Anda di halaman 1dari 48

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

No.01/PKL/D3-KS/2018
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PROYEK JALAN TOL DEPOK–ANTASARI


SEKSI 1 SELATAN (Sta. 5+775 s/d Sta. 12+040)

Disusun Oleh :
Krisdianto Toro
(NIM: 1116020019)

Larasati Anggraini
(NIM: 1116020066)

Pembimbing :
Ir.D.Widijanto, MT
(NIP/ NIK ..........................)

Deny Yatmadi, ST.,MM.

(NIP. 195912311987031018)

PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2018

i
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Depok – Antasari
Seksi 1 Selatan Brigif – Sawangan (Sta. 5+775 s/d Sta. 12+040)

Disusun Oleh:

Krisdianto Toro NIM: 1116020019


Larasati Anggraini NIM: 1116020061

Pembimbing Industri, Pembimbing Jurusan,

Ir.D.Widijanto, MT Deny Yatmadi, Drs,ST.,MT.


PT. Citra Waspphutowa NIP. 195912311987031018

Ketua Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Jakarta

Agung Budi Broto, ST.,MT.


NIP. 196304021989031003

i
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

KATA PENGANTAR

Puji Puji syukur kepada Allah SWT Karena dengan izin-Nya Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini dapat terselesaikan tepat waktu. Laporan ini disusun berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan selama praktik dalam Proyek Pembangunan Jalan
Tol Cinere-Jagorawi seksi II A (STA. 16+700 – 20+200). Tujuan dibuatnya laporan
ini untuk menggali informasi dalam lingkungan pekerjaan sehingga dapat
memudahkan mahasiswa setelah lulus. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
melibatkan banyak pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Deny Yatmadi, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Jurusan.
2. Bapak Eka Darma M S, ST, selaku Project Manager Proyek
Pembangunan Jalan Tol Ruas Cinere-Jagorawi seksi IIA.
3. Bapak Heri Susanto, selaku pembimbing lapangan pada Proyek
Pembangunan Jalan Tol Ruas Cinere-Jagorawi seksi II A.
4. Bapak Rully F. Santoso, ST selaku Site Engineer Manager Proyek
Pembangunan Jalan Tol Ruas Cinere-Jagorawi seksi IIA.
5. Bapak Agung Budi Broto, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil Politeknik Negeri Jakarta.
6. Seluruh staff PT. Hutama Karya, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
7. Kedua Orang Tua kami yang senantiasa memberikan semangat
dan doa untuk kelancaran pembuatan laporan PKL ini.

Demikian Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dibuat Penulis menyadari bahwa
laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kami menerima kritik dan
saran yang membangun, sehingga dapat meningkatkan kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya serta bagi semua pihak yang membutuhkan

ii
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................
1.1.1 Latar Belakang Praktik kerja Lapangan ..................................................
1.1.2 Latar Belakang Proyek ............................................................................
1.1.3 Lokasi Proyek .........................................................................................
1.2 Tujuan Proyek ...............................................................................................
1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan ....................................................................
1.3.1 Tujuan Umum .........................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................
BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN .........................................................
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ..........................................................................
2.1.1 Identitas Perseroan ..................................................................................
2.1.2 Visi Perseroan .........................................................................................
2.1.3 Misi Perseroan .........................................................................................
2.1.4 Budaya Perseroan ....................................................................................
2.1.5 Nilai-nilai Perseroan................................................................................
2.1.6 Profil Pemegang Saham atau Pendiri ......................................................
2.2 Organisasi Perusahaan ..................................................................................
2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja ...........................................................................
BAB III PENGENALAN PROYEK
3.1 Prosedur Mendapatkan Proyek .....................................................................
3.2 Gambaran Umum Proyek..............................................................................
3.3 Personalia dan Organisasi Proyek .................................................................
3.4 Proses Pelaksanaan Proyek ...........................................................................
BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATI ...........................................................

iii
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

4.1 Pekerjaan yang Diamati ................................................................................


4.2 Lingkup Pekerjaan ........................................................................................
4.3 Tugas Selama Praktik ....................................................................................
4.4 Studi Kasus ...................................................................................................
BAB V PENUTUP ..............................................................................................
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................
5.2 Saran ..............................................................................................................

iv
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Proyek Tol Depok-Antasari.................................................


Gambar 2.1 Komposisi Pemegang Saham ..........................................................
Gambar 2.2 Susunan Komisaris dan Direksi PT Citra Waspphutowa ................
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek .............................................................

v
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

DAFTAR TABEL

Tabel

vi
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan
Politeknik merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang
lulusannya diharapkan memiliki keahlian dan keterampilan yang dewasa ini
sangat dibutuhkan, sehingga keberadaannya dapat mendukung kualitas
sumber daya manusia dalam menunjang pembangunan.
Program pendidikan politeknik adalah program Diploma III dengan
waktu Pendidikan selama 6 semester. Sebagai ahli madya, lulusan politeknik
diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi
(Strata 1) dengan lulusan sekolah kejuruan teknik. Oleh karena itu, politeknik
diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan, cerdas,
terampil dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Sipil, pada akhir
semester IV dan awal semester V diwajibkan mengikuti program Praktik
Kerja Lapangan (PKL) selama 8 (delapan) minggu pada suatu proyek industri
konstruksi. Penempatan mahasiswa pada suatu proyek industri konstruksi
tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan berpikir dan
pengetahuan yang lebih luas.
Dengan pelaksanaan PKL tersebut diharapkan lulusannya dapat
benar-benar memiliki bekal kemampuan yang cukup bisa diandalkan dalam
menghadapi tantangan tugas sesuai bidangnya. Disamping itu kegiatan PKL
merupakan salah satu sarana untuk menjalin hubungan antara politeknik
dengan dunia industri.

1.1.2 Latar Belakang Proyek


Kehadiran Ruas Tol Depok-Antasari bermula dari kebutuhan akan
ruas jalan di Jakarta yang sudah tidak dapat menampung jumlah kendaraan
yang ada. Akibatnya, kemacetan dan kepadatan lalu lintas sulit untuk
terelakkan. Hal ini dapat dilihat pada ruas JORR di arah utara yang sudah

1
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

jenuh. Demikian pula halnya dengan Jalan Layang Non-Tol Antasari-Blok M,


yang dalam kondisi terpadat di pagi hari, diberlakukan lalu lintas satu arah ke
utara. Selain itu, kemacetan ruas tol Jagorawi dari arah Bogor ke Jakarta juga
sudah menjadi bagian keseharian bagi para commuter yang tinggal di daerah
peyangga ibu kota seperti Depok dan Bogor, menuju Jakarta.
Karena volume lalu lintas yang dilalui kendaraan berat dan luas jalan
yang tidak seimbang, maka jalan bebas hambatan sebagai alternatif pilihan
yang diharapkan menjadi solusi mengurangi kemacetan di Jakarta. Kebutuhan
akan jalan tol untuk mengurai kemacetan mendorong pelaksanaan pekerjaan
tol Depok-Antasari.

1.1.3 Lokasi Proyek


Proyek pembangunan jalan layang bebas hambatan/jalan tol Depok-
Antasari seksi 1 selatan: Brigif-Sawangan (Sta.5+775 s/d Sta. 12+040).

Gambar 1.1 Lokasi Proyek Tol Depok-Antasari Seksi 1 Selatan: Brigif-


Sawangan

2
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

1.2 Tujuan Proyek


1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengenali proses pelaksanaan suatu kegiatan
proyek atau indsutri konstruksi sehingga memiliki wawasan dan
pengetahuan yang luas agar dapat mempersiapkan diri dalam mengisi
kebutuhan dunia industry dan diharapkan dapat menjadi tenaga pelaksana
proyek yang handal.

1.3.2 Tujuan Khusus


Mahasiswa dapat:
a. Menguraikan proses pelaksanaan proyek / industri konstruksi.
b. Menjelaskan struktur organisasi proyek / industri konstruksi.
c. Merumuskan pembagian tugas (job description) semua personal yang
terlibat dalam pelaksanaan proyek / industri konstruksi.
d. Menerapkan kemampuannya di proyek / industri konstruksi sesuai
dengan kemampuan yang diperoleh selama kuliah.
e. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh proyek / industri sesuai
dengan target mutu dan ketelitian yang diperlukan.
Membuat laporan PKL dengan baik dan sesuai engan tata cara penulisan
ilmiah.

3
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


Langkah Perseroan dimulai ketika Pemerintah Republik Indonesia
memulai tender enam ruas jalan tol Batch 1 pada 3 Januari 2005. Salah satu
ruas yang ditenderkan dalam proses tersebut ialah Depok – Antasari.
Ruas Tol Depok-Antasari sepanjang 21,55 km merupakan bagian dari
Tol Jakarta Depok Bogor Ciawi (Jadebowi). Ruas Tol Depok – Antasari
yang membentang dari Depok hingga blok M, Jakarta ini diperkirakan akan
menelan biaya investasi USD 237 juta atau setara dengan Rp 2,2 triliun pada
saat awal perencanaan proyek. Nilai ini sudah termasuk pembangunan Ruas
Tol Antasari – Bojong Gede.
Dalam rangka mengikuti tender investasi jalan tol yang
diselenggarakan oleh Tim Pelaksana Pengadaan Investasi Jalan Tol
Departemen Pekerjaan Umum tersebut. Pada 28 Januari 2005 PT Citra Marga
Nusaphala Persada Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Pembangunan
Perumahaan (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), dan PT Bosowa
Trading Internasional, membentuk Perseroan Konsorsium Citra
Waspphutowa.
Nama Citra Waspphutowa sendiri merupakan akronim dari
lima pemegang saham pendiri tersebut, yakni CMNP (Citra), WK (Was), PP
(pp), HK (hut), dan Bosowa (owa). Kemudian konsorsium yang dipimpin oleh
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk ini memasukkan dokumen tender
untuk Ruas Tol Depok – Antasari pada 8 Agustus 2005. Konsorsium Citra
Waspphutowa dinyatakan sebagai pemenang dalam tender tersebut sesuai
dengan International Competitive Bidding (ICB).
Keputusan ini tertuang dalam Pengumuman Pemenang Tender
Investasi Jalan Tol Depok – Antasari pada 21 Oktober 2005 yang dilansir
oleh Ketua Tim Pelaksana Pengadaan Investasi Jalan Tol, Departemen
Pekerjaan Umum. Agar dapat segera merealisasikan keputusan tender

4
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

tersebut, maka pada 13 Januari 2006, para anggota konsorium mendirikan PT


Citra Waspphutowa.
Sejak awal berdiri, Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami dua
kali perubahan. Perubahan pertama pada 22 Juli 2008 mengenai peningkatan
modal dasar Perseroan dari Rp 100 miliar menjadi Rp 480 miliar. Kemudian
perubahan kedua terjadi pada 23 Juni 2009 ketika mengenai perubahan
Anggaran Dasar Perseroan agar sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Kemudian pada 3 April 2007, Bosowa
Trading Internasional melepaskan kepemilikan sahamnya di Perseroan.
Proses ini telah berjalan sesuai dengan ketentuan dan persetujuan pemegang
saham.
Perjalanan Citra Waspphutowa berlanjut ketika Hutama Karya
melepaskan kepemilikan sahamnya ke PT Waskita Toll Road pada akhir
kuartal III tahun 2015. Pelepasan saham ini dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol, persetujuan dari para pemegang saham
lainnya, serta persetujuan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
selaku kreditur sesuai ketentuan. Hutama Karya melepas kepemilikan
sahamnya dalam rangka fokus pada pembangunan Jalan Tol Lintas Sumatera
yang ditugaskan kepada perusahaan tersebut, sementara Waskita Toll Road
fokus pada pembangunan jalan tol di Pulau Jawa.
Keberadaan Perseroan dilandaskan pada Perjanjian Pengusahaan
Jalan Tol Ruas Depok – Antasari Nomor 191/PPJT/V/Mn/2006 (selanjutnya
disebut PPJT 2006) yang ditandatangani pada tanggal 29 Mei 2006 oleh Citra
Waspphutowa yang diwakili oleh Direktur Utama Winten Peradika dan
Pemerintah yang diwakili oleh Sekjen Pekerjaan Umum Roestam Sjarief.
PPJT 2006 ini kemudian diamandemen menjadi PPJT Nomor
233/Ku.08.10-Sj/2007 pada tanggal 13 Februari 2007.
Seperti proyek infrastruktur lainnya, pembangunan Jalan Tol Depok
– Antasari juga menghadapi sederet tantangan. Tantangan terbesar yang
dihadapi Perseroan dalam menggarap pembangunan Ruas Tol Depok –
Antasari ialah terkait dana dan pengadaan tanah. Akibatnya, target

5
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari bergeser dari yang


telah dicanangkan dalam PPJT 2006 maupun (Amandemen) PPJT 2007
Namun, dengan berpegang pada misi mewujudkan Tol Koridor
Jadebowi, sejak tahun 2015 Citra Waspphutowa memulai kegiatan
pembangunan Ruas Tol Depok – Antasari sebagai salah satu bagian Jalan Tol
Jadebowi, akan menjadi salah satu pendorong roda perekonomian masyarakat,
khususnya di Jabodetabek. Dengan keyakinan ini, Citra Waspphutowa dengan
semangat akan terus melanjutkan pembangunan sehingga proyek ini dapat
memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.

2.1.1 Identitas Perseroan


Perusahaan Citra Waspphutowa merupakan Badan Usaha Jalan Tol
(BUJT), yaitu sebuah badan hukum atau badan usaha berbentuk Perseroan
Terbatas yang berfungsi sebagai Special Purpose Vehicle (SPV) bagi
pengembangan satu ruas jalan tol yaitu Ruas Jalan Tol Antasari – Depok –
Bogor.
Konsesi pengusahaan ruas jalan tol tersebut dilakukan dengan skema
Bangun Guna Serah atau Build Operate Transfer (BOT) selama 40 tahun
terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja atau Notice to
Proceed (NTP) yang pertama, dalam kondisi SPMK diterbitkan tidak
sekaligus untuk seluruh ruas. Dengan terbitnya SPMK pada tanggal 12
Agustus 2016, maka tanggal tersebut menjadi awal dimulainya masa konsesi
pengusahaan Jalan Tol hingga 40 tahun kemudian.
Nama Perseroan:
PT Citra Waspphutowa
Tempat/Kedudukan:
Kantor Pusat
Jalan Yos Sudarso Kav 28, Jakarta 14350
Telepon:
021-6530690
Fax:
021-65306931

6
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

Website:
www.citramarga.com
Kantor Proyek:
Jalan Cilandak Permai Raya No.100, Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta 12450.
Telepon:
021–78841310
Fax:
021–7813682
Tanggal Pendirian:
13 Januari 2006
Jumlah Karyawan:
47 karyawan (per 31 Desember 2017)
Bidang Usaha:
Melaksanaakan pengusahaan jalan tol, yang meliputi:
 Pendanaan
 Perencanaan teknis
 Pelaksanaan konstruksi
 Pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol
 Usaha lain, media luar ruang, struktur pelengkap utilitas dan atau utilitas
yang berhubungan dengan konsesi jalan tol sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
Modal Dasar:
Rp 480.000.000.000,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Rp 400.000.000.000,00
Saham dalam Pertepel:
Rp 80.000.000.000,00
Sampai dengan 31 Desember 2017
Modal Dasar:
Rp 660.000.000.000,00

7
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

2.1.2 Visi Perseroan


Menjadi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) utama di dalam Citra Group,
yaitu entitas anak PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk yang mampu
menjadi Jakarta Intra Urbans Toll (JIUT) Successor.
Menjadi JIUT Successor berarti mampu melanjutkan kisah sukses
Pengusahaan Jalan Tol Ir. Wiyoto Wiyono, M.Sc. serta menggantikan
kontribusi besar pendapatan tol CMNP Group dari JIUT setelah selesainya
masa konsesi di tahun 2025 dengan membangun koridor Antasari-Depok-
Bogor. Koridor tol yang kelak menjadi Jagorawi Kedua (second Jagorawi)
ini akan terkoneksi dengan JORR 1, JORR 2, JORR 3 (masih dalam
konsep awal). Bogor Outer Ring Road dan Bocimi (Bogor/Dramaga -
Ciawi-Sukabumi) hingga Ciranjang dan Padalarang.

2.1.3 Misi Perseroan


Mewujudkan Tol koridor Antasari-Depok-Bogor sebagai bagian dari
koridor jalan bebas hambatan dimulai dari Antasari di Jakarta hingga Bandung
di Jawa Barat.

2.1.4 Budaya Perseroan


Budaya kerja terbentuk dari nilai-nilai yang dianut Perseroan serta
semangat kerja yang dimiliki sumber daya manusia di dalamnya. Penerapan
budaya Perseroan ini memiliki pengaruh besar tentunya terhadap prestasi dan
pencapaian kinerja Perseroan.
Perseroan yang kini tengan melaksanakan pembangunan proyek
memerlukan semangat ganda, yakni memenuhi target penyelesaian proyek
untuk kemudian menjalankan bisnisnya hingga konsensi tol selesai,
Dalam proyek investasi, sesuai dengan prinsip Debt Equality Ratio
(DER), berkaitan erat dengan tanggung jawab terhadap pengembalian sumber
pendanaan yaitu pemegang saham dan pemberi pinjaman. Prinsip investasi
“The project will bring your money back” tentunya menjadi amanah besar agar
setiap biaya investasi dapat optimal digunakan sehinnga dapat memberikan

8
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

keuntungan yang efisien baik sejak pembangunan proyek hingga konsesi


selesai.
2.1.5 Nilai-Nilai Perseroan
1. Customer facus
Fokus kepada kepentingan Pemegang Saham dan Pengguna Jalan Tol dalam
mencapai manfaat jalan tol bagi masyarakat dan tujuan investasi
2. Integrity
Mempunyai integritas dalam mengemban amanah mencapai manfaat jalan tol
bagi masyarakat dan tujuan investasi
3. Inovative
Selalu mencari inovasi dalam iklim kerja yang kreatif guna mancapai manfaat
jalan tol bagi masyarakat dan tujuan investasi
4. Teamwork
Selalu bekerja sama sebagai tim dalam mewujudkan manfaat jalan tol bagi
masyarakat dan tujuan investasi
5. Rol Minded
Memahami pentingnya manfaat jalan tol bagi masyarakat sekaligus pencapaian
tingkat pengembalian investasi baik secara ekonomi maupun secara finansial.
6. Assesibility
Selalu terbuka atau transparan sesuai kadiah tata kelola perusahaan yang baik
dan memegang prinsip kehati-hatian (prudent) dalam mencapai manfaat jalan
tol bagi masyarakat dan tujuan investasi.
7. Accountability
Selalu dapat dipertanggung-jawabkan dalam setiap tahapan rencana dan upaya
realisasi untuk setiap program terpadu guna mencapai manfaat jalan tol bagi
masyarakat dan tujuan investasi.

2.1.6 Profil Pemegang Saham atau Pendiri


PT Citra Waspphutowa merupakan wadah kemitraan strategis yang
dibangun oleh operator jalan tol Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan
kontraktor Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka. Sinergi
kompetensi dari pemegang saham menciptakan keunggulan perseroan meliputi

9
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

pendanaan, investasi, perencanaan teknik dan pelaksanaan konstruksi (rancang


bangun), pengumpulan pendapatan, pengoperasian, dan pemeliharaan.
Setiap keahlian yang dimiliki oleh setiap pemegang saham Setiap
keahlian yang dimiliki oleh setiap pemegang saham memberikan kontribusi
optimal dalam mewujudkan mandat yang diberikan oleh Pemerintah dalam
perjanjian konsesi jangka panjang. Perseroan optimistis hal ini akan
memastikan penyelesaian proyek yang didukung oleh alokasi risiko secara
proporsional dan adil antara para pihak, serta dikendalikan melalui program
manajemen risiko yang terpadu.
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk selaku pemegang saham
mayoritas dan pengendali Perseroan memiliki pengalaman panjang dalam hal
pengelolaan investasi jalan tol. Sebagai pelopor Badan Usaha Jalan Tol dari
kalangan swasta nasional, CMNP telah mendukung Perseroan dalam hal
transfer pengetahuan untuk menyiapkan Perseroan menjadi pengembang jalan
tol yang unggul.
Keberadaan CMNP sebagai pemegang saham mayoritas semakin
optimal dengan kehadiran dua BUMN terkemuka yakni PT Waskita Toll Road
dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sebagai pemegang saham.

A. Profil PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk


Perusahaan didirikan pada 13 April 1987. Perusahaan merupakan Badan
Usaha Milik Swasta pertama yang membangun, mengoperasikan dan
memelihara jalan tol yaitu ruas Cawang – Tanjung Priok (North – South Link)
dan Tanjung Priok – Pluit (Harbour Road) sepanjang 34 km. Kedua ruas tol
ini merupakan bagian dari Jalan Tol Dalam Kota Jakarta sepanjang 53 km,
dengan masa konsesi hingga tahun 2025. Pada tahun 1995, CMNP menjadi
badan usaha jalan tol pertama yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan
mencatatkan Rp 2 miliar saham. Pada tahun 2016, CMNP mencatatkan
pendapatan Rp 2,31 triliun, atau naik 51,61%
B. Profil PT Waskita Karya Toll Road
Perusahaan didirikan pada 19 Juni 2014 dengan 99& kepemilikan saham oleh
PT Waskita Karya Tbk (Persero), Perusahaan yang bergerak di bidang investasi

10
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

Jalan Tol ini juga tengah mengerjakan berbagai proyek, seperti Jalan Tol Bekasi
– Cawang – Kampung Melayu. Tol Pejagan – Pemalang. Tol Solo – Ngawi –
Kertosono. Serta Tol Cimsnggis – Cibitung. Perusahaan menjadi pemegang
saham Perseroan sejak 2016, berdasarkan akta no 13 tanggal 9 februari 2016
dibuat dihadapan Irma Devita Purnamasari SH, MKn notaris di Jakarta
C. Profil PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
Perusahaan didirikan pada 26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan
Perumahan. Selama lebih dari lima dekade, Perusahaan telah menjadi pemain
kunci dalam industri jasa konstruksi perumahan nasional. Sejak 1991, PTPP
mendiversifikasi bisnisnya, termasuk diantaranya pengembangan kawasan
Cibubur serta pendirian beberapa anak perusahaan melalui kemitraan. Per
tahun 2016, PTPP mencatatkan pendapatan RP 16,45 Triliun

Gambar 2.1 Komposisi Pemegang Saham

11
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

2.2 Organisasi Perusahaan

Gambar 2.2 Susunan Komisaris dan Direksi PT Citra Waspphutowa

12
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja dan Lain-lain di PT. Citra Waspphutowa


Semua perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan yang sama dalam
melakukan kegiatan kerja yaitu meningkatkan disiplin kerja, produktifitas yang
dituntut dari PT. Citra Waspphutowa diantaranya peraturan yang ada dalam setiap
perusahaan. Peraturan – peraturan tersebut seperti: Absensi, Jam kerja, dan
Tanggung jawab pekerjaan masing – masing karyawan dan pekerja.
1) Dasar Pertimbanagan Disiplin Kerja
Disiplin kerja PT. Citra Waspphutowa didasarkan pertimbangan tata kerja dan
peraturan disiplin kerja yang berlaku, adapun tata kerja dan peraturan disiplin kerja
yang berlaku sebagai berikut:
A. Hari Kerja Karyawan:
1. Jumlah hari kerja baku adalah 7 (tujuh) hari kerja dalam seminggu,
2. Untuk pekerjaan – pekerjaan tertentu yang langsung maupun yang tidak
langsung terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan,
ditetapkan jam kerja sebagai berikut:
a. Senin sampai dengan Minggu (kecuali jumat) pukul 08.00 –17.00 WIB
dengan waktu istirahat selama 1 (satu) jam mulai pukul 11.30 – 12.30
WIB.
b. Jumat pukul 08.00 – 17.00 dengan waktu istirahat mulai pukul 11.30 –
13.00 WIB.
3. Peraturan jam kerja untuk bidang tugas administrasi dan ketatausahaan
ditetapkan dengan jam kerja sebagai berikut:
a. Senin sampai dengan Minggu (kecuali Jumat) pukul 08.00 – 17.00 WIB
dengan waktu istirahat selama 1 (satu) jam mulai pukul 11.20 – 12.30
WIB.
b. Jumat pukul 08.00 – 17.00 dengan waktu istirahat mulai pukul 11.30-13.00
WIB.
c. Karyawan diwajibkan mengisi daftar absensi (jam kedatangan / masuk,
istirahat, jam pulang)
d. Karyawan yang tidak masuk kerja, wajib memberitahukan kepada atasan
langsung.

13
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

e. Karyawan yang hendak meninggalkan pekerjaan pada jam kerja karena


sesuatu keperluan, wajib meminta ijin kepada atasan langsung.
B. Waktu Lembur
1. Waktu lembur karyawan terhitung setelah pukul 17.00.
2. Waktu lembur dihitung setiap pertmabahan jam setelah pukul 17.00.
3. Waktu lembur dari pukul 17.00 s/d pukul 22.00 terhitung 1 (satu) hari
kerja.
4. Waktu lembur dari pukul 22.00 s/d pukul 02.00 terhitung sebanyak 1 (satu)
hari kerja.
5. Waktu lembur dari pukul 02.00 s/d pukul 06.00 terhitung sebanyak (satu)
hari kerja.
C. Hukuman Disipilin Kerja
Hukuman disiplin pada PT. Citra Waspphutowa terdiri dari berbagai tingkatan yaitu
sebagai berikut:
1. Hukuman disiplin ringan
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Hukuman disiplin sedang
a. Pengurangan uang makan dan uang transportasi
b. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
c. Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai karyawan

2) Tujuan Disiplin Kerja


Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam menetapkan disiplin kerja untuk
mencapai tingkat produktivitas kerja yang tinggi, terdapat beberapa hal yang perlu
dipahami oleh para karyawan yaitu tujuan disiplin kerja, hal ini diperlukan untuk
menambah semangat kerja dari para karyawan.
Adapun tujuan disiplin kerja adalah sebagai berikut:
a. Penghargaan terhadap waktu kerja

14
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

b. Kondisi keteraturan, misalnya kator bersih dan arspi tersusun rapi karyawan
memahami peraturan yang ada untuk tidak seenaknya keluar masuk bukan
untuk keperluan kerja
c. Apabil akryawan berhalangan hadir agar memberitahukan pada pihak kantor.

3) Masalah dalam Menerapkan Disiplin Kerja


Masalah pelaksanaan disiplin kerja ini pada dasarnya terletak pada kendala
teknis. Kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan dilapangan yaitu
menyangkut Keselamatan, Kesehatan, Kerja (K3). Masih kurangnya pekerjaan
menerapkan K3 yang berlaku dalam pelaksaan proyek. Masalah ini didasarkan dari
keadaan setempat, yakni para pekerja kebanyakan dari masyarakat daerah. Dimana
kebanyakan pekerja menganggap, penggunaan K3 membuat pekerjaan mereka
tidak leluasa.

15
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

BAB III
PENGENALAN PROYEK

3.1 Prosedur Mendapatkan Proyek


Penentuan kontraktor Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok –
Antasari ini ditentukan melalui sistem lelang terbatas yang diikuti oleh
beberapa perusahaan konstruksi dalam maupun luar negeri. Pada pelaksanaan
proyek tersebut terpilih KONSORSIUM CITRA WASPPHUTOWA sebagai
kontraktor utama yang memiliki kewajiban untuk menyelesaikan proyek
tersebut.
KONSORSIUM CITRA WASPPHUTOWA terdiri dari lima
perusahaan yang bekerja sama. Yaitu PT Citra Marga Nusaphala Persada
Tbk, 3 (tiga) kontraktor BUMN di Indonesia yaitu PT Waskita Karya
(Persero) Tbk, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Hutama
Karya (Persero) dan PT Bosowa Trading Internasional.

3.1.1 Proses Mendapatkan Proyek Secara Umum


Setelah sebelumnya mengalami tiga kali perubahan pada Perpres
Nomor 54 Tahun 2010 yaitu Nomor 35 Tahun 2011, Nomor 70 Tahun
2012 dan Nomor 172 Tahun 2014. Awal tahun 2015 dikeluarkanlah Perpres
Nomor 4 Tahun 2015 mengenai perubahan keempat pada Perpres Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa. Maka, pemilihan Penyedia Jasa
pekerjaan konstruksi dilakukan dengan cara:
1. Pelelangan Umum, adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan
konstruksi/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman
secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat
dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
2. Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan
konstruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks, dengan cara mengumumkan
secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan

16
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

mencantum penyedia barang atau jasa yang telah diyakini mampu, guna
memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang
memenuhi kualifikasi.
3. Pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang
dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran
sekurang-kurangnya 3 penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah
lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya
serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet. Pemilihan
langsung dapat dilaksanakan manakala metoda pelelangan umum atau
pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan.
4. Penunjukan langsung, adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa
dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) penyedia barang/jasa.
Pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilangsungkan dengan cara
melakukan negosiasi, baik secara teknis maupun biaya, sehingga diperoleh
harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.
5. Swakelola, adalah pengadaan barang/jasa dimana pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri dengan menggunakan
tenaga sendiri, alat sendiri atau upah borong tenaga. Swakelola dapat
dilaksanakan oleh pengguna barang/jasa, instansi pemerintah, kelompok
masyarakat/lembaga swadaya masyarakat penerima hibah. Jenis pekerjaan
yang memungkinkan dilaksanakan secara swakelola diantaranya adalah
(a) pekerjaan yang bertujuan meningkatkan kemampuan teknis sumber
daya manusia instansi pemerintah yang bersangkutan; (b) pekerjaan yang
bersifat rahasia bagi instansi pengguna barang atau jasa yang
bersangkutan; (c) pekerjaan untuk proyek percontohan yang bersifat
khusus untuk pengembangan teknologi/metoda kerja yang belum dapat
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.

17
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

3.1.2 Proses Mendapatkan Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok-Antasari


1. Telah ditetapkannya Konsorsium Citra Waspphutowa (masih belum
berbentuk PT) sebagai pemenang tender, oleh menteri Pekerjaan Umum,
sebagaimana dalam suratnya kepada Ketua Tim Pelaksana pengadaan
investasi jalan tol nomor JL.01.03-Mn/554 pada tanggal 17 Oktober
2005, perihal penetapan pemenang tender investasi Jalan Tol Ruas
Depok – Antasari, dengan ketentuan:
a. 4 bulan sejak ditetapkannya, telah membentuk perusahaan (PT) jalan
tol;
b. Menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT),
berdasarkan parameter investasi ketentuan dan jadwal yang tertuang
dalam dokumen tender, serta konsisten sesuai dengan penawaran.
2. Diumumkannya pemenang tender investasi Jalan Tol Ruas Depok –
Antasari oleh Ketua Pelaksana pengadaan investasi jalan tol,
sebagaimana dalam pengumuman pemenang tender investasi Jalan Tol
Ruas Tol Depok – Antasari Nomor 54/MD/Bh/2005 tanggal 21Oktober
2005.
3. Anggaran Dasar PT Citra Waspphutowa telah terbentuk, sebagaimana
dalam akta nomor 10 tanggal 13 Januari 2006, dibuat dihadapan Soegeng
Santosa, notaris di Jakarta, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia bernomor C-02650 HT.01.01TH2006
tanggal 1 Februari 2006.
4. Penandatanganan PPJT tanggal 29 Mei 2005 Nomor
191/PPJT/V/MN/2006.

3.2 Gambaran Umum Proyek


Jalan Tol Depok – Antasari yang sedang dibangun ini bertujuan untuk
mengurangi kemacetan dari pintu keluar Tol TB Simatupang (JORR). Proyek
ini terdiri dari 3 paket. Paket 1 terdapat pembuatan Simpang Susun Antasari
(zona1), Elevated Andara (zona 2), Simpang Susun Andara (zona 3) yang
terletak di daerah Antasari – Brigif sepanjang 6,8 km pada Sta. -01+121
s/d Sta. 5+775. Kemudian Paket 2 sedang proses pembebasan lahan yang

18
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

baru berlangsung sebesar 20% di daerah Brigif – Sawangan sepanjang 6,3


km. Sedangkan pada Paket 3 masih dalam proses tender yaitu di daerah
Sawangan – Bojong Gede sepanjang 9,5 km. Gambaran umum tersebut
terdapat pada gambar 3.1 s/d gambar 3.5.
Data Umum Proyek
Nama Proyek :Pembangunan Jalan Tol Depok-Antasari Seksi
1 Selatan, Brigif-Sawangan, Sta. 5+775 s/d
Sta. 12+040.
Lokasi Proyek :
Pemilik Proyek : PT. Citra Waspphutowa
Konsultan Supervisi :
Kontraktor Pelaksana :
Nomor Kontrak :
Tanggal Kontrak :
Kontrak :
Pelaksanaan :
Jenis Proyek :
Panjang Proyek :
Jenis Pekerjaan Utama :
3.3 Personalia dan Organisasi Proyek
3.3.1 Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek PT Citra Waspphutowa dikepalai oleh
Dewan Komisaris yang mempunyai bawahan-bawahan. Di samping itu
pelaksanaan proyek dikelola suatu tim manajemen yang dipimpin oleh Project
Manager, dibantu oleh beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga pelaksana
lapangan beserta pembantu-pembantunya. Proyek Jalan Tol Depok – Antasari
ini melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT Waskita Karya, PT
Pembangunan Perumahan dan PT Hutama Karya dalam pembangunan Paket
Antasari – Brigif – Sawangan. Lihat gambar 3.6.

19
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek

20
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

3.3.3 Struktur Organisasi Penyedia Jasa

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Penyedia Jasa

21
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

3.3.5 Struktur Organisasi Pengguna Jasa

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Pengguna Jasa

22
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

3.3.6 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas

23
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

3.3.7 Struktur Organisasi HSE

Gambar 3.5 Struktur Organisasi HSE

24
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

3.3.8 Uraian tugas Personil


1. Project Manager
Job desk:
a. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pembangunan Jalan Tol
Depok– Antasari, termasuk fasilitas-fasilitas pendukungnya sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
1. Memimpin dan mengarahkan seluruh kegiatan pelaksanaan
pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari.
2. Mengarahkan kegiatan kontraktor dan konsultan didalam
pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari.
3. Mengendalikan seluruh kegiatan pelaksanaan pembangunan Jalan
Tol Depok – Antasari agar sesuai dengan rencana kerja yang telah
ditetapkan.
b. Terselenggaranya administrasi teknik dan ketatausahaan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan penanganan proyek.
1. Mengarahkan kegiatan-kegiatan administratif yang menunjang
penanganan proyek.
2. Mengarahkan kegiatan-kegiatan penilaian hasil pekerjaan
kontraktor dan konsultan.
3. Mengendalikan kegiatan para karyawan di lingkungan proyek.
4. Mengkoordinasi dan memimpin pengaturan surat-surat keluar dan
masuk proyek untuk tercapainya tertib administrasi.
c. Tersedianya kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan jadwal
pelaksanaan dan mutu yang telah ditentukan.
1. Mengarahkan rencana kerja dan anggaran biaya penyediaan bahan.
2. Memimpin dan mengarahkan kegiatan-kegiatan pelaksanaan
pengadaan dan pendistribusian bahan dan alat agar sesuai dengan
jadwal pelaksanaan mutu yang telah ditentukan.
3. Mengarahkan koordinasi pengendalian kegiatan pelaksanaan
pengadaan dan pendistribusian bahan dan alat.
d. Terselenggaranya kegiatan dibidang teknik kontruksi sesuai dengan
kebijakan perusahaan dan standar Badan Pengatur Jalan Tol.

25
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

1. Mengarahkan dan memimpin kegiatan di bidang Teknik


Konstruksi antara lain: pengawasan, penelitian, evaluasi dan
pengembangan sistem/metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan
beserta penerapannya.
2. Mengendalikan seluruh kegiatan di bidang Teknik Konstruksi.
e. Terselenggaranya kegiatan di bidang penunjang konstruksi untuk
mempersiapkan pelaksanaan fisik Jalan Tol Depok – Antasari.
1. Mengarahkan dan memimpin di bidang kegiatan di bidang
Penunjang Proyek.
2. Mengarahkan dan memimpin koordinasi dengan pihak-pihak luar
di dalam memperlancar/mendukung kegiatan pelaksanaan
pekerjaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari.
f. Pengendalian biaya, waktu, mutu dan kemajuan pelaksanaan
pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari.
1. Mengarahkan dan memimpin kegiatan di bidang pengendalian
biaya, waktu dan kemajuan pelaksanaan pembangunan Jalan Tol
Depok – Antasari.
2. Mengendalikan seluruh kegiatan di bidang pengendalian biaya,
waktu, mutu dan kemajuan pelaksanaan pembangunan Jalan Tol
Depok – Antasari.
g. Tersedianya rencana kerja dan anggaran biaya divisi-divisi di dalam
proyek.
1. Mengarahkan penyusunan rencana kerja dan anggaran biaya divisi-
divisi di dalam proyek.
2. Mengendalikan pelaksanaan rencana kerja dan penggunaan biaya
agar efisiensi dan efektifitas tercapai.
h. Wewenang
Wewenang yang di limpahkan oleh Managing Director kepada Project
Manager:
1. Menetapkan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan tol.

26
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

2. Menetapkan surat keputusan-keputusan pemberhentian dan


pengangkatan karyawan proyek.
3. Menentukan kelayakan rencana kerja kontraktor dan konsultan.
4. Menetapkan hasil pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan tol
dari segi waktu, mutu, volume dan biaya.
5. Menetapkan Sistem Informasi Manajemen Proyek dan
mengendalikan penerapannya.
6. Mensahkan laporan-laporan realisasi pelaksanaan proyek.
7. Menetapkam perubahan pekerjaan dilapangan.
8. Menentukan kelayakan rencana kerja dan anggaran biaya divisi-
divisi di dalam proyek.
9. Menentukan kebutuhan logistik penunjang proyek.
10. Mensahkan pengeluaran uang perusahaan sebatas wewenang yang
telah diatur.

2. Deputy Project Manager


Job desk:
a. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pembangunan Jalan Tol
Depok – Antasari, apabila Project Manager berhalangan, sesuai
dengan wewenang yang telah dilimpahkan.
1. Mengarahkan dan memimpin pelaksanaan pembangunan Jalan
Tol Depok – Antasari.
2. Mengendalikan kegiatan pelaksanaan pembangunan Jalan Tol
Depok – Antasari agar sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Project Manager.
b. Terselenggaranya kegiatan sehari-hari pelaksanaan pembangunan
Jalan Tol Depok – Antasari.
1. Mengarahkan dan memimpin kegiatan-kegiatan sehari-hari
pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari.
2. Mengendalikan kegiatan-kegiatan rutin operasional pelaksanaan
pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari.

27
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

c. Terselenggaranya koordinasi kegiatan antar divisi proyek di dalam


pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari.
1. Mengarahkan kegiatan antar divisi-divisi proyek di dalam
pelaksanaan pembangunan agar sesuai dengan rencana kerja dan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Project Manager.
2. Mengkoordinasikan dan menyelesaikan permasalahan teknis di
lingkungan proyek.
d. Terselenggaranya koordinasi kegiatan dengan pihak-pihak
konsultan, kontraktor, dan pemasok agar terjamin kelancaran tugas-
tugas pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari.
1. Mengarahkan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan konsultan,
kontraktor dan pemasok agar tercapai kelancaran tugas-tugas
pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari, sesuai
dengan rencana kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Project Manager.
2. Mengendalikan kegiatan rutin operasional antar divisi-divisi
proyek di dalam pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok-
Antasari secara korektif maupun preventif, sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Project Manager.
e. Terselenggaranya ketatausahaan dan tertib administrasi di lingkungan
proyek.
1. Mengawasi dan mengendalikan kedisiplinan sehari-hari
karyawan di lingkungan proyek.
2. Mengkoordinasi penilaian karyawan secara periodik di
lingkungan proyek.
f. Wewenang
Wewenang yang dilimpahkan oleh Project Manager kepada Deputy
Project Manager.
1. Melakukan hubungan keluar dengan instansi – instansi
pemerintah dan atau perusahaan di dalam rangka kepentingan
proyek.

28
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

2. Mengambil tindakan – tindakan preventif ataupun korektif


terhadap personil-personil proyek, bilamana terjadi
penyimpangan – penyimpangan terhadap tugas ataupun
wewenang yang dilimpahkan sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Project Manager.
3. Memutuskan kebijakan rutin operasional pelaksanaan
pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari dengan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh Project Manager.

3. Project Engineer Supervisor


Job desk:
a. Terselanggaranya pengawasan, penelitian dan evaluasi terhadap hasi-
hasil/produk-produk Konsultan Perencana dan Konsultan Value
Engineering.
1. Mempersiapkan rencana kerja dan anggaran biaya pada unit
kerjanya.
2. Mengadakan pemeriksaan, penelitian dan evaluasi terhadap
hasil/produk perencanaan Konsultan Perencana dan redesign
Konsultan Value Engineering.
3. Mengkoordinir kegiatan evaluasi metode pelaksanaan yang di
ajukan/digunakan Kontraktor dan membuat alternatif-alternatif
lain untuk mendapatkan sistem yang lebih tepat dan efektif.
4. Mengkoordinir pemeriksaan dan evaluasi gambar-gambar kerja
(Shop Drawing) dan As Built Drawing Kontraktor.
b. Terselenggaranya evaluasi dan pengembangan terhadap petunjuk dan
syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan kontraktor.
1. Mengadakan evaluasi terhadap spesifikasi kontrak yang di pakai
sebagai dasar dan petunjuk pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor.
2. Mengadakan Koordinasi dengan unit kerja “Project Construction”
dan “Project Control & Monitoring” dalam memantau penerapan
spesifikasi kontrak.

29
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

3. Mengadakan koreksi dan pengembangan terhadap petunjuk dan


syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan untuk Kontraktor.
c. Terselenggaranya Pengendalian kegiatan di dalam unit kerja
dipimpinnya.
1. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan seluruh kegiatan
dalam unit kerja “Project Engineering”.
2. Mengendalikan biaya operasional di lingkungan unit kerja
“Project Engineering” dan memeriksa laporan
pertanggungjawaban.
d. Terselenggaranya pengadministrasian kegiatan yang di berkaitan
dengan penanganan proyek.
1. Mengkoordinasikan pengarsipan dokumen serta data proyek.
2. Mengkoordinasikan kegiatan monitoring, pengadaan dan
pendistribusian dokumen dan data proyek.
3. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan seluruh kegiatan
administrasi proyek dan kontrak.
4. Mengendalikan dan mengkoordinasi penyusunan laporan di
lingkungan unit kerja “Project Engineering”.
e. Tersedianya dokumen dan bahan penunjang kontrak.
1. Mempersiapkan dokumen kontrak untuk Kontraktor, Konsultan
dan Konsultan Spesialis.
2. Meneliti isi dokumen kontrak agar sesuai dan tidak bertentangan
dengan kontrak.
3. Mempersiapkan konsep Addendum (perubahan) Kontrak.
4. Memonitor pelaksanaan kontrak.
5. Mempersiapkan Notice of Change (NOC).
6. Mempersiapkan Change Contract Order (CCO).
7. Mempersiapkan bahan-bahan pembuatan Berita Acara baik untuk
Kontrak maupun Surat Perintah Kerja.
f. Wewenang
1. Menetapkan sistem evaluasi dan pengembangan seluruh kegiatan
dalam unit kerja “Project Engineering”.

30
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

2. Mensahkan pengeluaran uang untuk kepentingan unit kerja


“Project Engineering” sesuai ketentuan-ketentuan Perusahaan.
3. Merekomendasikan hasil/produk Konsultan Perencana (Review
Design) dan Value Engineering.
4. Menyelenggarakan kelengkapan adminitrasi pembayaran untuk
pihak Kontraktor Konsultan dan Pemasok secara lancer.
5. Merekomendasikan tagihan (sertifikat/invoice) dari Konsultan,
Kontraktor atau Pemasok yang layak diajukan kepada Project
Manager.
6. Menetapkan sistem evaluasi dan pengembangan seluruh kegiatan
dalam lingkungan unit kerja “Project Engineering”.
7. Merekomendasi personil Konsultan Perencana/Review Design/VE
di lingkungan proyek.

4. Project Construction Supervisor


Job desk:
a. Penyiapan lokasi agar pelaksanaan pekerjaan fisik dapat dimulai.
1. Memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan survey utilitas dan
bangunan sipil di lapangan/lokasi pekerjaan.
2. Memimpin dan mengkoordinasi penyusunan laporan hasil survey
utilitas dan bangunan sipil dan merekomendasika alternatif-
alternatif pemecahan kepada Project Manager.
3. Memimpin dan mengarahkan penyelesaian masalah-masalah
utilitas, pembebasan tanah, iklan dan rambu lalu lintas dan industry
terkait.
4. Mengadakan, evaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Project
Manager terhadap penyelesaian masalah-masalah utilitas,
pembebasan tanah, iklan dan rambu lalu lintas yang berada di lokasi
pembangunan.
5. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait untuk masalah-
masalah utilitas, pembebasan tanah, iklan dan rambu lalu lintas
dalam rangka pembangunan jalan tol.

31
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

b. Terselenggaranya lalu lintas yang tertib dan lancer selama pelaksanaan


konstruksi.
1. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait demi kelancaran lalu
lintas.
2. Mengawasi, mengendalikan dan membuat laporan pelaksanaan
kegiatan ketertiban lalu lintas selama pembangunan/proyek.
c. Terselenggaranya pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan yang sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang sudah di tetapkan.
1. Mempersiapkan rencana kerja dan anggaran biaya pada unit
kerjanya.
2. Mengawasi seluruh jalannya pelaksanaan pekerjaan fisik
dilapangan.
3. Mengawasi penerapan metode-metode pelaksanaan pekerjaan
Kontraktor, sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam
kontrak.
4. Mengendalikan dan memeriksa persiapan pelaksanaan pekerjaan
Kontraktor agar tidak terjadi hambatan pelaksanaan.
5. Mengadakan pemeriksaan pekerjaan lapangan Kontraktor.
6. Mengadakan pemeriksaan dan mengevaluasi mutu pekerjaan
Kontraktor termasuk mutu bahan/material yang di pakai.
7. Mengevaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan Kontraktor terhadap
rencana kerja yang dibuat.
8. Mengadakan pengukuran volume atas hasil pekerjaan Kontraktor di
lapangan.
9. Membantu Kontraktor dalam memecahkan dan memberikan
alternative persoalan teknis di lapangan.
d. Tersedianya pelaporan-pelaporan dan evaluasi hasil pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
1. Mencatat, menyiapkan laporan harian dan prosedur penentuan
lainnya yang diinstruksikan Project Manager.
2. Mengadakan pengecekan dan evaluasi terhadap kwantitas dan
kwantitas pekerjaan yang dicantumkan dalam laporan.

32
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

3. Mengkoordinasi pembuatan laporan, memeriksa dan mengevaluasi


hasil pengujian dilaboratorium.
4. Meneliti, mengevaluasi rencana kerja Kontraktor serta memberikan
saran-saran operasional.
5. Mencatat, menyimpan dan verifikasi dokumen hasil pelaksanaan
pekerjaan yang menyangkut waktu, kwantitas dan kwalitas.
6. Melakukan kordinasi dengan unit kerja “Project Control &
Monitoring” dalam hal pengendalian waktu dan biaya.
e. Terselanggaranya pengendalian terhadap kegiatan unit kerja “Project
Construction”
1. Mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan, pengawasan,
pemeriksaan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
2. Mengendalikan biaya opersional di lingkungan unit kerja “Project
Construction” dan memeriksa laporan pertanggungjawaban.
f. Wewenang
1. Menetapkan sistem pengendalian dan pengembangan seluruh
kegiatan dalam “Project Construction”.
2. Membuat keputusan dalam pemecahan masalah-masalah teknis di
lapangan dan memberikan alternatif-alternatif penyelesaiannya.
3. Merekomendasikan metode-metode pelaksanaan pekerjaan
Kontraktor kepada Project Manager.
4. Memberikan koreksi atas rencana kerja dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang dibuat Kontraktor.
5. Menolak bahan/material yang tidak memenuhi syarat kwalitas atas
kwantitas untuk dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.
6. Menetapkan prosedur pelaksanaan pekerjaan, pengujian
pemeriksaan dan pelaporan.
7. Mensahkan pengeluaran uang untuk kepentingan unit kerja “Project
Construction” sesuai ketentuan Perusahaan.
8. Menyusun sistem alternatif dan pemecahan masalah-masalah teknis
untuk pekerjaan survey lapangan maupun hubungan dengan instansi
terkait.

33
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

9. Merekomendasikan personil Konsultan Supervisi/pengawas di


lingkungan proyek.

5. Project Control dan Monitoring Supervisor


Job desk:
a. Terselenggaranya Pengendalian terhadap seluruh kegiatan di dalam unit
kerja yang dipimpinannya dan koordinasi antar unit kerja terkait di
lingkungan proyek, yang meliputi pengendalian waktu, biaya
pelaksanaan dan Sistem Informasi Proyek.
1. Mempersiapkan rencana kerja dan anggaran biaya pada unit
kerjanya.
2. Mengkoordinir pengendalian waktu pelaksanaan proyek, yang
meliputi kegiatan – kegiatan:
a) Mengumpulkan data, menganalisa dan mengevaluasi jadwal
pelaksaan pekerjaan
b) Mengumpulkan data, menganalisa dan mengavaluasi hasil
pelaksaan pekerjaan dan pengendaliannya.
c) Membuat alternatif – alternatif dan usulan untuk
penanggulangan dan pengendalian kelambatan pelaksanaan
pekerjaan kontraktor.
3. Mengkoordinir pengendalian biaya pelaksanaan proyek, yang
meliputi kegiatan – kegiatan.
a) Menyusun pernecanaan anggara proyek
b) Mengumpulkan data, menganalisa dan mengevaluasi realisasi
biaya pelaksanaan proyek.
c) Membuat alternatif – alternatif dan usulan – usulan untuk
pengendalian biaya pelaksaan proyek.
4. Mengevaluasi seluruh laporan volume pekerjaan yang telah
dilaksakan Kontraktor dan Konsultan Pengawas serta membantu
Project Manager menerbitkan Monthly Certificate.
5. Memimpin dan mengkoordinasi pembuatan format – format
pelaporan yang diperlukan untuk divisi – divisi proyek sesuai tugas

34
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

dan kewajibannya guna mengumpulkan analisa dan evaluasi data


serta penyusunan Sistem Informasi Manajemen Proyek.
6. Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan pengelohan data untuk
sistem pelaporan pada setiap unit kerja Manajemen Proyek
7. Memimpin dan mengawasi pengelohan data untuk Sistem Informasi
Manajemen Proyek.
8. Memimpin pembinaan teknis operasional dalam pembuatan
program Komputer Sistem Informasi Manajemen Proyek.
9. Memimpin, mengkoordinasi dan mengawasi penyusunan serta
penyajian informasi proyek untuk keperluan – keperluan proyek,
perusahaan atau informasi keluar yang berkaitan dengan kegiatan
proyek.
10. Mengkoordinir kegiatan antar unit kerja agar dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek sesuai rencana yang telah ditetapkan.
b. Terselenggaranya kegiatan yang berkaitan dengan rencana
pengoperasian jalan tol
1. Melaksanakan reevaluasi/evaluasi terhadap sistem operasi.
2. Mempersiapkan/mengkoordinasikan pembuatan sistem prosedur,
manajemen dan sistem informasi.
3. Mempersiapkan/mengkoordinasikan pembuatan rencana teknis
peralatan jalan tol.
4. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan peralatan jalan tol
c. Terselenggaranya bidang kesekretariatan dan tertib administrasi
Kepegawaian di lingkungan proyek.
1. Memimpin dan mengkoordinasi penaturan surat-surat keluar dan
masuk di lingkungan proyek.
2. Terselenggaranya tata persuratan dan tata kearsipan surat –surat
dinas di lingkungan proyek.
3. Terselenggaranya administrasi kepegawaian seluruh unit kerja
dilingkungan proyek.
4. Mengadakan koordinasi dengan Divisi SDM demi kelancaran
pelaksanaan proyek.

35
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

5. Tersedianya dan pengolahan kas kecil proyek.


d. Terselenggaranya ketersediaan barang/inventaris dan administrasi umum
di lingkungan proyek.
1. Mengadakan koordinasi dengan Divisi Umum berkenaan
kebutuhan/ pengadaan barang/asset dan ATK keperluan kantor
proyek.
2. Terselenggaranya tertib investarisasi aset kantor proyek.
e. Terselenggaranya administrasi tagihan/permintaan pembayaran pihak
Kontraktor dan Konsultan.
1. Mengkoordinir pemeriksaan dan evaluasi kelengkapan administrasi
tagihan (Sertifikat/invoice) yang diajukan oleh Kontraktor
Konsultan dan Pemasok (jika ada)
2. Mempersiapkan dan menyusun Surat Permintaan pembayaran
(MC/Invoice) yang diajukan Kontraktor, Konsultan dan Pemasok
yang sudah disetujui Project Manager.
f. Wewenang
1. Merekomendasikan alternatif-alternatif dan usulan-usulan untuk
pengendalian waktu dan biaya pelaksaan Proyek.
2. Menentukan format-format pelaporan setiap Divisi Proyek sesuai
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
3. Menetapkan sistem dan prosedur pelaporan dari setiap Divisi Proyek
4. Menetapkan teknis operasional pembuatan program analisa dan
evaluasi data.
5. Menetapkan bentuk-bentuk penyusunan dan penyajian informasi
proyek.
6. Mensahkan pengeluaran uang untuk kepentingan untuk kerja
“Project Control & Monotoring” sesuai ketentuan-ketentuan
perusahaan.
7. Menetapkan Sistem Pengedalian dan pengembangan seluruh
kegiatan di unit kerja “Project Control & Monotoring”.
8. Menandatangani/ meneyetujui dokumen pembayaran Pemasok yang
layak dan memenuhi syarat untuk diajukan pada Project Manager.

36
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

9. Merekomendasikan pada Project Manager jenis-jenis bahan dan alat,


nama-nama Pemasok atau Sub Kontraktor yang memenuhi syarat.
10. Merekomendasikan masalah kepegawaian di lingkungan proyek.

6. K3LM (KESELAMATAN KESEHATAN KERJA, LINGKUNGAN


DAN MUTU)
1. Koordinator K3LMP
a) Melaporkan kepada MP terkait kinerja K3LMP
b) Membuat laporan K3LM tiap bulan.
c) Mengawasi penerapan prosedur K3LMP
d) Melakukan pemeriksaan sertifikasi/kalibrasi peralatan K3LMP.
e) Mengevaluasi terjadinya kecelakaan di proyek.
2. Pelaksana K3
a) Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan pekerjaan di
lapangan.
b) Menghentikan kegiatan proyek apabila terjadi keadaan bahaya atau
darurat.

3.4 Proses Pelaksanaan Proyek


Lingkup pekerjaan Proyek Jalan Tol Depok – Antasari seksi 1 Selatan
yang terbentang dari STA 5+0775 s/d STA 12+040

1. Pekerjaan Pembersihan Lahan


Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan
lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-
tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali benda-benda
yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus
dipindahkan sesuai ketentuan. Alat berat yang digunakan untuk
pembersihan lahan itu sendiri yaitu bulldozer, excavator dan dump truck
seperti pada gambar 3.

37
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

2. Pekerjaan Galian
1. Persiapan berupa pekerjaan pengukuran dan pembuatan acuan
sementara dari papan sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.
2. Dengan mempertimbangkan kondisi lapangan pekerjaan galian
dilakukan setelah pekerjaan pembongkaran dan pembersihan tempat
kerja selesai dilakukan pada areal tertentu.
3. Bila pada suatu area diperlukan jalan akses harus disiapkan terlebih
dahulu.
4. Selama pekerjaan galian berlangsung, jika ditemukan adanya sumber
air maka di area yang rawan genangan air dibuatkan saluran
pembuang, agar lokasi pekerjaan tetap kering.
5. Proteksi akan diberikan pada area yang membutuhkan perkuatan
untuk mengindari terjadinya longsoran tanah setempat.
6. Pekerjaan galian dilaksanakan hingga mencapai level rencana sesuai
gambar kerja yang telah disetujui.
7. Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara
excavator untuk menggali dan memindahkan tanah hasil galian serta
dump truck untuk transportasi tanah ke lokasi pembuangan (disposal
area) atau tempat timbunan sesuai spesifikasi dan atas izin direksi.
Ilustrasi seperti pada gambar 3.

3. Pekerjaan Timbunan
Pekerjaan timbunan yang dimaksud dalam pembahasan pada lab ini adalah
pekerjaan timbunan tanah jalan utama.
1. Persiapan berupa pekerjaan pengukuran dan pembuatan acuan
sementara dari papan sebagai pedoman pelaksaan di lapangan.
2. Pembersihan lokasi timbunan dari semua bahan yang tidak diperlukan
3. Pengangkutan material timbunan ke lokasi timbunan. Sesuai
spesifikasi atau seiijin Direksi
4. Penghamparan material timbunan dengan ketebalan masing masing
lapisan material timbunan sama tebalnya.

38
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

5. Pemadatan timbunan dimulai dari tepi luar dan bergerak menuju


kearah sumbu jalan.
6. Pengendalian mutu berupa uji kepadatan. Ilustrasi seperti pada
gambar 3.

4. Pekerjaan Bored Pile


1. Set Up perlatan preboring dengan auger dan Kelly bar sampai
kedalaman tertntu.
2. Penempatan temporary steel casing pada lubang.
3. Pengeboran dengan bucket auger sampai kedalaman yang telah
direncanakan
4. Proses (cleaning) pembersihan lumpur dari lubang.
5. Kondisi lubang pondasi yang bersih dari lumpur siap untuk
pengecoran.
6. Pemasangan tulangan baja ke dalam lubang dan system sambungan
dengan las.
7. Pemasangan pipa tremi untuk pengecoran.
8. Selama pengecoran jarak antara pipa tremi dan permukaan beton min
2m
9. Batas berhenti pengecoran adalah 1 m di atas elevasi pemotongan
bored pile.
10. Pengecoran bored pile selesai, menunggu beton mengeras untuk
proses selanjutnya. Ilustrasi seperti pada gambar 3. s/d 3.

5. Tes PDA
6. Pekerjaan Footing/Pile Cap
Pekerjaan pile cap bias dilaksanakan setelah pekerjaan bored pile selesai.
Urutan pekerjaan pile cap untuk masing- masing item (lihat gambar 3.) :
1. Penggalian pondasi / footing
2. Pemotongan kepala bore pile
3. Pembuatan lantai kerja / lean concrete
4. Pemasangan pembesian

39
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

5. Pemasangan bekisting
6. Pengecoran pile cap

7. Pekerjaan Kolom
8. Pekerjaan Pier Head
9. Pekerjaan PCI Girder
10. Pekerjaan Diafragma
11. Pekerjaan Deck Slab
Pekerjaan deck slab dikerjakan setelah semua steel deck/precast slab/RC
plate terpasang dan juga bekisting slab tepi. Pekerjaan deck slab dimulai
dengan pemasangan besi sesuai shop drawing. Setelah besi terpasang,
selanjutnya dilakukan pengecoran. Suplai beton dari batching plant.
Dibawa ke lokai menggunakan concrete truck mixer. Penuangan beton
menggunakan concrete pump, perataan menggunakan electric concrete
vibrator.

12. Pekerjaan Rigid Pavement


Pada proyek ini lapisan perkerasan yang digunakan adalah perkerasan rigid
atau perkerasan yang solid dengan menggunakan bahan beton. Pekerjaan
rigid ini akan dilakukan dengan cara cor langsung di tempat (cast in situ).
Tahapan untuk melaksanakan perkerasan beton/concrete pavement
1. Persiapan tanah dasar dan pemadatan serta tes kepadatan tanah.
2. Pekerjaan lantai kerja / lean concrete.
3. Pekerjaan bekisting.
4. Pekerjaan penulangan/dowel.
5. Pekerjaan pengecoran
6. Pekerjaan perawatan beton/curing.

13. Pekerjaan Marka Jalan


Tahapan pekerjaan marka jalan
1. Pekerjaan marking.
2. Pengecekan kondisi road marking equipment

40
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari

3. Pembersihan permukaan yang akan dicat sampai bersih, kering dan


kemudian dilakukan pre-marking.
4. Pencampuran material marka. Material berupa thermoplastic
bercampur glass beads
5. Pengecekan ketebalan lapisan cat marka sesuai spesifikasi teknis.
6. Pengecatan marka dengan menggunakan road marking equipment.

41

Anda mungkin juga menyukai