Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya bagi kita semua terutama bagi kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini. Shalawat beriring salam kami sanjung sajikan ke pangkuan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya yang mana atas perjuangannya dapat
membawa umat Islam dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Maksud dari praktikum ini yaitu mampu melakukan pengujian sifat-sifat fisis material
dan cara mendapatkan nilainya, dapat merencanakan campuran beton sesuai dengan mutu
yang diharapkan, serta dapat mengetahui kuat tekan beton dan cara mendapatkan nilainya.
Praktikum ini merupakan praktikum yang wajib diikuti oleh mahasiswa sipil di Fakultas
Teknik Universitas Syiah Kuala.
Kami menyadari pada laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen
dan rekan-rekan demi kesempurnaan laporan ini. Laporan ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan partisipasi dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya pada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan
praktikum ini.
Demikian laporan hasil praktikum ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan semua pihak yang telah membaca laporan ini. Terima kasih.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Bahan.................................................................................................................................
BAB V PENUTUP
Dalam suatu konstruksi bangunan, beton merupakan bagian yang penting. Berdasarkan hal
ini maka analisa dan penelitian terhadap materi dan proses terbentuknya beton sangat
dibutuhkan. Sebagai program wajib dalam Ilmu Bahan Bangunan, maka penerapan dasar dan
aplikasinya wajib dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik sipil.
Beton merupakan jenis bahan kontruksi atau bangunan yang dapat menerima beban
yang terjadi sebagai hasil pengerasan suatu campuran yang terdiri dari tiga bahan dasar atau
lebih, yaitu:
1. Semen Portland sebagai bahan pengikat hidrolik.
2. Agregat sebagai bahan pengisi/penguat/bahan yang dapat mengurangi penyusutan.
3. Air sebagai bahan pereaksi pengikatan
Penggunaan agregat sesuai dengan jenis yang akan di rencanakan, dalam hal ini
agregat terbagi Tiga bagian, coarse sand, coarse aggregate, dan fine sand, semen yang
digunakan adalah semen Andalas dan air yang digunakan adalah air PAM yang diambil dari
Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Unsyiah.
Sebelum melakukan pencampuran material pembentuk beton tersebut, perlu
dilakukan pemeriksaan agregat. Pemeriksaan agregat hanya terbatas pada pemeriksaan sifat
fisisnya saja yang terdiri atas: bulk density, specific gravity, absorption, sieve analysis,
fineness modulus.
Metode yang digunakan dalam perencanaan campuran beton didasarkan pada ketentuan
Amerika Insitute (ACI) standar 211-1-91 yang dikombinasikan dengan Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 N-2.
Berdasarkan bahan campuran yang disesuaikan dengan pelaksanaan, beton struktural
dibagi menjadi 2 jenis :
1. Beton tidak berudara di dalam (non air entrained concrete)
2. Beton berudara di dalam (air entrained concrete)
Kedua jenis beton ini kekuatan tekanannya sangat tergantung pada kepadatannya, daya
lekat partikel-partikel agregat dengan pasta semen dan kekerasan agregat yang digunakan.
Untuk mengetahui tingkat kekuatan atau keamanan suatu konstruksi yang akan
dibangun, maka sangat perlu dihitung kekuatan beton tersebut. Sehingga untuk menghitung
atau mengetahui tingkat kekuatan beton maka kita perlu melakukan pengujian atau
pengetesan benda uji dari beton tersebut.
Praktikum Bahan Bangunan merupakan salah satu syarat untuk mendapat kelulusan
dalam mata kuliah Bahan Bangunan. Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Memberi pengetahuan dasar kekuatan tekanan beton secara praktis kepada
mahasiswa.
2. Pengenalan material sebagai bahan utama campuran beton.
3. Memberikan kemampuan pada mahasiswa dalam merencanakan mutu beton
struktural yang diinginkan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
a. Mampu melakukan pengujian sifat-sifat fisis material dan cara mendapatkan nilainya.
b. Mampu melakukan perencanaan beton dengan benar.
c. Dapat merencanakan campuran beton yang sesuai dengan mutu yang diinginkan.
d. Dapat mengetahui kuat tekan beton dan cara mendapatkan nilainya.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Material
Beton merupakan suatu campuran bahan bangunan yang bahan dasarnya terdiri atas
agregat, semen dan air yang dalam hal-hal tertentu campurannya diberi bahan tambahan
(additive) atau bahan campuran (admixture) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Agregat yang digunakan adalah agregat alam yang terdiri dari agregat kasar (coarse
aggregate) dan agregat halus (pasir halus/fine sand dan pasir kasar/coarse sand).Agregat
tersebut telah tersedia di laboratorium.
Semen adalah salah satu bagian dari bahan pembentuk beton.Semen berfungsi sebagai
pengikat dan pengisi.Dalam praktikum ini semen yang digunakan adalah Semen Andalas.
Air yang digunakan untuk campuran beton diambil dari bak penampungan di
Laboratorium Bahan Bangunan dan Konstruksi Fakultas Teknik Unsyiah yang berasal dari
PDAM. Air yang digunakan mempunyai sifat-sifat : jernih, bersih, tawar, dan dapat diminum,
dan juga harus bebas dari minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan organis, dan
bahan-bahan yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
2.1.1 Agregat
Dalam campuran beton biasanya agregat menempati sekitar 75% dari volume total
beton, sifat-sifatnya mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku beton yang telah
mengeras.Menurut kejadiannya agregat dapat berupa agregat alami dan agregat
buatan.Agregat alami adalah hasil desintegrasi alami batu-batuan umpamanya kerikil, pasir
dan batu pecah (crusher stone). Agregat buatan adalah agregat yang dihasilkan sebagai
produk lain umpamanya hasil pemecahan batu bata, terak lempung, terak dapur tinggi dan
lain-lain yang sejenis.
A. Agregat Kasar
Agregat kasar biasa juga disebut kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu, dengan butirannya
berukuran antara 5mm - 150mm.
Menurut peraturan
Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori. Aggregat kasar
yang butirannya pipih hanya dapat dipakai jika jumlah butir-butir pipihnya tidak
melampaui 20% berat aggregat seluruhnya.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat keringnya.
Bila melampaui harus dicuci.
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang relatif alkali.
Aggregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batuan pecah, umumnya
aggregat kasar besar butirnya lebih dari 5mm.
B. Agregat Halus
Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran tajam, keras, dan bersifat kekal artinya
tidak hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari hujan, dll.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 50%(ditentukan terhadap berat
kering).hampir bagian-bagian yang lolos saringan 0,063mm, apabila kadar campuran lebih
besar 5% aggregate halus harus dicuci bila ingin dipakai untuk campuran beton.
Pasir beton harus bersih, bila dingin dengan memakai larutan pencuci sel usus dimana
tinggi endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh tidak kurang dari
70%.
Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk pasir halus antara 2- 3,2. Agregat halus harus
terdiri dari butiran yang beranekaragam dan apabila diayak dengan ayakan susunan harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Sisa diatas ayakan 4 mm minimum beratnya 2%
Sisa diatas ayakan 1mm minimum beratnya 10%
Sisa diatas ayakan 0,025 beratnya berkisar antara 80% sampai 95%.
2.1.3 Air
Air yang dapat dipergunakan dalam campuran beton dan perawatannya harus bebas dari
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air bersih, tetapi
karena kesulitan memperolehnya/mahal, maka boleh dipergunakan air yang terdapat di alam
seperti air sumur, air sungai, air waduk dan lain-lain dengan ketentuan memenuhi kriteria air
minum.
3.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut.
a. Agregat kasar
b. Agregat halus terdiri dari pasir halus dan pasir kasar Semen Portland
c. Air
3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut.
a. Baskom
b. Saringan : 31,5 mm, 19,1 mm, 9,52 mm, 4,76 mm, 2,38 mm, 1,2 mm, 0,6 mm,
0,3 mm, dan 0,15 mm.
c. Timbangan
d. Oven
e. Tongkat pemadat
f. Container
g. Keranjang (basket)
h. Mesin molen
i. Cetakan 6 buah berbentuk silinder
j. Mesin penguji kuat tekan beton
Keterangan :
- F’cr = Kuat tekan rata-rata beton sehingga kuat tekan hasil pengujian
sampai nantinya tidak akan ada yang lebih kecil dari kuat tekan
rencana.
- F’c = Kuat tekan rencana (kg/cm2)
Berdasarkan hasil kuat tekan diatas, maka dapat dilihat bahwa persentase kekuatan
beton terhadap mutu beton yang direncanakan adalah :
𝑘𝑢𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
= 𝑥 100
200
232,375
= 𝑥 100 = 116,186 %
200
4.2 PEMBAHASAN
Dalam pembuatan beton, agar tercapai mutu yang direncanakan,harus diperhatikan dan
meneliti dengan baik dan benar setiap langkah atau proses selama pembuatan beton itu
berlangsung.
Penyusunnya,dalam hal ini adalah agregat dan air.Setelah itu pada perhitungan Mix
Design,dimana kecepatan perhitungan perbandingan bahan-bahan penyusun beton akan
sangat mempengaruhin mutu beton yang dihasilkan.Selanjutnya adalah pengaduan
bahan,pencetakan lalu perendaman. Benda uji direndam dengan maksud agar semen yang
masih kekurangan air dapat terisi, sehingga terjadi pengikatan yang lebih baik.Selain dengan
perendaman,beton dapat juga disimpan ditempat yang lembab atau ditutup dengan
menggunakan karung basah.
Sementara itu,uji tekan beton yang berumur 7 dan 28 hari dari masing-masing benda uji
tidak merata dan nilai kekuatannya pun kurang bagus. Hal ini mungkin disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya
Kurang teliti pada saat penimbangan bahan campuran
Pelaksanaan pencampuran juga kurang teliti
Air yang dicampur terlalu banyak
Pelaksanaan yang kurang baik
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Hasil penelitian sifat-sifat fisis aggregate yang digunakan telah memenuhi syarat
yang ditetapkan oleh ACI ( American Concrete Institute ) dan PBI (Peraturan Beton
Indonesia 1971 ).
Kesalahan-kesalahan pada hasil penelitian kuat tekan beton ini disebabkan antara lain
Kekeliruan dalam perhitungan perbandingan bahan-bahan pencampur yang digunakan.
Kurangnya ketelitian saat menimbang, mencampur dan mengaduk beton sehingga
mempengaruhi komposisi campuran beton.
Pada pembuatan benda uji pemadatannya kurang dan terlalu berkumpulnya material
yang halus atau material yang kasar saat memasukkan campuran beton ke dalam cetakan. Hal
ini akan menyebabkan kekuatan beton tidak merata pada setiap bagian benda uji.
Melakukan pengujian pada waktu kurang dari toleransi yang diperbolehkan setelah
benda uji dikeluarkan dari bak perendaman pada setiap pembebanan sehingga mutu beton
menjadi tidak maksimum.
Dari hasil praktikum dan pembahasan pelaksanaan campuran beton dengan mutu beton
k-275 dengan nilai FAS 0,385 maka diperoleh :
Kuat tekan beton rencana (F’c) = 22,825kg/cm²
Kuat tekan beton karakteristik (F’cr) = 232,375kg/cm² dengan mutu beton yang
direncanakan yaitu 275 kg/cm².
5.2 Saran-saran
Dalam pelaksanaan praktikum ini penulis menyadari adanya kekurang telitian. Untuk itu,
masih banyak hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan guna berhasilnya pelaksanaan
praktikum dimasa mendatang.
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan praktikum, penulis menghimbau kepada
mahasiswa yang akan melaksanakan praktikum dimasa mendatang, untuk dapat memahami
materi kuliah sebelum melakukan praktikum. Ketelitian dan kehati-hatian dalam
melaksanakan praktikum harus ditingkatkan, serta dituntut pula kekompakan antara sesama
praktikan agar hasil kerja maksimal.
Kepada karyawan dan staff laboratorium, hendaklah bimbingannya lebih ditingkatkan,
sehingga ketidaktelitian dalam menimbang dan menguji dapat dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA
SIEVE ANALISIS
SIEVE ANALISIS
TOTA
L 500,000 100,000 500,000 100,000 500,000 100,000 100,000
BULK DENSITY
Weight
Volume
No Sampling Container Container
Aggregate Bulk
Of
Urut No. + Density
Container
Aggregate
13,813 9,103
AVERAGE 1,820
BULK DENSITY
Weight
Volume
No Sampling Container Aggregate Bulk
Container Of
Urut No. Density
+ Container
Aggregate
11,06 2,66
AVERAGE 1,713
BULK DENSITY
Weight Volume
No
Samplin Containe Container Aggregat Of Bulk
Uru
g No. r + e Containe Density
t
Aggregate r
10,973 2,573
AVERAGE 1,658
SPECIFIC GRAVITY
SAMPLE
No.
WEIGHT NOTATION
Urut A B C
(gram) (gram) (gram)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Container Wc 1299 1464 860
2 Container + Aggregate SSD Wcs 1759,5 2045 1275
3 Aggregate Saturated Surface dry Ws = Wcs-Wc 460,5 581 415
4 Container + Aggregate + Water Wcsw' 3057,5 3288 2007
5 Container + Water Wcw" 2772,4 2940 1750
6 Volume of Aggregate, SSD Wv=Ws-Wcsw'+Wcw" 175,2 233 158
Specific Gravity, SSD SG, SSD = Ws/Wv 2,628 2,493 2,626
7
Average Specific Grafity, SSD 2,581
8 Container W'c 0 0 0
9 Container + Aggregate OD + water W'csw 448 565,8 402,7
10 Aggregate Oven Dry Wd=W'csw-W'c 448 565,8 402,7
Specific Gravity, OD SG, OD = Wd/Wv 2,557 2,428 2,548
11
Average Specific Grafity, OD 2,511
Water Absorption (%) 100(Ws-Wd)/Wd 2,790 2,686 3,054
12
Average Water Absorption (%) 2,843
SPECIFIC GRAVITY
SAMPLE
No.
WEIGHT NOTATION A B C
Urut
(gram) (gram) (gram)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Container Wc 1299 1464 860
2 Container + Aggregate SSD Wcs 1987 2060 1224
Aggregate Saturated Surface
3
dry Ws = Wcs-Wc 688 596 364
4 Container + Aggregate + Water Wcsw' 3192 3300 1976
5 Container + Water Wcw" 2772,4 2940 1750
Wv=Ws-
6
Volume of Aggregate, SSD Wcsw'+Wcw" 286,4 236 138
Specific Gravity, SSD SG, SSD = Ws/Wv 2,563 2,525 2,637
7
Average Specific Grafity, SSD 2,575
8 Container W'c 0 0 0
Container + Aggregate OD +
9
water W'csw 676,9 580,4 356,6
10 Aggregate Oven Dry Wd=W'csw-W'c 676,9 580,4 356,6
Specific Gravity, OD SG, OD = Wd/Wv 2,522 2,459 2,584
11
Average Specific Grafity, OD 2,521
Water Absorption (%) 100(Ws-Wd)/Wd 1,639 2,687 2,075
12
Average Water Absorption (%) 2,133
SPECIFIC GRAVITY
Mod. Dft. : A007-3 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Aggregate
SAMPLE
No.
Uru WEIGHT NOTATION A B C
t (gram (gram (gram
) ) )
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Basket Wc 444 445,5 444
2 Basket Under Water Wcw 390 395 390
3 Basket + Aggregate SSD Wcs 1314 1326 1194
Basket + Aggregate Under
4
Water Wcsw 948 954,5 872
Aggregate Saturated Surface
5
dry Ws = Wcs-Wc 870 880,5 750
6 Aggregate Under Water Ww=Wcsw-Wcw 558 559,5 482
7 Volume of Aggregate, SSD Wv = Ws - Ww 312 321 268
Specific Gravity, SSD SG, SSD = Ws/Wv 2.788 2.742 2.798
8
Average Specific Grafity, SSD 2.776
9 Basket Wc' 258,8 0 0
10 Basket + Aggregate,OD Wcd 119,4 863,7 739,5
11 Aggregate Oven Dry Wd=Wcd-Wc' 860,6 863,7 739,5
Specific Gravity, OD SG, OD = Wd/Wv 2,758 2,690 2,759
12
Average Specific Grafity, OD 2,735
Water Absorption (%) 100(Ws-Wd)/Wd 1,092 1,945 1,419
12 Average Water Absorption
(%) 1,485
FINENESS MODULUS
Mod. Dft. : A009-1 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Aggregate
FINENESS MODULUS
FINENESS MODULUS