Anda di halaman 1dari 14

POLITEKNIK NEGERI MANADO

MAKALAH
“TEKNOLOGI BETON”

DISUSUN

O
L
E
H

KALSUM RIFANA SUHANI


20012073

KELAS : 3A KBG

DOSEN PEMBIMBING : SESKA NICOLAAS, ST. MT

KONSTRUKSI BANGUNAN DAN GEDUNG


TEKNIK SIPIL

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “Teknologi Beton” ini sebagai salah
satu tugas dari mata kuliah teori Teknologi Beton.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih kurang dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya memohon maaf
sebesar-besarnya.

Manado, 23 November 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan Umum................................................................................................................6

BAB 2 LANDASAN TEORI


2.1 Definisi Self Consolidating Concrete (SCC).................................................................7
2.2 Sejarah Self Consolidating Concrete (SCC) .................................................................7
2.3 Keunggulan dan Kelemahan Self Consolidating Concrete (SCC) ...............................7
2.4 Pengujian Self Consolidating Concrete (SCC) .............................................................8
2.5 Penerapan Self Consolidating Concrete (SCC) yang Nyata Di Konstruksi .................8
2.6 Definisi Beton Bermutu Tinggi.....................................................................................9
2.7 Sifat-Sifat Beton Bermutu Tinggi..................................................................................9
2.8 Faktor yang Mempengaruhi Beton Bermutu Tinggi....................................................10
2.9 Keunggulan dan Kelemahan Beton Bermutu Tinggi...................................................10
2.10 Definisi Beton Serat...................................................................................................11
2.11 Sifat-Sifat Beton Serat...............................................................................................11
2.12 Keunggulan Beton Serat............................................................................................11
2.13 Penerapan Beton Serat yang Nyata Di Konstruksi....................................................12

3
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................13
3.2 Saran............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton adalah element yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil yang
dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil struktur beton digunakan untuk
bangunan pondasi, kolom, balok dan plat. Semakin meluasnya penggunaan beton dan makin
meningkatnya skala pembangunan menunjukkan semakin banyak kebutuhan beton di masa yang
akan datang, sehingga mempengaruhi perkembangan teknologi beton dimana akan menuntut
inovasi-inovasi baru mengenai beton itu sendiri.
Di zaman modern seperti saat ini, teknologi beton terus mengalami perubahan sesuai
dengan kebutuhan konstruksi yang ada. Beberapa contoh perkembangan dari teknologi beton
diantaranya yaitu Self Compacting Concrete(SCC), beton serat, dan beton bermutu tinggi. Ketiga
hal ini adalah wujud nyata atau inovasi dari perkembangan beton. Mengetahui ketiga hal ini
penting untuk menambah wawasan kita kedepannya.

1.2 Rumusan Masalah


 Jelaskan apa yang dimaksud dengan Self Consolidating Concrete (SCC)?
 Bagaimana sejarah Self Consolidating Concrete (SCC)?
 Apa saja keunggulan dan kelemahan dari Self Consolidating Concrete (SCC)?
 Bagaimana proses pengujian dari Self Consolidating Concrete (SCC)?
 Apakah ada penerapan Self Consolidating Concrete (SCC) yang nyata di konstruksi?
 Jelaskan apa yang dimaksud dengan beton bermutu tinggi?
 Apa saja sifat-sifat beton bermutu tinggi?
 Apa saja faktor yang mempengaruhi beton bermutu tinggi?
 Apa saja keunggulan dan kelemahan dari beton bermutu tinggi?
 Jelaskan apa yang dimaksud dengan beton serat?
 Jelaskan sifat-sifat dari beton serat?
 Apa saja keunggulan dari beton serat?
 Apakah ada penerapan beton serat secara nyata di konstruksi?

5
1.3 Tujuan Umum
Adapun tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
 Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Self Consolidating Concrete (SCC)
 Mahasiswa dapat mengetahui sejarah dari Self Consolidating Concrete (SCC)
 Mahasiswa dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan dari Self Consolidating
Concrete (SCC)
 Mahasiswa dapat mengetahui pengujian dari Self Consolidating Concrete (SCC)
 Mahasiswa dapat mengetahui penerapan Self Consolidating Concrete (SCC) secara nyata
di konstruksi
 Mahasiswa dapat mengetahui apa itu beton bermutu tinggi
 Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat beton bermutu tinggi
 Mahasiswa dapat mengetahu faktor yang mempengaruhi beton bermutu tinggi
 Mahasiswa dapat megetahui keunggulan dan kelemahan dari beton bermutu tinggi
 Mahasiswa dapat mengetahui apa itu beton serat
 Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat dari beton serat
 Mahasiswa dapat mengetahui keunggulan dari beton serat
 Mahasiswa dapat mengetahui penerapan beton serat secara nyata di konstruksi

6
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Self Consolidating Concrete (SCC)


Self Consolidating Concrete (SCC) adalah beton yang mampu memadat sendiri dengan
slump yang cukup tinggi. Dalam proses penempatan pada volume bekisting dan proses
pemadatannya, SCC tidak memerlukan penggetaran seperti pada beton umumnya. SCC
mempunyai flowability yang tinggi sehingga mampu mengalir, memenuhi bekisting dan
mencapai kepadatan tertingginya sendiri.

2.2 Sejarah Self Consolidating Concrete (SCC)


Sejak tahun 1983 di Jepang telah diketahui permasalahan durabilitas beton. Untuk
mendapatkan beton yang tahan lama diperlukan kontrol kualitas yang baik dengan pengecoran
yang dikerjakan oleh tenaga ahli. Problem beton adalah diperlukan pemadatan yang cukup
intensif untuk menghasilkan beton yang padat. Rongga-rongga udara sering terjebak dalam beton
sehingga kekuatannya sangat rendah. Semakin berkurangnya tenaga ahli menyebabkan perlunya
campuran beton yang dapat memadat sendiri dan hanya memerlukan sedikit tenaga ahli untuk
mengerjakannya dan didapatkan beton dengan kualitas tinggi.
Kemudian pada tahun 1988, beton kinerja tinggi diajukan dengan spesifikasi, yaitu:
1) Sifat beton segar
2) Dapat memadat sendiri
3) Umur awal; ditimbulkan oleh faktor eksternal
Beton ini dinamakan Self Consolidating Concrete (SCC).

2.3 Keunggulan dan Kelemahan Self Consolidating Concrete (SCC)


Keunggulan dari Self Consolidating Concrete (SCC) ini, yaitu:
 Mampu memadat sendiri
 Mengurangi kerumitan pengerjaan
 Mengurangi pemakainan energi listrik karena tidak menggunakan vibrator untuk
pemakaian
 Lebih kedap air dan cenderung lebih awet
 Mengurangi tenaga kerja dan peralatan
 Mengurangi kebisingan di lokasi proyek
 Mempermudah proses pengecoran
 Proses konstruksi bisa berlangsung lebih cepat
7
 Kekuatan yang dihasilkan lebih tinggi
 Menghilagkan kebutuhan bahan seperti underlayments

Kelemahan dari Self Consolidating Concrete (SCC) ini, yaitu tingginya biaya yang harus
dikeluarkan jika dibandingkan dengan beton konvensional.

2.4 Pengujian Self Consolidating Concrete (SCC)


Untuk dapat memenuhi persyaratan dan menguji mutunys, perlu dilakukan beberapa
pengujian pada beton SCC segar untuk mengukur karakteristik workability SCC. Terdapat tiga
karakteristik diantaranya adalah Filling Ability, Passing Ability dan Segregation Resistance
a. Filling Ability adalah kemampuan beton segar untuk mengisi setiap ruang dalam
bekisting tanpa terdapat rongga udara
b. Passing Ability adalah kemampuan beton segar untuk mengalir dan melewati halangan,
dalam hal ini adalah untuk melewati celah-celah antar tulangan yang rapat
c. Segregation Resistance adalah kemampuan beton segar untuk mampu bertahan dari
pemisahan antar material sehingga memiliki workability yang tinggi

Berbagai macam pengujian beton segar SCC telah diusulkan, yaitu:


 U-Box Test digunakan untuk mengukur filling ability
 L-Box Test digunakan untuk mengamati karakteristik material terhadap
flowability, blocking dan segregation
 V-Funnel Test digunakan untuk mengukur filling ability dan stabilitas dari beton
segar
 Slump Flow Test digunakan untuk menentukan flowability (kemampuan alir) dan
stabilitas SCC

2.5 Penerapan Self Consolidating Concrete (SCC) yang Nyata Di Konstruksi


Pengembangan SCC di Indonesia masih terbatas pada metode uji coba mix design.
Berbeda dari beton normal pada umumnya, komposisi semen yang dibutuhkan pada mix design
SCC lebih banyak jika dibandingakan dengan komposisi semen pada beto normal.
Biaya pembuatan beton SCC yang cukup mahal dibandingkan beton konvensional,
menjadi salah satu penyebab belum maksimalnya penggunaan beton SCC di Indonesia. Selain
terbatas pada metode uji coba mix design, SCC di Indonesia masih digunakan hanya pada
konstruksi dengan kondisi-kondisi khusus seperti pembangunan basement yang membutuhkan
beton dengan permeabilitas rendah.
Selain basement, SCC pernah juga diaplikasikan untuk pilecap jembatan yaitu pilecap
jembatan Pulau Balang yang akan menghubungkan Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam

8
Paser Utara. SCC juga telah diaplikasikan pada jembatan Grand Wisata di Bekasi, Jawa Barat
pada tahun 2007 dengan mengguanakan beton mutu 60 Mpa, dengan pertimbangan kesulitan
pemadatan manual pada posisi menara yang tinggi dan miring.

2.6 Definisi Beton Bermutu Tinggi


Beton mutu tinggi adalah sebuah istilah untuk menggambarkan beton dengan ciri khusus
dimana tidak dimiliki oleh beton normal. Beton mutu tinggi dapat diartikan sebagai beton yang
memiliki satu atau lebih karakteristik seperti: susut yang kecil, permeabilitas yang rendah,
modulus elastisitas yang tinggi atau kuat tekan yang tinggi.
Menurut American Concrete Institute ACI, beton mutu tinggi adalah beton dengan
perlakuan khusus dan persyaratan yang seragam yang tidak dapat selalu dicapai secara rutin
hanya dengan penggunaan material konvensional dan pencampuran secara normal, penempatan
dan cara perawatannya. Disyaratkan terdapat kontrol terhadap pemilihan dan desain dari material
penyusun beton dengan penambahan bahan tambah yang tepat. Dalam hubungannya dengan kuat
tekan beton, pengertian istilah beton mutu tinggi telah mengalami perubahan secara significant
dalam beberapa tahun sebelumnya.
Pada waktu tertentu xiv kuat tekan 40 MPa telah dipertimbangkan sebagai beton mutu
tinggi, untuk kemudian kekuatan 60 MPa telah ditetapkan sebagai beton mutu tinggi. Menurut L.
J. Parrot 1988 definisi beton mutu tinggi adalah beton yang workable yang memiliki kuat tekan
lebih besar dari 70 MPa yang dibuat dengan metode seperti pada beton normal namun dengan
unsur-unsur yang terpilih. Dalam penelitiannya, menurut Nawy 1996 beton mutu tinggi
didefinisikan sebagai beton dengan kuat tekan yang lebih besar dari 6000 psi atau 42 Mpa pada
umur 28 hari.

2.7 Sifat-Sifat Beton Bermutu Tinggi


Menurut G. Wahyudi dan Syahril A. Rahim, 1999 Pada umumnya beton mutu tinggi
High Strength Concrete dengan f’ c 40 MPa 60.000 psi memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Kandungan semen tinggi
2. Rasio air-semen rendah
3. Penggunaan agregat yang mutunya lebih kuat
4. Agregat berkadar air rendah
5. Penggunaan material pozzolan, fly ash, ground granulated blastfurnace slag, silica fume, dan
sebagainya

9
2.8 Faktor yang Mempengaruhi Beton Bermutu Tinggi
Faktor yang sangat mempengaruhi beton mutu tinggi adalah interaksi antara 2 fase
material, agregat dan mortar. Adanya peretakan-mikro dalam internal microcracking yang
dimulai dengan terjadinya retak-ikatan bond crack antara agregat dan mortar yang berkembang
dan menjalar dengan bertambahnya tegangan. Pada beton mutu tinggi, jumlah retak-mikro ikatan
lebih sedikit karena sifat kompatibilitas kekuatan dan sifat elastis agregat dengan mortar yang
lebih baik dan makin tingginya kekuatan lekatan tarik tensile bond strength. Kekuatan terhadap
beban tetap lebih tinggi. Hubungan tegangan-regangan linear mencapai presentase yang lebih
tinggi terhadap kekuatan beton dibandingkan dengan beton normal.

2.9 Keunggulan dan Kelemahan Beton Bermutu Tinggi


Adapun keunggulan dari beton bermutu tinggi, yaitu:
1. Menghasilkan beton dengan ketahanan tinggi high durability
2. Menghasilkan beton dengan kuat tekan awal yang tinggi dan mempercepat pelaksanaan
konstruksi
3. Meningkatkan nilai modulus elastisitas dan mengurangi efek rangkak creep
4. Memungkinkan pembangunan konstruksi bangunan tingkat tinggi high rise contruction
5. Memperkecil dimensi kolom, sehingga penggunaan ruang lantai lebih effisien
6. Secara ekonomi dapat meningkatkan penggunaan box girder dan solid girder bridge dengan
design yang lebih simpel

Adapun kelemahan penggunaan beton mutu tinggi, yaitu:


1. Meningkatkan biaya beton per unit volume
2. Memerlukan kontrol kualitas terhadap mutu beton dan kebutuhan produksi
3. Workability kurang baik dan seringkali menurun dengan cepat setelah waktu pencampuran
4. Waktu pengangkutan beton pendek dan penambahan superplasticizer sangat kritis
5. Waktu perkerasan beton sangat cepat
6. Menghasilkan panas hidrasi yang tinggi sehingga perlu menurunkan hidrasi semennya
7. Membutuhkan waktu lebih dari 28 hari untuk mencapai kuat tekan yang spesifik. 

10
2.10 Definisi Beton Serat
Beton fiber (serat) merupakan beton yang terdiri dari semen hidrolik, air, agregat halus,
agregat kasar dan serat (serat baja, plastik, glass maupun serat alami) yang disebar secara
diskontinu. Tjokrodimuljo (1996) mendefinisikan beton serat (fiber concrete) sebagai bahan
komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat (batang-batang dengan
diameter antara 5 dan 500 μm dengan panjang sekitar 2,5 mm sampai 10 mm).
Tujuan penambahan serat tersebut adalah untuk meningkatkan kekuatan tarik beton,
sehingga beton tahan terhadap gaya tarik akibat, cuaca, iklim dan temperatur yang biasanya
terjadi pada beton dengan permukaannya yang luas. Jenis serat yang dapat digunakan dalam
beton serat dapat berupa serat alam atau serat buatan.

2.11 Sifat-Sifat Beton Serat


Sifat-sifat Beton Serat atau beton fiber Salah satu sifat penting dari beton adalah
daktilitas. Daktilitas yaitu kemampuan struktur atau komponennya untuk melakukan deformasi
inelastik bolak-balik berulang di luar batas titik leleh pertama, sambil mempertahankan sejumlah
besar kemampuan daya dukung bebannya.
 Sifat fisis beton serat: beton dengan serat membuatnya menjadi lebih kaku sehingga
memperkecil nilai slump serta membuat waktu ikat awal (initial setting) lebih cepat.
 Sifat Mekanis beton serat:Penambahan serat sampai batas optimum umumnya
meningkatkan kuat tarik dan kuat lentur, tetapi menurunkan kekuatan tekan. Jenis serat
tertentu meningkatkan kinerja beton seperti serat baja dan serat tembaga.

2.12 Keunggulan Beton Serat


Beton serat mempunyai kelebihan dibanding beton tanpa serat dalam beberapa sifat
strukturnya antara lain keliatan (ductility), ketahanan terhadap beban kejut (impact resistance),
kuat tarik dan lentur (tensile and flexural strength), kelelahan (fatigue life), ketahanan terhadap
pengaruh susut (shrinkage) dan ketahanan terhadap keausan (abrasion) (Soroushian and Bayashi,
1987).
Menurut As’ad (2008), beton serat memberi banyak keuntungan antara lain:
 Serat terdistribusi secara acak di dalam volume beton pada jarak yang relatif dekat satu
sama lain. Hal ini akan memberi tahanan berimbang ke segala arah dan memberi
keuntungan material struktur yang dipersiapkan untuk menahan beban gempa dan angin.
 Perbaikan perilaku deformasi seperti ketahanan terhadap impak, daktilitas yang lebih
besar, kuat lentur, dan kapasitas torsi yang lebih baik.
 Meningkatkan ketahanan beton terhadap formasi dan pembentukan retak.

11
 Peningkatan ketahanan pengelupasan (spalling) dan retak pada selimut beton akan
membantu menghambat korosi besi tulangan dari serangan kondisi lingkungan yang
berpotensi korosi.

2.13 Penerapan Beton Serat yang Nyata Di Konstruksi


Beton serat digunakan pada konstruksi yang harus mempunyai permukaan luas di mana
temperatur, oksidasi dan penguapan mempunyai pengaruh besar terhadap besarnya susut muai,
seperti landasan pacu di bandar udara, plat atap, jalan, dan lain-lain.

12
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya setiap konstruksi beton haruslah selalu dapat menampilkan fungsinya,
yaitu kekuatan dan daya tahan selama umur yang direncanakan. Dengan demikian beton harus
mampu bertahan terhadap proses perusakan yang terjadi atau dengan kata lain beton harus
mempunyai daya tahan(durability)
Teknologi beton sudah sangat maju sehingga menghasilkan inovasi-inovasi baru, seperti:
Self Compacting Concrete(SCC), beton serat, dan beton bermutu tinggi. Ketiga hal ini sangat
penting untuk diketahui baik dari segi definisi, sifat-sifat, faktor apa saja yang mempengaruhi,
keunggulan dan kelemahannya serta penerapannya di konstruksi.

3.2 Saran
 Walaupun harga dari beton SCC lebih mahal dari beton pada umumnya, tetapi ada
baiknya menggunakan beton SCC untuk mengurangi tenaga kerja sehingga minimnya
terjadi kecelakaan pekerja
 Untuk mengenali lebih lanjut mengenai Self Compacting Concrete(SCC), beton serat,
dan beton bermutu tinggi.
 Untuk dapat memahami materi sehingga dapat membantu kedepannya

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ilmubeton.com/2019/09/BetonSccSelfCompactingConcrete.html
https://text-id.123dok.com/document/7q0gme7lz-pengertian-beton-beton-mutu-tinggi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Beton_Serat
https://www.builder.id/mengenal-beton-fiber-atau-beton-serat-manfaat-dan-penggunaannya/

14

Anda mungkin juga menyukai