OLEH :
NIT.20201216
MADIUN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan hidayah-Nya telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan Makalah dengan judul “UJI
KUAT TEKAN BETON (Compression Test)”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
perbaikan ujian akhir semester mata kuliah Ilmu Bahan. Kami berharap makalah ini dapat
membantu memperbaiki nilai ujian yang masih di bawah rata-rata.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak David Malaiholo selaku dosen
pengampu mata kuliahIlmu Bahan. Tugas yang telah diberikan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
demi kesempurnaan, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk menyempurnakannya. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah,
kami ucapkan mohon maaf.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................
2.1. Beton.........................................................................................................................3
2.2. Kuat Tekan Beton......................................................................................................7
BAB 3 PEMBAHASAN..........................................................................................................
BAB 4 PENUTUP....................................................................................................................
4.1. Kesimpulan.............................................................................................................15
4.2. Saran.......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini, beton merupakan salah satu elemen terpenting dalam industri
konstruksi. Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang paling banyak digunakan
dalam konstruksi fisik. Biaya yang relatif murah dan kemudahan konstruksi membuat
beton semakin tidak tergantikan dalam dunia konstruksi. Beton banyak diminati di
pasaran karena banyak keunggulannya yang luar biasa dibandingkan dengan bahan
konstruksi lainnya. Keunggulan beton antara lain mudah dibentuk saat masih segar,
tahan api dan terutama kuat tekan yang cukup tinggi. Namun selain keuntungan yang
dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang
rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif.
Kuat tekan beton merupakan parameter utama yang harus diketahui dan dapat
memberikan gambaran tentang hampir semua sifat-sifat mekanisnya yang lain dari
beton tersebut. Hal ini dikarenakan karakteristik utama beton adalah sangat kuat dalam
menahan gaya tekan, tetapi sangat lemah dalam menerima gaya tarik. Kuat tarik beton
hanya berkisar antara 10% sampai 15% dari kuat tekan beton.
Ada beberapa bentuk metode pengujian kekuatan tekan beton yang dapat
digunakan diantaranya pengujian-pengujian yang bersifat tidak merusak (non
1
destructive test), setengah merusak (semi destructive test) dan yang merusak secara
keseluruhan komponen-komponen yang diuji (destructive test). Destructive test inilah
yang paling mendekati nilai kuat tekan beton sebenarnya dimana pengujian ini harus
dilakukan di laboratorium dengan menggunakan alat compression testing machine.
2. Dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang metode uji kuat tekan
beton yang dapat digunakan sesuai standart yang ada.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Beton
Beton terbentuk dari campuran agregat halus, agregat kasar, semen dan air
dengan perbandingan tertentu. Campuran beton telah banyak digunakan dalam
bangunan sipil seperti gedung pencakar langit, jembatan, bendungan, dll. Kekuatan
beton dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya oleh material penyusunnya, rancang
campuran, pengerjaan, dan perawatan. Seperti yang telah diketahui, beton kuat terhadap
gaya tekan (f’c) namun lemah terhadap gaya tarik (f’tr). Kualitas beton harus sesuai
dengan spesifikasi struktur untuk memastikan kekuatan stabilitas struktur dan struktur
desain, oleh karena itu diharuskan memverifikasi hal tersebut dengan cara melakukan
pengujian kuat tekan beton.
Beton berdasarkan kelas dan mutu beton. Kelas dan mutu beton ini, di
bedakan menjadi 3 kelas, yaitu:
c. Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural yang lebih
tinggi dari K 225. Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus
3
dilakukan di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan adanya
laboratorium beton dengan peralatan yang lengkap serta dilayani oleh tenaga-
tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara kontinu.
Adapun pembagian kelas dan mutu beton ini, dapat dilihat dalam Tabel berikut ini:
a. Beton ringan merupakan beton yang dibuat dengan bobot yang lebih ringan
dibandingkan dengan bobot beton normal. Agregat yang digunakan untuk
memproduksi beton ringan pun merupakan agregat ringan juga. Agregat yang
digunakan umumnya merupakan hasil dari pembakaran shale, lempung, slates,
residu slag, residu batu bara dan banyak lagi hasil pembakaran vulkanik. Berat
jenis agregat ringan sekitar 800-1800 kg/m3 atau berdasarkan kepentingan
penggunaan strukturnya berkisar 1400 kg/m3 , dengan kekuatan tekan umur 28
hari antara 6,89 Mpa sampai 17,24 Mpa menurut SNI 08-1991-03.
b. Beton normal adalah beton yang menggunakan agregat pasir sebagai agregat
halus dan split sebagai agregat kasar sehingga mempunyai berat jenis beton
antara 2200 kg/m3 – 2400 kg/m3 dengan kuat tekan sekitar 15 – 40 Mpa.
c. Beton berat adalah beton yang dihasilkan dari agregat yang memiliki berat isi
lebih besar dari beton normal atau lebih dari 2400 kg/m3 . Untuk menghasilkan
beton berat digunakan agregat yang mempunyai berat jenis yang besar.
d. Beton massa (mass concrete) Dinamakan beton massa karena digunakan untuk
pekerjaan beton yang besar dan masif, misalnya untuk bendungan, kanal,
pondasi, dan jembatan.
4
e. Ferro-Cement adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara
memberikan suatu tulangan yang berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi
kekuatan tarik dan daktil pada mortar semen.
f. Beton serat (fibre concrete) adalah bahan komposit yang terdiri dari beton dan
bahan lain berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak-retak
sehingga menjadikan beton lebih daktil daripada beton normal.
1. Kelebihan:
2. Kekurangan:
Berat
Berikut ini adalah material- material yang merupakan komposisi campuran beton :
a) Semen
5
tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk
memplester.Semen ini berdasarkan prosentase kandungan
penyusunannya terdiri dari 5(lima) tipe, yaitu tipe I sd. V.
Semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari
semenabu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing),
seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan
utama kalsit (calcite) limestone murni.
Oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus
yangdigunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam,
baik didarat maupun di lepas pantai.
Mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan
buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan
dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika,
aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai
variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat
beton, sehingga menjadi lebih keras. Semen yang biasa digunakan
pada teknik sipil adalah semen portland. Semen portland adalah bahan
pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan clinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis) dengan batu gips sebagai tambahan.
b) Agregat
Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai
hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm.
Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
6
pemecahan batu,memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir
maksimum yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaian.
c) Air
Beton menjadi keras karena reaksi antara semen dan air. Oleh karena
itu, air yang dipakai untuk mencampur kadang-kadang mengubah sifat semen.
Air yang digunakan adalah air yang bersih, tidak mengandung minyak, lumpur
dan bahan-bahan kimia yang dapat merusak kekuatan beton. Untuk itu
diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah air itu cocok untuk dipakai
sebagai campuran beton atau tidak.
Kuat tekan beton merupakan parameter utama yang harus diketahui dan
dapat memberikan gambaran tentang hampir semua sifat-sifat mekanisnya yang
lain dari beton tersebut. Hal ini dikarenakan karakteristik utama beton adalah
sangat kuat dalam menahan gaya tekan, tetapi sangat lemah dalam menerima gaya
tarik. Kuat tarik beton hanya berkisar antara 10% sampai 15% dari kuat tekan
beton. Dalam perencanaan struktur beton bertulang, beton diasumsikan hanya
berperan dalam menahan gaya tekan dan sama sekali tidak memberikan kontribusi
dalam menahan gaya tarik.
Kuat tekan beton adalah kemampuan beton keras untuk menahan gaya
tekan dalam setiap satu satuan luas permukaan beton. Secara teoritis, kekuatan
tekan beton dipengaruhi oleh kekuatan komponen - komponennya yaitu;
a. pasta semen,
b. volume rongga,
c. agregat
7
yang digunakan, maka akan berakibat kualitas beton menjadi buruk, Jika nilai
faktor air semen lebih dari 0,60, maka akan berakibat kualitas beton yang
dihasilkan menjadi kurang baik.
3. Derajat kepadatan. Semakin baik cara pemadatan beton segar, semakin baik
pula kualitas yang dihasilkan. Pemadatan di lapangan biasa dilakukan dengan
potongan besi tulangan ø16 yang ditumpulkan, atau dengan alat bantu
vibrator.
4. Umur beton. Semakin bertambah umur beton, semakin meningkat pula kuat
tekan beton. Pada umumnya, pelaksanaan di lapangan, bekisting dapat dilepas
setelah berumur 14 hari, dan dianggap mencapai kuat tekan 100% pada umur
28 hari.
6. Jenis semen. Semen tipe I cenderung bereaksi lebih cepat daripada PC. Semen
tipe I akan mencapai kekuatan 100% pada umur 28 hari,
2) Tongkat pemadat terbuat dari baja yang bersih dan bebas karat,
berdiameter 16 mm, panjang 600 mm, dan ujungnya dibulatkan,
8
3) Mesin pengaduk (mixer),
4) Timbangan,
6) Sendok cekung,
7) Sarung tangan
Untuk keperluan uji kuat tekan beton, perlu dipersiapkan adukan beton
dengan volume 10% lebih banyak daripada volume yang dibutuhkan,
Pengadukan campuran beton dapat dilakukan dengan mesin (mixer) ataupun
secara manual dengan tangan. Perlu dicatat bahwa pengadukan dengan tangan
akan menyebabkan hasil pekerjaan kurang baik. Menurut SNI 03-2493-1991,
pengadukan secara manual hanya diperbolehkan maksimal 7 liter adukan setiap
kali dilakukan pengadukan
Untuk membuat benda uji kuat tekan beton harus diikuti beberapa
tahapan perlakuan beton segar sebagai berikut:
3) Menutup permukaan benda uji dengan bahan kedap air dan biarkan
selama 24 jam.
9
4) Melapisi permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang
(capping) dengan cara sebagai berikut;
Ada beberapa bentuk metode pengujian kuat tekan beton yang digunakan
diantara pengujian–pengujian yang bersifat tidak merusak (non destructive test),
setengah merusak (semidestructive test) dan merusak secara keseluruhan
komponen-komponen yang diuji (destructive test).
a. Hammer Test suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton (non
destructive test), dimana metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan
beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu
massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu,
adapun jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi
tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi
10
kekerasan.Secara umum alat ini biasa digunakan untuk memeriksa
keseragaman kualitas beton pada struktur dan mendapatkan perkiraan kuat
tekan beton.
b. Core Drill Test digunakan pada pengujian mutu beton yang bersifat setengah
merusak (semidestructive test), dilakukan dengan cara pengambilan sampel
beton pada suatu struktur bangunan untuk dibawa ke laboratorium dan
dilakukan pengujian seperti Kuat tekan, Karbonasi dan Pullout test.
Pengujian kuat tekan ini biasanya lebih dikenal dengan pengujian “Beton
Inti”.
11
BAB 3
PEMBAHASAN
Kuat tekan beton adalah besarnya beban maksimum persatuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang
dihasilkan oleh mesin tekan.Pengujian dilakukan dengan memberikan beban/tekanan
hingga benda uji runtuh (Tjokrodimulyo, 1996). Untuk mengetahui tegangan hancur
dari benda uji tersebut dilakukan dengan perhitungan :
' P
f c= ¿)
A
dengan :
f ' c=Kuat tekan beton padaumur 28 hari yang didapat dari benda uji( MPa)
P=beban maksimum(N )
2
A=Luas penampang benda uji(mm )
12
Catat hasil pengujian, lakukan pengujian pada hari berikutnya atau dalam
rentang waktu tertentu. Untuk itu pastikan Anda membuat beberapa sampel
beton untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Ada beberapa bentuk metode pengujian kekuatan tekan beton yang dapat
digunakan diantaranya pengujian-pengujian yang bersifat tidak merusak (non
destructive test), setengah merusak (semi destructive test) dan yang merusak
secara keseluruhan komponen-komponen yang diuji (destructive test). CTM ini
digunakan untuk pengujian mutu beton yang bersifat merusak (destructive test)
dan inilah paling mendekati nilai kuat beton sebenarnya.
13
hasil analisa dari penekanan dan daya kuat dari material tersebut dapat diketahui,
yang membuat pengujian cukup penting.
1. Letakan material atau objek yang akan diuji pada mesin uji, material biasanya
berupa batu,besi,beton, bata dan baja ataupun sample dari bangunan yang akan
diuji.
2. Setting mesin compression testing machine, dan memilih kategori objek akan
diuji pada mesin uji, masukan besaran objek yang akan diuji.
3. Sebelum pengujian dilakukan, atur kembali meja pengujian tempat objek
diletakan, lalu tekan start pada alat uji
4. Setelah pengujian dimulai, penekanan pada objek akan dilakukan oleh mesin,
lalu hasil dari beban yang ditekan akan muncul pada layar pengujian, apabila
object sudah mengalami kerusakan/ retakan pengujian dapat dihentikan.
5. Setelah pengujian telah dilakukan hasil dari seluruh analisa yang dilakukan
oleh mesin uji ditampilkan pada layar diantaranya batas maksimal berat yang
dapat ditahan dan beban stress pada material dapat diektahui.
Kelebihan yang dimiliki mesin uji tersebut menjadikan salah satu alasan
diperlukannya pengujian daya kuat suatu material menggunakan comperession
testing machine, sehingga pembangunan jembatan dapat dilakukan dengan
kualitas yang terbaik serta dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
14
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Uji kekuatan beton merupakan pengujian terhadap beton dilakukan pada
material beton segar bisa berbentuk kubus atau silinder yang mewakili campuran beton,
beton merupakan batu buatan yang dibuat dengan mencampurkan beberapa bahan
pilihan yakni agregat halus, agregat kasar dan semen yang diaduk dan dibentuk menjadi
struktur untuk bangunan.
Uji kuat tekan beton umumnya dilakukan pada beton usia 3 hari, 7 hari dan 28
hari. Kemudian hasil uji diambil dari nilai rata-rata paling tidak 2 beton yang diuji,
dengan cara ini, dapat diperoleh hasil yang akurat, Nah dengan melakukan uji kuat
tekan beton melalui cara yang benar dan cermat, maka kegagalan struktur bangunan
bisa dihindari. Dengan cara ini, beton yang digunakan dalam proses pembangunan
memiliki kualitas yang sama atau paling tidak mendekati perencanaan.
15
DAFTAR PUSTAKA
ASTM Standard C 150-07. 1990, Standard Specification for Portland Cement (ASTM C 150-
07). USA: ASTM International.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2847-2002. Tata
Cata Perhitungan Standar Beton Untuk Bangunan Gedung. Jakarta : Dewan
Standarisasi Nasional.
Arwanto, R., 2006. Respon Kuat Tekan Hammer Test dengan Compression Test pada Beton
Normal dan Beton Pasca Bakar, Media Komunikasi Teknik Sipil (MKTS) volume 14,
No. 1, Edisi XXXIV Februari 2006, Universitas Diponegoro, Semarang.
16