Anda di halaman 1dari 14

KM.

JAYAWIJAYA

BAB I
PERHITUNGAN TAHANAN, DAYA
DAN PEMILIHAN MOTOR INDUK

Data kapal:
1. Nama : KM. JAYA WIJAYA
2. Tipe : SEMI KONTAINER
3. Dimensi Utama :
1. LWL : 116,688 meter
2. LPP : 112,2 meter
3. B : 16,73 meter
4. H : 9,99 meter
5. T : 7,78 meter
6. CP : 0.7
7. CB : 0,69
8. CM : 0,9852
9. VS : 14,5 knot
4. Rute Pelayaran : SURABAYA - MANILA
5. Radius Pelayaran : 1498 mil laut
6. Metode : Guldhamer - Harvald

1. Perhitungan tahanan kapal (Metode Guldhamer-


Harvarld)
1.1.1. Penentuan CB dan perhitungan Volume
Displacement
Dari data ukuran utama dan harga Cm yang telah diketahui,
maka dapat ditentukan volume displacement pada Cb =
0,69 sebagai berikut :
= Lwl x B x T x Cb
= 116,688 x 16,73 x 7,78 x 0,69
= 10479,75 m3
1/3= 21,88 m

TUGAS RENCANA UMUM 1


KM.JAYAWIJAYA

Displacement adalah berat dari karene,


diumpamakan isi karene adalah D
D = Lwl x B x T x Cb x air laut.
= 116,688 x 16,73 x 7,78 x 0,69 x 1,025
= 10741.743ton

1.1.2. Perhitungan luas permukaan basah badan kapal (S)


:
Luas permukaan basah atau S dapat dihitung dari rumus
seperti pada berikut ini :
S = 1,025 x Lwl x [ ( Cb x B ) + (1,7 x T ) ]
= 1,025 x 116.688 x [ ( 0,69 x 16,73) + (1,7 x
7,78) ]
= 2962,585 m2

1.1.3. Penentuan harga bilangan froude (Fn) dan Angka


Reynolds (Rn) :
Dari data ukuran utama kapal dan besarnya g atau
percepatan gravitasi standar maka dapat ditentukan
besarnya harga bilangan Froude
Vs = 14,5 knot
= 7,4588 m / detik
g = Percepatan gravitasi standar
= 9,8 m / detik2
Fn = Vs / ( g x Lwl )
= 7,4588 / ( 9,8 x 116,688 )
= 0,22
Viskositas kinematik air laut pada temperatur 20 oC untuk
(Pelayaran Pasifik) adalah () 0,919 x 10-6 m2/s
Sehingga bilangan Reynolds dapat dilihat dengan grafik:
Rn = ( Vs x Lwl )/
-6
= (7,4588 x 116,688)/ 0,919 x 10

TUGAS RENCANA UMUM 2


KM.JAYAWIJAYA

= 9,47 x 108
1.1.4. Penentuan harga CR dari diagram
CR atau tahanan sisa kapal dapat ditentukan melalui
diagram Guldhammer - Harvald dengan hasilnya adalah
sebagai berikut :
1. Interpolasi gravis diagram (lampiran 1)
Dari interpolasi pada Diagram Guldhammer dan Harvald
diperoleh :
L/1/3 = 116.688 / 21,88
= 5,33
Untuk L/1/3 = 5,33 , Fn = 0,22 , = 0,7
Maka dari diagram guldhammer dan Harvalds diperoleh :
L/1/3 = 5 CR = 1,2 x 10-3
L/1/3 = 5,5 CR = 1 x 10-3
Sehingga di dapat harga interpolasi untuk harga CR pada L/1/3
= 5,014
(5,33 - 5) x (1 - 1,2) x 10-3
CR 1,2x 10 - 3
(5,5 - 5)

CR = 1,068 x 10-3
2. Koreksi CR
a. Koreksi CR Karena Bentuk badan kapal
Karena bentuk kapal adalah standar, maka tidak ada
koreksi
b. Koreksi CR Karena Adanya Rasio B Dengan T
B/T = 16,73 / 7,78
= 2,15
Dengan rumus koreksi berikut
103 CR = 103CR(B/T=2,5) + 0,16( B/T-2,5)
= 1.068 x 10-3 + 0,16(2,15 - 2,5)
CR = 0,885 x 10-3 ( Memenuhi koreksi pada CR)
1.1.5. Koreksi CR karena adanya penyimpangan LCB dari
standar

TUGAS RENCANA UMUM 3


KM.JAYAWIJAYA

Diambil dari ref. Resistance and Propulsion of Ship, Harvalds


:
Penentuan LCB standard dilihat dari grafik hubungan Fn=
0,22 dengan LCB standard (lampiran 2) maka didapat =
0.3% di belakang midship sehingga :
LCB = LCB - LCB Standart
= 0,0096 - 0,003
= 0.00066
Karena LCB kapal terletak dibelakang LCB standar maka tidak perlu melakukan
koreksi.
1.1.6. Koreksi CR karena bentuk badan kapal
Dalam hal ini, yang perlu dikoreksi adalah karena adanya
boss baling-baling, sehingga CR dinaikkan 3 - 5%, diambil
4% saja.
CR = 4% x 0,885 x 10-3
= 0,035 x 10-3
Sehingga :
CR = 0,885 x 10-3 + 0,035 x 10-3
= 0,92 x10-3
1.1.7. Mencari Koefesien Tahanan Gesek (CF) :
Koefesien tahanan gesek didapat dengan rumus :
103 CF = 0,075/(log Rn - 2)2
= 0,075/ [(log 9,47 x 108) 2]2
= 1,635 x 10-3
1.1.8. Koefisien tahanan tambahan
Karena adanya tahanan tambahan untuk korelasi model
kapal, sehingga koefisien penambahan tahanan atau CA untuk
Lwl = 140,08 m ini menggunakan CA = 0,239 x 10 -3 yaitu dari
interpolasi dari tabel berikut
= 10590,8186 ton
Dari buku Havard diketahui :
= 10000 ton CA = 0,4 x 10-3

TUGAS RENCANA UMUM 4


KM.JAYAWIJAYA

= 100000 ton CA = 0
Dengan Interpolasi :
(10590,8186 - 10000) x (0 - 0,4) x 10-3
CR 0,4 x 10- 3
(100000 - 10000)

CR = 0,402 x 10-3
1.1.9. Koefisien tahanan udara dan tahanan kemudi
1. Tahanan Udara
Untuk kapal barang umum, besarnya tahanan udara adalah
sebagai berikut
CAA = 0,07 x 10-3
2. Tahanan Kemudi
Koreksi untuk tahanan kemudi sekitar
CAS = 0,04 x 10-3
1.1.10. Tahanan Total Kapal
1. Koefisien Tahanan Total
Koefisien tahanan total kapal atau CT dapat ditentukan
dengan menjumlahkan seluruh koefisien - koefisien tahanan
kapal yang ada
CT = CR + CF + CA + CAA + CAS
= (0,92 x10-3 +1,635 x 10-3 + 0,402 x 10 -3 + 0,07x10 -3 +
0,04 x10-3)
= 3,067 x10-3
2. Tahanan Total Kapal
Dari data diperoleh
a. Massa jenis air laut
air laut = 1025 kg / m3
b. Luas permukaan basah menurut rumus Mumford adalah :
S = 1,025 x Lwl x [ ( Cb x B ) + (1,7 x T ) ]
= 1,025 x 116.688 x [ ( 0,69 x 16,73) + (1,7 x
7,78) ]
= 2962,585 m2
c. Kecepatan dinas kapal
V = 14,5 knot ; dimana 1 knot = 0.51444 m/det

TUGAS RENCANA UMUM 5


KM.JAYAWIJAYA

= 7,4588 m/detik
Sehingga :
RT = CT x ( x x V2 x S )
= 3,067 x10-3x ( x 1025 x (7,4588) 2 x 2962,585)
= 176800,64 N
d. Kondisi Pelayaran Dinas
Rute pelayaran yang ditempuh adalah Surabaya Manila,
sejauh 1498 mil laut. Jadi untuk jalur pelayaran tsb, tahanan
total kapal ditambah sebesar 15-20%, dalam hal ini diambil 20
%.
RTdinas = RT x ( 1 + 20%)
= 176800,64 x (1,2)
= 212160,768 N
1.2. PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA
1.2.1. Perhitungan Daya Efektif Kapal (EHP)
EHP =(RT(Dinas) x Vs) /746
= (176800,64 x 7,4588) / 746
= 1767,722 HP
1.2.2. Perhitungan Wake Fraction (w) :
w = 0,5 x Cb - 0,05
= 0,5 x 0,69 - 0,05
= 0,295
1.2.3. Perhitungan Speed of Advance (Va) :
Va = (1- w ) x Vs
= (1- 0,295) x 7,4588
= 5,258 m/s
1.2.4. Perhitungan Thrust Deduction Factor (t) :
t=k x w dimana k = 0,7 - 0,9 diambil k = 0,8
= 0,8 x 0,295
= 0,236

1.2.5. Perhitungan Efisiensi Propulsif

TUGAS RENCANA UMUM 6


KM.JAYAWIJAYA

1. Efisiensi Relatif Rotatif


Harga rr atau efisiensi relatif rotatif untuk kapal dengan
propeler tipe single screw adalah berkisar antara 1,02 sampai
1,05.
Pada perencanaan propeler dan tabung poros propeler ini
diambil harga rr sebesar 1,04, Sehingga :
rr = 1,04
2. Efisiensi Propeler
Efisiensi propeler atau P di sini merupakan harga efisiensi
propeler yang terpasang di bagian buritan kapal. Melalui
perencanaan propeler dan tabung poros propeler ini di
asumsikan sebesar P = 0,6
3. Efesiensi Lambung (H)
H = (1- t ) / (1 - w)
= (1 - 0,236) / (1 - 0,295)
= 1,084
4. Koefisien propulsif
Koefisien Propulsif atau PC merupakan harga koefisien
yang diperoleh dari perkalian antara efisiensi lambung,
efisiensi relatif rotatif, dan efisiensi propeler.
PC = H . x rr x P
= 1,084 x 1,04 x 0,6
= 0,676
1.2.6. Perhitungan daya dorong (THP) :
THP = EHP / H
= 1767,722 / 1,084
= 1630,74 HP
1.2.7. Perhitungan daya tabung poros buritan baling -
baling (DHP) :

TUGAS RENCANA UMUM 7


KM.JAYAWIJAYA

Daya pada tabung poros baling - baling atau PD dihitung


dari perbandingan antara Daya Efektif atau PE dengan Koefisien
Propulsif atau PC.
DHP = EHP / PC
= 1767,722/ 0,676
= 2614,97 HP

1.2.8. Perhitungan Daya pada Poros Baling - Baling


(SHP) :
Di sini kapal memiliki kamar mesin di bagian belakang,
dengan loss 2%1. Sehingga harga efisiensi bantalan dan tabung
baling - baling atau SB adalah 0,98.
SHP = DHP / SB
= 2614,97 / 0,98
= 2668,34 HP
1.2.9. Perhitungan daya penggerak utama yang
diperlukan pada kondisi pelayaran dinas.
Dari kondisi karakteristik daerah pelayaran dinas kapal ini
maka diambil harga tambahan untuk jalur (pelayaran pasific)
yaitu sebesar 15 - 30% dalam perencanaan ini diambil sebesar
20% (untuk daya optimum mesin), Sehingga :
BHP = DHP + Sea margin
= 2614,97 + 20%(2614,97)
= 3137.964 HP (Daya pada daerah pelayaran)
1.2.10. Perhitungan Daya Penggerak Utama yang
Diperlukan
Besarnya daya motor penggerak utama atau PB yang
diperlukan pada perencanaan baling - baling dan tabung poros
baling - baling ini tidak terlepas oleh adanya harga efisiensi
sistem roda gigi transmisi atau G. Adanya harga efisiensi
sistem roda gigi transmisi atau G ini karena direncanakan pada

TUGAS RENCANA UMUM 8


KM.JAYAWIJAYA

hubungan sistem transmisi daya antara motor induk dengan


poros propeler terpasang sistem roda gigi reduksi.
Sistem roda gigi pada kapal ini direncanakan
menggunakan Gigi Reduksi Tunggal atau Single Reduction Gears
dengan loss 2%2 untuk arah maju dan Gigi Pembalik atau
Reversing Gears dengan loss 1% 3. Dari data sistem ini dapat
diketahui harga efisiensi sistem roda gigi transmisi atau G dari
setiap sistem adalah1. G Single Reduction Gears = 0,98
2. G Reversing Gears = 0,99
Sehingga untuk daya motor penggerak yang diperlukan adalah
BHP = BHP (Daerah pelayaran) / 0,98 x 0,99
= 3137.964 / 0,9702
= 3234.35 HP (Service Continue Rating)
Besarnya daya motor penggerak utama atau motor induk
ini adalah daya keluaran pada pelayaran normal atau SCR, di
mana besarnya adalah 85 % dari daya keluaran pada kondisi
maksimum atau MCR. Sedangkan daya keluaran pada kondisi
maksimum atau MCR dari motor induk ini adalah
BHP(MCR) = BHP(SCR) / 0,85
= 3234.35 / 0,85
= 3805.12 HP

2
3

TUGAS RENCANA UMUM 9


KM.JAYAWIJAYA

PRINCIPLE OF NAVAL ARCHITECTURE


2
Roy L Harrington, MARINE ENGINEERING
3
TAHANAN KAPAL, HAVARD

TUGAS RENCANA UMUM 10


KM.JAYAWIJAYA

1.2.11. PEMILIHAN MOTOR PENGGERAK UTAMA


Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya
pada kondisi MCR dapat ditentukan spesifikasi motor penggerak
utama atau main engine dari kapal ini. Sehingga dari data ini,
dapat ditentukan tipe - tipe motor penggerak yang akan dipakai.

PEMILIHAN MOTOR INDUK


MARINE ENGINE :

Merek : CATERPILLAR
Jenis : Motor Diesel 4 Langkah
Tipe : 3612 In-Line
Jumlah Silinder : 12
Bore : 280 mm
Stroke : 300 mm
Max. Power Engine : 4000 HP/2984 KW
Engine Speed (kecapatan) : 700 rpm
Lenght Engine (panjang) : 3976 mm
Width Engine (lebar) : 1748 mm
Hight Engine (Tinggi) : 2626 mm

MARINE REDUCTION GEAR

Merek : Caterpillar
Type : MGN 1426 V
Ratio Gear : 1 : 5,96
Konfersi Putaran : 700 : 5,96 = 117.45 rpm

TUGAS RENCANA UMUM 11


KM.JAYAWIJAYA

1.2.12. Penentuan dan Pemilihan Propeller.


(Reff. Propeller Hand Book, Dave Gerr)
1. Penentuan Diameter Propeller:
N x PD
0,5

Bp = P
Va 2,5
Dimana :
Np = putaran propeller = putaran engine/ratio gear
= 700/5,96
= 117,45 rpm
PD = DHP x 0,96 x (75/76) x (1/1025)
= 1812,25 x 0,96 x (75/76) x (1/1025)
= 1675
Sehingga :

167,78x 1675
0,5

Bp =
8,22 2,5
= 35,45
Mengingat jumlah silinder 6 maka untuk menghindari getaran
yang berlebihan, yang mana jika getaran pada propeller besar
maka kerusakan matrial akan lebih cepat dan dari segi faltor
kenyamanan sangat merugikan, hal tersebut diatas
didasarkan pada materi kuliah Propulsi oleh Ir. Made
Ariyana, MT (jumlah daun propeller tidak boleh merupakan
kelipatan dari jumlah silinder), oleh karena itu dipilih propeller
berdaun 4 dengan tipe B.4 40 karena tipe ini memiliki nilai
efisiensi tertinggi diantara tipe B.4 yang ada.
Nilai Bp diplotkan pada diagram dan memperoleh hasil :
o = 225
230x8,22
Do = = 11,26 ft = 3,43 m
167,78

(P/D)o = 0,64
= 0,584

TUGAS RENCANA UMUM 12


KM.JAYAWIJAYA

Ds = 0,95 x 11,26 = 10,7 ft =3,26 m


DBxN 10,7 x167,78

B Va 8,22 218,4
Nilai B diplotkan pada diagram Bp- dan diperoleh nilai :
(P/D)B = 0,68
= 0,6

SPESIFIKASI PROPELLER
1. Jenis : Screw
series B.4.40
2. Type :4
blades
3. Disk Area Ratio (DAR) : 0,40
4. Ratio Fraksi Tebal Blade dengan
Diameter Propeller (to/Dp) : 0,05
5. Ratio Boss Propeller dengan
Diameter Propeller (db/Dp) : 0,68
6. Pitch Ratio (P/Dp) B : 0,68
7. Diameter Propeller (Dp) : 3,26 m
8. Bahan Propeller :
manganese Bronze
9. Effesiensi Propeller (p) : 0,6
10. Berat propeller (Wgt) :
7097,07 Kg
11. Diameter Poros Propeller (Ds) :
0,2327 m
12. Jarak Bantalan Poros Propeller (Ft) :
0,4776 m

TUGAS RENCANA UMUM 13


KM.JAYAWIJAYA

TUGAS RENCANA UMUM 14

Anda mungkin juga menyukai