KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapan kepada Allah SWT , Karena berkat rahmat dan
karunianya-lah penulis dapat menyelesaikan Log Book Lab. Konstruksi Dasar Kerja Beton ini
tepat pada waktunya. Log Book Lab. Konstruksi Dasar Kerja Beton ini dibuat dalam rangka
memenuhi persyaratan kuliah Laboratorium Konstuksi Dasar Kerja Beton pada Jurusan
Teknik Sipil Prodi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Dalam rangka penyelesaian Log Book ini, Penulis ingin mengucapkan rasa terima
kasih kepada :
1. Yang Terhormat Bapak Drs. Dafrimon, M.T., selaku Dosen Pembimbing Lab.
Konstruksi Kerja Beton yang telah membimbing dan membagi ilmu yang berguna.
2. Keluarga yang telah mendukung dalam pembuatan Log Book ini.
3. Serta teman-teman yang telah membantu dalam kegiatan Lab. Konstruksi Dasar Kerja
Beton.
Log Book ini telah dibuat dengan berdasarkan data- data yang telah penulis peroleh
di lapangan dan laporan ini ditujukan kepada Mahasiswa Teknik Sipil yang berfokus
mempelajari dan mendalami ilmu tentang Konstruksi Kerja Beton. Namun Penulis
menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan Log Book Konstruksi dasar Kerja Beton ini.
Penulis berharap Log Book ini akan memberikan manfaat bagi para pembaca. Demi
kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik atau saran
yang berguna.
Terima kasih.
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………….
BAB I………………………………………………………………………………………………………………………………………...
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………………………...
1.2. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………………………..
1.3. TUJUAN………………………………………………………………………………………………………………………
1.4. MANFAAT…………………………………………………………………………………………………………………..
BAB II……………………………………………………………………………………………………………………………………….
LANDASAN TEORI
2.1. PENGERTIAN BETON………………………………………………………………………………………………….
2.2. JENIS – JENIS BETON………………………………………………………………………………………………….
2.3. BAHAN – BAHAN BETON…………………………………………………………………………………………....
2.4. KARAKTERISTIK BETON YANG BAIK………………………………………………………………………….
2.5. KINERJA DAN KUAT TEKAN BETON……………………………………………………………………………
2.6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BETON…………………………………………………………………….
2.7. KELAS DAN MUTU BETON………………………………………………………………………………………….
2.8. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BETON DALAM PELAKSANAAN……………………
2.9. PENGENDALIAN MUTU BETON………………………………………………………………………………….
BAB III…………………………………………………………………………………………………………………………………….
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
3.1. ALAT…………………………………………………………………………………………………………………………
3.2. BAHAN………………………………………………………………………………………………………………………
BAB IV…………………………………………………………………………………………………………………………………….
URAIAN KERJA
4.1. Pembuatan Ring Besi (Begel) Kolom Pondasi Berbentuk Spiral dan Persegi……………
4.1.1. Ring Besi (Begel) Berbentuk Spiral……………………………………………………………………
4.1.2. Ring Besi (Begel) Berbentuk Persegi…………………………………………………………………
4.2. Praktik Ngecor Pondasi Beton Bertulang Kolom Persegi dan Spiral (Bore Pile)……...
4.3. Praktik Melakukan Pengikatan Kawat Untuk Mengunci Begel Pada Kolom……………..
4.4. Membuat Cetakan Mal Sloof……………………………………………………………………………………..
4.5. Meluruskan Tulangan Besi yang Bengkok Untuk Pembuatan Pen Baja……………………
1.3. TUJUAN
1. Agar mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan dan mempraktikan kegiatan
konstruksi kerja beton secara langsung dilapangan.
2. Agar mahasiswa diharapkan mengetahui prosedur pembuatan fondasi beton dengan
baik dan benar sesuai standart khalayak.
3. Agar mahasiswa diharapkan mengetahui alat dan material yang digunakan dalam
pekerjaan konstruksi beton.
4. Agar mahasiswa diharapkan menerima ilmu dengan baik dan dapat mempraktikannya
secara langsung dikemudian hari.
5. Agar mahasiswa dapat menambah bentuk pengalaman yang kelak bermanfaat untuk
pekerjaan ketekniksipilan.
1.4. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi dari konstruksi Beton serta
langkah-langkah pembuatanya.
2. Mahasiswa mendapatkan bekal dasar konstruksi Beton sehingga dapat bermanfaat
untuk dirinya di kemudian hari.
3. Mahasiswa dapat mengembangkan potensinya sehingga dapat menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas dan berguna untuk nusa dan bangsa.
Beton tanpa pasir atau sedikit pasir juga dikenal dengan beton porous atau beton
pervious. Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidak menggunakan pasir,
melainkan hanya kerikil, semen, dan air. Hal ini menyebabkan terbentuknya rongga udara di
celah-celah kerikil sehingga total berat jenisnya pun lebih rendah. Karena tidak memakai
pasir, kebutuhan semen pada beton ini juga lebih sedikit. Penggunaan beton non-pasir
misalnya pada struktur ringan, kolom, batako, pagar beton, rabat beton serta buis beton.
Beton ini juga berguna untuk meciptakan beton dengan permeabilitas tinggi yang dapat
mengalirkan air ke lapisan bawahnya. Berat jenisnya sendiri berkisar antara 1963,04 kg/m3
hingga 2047,34 kg/m3.
2. Beton Serat
4. Beton Ringan
Sesuai namanya, Lightweight Concrete atau beton ringan dibuat dengan memakai
agregat yang berbobot ringan atau juga kerap menambahkan zat aditif sejenis foam agent
yang bisa membentuk gelembung-gelembung udara di dalam beton. Bata ringan sebagai
salah satu penerapan beton ringan. Semakin banyak jumlah gelembung udara yang
tersimpan pada beton, maka pori-porinya pun akan semakin bertambah sehingga ukurannya
juga bakal kian membesar. Hasilnya, bobot beton tersebut lebih ringan daripada beton lain
yang memiliki ukuran sama persis.
Penerapan beton ringan juga diaplikasikan di Baliton-Balok lantai Beton. Sedangkan
beton ringan dengan memakai agregat yang lebih ringan adalah seperti Batako Styrofoam.
Beton ringan biasanya diaplikasikan pada dinding non-struktur dan berat jenisnya tak lebih
dari 1900 kg/m3. Bahkan bobotnya bisa mencapai 400 kg/m3 seperti yang diterapkan pada
bata ringan CLC maupun AAC.
5. Beton Bertulang
6. Beton Pracetak
Beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek pembangunan disebut beton pra-
cetak atau lebih dikenal dengan industri precast. Beton ini memang sengaja dibuat di tempat
lain agar kualitasnya lebih baik. Selain itu, pemilihan beton tersebut juga kerap didasari
pada sempitnya lokasi proyek dan tidak adanya tenaga yang tersedia. Beton pra-cetak
biasanya diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan
dan pengadaan material.
7. Beton Massa
Beton massa yaitu beton yang dibuat dalam jumlah yang cukup banyak. Penuangan
beton ini juga sangat besar di atas kebutuhan rata-rata. Begitu pula dengan perbandingan
antara volume dan luas permukaannya pun sangat tinggi. Pada umumnya, beton massa
memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60 cm. Beton ini banyak diaplikasikan pada
pembuatan pondasi besar, pilar bangunan, dan bendungan.
Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekali dengan beton bertulang.
Perbedaannya hanyalah terletak pada tulangan baja yang bakal dimasukkan ke beton harus
ditegangkan terlebih dahulu. Tulangan yang diberikan adalah tulangan khusus seperti pc
bar, pc wire atau pc strand. Tujuannya supaya beton tidak mengalami keretakan walaupun
menahan beban lenturan yang besar. Penerapan beton pra-tegang juga banyak dilakukan
untuk menyangga struktur bangunan bentang lebar.
9. Beton Siklop
Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup besar sebagai
bahan pengisi tambahannya. Ukuran penampang agregat tersebut berkisar antara 15-20 cm.
Bahan ini lantas ditambahkan ke adukan beton normal sehingga dapat meningkatkan
kekuatannya. Beton siklop seringkali dibangun pada bendungan, jembatan, dan bangunan
air lainnya.
10.Beton Hampa
Agregat
Agregat adalah butiran batuan yang mempunyai susunan butir halus dan kasar.
Karena 60%-80% dari beton adalah agregat maka agregat disebut bahan pengisi.
a. Jenis Agregat
Agregat halus, agregat yang mempunyai besar butiran tidak melebihi 5 mm. Agregat
kasar, agregat yang mempunyai besar butiran lebih dari 5 mm.
b. Persyaratan dari agregat
1) Agregat Halus
1. Mempunyai butir yang tajam dan keras.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% apabila melebihi harus dicuci
3. Tidak boleh mengandung zat organis yang dapat mengurangi mutu beton.
2) Agregat Kasar
1. Mempunyai butir keras dan tidak berpori.
2. Agregat yang berbentuk pipih tidak boleh melebihi 20% dari pemakaian
beton.
3. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dan tidak mengandung zat
yang merusak mutu beton.
4. Besar butir maksimum tidak boleh melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang-
bidang samping cetakan 1/3 tebal pelat atau ¾ jarak bersih minimum antara
batang-batang atau berkas-berkas tulangan.
4) Tekstur
Permukaan beton harus mempunyai kerapatan dan kekerasan tekstur yang
tahan segala cuaca.
Beton Kelas I
Beton untuk pekerjaan struktural secara umum. Memerlukan keahlian yang cukup
dan harus dilakukan pengawasan dibawah pimpinan tenaga ahli. Terbagai dalam mutu
standar B1, K23, K175, dan K225.
Beton Kelas III
Beton untuk pekerjaan struktural yang memakai mutu beton dengan kekuatan tekan
karakteristik yang lebih tinggi dari 225 kg/cm. Untuk pelaksanaannya dibutuhkan keahlian
khusus dibawah pengawasan para ahli. Diisyaratkan paenggunaan laboratorium beton
dengan tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara kontinu.
Pada saat pembuatan Mix design ini harus memperhatikan tiap-tiap material yang
akan dicampurkan pada campuran beton.
2. Material di lapangan
Komposisi pencampuran ini harus benar. DMF(Design Mix Formula) dan JMF(Job Mix
Formula) harus benar-benar teliti. Pencampuran ini difokuskan pada banyak
sedikitnya air pada pencampuran. Pencampuran ini berguna untuk proses hidrasi
semen.
4. Pada proses pembawaan
Pada pembawaan campuran ini yang perlu diperhatikan adalah cara dari pembawaan
campuran agar tidak terjadi pemisahan antara agregat, semen dan air. Sehingga
mengurangi ikatan antara ketiganya.
5. Penuangan/pengecoran
Dalam hal ini tergantung pada media dimana campuran beton ini akan dituangkan
atau dicor. Jika tempat pengecoran tersebut mencapai ketinggian 5 meter maka
diperlukan alat pipa tremi agar campuran tersebut tertuang secara merata.
6. Pemadatan
Perawatan pada beton bisa dilakukan jika beton suda mengeras atau setidaknya
sudah 24jam. Perawatan diperlukan agar mutunya tetap terjaga. Jika beton tidak
dirawat maka mutunya bisa menurun hingga 30%. Adapun cara perawatan dari
beton itu sendiri yakni direndam air, disiram air, atau ditutup karung tepung yang
basah.
1. Pengujian bisa dilakukan saat beton masih segar dengan cara pengujian slum.
- Basahi cetakan dan letakkan cetakan di atas permukaan yang rata, lembab, dan tidak
menyerap air.
- Isi corong dengan beton segar. Pengisiaan beton segar dilakukan tiga kali pengisian,
pengisian pertama setinggi 60 mm, pengisian kedua 150 mm, dan pengisian ketiga
300 mm.
- Padatkan beton segar pada setiap kali pengisian, dengan cara menusuk sebanyak 25
kali dengan tongkat pemadat, usahakan dalam melakukan penusukan secara merata
selebar permukaan lapisan dan tidak boleh masuk sampai lapis beton sebelumnya.
- Setelah pengisian beton pada lapis ketiga, ratakan hingga rata dengan sisi cetakan
dan bersihkan alas sekitar corong dari beton segar yang tercecer.
- Setelah itu tungggu sampai 30 detik, kemudian tarik corong ke atas dengan pelan-
pelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak keatas.
- Setelah pengangkatan corong lalu ukur segera penurunan permukaan atas adukan
beton dengan mistar pengukur.
Pada dasarnya, terdapat dua jenis hammer test yang terbagi berdasarkan fungsinya. Di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Type N dan type NR, digunakan untuk menguji kuat tekan beton bermutu keras (100
kg/cm2 – 500 kg/cm2 ) pada kolom, balok dan pelat
Adapun proses uji kuat tekan menggunakan alat Hammer Test adalah sebagai berikut.
1. Keluarkan plunger dari alat concrete hammer dengan cara menekan secara tegak
lurus pada elemen struktur yang akan diuji.
2. Kemudian untuk mendapatkan kuat tekan dapat dilihat dalam grafik hubungan nilai
pantul dengan kuat tekan beton.
Setelah mengenai permukaan keras, hammer akan memantul (rebound) dan besaran
rebound inilah yang digunakan menjadi ukuran kekerasan permukaannya. Bacaan nilai
rebound selanjutnya dikonversikan pada skala menjadi kuat tekan.
Bacaan nilai rebound sangat sensitif terhadap variasi kondisi permukaan beton. Misalnya,
apabila hammer mengenai agregat (material granular) akan menghasilkan nilai bacaan
rebound yang tinggi. Guna memperoleh hasil pengukuran yang lebih akurat, maka dalam
sekali pengujian atau satu titik uji dilakukan antara 10 s/d 20 pukulan pada luasan sekitar
5x5cm2. Selain itu, pada titik uji luasan permukaan betonnya diratakan atau dibersihkan dari
lapisan penutup. Pelaksanaan Hammer Test dilakukan dengan hammering elemen struktur
beton seperti balok, kolom dan pelat pada beberapa titik yang dianggap representatif. Untuk
balok dilakukan pada sisi kiri, tengah dan kanan. Sementara untuk kolom dilakukan pada sisi
atas, tengah dan bawah. Dan pada pelat dilakukan pada sudut pelat dan di tengah pelat.
Alat core drill beton akan di letakan pada lapisan perkerasan sebuah beton atau aspal.
Yang akan dilakukan pengujian dengan posisi datar.
Setelah itu sediakan air dengan alat pompa.
Kemudian air tersebut dimasukkan ke mesin coring beton dengan selang kecil pada
tempat yang sudah disediakan pada alat tersebut.
Sehingga alat tersebut tidak akan mengalami kerusakan terutama pada mata bor
yang berbentuk silinder.
Selama masa proses pengujian core drill beton.
Jika semua sudah siap lalu dihidupkan alat tersebut dengan menggunakan tali.
Yang dililitkan pada starter alat dan ditarik hingga hidup.
Kemudian alat tersebut akan memutar mata bor yang akan diturunkan secara
perlahan pada titik yang sudah ditentukan sebelumnya.
Hingga kedalaman tertentu, kemudian setelah masuk pada kedalaman yang sudah
ditentukan.
Maka alat dimatikan dan mata bor dinaikkan keatas untuk mengambil sampel.
Lalu hasil dari pengeboran yang sudah dilakukan diambil dengan menggunakan
penjapit yang sudah tersedia.
BAB III
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
3.1. ALAT
a. Helm Proyek
Helm proyek atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari
benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di
udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia
ataupun suhu yang ekstrim.
b. Sepatu Safety
Sepatu Safety (Safety Shoes) adalah salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang harus
dipakai oleh seseorang ketika bekerja guna menghindari resiko kecelakaan. Bukan sekedar
c. Safety Belt
Sabuk keselamatan atau Safety Belt adalah salah satu alat pelindung jatuh yang
kerap dipakai oleh pekerja yang bekerja di ketinggian. Alat ini mempunyai fungsi yang sama
dengan alat Full Body Harness, akan tetapi Safety Belt hanya dikaitkan ke bagian pinggang
pekerja saja serta bagian lanyard dikaitkan ke anchor. Pemakaian Safety Belt sebagai alat
pelindung jatuh mesti mempertimbangkan bahwa sebaiknya alat Safety Belt tidak
dipergunakan untuk pekerjaan yang memungkinkan pekerja bisa terjatuh dari ketinggian,
sebab jika pekerja terjatuh maka pekerja tersebut masih bisa mengalami cidera di bagian
pinggang ataupun bagian tulang belakangnya meskipun pekerja tersebut tak mengenai
permukaan tanah dalam artian pekerja tergantung.
d. Gerobak Dorong
Gerobak tangan/ kereta sorong adalah wahana kecil untuk membawa barang yang
biasanya mempunyai satu roda saja. Gerobak didesain untuk didorong dan dikendalikan
e. Sekop
Sekop memiliki fungsi untuk mengaduk mortar, menggali tanah dan mengambil
bahan bangunan dengan lebih cepat.
f. Cangkul
Cangkul terbuat dari plat baja yang diberi gagang kayu. Cangkul terbagi dua yaitu
cangkul aduk dan cangkul biasa. Cangkul aduk berfungsi untuk mengaduk mortar sedangkan
cangkul biasa berfungsi untuk menggali tanah dan mengambil material.
g. Ember
Tang kakak tua dinamai karena bentuk ujungnya yang menyerupai bentuk paruh
burung kakak tua. Tang yang juga biasa disebut tang catut ini berbahan dasar baja dengan
gagang berlapis karet yang dapat mencegah licin ketika digunakan . Tang catut ini memiliki
ukuran 10″ dengan kepala catut yang besar dan mencengkeram dengan kuat. Berfungsi
membengkokan kawat untuk mengunci tulangan baja agar lebih kuat dan kokoh, selain itu
berfungsi memotong kawat.
i. Palu Besi
Palu besi berfungsi untuk menancapkan paku dalam hal membuat cetakan pondasi
dan sloof.
j. Sendok Spesi
k. Ruskam
Ruskam terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi tangkai pada atasnya. Selain
dari kayu ruskam juga terbuat dari plat besi tipis. Alat ini berguna untuk meratakan
plesteran beton pada pembuatan sloof.
Mesin Mollen ada dalam berbagai bentuk, salah satunya yang pernah dipakai adalah
mesin aduk berputar vertikal. Mesin ini, berguna agar adukan beton bercampur atau teraduk
dengan rata serta meningkatkan efisiensi waktu dalam pengerjaan pengadukan.
m. Pemotong Tulangan
Bending Roll berfungsi untuk membentuk tulangan agar melingkari menyerupai roll,
yang akan digunakan sebagai selimut pondasi.
o. Pleser
3.2. BAHAN
a) Baja Tulangan
Dimana baja tulangan polos yang dipakai adalah yang berdiameter 6mm dan
8mm, digunakan dalam pembuatan selimut pondasi berbentuk roll dan
persegi.
- Baja Tulangan Bersirip
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan
untuk rneningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang
secara relatif terhadap beton, disingkat BJTS.
b) Semen Portland
Batu split atau batu belah adalah material bangunan yang umum digunakan sebagai
konstruksi dari sebuah pondasi. Sifat batu belah ini tetap, alias tidak mudah mengalami
perubahan bentuk dan kualitas walau tertanam di dalam tanah. Karakteristik batu split
umumnya berwarna kehitaman, abu-abu tua, atau coklat. Warna batu split kerap berbeda
tergantung asal batu itu berada, apakah dari daerah pegunungan atau perbukitan.Sesuai
yang disebutkan di atas, fungsi utama batu split adalah sebagai bahan bangunan untuk
konstruksi pada sebuah pondasi. Khususnya untuk campuran pembuatan beton cor. Proses
pembuatan beton cor ini adalah dengan mencampur batu split, pasir, semen, dan air. Setelah
itu, campuran ini dicetak sesuai dengan peruntukannya. Batu split yang digunakan pada saat
pembuatan adukan beton biasanya berukuran 10mm-20mm.
e) Papan Cor Sloof
f) Beton Decking
Decking beton atau dalam bahasa lapangan sering disebut tahu beton adalah beton
yang di buat berbentuk silinder ataupun kubus yang memiliki ketebalan sesuai dengan
selimut beton yang diinginkan. Pada proses pembuatanya decking beton diisikan kawat
bendrat yang berfungsi untuk mengikatkan decking/ tahu beton ke tulangan yang akan di
cor. Beton decking adalah salah satu bagian penting dalam sebuah konstruksi. Pada
dasarnya decking terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu :
1) Plasting decking, terbuat dari bahan plastik dengan ketebalan 3,5 cm.
2) Beton decking, terbuat dari campuran beton, berbentuk silinder kecil, dengan
diameter 10 cm dan ketebalannya menyesuaikan dengan ketebalan selimut beton
yang direncanakan oleh Konsultan Perencana.
Berbagai produk tahu beton kini sudah tersedia. Salah satunya adalah precast atau
pracetak. Maksudnya, beton decking dibuat dengan cetakan di pabrik. Alhasil, produknya
terjamin kualitasnya serta ukuran yang dikehendaki bisa akurat. Hal ini guna menjadi solusi
bagi pembuatan beton dekcing yang relatif lama. Belum lagi dibutuhkan tenaga kerja yang
ahli dalam pembuatannya. Maka dari itulah beton decking pracetak sering menjadi solusi
bagi banyak kontraktor maupun pemilik proyek. Kualitasnya pun beragam.
Ada produk beton dekcing dengan kekuatan mencapai 40 Mpa. Dengan kekuatan ini
maka beton tidak mudah pecah dan bisa bertahan lama. Keuntungan lain dari pemilihan
produk ini adalah lebih hemat tenaga kerja, waktu dan juga lebih efisien. Sebagai alternatif,
selain beton, produk lain yang bisa dipakai adalah dari kayu, potongan bata maupun
4.1. Pembuatan Ring Besi (Begel) Kolom Pondasi Berbentuk Spiral dan
Persegi
Sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung, adapun yang dimaksud kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi
yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), adapun yang dimaksud kolom adalah tiang (pilar) penyangga yang
biasanya terbuat dari beton yang bertulang besi. Sementara menurut Sudarmoko (1996),
kolom merupakan suatu struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya lantai dan runtuhnya bangunan secara total. Struktur dalam kolom
terbuat dari besi dan beton. Kedua bahan ini memiliki sifat gabungan yang cukup baik di
mana besi merupakan material yang tahan terhadap tarikan, sedangkan beton merupakan
material yang tahan tekanan.
Jika dilihat berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, adapun jenis kolom terbagi
menjadi tiga kategori. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan menyengkang
2. Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan menyengkang berbentuk spiral.
Adapun fungsi dari tulangan spiral ini adalah memberi kemampuan kolom untuk
menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh sehingga mampu mencegah
terjadinya kehancuran seluruh struktur bangunan sebelum proses redistribusi momen
dan tegangan terwujud
3. Kolom komposit, yaitu gabungan antara beton dan profil baja sebagai pengganti
tulangan di dalamnya
Dalam beberapa kasus, kolom bersengkang merupakan jenis kolom yang kerap
digunakan karena proses pengerjaannya yang relatif lebih mudah dan terjangkau dari segi
3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Ambilah tulangan baja berdiameter 8mm.
- Luruskanlah tulangan baja tersebut yang mengalami bengkok dengan
menggunakan 2 buah Pleser, pastikan bahwa tulangan besi tersebut sudah
benar-benar lurus dan tidak bengkok.
- Siapkanlah bending spiral dengan ukuran diameter 45cm yang dimana akan
menghasilkan begel spiral berdiameter 55cm karena mengalami kuat tekan.
- masukan bagian awal tulangan pada pengait bending, guna mengunci tulangan
agar tidak bergeser. Pekerjaan ini dilakukan setidaknya oleh 3 orang.
- Putarlah bending dengan hati-hati agar tulangan tidak mengalami pergeseran
dan tidak menumpuk antar spiral.
-
- Setelah mencapai akhir tulangan, gunakanlah pipa besi untuk menahan bagian
ujung tulangan.
- Kemudian tariklah sedikit pipa besi sambil memutar bending, setelah mencapai
ujung tulangan akan mengalami pembentangan,jadi diharapkan agar pekerja
berhati-hati saat tulangan mengalami bentangan karena akan terluka jika terkena
tulangan tersebut.
- Hasil yang diperoleh adalah begel berdiameter 55cm untuk pondasi berdiameter
60 cm.
- Untuk begel berdiameter 35 menggunakan tulangan baja berdiameter 6mm dan
bending dengan ukuran diameter spiral 25cm, dilakukan sama persis saat
membuat begel berdiameter 55cm.dan hasil yang diperoleh adalah begel
berdimeter 35 untuk pondasi beton berdiameter 40cm.
3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Ambilah tulangan baja berdiameter 6 mm.
- Luruskanlah tulangan baja tersebut yang mengalami bengkok dengan
menggunakan 2 buah Pleser, pastikan bahwa tulangan besi tersebut sudah benar-
benar lurus dan tidak bengkok.
- Siapkan pemotong tulangan.
- Potonglah tulangan tersebut dengan panjang 55cm.
-
- Siapkanlah pula alat penahan tulangan, atau bisa dibuat dengan menggunakan
paku dan papan.
- Bengkokan tulangan awal dengan panjang 10 cm dengan pleser dan ditahan oeh
penahan tulangan.
- Kemudian bengkokan pula bagian tulangan selanjutnya dengan panjang 15 cm
hingga membentuk persegi dengan ukuran 10cm×15cm.
4.2. Praktik Ngecor Pondasi Beton Bertulang Kolom Persegi dan Spiral (Bore
Pile)
Beton bertulang, juga disebut beton semen bertulang atau (bahasa Inggris:
Reinforced cement concrete atau disingkat RCC) adalah material komposit di mana kekuatan
dan daktilitas beton yang relatif rendah diimbangi dengan dimasukkannya tulangan yang
memiliki kekuatan atau daktilitas yang lebih tinggi. Tulangan biasanya, meskipun tidak
harus, berupa tulangan baja (tulangan) dan biasanya tertanam secara pasif di beton sebelum
beton dipasang. Skema perkuatan umumnya dirancang untuk menahan tegangan tarik pada
daerah beton tertentu yang dapat menyebabkan keretakan dan/atau kegagalan struktural.
Beton bertulang modern dapat mengandung beragam bahan penguat yang terbuat dari baja,
polimer, atau material komposit alternatif, baik disertai tulangan maupun tidak. Beton
bertulang juga dapat mengalami tekanan permanen (beton dalam kompresi, tulangan dalam
tegangan), sehingga dapat meningkatkan sifat-sifat struktur bangunan ketika dikenai beban.
Kekuatan relatif tinggi
Toleransi yang tinggi dari regangan tarik
Ikatan yang baik dengan beton, terlepas dari pH, kelembaban, dan faktor-faktor
serupa
Kompatibilitas termal, yaitu tidak mengalami pemuaian atau penyusutan berlebihan
sebagai respons terhadap perubahan suhu.
Daya tahan di lingkungan beton, terlepas dari korosi atau stres berkelanjutan
1. Keselamatan Kerja
Mahasiswa diharapkan mengenakan:
- Pakaian bengkel dengan lengkap dan rapi
- Sepatu safety
- Helm proyek
- Sarung tangan bangunan
- Masker kesehatan
2. Peralatan dan Bahan
Alat Bahan
- Gerobak Dorong/ troli - Pasir
- Ember - Batu Koral ukuran
3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Aturlah pembagian tugas, ada yang membuat adukan mortar dengan mesin
mollen,ada yang mengambil bahan seperti batu koral,semen,pasir dan air, serta
ada yang membawa adukan mortar menggunakan gerobak dorong dan jug ada
penerima adukan mortar menggunakan ember dan diestafet agar dituangkan
kedalam cetakan pondasi.
- Siapkanlah bahan semen 1 sak, pasir 2 bak pengangkut,dan batu koral 3 bak
pengangkut. Sehingga diperoleh takaran 1:2:3 dengan mutu beton K-175.
- Masukan bahan-bahan berurutan kedalam mollen didahului semen, pasir
kemudian air dan batu koral.
-
- Hidupkan mesin mollen dan mollen akan mengaduk bahan campuran tersebut
menjadi satu.
- Setelah menyatu, bahan-bahan tersebut dituangkan kedalam gerobak dorong
untuk diangkut ke tempat pondasi yang akan di cor dengan menarik stir mollen
yang menggerakkannya secara vertikal.
- Lakukan pemindahan campuran beton kedalam ember dan estafet keatas, lalu
tungkan ke dalam pondasi.
- Lakukan langkah- langkah tersebut hingga memenuhi puncak cetakan pondasi
bertulang.
- Diamkan pondasi mengering dengan waktu ± 24 jam
- Setelah itu lepaskanlah cetakan pondasi.
4. Hasil yang diperoleh
3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Gunakanlah safety belt agar aman saat berada di atas tangga.
- Gunakanlah helm dan sarung tangan bangunan.
- Siapkanlah cetakan kayu dengan ukuran 10cm untuk ketinggiannya sebagai
patokan standar jarak spiral bawah dan atas.
- Masukanlah begel spiral diantara tulangan baja dibagian terluarnya.
- Ikat bagian atas ujung begel agar tidak jatuh semua ke bawah.
- Mulailah dari bawah mengikat ujung begel dengan melilitkan kawat besi
sebanyak 3 lapis diantara begel dan tulangan pondasi.
- Perkuat dengan menggunakan tang catut diputar sambil ditarik, hal itu
memungkinkan kekuatan ikatannya semakin kuat dan tidak longgar.
- Pasanglah cetakan kayu ukuran 10cm diatas begel baris pertama untuk
menentukan jarak begel baris 1 ke begel baris 2.
- Mulailah mengikat begel pada tulangan pondasi sambil memindahkan posisi
cetakan kayu ukuran 10cm semakin ke atas.
1. Sloof bisa dikatakan sebagai tulangnya pondasi, yaitu sloof sebagai penahan dan yang
membantu pondasi dari beban di atasnya.
2. Sloof menjadi tempat menempelnya pasangan batu merah atau batako.
3. Sloof dan pondasi berfungsi sebagai tempat berdirinya dinding atau tempat
menempelnya pasangan batu merah agar batu merah tidak mudah retak atau patah.
Apabila sloof patah maka ada pondasi yang menopang dinding.
1. Keselamatan Kerja
Mahasiswa diharapkan mengenakan:
- Pakaian bengkel dengan lengkap dan rapi
- Sepatu safety
- Helm proyek
- Sarung tangan bangunan
- Masker kesehatan
3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Bentangkanlah papan cetakan mal secara vertikal diantara tulangan sloof dengan
jarak yang ditentukan yaitu 15cm.
- Gunakanlah papan pendek untuk menahan berdirinya cetakan sloof dengan
menggunakan paku dan palu
- Pasangkanlah papan pendek pada cetakan sloof dengan jarak tiap-tiap 1,5 meter.
- Untuk memperkuat kekokohan cetakan sloof buatlah ikatan pengkokoh dengan
menggunakan kawat dan 2 buah paku dengan cara memukulkan paku diantara
papan-papan yang berdiri, lalu dari bawah lewatkanlah kawat antara 2 papan
tersebut kemudian kaitkan kawat ke paku-paku yang ditancapkan.
- Buatlah ikatan pengkokoh sebanyak yang dibutuhkan hingga cetakan sloof kokoh
dan tidak goyah sedikitpun.
- Untuk memperkuat cetakan sloof agar tidak bergeser saat di cor, gunakanlah
papan penyangga disetiap papan kanan dan kiri yang dibuat mendorong cetakan
sloof.
- Sloof siap di cor.
4. Hasil yang diperoleh
3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Ambilah tulangan yang bengkok berukuran diameter 8mm
- Gunakanlah Pleser sebanyak 2 buah untuk meluruskan bengkoknya tulangan
- Mintalah bantuan teman untuk menahan tulangan agar mudah dibengkokkan
- Jika tulangan sudah agak lurus gunakanlah penahan tulangan agar dapat
membantu meluruskan tulangan dengan ditahan dan diluruskan dengan pleser.
- Jika sudah lurus potonglah tulangan dengan panjang 55cm mengunakan
pemotong tulangan.
- Buatlah pen baja dengan cara membengkokkan salah satu ujung besi 55cm
dengan alat pleser diputar 180°.
- Lakukan kegiatan tersebut sebanyak jumlah tulangan bengkok.
3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Membersihkan cetakan pondasi terlebih dahulu menggunakan sapu lidi
- Setelah itu mengoleskan minyak tanah / oli dicetakan pondasi dengan tujuan
agar cetakan tidak melekat terlalu kuat pada campuran mortar.
- Memasang tangga bingkai baja diantara kolom pondasi
5.1. KESIMPULAN
Pembuatan beton merupakan salah satu hal yang penting dalam pengerjaan
konstruksi. Beton memilik banyak kelebihan sehingga kebanyakan orang memilih beton
sebagai bahan konstruksi. Beton juga memiliki kekurangan, namun kekurangan ini dapat
diminmalisir dengan penambahan tulangan atau bahan admixture. Dalam pengerjaan beton,
kita harus terlebih dahulu memperhitungkan bahan yang dibutuhkan, kemudian
melaksanakan pengerjaan sesuai gambar kerja dan prosedur yang telah ditentukandan
tentunya pelaksanaan kerja harus efisien dan tepat waktu. Selain itu, dari hasil Lab.
Konstruksi Kerja Beton yang berlokasikan di tempat pembangunan konstruksi masjid di
Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang memberikan banyak pengalaman dan ilmu yang
tentunya sangat bermanfaat bagi kami para mahasiswa Teknik Sipil.
5.2. SARAN
- Utamakan keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan
- Ikutilah prosedur yang telah ditentukan.
- Kerjakan sesuai dengan instruksi dari instruktur.
- Dalam melaksanakan praktek kerja beton jangan ragu-ragu bertanya kepada
instruktur.
- Kerjakan praktek dengan baik, rapi, teliti serta sesuai dengan langkah-langkah
kerja yang ditentukan.
- Gunakanlah alat sesuai fungsinya
**Terima Kasih**
LAMPIRAN
- Tujuan Dan Cara Pengujian Slump Beton. (2018). Diakses pada 24 Oktober 2021, dari
https://sci-geoteknik.blogspot.com/2018/02/tujuan-dan-cara-pengujian-slump-
beton.html.
- M Hadi H, ST. (2019). 10 Macam Jenis Beton Beserta Kegunaannya. Diakses pada 24
Oktober 2021, dari
https://www.ilmubeton.com/2019/10/JenisBetonDanKegunaannya.html
- Hesa. (2017). Uji Kuat Tekan Beton Di Laboratorium. Diakses pada 24 Oktober 2021,
dari https://hesa.co.id/uji-kuat-tekan-beton-di-laboratorium/
- Eticont. (2020). Non-Destructive Test Menggunakan Alat Hammer Test. Diakses pada
24 Oktober 2021, dari https://eticon.co.id/alat-hammer-test/
- Ralalicom. (2015). Penggunaan Safety Belt Sebagai Pelindung Jatuh. Diakses pada 24
Oktober 2021, dari https://news.ralali.com/penggunaan-safety-belt-sebagai-
pelindung-jatuh/
- Batu Split: Jenis, Ukuran, Fungsi, dan Update Harga Terbaru. ( 2021) . Diakses pada 25
Oktober 2021, dari https://www.rumah.com/panduan-properti/batu-split-41776
- Eticont. (2021). Mengenal Pondasi Bore Pile Beserta Jenis dan Kelebihannya. Diakses
pada 27 Oktober 2021, dari https://eticon.co.id/pondasi-bore-pile/