Anda di halaman 1dari 11

MATERI : Emergency fire pump,Blige pump,Compartemen kapal, Flooding

Compartemen

Emergency Fire Pump"

Sign 'Emergency Fire Pump' berfungsi sebagai tanda adanya pompa


pemadam darurat yang hanya diaktifkan apabila terjadi kebakaran.
Emergency Fire Pump merupakan salah satu alat pemadam kebakaran
yang wajib ada di kapal dan harus berdiri independen menggunakan
sumber energi sendiri. Dapat diletakkan di steering gear room atau dekat
dengan akses jalan dari ruang akomodasi ke kamar mesin. Sign ini
biasanya dipasang dekat pompa pemadam darurat.

Emergency Fire Pump


Emergency fire pump, wajib ada di kapal, dan diletakkan di luar kamar mesin. Emergency
fire pump harus berdiri independent, dan menggunakan sumber energi sendiri.
Emergency fire pump dapat diletakkan di steering gear room, atau dekat dengan akses
jalan dari ruang akomodasi ke kamar mesin.

Emergency Fire Pump


Emergency fire pump / pompa pemadam darurat harus ada di setiap kapal untuk
memadamkan kebakaran di saat keadaan emergency dan pompa pemadam
kebakaran yang berada di kamar mesin sudah tidak dapat di fungsikan karena
terjadi Black out. Emergency fire pump ini harus di tempatkan di luar kamar mesin
dan harus ber-penggerak sendiri / independen.

Emergecy Fire Pump


• Pompa Ballast (Ballast pump), pompa yang digunakan untuk mengisi dan mengosongkan
air laut ke dan dari tangki-tangki balas di kapal. Tangki-tangki ini dimaksudkan untuk
menyeimbangkan kapal agar tegak dan tidak miring, atau untuk memperbaiki stabilitas kapal
agar nilai GM-nya tetap positif, terutama sewaktu kapal dalam pelayaran tanpa muatan.

• Pompa Got (Bilge Pump), salah satu pompa yang fungsinya untuk membuang air
berminyak (oily water) yang ada di got (bilge) kamar mesin. Pompa ini harus dilengkapi unit
separator air berminyak (oily water separator), agar cairan yang dibuang kelaut mengandung
minyak tidak lebih dari 15 ppm.

Pompa Got Bilge Pump

. Rules Mengenai Sistem Sanitari

BKI Volume III 1996 adapun peraturan kelas yang penting sebagaimana diatur dalam
Volume III BKI 1996 dalam merencanakan sistem sanitari di kapal adalah sebagai berikut:
Pipa-pipa pembuangan dari pompa-pompa pembuang air kotor harus dilengkapi dengan
storm valve dan pada sisi lambung dengan gate valve. Katup tak balik harus diatur pada
bagian hisap atau bagian tekan dari pompa air kotoran yang bekerja sebagai alat pelindung
aliran kembali kedua. Pipa-pipa pengering saniter yang terletak di bawah geladak sekat pada
kapal-kapal penumpang, harus dihubungkan dengan tangki pengumpul kotoran. Umumnya
tangki semacam itu akan dilengkapi untuk tiap-tiap kompartemen kedap air. Jika pipa-pipa
pengering dari beberapa kompartemen kedap air dihubungkan pada satu tangki, pemisahan
kompartemen-kompartemen ini harus terjamin dengan gate valve n jarak jauh pada sekat
kedap air. Katup tersebut harus dapat dilayani dari atas geladak sekat dan dilengkapi indicator
dengan tanda terbuka atau tertutup. Bahan-bahan pipa umumnya harus tahan terhadap korosi
baik pada bagian dalam maupun pada bagian luar. Hasilnya tidak menunjukkan kotoran padat
yang terapung, berwarna, dan mencemari air sekitar.

Pompa Got Bilge Pump

Fungsi pompa bilga yaitu untuk menampung air kondesatair got yang kemudian di buang
keluar kapal. Bilge pump atau pompa got adalah salah satu pompa yang berfungsi untuk
membuang air yang tercampur minyak yang ada di got kamar mesin. Pompa ini harus
dilengkapi juga dengan unit sparator, agar cairan yang dibuang kelaut mengandung minyak
tidak lebih dari 15 ppm. 23 Sistem bilga memiliki fungsi utama yaitu sebagai penguras
drainage apabila tejadi kebocoran pada kapal yang disebabkan oleh grounding kandas ,
sistem harus mampu memindahkan air dengan cepat dari bagian dalam keluar kapal.
sedangkan fungsi sampingnya yaitu sebagai penampungan air yang jumlahnya relative kecil
yang terkumpul pada sumur bilga bilge well sekaligus sebagai pengurasannya.

Cara kerja dari sistem bilga ini adalah menampung berbagai zat cair tersebut kedalam sebuah
tempat yang dinamakan dengan bilge well, kemudian zat cair tersebut dihisap dengan
menggunakan pompa bilga dengan ukuran tertentu untuk dikeluarkan dari kapal melalui
overboard. Sedangkan zat cair yang mengandung minyak, yaitu yang tercecer didalam engine
room akan ditampung didalam bilge well yang terletak dibawah main engine, kemudian akan
disalurkan menuju incinerator dan oily water separator untuk dipisahkan antara air, kotoran
dan minyaknya. Untuk minyaknya dapat digunakan lagi sedangkan untuk air dan kotoran
yang tercampur akan dikeluarkan melalui overboard. Pada kapal air di tiap kompertemen
yang akan dibuang keluar oleh sistem bilga dapat berasal dari :

a. pengembunan air laut pada pelat;

b. perembesan pada sambungan pelat sebagai akibat kurang baiknya sambungan tersebut
karena retak;
c. kebocoran pada shaft tunnel;

d. masuknya air laut dari penutup palka.

Sistem bilga dibedakan menjadi 2 dua yaitu :

a. Clean bilge system, merupakan sistem yang digunakan untuk mengatasi terjadinya
kebocoran kapal khusus pada ruang muat untuk kapal cargo.

b. Oily water bilge system, merupakan sistem yang digunakan untuk mengatasi kebocoran
dan drainase air pendingin di kamar mesin. Sistem ini terpisah dari sistem yang digunakan
pada ruang muat karena jenis fluida yang ditangani berbeda, yaitu air yang bercampur
minyak.

Komponen-komponen sistem bilga terdiri dari :

a. WellSumur penampungan; Bilge well merupakan suatu tempat dengan ukuran tertentu
yang telah ditentukan untuk menampung berbagai kotoran atau dalam bentuk zat cair yang
ada di kapal. Jumlah dari bilge well minimum dua buah untuk kiri dan kanan sepasang dan
setimbang;

b. Pipa utama; Pipa yang digunakan untuk melayani pipa cabang yang menyalurkan fluida
cair dari tiap kompartmen sebelum masuk ke pompa

c. Pipa cabang; Pipa yang digunakan untuk melayani dan mengatasi khusus pada
kompertemen saja. Sedangkan konfigurasi instalasi perpipaannya terdiri dari branch satu
cabang pipa untuk mengatasi satu bilge well;

d. Pompa; Pompa digunakan untuk menghisap fluida cair dari tiap kompertemen yang
kemudian akan di buang ke overboard. Khusus untuk fluida yang di kamar mesin maka tidak
langsung dibuang ke overboard melainkan di simpan terlebih dahulu di sludge tank setelah
itu di masukkan ke Oil Water Sparator barulah boleh dikeluarkan ke overboard dalam
keadaan maksimal 15PPM;

e. Valve; Valve atau katup digunakan untuk mengatur ataupun membuka atau menutup
aliran fluida; 25

f. Oil Water Separator atau disebut OWS Oil Water Sparator hanya digunakan untuk fluida
yang ada di kamar mesin. Hal ini dikarenakan di kamar mesin air akan terkontaminasi oleh
minyak, oleh sebab itulah fluida tersebut harus dimasukkan ke OWS terlebih dahulu setelah
itu barulah dikeluarkan ke overboard dalam keadaan maksimal 15 PPM;

g. Overboard; dan Overboard merupakan tempat yang digunakan untuk semua proses
pembuangan air yang tidak berguna lagi dan yang bersifat clean, overboard terletak diatas
garis air muat dan pada satu outboard harus diberi satu katup.
SISTEM BILGA KAPAL(Clean Bilge System and Oily Bilge System)
a. Cara Kerja

Cara kerja dari sistem bilga ini adalah menampung berbagai zat cair tersebut kedalam
sebuah tempat yang dinamakan dengan bilge well, kemudian zat cair tersebut dihisap
dengan menggunakan pompa bilga dengan ukuran tertentu untuk dikeluarkan dari kapal
melalui Overboard yang tingginya 0,76 meter diatas garis air. Sedangkan zat cair yang
mengandung minyak, yaitu yang tercecer didalam Engine room akan ditampung didalam
Bilge Well yang terletak dibawah Main Engine, kemudian akan disalurkan menuju
Incinerator dan Oily Water Separator untuk dipisahkan antara air, kotoran dan minyaknya.
Untuk minyaknya dapat digunakan lagi sedangkan untuk air dan kotoran yang tercampur
akan dikeluarkan melalui Overboard.

b. Fungsi Sistem Bilga


Bilge sistem merupakan sistem yang dapat melakukan pemompaan terhadap fluida yang
ada pada double bottom sehingga fluida tersebut yang kemungkinan bercampur dengan
minyak dapat dilakukan prosesing dan kemudian air yang ada dapat dibuang keluar melalui
over board.

c. Bilge well
Bilge Well merupakan suatu tempat dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan untuk
menampung berbagai kotoran atau dalam bentuk zat cair yang ada di kapal. Jumlah dari
bilge well minimum dua buah untuk kiri dan kanan sepasang dan setimbang, tergantung
pada jumlah tangki ballast, ditambah dengan beberapa bilge well yang terletak dibawah
ruang mesin. Letak Bilge Well dalam tangki ballast diupayakan pada paling pinggir dan paling
belakang dalam tangki tersebut. Juga berdekatan dengan Manhole (lobang jalan masuk
manusia). Volume dari bilge well tersebut maksimal 0,57 m3, sedangkan tinggi bilge well
tersebut minimal 0,5 tinggi double bottom. Pada bagian atas bilge well harus ditutup
dengan strainer.

d. Pipa Cabang dan Pipa Utama


Perpipaan bilga terdiri dari pipa bilga utama dan pipa bilga cabang, pipa bilga langsung, dan
pipa bilga darurat. System bilga utama dan cabang, system ini adalah untuk memindahkan
bilga yang terdapat pada tempat-tempat bilga pada kapal dengan menggunakam pompa
bilga di kamar mesin. Sisi hisap bilga di kamar mesin biasanya dipasang di dalam bilge well di
bagian depan kamar mesin (port dan starboard), bagian belakang kamar mesin, bagian
belakang shaft tunnel. Saluran cabang bilga ini dihubungkan dengan saluran utama bilga
yang mana dihubungkan ke sisii hisap pompa bilga. Pipa bilga langsung, Pipa-pipa bilga
langsung adalah untuk menghubungkan secara langsung bilge well (port dan starboard)
pada bagian depan kamar mesin dengan pompa bilga. Diameter dalamnya sama dengan
saluran bilga utama. Pipa bilga darurat, Pipa bilga darurat adalah pipa hisap bilga yang
dihubungkan ke pompa yang mempunyai kapasitas terbesar di kamar mesin dan biasanya
dihubungkan ke pompa utama pendinginan air laut di mesin kapal. Diameter dalam pipa
bilga darurat biasanya sama dengan diameter hisap pompa.

e. Jumlah dan Jenis valve serta Fitting


Untuk katup dan fitting pada pipa hisap sistem bilga, pada gambar diperoleh untuk fitting
jenis Elbow 90o sebanyak 7 buah, katup jenis Butterfly 1 buah, strainer 2 buah, NRV 1 buah
dan 3 way valve sebanyak 2 buah. Sedangkan untuk pipa discharge sistem bilga, pada
gambar terhitung fitting jenis Elbow 90o sebanyak 6 buah, butterfly 1 buah, strainer 2 buah,
katup jenis SDNRV sebanyak 2 buah, dan 3 way valve sebanyak 1 buah. Dengan demikian
total head losses diperoleh sebesar 15.94 m (untuk bilga kamar mesin), dan 24,75 meter
untuk bilga ruang muat.

f. Pompa
Dari head losses yang telah dihitung diatas, maka saya dapatkan Daya pompa yang
dibutuhkan sebesar 5.38 kW atau sebesar 7.32 HP. Oleh karenanya pompa yang saya pilih
untuk memenuhi kebutuhan daya serta head tersebut adalah pompa bilga merek Shinko,
type RVX 200S double stage, dengan putaran 1500 RPM, daya motor 15 kW, kapasitas 100
m3/jam, Head 50 m, dan frekuensi 50 Hz. Pompa bilga ini saya letakkan di tanktop.
Sedangkan untuk pompa bilga kamar mesin, digunakan pompa dengan merk yang sama
dengan pompa untuk bilga di ruang muat.

g. Outboard
Air yang tidak terpakai akan dikeluarkan melalui Outboard. Dimana peletakan Outboard ini
haruslah 0,76 m diatas garis air atau WL, pada satu outboard harus diberi satu katup jenis
SDNRV.
h. Separator
Untuk Oily Bilge System, minyak yang tercecer yang tercampur dengan air akan dipisahkan
dengan menggunakan Oil Water Separator. Pada kapal ini, Oil Water Separator yang dipakai
adalah merek Alva Laval type SA 821 dengan kapasitas 1400 lit/hr, tekanan minimum 2 bar
dan maksimum 6 bar, Head 30 m, Tegangan 220 Volt, dan frekuensi 50 Hz. Separator ini
terletak pada tanktop
i. Sludge Tank
Untuk minyak yang telah dipisahkan dengan kotoran dan air, yang bisa dipakai lagi setelah
dipisahkan akan ditampung kedalam sludge tank dengan kapasitas 3 m3, terletak pada
tanktop. Dalam perencanaan system bilga yang kelas yang digunakan adalah BKI 1996 Vol.III
Section 11. N, yaitu :
1) Jalur Bilga
• Jalur bilga dan sisi hisap bilga harus diatur sehingga bilga dapat dipompa dengan lengkap
meskipun di bawah kondisi trim.
• Sisi hisap bilga normalnya diletakkan pada kedua sisi kapal. Untuk kompartemen yang
letaknya di depan dan di belakang kapal, satu hisap bilga sudah cukup dan dapat
mengeringkan secara lengkap kompartement yang relevan.
• Ruang yang terletak di depan sekat tubrukan dan di belakang sekat stern tube dan tidak
dihubungkan ke system bilga umum harus dikeringkan dengan peralatan lain yang sesuai
dengan kapasitas yang memadai.
2) Pipa yang melewati tangki
• Pipa bilga tidak boleh melewati tangki minyak pelumas,minyak panas, air minum, atau
feedwater.
• Ketika pipa bilga melewati tangki bahan bakar yangterletak di atas double bottom dan
berakhir pada ruanganyang mana tidak dapat diakses selama pelayaran,sebuah katup non-
return tambahan harus dipasang pada pipa bilga dimana pipa dari sisi hisap masuk ke tangki
bahan bakar.

3) Isapan bilga
• Tempat isapan bilga diatur sehingga tidak mempengaruhi pembersihan dari bilga dan
harus dipasang dengan mudah untuk mudah dilepas. Menggunakan saringan berbahan anti
karat.
• Isapan bilga darurat dipasang sedemikian sehingga dapat dijangkau dengan aliran bebas
dan jarak yang cukup dari tank top atau dasar dari kapal.
4) Katup-katup bilga
• Katup-katup pada hubungan pipa antara bilga dan air laut dan system air ballast, seperti
antara hubungan bilga pada kompartemen yang berbeda, harus diatur sehingga meskipun
dalam kejadian kegagalan operasi atau posisi katup intermediet, masuknya air laut melalui
system bilga
dapat dicegah.
• Pipa discharge bilga harus dipasangi dengan katup shut off pada sisi kapal.
• Katup bilga harus diatur sehingga dapat selalu diakses baik itu saat pembebanan (ballast)
maupun kondisi pembebanan dari mesin
5) Pelindung aliran balik
• Katup screw down non return disarankan sebagai perlindungan aliran balik.
• Sebuah kombinasi dari sebuah katup non-return tanpa mekanisme shut-off dan katup
shut-off dapat digunakan dengan persetujuan kelas.
6) Sambungan pipa
• Untuk mencegah masuknya ballas dan air laut ke dalam kapal melalui system bilga, dua
peralatan perlindungan aliran balik harus dipasang pada sambungan bilga, salah satunya
harus merupakan sebuah katup screw down non return.
• Untuk sambungan bilga diluar ruang permesinan, sebuah kombinasi dari katup non-return
tanpa shut-off dan katup shut-off yang diremote kontrol dapat digunakan.
• Hisapan bilga secara langsung dan injeksi darurat hanya memerlukan satu peralatan dari
perlindungan aliran balik seperti dijelaskan sebelumnya.
• Bilamana sambungan air laut langsung diatur untuk dipasang pada pompa bilga untuk
melindunginya dari pengisapan hampa, sisi hisap bilga juga harus dipasang dengan dua
katup screw-down non-return.
• Jalur tekan dari oil water separator harus dipasangi dengan sebuah katup non-return pada
sisi kapal.
7) Pompa Bilga
Apabila digunakan pompa sentrifugal untuk pompa bilga, pompa itu harus merupakan self-
priming atau dihubungkan ke sebuah alat pemisah udara.
8) Penggunaan pompa lain untuk pompa bilga
• Pompa-pompa ballast, pompa pendingin air laut yang stand-by, pompa pelayanan umum
dapat juga digunakansebagai pompa bilga independent yang dilengkapi dengan self-priming
dan kapasitas yang disyaratkan.
• Dalam kejadian kegagalan salah satu dari pompa bilga yang disyaratkan, salah satu pompa
harus dapat bertindak sebagai pompa pemadam dan pompa bilga.
• Pompa pelumas dan bahan bakar tidak boleh dihubungkan ke system bilga.
• Ejektor bilga dapat diterima sebagai susunan pompa bilga yang disediakan dengan sebuah
suplai air laut independent.

Kompartemen adalah bagian dari ruang di dalam kapal yang ditentukan secara vertikal di
antara deck dan secara horizontal di antara sekat . Ini analog dengan kamar di dalam
bangunan, dan dapat memberikan pembagian kedap air lambung kapal yang penting dalam
mempertahankan daya apung jika lambung rusak. Pembagian lambung kapal ke
kompartemen kedap air disebut kompartemen .

SEKAT/DINDING & PINTU KEDAP AIR

Tujuan

• Membagi kapal atas kompartemen-kompartemen dengan sendirinya


membagi tekanan kebidang yang lebih luas
• Mempertinggi keselamatan kapal tyerutama ketika kapal mendapat kerusakan
dibawah permukaan air atau didekatnya, misalnya karena kandas, tubrukan,
dll.
• Mempertinggi keselamatan dan kekuatan melintang kapal.

Membatasi/melokalisir bahaya kebakaran pada suatu kompartemen

Floodability adalah kerentanan konstruksi kapal terhadap banjir . Hal ini juga mengacu pada
kemampuan untuk secara sengaja membanjiri area lambung tertentu untuk tujuan
pengendalian kerusakan , atau untuk meningkatkan stabilitas, yang khususnya penting dalam
kapal tempur, yang sering menghadapi kemungkinan pelanggaran lambung serius karena aksi
musuh, dan yang bergantung pada Controlmen Damage terlatih untuk menyamakan dan
kemudian berhenti membanjiri lambung.

Floodability dikurangi dengan membagi volume lambung menjadi kompartemen kedap air
dengan geladak dan sekat (yang juga meningkatkan kekuatan kapal ), penggunaan double
bottom (atau double hull ), dan dengan cara lain. Jika lambung kapal dibagi menjadi
kompartemen kedap air, setiap banjir yang dihasilkan dari pelanggaran lambung kapal dapat
dimasukkan ke dalam kompartemen tempat banjir terjadi. Dalam kebanyakan kasus,
kompartemen kedap air dilengkapi dengan sistem pintu otomatis, yang dapat dipicu dari
jarak jauh atau lokal segera setelah banjir terdeteksi . Kapal dan kapal selam yang lebih kecil
umumnya memiliki lubang kedap air di antara kompartemen

yang ditutup secara manual untuk memblokir air agar tidak keluar dari kompartemen banjir.
Selama banjir dilokalisasi, ini dapat memungkinkan kapal mempertahankan daya apung
yang cukup untuk tetap bertahan, tetapi jika banyak kompartemen dibuka ke laut, kapal
dapat tenggelam tanpa peduli. Jika kapal dilengkapi dengan bulkhead longitudinal (berjalan
kedepan dan belakang) serta bulkhead melintang, banjir di satu sisi kapal dapat
menyebabkan daftar serius, yang dapat mengancam untuk terbalik kapal. Dalam kasus
seperti itu, pihak-pihak yang menangani kerusakan dapat dengan sengaja membanjiri
kompartemen yang sesuai di sisi lain, menyamakan daftar (meskipun ini dapat terjadi pada
kapal tanpa sekat longitudinal, juga). Teknik-teknik seperti itu dapat bekerja maju dan
mundur juga, misalnya, jika busur yang banjir menahan kemudi dan baling - baling keluar
dari air.

Kompartemen kedap air sekat meningkatkan daya apung dan kargo yang dilindungi. kapal
jung yang menampilkan kompartemen kedap air. Kompartemen kedap air ada di sana untuk
memastikan bahwa jika satu bagian dari kapal bocor, kapal itu sendiri tidak akan tenggelam.
Insinyur angkatan laut Tiongkok datang dengan ide ini dengan memotong tanaman bambu.
Dalam tanaman bambu, batang itu dibagi menjadi beberapa bagian dan pada akhir bagian ada
perangkat seperti plug yang memungkinkan air, tetapi tidak membiarkannya keluar. Dengan
menggunakan ini sebagai model, mereka mampu membuat versi skala besar yang akan
melindungi kapal. Selain itu, kompartemen digunakan sebagai tangki penyimpanan di mana
air segar dapat disimpan untuk pelaut di atas kapal. Kompartemen juga digunakan untuk
membantu mengontrol tiang dan layar sehingga semuanya bisa digunakan sekaligus.
Penerapan luas kompartemen kedap air Cina segera menyebar ke seluruh Asia Timur dan
kemudian ke Eropa melalui kontak dengan pedagang India dan Arab.

Beberapa jenis kapal, seperti kapal angkat berat tertentu, dapat dengan sengaja membanjiri
lambung mereka sendiri atau tangki di dalam lambung mereka, untuk tenggelam di bawah
air, dan kemudian memompa semua air kembali keluar dan melayang kembali dengan benda
yang diselamatkan di dek . Demikian pula, kapal selam dan kapal selam juga menghasilkan
daya apung negatif dengan membiarkan kompartemen (disebut " ballast tank ") banjir.

Flooding kompartemen : Ruangan yang bila digenangi air pada ketinggian tertentu kapal
diharapkan masih dapat tegak, antar sekat dengan sekat melintang jarak , misal 25 m, jadi
tidak boleh melebihi yang di syaratkan.
Konstruksi

Sekat kedap air dipasang pada gading dan berdiri diatas wrang-wrang penuh atau
lebih baik wrang tertutup pada DB tempat tersebut. Sekat kedap air dibangun mulai
dari DB sampai kebalok geladak deck jalan terus yang paling atas, kecuali sekat
pelanggaran dan sekat kedap air belakang. Sekat kedap air belakang hanya sampai
pada geladak pertama sesudah garis air. Pada sekat kedap air perlu penempatan
baja siku penguat yang dipasang dimuka atau belakangsekat. Tebal plat tergantung
dari tinggi sekat dan jarak antara baja-baja siku penguat, minimum 5.5 mm Pada
Ore carrier min 1.0 mm. Pada sekat pelanggaran (Collision Bulkhead) baja siku
penguatnya 25% lebih besar/tebal dari baja siku penguat pada siku penguat pada
sekat kedap air biasa. Pada sekat pelanggaran dan sekat kedap air belakang jarak
siku baja penguat 610mm (24''), sedangkan pada sekat kedap air lainnya 760mm.

Sekat-sekat pada Kapal

Terdapat beberapa macam sekat pada kapal. Sekat pada kapal harus menggunakan
sekat watertight atau dengan kata lain sekat kedap air. Hal ini bertujuan agar kapal
memiliki kemampuan yang lebih baik saat kapal tersebut mengalami kebocoran.
Beberapa macam Sekat pada Kapal adalah :

Sekat Ceruk Buritan (After Peak Tank Bulkhead)

o Sekat ini digunakan untuk pembatas antara Tangki Ceruk Buritan (After
Peak Bulkhead) dengan Ruang Mesin (Machenery Space). Tinggi sekat
ini dipanjangkan sampai geladak menerus.

After Peak Bulkhead


Sekat Depan Kamar Mesin (Machenery Space Bulkhead)
Machenery Space Bulkhead

o Sesuai dengan namanya, sekat ini diletakkan di depan Kamar Mesin


Kapal. Peletakkannya pun memiliki aturan. Sekat ini harus diletakkan
dengan ketentuan, jarak minimal sekat terhadap garis AP adalah
17%L konstruksi dan maksimal adalah 20% L konstruksi.

Sekat Ruang Muat (Cargo Hold Bulkhead)

Cago Hold Bulkhead

o Sekat ini diletakkan di daerah Ruang Muat Kapal. Sekat ini wajib bersifat
watertight atau kedap air. Peletakkan sekat pada ruang muat diatur oleh
masing class yang digunakan.

Sekat Tubrukan (Collision Bulkhead)


Collision Bulkhead

o Sekat ini harus memiliki kekuatan yang lebih dari sekat-sekat yang lain.
Sekat ini digunakan sebagai pembatas apabila suatu waktu kapal
mengalami kecelakaan. Peletakkan sekat ini memilki aturan, dimana
jarak minimum sekat ini adalah 0.05 L Konstruksi kapal dari Garis FP
dan maksimal adalah 0.08 L Konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai