Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Turbin berasal dari kata turbo yang diartikan sebagai sesuatu yang
berputar. Turbin air didefinisikan sebagi alat yang digunakan untuk
merubah energi dan fluida yang mengalir menjadi energi mekanik yang
berguna untuk membangkitkan energi atau penggerak alat lain.
Penggunaan turbin air dalam system pemmbangkit tenaga listrik, saat ini
masih dominant dalam pemakaian kita harus memilih dan menentukan
karakteristik turbin air sesuai dengan kondisi dan dimana fluida
mengalir tempat dipasang turbin air. Sama halnya dengan turbin uap dan
gas banyak factor yang mempengaruhi turbin air disamping
pengembangan teori dan penelitian, ternyata adanya inisiatif mendorong
perkembangannya. Turbin air merupakan turbin denganiar sebagai fluida
kerja dan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih
rendah. Dalam hal ini air memiliki energi potensial yang berangsur-
angsur diubah menjadi energi kinetic. Dalam turbin energi kinetic air
diubah menjadi energi yang dapat memutar turbin.

Mata Kuliah Mesin Fluida adalah salah satu mata kuliah fisika
yang mempunyai konsentrasi pembelajaran pada sistem pompa,
kompresor, permesinan hidrolis, permesinan pneumatis, purifire,
separator, sewage treatment, dan masih banyak lagi.

Turbin pelton merupakan turbin impuls ( turbin air ). Turbin pelton


terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang
disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nozzle. Turbin pelton
merupakan turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi. Mengingat
pentingnya materi mengenai turbin pelton ini, praktikan diharapkan
untuk dapat mengikuti praktikum turbin pelton agar mengetahui apa saja
yang terlampir dalam tujuan praktikum.

1
Karena Turbin Pelton merupakan salah satu bentuk materi dari
Mata Kuliah Mesin Fluida, praktikan diharapkan mampu mengikuti
seluruh alur praktikum dimulai dari persiapan sampai pada ahir tahap
praktikum sehingga praktikan seluruhnya memenuhi target dari tujuan
diadakannya praktikum turbin pelton.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana cara untuk mengetahui performansi dan efisiensi dari turbin
pelton?

1.3. Tujuan
a. Praktikan mengetahui dan memahami performansi dan efisiensi dari
turbin pelton
b. Untuk mengetahui prestasi kerja turbin air
c. Untuk mengetahui hubungan parameter-parameter turbin :
Pada variasi kecepatan putar :
● Head terhadap putaran (H vs n)
● Daya terhadap putaran (N vs n)
● Efisiensi terhadap putaran ( vs n)
● Pada variasi kecepatan putar :
● Head terhadap kapasitas (H vs Q)
● Daya terhadap kapasitas (N vs Q)
● Efisiensi terhadap kapasitas ( vs Q)

2
BAB 2

DASAR TEORI

2.1. Pengertian Turbin


Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran
fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, “asembli rotor-
blade”. Fluida yang bergerak menjadikan baling - baling berputar dan
menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir
angin dan roda air.
Turbin air adalah turbin dengan air sebagai fluida kerja. Air mengalir dari
tempat yang lebih tinggi menuju yang lebih rendah. dalam hal ini air memiliki
energi potensial. Dalam proses ini aliran dalam pipa energi potensial berangsur
berubah-ubah menjadi energi kinetic. Di dalam turbin energi kinetic, air diubah
menjadi mekanik, di mana air memutar turbin.
Turbin pelton yaitu merupakan turbin impuls, yang prinsip kerjanya
mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik dalam bentuk pancaran
air. Pancaran air yang keluar dari mulut nozzle diterima oleh sudu – sudu pada
roda jalan sehingga roda jalan berputar. Pada turbin impuls ( pelton ) energi
potensial diubah menjadi energi kinetik pada nozzle yang mempunyai
kecepatan tinggi dan membentur sudu – sudu pada turbin. Setelah membentur
pada sudu, arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum ( impuls ), akibatnya roda turbin berputar.

2.2. Klasifikasi Dan Jenis-Jenis Turbin


2.2.1. Turbin berdasarkan Jenis Fluida
a. Turbin Angin
Turbin angin atau kincir angin yakni turbin yang memanfaatkan
energi kinetis dari angin untuk menggerakkan sudu-sudu turbin.
Prinsip kerja turbin angin adalah dengan mengkonversi energi kinetik
dari angin menjadi energi gerak. Aplikasi yang sering menggunakan
turbin angin adalah pemanfaatan kincir angin sebagai penghasil tenaga
gerak.

3
Gambar 2.2.1.a Turbin Angin
b. Turbin Gas
Turbin gas yaitu turbin yang menggunakan fluida udara yang
dipanaskan secara cepat sebagai fluida kerjanya. Prinsip kerja dari
turbin ini adalah memanfaatkan kompresor yang berfungsi untuk
memampatkan udara, dan dipasang dalam satu poros dengan turbin
(coupled). Aplikasi yang sering menggunakan turbin gas yakni Mesin
penggerak pada sistem permesinan kapal.

Gambar 2.2.1.b Turbin Gas

c. Turbin Uap
Turbin Uap (steam turbine) adalah suatu penggerak mula yang
mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik dan energi

4
kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin, langsung atau dengan bantuan roda
gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan.
Tergantung pada mekanisme yang digerakkan, Turbin uap dapat
digunakan pada berbagai bidang industri, untuk pembangkit tenaga
listrik, dan untuk transportasi.
Di turbin uap, uap bertekanan tinggi masuk ke dalam satu set
bilah yang stasioner atau biasa disebut nosel. Uap dengan
kecepatantinggi dari nosel ini kemudian melewati bilah - bilah yang
bergerak. Disini uap yang melewati rotor digunakan untuk melakukan
kerja oleh rotor turbin. Uap tekanan rendah kemudian dibuang ke
condenser. Turbin uap dapat dikategorikan menjadi non condensing
(backpressure)dan condensing. Di turbin noncondensinguap keluar
dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer. Uap tersebut
digunakan untuk bagian lain yang memerlukan panas dari uap untuk
proses yang lain.Turbin jenis ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi
yaitu berkisar 67% - 75%. Sedangkan turbin tipe condensing adalah
turbin dimana uap keluar ke kondensor dan diikondensasikan dengan
tekanan kurang dari tekanan atmosfer.

Gambar 2.2.1.c Turbin Uap


d. Turbin Air

5
Turbin yang mengubah energi kinetic dan potensial dari air
menjadi tenaga mekanik. Energi kinetic dari air tergantung dari massa
dan kecepatan air. Sementara energi potensial tergantung dari jumlah air
dan ketinggian.

Gambar 2.2.1.d Turbin Air

2.2.2. Turbin berdasarkan Gaya Kerja


a. Turbin Impuls ( Turbin Pelton )
Turbin ini merubah arah dari aliran fluida berkecepatan tinggi
menghasilkan putaran impuls dari turbin dan penurunan energi
kinetik dari aliran fluida.

2.2.2.a Turbin Impuls

6
Turbin Pelton merupakan jenis turbin impuls. Memiliki prisip
kerja yakni mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik
dalam bentuk pancaran air. Pancaran air yang keluar dari mulut
nozzle diterima oleh sudu-sudu pada roda jalan sehingga roda
jalan berputar. Dari putaran inilah menghasilkan energi mekanik
yang memutar poros generator sehingga menghasilkan energi
listrik. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk
head tinggi. Turbin ini termasuk dalam turbin implus karena aliran
air yang keluar
dari nozzle tekanannya sama dengan tekanan atsmofir seluruhnya.
Maka disebut juga turbin tekanan sama. Turbin ini di pakai untuk
turbin jatuh yang besar. Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian
simetris ini dinaikkan supaya dapat membalikkan pancaran air
dengan baik dan membebaskan dari gaya samping. Tidak semua
sudu menerima pancaran air hanya sebagian saja dan segera
berganti tergantung dari sisi pada posisi sudu. Jumlah nozzle
tergantung kapasitas air, tiap turbin bias di lengkapi 1-6 nozzel.
Ukuran-ukuran utama turbin Pelton :
D = diameter linkungan sudu yang kena pancaran
D = diameter nozzle
N = kecepatan putar roda turbin

Gambar 2.2.2.a.1 Turbin Pelton

7
Gambar 2.2.2.a.2 Turbin Pelton

b. Turbin Reaksi
Turbin ini menghasilkan torsi dengan menggunakan tekanan
atau massa gas atau fluida. Tekanan dari fluida berubah pada saat
melewati sudu rotor. Pada turbin jenis ini diperlukan semacam sudu
pada casing untuk mengontrol fluida kerja seperti yang bekerja pada
turbin tipe multistage atau turbin ini harus terendam penuh pada
fluida kerja (seperti pada kincir angin).

8
Gambar 2.2.2.b Turbin Reaksi

c. Turbin Francis

Turbin Francis adalah salah satu turbin air yang


menggunakan prinsip kerja reaksi. Turbin dipasang di
antara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air
bertekanan rendah di bagian keluar. Prinsip kerja
Turbin Francis adalah dengan menggunakan sudut
pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara
tangensial. Sudu pengarah pada turbin francis merupakan
suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah
yang dapat diatur sudutnya. Turbin francis sering
diaplikasikan pada bendungan air.

Gambar 2.2.2.c 1 Turbin Francis

9
Gambar 2.2.2.c 2 Turbin Francis

d. Turbin Tabung Kaplan.


Untuk pusat tenaga listrik dengan tinggi air jatuh yang kecil
banyakmenggunakan turbin tabung kaplan, karena turbin ini hanya
memerlukan sedikit tempat dan pada saat pembebanan penuh
rendemennya mencapai 3 % lebih baik dari turbin lain. Ciri turbin
ini adalah turbin dengan generator mempunyai poros yang
horisontal. Sehingga aliran hampir berbentuk garis lurus, mulai dari
masuk sudu penggerak memulai turbin dan terus ke pipa isap, hal
ini yang menentukan rendemen turbin.

Gambar 2.2.2.d Turbin Tabung Kaplan

10
e. Turbin Tipe Aksial
Turbin tipe aksial adalah turbin dengan arah fluida yang
aksial, turbin ini adalah turbin yang paling banyak digunakan
dengan fluida yang kompresibel. Turbin aksial lebih efisien
daripada tipe radial dalam rentang operasi yang luas. Turbin tipe
aksial juga digunakan dalam desain turbin uap, walaupun begitu ada
beberapa perbedaan signifikan antara desain turbin aksial untuk
turbin gas dan turbin uap. Perbedaan turbin gas dengan turbin uap
adalah pada fluida yang digunakan. Untuk gas, tekanan dan volume
dihubungkan dengan ekspresi sederhana

2.3. Karakteristik Turbin Pelton


2.3.1. Sudu dan Runner
Kinerja turbin dipengaruhi kualitas aliran jet yang dihasilkan oleh
nosel. Kualitas aliran jet akan berpengaruh terhadap karakteristik aliran
selama berinteraksi dengan permukaan sudu (bucket). Penelitian tentang hal
ini dilakukan oleh Kvicinsky dkk (2002), dimana analisis aliran jet pada
permukaan sudu turbin dilakukan secara numerik maupun eksperimen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas aliran jet berpengaruh pada distribusi
tekanan dan medan kecepatan pada permukaan sudu sehingga daya dan
efisiensi turbin akan berubah.

Gambar 2.3.1 Sudu dan Runner

2.3.2. Nosel

11
Modifikasi geometri nosel dilakukan oleh Sahid dkk. (2006) dengan
mengubah bentuk penampang nosel menjadi segi empat. Hasil uji
karakteristik terhadap turbin Pelton menunjukkan nosel berpenampang segi
empat dengan R = 1,0 memberikan efek paling baik terhadap efisiensi turbin.
Efisiensi turbin meningkat 18 % jika dibanding dengan menggunakan nosel
berpenampang lingkaran. . Hasil penelitian sahid menunjukkan bahwa
perubahan penampang nosel menghasilkan kualitas jet yang lebih baik
sehingga kinerja turbin meningkat. Nosel berpenampang segi empat juga
telah diterapkan pada turbin michell (Sahid, 2007). Hasil uji mendukung hasil
penelitian sebelumnya yaitu peningkatan kinerja pada turbin.
2.3.3. Karakteristik Umum Turbin Pelton
a. Turbin Pelton terdiri dari roda-roda yang terpasang mangkuk-
mangkuk atau sudu-sudu pada pinggiran roda
b. Membutuhkan debit (Q) yang relative kecil akan tetapi
memerlukan Head yang relative besar. Head yang dibutuhkan
sekitar 300 m atau lebih
c. Beroperasi pada tekanan atmosfer tekanan udara normal (1 bar).
(boyle,1996, hal. 205)
d. Pada Turbine pelton dengan poros mendatar dibutuhkan saluran
tertutup sehingga memerlukan rumah (volute casing) agar tidak
terjadi semburan air keluar.
e. Mempunyai karakteristik perbandingan RPM terhadap efisiensi
sebagai berikut

2.4 Teori Hidrodinamika


Air yang mengalir mempunyai energi yang dapat dimanfaatkan
untuk memutar roda turbin. Karena itu pusat tenaga listrik dibangun diatas
sungaisungai dan gunung-gunung dengan memanfaatkan arus yang deras
sebagai penggerak turbin untuk mendapatkan daya listrik yang besar.
Dengan menggunakan rumus mekanika fluida maka daya turbin, luas
penampang lintang saluran dan bagian dalam turbin lainnya dapat
ditentukan.

12
Gambar 2.3.3.e Diagram perbandingan RPM dengan efisiensi
f. Mempunyai karakteristik perbandingan RPM terhadap HP sebagai
berikut

Gambar 2.3.3.f Diagram perbandingan RPM dengan HP


2.4. Rumus yang Digunakan
2.4.1 Efisiensi Turbin (EHP)
Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana
penggunaan keluaran (output) dengan penggunaan masukan pada turbin.
Nilai maksimum dari efisiensi adalah 1 atau 100%. Pada praktikum turbin
pelton, output yang digunakan adalah daya pengereman pada turbin (BHP)
sedangkan input yang digunakan adalah daya air itu sendiri (WHP).

13
(Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, 2016, hal. 54)

2.4.2 Daya Turbin (BHP)


BHP dapat didefinisakan sebagai daya yang dihasilkan oleh fluida
penggerak turbin untuk menggerakkan turbin pada torsi dan kecepatan
tertentu, atau bisa disebut juga input power ke turbin dari fluida.

(Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, 2016, hal. 54)


Dimana:
N = Putaran turbin (Rps)
Mt = Momen puntir (Nm)

2.4.3 Daya Air (WHP)


WHP dapat didefinisikan sebagai daya efektif yang diterima oleh air
dari pompa persatuan waktu

(Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, 2016, hal. 54)


Dimana:
γ = Berat Jenis (N/m3)
Q = Debit Air (m3/s)
Ht = Head turbin (m)

2.4.4 Kecepatan Aliran

(Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, 2016, hal. 54)


Dimana:
v = kecepatan aliran (m/s)
Q = kapasitas / debit air (m3/s)
A = luas penampang pipa (m2)

2.4.5 Momen Torsi

(Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, 2016, hal. 53)


Dimana:

14
Mt = momen torsi turbin (Nm)
F = gaya pada rem prony (N)

= efisiensi rem

L = panjang lengan momen (m)

2.4.6 Head Turbin


Head adalah energi persatuan berat yang harus disediakan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan yang sesuai dengan kondisi
instalasi. Head turbin dapat dirumuskan sebagai berikut :

(Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, 2016, hal. 53)


Dimana:
Ht = head turbin (m)
P1 = tekanan pada permukaan fluida 1 (N/m2)
P2 = tekanan pada permukaan fluida 2 (N/m2)
V1 = kecepatan aliran dititik 1 (m/s)
V2 = kecepatan aliran dititik 2 (m/s)
p = massa jenis suatu fluida (kg/m3)
g = gravitasi bumi (=9,8 m/s2)
Z1 = tinggi aliran dititik 1 (m)
Z2 = tinggi aliran dititik 2 (m)

2.5. Head
Head pompa adalah energi yang harus disediakan pompa untuk
mengalirkan sejumlah air tertentu sesuai dengan perencanaan sistem.
Zat cair memiliki head total sebesar H :

15
Gambar 2.5 Posisi Fluida Di Dalam Pipa
Dimana :
H adalah Head Total Zat Cair (m)
P adalah tekanan statis (N/m2)
adalah berat jenis zat cair (kg/m2.s2)

V adalah kecepatan fluida rata (m/s)


g adalah percepatan gravitasi (m/s2)
z adalah ketinggian dari dasar(m)

2.5.1 Head Statis

Merupakan head karena perbedaan ketinggian antara 2 permukaan.


Dalam perumusan dapat ditulis dengan :
HZ = Z1- Z2
(Chan Yefri, 2010, Cara Menentukan Head Pompa)
Dimana :
HZ = head statik (m)
Z1 = ketinggian yang diukur dari dasar tangki hingga titik Z
Z2 = ketinggian yang diukur dari puncak tangki hingga titik Z
2.5.2 Head Tekanan (Pressure Head)

Merupakan head karena tekanan didalam aliran


fluida.Dalam perumusan dapat ditulis dengan :

16
(Chan Yefri, 2010, Cara Menentukan Head Pompa)
Dimana :
HP = head tekanan (m)
P1-P2 = beda tekanan antara dua titik yang diukur (N/m2)
γ = berat jenis benda (kg/m2s2)
2.5.3 Head Kecepatan (Velocity Head)
Merupakan energi dari fluida yang dihasilkan dari gerakan
pada suatu pipa. Dalam perumusan dapat ditulis dengan :

(Chan Yefri, 2010, Cara Menentukan Head Pompa)


Dimana :
Hv = head kecepatan (m)
V1 = kecepatan aliran pada pipa1 dalam fluida (m/s)
V2 = kecepatan aliran pada pipa 2 dalam fluida (m/s)
g = gravitasi bumi (9.81 m/s2)
2.5.4 Head Loss

Merupakan head yang diperlukan untuk mengatasi kerugian


fitting pada pipa (head loss minor) serta head yang diperlukan untuk
mengatasi kerugian karena panjang dan gesekan pipa (head loss
major).

Head loss major :

(Chan Yefri, 2010, Cara Menentukan Head Pompa)


Dimana :
f = koefisien gesekan

17
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
D = diameter pipa (m)
L = panjang pipa (m)

Head loss minor :

(Chan Yefri, 2010, Cara Menentukan Head Pompa)


Dimana :
k = koefisien kerugian karena perlengkapan pipa
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
G = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

2.6. Aplikasi Turbin Pelton di Bidang Marine dan Non-Marine


2.6.1. Aplikasi Turbin di Bidang Marine
a. Penggerak Mekanik Pompa
Turbin pelton digunakan sebagai penggerak mekanis dalam
sistem pompa. Sistem turbin pelton sendiri menggunakan pompa
yang memiliki head tinggi yang akan menghasilkan RPM yang
relative tinggi yang kemudian akan disalurkan menuju pompa
yang digunakan untuk menyemburkan air atau water-jet.

Gambar 2.6.1.a Turbin Pelton

b. Turbine sebagai Main Engine

18
Turbin dalam dunia perkapalan biasanya dapat ditemukan
sebagai mesin penggerak atau mesin induk. Turbin yang
umumnya dipakai adalah turbin uap dan turbin gas.

Gambar 2.6.1.b 1 LNG Carrier pengguna turbin uap

Turbin uap menggunakan udara panas sebagai fluida


penggerak turbinnya sedangkan turbin gas menggunakan fluida
gas yang dimampatkan lalu dilakukan proses pembakaran

Gambar 2.6.1.b 2 Kapal pengguna turbin gas

2.6.2. Aplikasi Turbin Pelton di Bidang Non-Marine


a. Generator Listrik pada Bendungan
Penggunaan energi potensial pada air dalam generator listrik
terdapat pada generator yang ada pada bendungan. Energi

19
potensial air dimanfaatkan sebagai energi yang kemudian diubah
menjadi energi mekanis untuk menggerakan turbin pelton.

Gambar 2.6.2.a Bendungan atau waduk

b. Generator Listrik Tenaga Angin


Angin yang juga merupakan fluida dapat dimanfaatkan
sebagai penghasil energi listrik. Energi mekanis yang didapat dari
angin, putaran turbin, diubah menjadi energi listrik dengan
menyambungkan porosnya ke generator.

Gambar 2.6.2.b Turbin angin

20
21

Anda mungkin juga menyukai