bax/saringan) Gunanya :
Untuk membuang air yang tak berguna yang berasal dari keringat muatan atau keringat kapal yang
jatuh kedalam got palka. Pompa lenza dilengkapi dengan klep searah (non return valve). Jadi hanya
berfungsi untuk menghisap air dari dalam got-got kemudian membuangnya ke luar kapal, saluran-
saluran dan pipa-pipa dibuat dari bahan besi tempa, baja atau tembaga, dengan syarat bukan dari
bahan yang mudah terpengaruh oleh panas. Diameter pipa-pipa 50 cm.
Distribution box
6
2
7
1 5 9
1. Kotak
2. Tutup
3. Tempat duduk katup
4. Katup searah
5. Batang berulir
6. Roda tangan
7. Saringan
8. Pipa cabang kompartemen
9. Pipa induk
1
Capt. Habiyudin M
Mar./Document/BP3IP
Saringan Kemarau
Bentuk saringan kemarau biasanya persegi atau bulat. Letaknya pada umumnya dalam sumur
kemarau palka atau kamar mesin di tempat yang agak rendah agar air yang tak berguna dapat tertampung
di sana kemudian dipompa ke luar kapal.
3 1
1. Ros box
2. Kaki
3. Pen
4. Ujung hisap pipa cabang
B. Penataan ballast
Gunanya untuk mengisi dan membuang air ballast bagi keseimbangan dan pengaturan trim
kapal. Perbedaannya dengan penataan lenza adalah : pada penataan ballast di ujung pipa tidak
dipasangi saringan, penataan pompa pada ballast dapat untuk menghisap dan membuang air ke luar
kapal.untuk katup bada penataan lensa searah sedangkan pada penataan ballast katup arahnya dapat
bolak-balik.
Dalam hal ini yang akan dibahas lebih lanjut ialah pompa ballast. Penataan pompa ballast
terdiri dari 3 bagian pokok yaitu :
1. Pompa ballast
2. Lemari pembagi
3. Pipa-pipa ballast
Katup angkat ke pompa
Susunan dari lemari pembagi :
Tangki-tangki
Ujung tangki dari pipa ballast dalam tangki ballast pada dasar tangki paling rendah.
= 5 cm – 20 cm
Kaki gajah
Lantai dasar
58
Capt. Habiyudin M
Mar./Document/BP3IP
BAB XIV
PENYAMBUNGAN PELAT
Kapal terdiri dari riduan bagian baik yang besar maupun kecil yang harus disambung satu sama
lain, dimana sambungan tersebut harus sedemikian rupa sehingga dapat bertahan terhadap tekanan-tekanan
dari luar seperti angin, ombak, air laut dan lain-lain. Untuk menghubungkan bagian yang satu dengan
lainnya digunakan 2 sistem penyambungan pelat, yaitu :
A. Sistem Kelingan
System ini menggunakan paku keeling untuk menyambung pelat-pelat besi di atas kapal.
Jenis-jenis paku keeling ditinjau dari bentuk kepalanya adalah sebagai berikut :
1. Paku keeling berkepala trapezium atau tirus (pan head) :
Umumnya dipakai untuk mengeling kulit kapal, geladak dan
alas dalam. Untuk memberikan hasil yang lebih baik maka
batang paku keeling yang bulat itu pada bagian lehernya
juga dibentuk seperti tirus.
60
Capt. Habiyudin M
Mar./Document/BP3IP
Pengetesan yang dilakukan untuk kekedapan sambungan pada sstem pengelingan :
Bahan yang digunakan pada paku keling pada umumnya adalah baja lunak. Adapun cara
pemasangan paku keling pada sambungan lajur adalah sebagai berikut :
B B
A A
A B
D
B. Sistem Las
Mengelas adalah suatu cara menyambung pelat besi atau baja dengan menghubungkan tepi pelat-
pelat tersebut setelah terlebih dahulu mencairkan pelat-pelat tersebut dengan membakarnya.
Adapun sistem ada 2 (dua) cara yang mendasar, yaitu :
1. Mengelas dengan cara memanaskan logam yang akan dilas, sampai titik cairnya, kemudian
dihubungkan tepi-tepinya.
Di dalam pengelasan dengan metode ini, dikenal 3 (tiga) cara yang biasanya dipakai yaitu :
1.1. Las busur listrik (Electric arc welding)
1.2. Las gas (Gas welding)
1.3. Las termit (Thermit welding)
2. Mengelas dengan tekanan, ialah dengan cara memanaskan logam-logam yang akan
dihubungkan, sampai beberapa derajat sampai titik cairannya kemudian dengan tekanan pula
kedua logam tersebut.
50°
Las siku
1. Kekedapan air (watertight), kapal yang dikeling lebih sering direparasi sehubungan dengan paku
kelingnya banyak yang longgar setelah beroperasi beberapa lama.
2. Dengan tenaga kuda (horse power) yang sama, kapal-kapal yang dilas lebih cepat.
3. Kapal yang dikeling lebih berat bobotnya daripada yang dilas.
4. Pada las terjadi pengurangan bobot 15 – 20%
5. Biaya reparasi kapal yang dilas lebih kecil.
6. Pada suhu 10° F mengelas kurang membawa hasil, sedangkan mengeling dapat dilakukan.
7. Bengkel las lebih tenang dari pada bengkel mengeling.
8. Kekuatan sambungan las lebih kuat.
9. Mengelas dapat dilakukan di bawah permukaan air, sedangkan mengeling tidak bias.
10. Hambatan kapal yang dilas lebih kecil.
Markah kambangan atau sering juga disebut sebagai merkah benaman adalah sebuah tanda pada
kedua lambung kapal untuk membatasi sarat maksimum sebuah kapal demi keamanan dan keselamatan,
dengan demikian menjamin agar kapal tersebut masih mempunyai daya apung cadangan yang cukup
sehingga menjamin pula keamanan selama pelayarannya.
Tanda merkah kambangan ini biasanya di cat putih atau kuning dengan dasar gelap atau di cat
hitam dengan latar belakang dengan warna muda. Semua garis-garisnya mempunyai tebal 1” atau 25 mm.
Tanda ini dibuat dengan maksud agar setiap kapal membatasi jumlah berat muatan yang diangkutnya
sesuai dengan jenis kapal dan musim yang berlaku di tempat dimana kapal tersebut berlayar.
Garis deck atau garis geladak harus ditentukan terlebih dahulu sebelum kita memasang merkah
kambangan (tanda Plimsoll) pada lambung kapal. Garis deck merupakan sebuah garis datar yang sisi
atasnya berimpit dengan sisi atas dari geladak lambung bebas (free board deck) di tengah panjang garis
muat kapal.
Garis deck panjangnya 12”atau 300 mm dan merupakan perpotongan kulit kapal dengan lambung
bebas. Garis deck pada kapal dengan geladak kayu berbeda dengan garis deck pada kapal yang geladaknya
baja. Letak dari garis deck bergantung dari bentuk kapalnya.
Bila lambung timbul muatan kayu diberikan garis muat kapal muatan kayu harus dipasang
sebagai tambahan pada garis muat garis muat yang biasa ukuran dari garis-garis ini sama seperti pada
garis muat yang biasa hanya letaknya kearah belakang Garis-garis muat kayu selanjutnya yang harus
dipakai :
a. Garis muat kayu musin panas ( Summer Timber Load Line ) ditunjukan oleh sisi atas sebuah garis
bertanda “LS.”
b. Garis muat kayu musim dingin ( Winter Timber Load Line ) ditunjukan oleh sisi atas sebuah garis
bertanda “LW.”
c. Garis muat kayu musim dingin Atlantik Utara ( Winter North Atlantic Timber Load Line )
ditunjukan oleh sisi atas sebuah garis bertanda “LWNA.” Garis muat kayu musim dingin atlantik
utara LWNA dianggap ataudibuat sama ( Satu Garis Horizontal ) dengan garis muat musim dingin
Atlantik Utara “WNA.”
d. Garis muat kayu tropic ( Topical Timber Load Line ) ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis
bertanda” LT”.
e. Garis muat kayu air tawar pada musim panas ( Freshwater Timber Load Line ) ditunjukan oleh sisi
atas sebuah garis bertanda “ LF” dan dipasang sebelah depan garis vertikal.
f. Garis muat kayu air tawar tropic ( Tropical Freshwater Timber Load Line ) ditunjukkan oleh sisi
atas sebuah garis bertanda “LTF “dan dipasang didepan garis vertikal
65
Capt. Habiyudin M
Mar./Document/BP3IP
BAB XVI
STABILITAS KAPAL
:
Yang dimaksud dengan Stabilitas kapal adalah kemampuan sebuah kapal untuk kembali tegak ke
posisi semula setelah mengalami oleng (miring) karena pengaruh dari luar (angin, ombak, gelombang),
dan atau
Stabilitas kapal dalam kondisi rusak akibat tubrukan atau kandas yang mengakibatkan kapal bocor,
agar tidak terbalik ataupun tenggelam dan masih dapat melakukan pelayaran menuju pelabuhan
terdekat ataupun pelabuhan tujuan.
Fungsi stabilitas kapal adalah salah satu faktor keselamatan sebagai bagian dari persyaratan
kelaiklautan kapal (sebelum berangkat, dalam perjalanan dan ketika tiba di pelabuhan tujuan). Sebagai
bahan pertimbangan bagi Syahbandar dalam memberikan surat izin berlayar.
Pengaruh terhadap Stabilitas Kapal, Stabilitas kapal berkaitan langsung dengan jenis kemasan,
tatacara pemadatan dan pembongkaran, kekuatan konstruksi kapal dan situasi pelayaran (laut dan
angin) serta bahaya-bahaya navigasi dan tubrukan kapal.
G M
Kondisi stabilitas sebuah kapal dimana titik beratnya (G) berada di atas titik metacentrisnya dan
pada kondisi ini kapal mudah atau dapat terbalik, karena momen penegaknya berubah menjadi
momen penerus.
GMB
67
Capt. Habiyudin M
Mar./Document/BP3IP
Stabilitas melintang (Traverse Stability) kapal adalah salah satu topik yang sangat penting dalam
pembahasan tentang stabilitas kapal, karena pada stabilitas melintang ini langsung berkaitan dengan
keselamatan kapal pada saat pemuatan dan selama pelayaran, serta merupakan hal yang selalu
digunakan dalam setiap pekerjaan rutin di atas kapal.
Tinggi metasentra GM
MG = KB + BM – KG.
= KB + V/I - KG.
KB = Tinggi titik tekan diatas lunas ( keel )
KG = Tinggi titik berat kapal diatas lunas (keel).
I = Momen inersia melintang garis air.
V = Volume kapal samapai sarat air tersebut.
Tinggi metasentra positip kalau titik M diatas titik G.
Tinggi metasentra negatip kalau titik M dibawah titik G.
Tinggi metasentra nol kalau titik M terletak berimpit dengan titik G.
Tinggi metasentra memanjang adalah jarak antara titik berat kapal G dengan
titik metasentra memanjang ML.
BAB XVII
BIRO KLASIFIKASI
BIRO KLASIFIKASI adalah sebuah Badan Hukum dalam bidang jasa yang berusaha dalam
pengelasan ( class ) kapal – kapal yang sedang dibangun, sudah dibangun atau yang sedang
beroperasi dalam hal yang berkaitan dengan konstruksi badan kapal, mesin kapal, termasuk pesawat
bantu ( auxileary engine ).
Kegiatan Biro Klasifikasi :
- Pengetesan peralatan maupun perlengkapan kapal yang ada sangkut pautnya dengan kelas kapal,
baik lambung maupun mesin
- Pengadaan survey – survey pada waktu tertentu atau pada waktu yang diminta seperti survey
tahunan, survey kerusakan, dsb.
- Pemberian sertifikat – sertifikat kelas maupun sertifikat statutory yang sangat berguna untuk
kepentingan charter kapal, jual beli dan asuransi kapal, dsb.
Suatu Badan Hukum yang dimodali oleh Pemerintah dengan bentuk Perum yang dikelola
oleh Manajemen tersendiri. Sesuai dengan SK MenHubLa RI no. Th. 1/17/1 tertanggal 26
september 1964, tugas BKI adalah :
- Mengelaskan kapal – kapal yang dibangun di bawah pengawasan BKI baik selama pembuatannya
maupun setelah beroperasi.
- Berwenang untuk menetapkan dan memberikan tanda – tanda lambung timbul pada kapal – kapal
tersebut.
- Mengeluarkan sertifikat garis muat pada kapal – kapal berbendera Nasional yang dikeluarkan pada
BKI.
atau Maltese Cross atau Tanda Manggis berarti kapal tersebut dibangun dibawah
pengawasan BKI
- Angka 1000 berarti pemeliharaan dan konstruksi lambung memenuhi persyaratan dan ketentuan
tertinggi BKI
- I ; berarti mesin jangkar dan rantai jangkar dan tali muat memenuhi persyaratan BKI.
- II ; berarti kurang memenuhi persyaratan BKI
Untuk Mesin ,
SM artinya mesin Induk dan Bantu memenuhi pesyaratan BKI.
SM artinya Mesin Induk dan Bantu kurang memenuhi persyaratan
BKI ( kelas terendah )
SM artinya memenuhi persyaratan kelas tertinggi.
Untuk kapal – kapal bukan Samudra di belakang kelasnya di berikan catatan : P = Pelayaran Pantai
L = Pelayaran Lokal
T = Pelayaran Terbatas
Di dalam pengawasan yang dilakukan Biro Klasifikasi hal – hal yang
Diutamakan ialah Hull ( lambung ) dan Machinery ( permesinan )
70
Capt. Habiyudin M
Mar./Document/BP3IP
DAFTAR PUSTAKA
iv