Abstrak
Penelitian ini merupakan perancangan beton hemat energi ( SELF COMPACTING CONCRETE) SCC fc’ = 25
Mpa dengan methode ACI Modifikasi. Setelah melakukan analisa bahan di Laboratorium Bahan Bangunan dan
Konstruksi didapat hasil analisis agregat halus (pasir). Kadar organik didapat standar organik plate nomor
3,berwarna kecoklat-coklatan berdasarkan SII 0052 pasir dapat digunakan dalam campuran beton. Kadar
lumpur pasir yang terkandung didalam pasir sebesar 0,12%, dari nilai tersebut memenuhi syarat ASTM C.33
yaitu ≤ 5%. Kadar air pasir didapat nilai 3,24%. Gradasi pasir diproleh modulus kehalusan pasir sebesar 3.17.
Berat jenis curah (kondisi kering) rata-rata 2,545, sedangkan untuk berat jenis kering permukaan jenuh (SSD)
rata-rata sebesar 2,564, untuk penyerapan (absorsi) 0, 766%. Berat volume rata-rata yaitu 1,415 kg/liter.
Untuk analisa agregat kasar(batu) didapat kadar air 0,836 %. Hasil gradasi agregat kasar diperoleh modulus
kehalusan butir sebesar 2,74. Berat jenis curah (kodisi kering) rata-rata 2.532, berat jenis kering permukaan
jenuh (SSD) rata-rata sebesar 2,576, penyerapan air (absorsi) rata-rata sebesar 1,734%. Berat volume rata-
rata sebesar 1,577kg/liter. Keausan agregat sebesar 22,05% < 40% ini berarti agregat kasar dapat digunakan
dalam campuran beton. Kuat tekan beton diteliti pada umur 3, 7, 14, dan 28 hari. Beton menggunakan semen
PCC, campuran beton ditetapkan dalam perbandingan berat, antara semen : agregat halus : agregat kasar : air
: aditif (Sika Viscocrete),
2
SCC pada dasarnya adalah beton a. SCC tipe Powder : Proporsional
yang mampu mengalir ke bekisting, untuk mendapatkan self-
tanpa segregasi, mengisi secara merata compactability yang dibutuhkan
dan sepenuhnya disetiap sudut dengan dengan mengurangi rasio air-bubuk
beratnya sendiri tanpa penerapan getaran (material < 0.1mm) dan memberikan
atau energi lain selama penempatan. daya tahan segregasi yang memadai.
Tidak ada beton SCC yang standar. Oleh Super plasticizer dan air entraining
karena itu, setiap SCC harus dirancang admixtures memberikan yang
khusus untuk struktur yang akan deformabilitas dibutuhkan.
dibangun. Namun bekerja pada parameter b. SCC tipe Viskosity agent : Tipe ini
yang mempengaruhi sifat dasar SCC proporsional untuk mendapatkan
seperti viskositas, deformabilitas, self-compaction dengan
flowabilitas dan ketahanan terhadap menggunakan admixtures yang
segregasi, SCC mungkin proporsional memodifikasi viskositas untuk
untuk hampir semua jenis struktur beton. memberikan daya tahan terhadap
Untuk membentuk sebuah segregasi. Super plasticizer dan air
proporsi campuran beton yang sesuai entraining admixtures memberikan
untuk SCC, persyaratan kinerja harus yang deformabilitas dibutuhkan.
didefinisikan dengan mempertimbangkan c. SCC tipe Kombinasi : Tipe ini
kondisi struktural seperti bentuk, proporsional untuk mendapatkan
dimensi, kepadatan rangka dan kondisi self-compactability juga terutama
konstruksi. Dimana kondisi konstruksi dengan mengurangi rasio bubuk-air,
meliputi metode transportasi, seperti dalam tipe Powder, dan
penempatan, finishing dan curing. admixtures yang memodifikasi
Kebutuhan spesifik dari SCC adalah viskositas ditambahkan untuk
kemampuannya untuk pemadatan sendiri, mengurangi fluktuasi kualitas dari
tanpa getaran, dalam kondisi segar. beton segar karena variasi
Kemampuan lainnya seperti kekuatan kelembaban permukaan agregat dan
dan daya tahan harus dapat mencapai gradasi mereka selama produksi. Hal
kekuatan yang sama dengan beton ini memudahkan kontrol produksi
normal. beton.
Untuk memenuhi persyaratan
kinerja beton, berikut tiga jenis SCC
yang tersedia.
3
Pekerjaan penelitian meliputi: Slump cone kemudian diangkat
a. Pemeriksaan material dengan ketinggian ±7,5 cm agar
b. Pembuatan sampel silinder berdia- pasta beton dapat mengalir di
meter Ø15 cm dan tinggi 45 cm atas papan slump. Slump flow
dengan jumlah sampel sebanyak 30 adalah diameter dari rata-rata
benda uji. Yaitu beton normal 15 diameter yang diambil dari dua
buah,15 buah beton normal + sika arah. Besar perbedaan antara
viscorete 1 % dan 15 buah beton dua diameter yang didapat
normal + sika viscocrete 2 % menandakan tidak meratanya
tingkat permukaan. SCC
c. Pengadukan Campuran umumnya mempunyai slump
Adukan beton yang telah merata dituang flow antara 50 cm sampai 70
kedalam tempat cetakan yang telah cm. Dikarenakan sifat yang cair
disiapkan, sebelumnya cetakan telah dari SCC, maka pada saat
diolesi dengan 0li, dalam hal ini cetakan proses pengisian slump cone
yang digunakan berbentuk silinder harus ditekan ke bawah dengan
dengan ukuran Ø15 cm dan tinggi 30 cm. erat untuk mencegah agar pasta
beton tidak mengalir keluar.
d. Pengetesan Sampel
Pengetesan sampel terbagi menjadi 2
yaitu
1. Pengetesan beton segar yaitu
pengujian slump flow dan
pengetesan L Box Gambar 1. Pengujian slump flow
1. Pengujian Slump Flow (ASTM
C1611) – Memberikan 2. Uji L-Box
informasi kemampuan dalam Uji ini, didasarkan pada desain Jepang
mengisi (mengalir) dan untuk penerapan beton bawah air.
kemampuan melalui (untuk Pengujian ini menilai aliran beton, dan
campuran stabil, tingginya juga sejauh mana beton mengalami
kemampuan mengalir dihalangi oleh tulangan. Alat ini tersusun
berbanding lurus dengan dari kotak bagian persegi panjang dalam
kemampuan melalui). Prosedur: bentuk 'L', dengan bagian vertikal dan
Secara umum, pengujian slump horisontal, dipisahkan oleh gerbang yang
flow mirip dengan pengujian dapat digerakkan. Bagian vertikal diisi
slump standar (ASTM dengan beton, dan kemudian pintu
C143/C143M). Slump cone gerbang diangkat untuk membiarkan
diletakkan di tengah pelat aliran beton ke bagian horisontal. Ketika
slump flow dengan bukaan aliran berhenti, ketinggian beton pada
besar penghadap ke bawah. akhir bagian horizontal dinyatakan
Slump cone diisi SCC dalam sebagai proporsi yang tersisa di bagian
satu kali tuang (tanpa dirojok). vertikal (H2/H1 dalam diagram). Hal ini
4
menunjukkan kemiringan beton ketika mungkin pengujian di lokasi.
pada aliran berhenti. Ini merupakan Pengujian ini menilai kemampuan
indikasi kemampuan melewati. mengisi dan melewati SCC, dan
kekurangan stabilitas (segregasi)
Bagian horizontal kotak dapat ditandai yang serius dapat dideteksi secara
pada 200 mm dan 400 mm dari gerbang visual. Segregasi juga dapat
dan waktu yang diperlukan untuk terdeteksi dengan melihat dan
mencapai titik-titik diukur. Ini dikenal memeriksa bagian horisontal dari
sebagai waktu T20 dan T40 dan beton. Sayangnya tidak ada
merupakan indikasi untuk kemampuan kesepakatan tentang bahan, dimensi,
mengisi. atau pengaturan rangka tulangan,
sehingga sulit untuk
membandingkan hasil tes. Tidak
diketahui pengaruh dinding aparatus
dan 'efek dinding' pada aliran beton,
namun pengaturan ini, sampai batas
tertentu, meniru apa yang terjadi
pada beton di lokasi bila terkurung
dalam bekisting.
Prosedur
a) Sekitar 14 liter beton diperlukan
untuk melakukan tes, sampel
normal.
b) Tempatkan aparatus di
permukaan lantai yang kokoh,
pastikan bahwa pintu geser dapat
Gambar 2. L Box membuka dan menutup dengan
leluasa.
Pada bagian rangka diameternya c) Lembabkan permukaan di dalam
dapat berbeda-beda dan rangka dengan aparatus, buang kelebihan air.
interval yang berbeda: sesuai dengan d) Isi bagian vertikal aparatus
pertimbangan tulangan normal, 3x dengan sampel beton.
ukuran agregat maksimum adalah ukuran e) Biarkan selama 1 menit.
yang umum digunakan. f) Angkat pintu geser dan biarkan
Prinsipnya rangka dapat beton mengalir keluar ke bagian
ditetapkan pada jarak apapun untuk horisontal.
menguji kemampuang melalui beton. g) Bersamaan, memulai stopwatch
Penilaian tes dan catat waktu yang diperlukan
Ini pengujian yang secara beton untuk mencapai tanda 200
luas digunakan, cocok untuk dan 400 mm.
pengujian di laboratorium, dan
5
h) Ketika beton berhenti mengalir, 2. Setelah melewati masa perawatan
jarak "H1" dan "H2" diukur. atau perendaman, benda uji perlu
i) Hitung H2/H1, Rasio halangan. dikeluarkan untuk dipersiapkan guna
j) Seluruh tes harus dilakukan test tekan silinder sesuai umur
dalam waktu 5 menit. harinya (3, 7, 14, 21 dan 28 hari).
Tabel 3. Hasil pengujian kuat tekan beton Tabel 4. Hasil pengujian kuat tekan beton
Kuat Tekan Kuat Tekan
3 16.25 0 0.00
7 20.99 3 16.26
14 29.40 7 24.30
21 32.25 14 31.11
28 37.19 21 37.74
28 38.95
Dari Tabel diperoleh grafik yang
menggambarkan hubungan pengaruh Diperoleh grafik yang menggambarkan
Beton normal dengan menggunakan hubungan pengaruh Beton normal
metode ACI pada Grafik dengan menggunakan metode ACI pada
Grafik
7
3. Hasil Kuat Tekan ACI Modifikasi Tabel 6. Pengaruh penggunaan Sika
+ 2% Sika Viscocrete Viscorete terhadap kuat tekan beton
3.1. Pengujian kuat tekan Kuat Tekan Kuat Tekan Kuat Tekan
Karakteristik Karakteristik Karakteristik
Tabel 5. kuat tekan beton (MPa) Rata- (MPa) Rata- (MPa) Rata-
Umur
Kuat Tekan Rata Rata Rata
ACI ACI
Umur Karakteristik ACI Modiifikasi Modiifikasi + Modiifikasi +
Visco 1% Visco 2%
(MPa) Rata-Rata
3 16.25 16.26 15.80
0 0.00
7 20.99 24.30 17.76
3 15.80
14 29.40 31.11 20.61
7 17.76
21 32.25 37.74 21.85
14 20.61
28 37.19 38.95 23.31
21 21.85
28 23.31
8
5. KESIMPULAN 6. DAFTAR PUSTAKA
1. Studi perancangan beton hemat
energi (self compacting concrete) As’ad, Sholihin (2009), Pengembangan
untuk beton normal, ƒc’ = 25MPa Kanal Fleksibel Berbahan Beton
dengan metode aci modifikasi Memadat Mandiri Berserat
berdasarkan hasil yang didapat Limbah Kaleng dan Limbah
memenuhi syarat – syarat beton self Plastik, Usulan Penelitian Hibah
compacting concrete (SCC) untuk Bersaing, Surakarta.
benda uji yang menggunakan
metode ACI Modifikasi dengan Chrisna Djaja Mungok, Lusiana, 1998,
penambahan Sika Viscocrete 1 % Buku Ajar / Handout Teknologi
yaitu : Beton, Fakultas Teknik,
a) Nilai slump flow yang di dapat lebih Universitas Tanjung Pura,
50 cm Pontianak.
b) Kuat tekan yang direncanakan
25MPa tercapai Departemen Pekerjaan Umum, 1989,
2. Dari hasil pemeriksaan yang telah Pedoman Beton 1989, Badan
dilaksanakan di labolatorium,bahwa Peneliti dan Pengembangan PU,
untuk penambahan Sika Viscocrete Jakarta.
yang baik adalah penambahan Sika
Viscocrete sebanyak 1% dari semen Direktorat Jendral Cipta Karya
di bandingkan dengan Sika Departemen PU, April 1971,
Viscocrete sebanyak 2% Peraturan Beton Bertulang
3. Kuat tekan karakteristik ACI Indonesia, Depertemen PU.
Modofikasi + 1% Sika Viscorete
mempunyai nilai yang lebih tinggi di
bandingkan dengan ACI Edward G Nawy, 1998, Fundamentals
Modifikasi,ACI dan ACI Modifikasi OF Hight Performance
+ 2% Sika Viscocrete. Concrete, Civil Engineering
4. Berdasarkan hasil kuat tekan and Environmental Rutgers
karakteristik ACI modifikasi + 2% University, The State
Sika Viscocrete, pemakaian Sika University Of New Jersey,
Viscocrete sebanyak 2% tidak Prentice Hall New Jersey.
mencapai nilai kuat tekan rencana
fc’=25 MPa
5. Berdasarkan perhitungan biaya
pembutan ACI Modifikasi dan ACI
Modifikasi + 1% Sika Viscocrete
terdapat peningkatan harga sebesar
12,87% untuk ACI Modifikasi + 1%
Sika Viscocrete dibandingkan dengan
ACI Modifikasi.
9
Hanafiah, M.Ali, Petunjuk Praktikum, Ludwing, H-M., Weise, F., Hemrich,
1995, Merencanakan W. and Ehrlich, N.(2001) Der
Komposisi Campuran Beton neue Beton –
Struktural, Laboratorium Selbstverdichhtender Beton –
Konstruksi dan Bahan Grundlagen und Praxis, Beton
Bangunan Fakultas Teknik, Fertigteil (BHF), No. 7, July
Universitas Syiah Kuala 2001
Darussalam, Banda Aceh.
Mulyono, T. 2005. Teknologi Beton.
Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992, Andi. Yogyakarta.
Teknologi Beton, UGM,
Yogyakarta. Okamura, H and ouchi, M. (2003)
Self Compacting Concrete,
Kumar, P. (2006), Self Compacting Vol.1, No.1, 5-15, April 2003,
Concrete : Methods of Testing Japan Concrete Institute.
and Design, February 2006, Pp.
86.
10