Anda di halaman 1dari 29

SISTEM KEMUDI KAPAL DAN

ATURAN SOLAS 74

Ditulis oleh:

EDLIN KRYPTOSAN 20150220025

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN

2018
PENGANTAR

Bissmillahirahmanirahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi nikmat dan kemudahan
kepada kami dalam menyusun dan menulis makalah yang berjudul “Sistem
kemudi kapal dan Aturan BKI”
Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun makalah ini
adalah tugas permesinan bantu bertemakan permasalahan pada mesin bantu kapal
sehingga dapat menyelesaikan permasalah di dalam industri maritim yang
berhubunggan denggan mesin bantu kapal.
Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih yang
tak terhingga pada semua pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik
Andaikan ada kekurangan dalam makalah ini saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Surabaya , Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul .................................................................................................................i


Kata Penggantar ..............................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB 1PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Spesifikasi Data Kapal..................................................................................................2

1.3 Rumusan Masalah........................................................................................................3

1.4 Tujuan dan Manfaat....................................................................................................4

BAB 2
2. Pengertian Sistem kemudi…………………………....................................................5
2. 1 jenis-jenis kemudi ……………………………………………………….................7

2.2 Gambar kemudi dan linggi baling-baling....................................................................8

2.3 sistem kemudi dan proses pemasangan .....................................................................9

2.4 Prinsip kerja kemudi..................................................................................................16

2.5 Perhitungan Data kapal.............................................................................................17

2.5.1 Perhitungan sistem kemudi ................................................................................18

2.5.2 Perhitungan Propeller ........................................................................................19

2.6 Pengertian sistem hidrolik ............................................................................21

2.6.1 Konstruksi sistem hidrolik..........................................................................22

2.6.2 Komponen sistem hidrolik......................................................................22


2.6.3 Kelebihan sistem hidrolik.........................................................................22

2.6.4 kekurangan sistem hidrolik..................................................................... 23

2.6.5 Komponen pada sistem Hidrolik..............................................................23

BAB 3 PENUTUP............................................................................................................24

Kesimpulan……….........……………………………………………………………….24

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24
BAB 1

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang 2/3 luas wilayahnya adalah lautan, karena itu kapal
sangat dibutuhkan sebagai sarana transportasi laut atau penghubung antara satu daerah
ke daerah yang lain untuk mengakut penumpang, barang dan lain-lain. Dengan
menggunakan kapal, orang akan dapat menuju ke suatu tempat untuk berkomunikasi
dengan orang lain untuk tujuan tertentu. Dengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka peranan penggunaan kapal pun ikut berkembang. Bila
dahulu kapal hanya digunakan untuk sarana transportasi laut, maka sekarang ini kapal
digunakan untuk membawa muatan, berperang, mencari minyak, ekspor atau impor dan
lain-lainya.
Permesinan bantu merupakan alat yang sangat penting di dalam kapal, dimana mesin
bantu digunakan untuk membantu atau memudahkan manusia dalam melakukan
aktifitas dan berfungsi sebagai penunjang dalam pengoperasian didalam
kapal.Permesinan bantu adalah keseluruhan permesinan yang ada di atas kapal kecuali
mesin induk dan ketel induk dan termasuk seluruh pipa-pipa dan penataannya demikian
juga peralatan-peralatan yang menyelenggarakan fungsi-fungsi berikut.

Prinsip kerja kemudi kapal yaitu dengan mengubah arah arus cairan yang mengakibatkan

perubahan arah kapal. cara kerja kemudi kapal yaitu kemudi digerakkan secara mekanis atau

hidrolik dari anjungan dengan menggerakkan roda kemudi atau rudder

.Definisi Gambar rencana kemudi merupakan gambar perencanaan type kemudi serta

konstruksinya dan bagian bagian penunjang pada kemudi yang berdasar pada bentuk badan

kapal dengan tujuan medapatkan kecepatan manuver seperti yang diharapkan dalam

perencanaan.

1
Spesifikasi Data Kapal

Dalam pembuatan Perencanaan KamarMesin ini, saya mengambil salah satu data kapal
dari BV Jerman diambill bernama MV WILSON RIGA sebagai data kapal pembanding yang
nantinya kapal itu diberi nama MT LEGEND OLYMPUS I yang memiliki Spesifikasi sebagai
berikut :

Data Kapal

Type Kapal : Oil Tanker

Lpp : 89,1 m

Lwl : 91,773 m

Bmld : 13,5 m

Dmld : 7,2 m

T/d : 6,308 m

Cb : 0,76

Displacement : 6088 ton

Vd : 13,2 knot

Poop :23,7 m

Fore Castle : 14,8 m

Radius pelayaran : ± 823 mil (Surabaya – batam)


Type RUDDER : Setengah Menggantung
sistem penggerak : Hidrolik

2
1.3.Langkah-langkah pelaksanaan rencana kemudi

1. Perencanaan type kemudi

2. Perencanaan dan perhitungan rudder area

3. Perhitungan gaya dan daya torsi kemudi

4. Perencanaan dan perhitungan dimensi kemudi serta bagian-bagiannya.

5. Perencanaan jenis pengelasan yang digunakan

Berdasar pada data ukuran utama kapal di atas maka direncanakan sebagai berikut :

 Bentuk buritan kapal tanpa menggunakan sepatu linggi

 Tipe baling-baling yang digunakan adalah jenis baling-baling tunggal (single

screw propeller)

 Tipe kemudi yang dipilih adalah jenis Kemudi setengah mengantung. Yaitu
kemudi yang bebannya disanga oleh bantalan-bantalan pada tanduk kemudi.

(kemudi setengah mengantung) Untuk semua jenis kemudi, semuanya terletak

pada buritan kapal. Besar sudut kemudi ± 350 kekanan dan ± 350 kekiri, dan

dapat mencapai maksimal yaitu ± 370 kekanan dan ± 370 kekiri. Keadaan

maksimal ini disebut dengan cikar. Stearing gear atau sistem kemudi digerakkan

oleh tekanan hidraulik, untuk itu disiapkan sebuah tangki minyak hidraulik dan

tidak ada tangki cadangan.

3
1.3 RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan apa itu sistem kemudi kapal

2. Menjelaskan jenis-jenis kemudi kapal dan menjelaskan fungsi komponen-komponennya.

3. Menjelaskan aturan SOLAS 74

4.Menentukan pemilihan sistem kemudi dan perhitungan

1.4TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui


1.Mampu memahami sistem kemudi dan aturan BKI serta SOLAS 74
2. Memberi wawasan tentang sistem kemudi dan cara kerja sistem kemudi
3.Mendapatkan Ilmu yang bermanfaat
4. Sebagai penunjang Matakuliah Permesinan bantu
5. Menentukan type sistem kemudi dan sistem penggerak kemudi

4
BAB 2

SISTEM KEMUDI KAPAL

2.PENGERTIAN SISTEM KEMUDI KAPAL

kemudi kapal merupakan suatu alat kapal yang digunakan untuk mengubah dan
menentukan arah gerak kapal, baik arah lurus maupun belok kapal, Kemudi kapal
ditempatkan diujung belakang lambung kapal/ buritan di belakang propeller kapal.
prinsip kerja kemudi kapal yaitu dengan mengubah arah arus cairan yang
mengakibatkan perubahan arah kapal. cara kerja kemudi kapal yaitu kemudi
digerakkan secara mekanis atau hidrolik dari anjungan dengan menggerakkan roda
kemudi.
Ukuran kemudi kapal harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memunhi
persyaratan yang berlaku, bila terlalu besar mengakibatkan hambatan tetapi kalau terlalu
kecil mengakibatkan kapal kehilangan kendali khususnya pada kecepatan rendah. Besarnya
disesuaikan dengan ukuran kapal, jenis kapal, kecepatan kapal, bentuk lambung kapal serta
penempatan kemudi. Penempatan kemudi biasanya di belakang propeler, sehingga arus
yang ditimbulkan propeler dapat dimanfaatkan oleh kemudi untuk mengubah gaya yang
bekerja pada kapal dengan lebih baik

Tidak dapat di sangkal bahwa kemudi memegang peranan yang sangat penting dalam pelayaran
dengan sebuah kapal.
Bahkan ikut menentukan faktor keselamatan sebuah kapal.
Sehubungan dengan peranan kemudi tersebut di atas SOLAS ’74 melalui Peraturan 29
Bagian B Bab II – I mengenai Perangkat kemudi ( Resolusi A. 210 - VII ) ) menyebutkan
sebagai berikut :

5
1. Bagi kapal penumpang dan kapal barang .
a. Kapal – kapal harus dilengkapi dengan perangkat kemudi induk ( utama ) dan perangkat
kemudi bantu yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah.
b. Perangkat kemudi utama harus berkekuatan yang layak dan cukup untuk
mengemudikan kapal pada kecepatan ekonomis maksimum.Perangkat kemudi utama dan
poros kemudi harus di pasang sedemikian rupa sehingga pada kecepatan mundur maksimum
tidak mengalami kerusakan.
c. Perangkat kemudi bantu harus mempunyai kekuatan yang layak dan cukup untuk
mengemudikan kapal pada kecepatan sekedar untuk dapat berlayar dan dipakai
dengan segera dalam keadaan darurat.
d. Kedudukan kemudi yang tepat pada kapal tenaga harus terlihatdi stasiun
pengemudi utama ( kamar kemudi anjungan )

2. Hanya bagi kapal penumpang .


a. Perangkat kemudi induk harus mampu memutar daun kemudi dari kedudukan 350
di satu sisi sampai ke kedudukan 350 disisi lain selagi kapal berjalan maju
dengan kecepatan ekonomis maksimum. Daun kemudi harus dapat diputar dari kedudukan
350 disalah satu sisi ke kedudukan 350 disisi yang lain dalam waktu 28 detik pada kecepatan
ekonomis maksimum.
b. Perangkat kemudi bantu harus dapat digerakkan dengan tenaga dimana
pemerintah mensyaratkan bahwa garis tengah poros kemudi pada posisi celaga
berukuran lebih 9’’ ( 228,6 mm ).
c. Jika unit tenaga perangkat kemudi induk dan sambungan – sambungannya di pasang
secara rangkap yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah,dan
masing – masing unit tenaga itu dapat membuat perangkat kemudi sesuai dengan
syarat – syarat paragraf
d. Jika pemerintah mensyaratkan suatu poros kemudi yang garis tengahnya pada posisi
celaga lebih dari 9” (228,6 mm) harus dilengkapi pengemudi pengganti.

6
3. Hanya untuk kapal Barang
a. Perangkat kemudi bantu harus digerakan dengan tenaga dimana Pemerintah
mensyaratkan garis tengah poros kemudi pada posisi celaga berukuran lebih dari
14”(355 mm)
b. Perangkat kemudi bantu tidak dipersyaratkan dengan ketentuan bahwa unit – unit
dan sambungannya itu yang sedang bekerja secara bersama–sama memenuhi
ketentuan sub paragraf (2) paragraf (a) Peraturan ini.

2.1 Jenis kemudi


a. Kemudi biasa ialah kemudi yang seluruh daun kemudinya berada dibelakang poros putar.
Yang terdiri dari pelat tunggal atau anda.Kemudi biasa pelat tunggal konstruksinya terdiri dari
pelat tunggal saja dan pelat ganda, kontruksi daun kemudinya terdiri dari lembaran berganda
dimana kedua ujungnya dihubungkan satu sama lain sehingga didalamnya terbentuk rongga.
Kerangka kemudi biasa dapat terbuat dari baja tempa atau pelat yang di las, kemudi pelat
ganda kedua sisinya di tutupi pelat – pelat sehingga ditengahnya berbentuk rongga.
1) Konstruksi Kemudi biasa
- Daun kemudi terletak 100% di belakang poros putarnya Diberi kerangka untuk penguat daun
kemudi
- Selalu dilengkapi dengan kokot jantan ( Pintle ) dan kokot betina ( Gudgeon )
- Daun kemudi dan poros kemudi yang saling dihubungkan dengan sebuah kopling
- Poros kemudi atas, baut penutup, baut kemudi biasa dan baut cembung putar (Taats)
- Pada linggi kemudi terdapat Nok kemudi (Rudderstops) agar daun kemudi pada waktu di
putar tidak melewati batas maksimum cikar 350
- Di dalam kopling kemudi terdapat baji yang gunanya untuk menahan dan membantu baut –
baut kopling.

2) Cara menggantikan daun kemudi di Dok


- Kemudi di cikar ke kiri atau ke kanan dan ditahan dengan takal di lambung
- Baut dan flens kopling di buka
b. Kemudi Berimbang
Kemudi yang daun kemudinya sebagian berada di belakang poros putar dan sebagian
kecil berada di depan poros putarnya. Pada kemudi berimbang penuh 25 – 30 % bagian daun
kemudi berada di depan poros putar, sedang sisanya berada di belakang poros putar.
7
KEMUDI DAN LINGGI BALING – BALING

Kemudi biasa

100%
Berimbang

>80%

70 -
75%

8
SISTEM KEMUDI DAN PROSES PEMASANGAN STEERING GEAR SISTEM

Sistem Kemudi Kapal

Sistem kemudi adalah sistem yang digunakan untuk mengendalikan arah gerak dari
kapal secara keseluruhan. Kemudi kapal dan instalasinya adalah suatu sistem didalam kapal
yang memegang peranan penting didalam pelayaran dan menjamin kemampuan olah gerak
kapal. Sehubungan dengan peran ini, sebaiknya sebuah kemudi dan instalasinya harus
memenuhi ketentuan didalam keselamatan suatu pelayaran. Sistem kemudi mencangkup
semua bagian alat-alat yang diperlukan untuk mengemudikan kapal, mulai dari kemudi, poros,
dan instalasi penggerak sampai kemudinya sendiri. Instalasi penggerak kemudi terletak diruang
mesin kemudi geladak utama dan peralatan untuk mengatur gerak kemudi diletakkan didalam
ruang kemudi atau ruang navigasi. Ruang instalasi harus dibuat bebas dari peralatan-peralatan
lain, agar tidak menghalagi kerja instalasi penggerak utama ataupun penggerak bantu kemudi.
Ruang tersebut harus direncanakan terpisah dari ruangan lainnya dari suatu dinding yang
terbuat dari baja. Dibawah ini gambar kemudi dan instalasinya.

Gambar 4.1 (kemudi dan instalasinya)

9
Keterangan :

1. Roda kemudi ( jantera )

2. Celaga kemudi

3. Tranmisi

4. Kuadran kemudi

5. Motor listrik

6. Pegas

7. Tongkat kemudi

8. Daun kemudi

9. Roda gigi penggerak

10. Ulir cacing

Macam-Macam Pembagian Kemudi - Ditinjau dari letak daun kemudi terhadap poros kemudi
dapat dibedakan atas:

a Kemudi biasa. Yaitu kemudi yang mempunyai luas daun kemudi yang terletak dibelakang
sumbu putar kemudi dan seperti gambar berikut :

Gambar 4.2 (kemudi biasa)

10
b Kemudi balansir. Yaitu jenis kemudi yang mempunyai luas daun yang terbagi atas dua
bagian, yaitu didepan dan dibelakang sumbu putar kemudi dan seperti gambar berikut :

Gambar 4.3 (kemudi balansir)

11
c Kemudi setengah balansir. Yaitu jenis kemudi yang bagian atas termasuk kemudi biasa, tetapi
bagian bawah merupakan kemudi balansir. Kemudi bagian bawah dan atas tetap merupakan
suatu bagian dan seperti gambar berikut :

Gambar 4.4 (kemudi setengah balansir) - kalau ditinjau dari


penempatannya, daun kemudi dibedakan menjadi :

a Kemudi melekat. Yaitu kemudi yang sebagian besar bebannya ditumpu oleh sepatu kemudi
dan seperti gambar berikut :

12
Gambar 4.5 (kemudi melekat)

13
b Kemudi menggantung. Yaitu kemudi yang sebagian besar bebannya disangga oleh bantalan-
bantalan kemudi digeladak dan seperti gambar berikut :

Gambar 4.6 (kemudi menggantung)

c Kemudi setengah mengantung. Yaitu kemudi yang bebannya disanga oleh bantalan-bantalan
pada tanduk kemudi dan seperti gambar berikut :

Gambar 4.7 (kemudi setengah mengantung) Untuk semua jenis kemudi, semuanya terletak
pada buritan kapal. Besar sudut kemudi ± 350 kekanan dan ± 350 kekiri, dan dapat mencapai
maksimal yaitu ± 370 kekanan dan ± 370 kekiri. Keadaan maksimal ini disebut dengan cikar.
Stearing gear atau sistem kemudi digerakkan oleh tekanan hidraulik, untuk itu disiapkan
sebuah tangki minyak hidraulik dan tidak ada tangki cadangan.

Cara Pengoperasian Kemudi Untuk mengoperasikan kemudi pada kapal dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu : a Operasi secara remot kontrol atau anjungan, b Operasi secara manual
atau lokal, c Operasi secara langsung dengan rantai. Untuk operasi secara remot kontrol,
kepekaan mencapai 0.60, jika kurang dari tersebur maka tidak ada reaksi dari kemudi. Mesin
kemudi elektrik hanya ada satu jika gagal tidak ada yang lain. Dari pengoperasian secara remot
kontrol ( anjungan ) ke operasi manual atau lokal tidak ada katup-katup yang diubah, kwadran
meneruskan kekemudi poros, kemudian dikuatkan dengan spie. Batang penghubung antara
batang penghubung kanan dengan batang penghubung bias diatur 2.5 mm. Hubungan hidraulik
kemudi dengan kwadran dihubungkan dengan katup searah untuk menjamin posisinya. Untuk
mengoperasikan secara manual terdapat katup bypass yang harus dibuka agar tidak terjadi
perlawanan tekanan.

14
Beda voltage mengakibarkan reaksi suatu pompa yang mana pompa ini akan mendorong
kemudi sesuai yang dikehendaki, seterusnya atau terjadi feed back. Pada daun kemudi itu
sendiri, dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1 Daun kemudi yang diisi olie, 2 Daun kemudi
yang dibiarkan kosong. Olie yang diisikan pada daun kemudi itu bertujuan untuk menambah
berat atau bobot dari kemudi, sehingga daun kemudi dapat setabil. Atau olie yang diisikan
hanya sekedar untuk mengetes dari daun kemudi itu sendiri. Jika pada waktu diisi oleh olie
terjadi kebocoran maka kebocoran dapat dideteksi oleh adanya olie yang diisikan tadi dan
setelah itu daun kemudi diperbaiki dengan cara dilas. Tujuan dari semuanya itu adalah untuk
mendapatkan daun kemudi yang baik.

Apabila terdapat lubang pada daun kemudi hal ini bisa memicu terjadinya kekeroposan dan
akan menyebabkan kerusakan pada daun kemudi. Sedangkan untuk jenis kemudi yang kosong,
kekosongan ini dimaksudkan untuk menimbulkan daya apung dan untuk memperingan dari
daun kemudi itu sendiri.

Bagian Utama Sistem Kemudi Sistem kemudi memiliki tiga bagian utama yaitu :

1 Hidrolis

2 Rudder stoke/ poros kemudi

3 Rudder blade/ daun kemudi

- Hidrolis : Berfungsi sebagai penggerak daun kemudi melalui rudder stoke, sehingga kemudi
dapat bergerak bersama pada saat belok dan juga berfungsi untuk meringankan gerakan daun
kemudi pada saat digerakkan.

- Rudder stoke :Poros yang mengikat rudder blade dan penerus gaya dari sistem hidrolis
kedaun kemudi.

- Rudder blade : berfungsi untuk membelokkan arah aliran air yang disebabkan oleh baling-
baling sehingga dapat membelokkan kapal.

15
2.4 Prinsip Kerja Kemudi

- Menggunakan satu motor listrik dan satu dash board untuk pengoperasian. Dash board ini
terletak diruang kemudi. - Motor kemudi disupply oleh dua jala-jala yang terpisah.

Hal ini bertujuan agar jika jala-jala lambung kanan off maka masih bisa menggunakan jalajala
lambung kiri. - Terdapat saklar emergency yang fungsinya untuk menjamin adanya
pensupplyan dari sisi kesisi lainnya (sisi jala-jala). Jadi jika motor oleh jala-jala kanan maka
jala-jala kiri akan off. Demikian juga sebalikknya. Jadi hal ini untuk menjamin agar
pensupplyan diberi oleh satu sisi jalajala. - Jala-jala pokok disupply dari ruang kontrol dan jala-
jala control disupply dari ruang anjungan. - Jala-jala listrik pokok selalu “ on” setiap saat
kecuali pada saat maintenance “ off” - Jala- jala listrik kontrol di “ on “ manakala kemudi akan
dioperasikan . - Sistem kontrol disupply oleh arus bolak balik 110 volt 50 hz / 220/380. - Sistem
kontrol listrik merupakan sistem kontrol terputus dengan sistem mekanik.

- Repeater dari pada kedudukan kemudi ada 4 :

- mekanik

- diruang kemudi

- dianjungan tertutup

- dianjungan terbuka

- Untuk indikator kemudi juga ada 4 :

- pada pompa - diruang kemudi - dianjungan tertutup - dianjungan terbuka

Prinsip Pengoperasian Kemudi

- Cek level minyak hidraulik pada peralatan manual. - Cek katup bypass pada posisi off atau
close. Dan katup cerat dalam kedudukan off. - Buka katup yang menuju dan dari silinder kerja.
- Yakinkan supply listrik untuk motor telah siap. - Pastikan supply listrik untuk sistem kontrol
telah siap. - Cek dan pastikan bahwa indikator yang diruang pompa, ruang kemudi dan yang
dianjuanga mampu tertutup dan terbuka. Ini bukan indikator total melainkan indikator listrik.
- Cek atau coba posisi kemudi secara bertahap antara 50 hingga cikar maksimum yaitu 370. -
Cek dan sesuaikan bahwa feed back mekanik sama dengan feed back electrik. - Cek kecepatan
gerak daun kemudi dari 370 kanan ke 370 kiri. Standart waktu yang ditetapkan 28 detik.

16
- Pastikan bahwa kedudukan kemudi harus stabil. - Pada motor juga terdapat suatu relay beban
lebih. Relay ini bekerja hanya mengirimkan isyarat sinyal saja, sehingga jika terjadi beban
lebih, motor tetap bekerja. Untuk mengatasinya adalah dengan mengurangi beban motor
(kurangi sudut kemudi atau kurangi kecepatan kapal). - Motor termasuk jenis motor yang
cukup kuat, namun oleh karena lebih besar dari standard, maka kemungkinan rusak relatif lebih
besar. - Sistem darurat yang ada mempunyai tenaga lebih kecil sehingga untuk operasi yang sama
membutuhkan waktu relatif lebih lama. - Sistem darurat juga bisa menggunakan rantai sebagai penarik.
- Dengan cara mengkopel salah satu daun kemudi juga dapat mempercepat oleh gerak. - Jika ada
gangguan motor atau pompa maka dapat menggunakan motor atau pompa kemudi emergency.

2.5 Perhitungan Data Kapal

II. PenggambaranPenampangSamping

a. Rudder Blade

1. Luas daun kemudi (Sa)


𝑇 . 𝐿𝑝𝑝 𝐵 2
Sa = [1 + 25 (𝐿𝑝𝑝) ]
100

6,308 .89,1 13,5


= [1 + 25 (89,1)²]
100

= 8,85 m²

2. Tinggi Kemudi (h)


h = ± 65% . T

65
= ± 100.6,308

= 4,10m

3. Lebar Kemudi (b)


Sa
b = h

8,85
= 4,10= 2,16 m

17
4. Luas Balansir (Sa')
Sa' = 20% . Sa
20
=100. 8,85= 1,77 m²

5. Lebar Daun Kemudi Balansir (b')


Sa´
b' = ℎ
1,77
= 4,10 = 0,43

b. Propeller

1. Diameter Propeller (D)


D = ± 65% . T
65
=± . 6,308
100

= ±4,10 m

2. Diameter Boss Depan Propeller (df)


df = 0,1737 . D
= 0,1737 . 4,10
= 0,71 m
3. Diameter Boss Belakang Propeller (da)
da = 80% . df
80
= . 0,71
100

= 0,57 m
4. Panjang Boss Total (L)
L = 0,167 . D
= 0,167 . 4,10
= 0,68 m
18
5. Ketirusan (K)
K = R . tg α
= 1,971. tg 13
= 0,455 m

c. Sole Piece

1. Luas Penampang Propeller Post (So)


10 .𝑇 𝑏
So = (0,4 +
𝐿𝑝𝑝
) (1,77 − 1,1 𝑎) ((3,3 . 𝐿𝑝𝑝) − 20)
10 .6,065 1
= (0,4 +
86
) (1,77 − 1,1 2) ((3,3 . 86) − 20)

= 1,105. 1,22 . 219,25


= 295,570 cm²
2. Luas Penampang Sole Piece (S)
S = 1,2 . So
= 1,2 . 295,570
= 354,684 cm²
3. Stern Clearance
a=c =0,08 . ∅propeller
= 0,08 . 4,10 = 0,33 m
b=d = 0,15 . ∅propeller
= 0,15 . 4,10 =0,62 m
d’ = b’ + d + K
= 0,43 + 0,62 + 0,455 = 1,505 m

4. Modulus Penampang Sole Piece (Wo)


Wo = k . Sa. d’ . (Vd²)
=1 . 8,85.1,505 (13,2²)
= 2320,746 cm²

19
5. Tinggi Sole Piece (h)
h2
Wo =b. 6
h2
2320,746 = 25 . 6
2320,746 𝐱 6
= h²
25

h² = 556,98
h =√556,98
h =23,600 cm

MENENTUKAN UKURAN DAUN KEMUDI


2.1 Type Kemudi
Kemudi yang digunakan pada kapal ini adalah kemudi Mengantung Biasa.

2.2 Menghitung L kontruksi Menurut BKI Volume II, untuk panjang L konstruksi
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
Menentukan L konstruksi
 96% LWL = 0.96 ×91,773=88,1020 m ( batas minimum )
 97% LWL = 0.97 ×91,773=89,01981m ( batas maximum )
JADI 88,1020< L ≤ 89,01981
Lc = 89 m

20
2.6 PENGERTIAN SISTEM HIDROLIK
Sistem Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan
suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip Jika suatu zat cair
dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah
atau berkurang kekuatannya Sistem Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair,
biasanya oli, untuk melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan
prinsip Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah
dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya Hukum Archimedes. Steering gears adalah
suatu mesin yang menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi kapal. Sifat
dari sistem hidrolik yang tidak berisik (silent operation), gerakan mulus, mampu bekerja pada
berbagai cuaca sangat cocok untuk diterapkan pada steering gears kapal. Mesin Hidrolik Tangan
(Manual) Digunakan pada non propeller barges (tongkang tak bermesin) dan juga dipakai pada
kapal-kapal bertonase rendah serta dipakai untuk stand – by bagi mesin hidrolik yang bertenaga
mesin.

2.6.1 KONSTRUKSI STEARING GEAR HIDROLIK


a. Wheel Pump
b. Shut of Valve
c. Non return valve
d. Solenoid valve
e. Pompa hidrolik
f. Silinder
g. Tiller
h. Base plate
i. By pass valve
j. Fleksible Hoses
k. Sistem hidrolik

2.6.2 KOMPONEN SISTEM HIDROLIK


a. Oil Reservior
b. Return filter
c. Selenoid valve
d. Oil lock
e. Relief valve
f. Shut of valve
g. Distributor
h. Throttle valve
i. Shock valve

21
2.6.3 KELEBIHAN SISTEM HIDROLIK
Sistem hidrolik memiliki banyak kelebihan. Sebagai sumber kekuatan untuk banyak variasi
pengoperasian. Kelebihan sistem hidrolik antara lain :
1) Bila dibandingkan dengan metode tenaga mekanik mempunyai kelemahan pada penempatan
posisi tenaga transmisinya. Lain halnya dengan tenaga hidrolik saluran-saluran tenaga hidrolik
dapat ditempatkan pada setiap tempat. Tanpa menghiraukan posisi poros terhadap transmisi
tenaganya seperti pada sistem tenaga mekanik. Tenaga hidrolik lebih fleksibel dalam segi
penempatan transmisi tenaganya.

2) Dalam sistem hidrolik, gaya yang sangat kecil dapat digunakan untuk menggerakkan atau
mengangkat beban yang sangat berat dengan cara mengubah sistem perbandingan luas
penampang silinder. Hal ini tidak lain adalah karena kemampuan komponen-komponen
hidrolik pada kecepatan dan tekanan yang sangat tinggi.
3) Sistem hidrolik menggunakan minyak mineral sebagai media pemindah gayanya. Pada sistem
ini bagian-bagian yang bergesekan terselimuti oleh lapisan minyak (oli). Sehingga pada
bagian-bagian tersebut dengan sendirinya akan terlumasi. Sistem inilah yang akan mengurangi
angka gesekan.
4) Beban dengan mudah dikontrol memakai katup pengatur tekanan (relief valve). Karena apabila
beban lebih tidak dengan segera diatasi akan merusak komponen-komponen itu sendiri.
Sewaktu beban melebihi dari kemampuan penyetelan katupnya, pemompaan langsung
dihantarkan ke tangki dengan batas-batas tertentu terhadap gayanya.
5) Dengan sistem hidrolik, begitu pompa tidak mampu mengangkat, maka beban berhenti dan
dapat dikunci pada posisi mana saja. Lain halnya dengan motor listrik dalam keadaan jalan
tiba-tiba dipaksa untuk berhenti.
6) Mudah dalam pemasangan
7) Ringan
8) Sedikit perawatan
9) Tidak berisik

22
2.6.4 KEKURANGAN SISTEM HIDROLIK
Sedangkan kekurangan dari sistem hidrolik adalah sebagai berikut :
1) Harga mahal karena menggunakan fluida cairan yang berupa oli
2) Apabila terjadi kebocoran, akan mengotori sistem, sehingga sistem hidrolik jarang digunakan
pada industri makanan maupun obat-obatan.

2.6.5 KOMPONEN YANG DIGUNAKAN PADA SISTEM HIDROLIK


1. Piston sebagai aktuator
2. Pompa mengubah energi mekanis dari putaran poros menjadi energi fluida dan juga untuk
menaikkan fluida kerja
3. Tangki menstabilkan sirkulasi tekanan minyak yang dikeluarkan pompa, menyimpan fluida
bertekanan, menghindari pressure drop apabila sejumlah besar minyak dipakai dalam waktu
singkat
4. Manometer (pressure gauge): mengukur tekanan kerja fluida pada saat piston melakukan langkah
maju dan langkah mundur
5. Hose
6. Hose Couplers (penyambung hose)

23
BAB 3

PENUTUP

3.KESIMPULAN

kemudi kapal merupakan suatu alat kapal yang digunakan untuk mengubah dan
menentukan arah gerak kapal, baik arah lurus maupun belok kapal, Kemudi kapal
ditempatkan diujung belakang lambung kapal/ buritan di belakang propeller kapal. prinsip
kerja kemudi kapal yaitu dengan mengubah arah arus cairan yang mengakibatkan
perubahan arah kapal. cara kerja kemudi kapal yaitu kemudi digerakkan secara mekanis
atau hidrolik dari anjungan dengan menggerakkan roda kemudi.

DAFTAR PUSAKA

1. http://doinmarine.blogspot.co.id/2012/11/permesinan-bantu_30.html
2. http://popaymini.blogspot.co.id/2011/04/definisi-permesinan-secara-umum.html
3. http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2011/03/kemudi-kapal.html
4. http://totalshipping.blogspot.co.id/2014/04/reparasi-kemudi-kapal.html
5. https://dokumen.tips/documents/sistem-kemudi-kapal.html
6. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27553-6408030027. Diakses pada tanggal 10
April 2015.

24

Anda mungkin juga menyukai