valve 2 0,3 0,6
3. T joint 4 1,8 7,6
4. Gate valve 2 0,6 1,2
𝚺𝒏𝒙𝒌 10,8

Maka,
Minor Losses (hm) = Ʃ nk x v² / 2g
= (10,8 x 2²) / (2 x 9.8)
= 2.204081633 m
(Ref. Mekanika Fluida)
Total Head Suction
Total Head Suction = Hm
= 2.204081633

Total Head Losses


Total Head Losses = Head Suction + Head Discharge
= 11,95576 + 2,204082
= 14,16 m
Head Total
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

Head Total = hs + hv + hp + Head Losses


= 5,571 + 0 + 0 + 14,16
= 19,73 m

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat ditentukan


nilai minimum dari head pompa adalah = 19,73 m
nilai minimum dari kapasitas pompa adalah =66.15079673 m³/h

Spesifikasi Pemilihan Pompa utama


Head = 22.7 m
Q Pump = 66.15079673 𝑚3 /h
Dipilih pompa dengan kriteria sebagai berikut

Merk EVERGUSH
Type XA6532-418
Capacity 67 𝑚3 /h
Head 24 m
Rotation 1450 rpm

Spesifikasi Pemilihan Pompa cadangan


Head = 22.7 m
Q Pump = 66.15079673 𝑚3 /h
Dipilih pompa dengan kriteria sebagai berikut

Merk EVERGUSH
Type XA6532-418
Capacity 67 𝑚3 /h
Head 24 m
Rotation 1450 rpm

Penentuan ukuran Bilge Well


Sebagaiamana dengan aturan dari BKI volme iii 2006, untuk
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

jumlah dari bilge well ditentukan dan disesuaikan dengan


kebutuhan kapal, hanya kapasitas minimal yang diatur dalam
klasifikasi yang digunakan sebagai bahan rujukan, yaitu sebesar 0.2
𝑚3 .
Dimension of Bilge Well
Panjang : 1.2 (2 Fs)
Lebar : 0.5 m
Tinggi : 0.75 ( 1/2 Tinggi Double Bottom )
Luas Area : 0.45 𝑚3 .
Jumlah :2

Oily water separating equipment


1) Kapal 400 GT keatas harus dilengkapi dengan sebuah pemisah air
berminyak atau peralatan penyaringan untuk pemisahan campuran
minyak/air.
2) Kapal 10.000 GT keatas harus dipasang sebagai tambahan dari
peralatan yang dibutuhkan dalam (1) dengan sistem alarm 15 ppm.
Sebuah perangkat sampling harus diatur pada bagian vertikal dari
jalur buang system peralatan/penyaringan pemisah air berminyak.
3) Jalur by-pass tidak diizinkan untuk sistem peralatan/penyaringan
pemisah air berminyak.
4) Fasilitas sirkulasi harus disediakan untuk memungkinkan peralatan
penyaringan minyak untuk diuji dengan pembuangan laut tertutup.

Kapasitas pemisah air bilga berminyak harus ditentukan sesuai


dengan tabel berikut.
Hingga 400 GT 401-1600 GT 1601-4000 GT 4001-15000 GT Diatas 15000
GT
0,25 m3 /h 0,5 m3 /h 1,0 m3 /h 2,5 m3 /h 5 m3 /h

Isi ruangan dibawah geladak


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BILGE SYSTEM

=LxBxDxf
= 98 x 16,2x8,1x0,7
= 9001,692 m³
GT = 0.25 x 9001,692
= 2250,423
f :faktor untuk kapal motor 0.7 Nilai 0,25 adalah nilai
konversi dari satuan meter kubik ke ton register
Dipilih OWS dengan kriteria sebagai berikut

Merk ALVA LAVAL


Type SU-400
Capacity 1,8 𝑚3 /h
Frekuensi 50 Hz

Anda mungkin juga menyukai