BETON
OLEH
KELOMPOK VI
OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2022
2
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I Penguji II
Mengesahkan Mengetahui
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
Rahmat-Nya kepada kami, sehingga laporan resmi ini dapat selesai tepat pada
waktunya sesuai dengan yang di harapkan. Laporan Praktikum ‘‘ BETON ’’ ini di
susun agar mahasiswa dapat mengetahui tentang bagaimana sifat dan kekuatan
beton. Dengan telah tersususnya laporan resmi Beton, maka kami selaku
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
Akhir kata, saya berharap semoga Laporan Resmi Beton ini dapat
bermanfaat dan memberikan ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Team Penyusun
4
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Maksud Dan Tujuan..................................................................................1
1.3. Manfaat Praktikum....................................................................................2
1.4. Waktu Dan Tempat Praktikum..................................................................2
BAB II TNJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1. Pengertian Praktikum................................................................................3
2.2. Bahan Campuran Beton.............................................................................3
2.2.1 Semen.................................................................................................3
2.2.2 Agregat...............................................................................................5
2.2.3 Air Untuk Adukan Beton...................................................................5
2.3. Analisa Saringan Pasir...............................................................................6
2.4. Analisa Saringan Batu Pecah....................................................................9
2.5. Perencanaan Mix Desain Beton Normal.................................................11
2.6. Pengujian Slump Beton...........................................................................25
2.7. Penentuan Berat Isi Beton Dan Banyaknya Beton Per Sak Semen.........27
2.8. Pengujian Kekuatan Beton......................................................................30
BAB III HASIL DAN PEMBHASAN................................................................34
3.1. Analisa Saringan Pasir.............................................................................34
3.2. Analisa Saringan Batu Pecah..................................................................37
3.3. Perencanaan Mix Desain Beton Normal.................................................39
3.4. Pengujian Slump Beton...........................................................................50
5
3.5. Penentuan Berat Isi Beton dan Banyaknya Beton Per Sak Semen..........50
3.6. Pengujian Kekuatan Tekan Beton...........................................................52
BAB IV PENUTUP..............................................................................................55
4.1. Kesimpulan..............................................................................................55
4.2. Saran........................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................56
LAMPIRAN..........................................................................................................57
6
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR GAMBAR
8
DAFTAR LAMPIRAN
9
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
2
3
2.1.Pengertian Praktikum
2.2.1 Semen
Semen ditemukan oleh JOSEPH ASPDIN pada tahun 1824.
Semen adalah bahan yang bertindak sebagai pengikat untuk agregat.
Jika dicampur dengan air, semen akan berubah menjadi pasta. Reaksi
kimia antara semen dengan air akan menghasilkan panas dan sifat
perkerasan pada pasta semen. Pada zaman sekarang telah ditemukan
berbagai jenis semen dengan sifat – sifat karakteristik yang berbeda.
Berikut ini merupakan jenis – jenis semen :
1. Semen Tipe I
Semen biasa digunakan untuk pembuatan beton bagi kontruksi
beton yang tidak dipengaruhi oleh sifat – sifat lingkungan yang
mengandung bahan – bahan sulfat dan perbedaan temperature yang
4
ekstrim. Pemakaian semen tipe ini umumnya untuk kontruksi beton
5
6
2.2.2 Agregat
Agregat terbagi menjadi dua macam yaitu, agregat halus
dan kasar. Agregat halus pada umumnya terdiri dari pasir atau
partikel yang lewat saringan #4 atau 5 mm, sedangkan agregat
kasar tidak lewat dari saringan tersebut. Ukuran maksimum
agregat kasar dalam struktur beton diatur dalam peraturan untuk
kepentingan berbagai komponen. Namun pada dasarnya
bertujuan agar agregat dapat masuk atau lewat diantara sela –
sela tulangan atau acuan.
Umumnya penggunaan bahan agregat dalam adukan beton
mencapai jumlah lebih kurang 70% - 75% dari seluruh volume
massa padat beton. Untuk membentuk massa padat diperlukna
susunan gradasi butiran agregat yang baik. Disamping bahan
harus mmepunyai cukup kekerasan, sifat kekal, tidak bersifat
reaktif terhadap alkali dan tidak mengandung bagian – bagian
kecil (< 70 micron) atau lumpur.
Agregat yang umum dipakai adalah pasir, kerikil atau batu
pecah. Pemilihan agregat tergantung dari :
1. Syarat – syarat yang ditentukan beton
2. Persediaan lokasi pembuatan beton
3. Perbandingan yang telah ditentukan antara biaya dan mutu
4. Agregat tersebut harus bersih
5. Keras dan bebas dari penyerapan kimia
6. Tidak bercampur dengan tanah liat atau lumpur
7. Distribusi/gradasi ukuran agregat memenuhi ketentuan yang
berlaku.
2.2.3 Air Untuk Adukan Beton
Karena pengerasan beton berdasarkan reaksi antara semen
dan air, maka sangat diperlukan pemeriksaan apakah air yang
akan digunakan memenuhi syarat – syarat tertentu. Air ini harus
memenuhi syarat – syarat yang lebih tinggi dari pada air untuk
pembuatan beton. Air yang dapat diminum dapat digunakan
8
untuk air adukan beton, akan tetapi air yang dapt digunakan
untuk adukan beton tidak berarti dapat diminum. Misalkan air
untuk perawatan selanjutnya keasaman tidak boleh PH > 6, juga
tidak boleh terlalu sedikit mengandung kapur.u adukan beton
dinamakan.
Nilai banding berat air dan semen untuk suatu adukan
beton dinamakan Water Content Ratio (WC ratio atau W/C).
agar terjadi proses hidrasi yang sempurna dalam adukan beton,
pada umumnya dipakai nilai Water Cement Ratio 0,40 – 0,60
tergantung mutu beton yang hendak dicapai. Semakin tinggi
mutu beton yang akan dicapai umumnya menggunakan nilai
Water Cement Ratio semakin rendah, sedangkan di lain pihak,
untu menambah daya workability (kelecakan, sifat mudah
dikejakan) diperlukan nilai Water Cement Ratio yang lebih
tinggi.
1. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui gradasi pasir dan modulus kehalusan (Fineness
Modulus)
2. Peralatan dan bahan
Adapun peralatn dan bahan yang akan digunakan pada percobaan analisa
saringan pasir, yaitu :
1. 1 set ayakan yang terdiri atas beberapa ukuran 3.25 mm (3/8”), 2,36
mm (8”), 1,70 mm (12”), 1.18 mm (16”), 0.60 mm (30”), 0,425 mm
(40”), 0.30 mm (50”), 0.15 mm (100”), 0.075 mm (200”).
2. Timbangan denga ketelitian 1 gr
3. Mesin ayak
3. Prosedur Percobaan
1. Susun ayakan sesuai urutan diameter lubang, lalu letakkan diatas
mesin ayak.
2. Timbang 1000 gr pasir kering (setelah dikeringkan dalam mesin
9
120
100 100
100 95 100
90
80
70
60 60
40 34
30
20
20
10 15
5
0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
120
40
30 35
20
10
8
0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
120
60 60
40
40
20
10
12
0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
120
60
50
40
20 15
15
0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
1. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui gradasi kerikil dan modulus kehalusan
(Fineness Modulus)
2. Peralatan dan bahan
Adapun peralatan dan bahan yang akan digunakan pada percobaan
analisa saringan batu pecah, yaitu :
1. 1 set ayakan yang terdiri atas beberapa ukuran
7.62 mm (3”), 50.8 mm (2”), 3.81 mm (1 ½ ”), 25.4 mm (1”), 4.75 mm
(4”), 2.36 mm (8”), 0.15 mm (100”).
3. Prosedur Percobaan
1. Susun ayakan sesuai urutan diameter lubang, lalu letakkan diatas
mesin ayak.
2. Timbang 1000 gr batu pecah (setelah dikeringkan dalam mesin
pengering), lau masukkan ke ayakan 76.2 mm (3”), lalu ayakan teratas
ditutup.
12
120
100
100 100
85
80
60
50
40
20
10
0 0
4.8 9.6 19 38 76
120
100 100
100 100
95
80
60
60
40
30
20
10
0 0
4.8 9.6 19 38 76
120
100 100
100 95
100
80 70
60
40
40 35
20
5 10
0 0
4.8 9.6 19 38 76
1. Ambil kuat tekan beton yang didisyaratkan f’c pada umur tertentu
2. Hitung deviasi standart menurut ketentuan
Deviasi standart yang diperoleh dari pengalaman dari lapangan dapat
dihitung menggunakan rumus berikut,
√∑
n
2
(Xi-X ¿
S= 1=1
…………………………………….……...…(1)
¿
n-1
Dengan :
S = deviasi standart
Xi = kuat tekan beton yang didapat dari masing – masing benda uji
Tabel 2.1 Faktor Pengali Untuk Deviasi Standar Bila Data Hasil Uji Yang
15 1,16
20 1,08
25 1,03
A. Bila data lapangan ada sebanyak 15 sampai 29, dengan kata lain tidak
dalam jumlah 30 buah untuk menetapkan deviasi standar benda uji,
maka penentuan kekuatan tekan rata-rata perlu harus berdasarkan
factor penggali menurut table 2.1 dan ketentun table 2.2
B. Bila tidak ada data uji sebelumnya atau benda uji kurang dari 15 untuk
menetapkan deviasi standar benda uji, maka penentuan kekuatan tekan
rata-rata perlu harus berdasarkan ketentuan table 2.3
Tabel 2.2 Kekuatan tekan rata-rata perlu bila data tersedia untuk
menetapkan deviasi standar benda uji
Tabel 2.3 Kekuatan tekan rata-rata perlu bila data tersedia untuk
menetapkan deviasi standar benda uji
f. Tarik garis tegak lurus kebawah melalui titik potong tersebut untuk
mendapatkan faktor air semen yang diperlukan.
6. Tetapkan faktor air semen maksimum dengan menggunakan tabel 2.5
(dapat ditetapkan sebelumnya atau tidak). Jika nilai faktor air semen yang
diperoleh dari butir 7 diatas lebih kecilk dari yang dikehendaki, maka
yang dipakai ialah yang terendah;
7. Tetapkan slump;
8. Tetapkan ukuran agregat maksimum;
9. Tentuksn nilai kadar air bebas menurut tabel 2.4 dengan rumus sebagai
berikut :
2/3 wh + 1/3 wk
Dimana : wh = perkiraan jumlah air untuk agregat halus
wk = perkiraan jumlah air untuk agregat kasar
10. Hitung jumlah semen atau kadar semen yang besarnya adalah kadar air
bebas dibagi faktor air semen,
11. Jumlah semen maksimum jika tidak ditetapkan, dapat diabaikan.
12. Tentukan jumlah semen seminimum mungkin menurut tabel 2.5
13. Tentukan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah
karena lebih kecil dari jumlah semen minimum yang ditetapkan (atau
lebih besar dari jumlah semen maksimum yang diisyaratkan), maka faktor
air semen harus diperhitungkan kembali;
14. Tentukan susunan besar butir agregat halus (pasir) jika agregat halus
sudah dikenal dan sudah dilakukan analisa ayakan menurut standar yang
berlaku, maka kurva dari pasir ini dapat dibandingkan dengan kurva –
kurva yang tertera dalam gambar 2.1 s/d 2.4
15. Tentukan susunan agregat kasar menurut gambar 2.6 s/d 2.8
16. Tentuka presentase pasir dengan menggunaka, dengan diketahui ukuran
agregat maksimum, slump, faktor air semen, dan daerah susunan butir
agregat, maka jumlah presentase pasir yang diperlukan dapat dibaca
melalui gambar 2.3 s/d 2.5.
17. Hitung berat relative agregat (SSD) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
17
TABEL/GRAFIK/
NO URAIAN NILAI
PERHITUNGAN
…… N/mm2pada 28
Kuat tekan yang disyaratkan
1 Ditetapkan hari, bagian cacat 5%,
(benda uji silinder/kubus)
k = 1,64
……. N/mm2 atau
2 Deviasi standart (Sr)
tanpa data …. N/mm2
Kuat rata – rata yang
3 1+3 ….. + ……. =
ditargetkan
4 Jenis semen Ditetapkan ………
5 Jenis Agregat : Kasar Ditetapkan ………
Jenis Agregat : Halus Ditetapkan ………
6 Faktor air – semen bebas Tabel 2.3 ………
Gambar 2.9 atau (ambil nilai yang
Gambar 2.10 terendah)
Faktor air – semen
7 Tabel 2.5 …………
maksimum
8 Slump Ditetapkan ………… mm
9 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan …………. mm
10 Kadar air bebas Tabel 2.4 ………… kg/m3
11 Jumlah semen 10 : 7 / 6 …………. kg/m3
12 Jumlah semen maksimum Ditetapkan …………. kg/m3
…………. kg/m3
(pakai bila lebih besar
13 Jumlah semen minimum Tabel 2.5
dari 12,lalu hitung
15)
Faktor air semen yang
14 …………..
disesuaikan
Susunan besar butir agregat Daerah gradasi
15 Gambar 2.1 s/d 2.4
halus susunan butir …..
Susunan besar butir agregat Daerah gradasi
16 Gambar 2.6 s/d 2.8
kasar atau gabungan susunan butir …..
17 Persen agregat halus Gambar 2.3 s/d 2.5 ……… persen
Berat jenis relatif agregat
18 Diketahui/dianggap ………….
(kering permukaan)
19 Berat jenis (isi) beton Gambar 2.6 …………. kg/m3
19
TABEL/GRAFIK/
NO URAIAN NILAI
PERHITUNGAN
20 Kadar agregat gabungan 19 – (11 + 10) ….. - …… = …kg/m3
21 Kadar agregat halus 17 x 20 ….. x ……= .. kg/m3
22 Kadar agregat kasar 20 – 21 … ..- .….. = … kg/m3
(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)
Tabel 2.3 Perkiraan Kekuatan Beton (Mpa) Beton Dengan Faktor Air
Semen, Dan Agregat Kasar Yang Biasa Dipakai Di Indonesia
Tabel 2.4 Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) Yang Dibutuhkan Untuk
Beberapa Tingkat Kemudahan Pengerjaan Adukan Beton
Untuk suhu diatas 25ºC, harus ditambah air 5 liter per m3 adukan beton
Tabel 2.5 Persyaratan Jumlah Semen Minimum Dan Faktor Air Seme Maksimum
Untuk Berbagai Macam Pembetonan Dalam LingkunganKhusus
Tabel 2.6 Ketentuan untuk beton yang berhubungan dengan air, tanah yang
mengandung sulfat
Tipe I
dengan
1 < 0,2 < 1,0 < 0,3 atau tanpa 80 300 350 0,5
pozolan
(15 - 40%)
Tipe I
dengan
atau tanpa 290 330 380 0,5
pozolan
(15 - 40%)
Tipe I (15
0,2 -
2 1,0 - 1,9 0,3 -1,2 - 40%)
0,5
atau
270 310 360 0,55
semen
portland
pozolan
Tipe II
250 290 340 0,55
atau V
Tipe I
pozolan
(15 - 40%)
atau 340 380 430 0,45
3 0,5 - 1 1,9 - 3,1 1,2 - 2,5 semen
portland
pozolan
Tipe II
290 330 380 0,5
atau V
1,0 - Tipe II
4 3,1 - 5,6 2,5 - 5,0 330 370 420 0,45
2,0 atau V
Tipe II
Lebih Lebih dari atau V dan
5 Lebih dari 5,6 330 370 420 0,45
dari 2,0 5,0 lapisan
elindung
(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)
22
Kandungan semen
40mm 20mm
Tipe I + pozolan
(15 - 40%) atau
0,45 340 380
Bertulang semen portland
air payau pozolan
atau
prategang Tipe II atau
0,5 290 330
Tipe V
Tipe II atau
air laut 0,45 330 370
Tipe V
23
Gambar 2.9 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (benda Uji
Silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm)
Gambar 2.10 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (benda Uji
kubus 150 x 150 x 150 mm)
Gambar 2.11 Persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan untuk
ukuran butir maksimum 10 mm
Gambar 2.12 Persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan untuk
ukuran butir maksimum 20 mm
26
(Sumber:SNI–03–2834–2000)
Gambar 2.13 Persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan untuk
ukuran butir maksimum 40 mm
Gambar 2.14 Perkiraan berat isi beton basah yang telah selesai didapatkan
A. Tujuan Percobaan
C. Prosedur Percobaan
Berikut ini merupakan prosedur pengujian slump beton :
1. Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah
2. Letakkan cetakan diatas pelat
3. Letakkan cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam tiga lapis.
Tiap lapis kira – kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan
tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata. Tongkat
pemadat harus masuk tepat sampai lapisan bawah tiap – tiap lapisan.
Pada lapisan pertama, penusukan bagian tepi dilakukan dengan
tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan dinding cetakan.
4. Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat. Tunggu selama ½ menit, dan dalam jangka waktu ini semua
kelebihan beton segar harus dibersihkan.
5. Cetakan diangkat pelahan – lahan secara tegak lurus ke atas.
6. Baliklah cetakan dan letakkan disamping benda uji.
7. Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi
cetakan dengan tinggi rata – rata dari benda uji.
D. Perhitungan
Perhitungan nilai slump dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
Nilai slump = (tinggi cetakan) – (tinggi rata – rata benda uji)….………(6)
CATATAN
2.7.Penentuan Berat Isi Beton Dan Banyaknya Beton Per Sak Semen
A. Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan berat isi beton dan
banyaknya beton per sak semen. Berat isi beton dan banyaknya beton
adalah berat beton per satuan isi.
B. Peralatan dan Bahan
Adapun peralatan dan bahan yang akan digunakan pada percobaan
ini, yaitu :
1. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh.
2. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm. ujung
dibulatkan dan sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
3. Alat perata
4. takaran dengan kapasitas dan penggunaan
5. contoh beton segar sesuai dengan kapasitas tertentu
Berikut ini merupakan gambar peralatan yang akan digunakan,
Gambar 2.17 Cetakan kubus ukuran 150 x 150 mm dan cetakan silinder
ukuran 150 x 300 mm
C. Prosedur Percobaan
Berikut ini merupakan langkah – langkah pengujian berat isi dan
banyaknya beton per sak semen.
A. Tujuan Percobaan
Menentukan kekuatan tekan beton berbentuk silinder maupun
kubus yang dibuat dan dirawat (curing)di laboratorium. Kekuatan tekan
beton adalah beban per satuan luas yang menyebabkan beton hancur.
B. Peralatan dan Bahan
Adapun peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam
pengujian kekuatan tekan beton, yaitu :
1. Mesin Penguji
2. Beton yang sudah dirawat (curing) selama waktu yang telah
ditentukan.
Berikut ini merupakan gambar mesin penguji yang akan
digunakan pada saat pengujian kekuatan beton :
C. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan uji kekuatan tekan beton dapat dilakukan
33
CATATAN :
Beberapa ketentuan khusus yang harus diikuti sebagai berikut :
1. Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 20 x 20 x 20 cm
cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap – tiap lapis
dipadatkan dengan 29 kali tusukan, tongkat pemadat diameter 16
mm, panjang 600 mm.
2. Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm
cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap – tiap lapis
dipadatkan dengan 32 kali tusukan, tongkat pemadat diameter 10
mm, panjang 300 mm.
3. Benda uji bebentuk kubus tidak perlu dilapisi
4. Bila tidak ada ketentuan lain konversi kuat tekan beton dari bentuk
kubus ke bentuk silinder, maka gunakan angka perbandingan kuat
tekan seperti berikut :
Tabel 2.8 Daftar Konversi
Kubus : 15 cm x 15 cm x 15 cm 1,0
: 20 cm x 20 cm x 20 cm 0,95
Silinder : 15 x 30 cm 0,83
Ukuran Berat %
Berat tertahan % Lolos
saringan tertahan tertahan
kumulatif (gr) kumulatif
mm inch (gr) kumulatif
4,75 4 40 40 4,061 95,935
2,36 8 67 107 10,863 89,137
1,70 12 87 194 19,695 80,305
1,18 16 112 306 31,065 68,935
0,60 30 279 585 59,391 40,609
0,425 40 124 709 71,980 28,020
0,30 50 26 735 74,619 25,381
0,15 100 193 928 94,213 5,787
0,075 200 42 970 98,477 1,523
Pan 15 985 100 0
Jumlah
(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)
Analisa Perhitungan :
36
40 gr
= x 100 % = 4,0609 %
9 8 5 gr
37
38
3. % Lolos Kumulatif
Pada ukuran saringan 4,75
= 100% - % tertahan kumulatif uk. saringan 4,75
= 100 % – 4,0609 %
= 95,939 %
80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40
Lolos Komulatif
20
0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
Ukuran Saringan
80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40 Lolos Komulatif
20
0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
Ukuran Saringan
Persen Kumulatif
80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40 Lolos Komulatif
20
0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
Ukuran Saringan
80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40 Lolos Komulatif
20
0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
Ukuran Saringan
a.
Ukuran Berat
Berat
saringan tertahan % tertahan % Lolos
tertahan
kumulatif kumulatif kumulatif
mm inch (gr)
(gr)
76,2 3 0 0 0 100
50,8 2 0 0 0 100
38,1 1½ 0 0 0 100
25,4 1 25 25 2,5125 97,487
19,1 ¾ 265 290 29,1457 70,854
13,2 ½ 522 812 81,608 18,392
9,5 3/8 121 933 93,7688 6,231
4,75 #4 62 995 100 0
2,36 #8 0 0 0 100
0,15 100 0 0 0 100
Pan 0 0 0 100
Jumlah 995
(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)
Analisa Perhitungan :
25 gr
= x 100 % = 2,513 %
9 9 5 gr
3. % Lolos Kumulatif
Pada ukuran saringan 4,75
= 100% - % tertahan kumulatif uk. saringan 4,75
= 100 % – 4,0609 %
= 95,939 %
80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40 Lolos Komulatif
20
0
4.8 9.6 19 38 76
Ukuran Saringan
80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40 Lolos Komulatif
20
0
4.8 9.6 19 38 76
Ukuran Saringan
80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40 Lolos Komulatif
20
0
4.8 9.6 19 38 76
Ukuran Saringan
Tabel/Grafik/
No. Uraian Nilai
Perhitungan
Kuat tekan yang 14 N/mm2 pada 28 hari,
1. disyaratkan (Benda Ditetapkan bagian cacat 5%,
uji Silinder) k = 1,64
2. Deiviasi standar (Sr) - -
Fcr' = Fc' +7,0
Kekuatan rata-rata Tabel 5.2 atau
3. = 21 + 7,0
yang ditargetkan Tabel 5.3
= 21 Mpa
4. Jenis semen Ditetapkan Tipe I
5. Jenis Agregat kasar Ditetapkan Kerikil
43
Tabel 3.3 Perkiraan Kekuatan Beton (Mpa) Dengan Faktor Air Semen,
Gambar 3.10 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (benda Uji
Silinder Diameter 150 mm, Tinggi 300 mm).
Berdasarkan grafik Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen
(benda Uji Silinder Diameter 150 mm, Tinggi 300 mm). didapat faktor air
semen untuk mix design yaitu 0,69.
Tabel 3.4 Persyaratan Jumlah Semen Minimum Dan Faktor Air Semen
Maksimum Untuk Berbagai Macam Pembetonan Dalam Lingkungan Khusus
a. Air Tawar
Ukuran Besar
Butir Agregat Jenis Agregat - - - -
Maksimum
47
Batu tak
150 180 205 225
10 dipecahkan
Batu tak
135 160 180 195
20 dipecahkan
Batu tak
115 140 160 175
40 dipecahkan
= 116,667 + 68,333
= 185 kg/m3
Gambar 3.11 persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan
untuk ukuran butir maksimum 40 mm
Gambar 3.12 perkiraan berat isi beton basah yang telah selesai didapatkan
Berdasarkan grafik perkiraan nilai berat isi beton yang didapat untuk
mix design, yaitu 2450 kg/m3.
49
Analisa perhitungan :
1. Jumlah semen
= 308,333 kg/m3
Diketahui :
= 1,064 + 1,724
= 2,788
= 1996,667 kg/m3
50
= 40 % x 1996,667 kg/m3
= 798,667 kg/m3
= 1198 kg/m3
Analisa Perhitungan :
1. Koreksi campuran
51
= 185,696 Kg/Lt
= 798,348 Kg
= 1197,623 Kg
= 0,0053
= 0,984 Kg/Lt
10%)
= 3,247 Kg/Lt
Ukuran Berat
% Lolos Berat
saringan % tertahan tertahan
kumulatif tertahan
kumulatif kumulatif
mm Inch (gr)
(gr)
4,75 4 95,939 4,061 0,567 0,567
2,36 8 89,137 10,863 1,516 0,949
1,70 12 80,305 19,695 2,749 1,233
1,18 16 68,935 31,065 4,336 1,587
0,60 30 40,609 59,391 8,290 3,954
0,425 40 28,020 71,98 10,048 1,758
0,30 50 25,381 74,619 10,416 0,368
0,15 100 5,787 94,213 13,151 2,735
0,075 200 1,523 98,477 13,746 0,595
Pan 0 100 13,959 0,213
Jumlah 13,595
(Sumber : Hasil Praktikum Teknologi Beton dan Perhitungan, 2022)
Ukuran Berat
Berat
saringan % Lolos % tertahan tertahan
tertahan
kumulatif kumulatif kumulatif
mm Inch (gr)
(gr)
76,2 3 100 0 0 0
50,8 2 100 0 0 0
38,1 1½ 100 0 0 0
25,4 1 97,487 2,513 0,526 0,526
19,1 ¾ 70,854 29,146 6,104 5,578
13,2 ½ 18,392 81,608 17,090 10,986
9,5 3/8 6,231 93,769 19,637 2,547
4,75 #4 0 100 20,942 1,305
2,36 #8 100 0 0 0
0,15 100 100 0 0 0
Ukuran Berat
Berat
saringan % Lolos % tertahan tertahan
tertahan
kumulatif kumulatif kumulatif
mm Inch (gr)
(gr)
Pan 100 0 0 0
53
Jumlah 20,942
(Sumber : Hasil Praktikum Teknologi Beton dan Perhitungan, 2022)
3.5. Penentuan Berat Isi Beton dan Banyaknya Beton Per Sak Semen
1/Y
D
Percobaan Wb (Kg) V (m )
3
Y(m /sak)
3
(Sak/m3)
(Kg/m3)
1. 12,833 0,0053 2566,6 0,126 7,937
2. 13,029 0,0053 2458,302 0,131 7,634
3. 12,705 0,0053 2397,169 0,135 7,407
Rata - Rata 12,856 0,0053 2474,024 0,392 22,978
(Sumber : Hasil Praktikum Teknologi Beton dan Perhitungan, 2022)
Analisa Perhitungan :
308,333 kg/m3
1. Semen ¿ × 40 kg = 40 kg
308,333 kg/m3
185,696 kg/m 3
Air = × 40 kg = 24,090 kg
308,333 kg/m 3
798.348 kg/m3
Pasir = × 40 kg = 103,569 kg
308,333 kg/m3
1197,623 kg/m3
Kerikil = × 40 kg = 155,367 kg
308,333 kg/m3
W total = Semen + Air + Pasir + Kerikil
= 40 kg + 24,090 kg + 103,569 kg + 155,367 kg
= 323,026 kg
= 0,0053
W 31 12,833
D1 = = = 2556,6 kg/m3
0,00 53 0,00 53
W 32 13,029
D2 = = = 2458,302 kg/m3
0,00 535 0,00 53
W 33 12,705
D3 = = = 2397,169 kg/m3
0,00 53 0,00 53
W 32,026
2. Y1 = = = 0,186 m3/sak
D1 2556.6
W 32,026
Y2 = = = 0,131 m3/sak
D2 24 58,302
W 32,026
Y3 = = = 0,135 m3/sak
D3 2397,169
3. Banyaknya Semen 1/Y
1/0,125 = 7,937
1/131 = 7,634
1/0,135 = 7,407
55
Tanggal
Teganga
Umu Tekanan Konfersi
N Berat n
r Hancur Umur Teg.
o Buat Uji (kg) Hancur
(Hr) (N) Hancur
(N/mm2)
(N/mm2)
12,85 168333,33
Rata – rata 9,531 13,615
6 3
Analisa Perhitungan :
= 0,0053
1. Tegangan Hancur
P
Tegangan hancur benda uji 1 =
A
185000 N
= 2
17662,5mm
= 10,474 N/mm2 (Mpa)
56
P
Tegangan Hancur benda uji 2 =
A
165,000 N
= 2
17662,5mm
= 9,342 N/mm2 (Mpa)
P
Tegangan Hancur benda uji 3 =
A
155000 N
=
17662,5mm 2
= 8,776 N/mm2 (Mpa)
2. Konfersi Umur Teg. Hancur
P
Konfersi Umur Teg. Hancur benda uji 1 =
AxK
185000 N
=
12363 ,75 N/mm2 x 0,7
= 14,965 N/mm2
P
Konfersi Umur Teg. Hancur benda uji 2 =
AxK
165000 N
=
12363 ,75N /mm2 x 0,7
= 13,345 N/mm2
P
Konfersi Umur Teg. Hancur benda uji 3 =
AxK
155000 N
=
12363 ,75 N/mm2 x 0,7
= 12,537 N/mm2
14,965 + 13,345 + 12,537
3. Konfersi Umur Tegangan Hancur =
3
= 13,615 N/mm2
Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan didapatkan nilai tegangan
hancur pada benda uji 1 yaitu 10,474 Mpa, pada benda uji 2 yaitu 9,342 Mpa,
pada benda uji 3 yaitu 8,776 Mpa . Ketiga benda uji tidak memenuhi kuat
tekan yang diisyaratkan yaitu sebesar 14 Mpa dan tidak memenuhi kekuatan
rata – rata yang ditargetkan yaitu sebesar 21 Mpa. Hal ini disebabkan oleh
ketidaktelitian saat perencanaan mix design, kebersihan agregat yang
57
digunakan, perawatan beton yang tidak maksimal serta human error. Hasil kuat
tekan beton sangat dipengaruhi metode pengadukan secara manual dan secara
mekanis (mixer). Pada pengadukan secara mekanis (mixer) dapat
menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengadukan
manual.
(Sumber : Yusrizal Rahmadi, Wesli, David Sarana, Said Jalalul Akbar. 2017)
58
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan di atas dapat disimpulkan
bahwa pada Percobaan Analisa Saringan Agregat Halus (Pasir)
pada daerah susunan butir berada susunan butir sedang atau
zona 2 dan Percobaan Analisa Saringan Kasar (Kerikil) berada
pada batas gradasi kerikil atau koral ukuram maksimum 40 mm
atau zona 3.
4.2. Saran
59
DAFTAR PUSTAKA
60
LAMPIRAN
61