Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSTRUKSI OTOMOTIF
(KONTRUKSI BAN)

DISUSUN OLEH :
NAMA : SINGGANG BAGUS P.
NRP : 0121503014
PRODI : TEKNIK MESIN OTOMOTIF
DOSEN PEMBIMBING : MATSUANI S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG
2018

KATA PENGANTAR
Singgang Bagus P
0121503014 Konstruksi Ban

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik, adapun makalah ini merupakan tugas mata kulaih Kontruksi Otomotif.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna baik, dari segi
materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat
memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan
khususnya bagi kami juga.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Serpong, 29 Maret 2018

DAFTAR ISI

Institut Teknologi Indonesia ii


Singgang Bagus P
0121503014 Konstruksi Ban

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1.4 Metode Penulisan........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
2.1 Sejarah Pembentkan Ban................................................................ 3
2.2 Fungsi Ban...................................................................................... 3
2.3 Komposisi Ban................................................................................ 4
2.4 Jenis- Jenis Ban............................................................................... 5
2.5 Konstruksi Ban................................................................................ 6
2.6 Sistem Kode Spesifikasi Ban............................................................ 7
2.7 Proses Pembuatan Ban.................................................................... 12
2.8 Persentase Campuran Antara Karet Alami Dan Sintetis.................... 15
2.9 Tahap Dalam Pembuatan Ban.......................................................... 15
2.10 Perawatan Ban............................................................................... 16
BAB III PENUTUP..................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 20
3.2 Saran............................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 21

Institut Teknologi Indonesia iii


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebutuhan akan kendaraan bermotor saat ini telah menjadi suatu keharusan,
tingkat mobilitas dan aktifitas yang tinggi menuntut manusia untuk selalu
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Banyaknya kegiatan
ditempat yang berbeda mengharuskan untuk datang tepat waktu, oleh karena itu
diciptakan suatu alat transportasi untuk mengatasi masalah tersebut. Saat ini sudah
cukup banyak alat transportasi yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan akan kemudahan untuk berpindah-pindah. Seperti contohnya mobil,
motor, kereta, bis dan lain-lain sudah banyak diperjual bebaskan dengan kisaran
harga yang bervariasi dengan tingkat kenyamanan yang berbeda pula.
Mobil, motor, bis dan lain-lain tidak terlepas dari peran penting komponen-
komponen yang berperan penting pada setiap bagiannya. Makalah ini akan
membahas dari salah satu komponen penting tersebut, yakni komponen yang
dapat membawa transportasi tersebut agar dapat berjalan. Komponen tersebut
adalah ban/tire, ban merupakan komponen yang berbentuk bulat penuh dengan
karet sebagai bahan bakunya.
Anda tentu tahu betapa pentingnya peran ban mobil. Satu-satunya komponen yang
memiliki kontak langsung ini memiliki beberapa tugas utama. Di antaranya
sebagai penyangga mobil, meredam guncangan akibat jalan yang tidak rata,
memindahkan tenaga mesin ke jalan, dan yang tak kalah penting adalah
mengontrol arah laju mobil. Bayangkan jika ban tidak dapat melakukan tugas-
tugas ini dengan baik. Kecelakaan dengan mudah bisa terjadi.
Ban baik untuk kendaraan beroda dua, maupun kendaraan bermotor
beroda empat yang terbuat dari karet alam proses pembuatannya dapat terbagi
dalam tiga bagian utama yaitu pembuatan tepung karet, pembuatan bagian ban
(kawat tepi, kain ban dan tapak ban), dan vulkanisasi. Bahan utama yang
digunakan untuk pembuatan ban ini terdiri dari karet alam, kawat untuk tepi ban
(bead wire), kain ban (terbuat dari tekstile dan jalinan kawat baja), tepung karbon
(carbon black) dan bahan penolong lainnya.

Institut Teknologi Indoneia 1


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

Karet merupakan hasil bumi yang bila diolah dapat menghasilkan berbagai
macam produk yang amat dibutuhkan dalam kehidupan. Ada dua jenis karet yang
biasa digunakan dalam industri yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam
(natural rubber) merupakan air getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis, yang
merupakan polimer alam dengan monomer isoprena, sedangkan karet sintetis
sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.

1.2. Rumusan Masalah


- Apa itu ban elastis dan ban kaku ?
- Apa saja komponen-komponen penyusunnya ?
- Bagaimana konstruksinya ?
- Bagaimana proses pembuatannya ?

1.3. Tujuan Penulisan


- Mengetahui perbedaan antara ban elastis dan ban kaku
- Mengetahui komponen-komponen penyusun ban elastis dan kaku
- Mengetahui konstruksi dari ban elastis dan kaku
- Mengetahui tahapan-tahapan proses pembuatan ban elastis dan kaku
- Mengetahui sistem kode spesifikasi ban

1.4. Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah dengan studi literatur
dari buku yang berhubungan dengan judul diatas, selain itu juga penulis
melakukan studi literatur dari berbagai website yang dapat dipertanggungjawab-
kan.

Institut Teknologi Indoneia 2


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pembentukan Ban


Ban adalah bagian penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk
mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan,
melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara
kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah
pergerakan.
Pada tahun 1839, Charles Goodyear berhasil menemukan teknik vulkanisasi karet.
Vulkanisasi sendiri berasal dari kata Vulkan yang merupakan dewa api dalam
agama orang romawi. Pada mulanya Goodyear tidak menamakan penemuannya
itu dengan nama vulkanisasi melainkan karet tahan api. Untuk menghargai
jasanya, nama Goodyear diabadikan sebagai nama perusahaan karet terkenal di
Amerika Serikat yaitu Goodyear Tire and Rubber company yang didirikan oleh
Frank Seiberling pada tahun 1898. Goodyear Tire & Rubber Company mulai
berdiri di tahun 1898 ketika Frank Seiberling membeli pabrik pertama perusahaan
ini dengan menggunakan uang yang dia pinjam dari salah seorang iparnya.
Pada tahun 1845 Thomson dan Dunlop menciptakan ban atau pada waktu itu
disebut ban hidup alias ban berongga udara. Sehingga Thomson dan Dunlop
disebut Bapak Ban. Dengan perkembangan teknologi Charles Kingston Welch
menemukan ban dalam, sementara William Erskine Bartlett menemukan ban luar.

2.2 Fungsi Ban


 Menopang seluruh berat kendaraan
 Menyerap kejutan yang diterima dari permukaan jalan yang tidak rata
 Bersentuhan langsung dengan permukaan jalan dan memindahkan
gerak dan daya pengereman ke jalan, dengan demikian mengontrol
gerak awal, percepatan, perlambatan dan belokan.

Institut Teknologi Indoneia 3


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

2.3 Komposisi Ban

2.3.1 Innerliner
Merupakan lapisan terdalam yang berfungsi sebagai pengganti ban dalam.
Lapisan ini memiliki pori-pori yang sangat rapat sehingga udara tidak dapat
menembus keluar

2.3.2 Ply Cord


Lapisan yang dibuat dari benang polyester ini berfungsi untuk menahan
beban maupun kecepatan.

2.3.3 Apex
Karet keras yang berfungsi untuk menjaga stabilitas saat menikung
sekaligus sebagai tumpuan beban.

2.3.4 Bead Wire


Kawat yang diberi lapisan karet dan berfungsi sebagai pemegang pelek.

2.3.5 Sidewall compound


Bagian dinding ban yang dibuat dari kompon khusus sehingga tahan
terhadap benturan samping namun tetap empuk sehingga berfungsi juga sebagai
suspensi. Sidewall ini sangat berpengaruh terhadap keempukan sebuah ban.

2.3.6 Rim Cushion


Lapisan karet khusus untuk melindungi bead wire di area pelek. Lapisan
ini bersentuhan langsung dengan pelek.

2.3.7 Belt layer


Ada dua lapis yang terbuat dari steel cord. Berfungsi untuk menjaga
stabilitas dan ketahanan di kecepatan tinggi termasuk menjaga agar permukaan
ban tetap rata saat menikung.

2.3.8 Capply
Bahan khusus untuk melindungi steel cord dari panas saat ban berputar
cepat.

Institut Teknologi Indoneia 4


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

2.3.9 Under tread compound


Berada di antara tread compound dan capply. Berfungsi sebagai perekat.

2.3.10 Tread Coumpound


Lapisan terluar yang menapak langsung ke jalan. Bahan ini dituntut
memiliki tingkat keausan yang kecil, namun tetap empuk.

2.4 Jenis-jenis Ban


2.4.1 Ban Bias
Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari
banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka dari ban. Cord ditenun
dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap
keliling lingkaran ban.
 Kelebihan
- Sidewall lebih kuat
- Diperuntukkan untuk medan berat/kasar
- Konstruksi lebih kokoh
- Bisa divulkanisir berkali-kali
 Kekurangan
- Diperuntukkan jarak dekat
- Struktur keras dan elastis
- Daya serap getar kecil
2.4.2 Ban Radial
Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat
sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord
adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban
berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk
pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita
sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada
kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.

 Kelebihan

Institut Teknologi Indoneia 5


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

- Diperuntukkan untuk jarak jauh


- Ban lebih elastis dan empuk
- Ketahanan pada benda tajam pada tread lebih kuat
 Kekurangan
- Tidak bisa divulkanisir berkali-kali
- Sidewall lebih lemah

2.5 Konstruksi Ban

2.6 Sistem Kode Spesifikasi Ban

Institut Teknologi Indoneia 6


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

Selain terdapat Merk danp Type Ban, kalau kita perhatikan disekujur
permukaan ban tertera banyak symbol/kode. Mungkin diantara kita masih ada
yang bingung dengan banyaknya simbol/kode yang ada pada ban. Apa sih
maksudnya.
Berikut ini akan dibahas beberapa simbol yang paling sering ada pada
permukaan ban.

2.6.1 Ukuran Ban

Institut Teknologi Indoneia 7


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

Gambar 8 kode spesifikasi ban


Ban mempunyai ‘bahasa’ sendiri untuk berkomunikasi dengan
penggunanya. Bahasa ban yang berupa serangkaian angka dan huruf menunjukkan
data-data spesifikasi, merek dan tipe, yang universal dan sudah disepakati oleh
semua produsen ban di seluruh dunia. Berikut adalah arti dari kode tersebut.
1. Lebar ban (dalam mm)
2. Aspek rasio (%) tinggi sidewall terhadap lebar ban
3. Diameter ban / velg (dalam inch)
4. Indeks beban / Load Index
5. Simbol kecepatan / Speed Index

Institut Teknologi Indoneia 8


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

Biasanya akan ditandai dengan kode dengan angka-angka seperti 3.00-18


atau 70/90-17 dan lainnya. Lantas, apa bedanya ukuran ini? Supaya tidak salah,
ingat dulu teori dasarnya. Misal 70/90-17. Maka angka pertama 70, menunjukkan
lebar ban dalam satuan milimeter, dan 90 persentase rasionya (persentase lebar
ban dari tingginya). Sedang angka ketiga, 17, artinya diameter veleg dalam satuan
inci. Jadi, ban 70/90-17 punya makna; lebar tapak ban 70 mm, dengan tinggi 90%
x 70 mm = 63 mm. Dan diameter ban 17 inci. Contoh lain, 3,00-18 inci. Orang
awam biasa menyebutnya ‘tiga ratus delapan belas’. Angka 3.00 menunjukkan
lebar ban 3 inci, sedang 18 berarti diameter veleg, juga dalam satuan inci.
Lalu berapa tinggi ban ukuran 3.00-18? Sebenarnya, cara membacanya
sama. Angka pertama itu lebar, kedua rasionya dan ketiga diameter. Tapi kalau
angka ke dua tidak ada, dianggap rasionya 100%. Jadi ban belakang GL-Pro
tebalnya 100% x 3 = 3 inci.
Ada pertanyaan menarik: Samakah ban ukuran 70/90-17 dengan 2.50-17?
Yang ini menghitungnya gampang. Ingat saja, 1 inci = 2,54 cm atau 25,4 mm.
Berarti lebar tapak dan tinggi ban, 2,5 x 25,4 mm = 63,4 mm. Artinya, ban 70/90-
17 lebih lebar dan lebih tipis dikit (0,4 mm) dari ban 2.50-17.

2.6.2 Batas TWI

Thread Wear Indication (TWI) alias indikator batas pemakaian. Pada ban
ditandai segitiga. Kode ini menunjukkan batas paling minim alur ban. Batas
ketebalan alur ban yang ditunjukkan segitiga berupa tonjolan yang ada di dasar
ban. Jika ketebalan pola ban sama dengan tonjolan tersebut, berarti ban mesti
diganti.

2.6.3 Usia Produksi


Di tunjukkan empat angka yang terdapat di sisi ban. Misalnya, 2103
Angka tersebut menyiratkan periode produksi ban. Dua angka pertama
menunjukan minggu, dua angka terakhir berarti tahun pembuatan. Jadi kalau
dibaca, kode di atas berarti, ban diproduksi pada minggu ke-21 tahun 2003. Kode

Institut Teknologi Indoneia 9


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

angka ini penting, mengingat semakin lama ban tersimpan, semakin rentan
terhadap kerusakan akibat kekerasan kompon ban.

2.6.4 Simbol Kecepatan

Simbol kecepatan adalah simbol (huruf alfabet) yang menunjukan batas


maksimum kecepatan sebuah ban yang dipacu dengan membawa beban yang
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam standar, selama 1 (satu) jam
terus menerus.

Tabel simbol kesepatan dan indeks beban pada roda (1)


SIMBOL KECEPATAN SIMBOL KECEPATAN
KECEPATAN (KM/JAM) KECEPATAN (KM/JAM)

A1 5 K 110

Institut Teknologi Indoneia 10


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

A2 10 L 120
A3 15 M 130
A4 20 N 140
A5 25 P 150
A6 30 Q 160
A7 35 R 170
A8 40 S 180
B 50 T 190
C 60 U 200
D 65 H 210
E 70 V 240
F 80 W 270
G 90 Y 300
J 100 Z DI ATAS 240

2.7 Proses Pembuatan Ban


2.7.1 Mixing
Proses pembuatan ban diawali dengan pencampuran bahan-bahan dasar
karet seperti karet alam atau karet sintetis dengan oli proses, karbon hitam,
pigmen, zinc oksida (ZnO), akselerator dan berbagai zat tambahan lainnya dengan
memerhatikan takarannya. Masing-masing dari bahan ini menambahkan sifat
tertentu dari campuran ini. Semua bahan ini diaduk dalam blender raksasa yang
dikenal sebagai mesin banburry mixer hingga dihasilkan bahan yang disebut
compound. Mesin ini bekerja dengan tekanan dan suhu yang sangat tinggi. Bahan
campuran yang panas, hitam dan lembek ini diproses berulang-ulang kali.

Gambar Karet sintesis sebagai bahan dasar

2.7.2 Extruding

Institut Teknologi Indoneia 11


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

Gambar 3.2 Pencetakan ban

Bahan yang telah dicampur didinginkan ke dalam beberapa bentuk, kemudian


diproses menjadi lembaran-lembaran. Lembaran-lembaran ini kemudian dibawa
ke kilang pemisah. Kilang ini memasukkan karet tadi di antara pasangan
penggulung (roller) berulang-ulang sehingga menjadi komponen-komponen ban.
Setelah itu, komponen-komponen tersebut dibawa dengan conveyor dan dibentuk
menjadi dinding samping, telapak, ataupun bagian-bagian lain dari ban. Ada jenis
karet yang melapisi rajutan benang yang akan menjadi badan dari ban. Rajutan ini
datang dalam rol-rol yang besar. Berbagai jenis benang dipakai, termasuk
polyester, rayon atau nilon. Sebagian besar dari ban untuk kendaraan penumpang
menggunakan badan yang terbuat dari benang polyester.

2.7.3 Calender
Salah satu proses setelah mixing adalah pembuatan innerliner dengan
mengubah adonan menjadi lembaran tipis setebal 1,2 mm. Adonan untuk ini
memang khusus sehingga dihasilkan innerliner yang memiliki pori-pori rapat
sehingga tak dapat ditembus udara.
Selain innerliner, pada seksi calender ini juga dibuat lapisan lain seperti belt layer,
capply, dan plycord dengan membuat lembaran seperti anyaman benang polyester
yang dibuat silang untuk menambah kekuatan.

2.7.4 Bead

Institut Teknologi Indoneia 12


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

Salah satu komponen berbentuk gulungan yang disebut bead terbuat dari
kawat baja high-tensile yang berfungsi untuk menjaga ban agar tetap berbentuk
lingkaran dan juga untuk memperkuat jepitan ban ke pelek agar bisa terus
terpasang sempurna. Kawat baja tersebut diselaraskan dengan pita yang dilapis
dengan karet untuk pelekat, kemudian digulung dan diikat untuk selanjutnya
disatukan dengan bagian ban lainnya. Ban-ban radial dibuat menggunakan satu
atau dua mesin ban. Di bagian dalam dari ban ada dua lapis karet lembek sintetis
yang disebut interliner. Lapisan-lapisan ini akan mengurung udara dan membuat
ban menjadi tubeless.

Gambar 3.3 Pembuatan bead

2.7.5 Cutting
Berbahagialah pekerja di bagian cutting. Sebab ruangan di bagian ini
dilengkapi AC. Di sini proses yang dilakukan adalah pemotongan hasil dari seksi
calender. Lembaran dipotong presisi seesuai dengan ukuran ban.

2.7.6 Building
Masih di ruang ber-AC, di sini hasil dari seksi-seksi sebelumnya
disatukan. Meski prosesnya menggunakan mesin secara otomatis, namun masih
diperlukan bantuan manusia. Tidak mungkin proses building bisa dilakukan mesin
secara fully otomatis.
Dari mesin ini, dihasilkan ban utuh namun masih mentah. Bentuknya
menggembung seperti donat tanpa kembangan di bagian luar. Jika diperhatikan
permukaannya seperti ban slick.

2.7.7 Curing

Institut Teknologi Indoneia 13


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

Tidak seperti proses building, di bagian ini suhu ruangan mencapai 41


derajat Celcius. Proses curing merupakan akhir dari proses pembuatan ban.
Di sini ban mentah dicetak dengan suhu sekitar 178° Celcius selama kira-kira 8
menit, tergantung ukuran bannya. Keluar dari mesin curing, ban sudah terbentuk
termasuk profil, tulisan merek, tipe, ukuran ban dan semua informasi yang ada di
dinding ban.

2.7.8 Finishing/quality control


Setelah selesai, ban diperiksa secara visual apakah ada cacat atau tidak.
Proses ini tentu saja tidak menggunakan mesin, jadi ketelitian pekerja sangat
dibutuhkan. Selain visual, kontrol juga dilakukan dengan pemeriksaan balance
dan menggunakan sinar X.
Ban tidak mungkin bisa 100% balance seperti pelek, namun ada batasannya. Jika
melebihi batas, berarti ada kesalahan pada proses produksi. Selain itu, kami juga
memiliki laboratorium untuk memeriksa sampel ban yang diambil secara acak
demi menjaga kualitas.

2.8 Persentase Campuran Antara Karet Alami dan Sintesis


Campuran umum antara bahan karet sintetis dan karet alam menurut jenis
ban adalah :
- Ban Mobil Penumpang 55% 45%
- Ban Truk Kecil 50% 50%
- Ban Mobil Balap 65% 35%
- Ban Off-The-Road (giant/earthmover) 20% 80%

2.9 Tahap dalam Pembuatan Ban

Institut Teknologi Indoneia 14


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

2.10 Perawatan Ban


Sering terjadi jika ban mengalami masalah adalah pecahnya ban sehingga
dapat membahayakan keselamatan pengemudi dan orang lain. Sering terjadinya
pecah ban dan sudah habisnya massa atau usia ban,sehingga karet bagin luar ban
sudah menipis. Untuk itu segeralah menganti ban sebelum tejadi hal yang tidak
diinginkan
Ban merupakan komponen vital dalam menentukan keselamatan setelah
kecakapan seoarang driver. Berikut tips agar ban tetap dalam kondisi prima.

2.10.1 Identifikasi Ban


Sebelum melakukan perawatan, perlu memahami bagaimana membaca
angka dan huruf yang tertera pada dinding ban. Misalnya, 185/70 SR 13 dan
185/60 HR14. Ban dengan huruf R ini menunjukkan bahwa jenis ban ini adalah
radial yang khusus digunakan pada mobil penumpang sedan. Huruf S dengan
diameter velg 13 inchi menandakan bahwa kecepatan maksimal ban ini adalah
175 km/jam, sedangkan huruf H sampai 210 km/jam dan V untuk kecepatan di

Institut Teknologi Indoneia 15


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

atas 210 km/jam. Tekanan angin antara 28 sampai 30 psi dan beban maksimum
yang dapat diterima 400 kg/tiap hari. Angka 70 dan 60 adalah aspek rasio dari ban
(tinggi berbanding lebar penampang).

2.10.2 Periksa Tekanan Ban

Gambar 8 ilustrasi tekanan ban

Tips Merawat Ban Agar Berfungsi Maksimal dan Tahan Lebih Lama.

a. Perhatikan tekanan angin pada ban sekurangnya dua minggu sekali.


Sesuaikan dengan petunjuk pabrikan tekanan angin.
b. Upayakan ban di-balancing dan spooring agar pengendalian dan
performa tetap maksimal saat beraksi di jalan.
c. Bila kotor, sebaiknya hanya gunakan sabun atau sampo mobil untuk
membersihkan ban.

2.10.3 Tekanan Angin


Tekanan angin adalah hal yang paling penting dalam perawatan ban.
Artinya, ban harus diberi tekanan angin sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh pabrik pembuatnya dan bisa didapatkan di berbagai area
kendaraan Anda, seperti di ujung pintu pengemudi, di bagian bawah pintu atau di
bagian dalam kotak penyimpanan di pintu kendaraan.
Tekanan angin kurang dapat menyebabkan kerusakan bagian sidewall,
menurunnya kapasitas angkut beban, dan juga mengakibatkan borosnya bahan
bakar. Karenanya tekanan angin ban harus diperiksa secara berkala, paling tidak
setiap dua minggu sekali atau ketika hendak melakukan perjalanan jarak jauh.

Perhatikan:
Memeriksa tekanan angin ban sebaiknya pada saat ban dalam keadaan dingin.

Institut Teknologi Indoneia 16


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

Bila kendaraan baru saja dipakai, biarkanlah suhu ban turun sebelum diperiksa
tekanan anginnya.

Tekanan Tekanan Tekanan yang


yang sesuai yang kurang berlebihan
menyebabkan menyebabkan menyebabkan
keausan yang keausan pada keausan pada
merata, bagian bahu, bagian tengah,
sehingga ban sehingga ban sehingga ban
tahan lebih aus tidak aus tidak
lama

Tekanan angin yang tidak tepat dapat membuat ban aus tidak merata.
Keausan di tengah disebabkan oleh tekanan angin yang terlalu tinggi karena
pemakaian kembangan ban bagian tengah yang berlebihan. Sebaliknya, tekanan
yang terlalu rendah mengakibatkan keausan pada kedua sisi bahu ban.

Kerusakan akibat tekanan angin yang kurang:

a. Gesekan ban dengan jalan bertambah sehingga menyerap tenaga dan


menghabiskan bahan bakar lebih banyak
b. Kemudi tambah berat
c. Tepi ban aus lebih cepat
d. Ban menjadi terlalu lentur sehingga temperatur dalamnya bertambah. Bila
tekanan udara ban rendah sekali dan kecepatan kendaraan tinggi ban dapat
pecah sehingga membahayakan
e. Pada kecepatan tinggi cenderung terjadi standing wave daan hydroplaning

Institut Teknologi Indoneia 17


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

Kerusakan akibat tekanan angin yang berlebihan

a. Bidang gesek tread menjadi berkurang sehingga menurunkan kemampuan


pengereman dan stabilitas kendaraan
b. Kenyamanan berkendara kurang
c. Bagian tengah tread aus lebih cepat
d. Lapisan benang ban terlalu tegang dan mudah rusak karena adanya
tumbukan dari luar
e. Lapisan karet tread mudah terkelupas karena panas gesekan yang
terkonssentrasi dibagian tengah tread
Sebagai catatan pada kecepatan tinggi tekanan udara ban bertambah
sebesar 0,2-0,3 kg/cm² dari tekanan standar. Hal ini untuk mengurangi
sifat lenturnya karena hal ini berkaitan dengan problema saat tekanan Ban
kurang Angin Nitrogen (N2)

Keuntungan penggunaan nitrogen

1. Tekanan nitrogen (N2) lebih stabil daripada oksigen (O2).


2. Berat jenis yang lebih ringan dan partikelnya yang lebih besar,
membuat kebocoran ban ber-nitrogen lebih sedikit. sehingga
tidak membutuhkan pengisian yang terlalu sering.
3. Ban berkerja lebih optimal ketika berputar karena sifatnya yang
dingin
4. Mengurangi keausan ban yang tidak merata
5. Lebih hemat BBM
6. Memperbaiki maneuver

Lakukan pemeriksaan tekanan angin pada saat kondisi ban dingin. (ban
pada posisi diam selama lebih dari dua jam atau pada saat ben berjalan tapi belum
mencapai jarak 1,5-2km). Kondisi tekanan angin saat ban dingin menunjukkan

Institut Teknologi Indoneia 18


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

tekanan normal dari ban. Namun setelah berjalan lebih dari 1,5-2km, biasanya ban
akan menjadi panas dan tekanan angin akan naik hingga rata-rata mencapai 4-5
psi. Kekurangan angin akan menghasilkan panas pada dinding ban. Akibatnya ban
rawan pecah dan memicu terjadinya percepatan penipisan dan membuat tapak
tidak rata. Sedangkan tekanan angin yang berlebihan akan mengurangi tingkat
kenyamanan. Karena ban akan menjadi lebih keras dan rentan dengan benturan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Bahan baku untuk membuat ban adalah karet alam dan karet sintesis
 Ban yang ada saat ini memiliki beberapa komposisi-komposisi untuk
meningkatkan kualitas suatu ban
 Proses pembentukan menjadi ban dilakukan dengan cara proses
vulkanisasi
 Ban dibagi beberapa bagian sesuai dengan kebutuhannya

3.2 Saran
 Dalam menentukan jenis beserta komposisi yang tepat dalam pemilihan
ban harus disesuaikan dengan keadaan dengan kebutuhannya
 Jangan terlalu lama menaruh ban, karena seiring lamanya waktu kualitas
ban akan semakin menurun

Institut Teknologi Indoneia 19


Singgang Bagus P.
0121503014 Konstruksi Ban

Daftar Pustaka

http://www.scribd.com/doc/39116742/Pabrik-Ban-Goodyear

http://champion-vulkanisir.blogspot.com/2010/11/sekilas-pengetahuan

tentang-ban-baru.html

http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/vulkanisasi_karet/

http://ekobangunrohman.blogspot.com/2010/03/mengenal-seluk-beluk-ban

mobil-dan.html

http://dadangsupriadi.wordpress.com/2009/08/08/mengenal-istilah-karet

vulkanisasivulkanisir/

Suyatno, dkk. 2007. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Grasindo.

Toyota Astra Motor. NEW STEP 1 TRAINING MANUAL. Jakarta: Toyota

Astra Motor.

Institut Teknologi Indoneia 20

Anda mungkin juga menyukai