OLEH :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kebesaran-Nya dan
kehendak-Nya sehingga laporan dari tugas mata kuliah “DESAIN SISTEM PERMESINAN
KAPAL II” dapat saya selesaikan dengan baik. Dimana laporan ini merupakan persyaratan untuk
kelulusan mata kuliah “DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II”, Departemen Teknik
Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
Walaupun dalam tahap penyelesaian laporan ini saya banyak menemui hambatan dan
kesulitan mulai dari perhitungan-perhitungan data sampai penggambaran, serta keterbatasan
waktu, materi, dan lain sebagainya. Namun semua ini dapat saya atasi dengan bantuan dari Dosen
pembimbing, kakak-kakak senior serta teman-teman.
Saya menyadari dengan sepenuh hati bahwa didalam laporan ini masih terdapat kesalahan
ataupun kekurangan saya mohon maaf dan meminta kritikan yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Dan tak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
Baharuddin, ST., MT. sebagai Dosen Pembimbing, dan senior-senior yang banyak membantu
dalam penyelesaian tugas ini.
Akhirnya saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri maupun
bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya maupun mempelajarinya. Semoga Allah
SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii
LEMBAR PENILAIAN...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1. 2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1. 3 Batasan Masalah ...................................................................................... 2
1. 4 Tujuan dan Manfaat................................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 59
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 60
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas Desain Sistem Permesinan II merupakan lanjutan dari tugas sebelumnya yaitu tugas
desain system permesinan I. Dimana dalam tugas desain system permesinan I tugas yang
dirancang yaitu rencana umum dan layout kamar mesin. Lalu selanjutnya pada tugas desain
system permesinan II tugas yang dirancang yaitu system instalasi perpipaan pada sebuah kapal.
Dalam tugas Desain Sistem Permesinan II ini meliputi system instalasi perpipaan
berdasarkan kebutuhan diatas kapal. Sistem instalasi perpipaan yang dimaksud adalah
pelayanan crew atau Anak buah kapal, layanaan permesinan, layanan penumpang dan layanan
keselamatan. Dimana setiap layanan membutuhkan komponen-komponen yang disusun
menjadi instalasi perpipaan.
Maka dari itu, perlunya perencanaan dan perhitungan sistem instalasi perpipaan pada kapal
yang meliputi:
e. Sistem ballast
Adapun jenis/tipe kapal yang dirancang yaitu kapal general cargo, yang berlayar di
perairan makassar menuju Samarinda ataupun sebaliknya dengan membawa muatan semen
dengan pupuk, dengan data sebagai berikut:
j. Ukuran utama :
➢ Lwl : 100,40 m
➢ Lbp : 97,95 m
➢ B : 16,30 m
➢ H : 8,35 m
➢ T : 6,80 m
➢ Vs : 12.70 knot
➢ Cb : 0.71
Adapun data dari kapal dengan daya mesin yang telah dihitung pada mata kuliah
propulsi kapal semester sebelumnya. Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya
pada kondisi BHPmcr dapat kita tentukam spesifikasi motor penggerak utama atau main
engine dari kapal ini.
Dari berbagai pertimbangan tersebut, maka dalam perencanaan untuk kapal ini
dipilihlah mesin induk sebagai berikut :
Acuan desain system instalasi perpipaan yang digunakan adalah Rules Biro Klasifikasi
Indonesia (BKI) dan beberapa referensi lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. System Instalasi
Sistem pipa merupakan bagian utama suatu sistem yang menghubungkan titik dimana
fluida disimpan ke titik pengeluaran semua pipa baik untuk memindahkan tenaga atau
pemompaan harus dipertimbangkan secara teliti karena keamanan dari sebuah kapal akan
tergantung pada susunan perpipaaan seperti halnya pada perlengkapan kapal lainnya. Sistem
perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida dari tempat yang lebih
rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau pompa.
Oleh karena itu sebagai langkah awal maka dibuatlah suatu gambar diagram yang akan
menjelaskan keterkaitan antar komponen dalam suatu instalasi. Gambar diagram sistem dibuat
guna memastikan sistem akan memenuhi kebutuhan spesifikasi dan seluruh elemen dari sistem
saling compatible dengan yang lainnya. Diagram pipa merupakan point awal untuk
mengembangkan seluruh gambar-gambar perpipaan. Diagram pipa menggambarkan
komponen sistem dan hubungannya satu sama lain dalam bentuk skematik, diagram ini terdiri
dari :
1. Simbol-simbol komponen
2. Schedule material
3. Komponen performance rating dan kurve pompa
4. Valve description
5. Identifikasi komponen
6. Tekanan, suhu, aliran, kecepatan, penurunan tekanan sistem
7. Ukuran pipa
8. Arah aliran
9. Identifikasi kompartemen dan bul-khead
10. Karakteristik dari instrument
11. Karakteritik operasi dari tekanan, suhu, ketinggian dan kontrol aliran, dll.
Dari beberapa sistem, salah satunya yaitu sistem bilga. Kegunaan tangki bilga pada kapal
adalah sebagai tempat penampungan fluida rembesan dari air laut yang ikut masuk kedalam
kapal melalui stern tube. Di samping itu, terjangan ombak serta hujan yang naik di bagian deck
kapal dialirkan menuju tangki bilga guna untuk ditampung sebelum dibuang ke laut. Di selah-
selah tangki induk (coferdum) pun merupakan tempat dimana sering terdapat rembesan-
rembesan fluida yang harus dialirkan ke tangki penampungan tersebut.
Fluida-fluida yang terdapat pada coferdum dan tangki bilga diisap dengan menggunakan
pompa yang kemudian disaring oleh separator, penggunaan separator pada sistem bilga ini
dimaksudkan untuk memisahkan kandungan minyak dan air pada fluida tersebut, hasil dari
penyaringan tersebut menghasilkan dua jenis fluida, yang pertama air yang kemudian langsung
dibuang ke laut dan minyak yang kemudian di tampung di sludge tank.
Pada sistem ini perancang menggunakan 2 buah yang termaksud cadangan pompa serta
katup/valve sebagai pengatur aliran dan 1 unit separator.
Proses pengurasan tangki bilga dapat diliat dari bagan berikut:
Bilga
Tank Pompa Pengisapan Separator FreeBoard
Sludge Tank
Cofferdu
Pompa bilga adalah pompa yang menyatu dengan pompa drainase yang berfungsi untuk
m
mengeringkan ruang muat jika pada saat melakukan pelayaran kapal kemasukan air laut dari
lubang palka yang tidak kedap, merembesnya air dari pori pori pelat, bocoran dari pelat dan
pengelasan yang mengalami keretakan .
Selain itu, Pompa ini berfungai menguras zat-zat cair yang tidak diperlukan dari sumur
penampungan (Bilga Course) untuk dibuang kelaut setelah mengalami penyaringan dan
pemisahan limpah pada Boxshape Tank.
Pompa bilga digunakan mengambil air dalam jumlah sedikit dari ruangan-ruangan kapal
yang dikumpulkan menjadi satu dan disalurkan ke sumur bilga (bilge well). Air tersebut
berasal dari pengembunan pelat-pelat, perembesan pada sambungan pelat karena sambungan
yang kurang baik, air yang masuk melalui bukaan-bukaan di geladak dan freeboard pada waktu
cuaca buruk atau hujan, bekas-bekas penyemprotan dari deck dan bangunan atas pada waktu
dilakukan pencucian, air sisa dari mesin dan propeller shaft tunnel karena kebocoran pada
sambungan-sambungan pipa dan bagian-bagian dari mesin-mesin, air yang merembes akibat
kebocoran tangki kemudian zat yang bersifat cair dibuang kelaut dan yang bersifat kotoran
dibuang ke sludge tank (Tangki kotoran).
• Pipa-pipa bilga dan penghisapnya harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat
dikeringkan sempurna walaupun dalam keadaan miring atau kurang
menguntungkan.
• Pipa-pipa hisap harus diatur pada kedua sisi kapal, untuk ruangan-ruangan pada
kedua ujung kapal masing-masing cukup dilengkapi dengan satu pipa hisap yang
dapat mengeringkan ruangan tersebut.
• Ruangan yang terletak dimuka sekat tubrukan dan dibelakang tabung poros
propeller yang tidak dihubungkan dengan sistem pipa pompa bilga umum harus
dikeringkan dengan sistem yang memadai.
➢ Pipa bilga yang melalui tangki-tangki
• Pipa-pipa bilga tidak boleh dipasang melalui tangki minyak lumas dan air
minum
• Bilamana pipa bilga melalui tangki bahan bakar yang terletak diatas alas ganda
dan berakhir dalam ruangan yang sulit dicapai selama pelayaran, maka harus
dilengkapi dengan katup periksa atau check valve tambahan, tepat dimana pipa
bilga tersebut dalam tangki bahan bakar.
➢ Pipa ekspansi
Pipa ekspansi dari jenis yang telah disetujui harus digunakan untuk menampung
ekspansi panas dari sistem pipa bilga, sparator ekspansi karet tidak diijinkan untuk
dipergunakan dalam kamar mesin dan tangki-tangki.
➢ Pipa hisap bilga dan saringan-saringan
• Pipa hisap harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan
pembersihan pipa hisap dan kotak pengering pipa hisap dilengkapi dengan
saringan yang tahan karat dan mudah dilepas
• Aliran piap hisap darurat tidak boleh terhalang dengan pipa hisap tersebut
terletak pada jarak yang cukup dari alas dalam.
➢ Katup dan Perlengkapan katup Bilga
• katup-katup alih dan perlengkapan dalam sistem bilga harus berada pada tempat
yang mudah dicapai dalam ruangan dimana pompa bilga ditempatkan
• katup-katup alih atau perlengkapan dalam sistem bilga pada posisi peralihan
tidak boleh terjadi hubungan antara pipa bilga dengan pipa ballast
.
b)
c)
d)
e) Sehingga
Dimana :
L = panjang kapal (LBP)
B = lebar kapal
H = tinggi kapal
Dalam buku pompa dan kompressor oleh Sularso Haruo Tahara halaman 23
penentuan diameter pipa sebagai berikur :
ukuran pipa yg sesuai dengan JIS yang terdapat pada tabel dibawah ini:
b) Perhitungan Kapasitas Pompa
Berdasarkan Rules BKI VOL. III Tahun 2016 Rules for Machinery Installations
Section 11, penentuan kapasitas pompa yaitu
H= H1+H2+H3
H1= Perbedaan ketinggian antara draft maksimum dan ketinggian pompa
H2= Kehilangan tekanan dalm pipa
H3= Perbedaan ketinggian antara pompa dan pengisap bilga
d.) Perhitungan daya pompa
Pada buku “Marine power plan” oleh P. Akimov hal 514 diformulakan
QxHx
N=
3600 x 75x
dimana :
h= Efesiensi pompa
Menurut Eko priyanto dalam wordpress
Pipa ini digunakan untuk semua penggunaan dan dibutuhkan untuk pipa tekan
pada sistem bahan bakar dan untuk sistem pipa pengeluaran, bahan bakar dari
Pipa jenis ini tidak boleh digunakan pada temperatur lebih dari 406 OF dan tidak
Pipa jenis ini tidak diijinkan untuk digunakan dalam sistem di mana tekanan
kerja melampaui 350 Psi atau pada temperatur di mana sistem yang dibutuhkan pipa
Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis maka dapat digunakan untuk
supply air laut, dapat juga untuk saluran sistem bilga, kecuali dalam ruangan yang
kemungkinan mudah terkena api sehingga dapat melebar dan merusak sistem bilga.
Pipa jenis ini digunakan untuk semua pipa bahan bakar minyak lumas.
➢ Pipa Galvanis
Pipa jenis ini digunakan untuk supplai air laut (sistem Ballast dan Bilga).
PEMBAHASAN
1. Sistem Bilga
a) Perhitungan Diameter Pipa
Berdasarkan Rules BKI VOL. III Tahun 2016 Rules for Machinery Installations
Section 11, penentuan pipa bilga yaitu:
b)
c)
d)
e) Sehingga
Dimana :
Diperoleh :
D = 107,55 mm
Dalam buku pompa dan kompressor oleh Sularso Haruo Tahara halaman 23
diperoleh kapasitas pompa dari perhitungan di atas
Q = 5,75 x 10-3 x d2
= 5,75 x10-3 x 1252
= 89,8438 m3/jam
ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= hi + ht
ht = tinggi pipa buang minimal 30 cm diatas sarat kapal (m)
= T - hdbm + 0.3
= 6,02 m
hi = tinggi pipa isap (m)
= 1,03 m
= 7,05 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head yang terdapat
dalam jalur pipa:
hl2 = K x hv
Dimana : K = Jumlah koefisien kehilangan local
Penyebab Jumlah Koefesien Nilai
Katup bundar 7 10 70
Saringan 2 1,79 3,58
Sambungan
siku 18 0,75 13,5
Sambungan T 9 1,8 16,2
103,28
hl2 = 21,81 m
Jadi,
hl = hl1+hl2
= 24,485m
Sehingga head total pompa dapat diketahui :
H = ha + hp + hv + h1
= 31,747 m
H= H1+H2+H3
Perbedaan ketinggian antara draft maksimum dan ketinggian
H1= pompa
H1= 6.02 m
H= 31.54 m
WHP= 7,95862
b.BHP
BHP= WHP/n
BHP= 10,6115
c.Daya Motor
Daya motor harus memiliki power rating 110%
Daya= BHP.Power Ratimg
Daya= 11,6726
2. Ballast
Kegunaan ballast pada kapal adalah sebagai penyeimbang kapal pada saat terjadinya
trim , oleng atau guncangan sehingga kapal tetap stabil. Tangki-tangki ballas biasanya
terdapat pada doble bottom serta masing-masing terdapat di haluan dan buritan
kapal.adapun deskripsi aliran pipa serta alat-alat penunjang aliran fluida ballas sebagai
berikut :
Fluida kerja ballas adalah air laut yang diambil dari kotak air laut atau sea ches yang
kemudian dipompakan ke tangki-tangki ballas sesuai kebutuhan. Pada rancangan kamar
mesin ini, desainer menggunakan 2 buah pompa masing-masing 1 pompa transfer, 1
pompa isap/buang. Aliran fluida ballas diatur dengan menggunakan manivolt dan katup-
katup/valve. langkah pengisapan fluida ballas dari tangki ballas sebelum di buang di
bagian free board juga diatur melalui katup-katup tersebut.
Proses pengisian dan pengurasan tangki Ballas dapat diliat dari bagan berikut:
- Pengisian Ballas
Pompa Manivoly Tangki
Seachest
Transfer Ballas
- Pengurasan Ballas
Tangki Pompa freeboard
Ballas Pengisapan
Waktu yang diperlukan untuk mengisi tangki ballast dengan kecepatan aliran 2 m/s
adalah 4-10 jam dengan rentang diameter pipa 60-200 mm.
Berikut urutan perhitungan daya pompa :
a.) Perhitungan Kapasitas Pompa
Arti kapasitas aliran ialah volume yang mengalir dalam satuan waktu sehingga di
formulasikan:
V
Q= dimana Volume ballast yang dibutuhkan = 717,90 m3
t
Waktu yang diperlukan = 4 jam
Sehingga diperoleh
Q = 179,476 m3/jam
hl2 = 43,90 m
Jadi,
h1 = hl1+hl2
= 48,47 m
Sehingga head total pompa dapat diketahui :
H = ha + hp + hv + h1
= 55,92 m
3. Pemadam kebakaran
Sistem pemadam kebakaran pada kapal digunakan pada saat keadaan darurat saja.
Namun demikian, sistem ini harus selalu dirawat demi mencegah kemungkinan-
kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Fluida yang digunakan adalah air alut yang dipompakan dari sea chest menuju ke
bagian-bagian kapal seperti geladak, pop dek, main dek, navigation deck, engine room
hingga bagian haluan kapal, pengaturan aliran fluida diatur oleh katu-katup yang dapat
menfokuskan aliran fluida pemadam di bagian yang mengalami kebakaran.
Sistem pemadam ini juga menggunakan sprinkle yang terdapat di bagian langit-langit
ruangan yang dilengkapi sensor panas dan asap yang sewaktu-waktu dapat menyemburkan
cairan pemadam jika terjadi keadaan darurat.
Sistem instalasi pemadam kebakaran pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:
- Engine Room
- Main Deck
Seachest Pompa
- Pop Deck
- Fore Castle
- Boat deck
- Navigation Deck
- Top Deck
a. Kapasitas Pompa
("Machinery Outfitting Manual", Vol. 1, Hal. 69)
Q
= 4/3.Qb
Qb = Kapasistas Pompa Bilga (m3/jam)
= 89.84375 m3/jam
= 119.792 m3/jam
= 1.99653 m3/menit
= 0.03328 m3/detik
b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 1,9965 m3/menit
D= 150 mm
H = ha + hp + hv + hl (m)
ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= ht + hi
ht = tinggi pipa buang (m)
= 17,23
hi = tinggi pipa isap (m)
= 0,63
= 17,86 m
Jadi H = 37,253 m
4. Minyak pelumas
Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil gesekan-
gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain
itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena
dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas
pelumasan yang besar, maka sistem pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor
dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi
engine bearing dan mendinginkan piston.
Pada rancangan kamar mesin ini desainer tidak menggunakan tangki utama pada doble
bottom mengingat kebutuhan akan pelusan pada mesin tidaklah terlalu besar dibandingkan
kebutuhan bahan bakar dan disel oil, tangki minyak pelumas di letakkan bergantung pada
lantai dua kamar mesin dengan dua jenis tangki yaitu tangki utama, dan tangki harian.
Adapun deskripsi aliran fluida minyak pelumas adalah sebagai berikut :
Pelumas dari tangki utama dialirkan menuju ke tangki pengendapan yang selanjutnya
dialirkan menuju ke tangki harian, kemudian dari tangki harian, pelumas dipompakan
masuk ke mesin utama dan mesin bantu yang sebelumnya disaring terlebih dahulu dengan
filter, adapun barm-bram atau partikel kecil yang mengendap di tangki pengendapan
dialirkan menuju ke sludge tank.
Sistem instalasi sanitari air tawar pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:
ME Generator
Q = V/t (m3/jam)
V = Volume Tangki Harian Lube Oil (m3)
= 0,10161
t = Waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh tangki (jam)
= 0,16667 jam atau (10 menit)
= 0,60964 m3/jam
= 0,01016 m3/menit
= 0,00017 m3/detik
b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 0,01016 m3/menit
D= 40 Mm
Diameter pipa yang digunakan = 40 (mm)
ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= hi + ht
ht = tinggi pipa buang (m)
= 5,78 m
hi = tinggi pipa isap (m)
= 0,20 m
ha = 5,98 m
N Q.H.g
(HP)
= 3600.75.h
Q= Kapasistas pompa (m3/jam)
= 0,60964 m3/jam
H= Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 6,88119 m
g = Massa jenis minyak lumas (kg/m3)
= 900 kg/m3
h= Efesiensi pompa
= 0,9 (pompa baru)
= 0.01554 HP
= 0.01709 HP (penambahan faktor safety 10%)
= 0,01274 KW
Tipe : YCB-0.6/0.6
Dimensi Pompa
Panjang : 180 mm
Tinggi : 187 mm
Lebar : 125 mm
Diameter Isap : 40 mm
Diameter Buang : 40 mm
Berat : 16 kg
RPM : 910
Input : 1,00536 Hp
: 0,75 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan
: 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah
Tanki Pompa
Filter Furifier Separator
Utama Transfer
Q = V/t (m3/jam)
V = Volume Tangki Harian Bahan Bakar
ketentuan bahwa tangki harus mampu mensuplai bahan
bakar
minamal 8 jam atau 1/3 hari sehingga :
V= 5.042364 m3
Pompa bekerja mengisi tangki harian sebanyak 3 kali/hari
t = Waktu yang diperlukan untuk satu kali pengisian tangki
= 0,1666667 jam atau (10 menit)
= 30,2542 m3/jam
= 0,50424 m3/menit
= 0,0084 m3/detik
b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 0,504236 m3/menit
D= 80 m
Diameter pipa yang digunakan = 80 (mm)
ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= hi + ht
ht = tinggi pipa buang (m)
= 6,405
hi = tinggi pipa isap (m)
= 1,43
= 7,831 m
N Q.H.g
(HP)
= 3600.75.h
Q= Kapasistas pompa (m3/jam)
= 30,254 m3/jam
H= Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 16,2484 m
g = Massa jenis HFO (kg/m3)
= 950 kg/m3
h= Efesiensi pompa
= 0,9 (pompa baru)
= 2,42 HP
= 2,66 HP (penambahan faktor safety 10%)
= 1,986 KW
Tipe : YCB-6/0.6
Dimensi Pompa
Panjang : 313 mm
Tinggi : 361 mm
Lebar : 220 mm
Diameter Isap : 80 mm
Diameter Buang : 80 mm
Berat : kg
RPM : 1400
Input : 2.949062 Hp
: 2.2 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan : 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah
6. Pendingin Mesin
a. Kapasitas Pompa
("Machinery Design Manual", Vol. 1, Hal. 56)
Q = V x Daya Mesin
V = Volume air tawar yang dipilih (6~8 liter/HP/jam)
= 8
Daya Mesin = 2763 HP
Q= 22100,04 liter/jam
= 22,10004 m3/jam
= 0,368334 m3/menit
= 0,0061 m3/detik
b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 0,52604 m3/menit
D = 65 mm
ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= ht - hi
ht = tinggi pipa buang ke expantion tank (m)
= 6,392 m
hi = tinggi pipa isap (m)
= 1,03 m
= 5,36 m
hl = hl1+hl2 = 6,22 m
Jadi H total adalah 11,76 m
d. Perhitungan Daya Pompa
("Marine Power Plant", P. Akimov, 495)
N Q.H.g
(HP)
= 3600.75.h
Q = Kapasistas pompa (m3/jam)
= 22.10004404m3/jam
H = Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 11,76 m
g = Massa jenis air laut (kg/m3)
= 1025 kg/m3
h = Efesiensi pompa
= 0,90 (pompa baru)
= 1,10 HP
= 0,82 KW
e. Pompa Yang Digunakan
("Brosur Pompa Bombas SiLi")
Tipe : 32CXZ-25
Dimensi Pompa
Panjang : 467
Tinggi : 230
Lebar : 180
Diameter Poros :
Berat : 45 kg
RPM : 2900
Input : 2,01 Hp
: 1,5 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan : 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah
Q = V/t (m3/jam)
V = Volume Tangki Harian Air Tawar / Hydrophore
= dalam perencanaan hydrophore ini akan di supplay sebanyak 4 kali
per hari, sehigga volume air yang dipindahkan tiap penyuplaian adalah
= 1.2355065 m3
t = Waktu yang diperlukan untuk tiap pengisian penuh tangki (jam)
= 0,16666667 jam atau 10 menit
= 7,41304 m3/jam
= 0,12355 m3/menit
= 0,00206 m3/detik
Q = V/t (m3/jam)
V = Volume Tangki Expansi
Dari informasi brosure dikatakan bahwa konsumsi air pendingin untuk
mesin utama dan mesin bantu atau generator
, sehingga volume tangki expansion yang akan
direncanakan untuk mensupplai pendingin (air tawar) per hari adalah
= 1,33 m3
* pengisian tangki direncanakan sebanyak 2 kali dalam satu hari
t = Waktu yang diperlukan untuk pengisian penuh tangki adalah
= 0,16666667 jam atau 10 menit
= 8 m3/jam
= 0,13333 m3/menit
= 0,00222 m3/detik
* Sehingga Q total didapatkan 15.41303898 m3/jam
= 0,257 m3/menit
= 0,004 m3/detik
b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 0,257 m3/menit
ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= ht + hi
ht = tinggi pipa buang (m)
= 17,23 m
hi = tinggi pipa isap (m)
= 1,03 m
= 18,26 m
= 0,95837 m
hl = hl1+hl2 = 1,440 m
Jadi H total adalah 19,7201 m
d. Perhitungan Daya Pompa
("Marine Power Plant", P. Akimov, 495)
N Q.H.g
(HP)
= 3600.75.h
Q= Kapasistas pompa (m3/jam)
= 7, 4130 m3/jam
H= Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 19,720 m
g = Massa jenis air laut (kg/m3)
= 1000 kg/m3
h= Efesiensi pompa
= 0,9 (Pompa baru)
= 1,139 HP
= 1,196 HP (penambahan faktor safety 10%)
= 0,880 KW
Tipe : 32CXZ-25
Dimensi Pompa
Panjang : 467 mm
Tinggi : 230 mm
Lebar : 180 mm
Diameter Isap : 50 mm
Diameter Buang : 32 mm
Berat : Kg
RPM : 2900
Input : 2.0107239 Hp
: 1.50 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan
: 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah
Hydrophore Units
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 61, volume tangki hydrophore dapat
dihitung dengan menggunakan formula :
V= m3
dimana :
q= volume air yang disuplai oleh pompa dalam waktu 1~2 menit.
= 0,12355 m3
P1 = Tekanan akhir pompa
= 4,5 kg/cm2
P2 = Tekanan awal pompa
= 3 kg/cm2
a = Staying water quantity in hydrophore
= 1,5
sehingga :
V = 0.555977923 m3
Dengan demikian volume tangki hydrophore yang digunakan adalah 1,1 (m 3)
ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= ht + hi
ht = tinggi pipa buang minimal 30 cm diatas sarat kapal (m)
= 17,44 m
hi = tinggi pipa isap (m)
hi = 0,63 m
ha = 18,07 m
hl =hl1+hl2 = 19,5914
Jadi H = 37, 8341 m
32CXZ-
Tipe : 40
Dimensi Pompa
Panjang : 492 mm
Tinggi : 230 mm
Lebar : 180 mm
Diameter Isap : 50 mm
Diameter Buang : 32 mm
Berat : Kg
RPM : 2850
Input : 2.9490617 Hp
: 2.2 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan
: 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah
Hydrophore Units
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 61, volume tangki hydrophore dapat
dihitung dengan menggunakan formula :
V= (m3)
dimana :
q= volume air yang disuplai oleh pompa dalam waktu 1~2 menit.
= 0.216666667 m3
P1 = Tekanan akhir pompa
= 4,5 kg/cm2
P2 = Tekanan awal pompa
= 3 (kg/cm2
a = Staying water quantity in hydrophore
1,5
sehingga :
V = 0,975 m3
Dengan demikian volume tangki hydrophore yang digunakan adalah 1 (m 3)
ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= hi + ht
ht = tinggi pipa buang (m)
= 6,191 m
hi = tinggi pipa isap (m)
= 1,43 m
= 7,617 m
Q.H.g
N= (HP)
3600.75.h
Q= Kapasistas pompa (m3/jam)
= 12.83222
H= Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 11.77739
g = Massa jenis air laut (kg/m3)
= 900
h = Efesiensi pompa
h= 0,9 (Pompa baru)
= 0,5597 HP
= 0,6157 HP (penambahan faktor safety 10%)
= 0,4591 KW
Tipe : YCB-0.6/0.6
Dimensi Pompa
Panjang : 180 mm
Tinggi : 187 mm
Lebar : 125 mm
Diameter Isap : 40 mm
Diameter Buang : 40 mm
Berat : 16 kg
RPM : 910
Input : 1.005362 Hp
: 0.75 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan
: 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah
a. Kapasitas Blower
("BKI Vol III", Hal. 214, Bag.2-14)
Q = 20 x V (m3/jam)
V = Volume Kamar mesin (m3)
= 509,937 m3
= 10198,7 m3/jam
b. Kapasitas Blower
("Marine Power Plant", P. Akimov, 494)
H = (V2/2g)+P/g+z (m)
P = Tekanan kerja pada 1 atm (Kg/cm2)
= 1,29 Kg/cm2
g= Massa jenis udara (Kg/m3)
= 0,8 Kg/m3
z= Tinggi kedudukan kipas dari lantai kamar mesin
= 6,72 m
g= Percepatan gravitasi (m/dt2)
= 9,8 m/dt2
V= Kecepatan aliran gas (m/dt)
= 5 m/dt
= 9,61 m
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sehingga :
𝐻 = 𝐻𝑙 + 𝐻𝑘 + 𝐻𝑝 + 𝐻𝑧 + 𝐻𝑣
Maka :
𝑄𝑥𝐻𝑥𝛾
3600 𝑥 75 𝑥 𝜇
Dimana :
= 1025
1. Dalam pengerjaan tugas diperlukan asisten yang dapat membimbing dan memberikan
arahan kepada peserta matakuliah
DAFTAR PUSTAKA