Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PRAKTIKUM

BETON

OLEH
KELOMPOK VI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIRARAJA MADURA
2022
LAPORAN PRAKTIKUM
BETON

OLEH :

IANATUS SHOLEHA 719.5.1.1067


NINDI HOSRIAWATI 719.5.1.1044
IRFAN DWI HARSONO 719.5.1.1082
KHOIRUR ROHMAN 719.5.1.1097
ANANDA INDRIA GANDY 718.5.1.0965

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIRARAJA MADURA

2022

2
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum yang disusun oleh kelompok VIII dan telah


dipertahankan didepan penguji pada tanggal........

Penguji I Penguji II

(ANITA INTAN NURA DIANA, MT.) (ACH. DESMANTRI RAHMANTO,MT.)

Mengesahkan Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Sipil Kepala Labotaroium Teknik Sipil

(AHMAD SUWANDI, MT) (ACH. DESMANTRI RAHMANTO, MT.)

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
Rahmat-Nya kepada kami, sehingga laporan resmi ini dapat selesai tepat pada
waktunya sesuai dengan yang di harapkan. Laporan Praktikum ‘‘ BETON ’’ ini di
susun agar mahasiswa dapat mengetahui tentang bagaimana sifat dan kekuatan
beton. Dengan telah tersususnya laporan resmi Beton, maka kami selaku
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepada Ibu Cholilul Chayati, MT. selaku Dekan Fakultas Teknik


Universitas Wiraraja Madura.
2. Kepada Bapak Ahmad Suwandi, MT. selaku Kepala Program Studi
Teknik Sipil Universitas Wiraraja Madura.
3. Kepada Bapak Ach. Desmantri Rahmanto, MT. selaku Kepala
Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Wiraraja Madura.
4. Kepada Bapak Subaidillah Fansuri, MT. selaku dosen pembimbing kami
5. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan kepada kita semua.
6. Teman-teman Fakultas Teknik yang sudah ikut membantu dalam
menyelesaikan Laporan ini.
7. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun telah berusaha agar laporan ini sempurna, jika terdapat
kesalahan dalam laporan ini kami mohon maaf. Saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk perbaikan kedepan.

Akhir kata, saya berharap semoga Laporan Resmi Beton ini dapat
bermanfaat dan memberikan ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.

Sumenep, 27 July 2022

Team Penyusun

4
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Maksud Dan Tujuan..................................................................................1
1.3. Manfaat Praktikum....................................................................................2
1.4. Waktu Dan Tempat Praktikum..................................................................2
BAB II TNJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1. Pengertian Praktikum................................................................................3
2.2. Bahan Campuran Beton.............................................................................3
2.2.1 Semen.................................................................................................3
2.2.2 Agregat...............................................................................................5
2.2.3 Air Untuk Adukan Beton...................................................................5
2.3. Analisa Saringan Pasir...............................................................................6
2.4. Analisa Saringan Batu Pecah....................................................................9
2.5. Perencanaan Mix Desain Beton Normal.................................................11
2.6. Pengujian Slump Beton...........................................................................25
2.7. Penentuan Berat Isi Beton Dan Banyaknya Beton Per Sak Semen.........27
2.8. Pengujian Kekuatan Beton......................................................................30
BAB III HASIL DAN PEMBHASAN................................................................34
3.1. Analisa Saringan Pasir.............................................................................34
3.2. Analisa Saringan Batu Pecah..................................................................37
3.3. Perencanaan Mix Desain Beton Normal.................................................39
3.4. Pengujian Slump Beton...........................................................................50

5
3.5. Penentuan Berat Isi Beton dan Banyaknya Beton Per Sak Semen..........50
3.6. Pengujian Kekuatan Tekan Beton...........................................................52
BAB IV PENUTUP..............................................................................................55
4.1. Kesimpulan..............................................................................................55
4.2. Saran........................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................56
LAMPIRAN..........................................................................................................57

6
DAFTAR TABEL

7
DAFTAR GAMBAR

8
DAFTAR LAMPIRAN

9
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Beton terbentuk dari campuran agregat halus, agregat kasar, semen


dan air dengan perbandingan tertentu. Beton merupakan suatu bahan
konstruksi yang banyak digunakan pada pekerjaan struktur bangunan di
Indonesia karena banyak keuntungan yang diberikan diantaranya adalah
bahan-bahan pembentuknya mudah diperoleh, mudah dibentuk, mampu
memikul beban yang berat, tahan terhadap temperatur yang tinggi, biaya
pemelihaaan kecil.
Yang perlu disadari benar dalam pembuatan beton disini ialah
perancangan komposisi bahan pembentuk beton, yang merupakan penentu
kualitas beton, yang berarti pula kualitas sistem struktur total.
Untuk memahami dan mempelajari seluruh perilaku elemen gabungan
pembentuk beton diperlukan pengetahuan tentang karakteristik masing-masing
komponen pembentuk beton yaitu semen, agregat halus, agregat kasar dan air.
Kekuatan beton pada umur tertentu tergantung pada perbandingan berat air
dan berat semen dalam campuran beton.
Pada dasarnya beton memiliki sifat dasar, yaitu kuat terhadap
tegangan tekan dan lemah tehadap tegangan tarik. Kuat tekan beton
dipengaruhi oleh jenis bahan penyusunnya, jika bahan penyusunnya bagus,
solid maka nantinya akan menghasilkan beton yang mempunyai kuat tekan
tinggi.

1.2. Maksud Dan Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum beton tersebut adalah sebagai berikut :


1. Agar dapat menambah wawasan mahasiswa agar lebih memahami
karakterisrik bahan campuran pembuat beton.
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara pembuatan beton yang benar
sehingga dapat memenuhi kualitas beton yang di rencanakan.

1
2
3

3. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara, metode yang dilakukan dalam uji


kuat tekan beton.

1.3. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum  adalah agar mahasiswa bisa memahami ilmu


mix design Beton, prosedur pelaksanaan langkah – langkah yang dilakukan.
Sehingga ketika mahasiswa / praktikan selesai dari Perguruan Tinggi
(Universitas), terjun kedunia industri mahasiswa / praktikan bisa langsung
mengaplikasikan dari kegiatan praktikum ini.

1.4. Waktu Dan Tempat Praktikum

Lokasi diadakannya pengambilan data yaitu :


Tempat : Laboratorium Teknik Sipil

Universitas Wiraraja Madura

Waktu : 08:00 – Selesai

Hari / Tanggal : Senin, 20 - 23 Juni 2021


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Praktikum

Kata praktikum berasal dari kata practiqu / pratique (Prancis),


practicus (Latin), atau praktikos (Yunani) yang secara harfiah berarti “aktif”
atau prattein / prassein (Yunani) yang berarti “ mengerjakan”. Dalam bahasa
Inggris, praktikum bermakna sama dengan excersice (exercice) [Prancis],
exercitium / execere [Latin] yang secara harfiah berarti “tetap aktif/sibuk”
yang juga bermakna sama dengan “latihan” atau “responsi” ( Penilaian
Praktikum, Hafni Sarmila, 2013).
Menurut Djamarah dan Zain (2002:95) memberi pengertian bahwa metode
praktikum adalah proses pembelajaran dimana peserta didik melakukan dan
mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek, keadaan dan proses dari
materi yang dipelajari tentang gejala alam dan interaksinya ( Penilaian
Praktikum, Hafni Sarmila, 2013).

2.2.Bahan Campuran Beton

2.2.1 Semen
Semen ditemukan oleh JOSEPH ASPDIN pada tahun 1824.
Semen adalah bahan yang bertindak sebagai pengikat untuk agregat.
Jika dicampur dengan air, semen akan berubah menjadi pasta. Reaksi
kimia antara semen dengan air akan menghasilkan panas dan sifat
perkerasan pada pasta semen. Pada zaman sekarang telah ditemukan
berbagai jenis semen dengan sifat – sifat karakteristik yang berbeda.
Berikut ini merupakan jenis – jenis semen :
1. Semen Tipe I
Semen biasa digunakan untuk pembuatan beton bagi kontruksi
beton yang tidak dipengaruhi oleh sifat – sifat lingkungan yang
mengandung bahan – bahan sulfat dan perbedaan temperature yang

4
ekstrim. Pemakaian semen tipe ini umumnya untuk kontruksi beton

5
6

pada bangunan seperti : jalan, bangunan beton bertulang,


jembatan, tangka, waduk, dan lain-lain.
2. Semen Tipe II
Semen ini digunakan untuk pencegahan serangan sulfat dari
lingkungan, seperti sistem drainase dengan kadar konsentrat yang
tinggi di dalam tanah.
3. Semen Tipe III
Tipe ini adalah tipe semen dengan waktu perkerasan yang cepat
(high early strength Portland cement). Umumnya waktu
perkerasannya kurang dari seminggu. Digunakan pada struktur
bangunan yang bekistingnya harus cepat dibuka dan akan segera
dipakai.
4. Semen Tipe IV
Semen ini adalah semen dengan hidrasi panas rendah yang
digunakan pada struktur – struktur dan, bangunan – bangunan
massif. Dimana panas yang terjadi sewaktu hidrasi merupakan
faktor penentu bagi kebutuhan beton.
5. Semen Tipe V
Semen jenis ini digunakan untuk penangkal sulfat, digunakan
untuk beton yang lingkungannya mengandung sulfat terutama pada
tanah atau air tanah dengan kadar sulfat tinggi.
6. Semen Putih
Semen ini digunakan untuk pekerjaan – pekerjaan arsitektur serta
keindahan dari struktur tersebut.
Disamping jenis semen tersebut diatas terdapat juga jenis semen
yang lebih banyak khusus, seperti :
1. Semen untuk sumur minyak (Oil Well Cement)
2. Semen kedap air (Waterproof Portland Cement)
3. Semen plastik (Plastic Cement)
4. Semen ekspansif (Expansif Cement)
5. Regulated Set Cement
7

2.2.2 Agregat
Agregat terbagi menjadi dua macam yaitu, agregat halus
dan kasar. Agregat halus pada umumnya terdiri dari pasir atau
partikel yang lewat saringan #4 atau 5 mm, sedangkan agregat
kasar tidak lewat dari saringan tersebut. Ukuran maksimum
agregat kasar dalam struktur beton diatur dalam peraturan untuk
kepentingan berbagai komponen. Namun pada dasarnya
bertujuan agar agregat dapat masuk atau lewat diantara sela –
sela tulangan atau acuan.
Umumnya penggunaan bahan agregat dalam adukan beton
mencapai jumlah lebih kurang 70% - 75% dari seluruh volume
massa padat beton. Untuk membentuk massa padat diperlukna
susunan gradasi butiran agregat yang baik. Disamping bahan
harus mmepunyai cukup kekerasan, sifat kekal, tidak bersifat
reaktif terhadap alkali dan tidak mengandung bagian – bagian
kecil (< 70 micron) atau lumpur.
Agregat yang umum dipakai adalah pasir, kerikil atau batu
pecah. Pemilihan agregat tergantung dari :
1. Syarat – syarat yang ditentukan beton
2. Persediaan lokasi pembuatan beton
3. Perbandingan yang telah ditentukan antara biaya dan mutu
4. Agregat tersebut harus bersih
5. Keras dan bebas dari penyerapan kimia
6. Tidak bercampur dengan tanah liat atau lumpur
7. Distribusi/gradasi ukuran agregat memenuhi ketentuan yang
berlaku.
2.2.3 Air Untuk Adukan Beton
Karena pengerasan beton berdasarkan reaksi antara semen
dan air, maka sangat diperlukan pemeriksaan apakah air yang
akan digunakan memenuhi syarat – syarat tertentu. Air ini harus
memenuhi syarat – syarat yang lebih tinggi dari pada air untuk
pembuatan beton. Air yang dapat diminum dapat digunakan
8

untuk air adukan beton, akan tetapi air yang dapt digunakan
untuk adukan beton tidak berarti dapat diminum. Misalkan air
untuk perawatan selanjutnya keasaman tidak boleh PH > 6, juga
tidak boleh terlalu sedikit mengandung kapur.u adukan beton
dinamakan.
Nilai banding berat air dan semen untuk suatu adukan
beton dinamakan Water Content Ratio (WC ratio atau W/C).
agar terjadi proses hidrasi yang sempurna dalam adukan beton,
pada umumnya dipakai nilai Water Cement Ratio 0,40 – 0,60
tergantung mutu beton yang hendak dicapai. Semakin tinggi
mutu beton yang akan dicapai umumnya menggunakan nilai
Water Cement Ratio semakin rendah, sedangkan di lain pihak,
untu menambah daya workability (kelecakan, sifat mudah
dikejakan) diperlukan nilai Water Cement Ratio yang lebih
tinggi.

2.3.Analisa Saringan Pasir

1. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui gradasi pasir dan modulus kehalusan (Fineness
Modulus)
2. Peralatan dan bahan
Adapun peralatn dan bahan yang akan digunakan pada percobaan analisa
saringan pasir, yaitu :
1. 1 set ayakan yang terdiri atas beberapa ukuran 3.25 mm (3/8”), 2,36
mm (8”), 1,70 mm (12”), 1.18 mm (16”), 0.60 mm (30”), 0,425 mm
(40”), 0.30 mm (50”), 0.15 mm (100”), 0.075 mm (200”).
2. Timbangan denga ketelitian 1 gr
3. Mesin ayak
3. Prosedur Percobaan
1. Susun ayakan sesuai urutan diameter lubang, lalu letakkan diatas
mesin ayak.
2. Timbang 1000 gr pasir kering (setelah dikeringkan dalam mesin
9

pengering), lau masukkan ke ayakan 3,25 mm, lalu ayakan teratas


ditutup.
3. Lakukan ayakan selama 10 menit.
4. Timbang berat pasir yang tertinggal pada masing – masing ayakan.

Grafik hubungan hasil ayakan (analisa saringan) dan % lolos kumulatif


ayakan.

120
100 100
100 95 100
90
80
70

60 60

40 34
30
20
20
10 15
5
0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6

Gambar 2.1 Batas Daerah Gradasi Pasir (Kasar) No. 1


(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)

120

100 100 100


100 100
90
90
80
75
59
60
55

40
30 35

20
10
8
0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6

Gambar 2.2 Batas Daerah Gradasi Pasir (Sedang) No.2


10

(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)

120

100 100 100 100


100 100
90
79 85
80
75

60 60

40
40

20
10
12
0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6

Gambar 2.3 Batas Daerah Gradasi Pasir (Agak Halus) No.3

(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)

120

100 100 100 100 100


100 100
95 95
90
80 80

60
50

40

20 15
15

0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6

Gambar 2.4 Batas Daerah Gradasi Pasir (Halus) No.4

(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)


11

2.4.Analisa Saringan Batu Pecah

1. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui gradasi kerikil dan modulus kehalusan
(Fineness Modulus)
2. Peralatan dan bahan
Adapun peralatan dan bahan yang akan digunakan pada percobaan
analisa saringan batu pecah, yaitu :
1. 1 set ayakan yang terdiri atas beberapa ukuran
7.62 mm (3”), 50.8 mm (2”), 3.81 mm (1 ½ ”), 25.4 mm (1”), 4.75 mm
(4”), 2.36 mm (8”), 0.15 mm (100”).

2. Timbangan dengan ketelitian 1 gr


3. Mesin ayak
Berikut ini gambar peralatan yang akan digunakan untuk analisa
saringan pasir dan batu pecah

Gambar 2.5 Satu set ayakan dan mesin ayak

(Sumber : Modul Praktikum Teknologi Beton, 2022)

3. Prosedur Percobaan
1. Susun ayakan sesuai urutan diameter lubang, lalu letakkan diatas
mesin ayak.
2. Timbang 1000 gr batu pecah (setelah dikeringkan dalam mesin
pengering), lau masukkan ke ayakan 76.2 mm (3”), lalu ayakan teratas
ditutup.
12

3. Lakukan ayakan selama 10 menit.


4. Setelah selesai, timbang berat pasir yang tertinggal pada masing –
masing ayakan.
Grafik hubungan hasil ayakan (analisa saringan) dan % lolos
kumulatif ayakan.

120
100
100 100
85
80

60
50
40

20
10

0 0
4.8 9.6 19 38 76

Gambar 2.6 Batas Gradasi Kerikil atau Koral Ukuran Maksimum 10 mm

(Sumber : Modul Praktikum Beton,2022)

120
100 100
100 100
95

80
60
60

40
30
20
10

0 0
4.8 9.6 19 38 76

Gambar 2.7 Batas Gradasi Kerikil atau Koral Ukuran Maksimum 20 mm

(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)


13

120
100 100
100 95
100

80 70
60
40
40 35
20
5 10
0 0
4.8 9.6 19 38 76

Gambar 2.8 Batas Gradasi Kerikil atau Koral Ukuran Maksimum 40 mm

(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)

2.5.Perencanaan Mix Desain Beton Normal

Cara Pengerjaan Mix Design

Langkah – langkah pembuatan rencana campuran beton normal dilakukan


sebagai berikut :

1. Ambil kuat tekan beton yang didisyaratkan f’c pada umur tertentu
2. Hitung deviasi standart menurut ketentuan
Deviasi standart yang diperoleh dari pengalaman dari lapangan dapat
dihitung menggunakan rumus berikut,

√∑
n
2
(Xi-X ¿
S= 1=1
…………………………………….……...…(1)
¿
n-1
Dengan :
S = deviasi standart
Xi = kuat tekan beton yang didapat dari masing – masing benda uji

X = kuat tekan beton rata – rata


14

Tabel 2.1 Faktor Pengali Untuk Deviasi Standar Bila Data Hasil Uji Yang

Tersedia Kurang Dari 30

Jumlah Faktor Pengali Deviasi


Pengujian Standar

Kurang dari 15 Lihat note

15 1,16

20 1,08

25 1,03

30 atau lebih 1,00

(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)

Penentuan besar standar deviasi

A. Bila data lapangan ada sebanyak 15 sampai 29, dengan kata lain tidak
dalam jumlah 30 buah untuk menetapkan deviasi standar benda uji,
maka penentuan kekuatan tekan rata-rata perlu harus berdasarkan
factor penggali menurut table 2.1 dan ketentun table 2.2
B. Bila tidak ada data uji sebelumnya atau benda uji kurang dari 15 untuk
menetapkan deviasi standar benda uji, maka penentuan kekuatan tekan
rata-rata perlu harus berdasarkan ketentuan table 2.3

Tabel 2.2 Kekuatan tekan rata-rata perlu bila data tersedia untuk
menetapkan deviasi standar benda uji

Kekuatan tekan disyaratkan, Kekuatan tekan rata-rata perlu,


Mpa Mpa
Gunakan nilai terbesar yang
dihitung dari Pers. (5-1) dan (5-2)
f’c ≤ 35
F’cr = f’c + 1,34 Ss (5-1)
F’cr = f’c + 2,33 Ss – 3,5 (5-2)
15

Kekuatan tekan disyaratkan, Kekuatan tekan rata-rata perlu,


Mpa Mpa
Gunakan nilai terbesar yang
dihitung dari Pers. (5-1) dan (5-2)
F’cr = f’c + 1,34 Ss
F’c ≥ 35
(5-1)
F’cr = 0,90 f’c + 2,33 Ss – 3,5
(5-2)
(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)

Tabel 2.3 Kekuatan tekan rata-rata perlu bila data tersedia untuk
menetapkan deviasi standar benda uji

Kekuatan tekan disyaratkan, Kekuatan tekan rata-rata perlu,


Mpa Mpa
F’c < 21 F’cr = f’c + 7,0
F’c ≤ f’c ≤35 F’cr = f’c + 8,3
F’c > 35 F’cr = 1,10f’c + 5,0
(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)

3. Tetapkan jenis semen yang akan digunakan


4. Tetapkan jenis agregat kasar dan agregat haslus. Agregat ini dapat dalam
bentuk tak dipecah (pasir atau koral) atau dipecahkan
5. Tentukan faktor air semen pergunakan gambar 2.9 atau gambar 2.10ikuti
langkah – langkah berikut :
a. Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan
tabel 2.3, sesuai dengan semen dan agregat yang dipakai.
b. Lihat gambar 2.9 untuk benda uji berbentuk silinder atau gambar
2.10 untuk benda uji berbentu kubus.
c. Tarik garis tegak lurus keatas melalui faktor air semen 0,5 sampai
memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada butir 1 diatas,
d. Tarik garis lengkung melalui titik secara proporsional
e. Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan
sampai memotong kurva baru yang ditentukan pada butir 4 diatas,
16

f. Tarik garis tegak lurus kebawah melalui titik potong tersebut untuk
mendapatkan faktor air semen yang diperlukan.
6. Tetapkan faktor air semen maksimum dengan menggunakan tabel 2.5
(dapat ditetapkan sebelumnya atau tidak). Jika nilai faktor air semen yang
diperoleh dari butir 7 diatas lebih kecilk dari yang dikehendaki, maka
yang dipakai ialah yang terendah;
7. Tetapkan slump;
8. Tetapkan ukuran agregat maksimum;
9. Tentuksn nilai kadar air bebas menurut tabel 2.4 dengan rumus sebagai
berikut :
2/3 wh + 1/3 wk
Dimana : wh = perkiraan jumlah air untuk agregat halus
wk = perkiraan jumlah air untuk agregat kasar
10. Hitung jumlah semen atau kadar semen yang besarnya adalah kadar air
bebas dibagi faktor air semen,
11. Jumlah semen maksimum jika tidak ditetapkan, dapat diabaikan.
12. Tentukan jumlah semen seminimum mungkin menurut tabel 2.5
13. Tentukan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah
karena lebih kecil dari jumlah semen minimum yang ditetapkan (atau
lebih besar dari jumlah semen maksimum yang diisyaratkan), maka faktor
air semen harus diperhitungkan kembali;
14. Tentukan susunan besar butir agregat halus (pasir) jika agregat halus
sudah dikenal dan sudah dilakukan analisa ayakan menurut standar yang
berlaku, maka kurva dari pasir ini dapat dibandingkan dengan kurva –
kurva yang tertera dalam gambar 2.1 s/d 2.4
15. Tentukan susunan agregat kasar menurut gambar 2.6 s/d 2.8
16. Tentuka presentase pasir dengan menggunaka, dengan diketahui ukuran
agregat maksimum, slump, faktor air semen, dan daerah susunan butir
agregat, maka jumlah presentase pasir yang diperlukan dapat dibaca
melalui gambar 2.3 s/d 2.5.
17. Hitung berat relative agregat (SSD) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
17

Bjr Agg = {A x Bj (SSD)Agg Halus} + {B x Bj (SSD)Agg Kasar}


18. Tentukan berat jenis relative (berat isi) beton menurut gambar 2.6 sesuai
dengan kadar air bebas yang sudah Ditemukan dari tabel 2.4 dan berat
jenis relative dari agregat gabungan.
19. Hitung kadar agregat gabungan yang besarnya adalah berat jenis beton
dikurangi jumlah kadar semen dan kadar air bebas;
20. Hitung kadar agregat halus yang besarnya adalah hasil kali persen pasir
dikurangi kadar agregat gabungan.
21. Hitung kadar agregat kasar yang besarnya adalah kadar agregat gabungan
dikurangi kadar agregat halus.
22. Dari langkah – langkah diatas dari butir 1 sampai butir 21, sudah dapat
diketahui susunan campuran bahan – bahan untuk 1 m3 beton.
23. Proporsi campuran dalam keadaan agregat jenuh kering permukaan
24. Koreksi proporsi campuran dilakukan terhadap kadar air lapangan
dikarenakan agregat tidak dalam keadaan jenuh permukaan kering (SSD)
yang besarnya sebagai berikut :
a. Air = B – ((ck-ca) x c/100) – (Dk – Da) x D/100
b. Agg Halus = C + ((ck-ca) x c/100)
c. Agg Kasar = D + ((Dk – Da) x D/100)
Dimana :
B = jumlah air (Kg/m3)
C = jumlah agregat halus (Kg/m3)
D = jumlah agregat kasar (Kg/m3)
Ca = penyerapan air pada agregat halus
Da = penyerapan air pada agregat kasar
Ck = kadar air agregat halus
Dk = kadar air agregat kasar
25. Buatlah campuran uji, ukur dan catatlah besarnaya slump serta kekuatan
tekanan yang sesungguhnya, perhatikan hal berikut :
a. Jika harga yang didapat sesuai dengan harga yang diharapkan, maka
susunan campuran beton tersebut dikatakan baik. Jika tidak, maka
campuran perlu dibetulkan;
b. Kalau slump ternyata terlalu tinggi / rendah, maka kadar air perlu
dikurangi / ditambah (dengan demikian juga kadar semenya, karena
18

faktor air semen harus dijaga agar tetap tak berubah)


c. Jika kekuatan beton dari campuran uji ini terlalu tinggi atau rendah,
maka faktor air semen dapat atau harsu ditambah atau dikurangi
sesuai dengan gambar 2.9 atau 2.10

Tabel 2.4 Formulir Campuran Beton (Mix Design)

TABEL/GRAFIK/
NO URAIAN NILAI
PERHITUNGAN
…… N/mm2pada 28
Kuat tekan yang disyaratkan
1 Ditetapkan hari, bagian cacat 5%,
(benda uji silinder/kubus)
k = 1,64
……. N/mm2 atau
2 Deviasi standart (Sr)
tanpa data …. N/mm2
Kuat rata – rata yang
3 1+3 ….. + ……. =
ditargetkan
4 Jenis semen Ditetapkan ………
5 Jenis Agregat : Kasar Ditetapkan ………
Jenis Agregat : Halus Ditetapkan ………
6 Faktor air – semen bebas Tabel 2.3 ………
Gambar 2.9 atau (ambil nilai yang
Gambar 2.10 terendah)
Faktor air – semen
7 Tabel 2.5 …………
maksimum
8 Slump Ditetapkan ………… mm
9 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan …………. mm
10 Kadar air bebas Tabel 2.4 ………… kg/m3
11 Jumlah semen 10 : 7 / 6 …………. kg/m3
12 Jumlah semen maksimum Ditetapkan …………. kg/m3
…………. kg/m3
(pakai bila lebih besar
13 Jumlah semen minimum Tabel 2.5
dari 12,lalu hitung
15)
Faktor air semen yang
14 …………..
disesuaikan
Susunan besar butir agregat Daerah gradasi
15 Gambar 2.1 s/d 2.4
halus susunan butir …..
Susunan besar butir agregat Daerah gradasi
16 Gambar 2.6 s/d 2.8
kasar atau gabungan susunan butir …..
17 Persen agregat halus Gambar 2.3 s/d 2.5 ……… persen
Berat jenis relatif agregat
18 Diketahui/dianggap ………….
(kering permukaan)
19 Berat jenis (isi) beton Gambar 2.6 …………. kg/m3
19

TABEL/GRAFIK/
NO URAIAN NILAI
PERHITUNGAN
20 Kadar agregat gabungan 19 – (11 + 10) ….. - …… = …kg/m3
21 Kadar agregat halus 17 x 20 ….. x ……= .. kg/m3
22 Kadar agregat kasar 20 – 21 … ..- .….. = … kg/m3
(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)

Agregat kondisi jenuh


Semen Air kering permukaan
Proporsi Campuran
(kg) (kg/Lt) Kasar
Halus (kg)
(kg)
Tiap m3
Koreksi campuran
terhadap kadar air tiap m3
Tiap campuran uji
……..m3 (1 Benda Uji)
Tiap campuran uji
……..m3 (3 Benda Uji)
Tiap campuran uji
……..m3 (3 Benda Uji +
10% )
(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)

Tabel 2.3 Perkiraan Kekuatan Beton (Mpa) Beton Dengan Faktor Air
Semen, Dan Agregat Kasar Yang Biasa Dipakai Di Indonesia

Kekuatan Tekan (N/mm)


Jenis Agregat Pada Umur (Hari)
Jenis Semen Bentuk
Kasar
3 7 28 91 Benda Uji
Semen Batu tak dipecahkan 17 23 33 40
Silinder
Portland Tipe Batu pecah 19 27 37 45
I atau Semen Batu tak dipecahkan 29 25 40 45
Tahan Sulfat Kubus
Batu pecah 23 32 45 54
Tipe II,V
Batu tak dipecahkan 21 25 35 44
Semen Silinder
Batu pecah 25 33 44 45
Portland
Batu tak dipecahkan 25 31 465 55
Tipe III Kubus
Batu pecah 30 40 53 60
(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2021)
20

Tabel 2.4 Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) Yang Dibutuhkan Untuk
Beberapa Tingkat Kemudahan Pengerjaan Adukan Beton

Slump (mm) 0 – 10 10 – 30 30 – 60 60 – 180


Ukuran Besar
Butir Agregat Jenis Agregat - - - -
Maksimum
Batu tak dipecahkan 150 180 205 225
10
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecahkan 135 160 180 195
20 Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecahkan 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 205
(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2021)

Catatan : Koreksi suhu udara :

Untuk suhu diatas 25ºC, harus ditambah air 5 liter per m3 adukan beton

Tabel 2.5 Persyaratan Jumlah Semen Minimum Dan Faktor Air Seme Maksimum
Untuk Berbagai Macam Pembetonan Dalam LingkunganKhusus

Jumlah semen Nilai faktor


minimum per m3 semen
beton (kg) maksimum
Beton didalam ruang bangunan :
a. Keadaan keliling non – korosif 275 0,60
b. Keadaan keliling korosif 325 0,52
disebabkan oleh kondensasi atau
asap korosif
Beton di luar ruangan bangunan :
a. Tidak terlindung dari hujan dan 325 0,60
terik matahari lansung
b. Terlindung dari hujan dan terik 275 0,60
matahari lansung
Beton yang masuk ke dalam tanah :
a. Mengalami keadaan basah dan
275
kering berganti – ganti 0,55
b. Mendapat pengaruh sulfat dan
alkali tanah
Beton yang continue berhubungan : Lihat table 2.6
a. Air Tawar
(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)
21

Tabel 2.6 Ketentuan untuk beton yang berhubungan dengan air, tanah yang
mengandung sulfat

Konsentrasi Sulfat Dalam Bentuk SO3 Kandungan Semen Min


Faktor
kg/m³
Air
Dalam Tanah Ukuran Nominal Agregat
Semen
Maksimum (Kg/m3)
Kadar
Sulfat (SO3) Tipe
Ganggua
SO3 Dalam Dalam Air Semen
n Sulfat Total
Campuran Tanah g/l
SO3 40 mm 20 mm 10 mm
Air : Tanah =
(%)
2 : 1 g/l

Tipe I
dengan
1 < 0,2 < 1,0 < 0,3 atau tanpa 80 300 350 0,5
pozolan
(15 - 40%)
Tipe I
dengan
atau tanpa 290 330 380 0,5
pozolan
(15 - 40%)
Tipe I (15
0,2 -
2 1,0 - 1,9 0,3 -1,2 - 40%)
0,5
atau
270 310 360 0,55
semen
portland
pozolan
Tipe II
250 290 340 0,55
atau V
Tipe I
pozolan
(15 - 40%)
atau 340 380 430 0,45
3 0,5 - 1 1,9 - 3,1 1,2 - 2,5 semen
portland
pozolan
Tipe II
290 330 380 0,5
atau V
1,0 - Tipe II
4 3,1 - 5,6 2,5 - 5,0 330 370 420 0,45
2,0 atau V
Tipe II
Lebih Lebih dari atau V dan
5 Lebih dari 5,6 330 370 420 0,45
dari 2,0 5,0 lapisan
elindung
(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)
22

Tabel 2.7 ketentuan minimum untuk beton bertulangan kedap air

Kandungan semen

Kondisi minimum (kg/m³)


Faktor air
Jenis lingkungan
semen Tipe semen Ukuran nominal
beton berhubunga
maksimum maksimum agregat
n dengan

40mm 20mm

air tawar 0,5 Tipe I - V 280 300

Tipe I + pozolan
(15 - 40%) atau
0,45 340 380
Bertulang semen portland
air payau pozolan
atau
prategang Tipe II atau
0,5 290 330
Tipe V

Tipe II atau
air laut 0,45 330 370
Tipe V
23

(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)

Gambar 2.9 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (benda Uji
Silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm)

(Sumber : SNI – 03 – 2834 – 2000)


24

Gambar 2.10 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (benda Uji
kubus 150 x 150 x 150 mm)

(Sumber : SNI – 03 – 2834 – 2000)


25

Gambar 2.11 Persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan untuk
ukuran butir maksimum 10 mm

(Sumber : SNI – 03 – 2834 – 2000)

Gambar 2.12 Persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan untuk
ukuran butir maksimum 20 mm
26

(Sumber:SNI–03–2834–2000)

Gambar 2.13 Persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan untuk
ukuran butir maksimum 40 mm

(Sumber : SNI – 03 – 2834 – 2000)

Gambar 2.14 Perkiraan berat isi beton basah yang telah selesai didapatkan

(Sumber : SNI – 03 – 2834 – 2000)


27

2.6.Pengujian Slump Beton

A. Tujuan Percobaan

Pengujian slump beton dilakukan untuk mengetahui kelecakan


(work – ability) campuran beton dan menentukan ukuran derajat
kemudahan pengecoran adukan beton basah.

B. Peralatan dan Bahan


Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam pengujian
slump, yaitu :
1. Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian bawah 20
cm, bagiata atas 10 cm dan tinggi 30 cm. bagian atas dan bawah
cetakan terbuka.
2. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm. ujungnya
dibulatkan dan sebaiknya bahan tongkat terbuat dari baja tahan karat.
3. Alat logam dengan permukaan rata dan kedap air.
4. Penggaris ukur
5. Sendok sekung
6. Contoh beton segar sesuai dengan cetakan.
Berikut ini merupakan gambar peralatan yang akan digunakan
pada saat pengujian slump beton

Gambar 2.15 peralatan uji slump

(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)


28

C. Prosedur Percobaan
Berikut ini merupakan prosedur pengujian slump beton :
1. Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah
2. Letakkan cetakan diatas pelat
3. Letakkan cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam tiga lapis.
Tiap lapis kira – kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan
tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata. Tongkat
pemadat harus masuk tepat sampai lapisan bawah tiap – tiap lapisan.
Pada lapisan pertama, penusukan bagian tepi dilakukan dengan
tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan dinding cetakan.
4. Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat. Tunggu selama ½ menit, dan dalam jangka waktu ini semua
kelebihan beton segar harus dibersihkan.
5. Cetakan diangkat pelahan – lahan secara tegak lurus ke atas.
6. Baliklah cetakan dan letakkan disamping benda uji.
7. Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi
cetakan dengan tinggi rata – rata dari benda uji.
D. Perhitungan
Perhitungan nilai slump dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
Nilai slump = (tinggi cetakan) – (tinggi rata – rata benda uji)….………(6)
CATATAN

Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, lakukan 2 kali pemeriksaan


untuk adukan yang sama, yang kemudian nilai slump yang diukur adalah
hasil rata – rata pengamatan
29

2.7.Penentuan Berat Isi Beton Dan Banyaknya Beton Per Sak Semen

A. Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan berat isi beton dan
banyaknya beton per sak semen. Berat isi beton dan banyaknya beton
adalah berat beton per satuan isi.
B. Peralatan dan Bahan
Adapun peralatan dan bahan yang akan digunakan pada percobaan
ini, yaitu :
1. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh.
2. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm. ujung
dibulatkan dan sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
3. Alat perata
4. takaran dengan kapasitas dan penggunaan
5. contoh beton segar sesuai dengan kapasitas tertentu
Berikut ini merupakan gambar peralatan yang akan digunakan,

Gambar 2.16 Timbangan

(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)


30

Gambar 2.17 Cetakan kubus ukuran 150 x 150 mm dan cetakan silinder
ukuran 150 x 300 mm

(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)

C. Prosedur Percobaan
Berikut ini merupakan langkah – langkah pengujian berat isi dan
banyaknya beton per sak semen.

1. Timbang dan catat berat takaran (W1)


2. Isilah takaran dengan benda uji dalam tiga lapis.
3. Tiap – tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata.
Pada pemadatan lapis pertama, tongkat tidak boleh mengenai dasar
takaran. Pemadatan kedua dan ketiga, tusukan tongkat kira – kira 2,5
cm dibawah lapisan sebelumnya.
4. Setelah selesai pemadatan, keyuklah sisi takaran perlahan – lahan
sampai tidak tampak gelembung – gelembung udara pada permukaan
serta rongga bekas tusukan tertutup.
5. Ratakan permukaan benda pada benda uji dan tentukan beratnya (W2).
D. Perhitungan
Penentuan banyaknya beton per sak semen dapat dihitung
menggunakan langkah – langkah sebagai berikut ini,
1. Hitung berat semen per 1 sak semen dengan menggunakan rumus
berikut,
31

Proporsi campuran semen kg/m3


Semen ¿ x Berat 1 sak semen (kg)..(7)
Proporsi campuran semen kg/m3
2. Hitung berat air per 1 sak semen dengan menggunakan rumus berikut,
Proporsi campuran air kg/m3
Air ¿ x Berat 1 sak semen (kg)..(8)
Proporsi campuran semen kg/m3
3. Hitung berat pasir per 1 sak semen dengan menggunakan rumus
berikut,
Proporsi campuran pasir kg/m3
Pasir ¿ x Berat 1 sak semen (kg)...(9)
Proporsi campuran semen kg/m3
4. Hitung berat kerikil per 1 sak semen dengan menggunakan rumus
berikut,
Proporsi campuran kerikil kg/m3
Kerikil ¿ x Berat 1 sak semen (kg).(10)
Proporsi campuran semen kg/m3
5. Berat total bahan campuran beton per sak smen (W), dapat dihitung
dengan menjumlahkan hasil perhitungan proporsi campuran beton per
1 sak semen.
Penentuan berat isi beton dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut ini,
W2- W1
Berat Isi Beton (W) ¿ ……………………………….……(11)
V
Keterangan : W1 = Berat Takaran (kg)
W2 = Berat Takaran + Beton (kg)
V = Volume Takaran / mould (m3)
Penentuan banyaknya beton untuk campuran satu sak semen dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut,
W 3
Y ¿ × 0,001 ( m /sak )…………………………………………….(12)
D
Keterangan : W = Berat total bahan campuran beton per sak semen
D = Berat isi beton
1
Banyaknya semen per m 3 campuran beton : (sak / m 3 ) ………..……
Y
(13)
CATATAN :
32

1. Untuk takaran 28 liter dilakukan penusukan 50 kali secara merata pada


tiap – tiap permukaan lapisan.
2. Kadar udara dari beton tidak ditentukan

2.8.Pengujian Kekuatan Beton

A. Tujuan Percobaan
Menentukan kekuatan tekan beton berbentuk silinder maupun
kubus yang dibuat dan dirawat (curing)di laboratorium. Kekuatan tekan
beton adalah beban per satuan luas yang menyebabkan beton hancur.
B. Peralatan dan Bahan
Adapun peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam
pengujian kekuatan tekan beton, yaitu :
1. Mesin Penguji
2. Beton yang sudah dirawat (curing) selama waktu yang telah
ditentukan.
Berikut ini merupakan gambar mesin penguji yang akan
digunakan pada saat pengujian kekuatan beton :

Gambar 2.18 Mesin penguji Kekuatan Tekan Beton


(Compression Machine)

(Sumber : Modul Praktikum Beton, 2022)

C. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan uji kekuatan tekan beton dapat dilakukan
33

dengan mengikuti langkah – langkah berikut ini,


1. Ambil benda uji dari tempat perawatan (curing).
2. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara merata.
3. Jalankan mesin tekan. Tekanan harus dinaikkan secara berangsur –
angsur dengan kecepatan berkisar antara 6 s/d 4 kg/cm2 per detik.
4. Letakkan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah
beban maksimum hancur yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
5. Lakukan proses 1 s/d 4 sesuai jumlah benda uji yang akan di tetapkan
kekuatan tekan karakteristiknya.
D. Perhitungan
Perhitungan untuk kuat tekan beton secara individu dapat
menggunakan rumus berikut ini,
P
Tegangan Hancur (fci)¿ ……………………………………..(14)
A ×K
Keterangan :
P = Beban Maksimum (N)
A = Luas Penampang Benda Uji (mm2)
K = Konversi Umur Beton
Untuk perhitungan tegangan hancur beton rata – rata, adalah
sebagai berikut,
fci
fc= ……………..……………………………………………….(15)
n
Keterangan :
fci = kuat tekan beton secara individu
n = banyaknya sampel / data yang diambil
Untuk perhitungan standar deviasi,
S ¿ √ ¿ ¿ ¿ ¿…………………………………………………..(16)
Untuk perhitungan kekuatan beton karakteristik, adalah sebagai
berikut
F’c = fc - M ………………………………………………………….(17)
Keterangan :
fc = tegangan hancur beton rata – rata (kg/cm2)
M = nilai tambah (margin)
34

CATATAN :
Beberapa ketentuan khusus yang harus diikuti sebagai berikut :
1. Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 20 x 20 x 20 cm
cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap – tiap lapis
dipadatkan dengan 29 kali tusukan, tongkat pemadat diameter 16
mm, panjang 600 mm.
2. Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm
cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap – tiap lapis
dipadatkan dengan 32 kali tusukan, tongkat pemadat diameter 10
mm, panjang 300 mm.
3. Benda uji bebentuk kubus tidak perlu dilapisi
4. Bila tidak ada ketentuan lain konversi kuat tekan beton dari bentuk
kubus ke bentuk silinder, maka gunakan angka perbandingan kuat
tekan seperti berikut :
Tabel 2.8 Daftar Konversi

Bentuk Benda Uji Perbandingan

Kubus : 15 cm x 15 cm x 15 cm 1,0

: 20 cm x 20 cm x 20 cm 0,95

Silinder : 15 x 30 cm 0,83

(Sumber : Laboratorium Struktur dan Bahan Kontruksi Universitas


Brawijaya (2010))
5. Pemeriksaan kekuatan tekan beton biasanya pada umur 3 hari, 7 hari,
dan 28 hari. Jika pemeriksaan kekuatan tekan beton kurang dari umur
yang telah direncanakan, maka dapat menggunakan tabel konversi
umur terhadap umur 28 hari, berikut
Tabel 2.9 Konversi Umur Beton Terhadap Umur 28 Hari

Umur Beton (Hr) 3 7 14 21 28 90 365


35

Semen Portland Biasa

Semen Portland Dengan


Kekuatan Awal Yang Tinggi

(Sumber : Laboratorium Struktur dan Bahan Kontruksi Universitas


Brawijaya (2010))
6. Hasil pemeriksaan diambil nilai rata – rata dari minimum 2 buah
benda uji.
7. Apabila pengaduan dilakukan dengan tangan (hanya untuk
perencanaan beton), isi bak pengaduk maksimum 7 dm 3 dan
pengaduan tidak boleh dilakukan untuk campuran beton slump.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Analisa Saringan Pasir

Analisa saringan pasir dan modulus kehalusan (fineness modulus) didapat


tabel seperti berikut :
Tabel 3.1 Hasil Analisa Saringan Agregat Halus (Pasir)

Ukuran Berat %
Berat tertahan % Lolos
saringan tertahan tertahan
kumulatif (gr) kumulatif
mm inch (gr) kumulatif
4,75 4 40 40 4,061 95,935
2,36 8 67 107 10,863 89,137
1,70 12 87 194 19,695 80,305
1,18 16 112 306 31,065 68,935
0,60 30 279 585 59,391 40,609
0,425 40 124 709 71,980 28,020
0,30 50 26 735 74,619 25,381
0,15 100 193 928 94,213 5,787
0,075 200 42 970 98,477 1,523
Pan 15 985 100 0
Jumlah
(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)

Analisa Perhitungan :

1. Berat Tertahan Kumulatif (gram)


Diketahui :
Ukuran saringan 4,75 = 40 gram
Ukuran saringan 2,36
= Berat tertahan kumulatif saringan 4,75 + Berat tertahan saringan 2,36
= 40 gram + 67 gram
= 107 gram
2. % Tertahan Kumulatif
Pada Ukuran Saringan 4,75
Berat tertahan kumulatif saringan 4,75
= x100%
Jumlah Berat tertahan

36
40 gr
= x 100 % = 4,0609 %
9 8 5 gr

37
38

3. % Lolos Kumulatif
Pada ukuran saringan 4,75
= 100% - % tertahan kumulatif uk. saringan 4,75
= 100 % – 4,0609 %
= 95,939 %

Batas Daerah Gradasi Pasir (Kasar) No. 1


120
100
Persen Kumulatif

80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40
Lolos Komulatif
20
0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
Ukuran Saringan

Gambar 3.1 Hubungan Ayakan Dengan % Lolos Kumulatif Ayakan Batas

Daerah Gradasi Pasir (Kasar) No. 1

(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)

Batas Daerah Gradasi Pasir (Sedang) No. 2


120
100
Persen Kumulatif

80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40 Lolos Komulatif
20
0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
Ukuran Saringan

Gambar 3.2 Hubungan Ayakan Dengan % Lolos Kumulatif Ayakan Batas


Daerah Gradasi Pasir (Sedang) No. 2
(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)
39

Batas Daerah Gradasi Pasir (Agak Halus) No. 3


120
100

Persen Kumulatif
80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40 Lolos Komulatif
20
0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
Ukuran Saringan

Gambar 3.3 Hubungan Ayakan Dengan % Lolos Kumulatif Ayakan Batas


Daerah Gradasi Pasir (Agak Halus) No. 3
(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)

Batas Daerah Gradasi Pasir (Halus) No. 4


120
100
Persen Kumulatif

80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40 Lolos Komulatif
20
0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
Ukuran Saringan

Gambar 3.4 Hubungan Ayakan Dengan % Lolos Kumulatif Ayakan Batas


Daerah Gradasi Pasir (Halus) No. 4
(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)
Berdasarkan hasil percobaan analisa saringan pasir dan grafik
Hubungan Ayakan dengan % lolos Kumulatif Ayakan diatas maka diperoleh
daerah gradasinya yaitu pada daerah gradasi Pasir (Sedang) No. 2 (Zona 2)
karena yang banyak berada di antara batas atas dan batas bawah daerah
gradasi agregat benda di zona 2 dan di zona lain lebih banyak berada di luar
batas atas dan batas bawah.
40

a.

3.2. Analisa Saringan Batu Pecah

Analisa saringan kasar dan modulus kehalusan (fineness modulus) didapat


tabel seperti berikut :
Tabel 3.2 Hasil Analisa Saringan Agregat Kasar (Kerikil)

Ukuran Berat
Berat
saringan tertahan % tertahan % Lolos
tertahan
kumulatif kumulatif kumulatif
mm inch (gr)
(gr)
76,2 3 0 0 0 100
50,8 2 0 0 0 100
38,1 1½ 0 0 0 100
25,4 1 25 25 2,5125 97,487
19,1 ¾ 265 290 29,1457 70,854
13,2 ½ 522 812 81,608 18,392
9,5 3/8 121 933 93,7688 6,231
4,75 #4 62 995 100 0
2,36 #8 0 0 0 100
0,15 100 0 0 0 100
Pan 0 0 0 100
Jumlah 995
(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)

Analisa Perhitungan :

1. Berat Tertahan Kumulatif (gram)


Diketahui :
Ukuran saringan 25,4 = 25 gram
Ukuran saringan 19,1
= Berat tertahan kumulatif saringan 4,75 + Berat tertahan saringan 2,36
= 25 gram + 265 gram
= 290 gram
2. % Tertahan Kumulatif
Pada Ukuran Saringan 25,4

Berat tertahan kumulatif saringan 25,4


= x100%
Jumlah Berat tertahan
41

25 gr
= x 100 % = 2,513 %
9 9 5 gr

3. % Lolos Kumulatif
Pada ukuran saringan 4,75
= 100% - % tertahan kumulatif uk. saringan 4,75
= 100 % – 4,0609 %
= 95,939 %

Batas Gradasi Kerikil Atau Koral Ukuran Max 10 mm


120
100
Persen Kumulatif

80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40 Lolos Komulatif
20
0
4.8 9.6 19 38 76
Ukuran Saringan

Gambar 3.5 Hubungan Ayakan Dengan % Lolos Kumulatif Ayakan Batas

Daerah Gradasi Kerikil atau Koral Ukuran Maksimum 10 mm

(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)

Batas Gradasi Kerikil Atau Koral Ukuran Max 20 mm


120
100
Persen Kumulatif

80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40 Lolos Komulatif
20
0
4.8 9.6 19 38 76
Ukuran Saringan

Gambar 3.6 Hubungan Ayakan Dengan % Lolos Kumulatif Ayakan Batas


42

Daerah Gradasi Kerikil atau Koral Ukuran Maksimum 20 mm


(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)

Batas Gradasi Krikil Atau Koral Ukuran Max 40 mm


120
100
Persen Kumulatif

80
Batas Bawah
60
Batas Atas
40 Lolos Komulatif
20
0
4.8 9.6 19 38 76
Ukuran Saringan

Gambar 3.7 Hubungan Ayakan Dengan % Lolos Kumulatif Ayakan Batas


Daerah Gradasi Kerikil atau Koral Ukuran Maksimum 40 mm
(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)
pasir dan grafik Hubungan Ayakan dengan % lolos Kumulatif
Ayakan diatas maka diperoleh daerah gradasinya yaitu pada daerah gradasi
Kerikil ukuran maksimum 40 mm karena nilai % lolos kumulatif lebih
banyak masuk pada batas atas dan batas bawah daerah gradasi kerikil
ukuran maksimum 40 mm.

3.3. Perencanaan Mix Desain Beton Normal

Tabel 3.3 Hasil Analisa Mix desain

Tabel/Grafik/
No. Uraian Nilai
Perhitungan
Kuat tekan yang 14 N/mm2 pada 28 hari,
1. disyaratkan (Benda Ditetapkan bagian cacat 5%,
uji Silinder) k = 1,64
2. Deiviasi standar (Sr) - -
Fcr' = Fc' +7,0
Kekuatan rata-rata Tabel 5.2 atau
3. = 21 + 7,0
yang ditargetkan Tabel 5.3
= 21 Mpa
4. Jenis semen Ditetapkan Tipe I
5. Jenis Agregat kasar Ditetapkan Kerikil
43

Jenis Agregat Halus Ditetapkan Pasir

Faktor air semen


6. Tabel 5.5 0,69
bebas
N Tabel/Grafik/
Uraian Nilai
No. Perhitungan
Gambar 5.1 atau (ambil nilai yang
Gambar 5.2 terendah)
Faktor air semen
7. Tabel 5.7 0,60
maksimum
8. Slump Ditetapkan 60-180 mm
Ukuran Agregat
9. Ditetapkan 40 mm
maksimum
10. Kadar air bebas Tabel 5.6 185 Kg/m3
11. Jumlah semen 10:7 atau 6 308,333 Kg/m3
Jumlah semen
12. Ditetapkan -
maksimum
Jumlah semen
13. Tabel 5.7 275 Kg/m3
minimum
Faktor air semen
14. - -
yang disesuaikan
Susunan besar butir Gambar 3.1 s/d Daerah gradiasi susunan
15.
agregat halus Gambar 3.4 butir Zona 2
Susunan besar butir
Gambar 4.1 s/d Daerah gradiasi susunan
16. agregat kasar atau
Gambar 4.3 butir ukuran 40 mm
gabungan
Gambar 5.3 s/d
17. Persen agregat halus 40 %
Gambar 5.5
Berat jenis relatif
Diketahui atau
18. agregat kering 2,788
Dianggap
permukaan
Berat jenis (isi)
19. Gambar 5.6 2490 Kg/m3
beton
Kadar agregat
20. 19 – (11+10) 1996,667 Kg/m3
gabungan
21. Kadar agregat halus 17 x 20 798,667 Kg/m3
22. Kadar agregat kasar 20 - 21 1198 Kg/m3
(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)
44

Tabel 3.3 Perkiraan Kekuatan Beton (Mpa) Dengan Faktor Air Semen,

Dan Agregat Kasar Yang Biasa Dipakai Di Indonesia

Kekuatan Tekan (N/mm)2


Jenis Agregat
Jenis Semen Pada Umur (Hari) Bentuk
Kasar
Benda
3 7 28 91 Uji
Batu tak
17 23 33 40
dipecahkan
Silinder
Semen Portland
Batu pecah 19 27 37 45
Tipe I atau
Semen Tahan Batu tak
29 25 40 45
Sulfat Tipe II,V dipecahkan
Kubus
Batu pecah 23 32 45 54
Batu tak
21 25 35 44
dipecahkan Silinder
Batu pecah 25 33 44 45
Semen Portland
Tipe III Batu tak
25 31 465 55
dipecahkan
Kubus
Batu pecah 30 40 53 60
(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)

Berdasarkan tabel diatas untuk mendapatkan kekuatan tekan Dengan


Faktor Air Semen, Dan Agregat Kasar Yang Biasa Dipakai Di Indonesia :

- Jenis semen : Semen Portland Tipe I


- Jenis Agregat Kasar : Batu Pecah
- Umur yang direncanakan : 28 Hari ( bentuk Benda uji Silinder)
- Sehingga didapat kekuatan tekan yaitu : 21 N/mm2
45

Gambar 3.10 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (benda Uji
Silinder Diameter 150 mm, Tinggi 300 mm).

(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)

Berdasarkan grafik Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen
(benda Uji Silinder Diameter 150 mm, Tinggi 300 mm). didapat faktor air
semen untuk mix design yaitu 0,69.

Tabel 3.4 Persyaratan Jumlah Semen Minimum Dan Faktor Air Semen
Maksimum Untuk Berbagai Macam Pembetonan Dalam Lingkungan Khusus

Jumlah semen Nilai faktor


minimum per semen
m3 beton (kg) maksimum

Beton didalam ruang bangunan :

a. Keadaan keliling non – korosif 275 0,60


46

b.Keadaan keliling korosif disebabkan


325 0,52
oleh kondensasi atau uap korosif.
Beton di luar ruangan bangunan :

a. Tidak terlindung dari hujan dan


325 0,60
terik matahari lansung
b. Terlindung dari hujan dan terik
275 0,60
matahari lansung
Beton yang masuk ke dalam tanah :

a. Mengalami keadaan basah dan


325 0,55
kering berganti – ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat dan
Lihat tabel 2.6
alkali tanah
Beton yang continue berhubungan :

a. Air Tawar

b. Air Laut Lihat tabel 2.7

(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2022)

Berdasarkan tabel diatas untuk mendapatkan jumlah semen minimum per


m3 beton dan nilai faktor air semen maksimum yang akan digunakan untuk
mix design, yaitu :
- Jumlah semen minimum per m3 beton : 275 kg
- Nilai faktor air semen maksimum : 0,60
Tabel 3.5 Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) Yang Dibutuhkan Untuk
Beberapa Tingkat Kemudahan Pengerjaan Adukan Beton

Slump (mm) 0 – 10 10 – 30 30 – 60 60 – 180

Ukuran Besar
Butir Agregat Jenis Agregat - - - -
Maksimum
47

Batu tak
150 180 205 225
10 dipecahkan

Batu pecah 180 205 230 250

Batu tak
135 160 180 195
20 dipecahkan

Batu pecah 170 190 210 225

Batu tak
115 140 160 175
40 dipecahkan

Batu pecah 155 175 190 205

(Sumber : Hasil Praktikum Teknologi Beton dan Perhitungan, 2022)


Berdasarkan tabel Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) Yang
Dibutuhkan Untuk Beberapa Tingkat Kemudahan Pengerjaan Adukan Beton
kadar air bebas untuk mix design, yaitu dengan ukuran besar butir agregat
maksimum didapat 40 mm berdasarkan grafik sebelumnnya dengan slump 60
– 180 mm sehingga didapat kadar air:

(2/3 x wh) + (1/3 x wk) = (2/3 x 175) + (1/3 x 205)

= 116,667 + 68,333

= 185 kg/m3

Dimana : wh = perkiraan jumlah air untuk agregat halus


wk = perkiraan jumlah air untuk agregat kasar
48

Gambar 3.11 persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan
untuk ukuran butir maksimum 40 mm

(Sumber : Hasil Praktikum Beton dan Perhitungan, 2021)

Berdasarkan grafik persen pasir terhadap kadar total agregat yang


dianjurkan untuk ukuran butir maksimum 40 mm untuk mix design dengan
slump 60 – 180 mm, sehingga didapat persen pasir terhadap kadar total
agregat yaitu 40 %.

Gambar 3.12 perkiraan berat isi beton basah yang telah selesai didapatkan

(Sumber : Hasil Praktikum Teknologi Beton dan Perhitungan, 2020)

Berdasarkan grafik perkiraan nilai berat isi beton yang didapat untuk
mix design, yaitu 2450 kg/m3.
49

Analisa perhitungan :

1. Jumlah semen

= kadar air bebas : faktor air semen maksimum

= 185 kg/m3 : 0,60

= 308,333 kg/m3

2. Berat jenis relatif

Diketahui :

Data dibawah ini didapat pada saat praktikum bahan

Kadar air Agregat Halus = 0,4%

Bj Agregat Halus SSD = 2,659 gr

Penyerapan Agregat Halus = 4,4 %

Kadar air Agregat kasar = 1,01 %

Bj Agregat Kasar SSD = 2,874 gr

Penyerapan Agregat Kasar = 4,4 %

Bjr Agg = {A x Bj (SSD) Agg Halus} + { B x Bj (SSD) Agg Kasar}

= { 40% x 2,659 } + { 60% x 2,874}

= 1,064 + 1,724

= 2,788

3. Kadar agregat gabungan

= Berat jenis isi beton – (jumlah semen + kadar air bebas)

= 2490 kg/m3 – (308,333 kg/m3 + 185 kg/m3)

= 1996,667 kg/m3
50

4. Kadar agregat halus

= persen agregat halus x kadar agregat gabungan

= 40 % x 1996,667 kg/m3

= 798,667 kg/m3

5. Kadar agregat kasar

= kadar agregat gabungan – kadar agregat halus

= 1996,667 kg/m3 – 798,667 kg/m3

= 1198 kg/m3

Tabel 3.6 Perhitungan Mix Design Beton

Agregat kondisi jenuh


Proporsi Semen Air kering permukaan
Campuran (Kg) (Kg/Lt) Halus
Kasar (Kg)
(Kg)
Tiap m3 308,333 185 798,667 1198
Koreksi campuran
terhadap kadar air 308,333 185,696 798,348 1197,623
tiap m3
Tiap campuran uji
silinder m3 (1 benda 1,634 0,984 4,230 6,346
uji)
Tiap campuran uji
silinder m3 (3 benda 4,902 2,952 12,69 19,038
uji)
Tiap campuran uji
silinder m3 (3 benda 5,392 3,247 13,959 20,942
uji + 10 %)
(Sumber : Hasil Praktikum Teknologi Beton dan Perhitungan, 2022)

Analisa Perhitungan :

1. Koreksi campuran
51

a. Air = B - ((ck – ca ) x c / 100) – (Dk – Da) x D / 100)

= 185 – ((0,004 – 0,044) x 798,667 / 100) –

((0,0101 – 0,0416) x 1198 / 100)

= 185,696 Kg/Lt

b. Agregat Halus = C + ((ck – ca) x c / 100 )

= 798,667 + ((0,004 – 0,044) x 798,667 / 100)

= 798,348 Kg

c. Agregat Kasar = D + ((Dk – Da) x D / 100 )

= 1198 + ((0,0101 – 0,0416) x 1198 / 100)

= 1197,623 Kg

2. Tiap Campuran uji 1 benda uji

a. Volume Silinder = πr2t

= 3,14 x 0,075 x 0,075 x 0,3

= 0,0053

b. Air = Volume x Koreksi Campuran

= 0,0053 x 185,696 Kg/Lt

= 0,984 Kg/Lt

3. Tiap Campuran uji 3 benda uji

Air = 3 x Tiap campuran uji ( 1 benda uji)

= 3 x 0,984 = 2,952 Kg/Lt

4. Tiap Campuran uji 3 benda uji + 10 %

Air = Tiap campuran 3 benda uji + (Tiap campuran 3 benda uji) x


52

10%)

= 2,952 Kg/Lt + (2,952 Kg/Lt x 10 %)

= 3,247 Kg/Lt

Tabel 3.7. Berat Total gregat Halus ( x = 13,959 )

Ukuran Berat
% Lolos Berat
saringan % tertahan tertahan
kumulatif tertahan
kumulatif kumulatif
mm Inch (gr)
(gr)
4,75 4 95,939 4,061 0,567 0,567
2,36 8 89,137 10,863 1,516 0,949
1,70 12 80,305 19,695 2,749 1,233
1,18 16 68,935 31,065 4,336 1,587
0,60 30 40,609 59,391 8,290 3,954
0,425 40 28,020 71,98 10,048 1,758
0,30 50 25,381 74,619 10,416 0,368
0,15 100 5,787 94,213 13,151 2,735
0,075 200 1,523 98,477 13,746 0,595
Pan 0 100 13,959 0,213
Jumlah 13,595
(Sumber : Hasil Praktikum Teknologi Beton dan Perhitungan, 2022)

Tabel 3.8. Berat Total Agregat Kasar ( x = 20,942 )

Ukuran Berat
Berat
saringan % Lolos % tertahan tertahan
tertahan
kumulatif kumulatif kumulatif
mm Inch (gr)
(gr)
76,2 3 100 0 0 0
50,8 2 100 0 0 0
38,1 1½ 100 0 0 0
25,4 1 97,487 2,513 0,526 0,526
19,1 ¾ 70,854 29,146 6,104 5,578
13,2 ½ 18,392 81,608 17,090 10,986
9,5 3/8 6,231 93,769 19,637 2,547
4,75 #4 0 100 20,942 1,305
2,36 #8 100 0 0 0
0,15 100 100 0 0 0
Ukuran Berat
Berat
saringan % Lolos % tertahan tertahan
tertahan
kumulatif kumulatif kumulatif
mm Inch (gr)
(gr)
Pan 100 0 0 0
53

Jumlah 20,942
(Sumber : Hasil Praktikum Teknologi Beton dan Perhitungan, 2022)

3.4. Pengujian Slump Beton

Tabel 3.9 Pengambilan Data Pengujian Slump Beton

Tinggi cetakan Tinggi campuran Nilai slump


No
slump (cm) atau benda uji (cm) (cm)
1. 30 21 9
2. 30 21 9
3. 30 22 8
Rata – rata Nilai Slump 8,667
(Sumber : Hasil Praktikum Teknologi Beton dan Perhitungan, 2022)
Berdasarkan tabel diatas didapat nilai rata – rata test slump yang
dilakukan pada tiga benda uji yaitu 8,667 cm, sedangkan penurunan nilai
slump yang direncakan diawal percobaan adalah 6-18 cm (60-180 mm).
Maka dalam percobaan ini rata-rata nilai slump sesuai dengan nilai slump
yang di rencanakan.

3.5. Penentuan Berat Isi Beton dan Banyaknya Beton Per Sak Semen

Tabel 3.10 Pengambilan Data Penentuan Berat Isi Beton

1/Y
D
Percobaan Wb (Kg) V (m )
3
Y(m /sak)
3
(Sak/m3)
(Kg/m3)
1. 12,833 0,0053 2566,6 0,126 7,937
2. 13,029 0,0053 2458,302 0,131 7,634
3. 12,705 0,0053 2397,169 0,135 7,407
Rata - Rata 12,856 0,0053 2474,024 0,392 22,978
(Sumber : Hasil Praktikum Teknologi Beton dan Perhitungan, 2022)
Analisa Perhitungan :

Diketahui berat beton per kg/m3 :


a. Jumlah Semen = 308,333 kg/m3
b. Kadar Air Bebas = 185,696 kg/m3
c. Kadar Agregat Halus ( Pasir ) = 798.348 kg/m3
d. Kadar Agragat Kasar ( Batu Pecah ) = 1197,623 kg/m3
Maka perhitungan berat beton per 1 sak semen 40 kg :
54

308,333 kg/m3
1. Semen ¿ × 40 kg = 40 kg
308,333 kg/m3
185,696 kg/m 3
Air = × 40 kg = 24,090 kg
308,333 kg/m 3
798.348 kg/m3
Pasir = × 40 kg = 103,569 kg
308,333 kg/m3
1197,623 kg/m3
Kerikil = × 40 kg = 155,367 kg
308,333 kg/m3
W total = Semen + Air + Pasir + Kerikil
= 40 kg + 24,090 kg + 103,569 kg + 155,367 kg

= 323,026 kg

Volume Silinder = πr2t

= 3,14 x 0,075 x 0,075 x 0,3

= 0,0053

W 31 12,833
D1 = = = 2556,6 kg/m3
0,00 53 0,00 53
W 32 13,029
D2 = = = 2458,302 kg/m3
0,00 535 0,00 53
W 33 12,705
D3 = = = 2397,169 kg/m3
0,00 53 0,00 53

W 32,026
2. Y1 = = = 0,186 m3/sak
D1 2556.6
W 32,026
Y2 = = = 0,131 m3/sak
D2 24 58,302
W 32,026
Y3 = = = 0,135 m3/sak
D3 2397,169
3. Banyaknya Semen 1/Y

1/0,125 = 7,937

1/131 = 7,634

1/0,135 = 7,407
55

3.6. Pengujian Kekuatan Tekan Beton

Tabel 3.11 Data Perhitungan Pengujian Kekuatan Beton

Tanggal
Teganga
Umu Tekanan Konfersi
N Berat n
r Hancur Umur Teg.
o Buat Uji (kg) Hancur
(Hr) (N) Hancur
(N/mm2)
(N/mm2)

23 Juni 30 Juni 12,83


1 7 hari 185.000 10,474 14,963
2022 2022 3

23 Juni 30 Juni 13,02


2 7 hari 165.000 9,342 13,345
2022 2022 9

23 Juni 30 Juni 12,70


3 7 hari 155.000 8,776 12,537
2022 2022 5

12,85 168333,33
Rata – rata 9,531 13,615
6 3

(Sumber : Hasil Praktikum Teknologi Beton dan Perhitungan, 2022)

Analisa Perhitungan :

Volume Silinder = πr2t

= 3,14 x 0,075 x 0,075 x 0,3

= 0,0053

1. Tegangan Hancur
P
Tegangan hancur benda uji 1 =
A
185000 N
= 2
17662,5mm
= 10,474 N/mm2 (Mpa)
56

P
Tegangan Hancur benda uji 2 =
A
165,000 N
= 2
17662,5mm
= 9,342 N/mm2 (Mpa)
P
Tegangan Hancur benda uji 3 =
A
155000 N
=
17662,5mm 2
= 8,776 N/mm2 (Mpa)
2. Konfersi Umur Teg. Hancur
P
Konfersi Umur Teg. Hancur benda uji 1 =
AxK
185000 N
=
12363 ,75 N/mm2 x 0,7
= 14,965 N/mm2
P
Konfersi Umur Teg. Hancur benda uji 2 =
AxK
165000 N
=
12363 ,75N /mm2 x 0,7
= 13,345 N/mm2

P
Konfersi Umur Teg. Hancur benda uji 3 =
AxK

155000 N
=
12363 ,75 N/mm2 x 0,7
= 12,537 N/mm2
14,965 + 13,345 + 12,537
3. Konfersi Umur Tegangan Hancur =
3
= 13,615 N/mm2
Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan didapatkan nilai tegangan
hancur pada benda uji 1 yaitu 10,474 Mpa, pada benda uji 2 yaitu 9,342 Mpa,
pada benda uji 3 yaitu 8,776 Mpa . Ketiga benda uji tidak memenuhi kuat
tekan yang diisyaratkan yaitu sebesar 14 Mpa dan tidak memenuhi kekuatan
rata – rata yang ditargetkan yaitu sebesar 21 Mpa. Hal ini disebabkan oleh
ketidaktelitian saat perencanaan mix design, kebersihan agregat yang
57

digunakan, perawatan beton yang tidak maksimal serta human error. Hasil kuat
tekan beton sangat dipengaruhi metode pengadukan secara manual dan secara
mekanis (mixer). Pada pengadukan secara mekanis (mixer) dapat
menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengadukan
manual.
(Sumber : Yusrizal Rahmadi, Wesli, David Sarana, Said Jalalul Akbar. 2017)
58
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan di atas dapat disimpulkan
bahwa pada Percobaan Analisa Saringan Agregat Halus (Pasir)
pada daerah susunan butir berada susunan butir sedang atau
zona 2 dan Percobaan Analisa Saringan Kasar (Kerikil) berada
pada batas gradasi kerikil atau koral ukuram maksimum 40 mm
atau zona 3.

Sedangkan pada Perencanaan Mix Design yang


dilakukan didapat proporsi dari masing – masing material
penyusun beton yang akan dilakukan pengujian yaitu semen
sebanyak 755 kg, air sebanyak 4364 liter, agregat halus
sebanyak 34737 kg dan agregat kasar sebanyak 747 kg. Namun
jumlah air terdapat pengurangan sebanyak 568 liter ketika
pengujian slump. Percobaan Slump Beton didapat nilai rata-rata
sebesar 8,667 cm sehingga perencanaan beton sesuai dengan
nilai slump yang telah ditentukan yaitu 6-18 cm (60-180 mm).
Dan Percobaan Kekuatan Beton berdasarkan hasil pengujian
dan perhitungan didapat nilai tegangan hancur pada benda uji I
yaitu 78 Mpa, pada uji benda II yaitu 34 Mpa dan pada uji
benda III yaitu 45 Mpa.

4.2. Saran

59
DAFTAR PUSTAKA

60
LAMPIRAN

61

Anda mungkin juga menyukai