Anda di halaman 1dari 44

LOG BOOK LAB.

KONSTRUKSI KERJA BETON


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jalan Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 E-mail. info@polsri.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapan kepada Allah SWT , Karena berkat rahmat dan
karunianya-lah penulis dapat menyelesaikan Log Book Lab. Konstruksi Dasar Kerja Beton ini
tepat pada waktunya. Log Book Lab. Konstruksi Dasar Kerja Beton ini dibuat dalam rangka
memenuhi persyaratan kuliah Laboratorium Konstuksi Dasar Kerja Beton pada Jurusan
Teknik Sipil Prodi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Dalam rangka penyelesaian Log Book ini, Penulis ingin mengucapkan rasa terima
kasih kepada :
1. Yang Terhormat Bapak Drs. Dafrimon, M.T., selaku Dosen Pembimbing Lab.
Konstruksi Kerja Beton yang telah membimbing dan membagi ilmu yang berguna.
2. Keluarga yang telah mendukung dalam pembuatan Log Book ini.
3. Serta teman-teman yang telah membantu dalam kegiatan Lab. Konstruksi Dasar Kerja
Beton.

Log Book ini telah dibuat dengan berdasarkan data- data yang telah penulis peroleh
di lapangan dan laporan ini ditujukan kepada Mahasiswa Teknik Sipil yang berfokus
mempelajari dan mendalami ilmu tentang Konstruksi Kerja Beton. Namun Penulis
menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan Log Book Konstruksi dasar Kerja Beton ini.
Penulis berharap Log Book ini akan memberikan manfaat bagi para pembaca. Demi
kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik atau saran
yang berguna.
Terima kasih.

Palembang, 10 Oktober 2021

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN


NPM : 062030100019

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………….
BAB I………………………………………………………………………………………………………………………………………...
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………………………...
1.2. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………………………..
1.3. TUJUAN………………………………………………………………………………………………………………………
1.4. MANFAAT…………………………………………………………………………………………………………………..
BAB II……………………………………………………………………………………………………………………………………….
LANDASAN TEORI
2.1. PENGERTIAN BETON………………………………………………………………………………………………….
2.2. JENIS – JENIS BETON………………………………………………………………………………………………….
2.3. BAHAN – BAHAN BETON…………………………………………………………………………………………....
2.4. KARAKTERISTIK BETON YANG BAIK………………………………………………………………………….
2.5. KINERJA DAN KUAT TEKAN BETON……………………………………………………………………………
2.6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BETON…………………………………………………………………….
2.7. KELAS DAN MUTU BETON………………………………………………………………………………………….
2.8. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BETON DALAM PELAKSANAAN……………………
2.9. PENGENDALIAN MUTU BETON………………………………………………………………………………….
BAB III…………………………………………………………………………………………………………………………………….
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
3.1. ALAT…………………………………………………………………………………………………………………………
3.2. BAHAN………………………………………………………………………………………………………………………
BAB IV…………………………………………………………………………………………………………………………………….
URAIAN KERJA
4.1. Pembuatan Ring Besi (Begel) Kolom Pondasi Berbentuk Spiral dan Persegi……………
4.1.1. Ring Besi (Begel) Berbentuk Spiral……………………………………………………………………
4.1.2. Ring Besi (Begel) Berbentuk Persegi…………………………………………………………………
4.2. Praktik Ngecor Pondasi Beton Bertulang Kolom Persegi dan Spiral (Bore Pile)……...
4.3. Praktik Melakukan Pengikatan Kawat Untuk Mengunci Begel Pada Kolom……………..
4.4. Membuat Cetakan Mal Sloof……………………………………………………………………………………..
4.5. Meluruskan Tulangan Besi yang Bengkok Untuk Pembuatan Pen Baja……………………

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


4.6. Memasang Cetakan Pondasi Bore Pile……………………………………………………………………...
BAB V……………………………………………………………………………………………………………………………………..
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………………
5.2. SARAN………………………………………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Secara umum pekerjaan Teknik Sipil adalah salah satu bentuk kegiatan dari cabang
ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana cara merancang, membangun, serta
merenovasi tidak hanya gedung dan Infrastruktutr, tetapi juga mencakup lingkungan untuk
kemaslahatan hidup masyarakat. Untuk membuat suatu bangunan, diperlukan pondasi yang
kokoh yang berfungsi untuk menahan beban dan juga dengan hitungan biaya yang di
usahakan relatif rendah. Mayoritas komponen pondasi yang kokoh terbuat dari beton dan
diperkuat dengan tulangan baja didalamnya.
Beton merupakan struktur utama pada suatu bangunan yang terdiri dari campuran
semen, air, pasir, dan agregat kasar, yang berfungsi untuk menopang beban yang terjadi.
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari
kombinasi agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen
Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan.
Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi,
mengrekatkan komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu.
Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan,
jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam
bata atau tembok blok. Struktur beton bertulang merupakan jenis struktur yang paling
banyak dibangun dan digunakan orang.
Beton bertulang adalah bahan komposit yang merupakan gabungan dari dua jenis
bahan, yaitu beton (concrete) dan tulangan baja (steel). Beton merupakan campuran antara
kerikil / batu pecah, pasir, air, serta semen (Portland Cement) dengan perbandingan berat
yang tertentu (mix design). Untuk mendapatkan beton dengan kuat tekan yang tinggi, maka
bahan-bahan campuran dari beton harus diuji dan diperiksa mutunya, sehingga memenuhi
mutu bahan yang disyaratkan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Beton?
2. Apa fungsi Beton Decking dan bagaimana cara pembuatannya?
3. Bagaimana proses pembuatan Beton bertulang yang dilaksanakan secara manual?
4. Bagaimana cara membuat meluruskan tulangan baja yang bengkok?
5. Bagaimana cara membuat tulangan spiral pada kolom Fondasi?
6. Bagaimana cara merangkai jaringan tulangan pelat balok dan spiral pada kolom
untuk Fondasi Beton?
7. Bagaimana cara melakukan pengadukan dengan mesin pengaduk?
8. Bagaimana cara pembuatan Sloof serta melakukan pengecoran manual?

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


LOG BOOK LAB. KONSTRUKSI KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jalan Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 E-mail. info@polsri.ac.id

1.3. TUJUAN
1. Agar mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan dan mempraktikan kegiatan
konstruksi kerja beton secara langsung dilapangan.
2. Agar mahasiswa diharapkan mengetahui prosedur pembuatan fondasi beton dengan
baik dan benar sesuai standart khalayak.
3. Agar mahasiswa diharapkan mengetahui alat dan material yang digunakan dalam
pekerjaan konstruksi beton.
4. Agar mahasiswa diharapkan menerima ilmu dengan baik dan dapat mempraktikannya
secara langsung dikemudian hari.
5. Agar mahasiswa dapat menambah bentuk pengalaman yang kelak bermanfaat untuk
pekerjaan ketekniksipilan.

1.4. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi dari konstruksi Beton serta
langkah-langkah pembuatanya.
2. Mahasiswa mendapatkan bekal dasar konstruksi Beton sehingga dapat bermanfaat
untuk dirinya di kemudian hari.
3. Mahasiswa dapat mengembangkan potensinya sehingga dapat menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas dan berguna untuk nusa dan bangsa.

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. PENGERTIAN BETON


Beton adalah suatu material yang terdiri dari campuran semen, air, agregat (kasar
dan halus) dan dengan atau bahan tambah (admixture) apabila diperlukan. Semen dan air
membentuk pasta semen yang berfungsi sebagai bahan pengikat, agregat kasar dan halus
berfungsi sebagai bahan pengisi dan penguat. Variasi ukuran agregat dalam suatu campuran
harus mempunyai gradasi yang baik sesuai dengan standar analisa saringan dari ASTM
(America Society of Testing Materials). Bahan – bahan dipilih yang sesuai dengan kebutuhan
yang direncanakan. Pemilihan bahan ini sendiri akan mempengaruhi konstruksi dari segi
kemudahan pengerjaan (workability), karena dari segi kemudahan pengerjaan ini sendiri
terdapat banyak variasi yang memenuhi yaitu dari segi kualitas, harga dan mutu beton itu
sendiri. Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti
beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton
berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng: self compacted concrete) dll.
Beton sebagai bahan bangunan sudah dikenal sejak zaman kuno; yaitu oleh bangsa
Mesir. Pada tahun ± 70 SM, bangsa Romawi telah dapat membuat saluran air dari beton,
sepanjang 90 km dari Eiffel ke Keulen, yang sampai sekarang masih menunjukkan
kekedapan yang tinggi. Beton yang dipakai ketika itu ialah beton tumbuk dan sebagai bahan
pengikatnya dibuat campuran kapur + Semen Romawi. Semen Romawi sendiri dibuat dari
kapur yang dibakar, ditambah tanah pazzolana.
Perkembangan beton ini bertambah pesat, setelah diketemukan semen Portland oleh
Yosef Aspdin, yaitu dengan diketemukannya hal-hal baru seperti:

1. Tahun 1861, Yoseph Monier (bangsa Perancis) menerapkan pemakaian tulangan


dalam beton.
2. Tahun 1885, Prof Bauschinger dan Ways (bangsa Jerman) berhasil mengungkapkan
prinsip hubungan antara tulangan dan beton, yang antara lain:
- Besi dan beton memiliki daya lekat yang cukup kuat.
- Koefisien muai dari kedua bahan sama sehingga tidak timbul tegangan
perlawanan yang dapat melepaskan hubungan keduanya.
- Pada pembuatan mutu beton yang baik, tulangan di dalam tidak akan berkarat.
3. Tahun 1892, Hennebique (bangsa Perancis) menerapkan pemakaian tulangan serong
dan sengkang-sengkang (beugel).
4. Tahun 1920-1924, Prof. Duft Abrams (bangsa Amerika) dapat merumuskan bahwa
kekuatan beton sangat dipengaruhi oleh kadar air (faktor air semen).

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


2.2. JENIS – JENIS BETON
1. Beton Non-Pasir

Beton tanpa pasir atau sedikit pasir juga dikenal dengan beton porous atau beton
pervious. Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidak menggunakan pasir,
melainkan hanya kerikil, semen, dan air. Hal ini menyebabkan terbentuknya rongga udara di
celah-celah kerikil sehingga total berat jenisnya pun lebih rendah. Karena tidak memakai
pasir, kebutuhan semen pada beton ini juga lebih sedikit. Penggunaan beton non-pasir
misalnya pada struktur ringan, kolom, batako, pagar beton, rabat beton serta buis beton.
Beton ini juga berguna untuk meciptakan beton dengan permeabilitas tinggi yang dapat
mengalirkan air ke lapisan bawahnya. Berat jenisnya sendiri berkisar antara 1963,04 kg/m3
hingga 2047,34 kg/m3.

2. Beton Serat

Beton serat dibuat dengan menambahkan serat-serat tertentu ke dalam adukan


beton. Contoh-contoh serat yang lumrah dipakai di antaranya asbestos, plastik, kawat baja,
hingga tumbuh-tumbuhan. Penambahan serat dimaksudkan untuk menaikkan daktailitas
pada beton tersebut sehingga tidak mudah mengalami keretakan.
3. Beton Mortar

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri campuran dari semen, pasir dan batu
kapur (limestone). Ada tiga ragam mortar yang sering digunakan antara lain semen, kapur,
dan agregat halus. Beton ini memiliki kekuatan tarik dan daktilitas yang baik. Jika di campur
air, adonan ini lebih kental dan pekat di banding beton atau concrete. Mortar sering di
gunakan untuk melekatkan benda seperti bata atau batu agar menyatu. Komposisi mortar
biasanyaadalah 1 semen : 4-8 pasir. Dipasaran juga tersedia mortar instan yang dijual per
sak, masing masing pabrikan juga sudah menambahkan zat adiktif tambahan untuk
meningkatkan kualitas dari beton mortar tersebut.

4. Beton Ringan

Sesuai namanya, Lightweight Concrete atau beton ringan dibuat dengan memakai
agregat yang berbobot ringan atau juga kerap menambahkan zat aditif sejenis foam agent
yang bisa membentuk gelembung-gelembung udara di dalam beton. Bata ringan sebagai
salah satu penerapan beton ringan. Semakin banyak jumlah gelembung udara yang
tersimpan pada beton, maka pori-porinya pun akan semakin bertambah sehingga ukurannya
juga bakal kian membesar. Hasilnya, bobot beton tersebut lebih ringan daripada beton lain
yang memiliki ukuran sama persis.
Penerapan beton ringan juga diaplikasikan di Baliton-Balok lantai Beton. Sedangkan
beton ringan dengan memakai agregat yang lebih ringan adalah seperti Batako Styrofoam.
Beton ringan biasanya diaplikasikan pada dinding non-struktur dan berat jenisnya tak lebih
dari 1900 kg/m3. Bahkan bobotnya bisa mencapai 400 kg/m3 seperti yang diterapkan pada
bata ringan CLC maupun AAC.

5. Beton Bertulang

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


Beton bertulang tercipta dari perpaduan adukan beton dan tulangan baja. Perlu
diketahui, beton mempunyai sifat kuat terhadap gaya tekan, tetapi lemah dengan gaya tarik.
Oleh karena itu, tulangan baja sengaja ditanamkan ke dalamnya agar kekuatan beton
tersebut terhadap gaya tarik meningkat. Beton bertulang adalah konstruksi yang sudah
sangat umum digunakan didalam berbagai proyek konstruksi. Beton bertulang biasanya
dipasang pada struktur bentang lebar seperti pelat lantai, kolom bangunan, jalan, jembatan,
dan sebagainya.

6. Beton Pracetak

Beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek pembangunan disebut beton pra-
cetak atau lebih dikenal dengan industri precast. Beton ini memang sengaja dibuat di tempat
lain agar kualitasnya lebih baik. Selain itu, pemilihan beton tersebut juga kerap didasari
pada sempitnya lokasi proyek dan tidak adanya tenaga yang tersedia. Beton pra-cetak
biasanya diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan
dan pengadaan material.

7. Beton Massa

Beton massa yaitu beton yang dibuat dalam jumlah yang cukup banyak. Penuangan
beton ini juga sangat besar di atas kebutuhan rata-rata. Begitu pula dengan perbandingan
antara volume dan luas permukaannya pun sangat tinggi. Pada umumnya, beton massa
memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60 cm. Beton ini banyak diaplikasikan pada
pembuatan pondasi besar, pilar bangunan, dan bendungan.

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


8. Beton Prategang

Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekali dengan beton bertulang.
Perbedaannya hanyalah terletak pada tulangan baja yang bakal dimasukkan ke beton harus
ditegangkan terlebih dahulu. Tulangan yang diberikan adalah tulangan khusus seperti pc
bar, pc wire atau pc strand. Tujuannya supaya beton tidak mengalami keretakan walaupun
menahan beban lenturan yang besar. Penerapan beton pra-tegang juga banyak dilakukan
untuk menyangga struktur bangunan bentang lebar.

9. Beton Siklop

Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup besar sebagai
bahan pengisi tambahannya. Ukuran penampang agregat tersebut berkisar antara 15-20 cm.
Bahan ini lantas ditambahkan ke adukan beton normal sehingga dapat meningkatkan
kekuatannya. Beton siklop seringkali dibangun pada bendungan, jembatan, dan bangunan
air lainnya.

10.Beton Hampa

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


Sistem pembuatan beton hampa Beton ini khusus untuk bangunan konstruksi dengan
spesifikasi khusus. Disebut hampa karena dalam pembuatannya dilakukan penyedotan air
pengencer adukan beton memakai alat vacuum khusus. Akibatnya beton pun hanya
mengandung air yang telah bereaksi dengan semen saja sehingga memiliki kekuatan yang
sangat tinggi. Tak heran, beton hampa banyak sekali dimanfaatkan dalam pendirian
bangunan-bangunan pencakar langit.

2.3. BAHAN – BAHAN BETON


 Semen
Semen merupakan bahan yang berfungsi untuk mengikat agregat jika ditambah air,
dalam membentuk satu kesatuan masa beton. Semen mempunyai beberapa macam jenis
tetapi yang umum dipakai untuk beton adalah semen portlaaaand. Semen yang di Indonesia
sekarang ini berdasarkan standar mutu Indonesia (SII-8) ada 2; yaitu tipe S 475 dan S 550.
Sedangkan berdasarkan mutu ASTM ialah :
1. Tipe I – Semen Portland normal
2. Tipe II – Semen Portland untuk ketahanan sulfat dan panas yang sedang
3. Tipe V – Semen Portland untuk ketahanan sulfat tinggi.

 Agregat
Agregat adalah butiran batuan yang mempunyai susunan butir halus dan kasar.
Karena 60%-80% dari beton adalah agregat maka agregat disebut bahan pengisi.

a. Jenis Agregat
Agregat halus, agregat yang mempunyai besar butiran tidak melebihi 5 mm. Agregat
kasar, agregat yang mempunyai besar butiran lebih dari 5 mm.
b. Persyaratan dari agregat
1) Agregat Halus
1. Mempunyai butir yang tajam dan keras.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% apabila melebihi harus dicuci
3. Tidak boleh mengandung zat organis yang dapat mengurangi mutu beton.

2) Agregat Kasar
1. Mempunyai butir keras dan tidak berpori.
2. Agregat yang berbentuk pipih tidak boleh melebihi 20% dari pemakaian
beton.
3. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dan tidak mengandung zat
yang merusak mutu beton.
4. Besar butir maksimum tidak boleh melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang-
bidang samping cetakan 1/3 tebal pelat atau ¾ jarak bersih minimum antara
batang-batang atau berkas-berkas tulangan.

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


 Air
Dalam adukan air berfungsi sebagai perantara terjadinya reaksi persenyawaan
antara semen dan agregat dalam pembentukan suatu masa yang kokok seperti batu.
Syarat air :
Air yang dipergunakan tidak boleh mengandung lumpur atau zat-zat yang dapat
merusak/ mengurangi mutu beton, seperti: garam, asam sulfat dan minyak. Jadi sebaiknya
air bersih dan tawar serta dapat diminum.
 Admixture
Tujuan penggunaan admixture adalah untuk memodifikasi atau memperbaiki sifat
dari beton. Penggolongan Admixture :
1) Water reducer (plasticizer)
Bahan ini dirancang untuk memperbaiki workability, mempertinggi kuat tekan
(sebagai water reducer), menstabilisasi keawetan.
2) Accelator
Bahan ini dirancang untuk mempercepat proses hidrasi semen.
3) Retarder
Bahan ini dirancang untuk memperlambat proses hidrasi semen, perlambatan
ini dapat berlangsung 1 – 3 jam.
4) Super plasticizer
Bahan ini dirancang untuk menambah workability beton (Slump : 20 cm),
membuat beton yang mampu memadat sendiri dan mempertinggi kuat tekan
(sebagai pengurang air)
5) Air entraining agents
Bahan ini dirancang untuk mengontrol kadar udara dalam beton menambah
keawetan beton mencegah segregasi dan bleeding menambah kerawatan air.
6) Pigmen
Bahan ini dirancang untuk member warna pada beton.

2.4. KARAKTERISTIK BETON YANG BAIK


1) Kepadatan
Sepadat mungkin terisi oleh agregat dan pasta semen
2) Kekuatan
Beton harus mempunyai kekuatan dan daya tahan internal
3) Faktor Air Semen

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


Faktor air harus terkontrol sehingga memenuhi persyaratan kekuatan beton
yang direncanakan

4) Tekstur
Permukaan beton harus mempunyai kerapatan dan kekerasan tekstur yang
tahan segala cuaca.

2.5. KINERJA DAN KUAT TEKAN BETON


Menurut SNI T.15-1990-03 beton yang digunakan pada rumah tinggal atau untuk
penggunaan beton dengan kekuatan tekan tidak melebihi 10 MPa boleh menggunakan
campuran 1 semen: 2 pasir : 3 batu pecah dengan slump untuk mengukur kemudahan
pengerjaannya tidak lebuh dari 100 mm. Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga
20 MPa boleh menggunakan penakaran volume, tetapi pengerjaan beton dengan kekuatan
tekan lebih besar dari 20 Mpa harus menggunakan campuran berat.
Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah
kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuam luas. Semakin tinggi tingkat
kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan.
Walaupun dalam beton terdapat tegangan tarik yang kecil, diasumsikan bahwa semua
tegangan tekan didukung oleh beton tersebut.

2.6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BETON


 Kelebihan
- Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi
- Mampu memikul beban yang berat
- Tahan terhadap temperatur yang tinggi
- Biaya pemeliharaan yang kecil
 Kekurangan
- Bentuk yang telah dibuat sulit diubah
- Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi
- Berat

2.7. KELAS DAN MUTU BETON

 Beton Kelas I

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


Beton untuk pekerjaan non-struktural. Pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian
yang khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada mutu bahan, sedangkan pada kekuatan
tidak diisyaratkan pemeriksaan. Mutu beton I dinyatakan dengan Bo.
 Beton kelas II

Beton untuk pekerjaan struktural secara umum. Memerlukan keahlian yang cukup
dan harus dilakukan pengawasan dibawah pimpinan tenaga ahli. Terbagai dalam mutu
standar B1, K23, K175, dan K225.
 Beton Kelas III

Beton untuk pekerjaan struktural yang memakai mutu beton dengan kekuatan tekan
karakteristik yang lebih tinggi dari 225 kg/cm. Untuk pelaksanaannya dibutuhkan keahlian
khusus dibawah pengawasan para ahli. Diisyaratkan paenggunaan laboratorium beton
dengan tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara kontinu.

Beton terbagi atas dua macam, yaitu :


a. Beton biasa yaitu beton yang hanya mampu menahan gaya vertikal
b. Beton bertulang yaitu beton yang mampu menahan gaya vertikal dan horizontal

2.8. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BETON DALAM PELAKSANAAN

1. Pada saat pembuatan Mix Design

Pada saat pembuatan Mix design ini harus memperhatikan tiap-tiap material yang
akan dicampurkan pada campuran beton.
2. Material di lapangan

Perlunya kita memperhatikan kandungan tiap materialnya. Seperti contohnya kadar


lumpur yang pada pasir itu biasanya 2%, 5% pada koral. Kadar lumpur pada tiap
material juga sangat perlu diperhatkan, begitu pula air, keersihan serta penempatan
material di lapangan.

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


3. Pencaampuran pada tiap material yang ada.

Komposisi pencampuran ini harus benar. DMF(Design Mix Formula) dan JMF(Job Mix
Formula) harus benar-benar teliti. Pencampuran ini difokuskan pada banyak
sedikitnya air pada pencampuran. Pencampuran ini berguna untuk proses hidrasi
semen.
4. Pada proses pembawaan

Pada pembawaan campuran ini yang perlu diperhatikan adalah cara dari pembawaan
campuran agar tidak terjadi pemisahan antara agregat, semen dan air. Sehingga
mengurangi ikatan antara ketiganya.
5. Penuangan/pengecoran

Dalam hal ini tergantung pada media dimana campuran beton ini akan dituangkan
atau dicor. Jika tempat pengecoran tersebut mencapai ketinggian 5 meter maka
diperlukan alat pipa tremi agar campuran tersebut tertuang secara merata.
6. Pemadatan

Campuran yang telah dituangkan pada medianya masing-masing diperlukan alat


pemadat agar semua rongga beton terisi penuh dan tidak terjadi keropos (pisahnya
agregat dengan semen dan air).
7. Perawatan

Perawatan pada beton bisa dilakukan jika beton suda mengeras atau setidaknya
sudah 24jam. Perawatan diperlukan agar mutunya tetap terjaga. Jika beton tidak
dirawat maka mutunya bisa menurun hingga 30%. Adapun cara perawatan dari
beton itu sendiri yakni direndam air, disiram air, atau ditutup karung tepung yang
basah.

2.9. PENGENDALIAN MUTU BETON

Adapun cara proses mengendalika mutu beton yakni:

1. Pengujian bisa dilakukan saat beton masih segar dengan cara pengujian slum.

Pengujian slump beton bertujuan untuk mengetahui kelecakan (consistency) beton


segar. Dengan pemeriksaan slump, maka kita dapat memperoleh nilai slump yang

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


dipakai sebagai tolak ukur atau standar kelecakan beton segar. Setelah kita persiapkan
alat-alat tersebut langkah pengujianya sebagai berikut :

- Basahi cetakan dan letakkan cetakan di atas permukaan yang rata, lembab, dan tidak
menyerap air.
- Isi corong dengan beton segar. Pengisiaan beton segar dilakukan tiga kali pengisian,
pengisian pertama setinggi 60 mm, pengisian kedua 150 mm, dan pengisian ketiga
300 mm.
- Padatkan beton segar pada setiap kali pengisian, dengan cara menusuk sebanyak 25
kali dengan tongkat pemadat, usahakan dalam melakukan penusukan secara merata
selebar permukaan lapisan dan tidak boleh masuk sampai lapis beton sebelumnya.
- Setelah pengisian beton pada lapis ketiga, ratakan hingga rata dengan sisi cetakan
dan bersihkan alas sekitar corong dari beton segar yang tercecer.
- Setelah itu tungggu sampai 30 detik, kemudian tarik corong ke atas dengan pelan-
pelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak keatas.
- Setelah pengangkatan corong lalu ukur segera penurunan permukaan atas adukan
beton dengan mistar pengukur.

2. Membuat sampel(benda uji).

Dilakukan dengan cara perandingan terhadap beton dengan mutu terbaik.

3. Pengujian kuat tekan.

Setelah dilakukan pengambilan sample beton dengan Coredrill langkah selanjutnya


adalah membawa sampel beton tersebut ke Laboratorium. Sampel beton berbentuk
siliinder tersebut akan diberikan impresi pengujian kuat tekan, atau  biasanya lebih
dikenal dengan pengujian “Beton Inti” (SNI 03-3403-1994).  Alat uji yang digunakan
adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000 kN sampai dengan 3000 kN. Pemberian
beban uji harus dilakukan bertahap dengan penambahan beban uji yang konstan
berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.Bila
beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda uji
silinder beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil
berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus
direndam dahulu minimal 40 jam dan diuji dalam kondisi basah.
4. Pengujian Hammer test

Pada dasarnya, terdapat dua jenis hammer test yang terbagi berdasarkan fungsinya. Di
antaranya adalah sebagai berikut.

1. Type N dan type NR, digunakan untuk menguji kuat tekan beton bermutu keras (100
kg/cm2 – 500 kg/cm2 ) pada kolom, balok dan pelat

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


2. Type P dan tipe PT, digunakan untuk menguji kuat tekan beton bermutu rendah
seperti pekerjakan dinding.

Adapun proses uji kuat tekan menggunakan alat Hammer Test adalah sebagai berikut.

1. Keluarkan plunger dari alat concrete hammer dengan cara menekan secara tegak
lurus pada elemen struktur yang akan diuji.
2. Kemudian untuk mendapatkan kuat tekan dapat dilihat dalam grafik hubungan nilai
pantul dengan kuat tekan beton.

Setelah mengenai permukaan keras, hammer akan memantul (rebound) dan besaran
rebound inilah yang digunakan menjadi ukuran kekerasan permukaannya. Bacaan nilai
rebound selanjutnya dikonversikan pada skala menjadi kuat tekan.

Bacaan nilai rebound sangat sensitif terhadap variasi kondisi permukaan beton. Misalnya,
apabila hammer mengenai agregat (material granular) akan menghasilkan nilai bacaan
rebound yang tinggi. Guna memperoleh hasil pengukuran yang lebih akurat, maka dalam
sekali pengujian atau satu titik uji dilakukan antara 10 s/d 20 pukulan pada luasan sekitar
5x5cm2. Selain itu, pada titik uji luasan permukaan betonnya diratakan atau dibersihkan dari
lapisan penutup. Pelaksanaan Hammer Test dilakukan dengan hammering elemen struktur
beton seperti balok, kolom dan pelat pada beberapa titik yang dianggap representatif. Untuk
balok dilakukan pada sisi kiri, tengah dan kanan. Sementara untuk kolom dilakukan pada sisi
atas, tengah dan bawah. Dan pada pelat dilakukan pada sudut pelat dan di tengah pelat.

5. Pengujian core drill

Pengujian dilakukan antara lain sebagai berikut :

 Alat core drill beton akan di letakan pada lapisan perkerasan sebuah beton atau aspal.
 Yang akan dilakukan pengujian dengan posisi datar.
 Setelah itu sediakan air dengan alat pompa.
 Kemudian air tersebut dimasukkan ke mesin coring beton dengan selang kecil pada
tempat yang sudah disediakan pada alat tersebut.
 Sehingga alat tersebut tidak akan mengalami kerusakan terutama pada mata bor
yang berbentuk silinder.
 Selama masa proses pengujian core drill beton.
 Jika semua sudah siap lalu dihidupkan alat tersebut dengan menggunakan tali.
 Yang dililitkan pada starter alat dan ditarik hingga hidup.
 Kemudian alat tersebut akan memutar mata bor yang akan diturunkan secara
perlahan pada titik yang sudah ditentukan sebelumnya.
 Hingga kedalaman tertentu, kemudian setelah masuk pada kedalaman yang sudah
ditentukan.
 Maka alat dimatikan dan mata bor dinaikkan keatas untuk mengambil sampel.
 Lalu hasil dari pengeboran yang sudah dilakukan diambil dengan menggunakan
penjapit yang sudah tersedia.

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


 Setelah itu dilakukan pengukuran tebal dan dimensi benda uji.
 Serta diamati sampel tersebut apakah konstruksi tersebut sudah layak untuk
digunakan atau tidak.

BAB III
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

3.1. ALAT
a. Helm Proyek

Helm proyek atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari
benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di
udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia
ataupun suhu yang ekstrim.

b. Sepatu Safety

Sepatu Safety (Safety Shoes) adalah salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang harus
dipakai oleh seseorang ketika bekerja guna menghindari resiko kecelakaan. Bukan sekedar

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


membuat perlindungan pada bagian tubuh pekerja agar terhindar dari resiko kecelakaan
saja, tetapi dengan memakai sepatu Safety pekerja akan lebih leluasa bergerak hingga dapat
meningkatkan efektivitas dan hasil produksi yang diharapkan. Sepatu ini terbuat dari kulit
dipadukan dengan metal, di bagian bawahnya terbuat dari karet yang tebal. Dengan bahan
itu, pekerja akan aman dari berbagai kecelakaan pada kakinya.

c. Safety Belt

Sabuk keselamatan atau Safety Belt adalah salah satu alat pelindung jatuh yang
kerap dipakai oleh pekerja yang bekerja di ketinggian. Alat ini mempunyai fungsi yang sama
dengan alat Full Body Harness, akan tetapi Safety Belt hanya dikaitkan ke bagian pinggang
pekerja saja serta bagian lanyard dikaitkan ke anchor. Pemakaian Safety Belt sebagai alat
pelindung jatuh mesti mempertimbangkan bahwa sebaiknya alat Safety Belt tidak
dipergunakan untuk pekerjaan yang memungkinkan pekerja bisa terjatuh dari ketinggian,
sebab jika pekerja terjatuh maka pekerja tersebut masih bisa mengalami cidera di bagian
pinggang ataupun bagian tulang belakangnya meskipun pekerja tersebut tak mengenai
permukaan tanah dalam artian pekerja tergantung.

d. Gerobak Dorong

Gerobak tangan/ kereta sorong adalah wahana kecil untuk membawa barang yang
biasanya mempunyai satu roda saja. Gerobak didesain untuk didorong dan dikendalikan

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


oleh seseorang menggunakan dua pegangan di bagian belakang gerobak. Pada masa lalu
Gerobak juga dibantu dorongan angin yang ditangkap oleh sebuah layar yang dipasang di
bagian atas gerobak. Gerobak ini membagi beban bawaan antara roda dengan penggunanya,
sehingga memungkinkan seseorang membawa barang yang lebih berat dan lebih besar
dibanding dia membawanya langsung tanpa gerobak tangan (mirip cara kerja pengungkit
kelas dua).

e. Sekop

Sekop memiliki fungsi untuk mengaduk mortar, menggali tanah dan mengambil
bahan bangunan dengan lebih cepat.

f. Cangkul

Cangkul terbuat dari plat baja yang diberi gagang kayu. Cangkul terbagi dua yaitu
cangkul aduk dan cangkul biasa. Cangkul aduk berfungsi untuk mengaduk mortar sedangkan
cangkul biasa berfungsi untuk menggali tanah dan mengambil material.

g. Ember

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


Ember terbuat dari plastik ataupun pelat dengan berbagai kapasitas. Fungsinya
sebagai alat penakar untuk mengetahui perbandingan campuran dan pembawa bahan
campuran beton sederhana.
h. Tang Catut

Tang kakak tua dinamai karena bentuk ujungnya yang menyerupai bentuk paruh
burung kakak tua. Tang yang juga biasa disebut tang catut ini berbahan dasar baja dengan
gagang berlapis karet yang dapat mencegah licin ketika digunakan . Tang catut ini memiliki
ukuran 10″ dengan kepala catut yang besar dan mencengkeram dengan kuat. Berfungsi
membengkokan kawat untuk mengunci tulangan baja agar lebih kuat dan kokoh, selain itu
berfungsi memotong kawat.
i. Palu Besi

Palu besi berfungsi untuk menancapkan paku dalam hal membuat cetakan pondasi
dan sloof.
j. Sendok Spesi

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


Sendok Spesi terbuat dari pelat baja yang berbentuk segitiga yang diberi tangkai
kayu. Alat ini berfungsi sebagai alat untuk mengambil mortar dan perata permukaan beton.

k. Ruskam

Ruskam terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi tangkai pada atasnya. Selain
dari kayu ruskam juga terbuat dari plat besi tipis. Alat ini berguna untuk meratakan
plesteran beton pada pembuatan sloof.

l. Mesin Pengaduk ( Mollen )

Mesin Mollen ada dalam berbagai bentuk, salah satunya yang pernah dipakai adalah
mesin aduk berputar vertikal. Mesin ini, berguna agar adukan beton bercampur atau teraduk
dengan rata serta meningkatkan efisiensi waktu dalam pengerjaan pengadukan.

m. Pemotong Tulangan

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


Pemotong Tulangan berfungsi untuk memotong tulangan menjadi beberapa potong,
memiliki keunggulan berupa kemudahan dalam penggunaan dan mengurangi resiko terluka.
Kelemahannya adalah membutuhkan waktu lebih lama dari pada pemotong mesin listrik.

n. Bending ( Pembengkok Tulangan berbentuk Spiral )

Bending Roll berfungsi untuk membentuk tulangan agar melingkari menyerupai roll,
yang akan digunakan sebagai selimut pondasi.

o. Pleser

Pleser berfungsi untuk meluruskan tulangan yang bengkok, atau memperbaiki


tulangan yang tidak meroll dengan baik. Selain itu digunakan dalam pembuatan tulangan
selimut pondasi berbentuk persegi.

3.2. BAHAN
a) Baja Tulangan

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


Besi beton atau baja tulangan (bahasa Inggris: reinforcing bar disingkat rebar),
dikenal ketika dipadatkan sebagai baja tulangan, adalah batang baja yang berbentuk
menyerupai jala baja yang digunakan sebagai alat penekan pada beton bertulang dan
struktur batu bertulang untuk memperkuat dan membantu beton di bawah tekanan. Beton
menjadi kuat di bawah kompresi, tetapi memiliki kekuatan tarik yang lemah. Besi beton
secara signifikan meningkatkan kekuatan tarik struktur. Permukaan besi beton sering
berubah bentuk untuk memposisikan ikatan yang lebih baik dengan beton.
Baja Tulangan yang digunakan ada 2, yaitu :
- Baja Tulangan Polos

Dimana baja tulangan polos yang dipakai adalah yang berdiameter 6mm dan
8mm, digunakan dalam pembuatan selimut pondasi berbentuk roll dan
persegi.
- Baja Tulangan Bersirip

Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan
untuk rneningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang
secara relatif terhadap beton, disingkat BJTS.
b) Semen Portland

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


Semen merupakan bahan yang berfungsi untuk mengikat agregat jika ditambah air
dapat membentuk satu kesatuan massa beton. Semen mempunyai beberapa macam jenis
tetapi yang dipakai pada umumnya adalah semen portland. Semen di Indonesia yang
sekarang ini berdasarkan standard mutu Indonesia (SII-8) ada 2, yaitu : type S475 dam
S500. Sedangkan type semen berdasarkan mutu ASTM adalah :
1. Tipe I, semen portland normal
2. Tipe II, semen portland untuk ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang
3. Tipe III, semen portland yang dalam dalam penggunaannya memerlukan
kekuatan awal yang tinggi dalam fase permulaan setelah pengikatan terjadi
4. Tipe IV, semen portland untuk panas hidrasi rendah
5. Tipe V, semen portland untuk ketahanan sulfat tinggi
Semen mempunyai bobot isi 1,25 dan mempunyai berat jenis ˃3, pada umumnya
3,15. Sebagai bahan yang mudah mengalami proses hidrasi yang menyebabkan terjadinya
pengerasan pada semen, maka semen harus disimpan sedemikian rupa. Persyaratan
penyimpanan semen :
1. Pengangkutan semen ketempat penyimpanan harus dijaga agar semen tidak
menjadi lembab dan rusak atau tercampur dengan bahan lain.
2. Penyimpanan terlalu lama tidak diperbolehkan karena dapat mengurangi nilai
kokohnya. Apabila semen tersebut diragukan nilai kokohnya, maka semen
tersebut harus diperiksa dahulu sebelum dipakai untuk mengetahui apakah
semen tersebut masih memenuhi syarat.
3. Semen harus disimpan dalam gudang yang rapat air dan angin.
4. Penumpukkan semen teratur dengan pemisahan tumpukkan semen
berdasarkan : jenis, berat dan lama penyimpanan.
5. Penumpukkan semen maksimum 2m (±10 kantong), agar tidak terjadi pecahnya
kantong semen bagian bawah dan terbentuknya gumpalan-gumpalan semen.
6. Timbunan semen dalam gudang berjarak bebas ±50 cm dari dinding.
Gudang semen tidak perlu berjendala, dinding-dinding dan lantainya dilapisi kertas
aspal. Antara lantai gudang dan permukaan tanah diberi jarak bebas 30 cm, agar air tanah
tidak terserap lantai gudang.
c) Pasir Beton

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


Pada umumnya pasir ini berwarna hitam pekat dengan butiran yang sangat halus.
Jadi, pada saat dikepal pasir ini tidak akan menggumpal. Pasir ini biasa digunakan untuk
pengecoran dan sebagai campuran plester dinding. Fungsi lainnya adalah sebagai campuran
untuk memasang pondasi dan batu bata bangunan.
d) Batu Koral/ Split

Batu split atau batu belah adalah material bangunan yang umum digunakan sebagai
konstruksi dari sebuah pondasi. Sifat batu belah ini tetap, alias tidak mudah mengalami
perubahan bentuk dan kualitas walau tertanam di dalam tanah. Karakteristik batu split
umumnya berwarna kehitaman, abu-abu tua, atau coklat. Warna batu split kerap berbeda
tergantung asal batu itu berada, apakah dari daerah pegunungan atau perbukitan.Sesuai
yang disebutkan di atas, fungsi utama batu split adalah sebagai bahan bangunan untuk
konstruksi pada sebuah pondasi. Khususnya untuk campuran pembuatan beton cor. Proses
pembuatan beton cor ini adalah dengan mencampur batu split, pasir, semen, dan air. Setelah
itu, campuran ini dicetak sesuai dengan peruntukannya. Batu split yang digunakan pada saat
pembuatan adukan beton biasanya berukuran 10mm-20mm.
e) Papan Cor Sloof

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


Papan Cor untuk Sloof digunakan saat kita akan membuat Sloof Pondasi yang
berfungsi sebagai pengikat bangunan dan pembagi rata beban bangunan diatasnya. Jenis
kayu Papan Cor untuk Sloof yang biasa digunakan anatara lain papan kayu kelapa, papan
kayu randu, papan kayu kelas II dan sebagainya. Ukuran yang digunakan 20cm ×1,5cm×500
cm.

f) Beton Decking

Decking beton atau dalam bahasa lapangan sering disebut tahu beton adalah beton
yang di buat berbentuk silinder ataupun kubus yang memiliki ketebalan sesuai dengan
selimut beton yang diinginkan. Pada proses pembuatanya decking beton diisikan kawat
bendrat yang berfungsi untuk mengikatkan decking/ tahu beton ke tulangan yang akan di
cor. Beton decking adalah salah satu bagian penting dalam sebuah konstruksi. Pada
dasarnya decking terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu :
1) Plasting decking, terbuat dari bahan plastik dengan ketebalan 3,5 cm.
2) Beton decking, terbuat dari campuran beton, berbentuk silinder kecil, dengan
diameter 10 cm dan ketebalannya menyesuaikan dengan ketebalan selimut beton
yang direncanakan oleh Konsultan Perencana.

Berbagai produk tahu beton kini sudah tersedia. Salah satunya adalah precast atau
pracetak. Maksudnya, beton decking dibuat dengan cetakan di pabrik. Alhasil, produknya
terjamin kualitasnya serta ukuran yang dikehendaki bisa akurat. Hal ini guna menjadi solusi
bagi pembuatan beton dekcing yang relatif lama. Belum lagi dibutuhkan tenaga kerja yang
ahli dalam pembuatannya. Maka dari itulah beton decking pracetak sering menjadi solusi
bagi banyak kontraktor maupun pemilik proyek. Kualitasnya pun beragam.

Ada produk beton dekcing dengan kekuatan mencapai 40 Mpa. Dengan kekuatan ini
maka beton tidak mudah pecah dan bisa bertahan lama. Keuntungan lain dari pemilihan
produk ini adalah lebih hemat tenaga kerja, waktu dan juga lebih efisien. Sebagai alternatif,
selain beton, produk lain yang bisa dipakai adalah dari kayu, potongan bata maupun

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


potongan dari koral. Meskipun bisa digunakan, namun bahan-bahan tersebut kurang
direkomendasikan karena akan mempercepat rusaknya sistem pembesian dalam beton.
Fungsi Beton Decking :
1. Untuk memastikan bahwa jarak antara pembesian dengan selimut beton sesuai
yang direncanakan. Banyak kasus pengecoran dak lantai yang tidak menggunakan
beton decking, posisi besinya turun dan terlalu rapat dengan kulit luar selimut
beton sehingga
2. beberapa waktu kemudian besinya mengembang dan menyebabkan selimut beton
retak dan menimbulkan bekas bekas retakan dan dalam jangka panjang dapat
membahayakabln konstruksi.
3. Beton decking berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang
diinginkan. Bisa dibilang berfungsi untuk membuat selimut beton sehingga besi
tulangan akan selalu diselimuti beton yang cukup, sehingga didapatkan kekuatan
maksimal dari bangunan yang dibuat.
4. Tahu beton ini sengaja dibuat guna menjaga agar tulangan suatu konstruksi terletak
sesuai dengan aturan syarat penulangan pada beton precast. Dengan demikian,
maka kekuatan akan maksimal dan tulangan terlindungi dari korosi ataupun karat.

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


BAB IV
URAIAN KERJA

4.1. Pembuatan Ring Besi (Begel) Kolom Pondasi Berbentuk Spiral dan
Persegi
Sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung, adapun yang dimaksud kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi
yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), adapun yang dimaksud kolom adalah tiang (pilar) penyangga yang
biasanya terbuat dari beton yang bertulang besi. Sementara menurut Sudarmoko (1996),
kolom merupakan suatu struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya lantai dan runtuhnya bangunan secara total. Struktur dalam kolom
terbuat dari besi dan beton. Kedua bahan ini memiliki sifat gabungan yang cukup baik di
mana besi merupakan material yang tahan terhadap tarikan, sedangkan beton merupakan
material yang tahan tekanan.
Jika dilihat berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, adapun jenis kolom terbagi
menjadi tiga kategori. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan menyengkang
2. Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan menyengkang berbentuk spiral.
Adapun fungsi dari tulangan spiral ini adalah memberi kemampuan kolom untuk
menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh sehingga mampu mencegah
terjadinya kehancuran seluruh struktur bangunan sebelum proses redistribusi momen
dan tegangan terwujud
3. Kolom komposit, yaitu gabungan antara beton dan profil baja sebagai pengganti
tulangan di dalamnya

Dalam beberapa kasus, kolom bersengkang merupakan jenis kolom yang kerap
digunakan karena proses pengerjaannya yang relatif lebih mudah dan terjangkau dari segi

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


biaya. Meskipun demikian, jenis kolom segi empat dan kolom bundar juga kerap digunakan
terutama di daerah dengan tingkat potensi gempa yang berisiko tinggi.
Merujuk SK SNI T-15-1991-03, fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi. Beban sebuah bangunan yang dimulai dari atap akan diterima oleh
kolom. Seluruh beban yang diterima oleh kolom kemudian didistribusikan ke permukaan
tanah di bawahnya. Dengan begitu, kolom pada sebuah bangunan memiliki fungsi yang
sangat vital. Kesimpulannya bahwa kolom termasuk struktur utama bangunan untuk
meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-
barang), maupun beban hembusan angin.
Keruntuhan dan kegagalan struktur pada kolom menjadi titik kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya bangunan. Namun yang perlu diingat juga, selain harus melalui
proses perhitungan yang tepat, kondisi tanah pun harus benar-benar mampu menerima
beban dari pondasi. Untuk itu, peran penyedia jasa desain struktur bangunan profesional
sangat dibutuhkan untuk memastikan perencanaan dan pelaksanaan proyek bangunan
dapat berjalan memenuhi standar.

4.1.1. Ring Besi (Begel) Berbentuk Spiral


Begel atau sengkang berbentuk spiral biasanya dibuat dengan menggunakan Bending
atau alat pembengkok tulangan. Disini tulangan baja yang digunakan adalah berjenis

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


tulangan besi polos dengan diameter 8 mm dan 6 mm. dimana tulangan berdiameter 8 mm
akan dibuat begel spiral berdiameter 55cm untuk pondasi beton berdiameter 60 cm,
sedangkan tulangan polos berdiameter 6mm akan dibuat begel spiral berdiameter 35cm
untuk pondasi beton berdiameter 40cm.
1. Keselamatan Kerja
Mahasiswa diharapkan mengenakan:
- Pakaian bengkel dengan lengkap dan rapi
- Sepatu safety
- Helm proyek
- Sarung tangan bangunan
- Masker kesehatan
2. Peralatan dan Bahan
 Alat  Bahan
- Bending - Tulangan besi polos
- Pipa besi berdiameter 6 mm
- Pleser / pembengkok - Tulangan besi polos
besi berdiameter 8 mm

3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Ambilah tulangan baja berdiameter 8mm.
- Luruskanlah tulangan baja tersebut yang mengalami bengkok dengan
menggunakan 2 buah Pleser, pastikan bahwa tulangan besi tersebut sudah
benar-benar lurus dan tidak bengkok.
- Siapkanlah bending spiral dengan ukuran diameter 45cm yang dimana akan
menghasilkan begel spiral berdiameter 55cm karena mengalami kuat tekan.
- masukan bagian awal tulangan pada pengait bending, guna mengunci tulangan
agar tidak bergeser. Pekerjaan ini dilakukan setidaknya oleh 3 orang.
- Putarlah bending dengan hati-hati agar tulangan tidak mengalami pergeseran
dan tidak menumpuk antar spiral.
-
- Setelah mencapai akhir tulangan, gunakanlah pipa besi untuk menahan bagian
ujung tulangan.
- Kemudian tariklah sedikit pipa besi sambil memutar bending, setelah mencapai
ujung tulangan akan mengalami pembentangan,jadi diharapkan agar pekerja
berhati-hati saat tulangan mengalami bentangan karena akan terluka jika terkena
tulangan tersebut.
- Hasil yang diperoleh adalah begel berdiameter 55cm untuk pondasi berdiameter
60 cm.
- Untuk begel berdiameter 35 menggunakan tulangan baja berdiameter 6mm dan
bending dengan ukuran diameter spiral 25cm, dilakukan sama persis saat
membuat begel berdiameter 55cm.dan hasil yang diperoleh adalah begel
berdimeter 35 untuk pondasi beton berdiameter 40cm.

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


4. Hasil yang diperoleh

4.1.2. Ring Besi (Begel) Berbentuk Persegi


1. Keselamatan Kerja
Mahasiswa diharapkan mengenakan:
- Pakaian bengkel dengan lengkap dan rapi
- Sepatu safety
- Helm proyek
- Sarung tangan bangunan
- Masker kesehatan

2. Peralatan dan Bahan


 Alat  Bahan
- Pipa besi - Tulangan besi polos
- Pleser / pembengkok berdiameter 6 mm
besi
- Meteran
- Alat penekuk besi

3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Ambilah tulangan baja berdiameter 6 mm.
- Luruskanlah tulangan baja tersebut yang mengalami bengkok dengan
menggunakan 2 buah Pleser, pastikan bahwa tulangan besi tersebut sudah benar-
benar lurus dan tidak bengkok.
- Siapkan pemotong tulangan.
- Potonglah tulangan tersebut dengan panjang 55cm.
-
- Siapkanlah pula alat penahan tulangan, atau bisa dibuat dengan menggunakan
paku dan papan.
- Bengkokan tulangan awal dengan panjang 10 cm dengan pleser dan ditahan oeh
penahan tulangan.
- Kemudian bengkokan pula bagian tulangan selanjutnya dengan panjang 15 cm
hingga membentuk persegi dengan ukuran 10cm×15cm.

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


- Sisa tulangan panjangnya masing-masing 2,5 cm dicendutkan kedalam diantara
salah satu pojok tulangan.
- Pastikan ukurannya tepat dengan menggunakan meteran.
4. Hasil

4.2. Praktik Ngecor Pondasi Beton Bertulang Kolom Persegi dan Spiral (Bore
Pile)
Beton bertulang, juga disebut beton semen bertulang atau (bahasa Inggris:
Reinforced cement concrete atau disingkat RCC) adalah material komposit di mana kekuatan
dan daktilitas beton yang relatif rendah diimbangi dengan dimasukkannya tulangan yang
memiliki kekuatan atau daktilitas yang lebih tinggi. Tulangan biasanya, meskipun tidak
harus, berupa tulangan baja (tulangan) dan biasanya tertanam secara pasif di beton sebelum
beton dipasang. Skema perkuatan umumnya dirancang untuk menahan tegangan tarik pada
daerah beton tertentu yang dapat menyebabkan keretakan dan/atau kegagalan struktural.
Beton bertulang modern dapat mengandung beragam bahan penguat yang terbuat dari baja,
polimer, atau material komposit alternatif, baik disertai tulangan maupun tidak. Beton
bertulang juga dapat mengalami tekanan permanen (beton dalam kompresi, tulangan dalam
tegangan), sehingga dapat meningkatkan sifat-sifat struktur bangunan ketika dikenai beban.
 Kekuatan relatif tinggi
 Toleransi yang tinggi dari regangan tarik
 Ikatan yang baik dengan beton, terlepas dari pH, kelembaban, dan faktor-faktor
serupa
 Kompatibilitas termal, yaitu tidak mengalami pemuaian atau penyusutan berlebihan
sebagai respons terhadap perubahan suhu.
 Daya tahan di lingkungan beton, terlepas dari korosi atau stres berkelanjutan
1. Keselamatan Kerja
Mahasiswa diharapkan mengenakan:
- Pakaian bengkel dengan lengkap dan rapi
- Sepatu safety
- Helm proyek
- Sarung tangan bangunan
- Masker kesehatan
2. Peralatan dan Bahan
 Alat  Bahan
- Gerobak Dorong/ troli - Pasir
- Ember - Batu Koral ukuran

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


- Sendok spesi 10-25mm
- Pengaduk mortar/ mollen - Semen Portland
- Pengangkut/ bak bahan - Air
pasir dan batu koral.

3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Aturlah pembagian tugas, ada yang membuat adukan mortar dengan mesin
mollen,ada yang mengambil bahan seperti batu koral,semen,pasir dan air, serta
ada yang membawa adukan mortar menggunakan gerobak dorong dan jug ada
penerima adukan mortar menggunakan ember dan diestafet agar dituangkan
kedalam cetakan pondasi.
- Siapkanlah bahan semen 1 sak, pasir 2 bak pengangkut,dan batu koral 3 bak
pengangkut. Sehingga diperoleh takaran 1:2:3 dengan mutu beton K-175.
- Masukan bahan-bahan berurutan kedalam mollen didahului semen, pasir
kemudian air dan batu koral.

-
- Hidupkan mesin mollen dan mollen akan mengaduk bahan campuran tersebut
menjadi satu.
- Setelah menyatu, bahan-bahan tersebut dituangkan kedalam gerobak dorong
untuk diangkut ke tempat pondasi yang akan di cor dengan menarik stir mollen
yang menggerakkannya secara vertikal.
- Lakukan pemindahan campuran beton kedalam ember dan estafet keatas, lalu
tungkan ke dalam pondasi.
- Lakukan langkah- langkah tersebut hingga memenuhi puncak cetakan pondasi
bertulang.
- Diamkan pondasi mengering dengan waktu ± 24 jam
- Setelah itu lepaskanlah cetakan pondasi.
4. Hasil yang diperoleh

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


4.3. Praktik Melakukan Pengikatan Kawat Untuk Mengunci Begel Pada Kolom
1. Keselamatan Kerja
Mahasiswa diharapkan mengenakan:
- Pakaian bengkel dengan lengkap dan rapi
- Sepatu safety
- Helm proyek
- Sarung tangan bangunan
- Masker kesehatan
2. Peralatan dan Bahan
 Alat  Bahan
- Kawat Besi - Begel Berbentuk
- Tang Catut spiral dan persegi.
- Safety Belt - Kawat Besi.
- Cetakan kayu tinggi 10cm
- Tangga Bingkai baja

3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Gunakanlah safety belt agar aman saat berada di atas tangga.
- Gunakanlah helm dan sarung tangan bangunan.
- Siapkanlah cetakan kayu dengan ukuran 10cm untuk ketinggiannya sebagai
patokan standar jarak spiral bawah dan atas.
- Masukanlah begel spiral diantara tulangan baja dibagian terluarnya.
- Ikat bagian atas ujung begel agar tidak jatuh semua ke bawah.
- Mulailah dari bawah mengikat ujung begel dengan melilitkan kawat besi
sebanyak 3 lapis diantara begel dan tulangan pondasi.
- Perkuat dengan menggunakan tang catut diputar sambil ditarik, hal itu
memungkinkan kekuatan ikatannya semakin kuat dan tidak longgar.
- Pasanglah cetakan kayu ukuran 10cm diatas begel baris pertama untuk
menentukan jarak begel baris 1 ke begel baris 2.
- Mulailah mengikat begel pada tulangan pondasi sambil memindahkan posisi
cetakan kayu ukuran 10cm semakin ke atas.

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


- Gunakanlah tangga bingkai baja untuk dapat meneruskannya sampai kebagian
teratas pondasi.
- Pastikan setiap ikatan kawat kuat dan tidak goyang.
- Sedangkan untuk pondasi berbentuk kotak, menggunakan begel persegi.
- Dilakukan dengan cara yang sama dengan pondasi bore pile.
- Menggunakan cetakan kayu tinggi 10cm.

4. Hasil yang diperoleh

4.4. Membuat Cetakan Mal Sloof


Sloof adalah suatu elemen struktural dari bangunan yang terletak diatas pondasi
yang mampu menahan beban dari struktur lain yang berada di atasnya ke struktur
pondasi dengan menolak membungkuk. Rangka bangunan yang terdiri dari kolom, balok
sloof dan balok ring semuanya terbuat dari beton bertulang yang saling berhubungan
sehingga membentuk konstruksi ruang. Konstruksi ruang ini yang nantinya mampu
menahan goyangan gempa sehingga kerusakan bangunan akibat gempa dapat diminimalisir.
Fungsi dari sloof itu sendiri:

1. Sloof bisa dikatakan sebagai tulangnya pondasi, yaitu sloof sebagai penahan dan yang
membantu pondasi dari beban di atasnya. 
2. Sloof menjadi tempat menempelnya pasangan batu merah atau batako.
3. Sloof dan pondasi berfungsi sebagai tempat berdirinya dinding atau tempat
menempelnya pasangan batu merah agar batu merah tidak mudah retak atau patah.
Apabila sloof patah maka ada pondasi yang menopang dinding.

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


4. Sloof berfungsi untuk menyalurkan beban dinding ke pondasi. Selain itu, sloof juga
berfungsi sebagi pengunci dinding agar apabila terjadi pergerakan pada tanah,
dinding tidak roboh.

1. Keselamatan Kerja
Mahasiswa diharapkan mengenakan:
- Pakaian bengkel dengan lengkap dan rapi
- Sepatu safety
- Helm proyek
- Sarung tangan bangunan
- Masker kesehatan

2. Peralatan dan Bahan


 Alat  Bahan
- Palu Besi - Papan cetakan mal ukuran
- Paku 20cm ×1,5cm×500 cm
- Meteran - Kawat besi
- Papan pendek
ukuran 15cm ×5cm
×2cm

3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Bentangkanlah papan cetakan mal secara vertikal diantara tulangan sloof dengan
jarak yang ditentukan yaitu 15cm.
- Gunakanlah papan pendek untuk menahan berdirinya cetakan sloof dengan
menggunakan paku dan palu
- Pasangkanlah papan pendek pada cetakan sloof dengan jarak tiap-tiap 1,5 meter.
- Untuk memperkuat kekokohan cetakan sloof buatlah ikatan pengkokoh dengan
menggunakan kawat dan 2 buah paku dengan cara memukulkan paku diantara
papan-papan yang berdiri, lalu dari bawah lewatkanlah kawat antara 2 papan
tersebut kemudian kaitkan kawat ke paku-paku yang ditancapkan.
- Buatlah ikatan pengkokoh sebanyak yang dibutuhkan hingga cetakan sloof kokoh
dan tidak goyah sedikitpun.
- Untuk memperkuat cetakan sloof agar tidak bergeser saat di cor, gunakanlah
papan penyangga disetiap papan kanan dan kiri yang dibuat mendorong cetakan
sloof.
- Sloof siap di cor.
4. Hasil yang diperoleh

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


4.5. Meluruskan Tulangan Besi yang Bengkok Untuk Pembuatan Pen Baja
1. Keselamatan Kerja
Mahasiswa diharapkan mengenakan:
- Pakaian bengkel dengan lengkap dan rapi
- Sepatu safety
- Helm proyek
- Sarung tangan bangunan
- Masker kesehatan
2. Peralatan dan Bahan
 Alat  Bahan
- Pleser / pembengkok - Tulangan yang bengkok
besi karena tidak sesuai
- Penahan tulangan dengan ukuran diameter
tulangan yang diinginkan

3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Ambilah tulangan yang bengkok berukuran diameter 8mm
- Gunakanlah Pleser sebanyak 2 buah untuk meluruskan bengkoknya tulangan
- Mintalah bantuan teman untuk menahan tulangan agar mudah dibengkokkan
- Jika tulangan sudah agak lurus gunakanlah penahan tulangan agar dapat
membantu meluruskan tulangan dengan ditahan dan diluruskan dengan pleser.
- Jika sudah lurus potonglah tulangan dengan panjang 55cm mengunakan
pemotong tulangan.
- Buatlah pen baja dengan cara membengkokkan salah satu ujung besi 55cm
dengan alat pleser diputar 180°.
- Lakukan kegiatan tersebut sebanyak jumlah tulangan bengkok.

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


4. Hasil yang diperoleh

4.6. Memasang Cetakan Pondasi Bore Pile


Pondasi bore pile merupakan sebuah pondasi dalam yang berbentuk layaknya tabung
panjang dan ditancapkan ke dalam tanah. Tujuan dari penggunaan pondasi ini agar
bangunan dapat berdiri dengan kokoh setelah proses pembangunan selesai. Pondasi bore
pile ini memiliki jenis dan manfaat untuk konstruksi bangunan. Penggunaan bore pile ini
difungsikan untuk mengalirkan beban berat kontruksi ke dalam lapisan tanah yang lebih
keras. Metode bore pile ini digunakan jika struktur permukaan tanah tidak kuat untuk
menahan keseluruhan beban bangunan yang akan didirikan. Metode pengeboran yang
dipakai untuk menancapkan pondasi ini menggunakan metode pengeboran berulang dengan
tingkat getaran yang rendah. Biasanya pondasi ini digunakan untuk mengamankan
bangunan bertingkat ataupun menjaga kestabilan bangunan di daerah lereng.
1. Keselamatan Kerja
Mahasiswa diharapkan mengenakan:
- Pakaian bengkel dengan lengkap dan rapi
- Sepatu safety
- Helm proyek
- Sarung tangan bangunan
- Masker kesehatan
2. Peralatan dan Bahan
 Alat  Bahan
- Tangga Bingkai baja - Cetakan pondasi bore
bangunan pile yang terbuat dari
- Kayu penyangga ukuran kayu
10cm×10cm×100cm
- Kuas
- Minyak tanah / oli
- Sapu lidi

3. Langkah Kerja
- Siapkanlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
- Membersihkan cetakan pondasi terlebih dahulu menggunakan sapu lidi
- Setelah itu mengoleskan minyak tanah / oli dicetakan pondasi dengan tujuan
agar cetakan tidak melekat terlalu kuat pada campuran mortar.
- Memasang tangga bingkai baja diantara kolom pondasi

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


- Memasang beton decking/ beton tahu sebagai acuan agar diameter pondasi yaitu
60 cm. dipasang mengelilingi pondasi bagian bawah kolom, tengah dan atas
kolom.
- Selanjutnya mendirikan salah satu bagian cetakan pondasi yang sudah dioleskan
minyak tanah/ oli dengan dilakukan oleh beberapa orang.
- Memposisikan cetakan pondasi agar pas dengan dengan beton decking.
- Selanjutnya diteruskan dengan memasang salah satu bagian lainnya dari cetakan
pondasi.
- Setelah cetakan diposisikan sejajar maka dilakukan penguncian pondasi
menggunakan besi penahan/pengunci pondasi.
- Cetakan pondasi ditahan oleh balok kayu yang dibuat menahan cetakan pondasi
agar sejajar.
- Gunakanlah pula besi penyanggah untuk menjamin kekuatan tahan cetakan
pondasi.
- Cetakan pondasi siap digunakan untuk kegiatan pengecoran pondasi bore pile.

4. Hasil yang diperoleh

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Pembuatan beton merupakan salah satu hal yang penting dalam pengerjaan
konstruksi. Beton memilik banyak kelebihan sehingga kebanyakan orang memilih beton
sebagai bahan konstruksi. Beton juga memiliki kekurangan, namun kekurangan ini dapat
diminmalisir dengan penambahan tulangan atau bahan admixture. Dalam pengerjaan beton,
kita harus terlebih dahulu memperhitungkan bahan yang dibutuhkan, kemudian
melaksanakan pengerjaan sesuai gambar kerja dan prosedur yang telah ditentukandan
tentunya pelaksanaan kerja harus efisien dan tepat waktu. Selain itu, dari hasil Lab.
Konstruksi Kerja Beton yang berlokasikan di tempat pembangunan konstruksi masjid di
Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang memberikan banyak pengalaman dan ilmu yang
tentunya sangat bermanfaat bagi kami para mahasiswa Teknik Sipil.

5.2. SARAN
- Utamakan keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan
- Ikutilah prosedur yang telah ditentukan.
- Kerjakan sesuai dengan instruksi dari instruktur.
- Dalam melaksanakan praktek kerja beton jangan ragu-ragu bertanya kepada
instruktur.
- Kerjakan praktek dengan baik, rapi, teliti serta sesuai dengan langkah-langkah
kerja yang ditentukan.
- Gunakanlah alat sesuai fungsinya

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


- Periksa semua alat sebelum bekerja
- Utamakan keselamatan dan kesehatan kerja
- Patuhi semua peraturan dan ketentuan yang berlaku di bengkel
- Pahami job yang akan dilaksanakan sebelum bekerja

**Terima Kasih**

LAMPIRAN

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


DAFTAR PUSTAKA

- Tujuan Dan Cara Pengujian Slump Beton. (2018). Diakses pada 24 Oktober 2021, dari
https://sci-geoteknik.blogspot.com/2018/02/tujuan-dan-cara-pengujian-slump-
beton.html.

- M Hadi H, ST. (2019). 10 Macam Jenis Beton Beserta Kegunaannya. Diakses pada 24
Oktober 2021, dari
https://www.ilmubeton.com/2019/10/JenisBetonDanKegunaannya.html

- Hesa. (2017). Uji Kuat Tekan Beton Di Laboratorium. Diakses pada 24 Oktober 2021,
dari https://hesa.co.id/uji-kuat-tekan-beton-di-laboratorium/

- Eticont. (2020). Non-Destructive Test Menggunakan Alat Hammer Test. Diakses pada
24 Oktober 2021, dari https://eticon.co.id/alat-hammer-test/

- Ralalicom. (2015). Penggunaan Safety Belt Sebagai Pelindung Jatuh. Diakses pada 24
Oktober 2021, dari https://news.ralali.com/penggunaan-safety-belt-sebagai-
pelindung-jatuh/

- Wikipedia. Gerobak tangan, (online), ( https://id.wikipedia.org/wiki/Gerobak_tangan


, diakses pada 25 Oktober 2021 ).

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD


- Wikipedia. Besi Beton, ( online ), (https://id.wikipedia.org/wiki/Besi_beton, diakses
pada 25 Oktober 2021 ).

- Batu Split: Jenis, Ukuran, Fungsi, dan Update Harga Terbaru. ( 2021) . Diakses pada 25
Oktober 2021, dari https://www.rumah.com/panduan-properti/batu-split-41776

- Eticont. (2021). Mengenal Pondasi Bore Pile Beserta Jenis dan Kelebihannya. Diakses
pada 27 Oktober 2021, dari https://eticon.co.id/pondasi-bore-pile/

MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD

Anda mungkin juga menyukai