Anda di halaman 1dari 61

DISAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II

“SISTEM INSTALASI PERPIPAAN PADA KAPAL”

OLEH :

ANDI NUR HIDAYAT


D091171009

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kebesaran-Nya dan
kehendak-Nya sehingga laporan dari tugas mata kuliah “DESAIN SISTEM PERMESINAN
KAPAL II” dapat saya selesaikan dengan baik. Dimana laporan ini merupakan persyaratan untuk
kelulusan mata kuliah “DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II”, Departemen Teknik
Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

Walaupun dalam tahap penyelesaian laporan ini saya banyak menemui hambatan dan
kesulitan mulai dari perhitungan-perhitungan data sampai penggambaran, serta keterbatasan
waktu, materi, dan lain sebagainya. Namun semua ini dapat saya atasi dengan bantuan dari Dosen
pembimbing, kakak-kakak senior serta teman-teman.

Saya menyadari dengan sepenuh hati bahwa didalam laporan ini masih terdapat kesalahan
ataupun kekurangan saya mohon maaf dan meminta kritikan yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Dan tak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
Baharuddin, ST., MT. sebagai Dosen Pembimbing, dan senior-senior yang banyak membantu
dalam penyelesaian tugas ini.

Akhirnya saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri maupun
bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya maupun mempelajarinya. Semoga Allah
SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.

Gowa, Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii
LEMBAR PENILAIAN...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1. 2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1. 3 Batasan Masalah ...................................................................................... 2
1. 4 Tujuan dan Manfaat................................................................................. 2

BAB 2 LANDASAN TEORI


2. 1 Sistem Instalasi ......................................................................................... 3
2. 2 Persyaratan Umum Instalasi Pipa Pada Kapal ......................................... 5
BAB 3 PENYAJIAN DATA
3. 1 Data Kapal ........................................................................................... 22
BAB 4 PEMBAHASAN
4. 1 Perhitungan Daya Pompa-pompa ......................................................... 23
1. Pompa Ballast ................................................................................... 23
2. Pompa Bilga ..................................................................................... 28
3. Pompa Pemadam Kebakaran ............................................................ 32
4. Pompa Minyak Pelumas ................................................................... 35
5. Pompa Bahan Bakar HFO ................................................................ 39
6. Pompa Pendingin Mesin................................................................... 42
7. Pompa Sanitari Air Tawar ................................................................ 45
8. Pompa Sanitari Air Laut ................................................................... 49
9. Pompa Bahan Bakar MDO ............................................................... 52
10. Blower................................................................................................55
11. Kompresor.........................................................................................56
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 58
5.2 Kritik & Saran .......................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 59
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 60
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tugas Desain Sistem Permesinan II merupakan lanjutan dari tugas sebelumnya yaitu tugas
desain system permesinan I. Dimana dalam tugas desain system permesinan I tugas yang
dirancang yaitu rencana umum dan layout kamar mesin. Lalu selanjutnya pada tugas desain
system permesinan II tugas yang dirancang yaitu system instalasi perpipaan pada sebuah kapal.

Dalam tugas Desain Sistem Permesinan II ini meliputi system instalasi perpipaan
berdasarkan kebutuhan diatas kapal. Sistem instalasi perpipaan yang dimaksud adalah
pelayanan crew atau Anak buah kapal, layanaan permesinan, layanan penumpang dan layanan
keselamatan. Dimana setiap layanan membutuhkan komponen-komponen yang disusun
menjadi instalasi perpipaan.

Maka dari itu, perlunya perencanaan dan perhitungan sistem instalasi perpipaan pada kapal
yang meliputi:

1. Sistem instalasi pipa bahan bakar

2. Sistem instalasi pipa minyak lumas

3. Sistem instalasi pipa air laut

a. Sistem Pemadam kebakaran

b. Sistem pendingin mesin induk

c. Sistem Bilas sanitasi

d. Sistem cuci geladak

e. Sistem ballast

4. Sistem instalasi pipa air tawar

a. Sistem instalasi ke kamar madi dan westhafel


b. Sistem ke dapur

c. Sistem pendingin mesin

5. Sistem instalasi pipa bilga

6. Sistem instalasi pipa air kotor

Adapun jenis/tipe kapal yang dirancang yaitu kapal general cargo, yang berlayar di
perairan makassar menuju Samarinda ataupun sebaliknya dengan membawa muatan semen
dengan pupuk, dengan data sebagai berikut:

a. Nama Kapal : KM. PASAKA

b. Type kapal : General cargo

c. Muatan : Semen dan pupuk

d. Kecepatan : 12,7 Knot

e. Radius pelayaran : ± 331 seamiles

f. Lama Pelayaran : 26 jam

g. Total hari berlayar : ± 2 hari

h. Jumlah crew : 18 orang

i. DWT : 6135,11 ton

j. Ukuran utama :

➢ Lwl : 100,40 m

➢ Lbp : 97,95 m

➢ B : 16,30 m

➢ H : 8,35 m

➢ T : 6,80 m

➢ Vs : 12.70 knot

➢ Cb : 0.71
Adapun data dari kapal dengan daya mesin yang telah dihitung pada mata kuliah
propulsi kapal semester sebelumnya. Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya
pada kondisi BHPmcr dapat kita tentukam spesifikasi motor penggerak utama atau main
engine dari kapal ini.

Dari berbagai pertimbangan tersebut, maka dalam perencanaan untuk kapal ini
dipilihlah mesin induk sebagai berikut :

MEREK MESIN : YANMAR


DAYA MESIN : 2060 Kw
: 2762,51 Hp
BORE : 260 mm
STROKE : 385 mm
BERAT : 24,5 ton
RATIO COMP : 1:24
SPEED : 750 rpm
Lenght : 6836 mm
Width : 2085 mm
Height : 3257 mm
Berdasarkan perhitungan jumlah crew dan volume tangki yang dibutuhkan telah di
desain pada tugas desain kapal II (general Arragement) didapatkan jumlah crew sebanyak 18
orang, dengan volume tangki sebagai berikut:

• Volume ballast = 717,90 𝑚3


• Volume minyak lumas = 0,537 𝑚3
• Volume MDO = 3,88 𝑚3
• Volume air tawar = 17,88 𝑚3
• Volume sanitari = 0,21 𝑚3
• Volume HFO = 30,25 𝑚3
Perencanaan sistem instalasi perpipaan bertujuan untuk merencanakan suatu jaringan
instalasi pipa, dan memilih atau menetapkan komponen-komponen pendukung dalam sistem
perpipaan sehingga menghasilkan suatu jaringan instalasi yang efisien, baik dari segi peletakan
maupun segi keamanan serta memenuhi aturan-aturan yang ada.

Acuan desain system instalasi perpipaan yang digunakan adalah Rules Biro Klasifikasi
Indonesia (BKI) dan beberapa referensi lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. System Instalasi

Sistem pipa merupakan bagian utama suatu sistem yang menghubungkan titik dimana
fluida disimpan ke titik pengeluaran semua pipa baik untuk memindahkan tenaga atau
pemompaan harus dipertimbangkan secara teliti karena keamanan dari sebuah kapal akan
tergantung pada susunan perpipaaan seperti halnya pada perlengkapan kapal lainnya. Sistem
perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida dari tempat yang lebih
rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau pompa.

Oleh karena itu sebagai langkah awal maka dibuatlah suatu gambar diagram yang akan
menjelaskan keterkaitan antar komponen dalam suatu instalasi. Gambar diagram sistem dibuat
guna memastikan sistem akan memenuhi kebutuhan spesifikasi dan seluruh elemen dari sistem
saling compatible dengan yang lainnya. Diagram pipa merupakan point awal untuk
mengembangkan seluruh gambar-gambar perpipaan. Diagram pipa menggambarkan
komponen sistem dan hubungannya satu sama lain dalam bentuk skematik, diagram ini terdiri
dari :

1. Simbol-simbol komponen
2. Schedule material
3. Komponen performance rating dan kurve pompa
4. Valve description
5. Identifikasi komponen
6. Tekanan, suhu, aliran, kecepatan, penurunan tekanan sistem
7. Ukuran pipa
8. Arah aliran
9. Identifikasi kompartemen dan bul-khead
10. Karakteristik dari instrument
11. Karakteritik operasi dari tekanan, suhu, ketinggian dan kontrol aliran, dll.
Dari beberapa sistem, salah satunya yaitu sistem bilga. Kegunaan tangki bilga pada kapal
adalah sebagai tempat penampungan fluida rembesan dari air laut yang ikut masuk kedalam
kapal melalui stern tube. Di samping itu, terjangan ombak serta hujan yang naik di bagian deck
kapal dialirkan menuju tangki bilga guna untuk ditampung sebelum dibuang ke laut. Di selah-
selah tangki induk (coferdum) pun merupakan tempat dimana sering terdapat rembesan-
rembesan fluida yang harus dialirkan ke tangki penampungan tersebut.

Fluida-fluida yang terdapat pada coferdum dan tangki bilga diisap dengan menggunakan
pompa yang kemudian disaring oleh separator, penggunaan separator pada sistem bilga ini
dimaksudkan untuk memisahkan kandungan minyak dan air pada fluida tersebut, hasil dari
penyaringan tersebut menghasilkan dua jenis fluida, yang pertama air yang kemudian langsung
dibuang ke laut dan minyak yang kemudian di tampung di sludge tank.
Pada sistem ini perancang menggunakan 2 buah yang termaksud cadangan pompa serta
katup/valve sebagai pengatur aliran dan 1 unit separator.
Proses pengurasan tangki bilga dapat diliat dari bagan berikut:

Bilga
Tank Pompa Pengisapan Separator FreeBoard

Sludge Tank
Cofferdu
Pompa bilga adalah pompa yang menyatu dengan pompa drainase yang berfungsi untuk
m
mengeringkan ruang muat jika pada saat melakukan pelayaran kapal kemasukan air laut dari
lubang palka yang tidak kedap, merembesnya air dari pori pori pelat, bocoran dari pelat dan
pengelasan yang mengalami keretakan .
Selain itu, Pompa ini berfungai menguras zat-zat cair yang tidak diperlukan dari sumur
penampungan (Bilga Course) untuk dibuang kelaut setelah mengalami penyaringan dan
pemisahan limpah pada Boxshape Tank.
Pompa bilga digunakan mengambil air dalam jumlah sedikit dari ruangan-ruangan kapal
yang dikumpulkan menjadi satu dan disalurkan ke sumur bilga (bilge well). Air tersebut
berasal dari pengembunan pelat-pelat, perembesan pada sambungan pelat karena sambungan
yang kurang baik, air yang masuk melalui bukaan-bukaan di geladak dan freeboard pada waktu
cuaca buruk atau hujan, bekas-bekas penyemprotan dari deck dan bangunan atas pada waktu
dilakukan pencucian, air sisa dari mesin dan propeller shaft tunnel karena kebocoran pada
sambungan-sambungan pipa dan bagian-bagian dari mesin-mesin, air yang merembes akibat
kebocoran tangki kemudian zat yang bersifat cair dibuang kelaut dan yang bersifat kotoran
dibuang ke sludge tank (Tangki kotoran).

➢ Susunan pipa bilga secara umum


Susunan pipa bilga harus diketahui atau ditentukan sesuai dengan ketentuan dari
Biro Klasifikasi Indonesia

• Pipa-pipa bilga dan penghisapnya harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat
dikeringkan sempurna walaupun dalam keadaan miring atau kurang
menguntungkan.
• Pipa-pipa hisap harus diatur pada kedua sisi kapal, untuk ruangan-ruangan pada
kedua ujung kapal masing-masing cukup dilengkapi dengan satu pipa hisap yang
dapat mengeringkan ruangan tersebut.
• Ruangan yang terletak dimuka sekat tubrukan dan dibelakang tabung poros
propeller yang tidak dihubungkan dengan sistem pipa pompa bilga umum harus
dikeringkan dengan sistem yang memadai.
➢ Pipa bilga yang melalui tangki-tangki
• Pipa-pipa bilga tidak boleh dipasang melalui tangki minyak lumas dan air
minum
• Bilamana pipa bilga melalui tangki bahan bakar yang terletak diatas alas ganda
dan berakhir dalam ruangan yang sulit dicapai selama pelayaran, maka harus
dilengkapi dengan katup periksa atau check valve tambahan, tepat dimana pipa
bilga tersebut dalam tangki bahan bakar.
➢ Pipa ekspansi
Pipa ekspansi dari jenis yang telah disetujui harus digunakan untuk menampung
ekspansi panas dari sistem pipa bilga, sparator ekspansi karet tidak diijinkan untuk
dipergunakan dalam kamar mesin dan tangki-tangki.
➢ Pipa hisap bilga dan saringan-saringan
• Pipa hisap harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan
pembersihan pipa hisap dan kotak pengering pipa hisap dilengkapi dengan
saringan yang tahan karat dan mudah dilepas
• Aliran piap hisap darurat tidak boleh terhalang dengan pipa hisap tersebut
terletak pada jarak yang cukup dari alas dalam.
➢ Katup dan Perlengkapan katup Bilga
• katup-katup alih dan perlengkapan dalam sistem bilga harus berada pada tempat
yang mudah dicapai dalam ruangan dimana pompa bilga ditempatkan
• katup-katup alih atau perlengkapan dalam sistem bilga pada posisi peralihan
tidak boleh terjadi hubungan antara pipa bilga dengan pipa ballast
.

Gambar 14. Diagram sistem instalasi bilga


a) Perhitungan Diameter Pipa
Berdasarkan Rules BKI VOL. III Tahun 2016 Rules for Machinery Installations Section
11, penentuan pipa bilga yaitu:

b)
c)
d)
e) Sehingga

Dimana :
L = panjang kapal (LBP)
B = lebar kapal
H = tinggi kapal
Dalam buku pompa dan kompressor oleh Sularso Haruo Tahara halaman 23
penentuan diameter pipa sebagai berikur :

ukuran pipa yg sesuai dengan JIS yang terdapat pada tabel dibawah ini:
b) Perhitungan Kapasitas Pompa
Berdasarkan Rules BKI VOL. III Tahun 2016 Rules for Machinery Installations
Section 11, penentuan kapasitas pompa yaitu

c) Perhitungan Head Total Pompa


Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 26 diformulakan :
H = ha + hp + hv + h1
Dimana :
ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
hp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan.
hv = kehilangan akibat kecepatan zat cair( m)

h1 = kehilangan pipa lurus (m)

Menurut Buku Machinery outfitting desain Manual total head adalah

H= H1+H2+H3
H1= Perbedaan ketinggian antara draft maksimum dan ketinggian pompa
H2= Kehilangan tekanan dalm pipa
H3= Perbedaan ketinggian antara pompa dan pengisap bilga
d.) Perhitungan daya pompa
Pada buku “Marine power plan” oleh P. Akimov hal 514 diformulakan
QxHx 
N=
3600 x 75x 
dimana :

Q= Kapasistas pompa (m3/jam)

H= Tinggi kenaikan tekanan (m)

g = Massa jenis air laut (kg/m3)

h= Efesiensi pompa
Menurut Eko priyanto dalam wordpress

B. Persyaratan Umum Instalasi Pipa Pada Kapal

Pemilihan bahan pipa untuk sistem perpipaan dalam kapal harus

memperhatikan peraturan-peraturan dari Biro Klasifikasi Indonesia antara lain :

➢ Seamless Drawing Stell Pipe (Pipa baja tanpa sambungan)

Pipa ini digunakan untuk semua penggunaan dan dibutuhkan untuk pipa tekan

pada sistem bahan bakar dan untuk sistem pipa pengeluaran, bahan bakar dari

pompa injeksi bahan bakar.

Gambar 6.1. Seamless Drawing Steel Pipe


➢ Seamless Brown Pipe (Pipa dari tembaga/kuningan)

Pipa jenis ini tidak boleh digunakan pada temperatur lebih dari 406 OF dan tidak

boleh digunakan pada super heated (uap dan panas lanjut).

Gambar 6.2. Seamless Drawn Pipe

➢ Lap Welded Electric Resistence Welded Stell Pipe

Pipa jenis ini tidak diijinkan untuk digunakan dalam sistem di mana tekanan

kerja melampaui 350 Psi atau pada temperatur di mana sistem yang dibutuhkan pipa

tekanan tanpa sambungan.

Gambar 6.3. Gambar6.4.

Lap Welded Steel Pipe Electric Resistence Welded Steel Pipe


➢ Pipa dari Timah Hitam

Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis maka dapat digunakan untuk

supply air laut, dapat juga untuk saluran sistem bilga, kecuali dalam ruangan yang

kemungkinan mudah terkena api sehingga dapat melebar dan merusak sistem bilga.

➢ Pipa dari Baja Tempa atau Besi Kuningan (besi tempa)

Pipa jenis ini digunakan untuk semua pipa bahan bakar minyak lumas.

➢ Pipa Galvanis

Pipa jenis ini digunakan untuk supplai air laut (sistem Ballast dan Bilga).

Gambar 6.5. Pipa Galvanis


Suatu system instalasi perpipaan yang terdiri dari peralatan-peralatan yang digunakan pada
suatu system di kapal, klasifikasi umumnya memberikan ketentuan-ketentuan yang harus
dipenuhi sebagai berikut :

1. Sambungan-sambungan pipa berupa sambungan flens harus digunakan untuk sambungan


pipa yang dapat dilepas. Ikatan ulir hanya dapat dipergunakan untuk diameter luar sampai
dengan 2 inchi.
2. Ekspansi dari system perpipaan yang disebabkan kenaikan suhu atau perubahan bentuk
lambung, harus diimbangi seda[at mungkin dengan lengkungan-lengkungan pipa, pipa
kompensator ekspansi, sambungan-sambungan yang menggunakan penahan packing dan
cara yang sejenis.
3. Pipa yang harus melalui sekat-sekat, atau dinding-dinding, harus dibuat secara kedap air
atau kedap minyak. Lobang-lobang baut untuk sekrup atau baut-baut pengikat tidak boleh
terletak pada dinding-dinding tangki.
4. System pipa di sekitar papan penghubung, harus terletak sedemikian rupa agar dapat
menghindari kemungkinan kerusakan pada instalasi listrik, apabila terjadi kebocoran pada
pipa.
5. Pipa udara, duga limpah maupun pipa yang berisikan zat cair yang berlainan tidak boleh
melalui tangki-tangki air minum, air pengisi ketel dan minyak peluma. Bilaman hal
tersebut tidak dapat dihindarkan, pengaturan penembusan pipa-pipa tersebut pada tangki
harus ditentukan bersama dengan pihak klasifikasi. Semua pipa yang melalui ruang
muat/bak rantai harus dilindungi terhadap benturan dan kerusakan dengan diselubungi.\
6. system pipa pengeringan dan ventilasl direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat
mengkosongkan, mengalirkan dan memberi ventilasi pada system tersebut. system pipa
dimana ada cairannya dapat berkumpul dan mempengaruhi cara kerja mesin, harus
dilengkapi dengan alat pengering khusus, seperti pi-pa uap dan pipa udara bertekanan'.
7. Semua jaringan pipa harus ditunjang pada beberapa tempat untuk mencegah pergeseran
dan lenturan, jarak antara penunjang pipa ditentukan oleh diameter dan massa jenis media
yang mengalir. Jika system jaringan pipa dilalui oleh fluida yang panas, maka penunjang
pipa diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi thermal ekspansion.
8. Sea chest pada lambung kapal harus diatur pada kedua sisi kapal dan dipasang serendah
mungkin, dan dilengkapi dengan pipa-pipa uap atau pipa udara dengan diameter
disesuaikan dengan besarnya sea chest dan paling kecil 30 mm, yang dapat ditutup dengan
katup dan dipasang sampai diatas geladak sekat. Juga dilengkapi dengan saringan air laut
untuk mencegah masuknya kotoran yang akan menyumbat saluran dari bottom valve.
9. Pipa-pipa uap atau udara bertekanan berfungsi sebagai pelepas uap di sea chest dan
membersihkan saringan kotak air laut (grating). Pipa uap atau pipa udara bertekanan
tersebut harus dilengkapi dengan katup-katup yang melekat lasngsung pada sea chest.
Umumnya pipa udara pembersih (blow off) sea chest bertekanan 2 - 3 kq/cm’’.
10. Katup-katup lambung kapal harus mudah dicapai, katup-katup pemasukan dan pengeluaran
air laut harus mudah dilayani dari pelat lantai. Kran-kran pada lambung kapal
penmgaturannya harus sedemikian rupa, sehingga pemrtarannya hanya dapat dibuka,
ketika kran-kran tersebut dalam keadaan tertutup. Pada pemasangan hubungan-hubungan
pipa dengan lambung dan katup-katup, dipasang sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
perembesan/ air yang mengalir.
11. Lubang saluran pembuangan dan pembuangan saniter tidak boleh dipasang diatas garis
muat kosong (empty load water line) di daerah tempat perluncuran sekoci penolong atau
harus ada alat pencegah pembuangan air ke dalam sekoci penolong. Lokasi lubang harus
diperhitungkan juga dalam pengaturan letak tangga kapal dan tangga pandu.
12. Pipa pembuangan yang keluar dari ruangan dibawah geladak lambung timbul dan dari
bangunan atas dan rumah geladak yang tertutup kedap cuaca, harus dilengkapi dengan
katup searah otomatis yang dapat dikunci dari tempat yang selalu dapat dikunci dari tempat
yang sela1u dapat dicapai diatas geladak lambung timbul. Alat penunjuk bahwa katup
terbuka atau tertutup harus disediakan pada tempat penguncian.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Sistem Instalasi Perpipaan

1. Sistem Bilga
a) Perhitungan Diameter Pipa
Berdasarkan Rules BKI VOL. III Tahun 2016 Rules for Machinery Installations
Section 11, penentuan pipa bilga yaitu:

b)
c)
d)
e) Sehingga
Dimana :

L = panjang kapal (LBP)


= 97,95 m
B = lebar kapal
= 16.3 m
H = tinggi kapal
= 8,30m

Diperoleh :

D = 107,55 mm
Dalam buku pompa dan kompressor oleh Sularso Haruo Tahara halaman 23
diperoleh kapasitas pompa dari perhitungan di atas

Sehingga diameter pipa yang digunakan = 125 mm


ukuran pipa yg sesuai berdasarkan JIS yang terdapat pada tabel dibawah ini:

Sehingga diperoleh diameter pipa sebesar 5 inch dengan tebal 5.0 mm


b) Perhitungan Kapasitas Pompa
Berdasarkan Rules BKI VOL. III Tahun 2016 Rules for Machinery
Installations Section 11, penentuan kapasitas pompa yaitu

Q = 5,75 x 10-3 x d2
= 5,75 x10-3 x 1252
= 89,8438 m3/jam

c) Perhitungan Head Total Pompa


Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 26 diformulakan :
H = ha + hp + hv + h1
Dimana :

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= hi + ht
ht = tinggi pipa buang minimal 30 cm diatas sarat kapal (m)
= T - hdbm + 0.3
= 6,02 m
hi = tinggi pipa isap (m)
= 1,03 m
= 7,05 m

hp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan.


= hp2 - hp1
Dimana: hp1 = tekanan air statis pada tangki isap.
=0
hp2 = tekanan air statis pada tangki tekan.
=0
hp = 0 - 0 = 0 m
hv = kehilangan akibat kecepatan zat cair( m)
𝑉2
= 2𝑔

V = Kecepatan aliran fluida (m/dt)


= Q/A
Q = Debit aliran (m3/dt)
= 0,024956597
A = Luas Penampang pipa (m2)
= 1/4pD2
= 0,012265625 m2
= 2.03467799m/dt
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
= 9,8
= 0.211220129 m

h1 = kehilangan pipa lurus (m)


= hl1 + hl2
10,666 xQ 1,85 xL
hl1 =
C 1,85 xD 4,85
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/dt)
= 0,024956597 m/dt
L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 78,4661 m
C = Koefesien Jenis Pipa (Tabel 2,1 Hal. 30)
= 130
D = Diameter Pipa (m)
= 0,125
hl1 = 2,670962658m

Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head yang terdapat
dalam jalur pipa:

hl2 = K x hv
Dimana : K = Jumlah koefisien kehilangan local
Penyebab Jumlah Koefesien Nilai
Katup bundar 7 10 70
Saringan 2 1,79 3,58
Sambungan
siku 18 0,75 13,5
Sambungan T 9 1,8 16,2
103,28

hl2 = 21,81 m
Jadi,
hl = hl1+hl2
= 24,485m
Sehingga head total pompa dapat diketahui :
H = ha + hp + hv + h1
= 31,747 m

Menurut Buku Machinery outfitting desain Manual, total head adalah

H= H1+H2+H3
Perbedaan ketinggian antara draft maksimum dan ketinggian
H1= pompa
H1= 6.02 m

H2= Kehilangan tekanan dalm pipa


H2= 24.4858 m

H3= Perbedaan ketinggian antara pompa dan pengisap bilga


H3= 1.03 m

H= 31.54 m

d.) Perhitungan daya pompa


Pada buku “Marine power plan” oleh P. Akimov hal 514 diformulakan
QxHx 
N=
3600 x 75x 
dimana :

Q = Kapasistas pompa (m3/jam)


= 89.84375
H = Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 31.7469977
g = Massa jenis air laut (kg/m3)
= 1025
h = Efesiensi pompa
= 0.9 (Pompa baru)

Jadi N = 12,301 HP ( 1 Hp = 0,746 Kw)


= 13,835 HP ( penambahan 10% untuk factor safty)
= 10,3174 Kw
Menurut eko priyanto dalam wordpress, perhitungan daya pompa sebagai berikut
a. Water Hourse Power(WHP)
WHP= p. g . Q . H / 1000 .3600

WHP= 7,95862

b.BHP
BHP= WHP/n

BHP= 10,6115

c.Daya Motor
Daya motor harus memiliki power rating 110%
Daya= BHP.Power Ratimg

Daya= 11,6726

e. Pompa Yang Digunakan


("Brosur Pompa Sili")

Tipe : EHS 201C


Dimensi Pompa
Panjang : 1448 mm
Tinggi : 810 Mm
Lebar : 470 Mm
Diameter Isap : 125 Mm
Diameter Tekan : 125 Mm
Berat : Kg
RPM : 1500
Input : 20,1072386 Hp
: 15 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan
: 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah

2. Ballast
Kegunaan ballast pada kapal adalah sebagai penyeimbang kapal pada saat terjadinya
trim , oleng atau guncangan sehingga kapal tetap stabil. Tangki-tangki ballas biasanya
terdapat pada doble bottom serta masing-masing terdapat di haluan dan buritan
kapal.adapun deskripsi aliran pipa serta alat-alat penunjang aliran fluida ballas sebagai
berikut :
Fluida kerja ballas adalah air laut yang diambil dari kotak air laut atau sea ches yang
kemudian dipompakan ke tangki-tangki ballas sesuai kebutuhan. Pada rancangan kamar
mesin ini, desainer menggunakan 2 buah pompa masing-masing 1 pompa transfer, 1
pompa isap/buang. Aliran fluida ballas diatur dengan menggunakan manivolt dan katup-
katup/valve. langkah pengisapan fluida ballas dari tangki ballas sebelum di buang di
bagian free board juga diatur melalui katup-katup tersebut.
Proses pengisian dan pengurasan tangki Ballas dapat diliat dari bagan berikut:

- Pengisian Ballas
Pompa Manivoly Tangki
Seachest
Transfer Ballas

- Pengurasan Ballas
Tangki Pompa freeboard
Ballas Pengisapan

Waktu yang diperlukan untuk mengisi tangki ballast dengan kecepatan aliran 2 m/s
adalah 4-10 jam dengan rentang diameter pipa 60-200 mm.
Berikut urutan perhitungan daya pompa :
a.) Perhitungan Kapasitas Pompa
Arti kapasitas aliran ialah volume yang mengalir dalam satuan waktu sehingga di
formulasikan:
V
Q= dimana Volume ballast yang dibutuhkan = 717,90 m3
t
Waktu yang diperlukan = 4 jam
Sehingga diperoleh
Q = 179,476 m3/jam

b) Penentuan Diameter Pipa Isap


Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Soelarso
Berdasarkan nilai Q = 2,99 m3/menit
Diameter pipa yang digunakan = 150 (mm)
c.) Perhitungan Head Total Pompa
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 26 diformulakan :
H = ha + Δhp + hl+ (V2/2g)
Dimana :
ha = Perbedaan tinggi antara titik sembarang dipipa keluar dan sembarang titik dipipa
isap (m).
= ht + hi
untuk tinggi permukaan pipa buang minimal 30 cm diatas sarat.
Jadi : ht = T – hdbkm + 0.3
Dimana : hdb = ( 350 + 45B ) = 1,08 m
hdbkm = 1,08 m (dari rencana umum)
ht = 6,02 m
hi = hdbkm – 0.05 m (jarak pipa isap dari dasar tangki)
= 1,03 m
ha = 7,05 m
hp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan.
= hp2 - hp1
Dimana: hp1 = tekanan air statis pada tangki isap.
=0
hp2 = tekanan air statis pada tangki tekan.
=0
hp = 0 - 0 = 0 m
hv = kehilangan akibat kecepatan zat cair(m)
𝑉2
= 2𝑔

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair (m)


= V2/2g
V = Kecepatan aliran fluida (m/dt)
= Q/A
Q = Debit aliran (m3/dt)
= 0.04985434
Luas Penampang pipa
A = (m2)
= 1/4pD2
= 0.0176625
= 2.822609485 m/dt
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
= 9,8
= 0,406486 m

h1 = kehilangan pipa lurus (m)


= hl1 + hl2
10,666 xQ 1,85 xL
hl1 =
C 1,85 xD 4,85

Dimana : Q = laju aliran pompa = 0.04985434 m3/s


L = panjang pipa lurus = 90.4m
C = koef. Jenis pipa (tabel 2.14 hal 30)
- = 130 (pipa besi cor baru)
D = diameter pipa = 0.15 mm
hl1 = 3.195456867 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head yang terdapat
dalam jalur pipa:
hl2 = K x hv
Dimana : K = Jumlah koefisien kehilangan lokal
Penyebab Jumlah Koefesien Nilai
Katup bundar 8 10 80
Saringan 5 1,79 8,95
Sambungan
siku 11 0,75 8,25
Sambungan T 6 1,8 10,8
108

hl2 = 43,90 m
Jadi,
h1 = hl1+hl2
= 48,47 m
Sehingga head total pompa dapat diketahui :
H = ha + hp + hv + h1
= 55,92 m

d.) Perhitungan daya pompa


Pada buku “Marine power plan” oleh P. Akimov hal 514 diformulakan
QxHx
N=
3600 x75 x
dimana :

Q= Kapasistas pompa (m3/jam)


= 179,47 m3/jam
H= Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 55,9 m
g = Massa jenis air laut (kg/m3)
= 1025 kg/m3
h= Efesiensi pompa
= 0,9 (pompa baru)

Jadi N = 42,34 Hp ( 1 Hp = 0,7355 Kw)


= 46,574 HP ( penambahan 10% untuk factor safty)
= 34,730 Kw
e. Pompa Yang Digunakan
("Brosur Pompa Bombas SILI")

Tipe : EHS 251C


Dimensi Pompa
Panjang : 1693 mm
Tinggi : 960 mm
Lebar : 600 mm
Diameter Isap : 150 mm
Diameter Tekan : 150 mm
Berat : Kg
RPM : 1800
Input : 49,59786 Hp
: 37 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan : 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah

3. Pemadam kebakaran
Sistem pemadam kebakaran pada kapal digunakan pada saat keadaan darurat saja.
Namun demikian, sistem ini harus selalu dirawat demi mencegah kemungkinan-
kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Fluida yang digunakan adalah air alut yang dipompakan dari sea chest menuju ke
bagian-bagian kapal seperti geladak, pop dek, main dek, navigation deck, engine room
hingga bagian haluan kapal, pengaturan aliran fluida diatur oleh katu-katup yang dapat
menfokuskan aliran fluida pemadam di bagian yang mengalami kebakaran.
Sistem pemadam ini juga menggunakan sprinkle yang terdapat di bagian langit-langit
ruangan yang dilengkapi sensor panas dan asap yang sewaktu-waktu dapat menyemburkan
cairan pemadam jika terjadi keadaan darurat.
Sistem instalasi pemadam kebakaran pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:

- Engine Room
- Main Deck
Seachest Pompa
- Pop Deck
- Fore Castle
- Boat deck

- Navigation Deck

- Top Deck
a. Kapasitas Pompa
("Machinery Outfitting Manual", Vol. 1, Hal. 69)
Q
= 4/3.Qb
Qb = Kapasistas Pompa Bilga (m3/jam)
= 89.84375 m3/jam
= 119.792 m3/jam
= 1.99653 m3/menit
= 0.03328 m3/detik
b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 1,9965 m3/menit
D= 150 mm

c. Peritungan Tinggi Kenaikan Tekanan (Head)

H = ha + hp + hv + hl (m)
ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= ht + hi
ht = tinggi pipa buang (m)
= 17,23
hi = tinggi pipa isap (m)
= 0,63
= 17,86 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki (m)


= hpi - hpt
hpi = Tekanan pada tangki isap
= 0
hpt = Tekanan pada tangki penampungan
= 0
= 0m

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair (m)


= V2/2g
V = Kecepatan aliran fluida (m/dt)
= Q/A
Q = Debit aliran (m3/dt)
= 0,033275463 (m/dt)
A = Luas Penampang pipa (m2)
= 1/4pD2
= 0,0176625m2
= 1,8839611 m/dt
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
= 9,8
= 0.181087 m

hl = Kehilangan pada pipa lurus (m)


= hl1 + hl2
10,666.Q1,85.L
hl1 =
C1,85.D4,85
Q= Debit aliran (m3/dt)
= 0,033275463 m/dt
L= Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 80,09 m
C= Koefesien Jenis Pipa (Tabel 2,1 Hal. 30)
= 130
D= Diameter Pipa (m)
= 0,15 m
= 1.91721872 m

hl2 = K.hv (m)


K = Jumlah Koefesien kehilangan lokal (m)

Penyebab Jumlah Koefesien Nilai


Katup bundar 5 10 50,00
Saringan 1 1,79 1,79
Sambungan siku 22 0,75 16,50
Flens 4 0,5 2,00
Sambungan T 14 1,8 25,20
95,49
= 17,292 m
hl = hl1 + hl2 = 19,209 m

Jadi H = 37,253 m

d. Perhitungan Daya Pompa


("Marine Power Plant", P. Akimov, 495)
N Q.H.g
(HP)
= 3600.75.h
Q = Kapasistas pompa (m3/jam)
= 119,7917 m3/jam
H = Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 37.25332 m
g = Massa jenis air laut (kg/m3)
= 1025 kg/m3
h= Efesiensi pompa
= 0,9 (pompa baru)
= 18,8239 HP
= 20, 7063 HP (penambahan faktor safety 10%)
= 15,4407 KW

e. Pompa Yang Digunakan


("Brosur Pompa Bombas SILI")

Tipe : EHS 251C


Dimensi Pompa
Panjang : 1538 mm
Tinggi : 960 mm
Lebar : 550 mm
Diameter Isap : 150 mm
Diameter Tekan : 150 mm
Berat : Kg
RPM : 1500
Input : 24.79893 Hp
: 18.5 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan : 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah

4. Minyak pelumas
Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil gesekan-
gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain
itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena
dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas
pelumasan yang besar, maka sistem pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor
dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi
engine bearing dan mendinginkan piston.
Pada rancangan kamar mesin ini desainer tidak menggunakan tangki utama pada doble
bottom mengingat kebutuhan akan pelusan pada mesin tidaklah terlalu besar dibandingkan
kebutuhan bahan bakar dan disel oil, tangki minyak pelumas di letakkan bergantung pada
lantai dua kamar mesin dengan dua jenis tangki yaitu tangki utama, dan tangki harian.
Adapun deskripsi aliran fluida minyak pelumas adalah sebagai berikut :
Pelumas dari tangki utama dialirkan menuju ke tangki pengendapan yang selanjutnya
dialirkan menuju ke tangki harian, kemudian dari tangki harian, pelumas dipompakan
masuk ke mesin utama dan mesin bantu yang sebelumnya disaring terlebih dahulu dengan
filter, adapun barm-bram atau partikel kecil yang mengendap di tangki pengendapan
dialirkan menuju ke sludge tank.

Sistem instalasi sanitari air tawar pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:

LO Tank LO Daily Filter Pump


Tank

ME Generator

a. Kapasitas Pompa Lube Oil

Q = V/t (m3/jam)
V = Volume Tangki Harian Lube Oil (m3)
= 0,10161
t = Waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh tangki (jam)
= 0,16667 jam atau (10 menit)
= 0,60964 m3/jam
= 0,01016 m3/menit
= 0,00017 m3/detik

b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 0,01016 m3/menit
D= 40 Mm
Diameter pipa yang digunakan = 40 (mm)

c. Peritungan Tinggi Kenaikan Tekanan (Head)


("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 27)
H = ha + hp + hv + hl (m)

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= hi + ht
ht = tinggi pipa buang (m)
= 5,78 m
hi = tinggi pipa isap (m)
= 0,20 m
ha = 5,98 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki (m)


= hpi - hpt
hpi = Tekanan pada tangki isap
= 0,85 m
hpt = Tekanan pada tangki penampungan
= 0 m
= 0,85 m

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair (m)


= V2/2g
V = Kecepatan aliran fluida (m/dt)
= Q/A
Q = Debit aliran (m3/dt)
= 0,000169344 (m/dt)
A = Luas Penampang pipa (m2)
= 1/4pD2
= 0,001256 ,m2
= 0,134828071m/dt
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
= 9,8 m/dt2
hv = 0,00093 m

hl = Kehilangan pada pipa lurus (m)


= hl1 + hl2
10,666.Q1,85.L
hl1 =
C1,85.D4,85
Q= Debit aliran (m3/dt)
= 0,00016934 (m/dt)
L= Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 15,08 m
C= Koefesien Jenis Pipa (Tabel 2,1 Hal. 30)
= 130 (besi cor baru)
D= Diameter Pipa (m)
= 0,04 m
= 0,012555708 m
hl2 = K.hv (m)
K = Jumlah Koefesien kehilangan lokal (m)
Penyebab Jumlah Koefesien Nilai
Flens 0 0,5 0
Katup bundar 3 10 30
Saringan 0 1,79 0
Sambungan
siku 7 0,75 5,25
Sambungan T 3 1,8 5,4
40,65
= 0,037702064 m
hl = hl1+hl2 = 0,05026 m
jadi H = 6,88119 m

d. Perhitungan Daya Pompa

N Q.H.g
(HP)
= 3600.75.h
Q= Kapasistas pompa (m3/jam)
= 0,60964 m3/jam
H= Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 6,88119 m
g = Massa jenis minyak lumas (kg/m3)
= 900 kg/m3
h= Efesiensi pompa
= 0,9 (pompa baru)
= 0.01554 HP
= 0.01709 HP (penambahan faktor safety 10%)
= 0,01274 KW

e. Pompa Yang Digunakan


("Brosur Pompa Sili")

Tipe : YCB-0.6/0.6
Dimensi Pompa
Panjang : 180 mm
Tinggi : 187 mm
Lebar : 125 mm
Diameter Isap : 40 mm
Diameter Buang : 40 mm
Berat : 16 kg
RPM : 910
Input : 1,00536 Hp
: 0,75 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan
: 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah

5.Bahan bakar HFO


Bahan bakar haruslah melewati tahapan-tahapan khusus sebelum disalurkan ke mesin
utama.komponen-komponen penunjang seperti filter, pompa transfer, pompa supply,
separato, dan furifier merupakan rangkaian peralatan yang harus dilalui oleh fluida
tersebut. Adapun deskripsi alirannya adalah sebagai berikut :
Bahan bakar yang di supply dari darat kemudian ditampung di tangki utama, setelah itu
dilakukan pemompaan bahan bakar menuju ke tangki pengendapan, selama proses
pemompaan, fluida bahan bakar tersebut melewati proses saringan mulai dari filter
kemudian masuk di furifier setelah itu masuk di separator hingga sampai pada tangki
pengendapan, di tangki pengendapan, bahan bakar diendapkan guna memisahkan partikel-
partikel kecil yang mungkin masih bercampur sebelum di suplay ke tangki harian. Dari
tangki pengendapan, bahan bakar kemudian dipompakan masuk ke tangki harian yang
selanjutnya disalurkan menuju ke mesin utama. Penyaluran bahan bakar ke mesin utama
pada desain ini menggunakan sistem grafitasi karena letak tangki harian yang berada di
lantai dua kamar mesin.
Proses pemompaan bahan bakar menggunakan dua buah pompa transfer (satu sebagai
cadangan) dan satu buah pompa suplay serta masing-masing satu separator dan furifier
Sistem instalasi Bahan bakar pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:

Tanki Pompa
Filter Furifier Separator
Utama Transfer

Tangki Pompa Tangki Sludge


ME
Harian Suplay Pengendapan Tank
a. Kapasitas Pompa

Q = V/t (m3/jam)
V = Volume Tangki Harian Bahan Bakar
ketentuan bahwa tangki harus mampu mensuplai bahan
bakar
minamal 8 jam atau 1/3 hari sehingga :
V= 5.042364 m3
Pompa bekerja mengisi tangki harian sebanyak 3 kali/hari
t = Waktu yang diperlukan untuk satu kali pengisian tangki
= 0,1666667 jam atau (10 menit)
= 30,2542 m3/jam
= 0,50424 m3/menit
= 0,0084 m3/detik

b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 0,504236 m3/menit
D= 80 m
Diameter pipa yang digunakan = 80 (mm)

c. Peritungan Tinggi Kenaikan Tekanan (Head)


("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 27)
H = ha + hp + hv + hl (m)

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= hi + ht
ht = tinggi pipa buang (m)
= 6,405
hi = tinggi pipa isap (m)
= 1,43
= 7,831 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki (m)


= hpi - hpt
hpi = Tekanan pada tangki isap
= 0 m
hpt = Tekanan pada tangki penampungan
= 0m
= 0m
hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair (m)
= V2/2g
V = Kecepatan aliran fluida (m/dt)
= Q/A
Q = Debit aliran (m3/dt)
= 0.008403939
A = Luas Penampang pipa (m2)
= 1/4pD2
= 0,005024
= 1.672759 m/dt
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
= 9,8 m/dt2
= 0,142769 m

hl = Kehilangan pada pipa lurus (m)


= hl1 + hl2
10,666.Q1,85.L
hl1 =
C1,85.D4,85
Q= Debit aliran (m3/dt)
= 0,08403939 m3/dt
L= Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 20,31 m
C= Koefesien Jenis Pipa (Tabel 2,1 Hal. 30)
= 130
D= Diameter Pipa (m)
= 0,08 m
= 0,803939 m

hl2 = K.hv (m)


K = Jumlah Koefesien kehilangan lokal (m)
Penyebab Jumlah Koefesien Nilai
Flens 0 0,5 0
Katup bundar 3 10 30
Saringan 2 1,79 3,58
Sambungan
siku 13 0,75 9,75
Sambungan T 5 1,8 9
52,33
= 7,47 m
hl = hl1 +hl2 = 8,27 m
Jadi H = 24,7851 m

d. Perhitungan Daya Pompa

N Q.H.g
(HP)
= 3600.75.h
Q= Kapasistas pompa (m3/jam)
= 30,254 m3/jam
H= Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 16,2484 m
g = Massa jenis HFO (kg/m3)
= 950 kg/m3
h= Efesiensi pompa
= 0,9 (pompa baru)
= 2,42 HP
= 2,66 HP (penambahan faktor safety 10%)
= 1,986 KW

e. Pompa Yang Digunakan


("Brosur Pompa Sili")

Tipe : YCB-6/0.6
Dimensi Pompa
Panjang : 313 mm
Tinggi : 361 mm
Lebar : 220 mm
Diameter Isap : 80 mm
Diameter Buang : 80 mm
Berat : kg
RPM : 1400
Input : 2.949062 Hp
: 2.2 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan : 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah
6. Pendingin Mesin
a. Kapasitas Pompa
("Machinery Design Manual", Vol. 1, Hal. 56)
Q = V x Daya Mesin
V = Volume air tawar yang dipilih (6~8 liter/HP/jam)
= 8
Daya Mesin = 2763 HP
Q= 22100,04 liter/jam
= 22,10004 m3/jam
= 0,368334 m3/menit
= 0,0061 m3/detik

b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 0,52604 m3/menit
D = 65 mm

c. Peritungan Tinggi Kenaikan Tekanan (Head)


("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 27)
H = ha + hp + hv + hl (m)

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= ht - hi
ht = tinggi pipa buang ke expantion tank (m)
= 6,392 m
hi = tinggi pipa isap (m)
= 1,03 m
= 5,36 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki (m)


= hpi - hpt
hpi = Tekanan pada tangki isap
= 0 (Tangki berada dibawah pompa)
hpt = Tekanan pada tangki penampungan
= 0 (Tidak ada tekanan pada tangki penampungan)
= 0m

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair (m)


= V2/2g
V = Kecepatan aliran fluida (m/dt)
= Q/A
Q = Debit aliran (m3/dt)
= 0,0061 m3/dt
A = Luas Penampang pipa (m2)
= 1/4pD2
= 0,003 m2
V = 1,85 m/ dt
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
g = 9,8 m/dt2
hv = 0,17 m

hl = Kehilangan pada pipa lurus (m)


= hl1 + hl2
10,666.Q1,85.L
hl1 =
C1,85.D4,85
Q = Debit aliran (m3/dt)
= 0,0061 m3/dt
L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 8,54 m
C = Koefesien Jenis Pipa (Tabel 2,1 Hal. 30)
= 130 (Besi cor baru)
D = Diameter Pipa (m)
= 0,065 m
= 0,52 m

hl2 = K.hv (m)


K = Jumlah Koefesien kehilangan lokal (m)

Penyebab Jumlah Koefesien Nilai


flange 1 0,2 0,2
Katup bundar 2 10 20
Saringan 2 1,79 3,58
Sambungan siku 7 0,75 5,25
Sambungan T 2 1,8 3,6
32,63
= 5,70 m

hl = hl1+hl2 = 6,22 m
Jadi H total adalah 11,76 m
d. Perhitungan Daya Pompa
("Marine Power Plant", P. Akimov, 495)
N Q.H.g
(HP)
= 3600.75.h
Q = Kapasistas pompa (m3/jam)
= 22.10004404m3/jam
H = Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 11,76 m
g = Massa jenis air laut (kg/m3)
= 1025 kg/m3
h = Efesiensi pompa
= 0,90 (pompa baru)
= 1,10 HP
= 0,82 KW
e. Pompa Yang Digunakan
("Brosur Pompa Bombas SiLi")

Tipe : 32CXZ-25
Dimensi Pompa
Panjang : 467
Tinggi : 230
Lebar : 180
Diameter Poros :
Berat : 45 kg
RPM : 2900
Input : 2,01 Hp
: 1,5 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan : 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah

7. Sanitari Air Tawar


a. Kapasitas Pompa
* Keperluan air tawar untuk akomodasi tiap deck (konsumsi dan MCK)

Q = V/t (m3/jam)
V = Volume Tangki Harian Air Tawar / Hydrophore
= dalam perencanaan hydrophore ini akan di supplay sebanyak 4 kali
per hari, sehigga volume air yang dipindahkan tiap penyuplaian adalah
= 1.2355065 m3
t = Waktu yang diperlukan untuk tiap pengisian penuh tangki (jam)
= 0,16666667 jam atau 10 menit
= 7,41304 m3/jam
= 0,12355 m3/menit
= 0,00206 m3/detik

* Keperluan air tawar untuk pendinginan Mesin Utama

Q = V/t (m3/jam)
V = Volume Tangki Expansi
Dari informasi brosure dikatakan bahwa konsumsi air pendingin untuk
mesin utama dan mesin bantu atau generator
, sehingga volume tangki expansion yang akan
direncanakan untuk mensupplai pendingin (air tawar) per hari adalah
= 1,33 m3
* pengisian tangki direncanakan sebanyak 2 kali dalam satu hari
t = Waktu yang diperlukan untuk pengisian penuh tangki adalah
= 0,16666667 jam atau 10 menit
= 8 m3/jam
= 0,13333 m3/menit
= 0,00222 m3/detik
* Sehingga Q total didapatkan 15.41303898 m3/jam
= 0,257 m3/menit
= 0,004 m3/detik

b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 0,257 m3/menit

Diameter pipa yang digunakan = 65 mm

c. Peritungan Tinggi Kenaikan Tekanan (Head)


("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 27)
H = ha + hp + hv + hl (m)

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= ht + hi
ht = tinggi pipa buang (m)
= 17,23 m
hi = tinggi pipa isap (m)
= 1,03 m
= 18,26 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki (m)


= hpi – hpt
hpi = Tekanan pada tangki isap
= 0
hi = Tekanan pada tangki penampungan
= 0
= 0m

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair (m)


= V2/2g
V = Kecepatan aliran fluida (m/dt)
= Q/A
Q = Debit aliran (m3/dt)
= 0.002059m3/dt
A = Luas Penampang pipa (m2)
= 1/4pD2
= 0,003317 m2
V = 0.620865336 m/dt
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
= 9,8
hv = 0,019667 m

hl = Kehilangan pada pipa lurus (m)


= hl1 + hl2
10,666.Q1,85.L
hl1 =
C1,85.D4,85
Q= Debit aliran (m3/dt)
= 0.002059 m3/dt
L= Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 60,01 m
C= Koefesien Jenis Pipa (Tabel 2,1 Hal. 30)
= 130
D= Diameter Pipa (m)
= 0,065 m
= 0,4820 m

hl2 = K.hv (m)


K = Jumlah Koefesien kehilangan lokal (m)
Penyebab Jumlah Koefesien Nilai
Katup bundar 3 10 30
Saringan 2 1,79 3,58
Sambungan
siku 13 0,75 9,75
Sambungan T 3 1,8 5,4
48,73

= 0,95837 m

hl = hl1+hl2 = 1,440 m
Jadi H total adalah 19,7201 m
d. Perhitungan Daya Pompa
("Marine Power Plant", P. Akimov, 495)
N Q.H.g
(HP)
= 3600.75.h
Q= Kapasistas pompa (m3/jam)
= 7, 4130 m3/jam
H= Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 19,720 m
g = Massa jenis air laut (kg/m3)
= 1000 kg/m3
h= Efesiensi pompa
= 0,9 (Pompa baru)
= 1,139 HP
= 1,196 HP (penambahan faktor safety 10%)
= 0,880 KW

e. Pompa Yang Digunakan


("Brosur Pompa Bombas Sili")

Tipe : 32CXZ-25
Dimensi Pompa
Panjang : 467 mm
Tinggi : 230 mm
Lebar : 180 mm
Diameter Isap : 50 mm
Diameter Buang : 32 mm
Berat : Kg
RPM : 2900
Input : 2.0107239 Hp
: 1.50 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan
: 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah

Hydrophore Units
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 61, volume tangki hydrophore dapat
dihitung dengan menggunakan formula :
V= m3

dimana :
q= volume air yang disuplai oleh pompa dalam waktu 1~2 menit.
= 0,12355 m3
P1 = Tekanan akhir pompa
= 4,5 kg/cm2
P2 = Tekanan awal pompa
= 3 kg/cm2
a = Staying water quantity in hydrophore
= 1,5
sehingga :
V = 0.555977923 m3
Dengan demikian volume tangki hydrophore yang digunakan adalah 1,1 (m 3)

8. Sanitari Air Laut


a.Kapasitas Pompa
Dalam buku ”Machinery Outfitting Design Manual” hal 62, laju aliran pompa
sanitary ditentukan berdasarkan kebutuhan maksimu aliran yang dibutuhkan untuk melayani
kebutuhan air sanitary dikapal. Nilai laju aliran pompa kurang lebih terdiri atas :
Sanitary for accomodation = 5 – 10; dipilih = 8 m3/jam
Cooling Water for unit cooler = 5 – 10; dipilih = 10 m3/jam

Dengan demikian nilai laju aliran pompa :


Q = 13 m3/jam
= 0,21667 m3/menit
= 0,003611 m3/dt
b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 0,216667 m3/menit
D = 50 mm

c. Peritungan Tinggi Kenaikan Tekanan (Head)


("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 27)
H = ha + hp + hv + hl (m)

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= ht + hi
ht = tinggi pipa buang minimal 30 cm diatas sarat kapal (m)
= 17,44 m
hi = tinggi pipa isap (m)
hi = 0,63 m
ha = 18,07 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki (m)


= hpi – hpt
hpi = Tekanan pada tangki isap
= 0m
Tekanan pada tangki
hi = penampungan
= 0m
= 0m

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair (m)


= V2/2g
V = Kecepatan aliran fluida (m/dt)
= Q/A
Q = Debit aliran (m3/dt)
= 0,003611111 m3/dt
A = Luas Penampang pipa (m2)
= 1/4pD2
= 0,0019625 m2
= 1,8401 m/dt
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
= 9,8
= 0,1727453 m

hl = Kehilangan pada pipa lurus (m)


= hl1 + hl2
10,666.Q1,85.L
hl1 =
C1,85.D4,85
Q= Debit aliran (m3/dt)
= 0,00361 m3/dt
L= Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 69,43 m
C= Koefesien Jenis Pipa (Tabel 2,1 Hal. 30)
= 130
D= Diameter Pipa (m)
= 0,05 m
= 5,6284 m
hl2 = K.hv (m)
K = Jumlah Koefesien kehilangan lokal (m)

Penyebab Jumlah Koefesien Nilai


Katup bundar 3 10 30
Saringan 2 1,79 3,58
Sambungan
siku 15 0,75 11,25
Sambungan T 20 1,8 36
80,83
= 13,963 m

hl =hl1+hl2 = 19,5914
Jadi H = 37, 8341 m

d. Perhitungan Daya Pompa


("Marine Power Plant", P. Akimov, 495)
N Q.H.g
(HP)
= 3600.75.h
Q= Kapasistas pompa (m3/jam)
= 13 m3/jam
H= Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 37,8341 m
g = Massa jenis air laut (kg/m3)
= 1025 kg/m3
h= Efesiensi pompa
= 0,9 (Pompa baru)
= 2,0746 HP
= 2,2821 HP (penambahan faktor safety 10%)
= 1,701 KW

e. Pompa Yang Digunakan


("Brosur Pompa Bombas Sili")

32CXZ-
Tipe : 40
Dimensi Pompa
Panjang : 492 mm
Tinggi : 230 mm
Lebar : 180 mm
Diameter Isap : 50 mm
Diameter Buang : 32 mm
Berat : Kg
RPM : 2850
Input : 2.9490617 Hp
: 2.2 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan
: 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah

Hydrophore Units
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 61, volume tangki hydrophore dapat
dihitung dengan menggunakan formula :
V= (m3)

dimana :
q= volume air yang disuplai oleh pompa dalam waktu 1~2 menit.
= 0.216666667 m3
P1 = Tekanan akhir pompa
= 4,5 kg/cm2
P2 = Tekanan awal pompa
= 3 (kg/cm2
a = Staying water quantity in hydrophore
1,5
sehingga :
V = 0,975 m3
Dengan demikian volume tangki hydrophore yang digunakan adalah 1 (m 3)

9. Perhitungan Daya Pompa Bahan Bakar MDO


a.Kapasitas Pompa
Dalam buku ‘’Marine Power Plant’’
𝑉
Q = 𝑡 (𝑚3 /jam)

Volume bahan bakar yang dibutuhkan = 4,2774 𝑚3


Lama pelayaran = 2 hari = 6 jam (pada saat bongkar muat dan mesin utama mati hanya gengset
yang menyala)
Jumlah bahan bakar yang akan disuplai ke tangki harian = 21,054 𝑚3 /jam
Tangki harian diisi setiap 8 jam, sehingga volume bahan bakar yang harus dipindahkan ke
tangki harian = 1.99 𝑚3
Lama pemompaan 20 menit = 0.3333 jam
Maka, Q = 12,8322 𝑚3 /jam
b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai Q = 0,283
D = 65 mm

c. Peritungan Tinggi Kenaikan Tekanan (Head)


("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 27)
H = ha + hp + hv + hl (m)

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi keluar (m)
= hi + ht
ht = tinggi pipa buang (m)
= 6,191 m
hi = tinggi pipa isap (m)
= 1,43 m
= 7,617 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki (m)


= hpi - hpt
hpi = Tekanan pada tangki isap
= 0m
hpt = Tekanan pada tangki penampungan
= 0m
= 0m

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair (m)


= V2/2g
V = Kecepatan aliran fluida (m/dt)
= Q/A
Q = Debit aliran (m3/dt)
= 0.003564506 m3/dt
A = Luas Penampang pipa (m2)
= 1/4pD2
= 0,003316625 m2
= 1,0747 m/dt
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
= 9,8 m/dt2
= 0,0589 m
hl = Kehilangan pada pipa lurus (m)
= hl1 + hl2
10,666.Q1,85.L
hl1 =
C1,85.D4,85
Q= Debit aliran (m3/dt)
= 0,005848333
L= Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 21,309
C= Koefesien Jenis Pipa (Tabel 2,1 Hal. 30)
= 130 (besi cor baru)
D= Diameter Pipa (m)
= 0,065 m
= 0,47243 m
hl2 = K.hv (m)
K = Jumlah Koefesien kehilangan lokal (m)
Koefesie
Penyebab Jumlah n Nilai
Flens 0 0,5 0
Katup bundar 4 10 40
Saringan 2 1,79 3,58
Sambungan
siku 12 0,75 9
Sambungan T 5 1,8 9
61,58
= 3,6290 m

hl = hl1 + hl2 = 4,1014 m


jadi H = 11,7774 m

d. Perhitungan Daya Pompa

Q.H.g
N= (HP)
3600.75.h
Q= Kapasistas pompa (m3/jam)
= 12.83222
H= Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 11.77739
g = Massa jenis air laut (kg/m3)
= 900
h = Efesiensi pompa
h= 0,9 (Pompa baru)
= 0,5597 HP
= 0,6157 HP (penambahan faktor safety 10%)
= 0,4591 KW

e. Pompa Yang Digunakan


("Brosur Pompa Sili")

Tipe : YCB-0.6/0.6
Dimensi Pompa
Panjang : 180 mm
Tinggi : 187 mm
Lebar : 125 mm
Diameter Isap : 40 mm
Diameter Buang : 40 mm
Berat : 16 kg
RPM : 910
Input : 1.005362 Hp
: 0.75 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama : 1 Buah
Pompa Cadangan
: 1 Buah
Total Pompa : 2 Buah

10. Perhitungan Daya Blower

a. Kapasitas Blower
("BKI Vol III", Hal. 214, Bag.2-14)
Q = 20 x V (m3/jam)
V = Volume Kamar mesin (m3)
= 509,937 m3
= 10198,7 m3/jam
b. Kapasitas Blower
("Marine Power Plant", P. Akimov, 494)
H = (V2/2g)+P/g+z (m)
P = Tekanan kerja pada 1 atm (Kg/cm2)
= 1,29 Kg/cm2
g= Massa jenis udara (Kg/m3)
= 0,8 Kg/m3
z= Tinggi kedudukan kipas dari lantai kamar mesin
= 6,72 m
g= Percepatan gravitasi (m/dt2)
= 9,8 m/dt2
V= Kecepatan aliran gas (m/dt)
= 5 m/dt
= 9,61 m

c. Perhitungan Daya Blower


("Marine Power Plant", P. Akimov, 495)
N Q.H.g
(HP)
= 3600.75.h
Q= Kapasistas Blower (m3/jam)
= 10198,7 m3/jam
H= Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 9,61 m
g = Massa jenis udara (kg/m3)
= 0,8 kg/m3
h= Efesiensi motor
= 0,9
= 0,3226 HP
= 0,24056 KW

11. Perhitungan Daya Kompresor

a. Volume Botol Angin


("BKI Vol III", Hal. 2-14, Bag.4.3.6)
j = a/(D+H)+H1/2/(p-q)(z.b.c.d) (m3)
D = Diameter silinder (bore) mesin utama (mm)
= 260 mm
H = Langkah torak (stroke) mesin utama (mm)
= 385 mm
z = Jumlah silinder mesin utama
= 8
p = Tekanan pada botol angin (Kg/cm2)
= 30 Kg/cm2
q = Tekanan minimum untuk langkah torak (Kg/cm 2)
= 15 Kg/cm2
a= 3500 (D0,5)+2500
= 58935,8 mm
b= 0,3 (Mesin 4 tak)
c= 1 (Mesin tunggal)
d = 1 (untuk £ 25 Kg/m3)
= 94,5172
b. Kapasitas Kompresor
("BKI Vol III", Hal. 214, Bag.4.3.6)
Q = 1,7j(p-q) (Lt/jam)
= 2410,076
= 2,410076 m3/jam

c. Peritungan Tinggi Kenaikan Tekanan (Head)


("BKI Vol III", Hal. 214, Bag.4.3.6)
H = c2/2g+p/r+z
c = Kecepatan aliran gas (m/dt)
= 5 m/dt
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
= 9,8 m/dt2
p = Tekanan maksimum pada barometer (Kg/m2)
= 25000 Kg/m2
r= Massa jenis udara (Kg/m3)
= 1,293 Kg/m3
z= Tinggi kedudukan pompa dari fluida gas yang dipompa = Hdbkm (m)
= 1,08 m
= 19337,244

d. Perhitungan Daya Kompresor


("Marine Power Plant", P. Akimov, 495)
Q.H.g
N= (HP)
3600.75.h
Q= Kapasistas kompresor (m3/jam)
= 2,1008 m3/jam
H= Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 19337,2 m
g = Massa jenis udara (kg/m3)
= 1,293 kg/m3
h= Efesiensi pompa
= 0,9
= 0,24798 HP
= 0,184919 KW
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari perencanaan pompa-pompa, untuk menentukan nilai dayanya maka di pengaruhi


oleh beberapa hal antara lain :

1. Kerugian akibat kehilangan lokal yang disebabkan oleh katup, sambungan-


sambungan dan belokan pada pipa (Hk)
2. Kerugian akibat panjang pipa (Hl)
3. Kerugian akibat kehilangan tekanan pompa (Hp)
4. Kerugian akibat kedudukan pompa terhadap zat cair (Hz)
5. Kerugian akibat kecepatan zat cair (Hv)

Sehingga :

𝐻 = 𝐻𝑙 + 𝐻𝑘 + 𝐻𝑝 + 𝐻𝑧 + 𝐻𝑣

Maka :

𝑄𝑥𝐻𝑥𝛾
3600 𝑥 75 𝑥 𝜇

Dimana :

N = Daya yang diperlukan (HP)

𝛾 = Massa jenis air laut (𝑘𝑔/𝑚3 )

= 1025

𝜇 = Efesiensi pompa (0,98 untuk pompa baru)

H = Tinggi kenaikan tekan (m)

B.Kritik dan Saran

1. Dalam pengerjaan tugas diperlukan asisten yang dapat membimbing dan memberikan
arahan kepada peserta matakuliah
DAFTAR PUSTAKA

BKI Vol.III Mengenai Sistem Perpipaan

Prof. Dr. Haruo Tahara. Pompa dan Kompressor

Machinary of outfitting, dll.

Anda mungkin juga menyukai