Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

UJI KUAT TEKAN BETON (Compression Test)

Disusun untuk memenuhi tugas remedial mata kuliah Ilmu Bahan

Dosen Pembimbing : David Malaiholo, M.T.

OLEH :

MUTIARA CANDRA FITRIANA

NIT.20201216

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI BANGUNAN DAN JALUR


PERKERETAAPIAN

POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA

MADIUN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan hidayah-Nya telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan Makalah dengan judul “UJI
KUAT TEKAN BETON (Compression Test)”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
perbaikan ujian akhir semester mata kuliah Ilmu Bahan. Kami berharap makalah ini dapat
membantu memperbaiki nilai ujian yang masih di bawah rata-rata.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak David Malaiholo selaku dosen
pengampu mata kuliahIlmu Bahan. Tugas yang telah diberikan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
demi kesempurnaan, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk menyempurnakannya. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah,
kami ucapkan mohon maaf.

Madiun, Februari 2022

Mutiara Candra Fitriana

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................

1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................

2.1. Beton.........................................................................................................................3
2.2. Kuat Tekan Beton......................................................................................................7
BAB 3 PEMBAHASAN..........................................................................................................

BAB 4 PENUTUP....................................................................................................................

4.1. Kesimpulan.............................................................................................................15
4.2. Saran.......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini, beton merupakan salah satu elemen terpenting dalam industri
konstruksi. Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang paling banyak digunakan
dalam konstruksi fisik. Biaya yang relatif murah dan kemudahan konstruksi membuat
beton semakin tidak tergantikan dalam dunia konstruksi. Beton banyak diminati di
pasaran karena banyak keunggulannya yang luar biasa dibandingkan dengan bahan
konstruksi lainnya. Keunggulan beton antara lain mudah dibentuk saat masih segar,
tahan api dan terutama kuat tekan yang cukup tinggi. Namun selain keuntungan yang
dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang
rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif.

Karena kekurangan yang dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup


luas,antara lain mengenai sifat bahan dasarnya,cara pembuatannya, cara evaluasi, dan
variasi bahan tambahnya agar dapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi
lebih maksimal. Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi
oleh keseragaman bahan dasar dan metode pelaksanaan.

Setelah dilakukannya pembuatan beton hal yang sangat penting dilakukan


adalah melakukan pengujian struktur beton. Hal ini dilakukan untuk mengecek apakah
beton yang sudah dibuat telah memenuhi desain yang telah direncanakan atau belum.
Setelah kita mengetahui hasil pengujian struktur beton, kita dapat menarik kesimpulan
untuk langkah selanjutnya apakah beton tersebut masih layak pakai atau perlu evaluasi.
Dalam bidang teknik sipil, ada beberapa jenis metode pengujian untuk menentukan
kuat tekan beton, diantaranya adalah pengujian non-destruktif atau pengujian destruktif.

Kuat tekan beton merupakan parameter utama yang harus diketahui dan dapat
memberikan gambaran tentang hampir semua sifat-sifat mekanisnya yang lain dari
beton tersebut. Hal ini dikarenakan karakteristik utama beton adalah sangat kuat dalam
menahan gaya tekan, tetapi sangat lemah dalam menerima gaya tarik. Kuat tarik beton
hanya berkisar antara 10% sampai 15% dari kuat tekan beton.

Ada beberapa bentuk metode pengujian kekuatan tekan beton yang dapat
digunakan diantaranya pengujian-pengujian yang bersifat tidak merusak (non

1
destructive test), setengah merusak (semi destructive test) dan yang merusak secara
keseluruhan komponen-komponen yang diuji (destructive test). Destructive test inilah
yang paling mendekati nilai kuat tekan beton sebenarnya dimana pengujian ini harus
dilakukan di laboratorium dengan menggunakan alat compression testing machine.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang terdapat dalam uji kuat tekaan beton ini antara lain
bagaimana cara menguji, dampak pengujian, cara kerja pengujian serta seperti apa hasil
pengujian kuat tekan beton yang falid.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari pembuatan makalah tentang uji kuat tekan beton ini adalah untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah Ilmu Bahan yaitu memperbaiki nilai ujian semester,
untuk mengetahui tentang cara kerja pengujian kuat beton, metode yang digunakan, cara
analisa uji kuat beton dan seperti apa hasil dari pengujian kuat tekan beton tersebut.

1.4. Manfaat Penelitian


Berdasarkan latar belakang tersebut manfaat dari makalah ini adalah :

1. Diharapkan dapat memperdalam pengetahuan bagi peneliti dalam pengujian kuat


tekan beton.

2. Dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang metode uji kuat tekan
beton yang dapat digunakan sesuai standart yang ada.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Beton

Beton terbentuk dari campuran agregat halus, agregat kasar, semen dan air
dengan perbandingan tertentu. Campuran beton telah banyak digunakan dalam
bangunan sipil seperti gedung pencakar langit, jembatan, bendungan, dll. Kekuatan
beton dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya oleh material penyusunnya, rancang
campuran, pengerjaan, dan perawatan. Seperti yang telah diketahui, beton kuat terhadap
gaya tekan (f’c) namun lemah terhadap gaya tarik (f’tr). Kualitas beton harus sesuai
dengan spesifikasi struktur untuk memastikan kekuatan stabilitas struktur dan struktur
desain, oleh karena itu diharuskan memverifikasi hal tersebut dengan cara melakukan
pengujian kuat tekan beton.

A. Kelas dan Mutu Beton

Beton berdasarkan kelas dan mutu beton. Kelas dan mutu beton ini, di
bedakan menjadi 3 kelas, yaitu:

a. Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan non struktutral. Untuk


pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya
dibatasi pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan
terhadap kekuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Mutu kelas I
dinyatakan dengan Bo.

b. Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural secara


umum. Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan
di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu
standar B1, K 125, K 175, dan K 225. Pada mutu B1, pengawasan mutu hanya
dibatasi pada pengawasan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap
kekuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K 125 dan K
175 dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara kontinu
dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji.

c. Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural yang lebih
tinggi dari K 225. Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus

3
dilakukan di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan adanya
laboratorium beton dengan peralatan yang lengkap serta dilayani oleh tenaga-
tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara kontinu.

Adapun pembagian kelas dan mutu beton ini, dapat dilihat dalam Tabel berikut ini:

Berdasarkan jenisnya beton dibagi menjadi 6 jenis, yaitu:

a. Beton ringan merupakan beton yang dibuat dengan bobot yang lebih ringan
dibandingkan dengan bobot beton normal. Agregat yang digunakan untuk
memproduksi beton ringan pun merupakan agregat ringan juga. Agregat yang
digunakan umumnya merupakan hasil dari pembakaran shale, lempung, slates,
residu slag, residu batu bara dan banyak lagi hasil pembakaran vulkanik. Berat
jenis agregat ringan sekitar 800-1800 kg/m3 atau berdasarkan kepentingan
penggunaan strukturnya berkisar 1400 kg/m3 , dengan kekuatan tekan umur 28
hari antara 6,89 Mpa sampai 17,24 Mpa menurut SNI 08-1991-03.

b. Beton normal adalah beton yang menggunakan agregat pasir sebagai agregat
halus dan split sebagai agregat kasar sehingga mempunyai berat jenis beton
antara 2200 kg/m3 – 2400 kg/m3 dengan kuat tekan sekitar 15 – 40 Mpa.

c. Beton berat adalah beton yang dihasilkan dari agregat yang memiliki berat isi
lebih besar dari beton normal atau lebih dari 2400 kg/m3 . Untuk menghasilkan
beton berat digunakan agregat yang mempunyai berat jenis yang besar.

d. Beton massa (mass concrete) Dinamakan beton massa karena digunakan untuk
pekerjaan beton yang besar dan masif, misalnya untuk bendungan, kanal,
pondasi, dan jembatan.

4
e. Ferro-Cement adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara
memberikan suatu tulangan yang berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi
kekuatan tarik dan daktil pada mortar semen.

f. Beton serat (fibre concrete) adalah bahan komposit yang terdiri dari beton dan
bahan lain berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak-retak
sehingga menjadikan beton lebih daktil daripada beton normal.

Disamping beton memiliki pengelompokan, beton pun memiliki kelebihan dan


kekurangan, yaitu (Mulyono,2004):

1. Kelebihan:

 Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi

 Mampu memikul beban yang berat

 Tahan terhadap temperatur tinggi

 Biaya pemeliharaan yang kecil

 Tahan terhadap air asin.

2. Kekurangan:

 Bentuk yang dibuat sulit untuk diubah

 Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi

 Berat

 Daya pantul suara yang besar.

B. Material Penyusun Beton

Berikut ini adalah material- material yang merupakan komposisi campuran beton :

a) Semen

Semen adalah bahan organik yang mengeras pada percampurandengan


air atau larutan garam. Jenis-jenis semen menurut BPS adalah:

 Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu


kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar
kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan

5
tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk
memplester.Semen ini berdasarkan prosentase kandungan
penyusunannya terdiri dari 5(lima) tipe, yaitu tipe I sd. V.

 Semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari
semenabu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing),
seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan
utama kalsit (calcite) limestone murni.

 Oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus
yangdigunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam,
baik didarat maupun di lepas pantai.

 Mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan
buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan
dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika,
aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai
variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat
beton, sehingga menjadi lebih keras. Semen yang biasa digunakan
pada teknik sipil adalah semen portland. Semen portland adalah bahan
pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan clinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis) dengan batu gips sebagai tambahan.

b) Agregat

Agregat merupakan mineral yang berfungsi sebagai isian bahan adukan


dan beton. Agregat di peroleh dari sumber daya alam yang telah mengalami
pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan aberasi yang
berlangsung lama. Atau agregat dapat juga diperoleh dengan memecah batuan
induk yang lebih besar.

Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai
hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm.
Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari

6
pemecahan batu,memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir
maksimum yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaian.

c) Air

Beton menjadi keras karena reaksi antara semen dan air. Oleh karena
itu, air yang dipakai untuk mencampur kadang-kadang mengubah sifat semen.
Air yang digunakan adalah air yang bersih, tidak mengandung minyak, lumpur
dan bahan-bahan kimia yang dapat merusak kekuatan beton. Untuk itu
diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah air itu cocok untuk dipakai
sebagai campuran beton atau tidak.

2.2. Kuat Tekan Beton

A. Pengertian Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton merupakan parameter utama yang harus diketahui dan
dapat memberikan gambaran tentang hampir semua sifat-sifat mekanisnya yang
lain dari beton tersebut. Hal ini dikarenakan karakteristik utama beton adalah
sangat kuat dalam menahan gaya tekan, tetapi sangat lemah dalam menerima gaya
tarik. Kuat tarik beton hanya berkisar antara 10% sampai 15% dari kuat tekan
beton. Dalam perencanaan struktur beton bertulang, beton diasumsikan hanya
berperan dalam menahan gaya tekan dan sama sekali tidak memberikan kontribusi
dalam menahan gaya tarik.

Kuat tekan beton adalah kemampuan beton keras untuk menahan gaya
tekan dalam setiap satu satuan luas permukaan beton. Secara teoritis, kekuatan
tekan beton dipengaruhi oleh kekuatan komponen - komponennya yaitu;

a. pasta semen,

b. volume rongga,

c. agregat

d. interface (hubungan antar muka) antara pasta semen dengan agregat.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Beton

1. Nilai faktor air semen. Untuk memperoleh beton yang mudah


dikerjakan,diperlukan faktor air semen minimal 0,35, Jika terlalu banyak air

7
yang digunakan, maka akan berakibat kualitas beton menjadi buruk, Jika nilai
faktor air semen lebih dari 0,60, maka akan berakibat kualitas beton yang
dihasilkan menjadi kurang baik.

2. Rasio agregat-semen. Pasta semen berfungsi sebagai perekat butir butir


agregat, sehingga semakin besar rasio agregat-semen semakin buruk kualitas
beton yang dihasilkan, karena kuantitas pasta semen yang menyelimuti agregat
menjadi berkurang.

3. Derajat kepadatan. Semakin baik cara pemadatan beton segar, semakin baik
pula kualitas yang dihasilkan. Pemadatan di lapangan biasa dilakukan dengan
potongan besi tulangan ø16 yang ditumpulkan, atau dengan alat bantu
vibrator.

4. Umur beton. Semakin bertambah umur beton, semakin meningkat pula kuat
tekan beton. Pada umumnya, pelaksanaan di lapangan, bekisting dapat dilepas
setelah berumur 14 hari, dan dianggap mencapai kuat tekan 100% pada umur
28 hari.

5. Cara perawatan. Beton dirawat di laboratorium dengan cara perendaman,


sedangkan di lapangan dilakukan dengan cara perawatan lembab (menutup
beton dengan karung basah) selama 714 hari.

6. Jenis semen. Semen tipe I cenderung bereaksi lebih cepat daripada PC. Semen
tipe I akan mencapai kekuatan 100% pada umur 28 hari,

C. Tata Cara Pengujian Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang


menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu,
yang dihasilkan oleh alat uji tekan.

Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan uji kuat tekan beton


menurut SNI 03-1974-1990, terdiri dari:

1) Cetakan silinder dengan diameter 152 mm dan tinggi 305 mm,

2) Tongkat pemadat terbuat dari baja yang bersih dan bebas karat,
berdiameter 16 mm, panjang 600 mm, dan ujungnya dibulatkan,

8
3) Mesin pengaduk (mixer),

4) Timbangan,

5) Mesin uji tekan (compression testing machine),

6) Sendok cekung,

7) Sarung tangan

Untuk keperluan uji kuat tekan beton, perlu dipersiapkan adukan beton
dengan volume 10% lebih banyak daripada volume yang dibutuhkan,
Pengadukan campuran beton dapat dilakukan dengan mesin (mixer) ataupun
secara manual dengan tangan. Perlu dicatat bahwa pengadukan dengan tangan
akan menyebabkan hasil pekerjaan kurang baik. Menurut SNI 03-2493-1991,
pengadukan secara manual hanya diperbolehkan maksimal 7 liter adukan setiap
kali dilakukan pengadukan

Untuk membuat benda uji kuat tekan beton harus diikuti beberapa
tahapan perlakuan beton segar sebagai berikut:

1) Mengisi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, yang setiap


lapisnya dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata.

2) Meratakan permukaan beton.

3) Menutup permukaan benda uji dengan bahan kedap air dan biarkan
selama 24 jam.

4) Membuka cetakan dan keluarkan benda uji.

5) Merendam dalam bak perendam berisi air pada temperatur ±25 oC

Pada tahapan persiapan pengujian, benda uji harus diperlakukan sebagai


berikut:

1) Mengambil benda uji dari bak perendam.

2) Membersihkan kotoran yang menempel dengan kain basah.

3) Menentukan berat dan ukuran benda uji.

9
4) Melapisi permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang
(capping) dengan cara sebagai berikut;

a. melelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh yang dinding


dalamnya telah dilapisi tipis dengan gemuk,

b. meletakkan benda uji tegak lurus pada cetakan,

c. angkat benda uji dari cetakan lalu angn-anginkan.

d. benda uji siap diperiksa.

Setelah benda uji siap, prosedur pengujian dapat mulai dilaksanakan


dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Meletakan benda uji pada mesin tekan secara sentris.

2) Menjalankan mesin tekan dengan penambahan beban antara 2 sampai 4


kg/cm2 per detik.

3) Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur.

4) Mencatat beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.

5) Menggambar/mendokumentasikan bentuk kerusakan benda uji.

6) Mencatat keadaan benda uji.

7) Menghitung kuat tekan beton, yaitu besarnya beban persatuan luas.

D. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton

Ada beberapa bentuk metode pengujian kuat tekan beton yang digunakan
diantara pengujian–pengujian yang bersifat tidak merusak (non destructive test),
setengah merusak (semidestructive test) dan merusak secara keseluruhan
komponen-komponen yang diuji (destructive test).

a. Hammer Test suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton (non
destructive test), dimana metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan
beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu
massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu,
adapun jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi
tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi

10
kekerasan.Secara umum alat ini biasa digunakan untuk memeriksa
keseragaman kualitas beton pada struktur dan mendapatkan perkiraan kuat
tekan beton.

b. Core Drill Test digunakan pada pengujian mutu beton yang bersifat setengah
merusak (semidestructive test), dilakukan dengan cara pengambilan sampel
beton pada suatu struktur bangunan untuk dibawa ke laboratorium dan
dilakukan pengujian seperti Kuat tekan, Karbonasi dan Pullout test.
Pengujian kuat tekan ini biasanya lebih dikenal dengan pengujian “Beton
Inti”.

c. Compression testing machine (CTM) digunakan untuk pengujian mutu beton


yang bersifat merusak (destructive test) dan inilah paling mendekati nilai
kuat beton sebenarnya dimana pengujian ini harus dilakukan di laboratorium
dengan menggunakan alat compression testing machine.

11
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton adalah besarnya beban maksimum persatuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang
dihasilkan oleh mesin tekan.Pengujian dilakukan dengan memberikan beban/tekanan
hingga benda uji runtuh (Tjokrodimulyo, 1996). Untuk mengetahui tegangan hancur
dari benda uji tersebut dilakukan dengan perhitungan :
' P
f c= ¿)
A
dengan :
f ' c=Kuat tekan beton padaumur 28 hari yang didapat dari benda uji( MPa)
P=beban maksimum(N )
2
A=Luas penampang benda uji(mm )

3.2. Uji Kuat Tekan Beton (Compression test)


Uji kuat tekan beton adalah pengujian yang dilakukan pada sampel beton,
sampel ini akan diberi tekanan hingga mengalami kehancuran. Tujuannya adalah
untuk mengetahui kekuatan beton terhadap gaya tekan, pengujian ini dapat dilakukan
dengan cara :
 Siapkan cetakan beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi
30 cm yang sudah diberi pelumas di bagian dalamnya. Hal ini untuk
memudahkan dalam pelepasan beton nantinya.
 Buat adukan beton dengan kualitas yang sama seperti yang digunakan pada
proyek pembangunan, masukkan adukan ini ke dalam cetakan. Masukan
secara bertahap menjadi 3 lapisan yang sama.
 Ditiap lapisannya diberi tusukan hingga 25 kali dan ratakan bagian atas
adukan. Jangan lupa catat tanggal dan jam pembuatan beton tersebut.
 Biarkan adukan beton ini selama 24 jam, kemudian rendam beton di dalam air
selama beberapa saat sebelum dibawa ke laboratorium pengujian.
 Apabila telah keras maka beton siap diuji menggunakan mesin compressor
yang akan memberikan tekanan.

12
 Catat hasil pengujian, lakukan pengujian pada hari berikutnya atau dalam
rentang waktu tertentu. Untuk itu pastikan Anda membuat beberapa sampel
beton untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

3.3. Compression testing machine (CTM)

A. Pengertian Compression testing machine (CTM)

Ada beberapa bentuk metode pengujian kekuatan tekan beton yang dapat
digunakan diantaranya pengujian-pengujian yang bersifat tidak merusak (non
destructive test), setengah merusak (semi destructive test) dan yang merusak
secara keseluruhan komponen-komponen yang diuji (destructive test). CTM ini
digunakan untuk pengujian mutu beton yang bersifat merusak (destructive test)
dan inilah paling mendekati nilai kuat beton sebenarnya.

Banyaknya seperti jembatan,jalan dan fasilitas lainnya yang dibangun


untuk dapat menunjang aktifitas masyarakat dan juga menggerakan ekonomi
negara, tentunya dari manfaat bangunan tersebut sangat besar dan luas karenanya
fasilitas tersebut sangat dibutuhkan diberbagai tempat terutama didaerah-daerah
yang belum terjangkau, Untuk dapat membangun jembatan yang layak,
perencanaan dan design dari jembatan tersebut harus dipikirkan secara baik-baik,
yang tentunya melewati berbagai proses dan pengujian menggunakan alat khusus
compression testing machine terhadap material yang akan dipakai sebagai
pembangunan jembatan, jalan ataupun bangunan yang sedang dibangun, sehingga
dapat mengetahui daya kuat dan beban maksimal yang dapat ditahan oleh
jembatan, namun apabila jembatan tidaklah kuat dan sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat, maka bangunan tersebut akan mudah mengalami kerusakan.

Pemanfaatan alat compression testing machine untuk melakukan pengujian


material dari pembangunan merupakan pilihan atau solusi yang cukup tepat, sebab
alat uji tersebut dapat mengetahui daya kuat dari material yang dipakai, hingga
material-material seperti bebatuan, bata, beton, semen dan logam. Cara kerja dari
alat uji tersebut adalah dengan cara melakukan penekanan pada object yang akan
diujinya, objek tersebut biasanya sample dari bangunan yang sedang dibangun
lalu diletakan pada mesin pengujian dan ditekan oleh mesin hingga retak, lalau

13
hasil analisa dari penekanan dan daya kuat dari material tersebut dapat diketahui,
yang membuat pengujian cukup penting.

B. Cara mengoprasikan mesin uji compression testing machine

1. Letakan material atau objek yang akan diuji pada mesin uji, material biasanya
berupa batu,besi,beton, bata dan baja ataupun sample dari bangunan yang akan
diuji.
2. Setting mesin compression testing machine, dan memilih kategori objek akan
diuji pada mesin uji, masukan besaran objek yang akan diuji.
3. Sebelum pengujian dilakukan, atur kembali meja pengujian tempat objek
diletakan, lalu tekan start pada alat uji
4. Setelah pengujian dimulai, penekanan pada objek akan dilakukan oleh mesin,
lalu hasil dari beban yang ditekan akan muncul pada layar pengujian, apabila
object sudah mengalami kerusakan/ retakan pengujian dapat dihentikan.
5. Setelah pengujian telah dilakukan hasil dari seluruh analisa yang dilakukan
oleh mesin uji ditampilkan pada layar diantaranya batas maksimal berat yang
dapat ditahan dan beban stress pada material dapat diektahui.

C. Kelebihan pengujian comperession testing machine


a. Menganalisa ketebalan material atau objek yang diuji.
b. Dapat mengetahui standat dari material yang digunakan.
c. Dapat menghasilkan analisa dari sifat dair material yang diuji.

Kelebihan yang dimiliki mesin uji tersebut menjadikan salah satu alasan
diperlukannya pengujian daya kuat suatu material menggunakan comperession
testing machine, sehingga pembangunan jembatan dapat dilakukan dengan
kualitas yang terbaik serta dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

14
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Uji kekuatan beton merupakan pengujian terhadap beton dilakukan pada
material beton segar bisa berbentuk kubus atau silinder yang mewakili campuran beton,
beton merupakan batu buatan yang dibuat dengan mencampurkan beberapa bahan
pilihan yakni agregat halus, agregat kasar dan semen yang diaduk dan dibentuk menjadi
struktur untuk bangunan.

Uji kuat tekan beton umumnya dilakukan pada beton usia 3 hari, 7 hari dan 28
hari. Kemudian hasil uji diambil dari nilai rata-rata paling tidak 2 beton yang diuji,
dengan cara ini, dapat diperoleh hasil yang akurat, Nah dengan melakukan uji kuat
tekan beton melalui cara yang benar dan cermat, maka kegagalan struktur bangunan
bisa dihindari. Dengan cara ini, beton yang digunakan dalam proses pembangunan
memiliki kualitas yang sama atau paling tidak mendekati perencanaan.

15
DAFTAR PUSTAKA

ASTM Standard C 150-07. 1990, Standard Specification for Portland Cement (ASTM C 150-
07). USA: ASTM International.

Badan Standarisasi Nasional. 2002. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2847-2002. Tata
Cata Perhitungan Standar Beton Untuk Bangunan Gedung. Jakarta : Dewan
Standarisasi Nasional.

Arwanto, R., 2006. Respon Kuat Tekan Hammer Test dengan Compression Test pada Beton
Normal dan Beton Pasca Bakar, Media Komunikasi Teknik Sipil (MKTS) volume 14,
No. 1, Edisi XXXIV Februari 2006, Universitas Diponegoro, Semarang.

Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Penerbit Andi. Yogyakarta

16

Anda mungkin juga menyukai