Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya bagi kita semua terutama bagi kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini. Shalawat beriring salam kami sanjung sajikan ke pangkuan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya yang mana atas perjuangannya dapat
membawa umat Islam dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Maksud dari praktikum ini yaitu mampu melakukan pengujian sifat-sifat fisis material
dan cara mendapatkan nilainya, dapat merencanakan campuran beton sesuai dengan mutu
yang diharapkan, serta dapat mengetahui kuat tekan beton dan cara mendapatkan nilainya.
Praktikum ini merupakan praktikum yang wajib diikuti oleh mahasiswa sipil di Fakultas
Teknik Universitas Syiah Kuala.
Kami menyadari pada laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen
dan rekan-rekan demi kesempurnaan laporan ini. Laporan ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan partisipasi dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya pada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan
praktikum ini.
Demikian laporan hasil praktikum ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan semua pihak yang telah membaca laporan ini. Terima kasih.

Banda Aceh, April 2017

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang ...................................................................................................................

1.2 Tujuan ...............................................................................................................................

1.3 Manfaat .............................................................................................................................

BAB II TINJAUAAN KEPUSTAKAAN

2.1 Material .............................................................................................................................

2.2 Benda uji ...........................................................................................................................

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan.................................................................................................................................

3.2 Alat ....................................................................................................................................


3.3Langkah Kerja ....................................................................................................................

BAB IV HASIL PRAKTIKUM

4.1 Hasil ..................................................................................................................................

4.2 Pembahasan .......................................................................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .......................................................................................................................

5.2 Saran .................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................


LAMPIRAN FOTO ..................................................................................................................
LAMPIRAN TABEL ................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktikum

Dalam suatu konstruksi bangunan, beton merupakan bagian yang penting. Berdasarkan hal
ini maka analisa dan penelitian terhadap materi dan proses terbentuknya beton sangat
dibutuhkan. Sebagai program wajib dalam Ilmu Bahan Bangunan, maka penerapan dasar dan
aplikasinya wajib dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik sipil.

1.2 Latar Belakang Teknologi Beton

Beton merupakan jenis bahan kontruksi atau bangunan yang dapat menerima beban
yang terjadi sebagai hasil pengerasan suatu campuran yang terdiri dari tiga bahan dasar atau
lebih, yaitu:
1. Semen Portland sebagai bahan pengikat hidrolik.
2. Agregat sebagai bahan pengisi/penguat/bahan yang dapat mengurangi penyusutan.
3. Air sebagai bahan pereaksi pengikatan
Penggunaan agregat sesuai dengan jenis yang akan di rencanakan, dalam hal ini
agregat terbagi Tiga bagian, coarse sand, coarse aggregate, dan fine sand, semen yang
digunakan adalah semen Andalas dan air yang digunakan adalah air PAM yang diambil dari
Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Unsyiah.
Sebelum melakukan pencampuran material pembentuk beton tersebut, perlu
dilakukan pemeriksaan agregat. Pemeriksaan agregat hanya terbatas pada pemeriksaan sifat
fisisnya saja yang terdiri atas: bulk density, specific gravity, absorption, sieve analysis,
fineness modulus.
Metode yang digunakan dalam perencanaan campuran beton didasarkan pada ketentuan
Amerika Insitute (ACI) standar 211-1-91 yang dikombinasikan dengan Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 N-2.
Berdasarkan bahan campuran yang disesuaikan dengan pelaksanaan, beton struktural
dibagi menjadi 2 jenis :
1. Beton tidak berudara di dalam (non air entrained concrete)
2. Beton berudara di dalam (air entrained concrete)
Kedua jenis beton ini kekuatan tekanannya sangat tergantung pada kepadatannya, daya
lekat partikel-partikel agregat dengan pasta semen dan kekerasan agregat yang digunakan.
Untuk mengetahui tingkat kekuatan atau keamanan suatu konstruksi yang akan
dibangun, maka sangat perlu dihitung kekuatan beton tersebut. Sehingga untuk menghitung
atau mengetahui tingkat kekuatan beton maka kita perlu melakukan pengujian atau
pengetesan benda uji dari beton tersebut.

1.3 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan mengenai perencanaan


campuran beton serta keterampilan dalam pelaksanaannya. Untuk mendapatkan beton yang
bermutu baik dan memiliki daya kuat tekan yang besar, perlu adanya suatu analisa
laboratorium terhadap beberapa faktor penyusun terbentuknya beton, yang meliputi sifat-sifat
fisis berupa :
 Susunan Butiran
 Berat Volume
 Berat Jenis
 Penyerapan
 Modulus Kehalusan

Praktikum Bahan Bangunan merupakan salah satu syarat untuk mendapat kelulusan
dalam mata kuliah Bahan Bangunan. Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Memberi pengetahuan dasar kekuatan tekanan beton secara praktis kepada
mahasiswa.
2. Pengenalan material sebagai bahan utama campuran beton.
3. Memberikan kemampuan pada mahasiswa dalam merencanakan mutu beton
struktural yang diinginkan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
a. Mampu melakukan pengujian sifat-sifat fisis material dan cara mendapatkan nilainya.
b. Mampu melakukan perencanaan beton dengan benar.
c. Dapat merencanakan campuran beton yang sesuai dengan mutu yang diinginkan.
d. Dapat mengetahui kuat tekan beton dan cara mendapatkan nilainya.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Material
Beton merupakan suatu campuran bahan bangunan yang bahan dasarnya terdiri atas
agregat, semen dan air yang dalam hal-hal tertentu campurannya diberi bahan tambahan
(additive) atau bahan campuran (admixture) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Agregat yang digunakan adalah agregat alam yang terdiri dari agregat kasar (coarse
aggregate) dan agregat halus (pasir halus/fine sand dan pasir kasar/coarse sand).Agregat
tersebut telah tersedia di laboratorium.
Semen adalah salah satu bagian dari bahan pembentuk beton.Semen berfungsi sebagai
pengikat dan pengisi.Dalam praktikum ini semen yang digunakan adalah Semen Andalas.
Air yang digunakan untuk campuran beton diambil dari bak penampungan di
Laboratorium Bahan Bangunan dan Konstruksi Fakultas Teknik Unsyiah yang berasal dari
PDAM. Air yang digunakan mempunyai sifat-sifat : jernih, bersih, tawar, dan dapat diminum,
dan juga harus bebas dari minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan organis, dan
bahan-bahan yang dapat merusak beton atau baja tulangan.

2.1.1 Agregat
Dalam campuran beton biasanya agregat menempati sekitar 75% dari volume total
beton, sifat-sifatnya mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku beton yang telah
mengeras.Menurut kejadiannya agregat dapat berupa agregat alami dan agregat
buatan.Agregat alami adalah hasil desintegrasi alami batu-batuan umpamanya kerikil, pasir
dan batu pecah (crusher stone). Agregat buatan adalah agregat yang dihasilkan sebagai
produk lain umpamanya hasil pemecahan batu bata, terak lempung, terak dapur tinggi dan
lain-lain yang sejenis.

A. Agregat Kasar
Agregat kasar biasa juga disebut kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu, dengan butirannya
berukuran antara 5mm - 150mm.
Menurut peraturan
 Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori. Aggregat kasar
yang butirannya pipih hanya dapat dipakai jika jumlah butir-butir pipihnya tidak
melampaui 20% berat aggregat seluruhnya.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat keringnya.
Bila melampaui harus dicuci.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang relatif alkali.
 Aggregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batuan pecah, umumnya
aggregat kasar besar butirnya lebih dari 5mm.

B. Agregat Halus
Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran tajam, keras, dan bersifat kekal artinya
tidak hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari hujan, dll.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 50%(ditentukan terhadap berat
kering).hampir bagian-bagian yang lolos saringan 0,063mm, apabila kadar campuran lebih
besar 5% aggregate halus harus dicuci bila ingin dipakai untuk campuran beton.
Pasir beton harus bersih, bila dingin dengan memakai larutan pencuci sel usus dimana
tinggi endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh tidak kurang dari
70%.
Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk pasir halus antara 2- 3,2. Agregat halus harus
terdiri dari butiran yang beranekaragam dan apabila diayak dengan ayakan susunan harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
 Sisa diatas ayakan 4 mm minimum beratnya 2%
 Sisa diatas ayakan 1mm minimum beratnya 10%
 Sisa diatas ayakan 0,025 beratnya berkisar antara 80% sampai 95%.

2.1.2 Semen Portland


Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang
memungkinkan melekatnya partikel-partikel agregat menjadi suatu massa yang padat. Proses
pengikatan ini berlangsung dengan adanya air. Oleh karenanya semen ini dinamakan semen
hidraulis. Semen hidraulis biasa juga disebut semen portland (Portland Cement=PC).
Komponen-komponen utama dari PC adalah batu kapur yang mengandung komposisi
CaO (kapur, lime) dan lempung yang mengandung komponen-komponen SiO2, Al2O3 dan
Fe2O3.Kualitas semen sangat dipengaruhi perbandingan batu kapur yang mengandung
komposisi CaO dengan lempung yang mengandung komponen-komponen SiO2, Al2O3 dan
Fe2O3.

2.1.3 Air
Air yang dapat dipergunakan dalam campuran beton dan perawatannya harus bebas dari
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air bersih, tetapi
karena kesulitan memperolehnya/mahal, maka boleh dipergunakan air yang terdapat di alam
seperti air sumur, air sungai, air waduk dan lain-lain dengan ketentuan memenuhi kriteria air
minum.

2.2 BENDA UJI


Cetakan benda uji sebanyak 6 buah berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm
dan tinggi 30 cm. Sebelum dimasukkan benda uji cetakan harus diperiksa terlebih dahulu
agar tidak renggang lagi.
Setelah rata-rata beton teraduk dengan merata lalu dituangkan dalam bak penampung
dan diadakan test slump dengan tujuan untuk menentukan kekentalan adukan beton.
Kekuatan karakteristik beton diperoleh dari hasil pengetesan sejumlah benda uji
beton. Benda uji beton dapat berbentuk kubus 15x15x15 cm³, kubus 20x20x20 cm³ dan
silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Berdasarkan PBI 1971, benda uji standar ialah
kubus 15x15x15 cm³ sedangkan menurut ACI 211.1-77 adalah silinder ukuran 15 cm dengan
tinggi 30 cm.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut.
a. Agregat kasar
b. Agregat halus terdiri dari pasir halus dan pasir kasar Semen Portland
c. Air

3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut.
a. Baskom
b. Saringan : 31,5 mm, 19,1 mm, 9,52 mm, 4,76 mm, 2,38 mm, 1,2 mm, 0,6 mm,
0,3 mm, dan 0,15 mm.
c. Timbangan
d. Oven
e. Tongkat pemadat
f. Container
g. Keranjang (basket)
h. Mesin molen
i. Cetakan 6 buah berbentuk silinder
j. Mesin penguji kuat tekan beton

3.3 Langkah Kerja


Pada perencanaan mutu beton yang direncanakan adalah mutu beton K-275 dengan
FAS 0,583 dengan menggunakan benda uji berbentuk silinder standar dengan diameter 15 cm
dan tinggi 30 cm. Tinggi slump yang diinginkan adalah 7,5-10 cm.

3.3.1 Analisa saringan


Tujuan penguraian susunan butiran agregat (gradasi) adalah untuk menilai kecocokan
penggunaan agregat terhadap produksi beton.
Ayakan/saringan yang digunakan dalam praktikum bahan bangunan adalah saringan:
31,5 mm, 19,5 mm, 9,52 mm, 4,76 mm, 2,38 mm, 1,2 mm, 0,6mm, 0,3 mm, 0,15 mm.
Langkah-langkah untuk pengujian analisis saringan antara lain yaitu :
- Mula-mula diambil kerikil dengan ayakan 31,5, pasir kasar dengan ayakan 4,76 dan
pasir halus dengan ayakan 2,38 masing-masing disiapkan dalam 3 tempat.
- Lalu dimaksukkan ke dalam oven selama 24 jam pada temperatur 105 0C.
- Setelah dikeluarkan dari oven lalu didinginkan terlebih dahulu. Lalu diletakkan pada
lantai dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu A,B dan C.
- Masing-masing sampel A,B dan C tersebut ditimbang dan dimasukkan kedalam
ayakan yang sesuai dengan jenis agregat.
- Lalu setiap saringan digoyangkan/diayakkan dan setiap jenis agregat (coarse
sand,fine sand, coarse agregat) yang tertahan disaringan ditimbang beratnya.
- Setelah ditimbang beratnya, akan didapatkan data. Setiap data tersebut ditulis
kedalam tabel lembar kerja praktikum.

3.3.2 Berat Volume


Setelah Selesai melakukan penumbukan Agregat dan pengukuran berat, perhitungan
tersebut dimasukkan ke Tabel Bulk Density. (terlampir)
Langkah-langkah pengujian bulk density sebagai berikut ;
- Pengayakan agregat dengan ukuran 31,5 untuk coarse agregat, 9,52 untuk coarse sand
dan 4,76 untuk fine sand.
- Setelah itu, agregat tersebut dimasukan kewadahnya masing-masing dan dipisah-pisah
(agregat yang lolos saringan).
- Wadah yang berisi agregat tersebut dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105 0C
selama 24 jam.
- Setelah itu, wadah yang telah dimasukkan kedalam oven selama 24 jam tersebut
dikeluarkan dan didinginkan terlebih dahulu.
- Wadah yang telah terisi coarse agregat,coarse sand dan fine sand tersebut dituangkan
ke lantai
- Agregat yang telah dituangkan kelantai dipisah-pisah menjadi tiga bagian,yaitu A,B
dan C.
- Kemudian,untuk agregat fine sand dan coarse sand dimasukkan kedalam container
dengan berat 8,40 kg. Sedangkan untuk coarse agregat memiliki berat container 4,71
kg.
- Diambil agregat tersebut kemudian diisi kedalam masing-masing containernya. Mula-
mula diisi 1/3 container lalu ditumbuk dengan tumbukan jatuh bebas sebanyak 25
kali. Lalu diisi lagi lagi 2/3 dan ditumbuk lagi sebanyak 25 kali. Dan terakhir
container diisi penuh 3/3 dan ditumbuk lagi sebanyak 25 kali,setelah itu permukaan
container diratakan.
- Kemudian ditimbang masing-masing container + agregatnya. Setelah itu didapatkan
berat container + agregat. Cara menghitung berat agregat yaitu dengan cara
mengurangi berat container + agregat dengan berat agregat itu sendiri.
- Setelah itu, kita dapat menghitung bulk density dengan cara membandingkan atau
membagi berat agregat dengan volume containernya. Untuk coarse sand dan fine sand
memiliki volume container 1,552 L,sedangkan coarse agregat adalah 5 L. Setelah
didapatkan hasil diratakan hasil bulk densitynya.

3.3.3 Berat jenis (Specific Gravity)


Berat jenis (Specific Gravity) adalah berat sejumlah volume agregat tanpa mengandung
rongga udara tehadap volume yang sama. Berat jenis menurut British Standar 812, dibedakan
dalam keadaan yaitu :
 Jenuh Permukaan (SSD)
 Kering Oven (OD)
Untuk agregat kasar diukur dengan cara menimbang diluar dan didalam air sedangkan
untuk agregat halus berdasarkan metode Thawlew’s.
a. Berat jenis kerikil (Coarse Aggregate)
Langkah-langkah untuk menghitung berat jenis kerikil yaitu:
 Agregat dilapangan yang telah lolos ayakan 31,5 direndam selama kurang lebih 24
jam lalu dikeluarkan dan ditebarkan pada lantai yang teduh untuk dianginkan.
 Agregat yang telah dianginkan, didapatkan dalam keadaan SSD( saturated surface
dry) atau kering permukaan.
 Lalu agregat tersebut dimasukkan kedalam keranjang. Timbang berat keranjang
tersebut dalam air maupun tanpa air. Timbang berat agregat+keranjang dalam air
dan tanpa air.
 Agregat tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu A,B dan C. Untuk keranjang A dan
B yaitu keranjang yang sama dan diberi tanda.
 Setelah kita menimbang beratnya, kita tulis data tersebut kedalam tabel laporan
praktikum.
 Lalu kita dapat mencari nilai spesifik gravity SSD nya.
 Kemudian agegat dimasukkan kedalam 3 wadah dan diberi label A,B dan C.
 Setelah itu wadah dimasukkan kedalam oven dengan suhu 1050 C selama 24 jam.
 Lalu agregat didinginkan dan dikeluarkan dan ditimbang berat agregat dalam oven.
 Setelah itu kita mendapatkan nilai spesific gravity OD nya serta dirata-ratakan
nilainya.

b. Berat jenis pasir halus (Fine sand)


Langkah-langkah untuk menghitung berat jenis pasir yaitu:
 Agregat dilapangan yang telah diayak dengan saringan berukuran 4,76 direndam
didalam timba selama 24 jam,setelah itu agregat dikeluarkan dan ditebarkan paa
lantai yang teduh untuk dianginkan.
 Agregat tersebut yang telah dianginkan,didapatkan keadaan SSD.
 Lalu agregat dimasukkan kedalam container yang telah diberi label A,B dan C.
Dan dimasukkan sebanyak 1/3 container.
 Kemudian dihitung berat masing-masing containernya, berat container + agregat,
bert container + agregat + water (tanpa pori udara).
 Kemudian data tersebut dimasukkan kedalam tabel dan kita dapat mencari berat
agregatnya dan volume agregatnya serta spesific gravity.
 Setelah menimbang beratnya,langkah selanjutnya adalah membuang airnya dan
memasukkan agregat tersebut kedalam wadah dan kemudian dimasukkan ke oven
dengan suhu 1050 C selama 24 jam. Langkah ini juga dilakukan pada sampel B
dan C.
 Agregat yang telah dioven tersebut,didinginkan terlebih dahulu lalu dikeluarkan
dan ditimbang beratnya setelah dioven.
 Maka kita dapat menghitung spesific gravity OD nya serta dirata-ratakan nilainya.

c. Berat jenis pasir kasar (coarse sand) :


Langkah-langkah untuk menghitung berat jenis coarse sand yaitu:
 Agregat dilapangan yang telah diayak dengan saringan 9,52 direndam didalam
timba selama 24 jam, setelah itu agregat dikeluarkan dan ditebarkan pada lantai
yang teduh untuk dianginkan.
 Agregat tersebut yang telah dianginkan, didapatkan keadaan SSD atau kering
permukaan.
 Lalu agrerat tersebut dimasukkan kedalam container yang telah dilabeli A,B dan
C. Dimasukkan sebanyak 1/3 container.
 Kemudian dihitung berat masing-masing container, berat container+ agregat,berat
container + agregat + water(tanpa pori udara).
 Lalu data-data tersebut dimasukkan kedalam tabel sehingga kita dapat mencari
berat agregatnya dan volume agregat serta spesific gravity.
 Setelah menimbang beratnya,langkah selanjutnya adalah membuang airnya dan
memasukkan agregat tersebut kedalam wadah dan kemudian dimasukkan ke oven
dengan suhu 1050 C selama 24 jam. Langkah ini juga dilakukan pada sampel B
dan C.
 Agregat yang telah dioven tersebut,didinginkan terlebih dahulu lalu dikeluarkan
dan ditimbang beratnya setelah dioven.
 Maka kita dapat menghitung spesific gravity OD nya serta dirata-ratakan nilainya.

3.3.4 Modulus kehalusan


Modulus kehalusan adalah jumlah komulatif kehalusan fraksi yang tertahan pada
susnunan saringan standar dibagi dengan seratus.
Modulus kehalusan juga menyatakan kehalsan dan kekerasan suatu agregat sehingga
dapat dikelasifikasikan ke dalam agregat tertentu.
Penelitian Finenees Modulus adalah sambungan dari sieve analis dan nantinya akan
tersusun sebuah tabel presentase berat butiran agregat campuren yang berat saringan sehingga
dapat digambarkan susunan butiran agregat campurannya.

Berdasarkan hasil saringan standar ASTM nilai-nilai modulus kehalusan untuk:


1) Kerikil berkisar antara :5,5-8,0
2) Pasir kasar berkisar antara :2,9-3,2
3) Pasir halus berkisar antara :1,2-2,6

3.3.5 Perencanaan campuran beton (Mix Design)


Langkah-langkah pengerjaan campuran beton yaitu :
 Pertama-tama diperisapkan molen.
 Dimasukkanagregat kasar, diikuti dengan pasir halus kemudian semen dan air
menurut ukuran masing-masing ke dalam mesin molen.
 Setelah dimasukkan material tersebut, molen berputar selama lebih kurang 5
menit.
 Kemudian muda beton dites dengan menggunakan slump, diikuti pemeriksaan
kandungan udara, berat volume, serta temperatur beton tersebut.
 Betonmuda dimasukkan ke dalam cetakan (benda uji beton yang terlebih dahulu
dibersihkan dan diberi oli) pemasukan terdiri dari 3 lapis yaitu 1/3, 2/3, 3/3 yang
ditumbuk 25 kali, tiap lapisan dipadatkan dengan menggunakan tongkat pemadat.
 Keenamcetakan yang telah terisi disimpan selama kurang lebih 3 jam.Setelah
benda uji berumur 3 jam, lalu dicaping (diberi pasta semen kurang lebih 29 % di
atasnya) dan diratakan dengan keramik, sekaligus ditutup dengan plastik yang
telah tersedia.
 Benda uji yang telah berumur 24 jam dibuka cetakannya kemudian dirawat di
ruang perawatan dalam bak terendam (curing). Sebelum direndam benda uji diberi
kode.

3.3.6 Pelaksanaan campuran beton


Bahan-bahan yang digunakan dalam mengerjakan campuran beton antara lain :
 Agregat Kasar
 Agregat Halus
 Semen
 Air
 Mortal Serapan
 Cetakan sebanyak 6 buah
Langkah-langkah pengerjaan campuran beton yaitu :
 Pertama-tama terlebih dahulu molen di bersihkan dengan mortal serapan.
 Kemudian baru selanjutnya diasukan agregat kasar, diikuti dengan pasir halus
kemudian semen dan air menurut ukuran masing-masing.
 Setelah dimasukkan material tersebut, molen berputar selama lebih kurang 5
menit dengan kemiringan sumbu bak rata-rata 450.
 Kemudian muda beton dites dengan menggunakan slump, kemudian diikuti
pemeriksaan kandungan udara, berat volume, serta temperatur beton tersebut.
 Lalu beton muda dimasukkan kedalam cetakan (benda uji beton yang terlebih
dahulu dibersihkan dan diberi oli) pemasukan terdiri dari 3 lapis yaitu 1/3, 2/3, 3/3
yang ditumbuk 25 kali, tiap lapisan dipadatkan dengan menggunakan tongkat
pemadat dan sekeliling dindingnya digetarkan dengan ketukan martil karet secara
perlahan-lahan.
 Kemudian setelah kedelapan cetakan terisi maka disimpan selama kurang lebih 3
jam.setelah benda uji berumur 3 jam lalu dicaping (diberi pasta semen kurang
lebih 29 % diatasnya) dan diratakan dengan keramik, sekaligus ditutup dengan
plastic yang telah tersedia.
 Benda ujui yang telah berumur 24 jam dibuka cetakannya kemudian dirawat
diruang perawatan dalam bak terendam (curing). Sebelum di rendam benda uji
diberi kode.

3.3.7 Benda Uji Beton


Benda uji beton yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tiap-tiap kelompok
sebanyak 6 buah dengan umur pengetesan 3 buah beton berumur 7 hari, dan 3 buah beton
lainnya berumur 28 hari.
Benda uji beton yang dibuat sesuai dengan standar ACI (America Concrete Institute)
standar 211-1-91 yaitu :
 Silinder berdiameter 15 cm.
 Tinggi 30 cm.

3.3.8 Pengujian kuat tekan benda uji beton


Pengujian kuat tekan benda uji dilakukan untuk mengetahui kuat tekan dari masing-
masing benda uji atau dengan kata lain pembebanan benda uji ini dilakukan untuk
mengetahui berapa besar beban yang mampu ditahan oleh benda uji tersebut.
Langkah-langkah dalam pengujian kuat tekan :
1. Benda uji yang telah berumur 7 dan 28 hari diambil dari bak perendam untuk diuji kuat
tekannya.
2. Benda uji tersebut ditempatkan di tempat yang teduh sampai benda uji tersebut kering.
3. Berat masing-masing benda uji tersebut ditimbang dan diberi nomor untuk dilakukan
tes pembebanan.
4. Benda uji diletakkan pada alat pengujian kuat tekan dan putar pengunci atas agar benda
uji berada pada posisi yang tepat untuk dilakukan pengujian pembebanan.
5. Diperhatikan waktu pengujian dengan akan munculnya retakan pada benda uji. Dicatat
waktu pengujian tersebut.
6. Setelah timbul retakan pada benda uji, maka mesin dimatikan. Kemudian diamati jenis
retakan beton tersebut.
7. Selanjutnya dihitung kuat tekan.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
4.1. Hasil
4.1.1.Perencanaan Campuran
Pada perencanaan mutu beton yang direncanakan adalah mutu beton dengan FAS 0,583
dengan menggunakan benda uji berbentuk silinder standar dengan diameter 15 cm dan tinggi
30 cm. tinggi slump yang diinginkan adalah 7,5-10 cm.
Perencanaan Campuran:
1. Tinggi slump yang diinginkan adalah 7,5-10 cm.
2. Diameter maksimum agregat yang digunakan adalah 31,5 mm.
3. Jenis beton adalah non air entrained concrete (Konstruksi tidak dipengaruhi oleh
temperatur akibat membeku dan mencair es; freezing and thawing). Dari tabel A 1.5.3.3
jumlah air yang dibutuhkan untuk mendapatkan slump 7,5-10 cm untuk non air entrined
concrete dengan diameter maksimum agregat 31,5 mm diperkirakan jumlah air yang
diperlukan adalah 186,76 kg/m3 (didapat dengan cara interpolasi linier).
4. Faktor air semen untuk non air entrained concrete dengan tegangan 26,95kg/cm2 dari
tabel A 1.5.3.4 (a) adalah 0,583
5. Jumlah semen yang dibutuhkan dapat dihitung :
JumlahAirYangDiperlu kan 186,76
= kg/m3   320,343
FaktorAirSemen 0,583
6. Jumlah coarse agregat yang dibutuhkan diperkirakan dengan menggunakan tabel A
1.5.3.6. Fine aggregate dengan FM (finesses modulus) : 3,00 dan agregat dengan
diameter maksimum 31,5 mm, jumlah coarse agregat yang dibutuhkan adalah 0,671 m3
(on dry rodded bassis) dalam setiap m3 beton.
Kebutuhan coarse aggregate (kering) adalah 0,671 x 1820 = 1221,22kg.
Dari tabel A 1.5.3.7.1, berat 1 m3 non air entrained concrete dibuat dengan agregat yang
berdiameter maksimum 31,5 diperkirakan adalah 2395, 6 kg (untuk percobaan adukan,
penyesuaian kembali dari perbedaan-perbedaan slump, semen, specific gravity dari agregat
adalah tidak menentukan).
Berat masing-masing bahan yang telah dihitung adalah :
 Air (netto) : 186,760kg
 Semen : 320,343 kg
 Coarse Aggregate : 1221,22kg
Jumlah : 1728,323 kg
Rumus estimasi campuran agregat halus, dengan perbandingan FM
(JISC/DOBOKUGAKKAI) :
FM fs (x) + FM cs (1-x) = FM fa
3,439 (1 - x) + 2,983(x) = 3
3,439 – 3,439x +2,983x = 3
3,439 x – 2,983x = 3,439 – 3
0,456 x = 0,439
0,439
x =
0,456
x = 0,962
1-x = 1 – 0,962 (Coarse Sand)
= 0,038
 Berat fine aggregate (pasir) menjadi : 2395,6 – 1728,323 = 667,277 kg
 Berat fine sand :667,277x 0,962 = 642,588 kg
 Berat coarse sand :667,277x0,038 = 24,689 kg

4.1.2. Penyelidikan Fisis


Berdasarkan pemeriksaan sifat-sifat fisis seperti yang terlampir pada BAB II maka
diperoleh hasil-hasil sebagai mana yang disusun pada tabel berikut.
Hasil analisa saringan (sieve analisis) dan Fineness modulus yaitu seperti yang dimuat
dalam tabel dibawah ini :
Sieve Individual Persentase Retained On
Size Coarse Aggregate Coarse Sand Fine Sand
(mm)
31,5 0 0 0
19,5 20,85 0 0
9,52 67,5 0 0
4,76 94,25 12,87 0
2,38 98,93 23,44 12,8
1,2 99,6 44,57 29,87
0,6 99,92 73,4 65,87
0,3 99,92 92,57 91,07
0,15 99,97 99,07 98,74
SISA 100 100 100
TOTAL 680.94 343,92 298,35
F.M 6,8094 3,4392 2,9835
TABEL 3.1 Hasil Analisa Saringan dan Perhitungan F.M
Berdasarkan hasil analisa saringan dan F.M maka dibuat persentase susunan butiran
aggregate campuran (lampiran).
Berikut ini tabel hasil pemeriksaan Fisis lainnya.
No Jenis pemeriksaan Jenis Agregate
Coarse Agregate Coarse Sand Fine Sand
1 Bulk Density 1,820 1,73 1,658
2 Specific Gravity, SSD 2,776 2,575 2,581
3 Specific Gravity, OD 2,735 2,521 2,511
4 Average absorption 1,485 2,133 2,843

4.1.3. Komposisi Campuran Beton


Berikut ini adalah tabel perbandingan bahan-bahan yang akan dicampur serta mortal
serapan dari campuran beton :
Dasar perkiraan
No Material
Berat (Kg)
1 Air 7,096
2 Semen 12,173
3 Coarse Aggregate(Dry) 46,406
4 Coarse Sand (Dry) 0,938
5 Fine Sand (Dry) 24,417
Total 91,03

4.1.4. Pencampuran Beton


Setelah dilakukan pencampuran beton dan berdasarkan hasil pelaksanaan
pencampurannya maka diperoleh nilai slump : 10,9 cm dan hasil ini sesuai dengan criteria
yang direncanakan yaitu antara 7,5 – 10 cm.
4.1.5. Hasil Pembebanan
Tabel 4.2.1 Hasil Kuat Tekan Benda Uji
Hasil pembebanan diperlihatkan pada tabel 4.2.1

Tabel 4.2.1 Hasil Kuat Tekan Benda Uji 7 Hari


No Tanggal Tan Um Massa Dimensi Luas Gaya Kuat Keterang
mor pembuat ggal ur benda bida tekan tekan an
ben an peng (ha uji L D ng (kN) (N/m
da ujia ri) (kg) (mm (mm (mm m2)
2
uji n ) ) )
1 10/03/20 17/0 7 13,01 295, 150 1766 423,4 23,97 Kehancu
17 3/20 9 150 2,5 70 6 ran
17 kerucut
&geser
2 10/03/20 17/0 7 13,06 296, 150, 1772 408,5 23,05 Kehancu
17 3/20 9 4 1,4 25 3 ran
17 150, kerucut&
1 geser
3 10/03/20 17/0 7 12,99 302, 151, 1805 433,4 24,00 Kehancu
17 3/20 8 6 3,2 35 9 ran geser
17 151,
7

Tabel 4.2.2 Hasil Kuat Tekan Benda Uji 28 Hari


No Tanggal Tan Um Massa Dimensi Luas Gaya Kuat Keterang
mor pembuat ggal ur benda bida tekan tekan an
ben an peng (ha uji L D ng (kN) (N/m
da ujia ri) (kg) (mm (mm (mm m2)
2
uji n ) ) )
1 10/03/20 17/0 28 13,03 300, 150 1767 490,5 340,8 Kehancu
17 3/20 9 150, 4,3 4 ran
17 1 kerucut
&geser
2 10/03/20 17/0 28 12,97 302, 150, 1774 588,6 407,3 Kehancu
17 3/20 9 7 5,0 7 ran
17 150 kerucut&
belah
3 10/03/20 17/0 28 12,80 300, 150, 1768 573,9 398,5 Kehancu
17 3/20 1 1 6,1 2 ran
17 150, kerucut&
1 belah

 Kuat Tekan Beton Rencana

F’c = 275 x 0,83 = 228.25


228.25
=
10
= 22.825Kg/cm
 Kuat Tekan Karakteristik

F’cr = F’c + z.S


= 228,25 + (1,65 . 2,5)
= 232,375 kg/cm2

Keterangan :
- F’cr = Kuat tekan rata-rata beton sehingga kuat tekan hasil pengujian
sampai nantinya tidak akan ada yang lebih kecil dari kuat tekan
rencana.
- F’c = Kuat tekan rencana (kg/cm2)

- z = Konstanta yang tergantung dari jumlah benda uji dan tingkat

kegagalan, contoh bila dari 20 benda uji diperoleh gagal 1 benda


uji (5% tingkat kegagalan) maka z = 1,65

- s = Simpangan baku deviasi standar

Berdasarkan hasil kuat tekan diatas, maka dapat dilihat bahwa persentase kekuatan
beton terhadap mutu beton yang direncanakan adalah :
𝑘𝑢𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
= 𝑥 100
200
232,375
= 𝑥 100 = 116,186 %
200

4.2 PEMBAHASAN
Dalam pembuatan beton, agar tercapai mutu yang direncanakan,harus diperhatikan dan
meneliti dengan baik dan benar setiap langkah atau proses selama pembuatan beton itu
berlangsung.
Penyusunnya,dalam hal ini adalah agregat dan air.Setelah itu pada perhitungan Mix
Design,dimana kecepatan perhitungan perbandingan bahan-bahan penyusun beton akan
sangat mempengaruhin mutu beton yang dihasilkan.Selanjutnya adalah pengaduan
bahan,pencetakan lalu perendaman. Benda uji direndam dengan maksud agar semen yang
masih kekurangan air dapat terisi, sehingga terjadi pengikatan yang lebih baik.Selain dengan
perendaman,beton dapat juga disimpan ditempat yang lembab atau ditutup dengan
menggunakan karung basah.
Sementara itu,uji tekan beton yang berumur 7 dan 28 hari dari masing-masing benda uji
tidak merata dan nilai kekuatannya pun kurang bagus. Hal ini mungkin disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya
 Kurang teliti pada saat penimbangan bahan campuran
 Pelaksanaan pencampuran juga kurang teliti
 Air yang dicampur terlalu banyak
 Pelaksanaan yang kurang baik
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Hasil penelitian sifat-sifat fisis aggregate yang digunakan telah memenuhi syarat
yang ditetapkan oleh ACI ( American Concrete Institute ) dan PBI (Peraturan Beton
Indonesia 1971 ).
Kesalahan-kesalahan pada hasil penelitian kuat tekan beton ini disebabkan antara lain
Kekeliruan dalam perhitungan perbandingan bahan-bahan pencampur yang digunakan.
Kurangnya ketelitian saat menimbang, mencampur dan mengaduk beton sehingga
mempengaruhi komposisi campuran beton.
Pada pembuatan benda uji pemadatannya kurang dan terlalu berkumpulnya material
yang halus atau material yang kasar saat memasukkan campuran beton ke dalam cetakan. Hal
ini akan menyebabkan kekuatan beton tidak merata pada setiap bagian benda uji.
Melakukan pengujian pada waktu kurang dari toleransi yang diperbolehkan setelah
benda uji dikeluarkan dari bak perendaman pada setiap pembebanan sehingga mutu beton
menjadi tidak maksimum.
Dari hasil praktikum dan pembahasan pelaksanaan campuran beton dengan mutu beton
k-275 dengan nilai FAS 0,385 maka diperoleh :
 Kuat tekan beton rencana (F’c) = 22,825kg/cm²
 Kuat tekan beton karakteristik (F’cr) = 232,375kg/cm² dengan mutu beton yang
direncanakan yaitu 275 kg/cm².

5.2 Saran-saran
Dalam pelaksanaan praktikum ini penulis menyadari adanya kekurang telitian. Untuk itu,
masih banyak hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan guna berhasilnya pelaksanaan
praktikum dimasa mendatang.
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan praktikum, penulis menghimbau kepada
mahasiswa yang akan melaksanakan praktikum dimasa mendatang, untuk dapat memahami
materi kuliah sebelum melakukan praktikum. Ketelitian dan kehati-hatian dalam
melaksanakan praktikum harus ditingkatkan, serta dituntut pula kekompakan antara sesama
praktikan agar hasil kerja maksimal.
Kepada karyawan dan staff laboratorium, hendaklah bimbingannya lebih ditingkatkan,
sehingga ketidaktelitian dalam menimbang dan menguji dapat dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA

 Perencanaan Campuran Beton Menurut American Concrete Institue (ACI) 211.1-91


SNI 1974:2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton Dengan Benda Uji Silinder
 Hanafiah, M.Ali, 1994, Petunjuk Praktikum Merencanakan Komposisi
Campuran Beton Struktural, Laboratorium Kontruksi Dan Bahan Bangunan
Fakultas Teknik Univrsitas Syiah Kuala.
 Bahan-bahan mata kuliah Ilmu Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil
2014/2015.
 Buku tekologi beton
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
0SIEVE ANALISIS

Mod. Dft. : A005 Dft No. :


Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Aggregate

RETAINED ON SIEVE AVERAGE


SIEVE A B C PERCENTAGE
SIZE WEIGHT PERCENT WEIGHT PERCENT WEIGHT PERCENT RETAINED
(mm) (gram) (%) (gram) (%) (gram) (%) ON
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
31,5 0 0 0 0 0 0 0
19,1 385,000 19,250 424,000 21,200 442,000 22,100 20,850
9,52 976,000 48,800 949,000 47,450 874,000 43,700 46,650
4,76 548,000 27,400 516,000 25,800 541,000 27,050 26,750
2,38 85,000 4,250 82,000 4,100 114,000 5,700 4,680
1,2 6,000 0,300 16,000 0,800 18,000 0,900 0,670
0,6 0 0 10,000 0,500 9,000 0,450 0,320
0,3 0 0 0 0 0 0 0
0,15 0 0 3,000 0,150 0 0 0,050
sisa 0 0 0 0 2,000 0,100 0,030

TOTAL 2.000,000 100,000 2.000,000 100,000 2.000,000 100,000 100,000

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

SIEVE ANALISIS

Mod. Dft. : A005 Dft No. :


Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Sand

RETAINED ON SIEVE AVERAGE


PERCENTAG
SIEVE A B C
E
PERCEN PERCEN PERCEN
SIZE WEIGHT WEIGHT WEIGHT RETAINED
T T T
(mm) (gram) (%) (gram) (%) (gram) (%) ON
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
31,5 0 0 0 0 0 0 0
19,1 0 0 0 0 0 0 0
9,52 0 0 0 0 0 0 0
4,76 115,000 11,500 90,000 9,000 121,000 12,100 10,870
2,38 132,000 13,200 110,000 11,000 135,000 13,500 12,570
1,2 319,000 31,900 152,000 15,200 163,000 16,300 21,130
0,6 217,000 21,700 310,000 31,000 338,000 33,800 28,830
0,3 145,000 14,500 246,000 24,600 184,000 18,400 19,170
0,15 64,000 6,400 78,000 7,800 53,000 5,300 6,500
Sisa 8,000 0,800 14,000 1,400 6,000 0,600 0,930

1.000,00 1.000,00 1.000,00


TOTAL 0 100,000 0 100,00 0 100,000 100,000

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

SIEVE ANALISIS

Mod. Dft. : A005 Dft No. :


Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Fine Sand
RETAINED ON SIEVE AVERAGE
PERCENTA
SIEVE A B C
GE
WEIG PERCE WEIG PERCE WEIG PERCE
SIZE RETAINED
HT NT HT NT HT NT
(mm) (gram) (%) (gram) (%) (gram) (%) ON
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
31,5 0 0 0 0 0 0 0
19,1 0 0 0 0 0 0 0
9,52 0 0 0 0 0 0 0
4,76 0 0 0 0 0 0 0
2,38 65,000 13,000 67,000 13,400 60,000 12,000 12,800
1,2 74,000 14,800 90,000 18,000 92,000 18,400 17,070
0,6 229,000 45,800 153,000 30,600 158,000 31,600 36,000
0,3 97,000 19,400 138,000 27,600 143,000 28,600 25,200
0,15 30,000 6,000 45,000 9,000 40,000 8,000 7,670
Sisa 5,000 1,000 7,000 1,400 7,000 1,400 1,260

TOTA
L 500,000 100,000 500,000 100,000 500,000 100,000 100,000

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

BULK DENSITY

Mod. Dft. : A005 Dft No. :


Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Aggregate

Weight
Volume
No Sampling Container Container
Aggregate Bulk
Of
Urut No. + Density
Container
Aggregate

(Kg) (Kg) (Kg) (1) (Kg/1)


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 A 4,71 13,82 9,11 5 1,822

2 B 4,71 13,90 9,19 5 1,838

3 C 4,71 13,72 9,01 5 1,802

13,813 9,103

AVERAGE 1,820

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

BULK DENSITY

Mod. Dft. : A005 Dft No. :


Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Sand

Weight
Volume
No Sampling Container Aggregate Bulk
Container Of
Urut No. Density
+ Container
Aggregate

(Kg) (Kg) (Kg) (1) (Kg/1)


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 A 8,400 11,06 2,66 1,552 1,714

2 B 8,400 11,07 2,67 1,552 1,720

3 C 8,400 11,05 2,65 1,552 1,707

11,06 2,66

AVERAGE 1,713

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

BULK DENSITY

Mod. Dft. : A005 Dft No. :


Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Fine Sand

Weight Volume
No
Samplin Containe Container Aggregat Of Bulk
Uru
g No. r + e Containe Density
t
Aggregate r

(Kg) (Kg) (Kg) (1) (Kg/1)


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 A 8,400 10,97 2,57 1,552 1,656

2 B 8,400 10,97 2,57 1,552 1,656

3 C 8,400 10,98 2,58 1,552 1,662

10,973 2,573

AVERAGE 1,658

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

SPECIFIC GRAVITY

Mod. Dft. : A 006-1 Dft No. :


Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Fine Sand

SAMPLE
No.
WEIGHT NOTATION
Urut A B C
(gram) (gram) (gram)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Container Wc 1299 1464 860
2 Container + Aggregate SSD Wcs 1759,5 2045 1275
3 Aggregate Saturated Surface dry Ws = Wcs-Wc 460,5 581 415
4 Container + Aggregate + Water Wcsw' 3057,5 3288 2007
5 Container + Water Wcw" 2772,4 2940 1750
6 Volume of Aggregate, SSD Wv=Ws-Wcsw'+Wcw" 175,2 233 158
Specific Gravity, SSD SG, SSD = Ws/Wv 2,628 2,493 2,626
7
Average Specific Grafity, SSD 2,581
8 Container W'c 0 0 0
9 Container + Aggregate OD + water W'csw 448 565,8 402,7
10 Aggregate Oven Dry Wd=W'csw-W'c 448 565,8 402,7
Specific Gravity, OD SG, OD = Wd/Wv 2,557 2,428 2,548
11
Average Specific Grafity, OD 2,511
Water Absorption (%) 100(Ws-Wd)/Wd 2,790 2,686 3,054
12
Average Water Absorption (%) 2,843

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

SPECIFIC GRAVITY

Mod. Dft. : A 006-2 Dft No. :


Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Sand

SAMPLE
No.
WEIGHT NOTATION A B C
Urut
(gram) (gram) (gram)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Container Wc 1299 1464 860
2 Container + Aggregate SSD Wcs 1987 2060 1224
Aggregate Saturated Surface
3
dry Ws = Wcs-Wc 688 596 364
4 Container + Aggregate + Water Wcsw' 3192 3300 1976
5 Container + Water Wcw" 2772,4 2940 1750
Wv=Ws-
6
Volume of Aggregate, SSD Wcsw'+Wcw" 286,4 236 138
Specific Gravity, SSD SG, SSD = Ws/Wv 2,563 2,525 2,637
7
Average Specific Grafity, SSD 2,575
8 Container W'c 0 0 0
Container + Aggregate OD +
9
water W'csw 676,9 580,4 356,6
10 Aggregate Oven Dry Wd=W'csw-W'c 676,9 580,4 356,6
Specific Gravity, OD SG, OD = Wd/Wv 2,522 2,459 2,584
11
Average Specific Grafity, OD 2,521
Water Absorption (%) 100(Ws-Wd)/Wd 1,639 2,687 2,075
12
Average Water Absorption (%) 2,133

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

SPECIFIC GRAVITY
Mod. Dft. : A007-3 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Aggregate

SAMPLE
No.
Uru WEIGHT NOTATION A B C
t (gram (gram (gram
) ) )
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Basket Wc 444 445,5 444
2 Basket Under Water Wcw 390 395 390
3 Basket + Aggregate SSD Wcs 1314 1326 1194
Basket + Aggregate Under
4
Water Wcsw 948 954,5 872
Aggregate Saturated Surface
5
dry Ws = Wcs-Wc 870 880,5 750
6 Aggregate Under Water Ww=Wcsw-Wcw 558 559,5 482
7 Volume of Aggregate, SSD Wv = Ws - Ww 312 321 268
Specific Gravity, SSD SG, SSD = Ws/Wv 2.788 2.742 2.798
8
Average Specific Grafity, SSD 2.776
9 Basket Wc' 258,8 0 0
10 Basket + Aggregate,OD Wcd 119,4 863,7 739,5
11 Aggregate Oven Dry Wd=Wcd-Wc' 860,6 863,7 739,5
Specific Gravity, OD SG, OD = Wd/Wv 2,758 2,690 2,759
12
Average Specific Grafity, OD 2,735
Water Absorption (%) 100(Ws-Wd)/Wd 1,092 1,945 1,419
12 Average Water Absorption
(%) 1,485

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

FINENESS MODULUS
Mod. Dft. : A009-1 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Aggregate

Ukuran Persentase Persentase Komulatif


Saringan Tertahan Lolos Tertinggal
(mm) (%) (%) (%)
(A) (B) (C) (D)
31.5 0 100 0
19.1 20,85 79,15 20,85
9.52 46,65 32,5 67,5
4.76 26,75 5,75 94,25
2.38 4,68 1,07 98,93
1.2 0,67 0,4 99,6
0.6 0,32 0,08 99,92
0.3 0 0,08 99,92
0.15 0,05 0,03 99,97
Sisa 0,03 0 100

Total 100 680,94


F.M 6,8094

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

FINENESS MODULUS

Mod. Dft. : A 009-2 Dft No. :


Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Fine Sand
Commulative
Sieve Size Individual / Retained on
Passing Of Retained on
(mm) (%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4)
31,5 0 100 0
19.1 0 100 0
9.52 0 100 0
4.76 0 100 0
2.38 12,80 87,2 12,8
1.2 17,07 70,13 29,87
0.6 36,00 34,13 65,87
0.3 25,20 8,93 91,07
0.15 7,67 1,26 98,74
Sisa 1,26 0 100

Total 100 298,35


F.M 2,9835

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

FINENESS MODULUS

Mod. Dft. : A 009-3 Dft No. :


Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Sand

Individual / Retained Commulative


Sieve Size
on Passing Of Retained on
(mm) (%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4)
31,5 0 100 0
19.1 0 100 0
9.52 0 100 0
4.76 10,87 89,13 10,87
2.38 12,57 76,56 23,44
1.2 21,13 55,43 44,57
0.6 28,83 26,60 73,40
0.3 19,17 7,43 92,57
0.15 6,5 0,93 99,07
Sisa 0,93 0 100

Total 100 343,92


F.M 3,4392

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana


Dokumentasi praktikum sieve analysis
Dokumentasi langkah mix design
Dokumentasi kuat tekan beton

Anda mungkin juga menyukai