Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

DISUSUN OLEH :

MUH ABDUH RAHIM AMIN ILYAS

POLITEKNIK PENERBANGAN MAKASSAR

D-III TEKNOLOGI BANDAR UDARA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik

Saya mengucap syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
saya mengharapkan dukungan penuh serta saran dan kritik yang membangun
sebagai motivasi bagi saya dalam menulis makalah-makalah lainnya yang bisa
bermanfaat bagi para pembaca.

BETON Page 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................2

DAFTAR ISI .........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................4


1.2 Tujuan .................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah ...............................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Beton …............................................................................7

2.2 Sifat-sifat Beton .................................................................................7

2.3 Jenis-jenis Beton ................................................................................9

2.4 Kekuatan Beton ……………………................................................16

2.5 Aplikasi Beton pada Konstruksi Bangunan Gedung …………...….18

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Beton …………………………………22

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Bahan-bahan Penyusun Beton ...........................................................24

3.2 Tahap Pembuatan Beton ……………………………………………34

BETON Page 3
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan …………………………………………………………38


4.2 Saran ………………………………………………………………..38

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................39

PERTANYAAN DAN JAWABAN ……………………………………………40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat

banyak dipakai dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah

dan kemudahan dalam pelaksanaannya membuat beton semakin tak

tergantikan dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntungan yang

dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan

tarik yang rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang

bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka diperluakan

pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan

dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan

tambahnya agar dapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi

lebih maksimal.

Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat

dipengaruhi oleh keseragaman bahan dasar dan metode pelaksanaan.

Pada prakteknya dilapangan, umumnya beton yang disuplai oleh

BETON Page 4
perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman

bahan dasarnya. Untuk mendapatkan kualitas dan keseragaman beton

sesuai seperti yang disyaratkan maka pelaksanakan pembuatan beton

harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur. Yang

dimaksud dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan disini adalah

kuat tekan beton pada umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-sebab diatas

maka diperlukan adanya kontrol kualitas yang dapat mengetahui

kemungkinan terjadinya output yang tidak sesuai dengan yang

disyaratkan sedini mungkin.

Pada zaman dahulu nenek orang-orang merekatkan batu-batu

raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya.

Perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil

percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di

zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli,

Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a) Memperdalam pengetahuan kita mengenai macam bahan pembuatan

beton.

b) Mengetahui apa saja bahan dasar penyusun beton

c) Mengetahui apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi

BETON Page 5
d) Memahami bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung

e) Dan juga mengetahui apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton

pada kontruksi bangunan gedung

1.3. Rumusan Masalah

a) Apa sajakah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan dinding

bangunan ?

b) Apa saja bahan dasar penyusun beton?

c) Apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi?

d) Bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?

e) Apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi

bangunan gedung?

BETON Page 6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Beton

Dalam KBBI, Beton adalah campuran semen, kerikil, dan pasir yg


diaduk dengan air untuk tiang rumah, pilar, dinding, dsb. Dalam
pengertian umum beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir
dan kerikil atau koral kemudian diikat semen bercampur air. Sifat beton
berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun perbandingan
pencampurannya. Untuk mendapatkan beton optimum pada penggunaan
yang khas, perlu dipilih bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat.
Seiring dengan penambahan umur,beton akan semakin mengeras dan akan
mencapai kekuatan rencana (f’c) pada usia 28 hari.

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik


lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan yang membentuk massa padat (SNI-03-2847-2002). Beton juga
dapat didefinisikan sebagai bahan bangunan dan kontruksi yang sifat-sifatnya
dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan

BETON Page 7
pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih (Dr. Wuryati
Samekto, M.Pd dan Candra Rahmadiyanto, S.T.,2001).

2.2. Sifat-sifat Beton

Sifat dan karakteristik beton :

1. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan

yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah

2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang

memikul momen lengkung atau tarikan

3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan

terjadi retak yang makin lama makin besar

4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas

dan dikenal dengan proses hidrasi

5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan

antar butiran sehingga   beton dapat dipadatkan dengan  mudah

6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan

butiran semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton

akan berkurang.

7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk

memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar

dihasilkan kekuatan beton yang tinggi.

8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton

harus dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan.

BETON Page 8
9. Setelah 28 hari,  beton akan mencapai kekuatan penuh dan

elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja

padanya

10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu

penampang balok, maka dipasang tulangan baja pada daerah yang

tertarik

11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam

menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima

gaya tarik.

12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga

yang relative rendah.

13. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa

konstruksinya mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya

yang mempunyai kekakuan tinggi serta aman terhadap bahaya

kebakaran.

14. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri

konstruksi dengan massa jenis γc sekitar 2400 kg/m3 bahan ini

memiliki berat jenis 23,54 kN/m3 ( 1000g kg setara dengan 1 kN,

di mana gravitasi dalam cm/dt2), mengakibatkan bangunan beton

sangat berat

15. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi

waktu berupa susut dan rangkak.

2.3. Jenis-jenis Beton

BETON Page 9
Beton dibedakan dalam 2(dua) kelompok besar yaitu :

1. Beton Keras

Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kakuatan

karakteristik, kekuatan tekan, tegangan dan regangan, susut dan

rangkak, reaksi terhadap temperatur, keawetan dan kekedapan

terhadap air . Dari semua sifat tersebut yang terpenting adalah

kekuatan tekan beton karena merupakan gambaran dari mutu beton

yang ada kaitannya dengan struktu beton. Berbagai test uji

kekuatan dilakukan pada beton keras ini antara lain :

a. Uji kekuatan tekan ( compression test)

b. Uji kekuatan tarik belah ( spillting tensile test )

c. Uji kekuatan lentur

d. Uji lekatan antara beton dan tulangan

e. Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.

2. Beton Segar

Sifat-sifat beton segar hanya penting sejauh mana

mempengaruhi pemilihan peralatan yang dibutuhkan untuk

pengerjaan dan pemadatan serta kemungkinan mempengaruhi sifat-

BETON Page 10
sifat beton pada saat mengeras. Ada 2 hal yang harus dipenuhi

ketika membuat beton :

a. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama

oleh beton yang mengeras, seperti kekuatan, keawetan, dan

kestabilan volume.

b. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek

ketika beton dalam kondisi plastis (workability) atau

kemudahan pengerjaan tanpa adanya bleeding dan

segregation.

Sifat workabilitas pada beton segar dapat dilakukan dengan

beberapa cara, tetapi kebanyakan dari pengetesan tersebut

hanya bersifat empiris. Hanya sedikit yang memenuhi standart,

dan semua test tersebut bersifat ‘a single point test’ jadi tidak

dapat dibandingkan satu samalainnya karena mereka mengukur

sifat-sifat beton yang berbeda. Walaupun begitu adalah penting

untuk mendapatkan beberapa dari sifat workabilitas karena

penting untuk control kualitas. Pengukuran workabilitas yang

telah dikembangkan antara lain:

a. Slump test

b. Compaction test

c. Flow test

BETON Page 11
d. Remoulding test

e. Penetration test

f. Mixer test

Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, jenis beton dapat

dibedakan menjadi sepuluh macam yaitu:

a. Beton Mortar

Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri atas mortar, pasir,

dan air. Ada tiga ragam mortar yang sering digunakan antara lain

semen, kapur, dan lumpur. Beton mortar semen yang dipasangi

anyaman tulangan baja di dalamnya dikenal sebagai ferro cement.

Beton ini memiliki kekuatan tarik dan daktilitas yang baik.

b. Beton Ringan

Sesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakai

agregat yang berbobot ringan. Beberapa orang juga kerap

menambahkan zat aditif yang bisa membentuk gelembung-

gelembung udara di dalam beton. Semakin banyak jumlah

gelembung udara yang tersimpan pada beton, maka pori-porinya

pun akan semakin bertambah sehingga ukurannya juga bakal kian

BETON Page 12
membesar. Hasilnya, bobot beton tersebut lebih ringan daripada

beton lain yang memiliki ukuran sama persis. Beton ringan

biasanya diaplikasikan pada dinding non-struktur.

c. Beton Non-Pasir

Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidak

menggunakan pasir, melainkan hanya kerikil, semen, dan air. Hal

ini menyebabkan terbentuknya rongga udara di celah-celah kerikil

sehingga total berat jenisnya pun lebih rendah. Karena tidak

memakai pasir, kebutuhan semen pada beton ini juga lebih sedikit.

Penggunaan beton non-pasir misalnya pada struktur ringan, kolom

dan dinding sederhana, bata beton, serta buis beton.

d. Beton Hampa

Disebut hampa karena dalam pembuatannya dilakukan

penyedotan air pengencer adukan beton memakai vacuum khusus.

Akibatnya beton pun hanya mengandung air yang telah bereaksi

dengan semen saja sehingga memiliki kekuatan yang sangat tinggi.

Tak heran, beton hampa banyak sekali dimanfaatkan dalam

pendirian bangunan-bangunan pencakar langit.

BETON Page 13
e. Beton Bertulang

Beton bertulang tercipta dari perpaduan adukan beton dan

tulangan baja. Perlu diketahui, beton mempunyai sifat kuat

terhadap gaya tekan, tetapi lemah dengan gaya tarik. Oleh karena

itu, tulangan baja sengaja ditanamkan ke dalamnya agar kekuatan

beton tersebut terhadap gaya tarik meningkat. Beton bertulang

biasanya dipasang pada struktur bentang lebar seperti pelat lantai,

kolom bangunan, jalan, jembatan, dan sebagainya.

f. Beton Pra-Tegang

Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekali

dengan beton bertulang. Perbedaan tipis hanyalah terletak pada

tulangan baja yang bakal dimasukkan ke beton harus ditegangkan

terlebih dahulu. Tujuannya supaya beton tidak mengalami

keretakan walaupun menahan beban lenturan yang besar.

BETON Page 14
Penerapan beton pra-tegang juga banyak dilakukan untuk

menyangga struktur bangunan bentang lebar.

g. Beton Pra-Cetak

Beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek

pembangunan disebut beton pra-cetak. Beton ini memang sengaja

dibuat di tempat lain agar kualitasnya lebih baik. Selain itu,

pemilihan beton tersebut juga kerap didasari pada sempitnya lokasi

proyek dan tidak adanya tenaga yang tersedia. Beton pra-cetak

biasanya diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di

bidang pembangunan dan pengadaan material.

BETON Page 15
h. Beton Massa

Beton massa yaitu beton yang dibuat dalam jumlah yang

cukup banyak. Penuangan beton ini juga sangat besar di atas

kebutuhan rata-rata. Begitu pula dengan perbandingan antara

volume dan luas permukaannya pun sangat tinggi. Pada umumnya,

beton massa memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60 cm.

Beton ini banyak diaplikasikan pada pembuatan pondasi besar,

pilar bangunan, dan bendungan.

i. Beton Siklop

Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat

cukup besar sebagai bahan pengisi tambahannya. Ukuran

penampang agregat tersebut berkisar antara 15-20 cm. Bahan ini

lantas ditambahkan ke adukan beton normal sehingga dapat

meningkatkan kekuatannya. Beton siklop seringkali dibangun pada

bendungan, jembatan, dan bangunan air lainnya.

j. Beton Serat

Secara prinsip, beton serat dibuat dengan menambahkan

serat-serat tertentu ke dalam adukan beton. Contoh-contoh serat

yang lumrah dipakai di antaranya asbestos, plastik, kawat baja,

hingga tumbuh-tumbuhan. Penambahan serat dimaksudkan untuk

BETON Page 16
menaikkan daktailitas pada beton tersebut sehingga tidak mudah

mengalami keretakan.

2.4. Kekuatan Beton

Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton.

Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk dapat menerima gaya

per satuan luas (Tri Mulyono, 2004). Nilai kekuatan beton diketahui

dengan melakukan pengujian kuat tekan terhadap benda uji silinder

ataupun kubus pada umur 28 hari yang dibebani dengan gaya tekan

sampai mencapai beban maksimum. Beban maksimum didapat dari

pengujian dengan menggunakan alat compression testing machine.Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi mutu dari kekuatan beton, yaitu :

1. Faktor air semen (FAS)

Faktor air semen (FAS) merupakan perbandingan

antara jumlah air terhadap jumlah semen dalam suatu

campuran beton. Fungsi FAS, yaitu :

a. Untuk memungkinkan reaksi kimia yang

menyebabkan pengikatan dan berlangsungnya

pengerasan.

b. Memberikan kemudahan dalam pengerjaan beton

(workability) Semakin tinggi nilai FAS,

mengakibatkan penurunan mutu kekuatan beton.

Namun nilai FAS yang semakin rendah tidak

selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin

BETON Page 17
tinggi. Umumnya nilai FAS yang diberikan

minimum 0,4 dan maksimum 0,65 (Tri Mulyono,

2004).

2. Sifat agregat

Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutu

campuran beton. Adapun sifat-sifat agregat yang perlu

diperhatikan seperti, serapan air, kadar air agregat, berat jenis,

gradasi agregat, modulus halus butir, kekekalan agregat,

kekasaran dan kekerasan agregat.

3. Proporsi semen dan jenis semen yang digunakan

Berhubungan dengan perbandingan jumlah semen

yang digunakan saat pembuatan mix design dan jenis semen

yang digunakan berdasarkan peruntukkan beton yang akan

dibuat. Penentuan jenis semen yang digunakan mengacu pada

tempat dimana struktur bangunan yang menggunakan material

beton tersebut dibuat, serta pada kebutuhan perencanaan

apakah pada saat proses pengecoran membutuhkan kekuatan

awal yang tinggi atau normal.

4. Bahan tambah

Bahan tambah (additive) ditambahkan pada saat pengadukan

dilaksanakan. Bahan tambah (additive) lebih banyak digunakan untuk

penyemenan (cementitious), jadi digunakan untuk perbaikan kinerja.

Menurut standar ASTM C 494/C494M – 05a, jenis bahan tambah

kimia dibedakan menjadi tujuh tipe, yaitu :

BETON Page 18
1. water reducing admixtures

2. retarding admixtures

3. accelerating admixtures

4. water reducing and retarding admixtures

5. water reducing and accelerating admixtures

6. water reducing and high range admixtures

7. water reducing, high range and retarding admixtures

2.5. Aplikasi Beton pada Konstruksi Bangunan Gedung

Dalam konstruksi bangunan gedung penggunaan beton umumnya dilengkapi

dengan besi tulangan, sehingga beton yang memiliki kuat tekan yang baik dilengkapi 

dengan besitulangan yang memiliki kuat tarik yang baik. Beton bertulang hampir

dapat di jumpai padasemua elemen struktur bangunan, dari pondasi, tie beam/sloof,

kolom, balok, dan pelat lantai.Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Pondasi

Pengertian pondasi yang dimaksud disini adalah suatu

jenis konstruksi yang menjadi dasardan pondasi ini berfungsi sebagai

penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini bertujuanuntuk

diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun

terdapat juga pengertian pondasi yang lain yang

mengatakan bahwa pondasi adalah konstruksi yang telah

diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat menjamin

keseimbangan dankestabilan bangunan terhadap berat yang akan

dibebankan pada pondasi tersebut.

BETON Page 19
2. Tie Beam/Sloof

Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas

pondasi bangunan. Jenis Konstruksi Beton Bertulang ini biasanya

dibuat pada bangunan Rumah atau Gedung, dan posisinya

biasanya pada Lantai 1 atau Orang-orang biasa menyebutnya

Lantai Dasar. Inilah sebabnya mengapa kita jarang melihat bentuk

sloof saat bangunan sudah “Berdiri” tegak.

3. Kolom

BETON Page 20
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang

memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen

struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu

bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan

lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai

yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh

struktur (Sudarmoko, 1996).

4. Balok

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang

kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban

menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu ring balok

juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi

BETON Page 21
pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu

mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat

dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring

balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah

bentuk.Pola gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balok

melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan

internal material.

5. Pelat lantai beton

Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat,

bersama-sama balok penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan

demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi satu

kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton

dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk

menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan

BETON Page 22
jepit-jepit, tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan

balok penumpu.

2.6. Kelebihan dan Kekurangan Beton

Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat

(terkadang bahan tambah, yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia

tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia) pada perbandingan tertentu.

Kelebihan dari beton adalah:

a. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari

bahan lokal, kecuali semen Portland.

b. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan

termasuk rendah

c. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai

sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.

d. Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau

pasangan batu.

e. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk

apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan

Kekurangan dari beton adalah:

a. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh

karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.

b. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika

basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton

BETON Page 23
yang panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan

pengembangan beton.

c. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu

sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya

retak-retak akibat perubahan suhu.

d. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat

dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan

beton.

e. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail

secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi

bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Bahan-bahan Penyusun Beton

1. Semen

BETON Page 24
Semen adalah bahan organik yang mengeras pada percampuran

dengan air atau larutan garam. Jenis-jenis semen menurut BPS adalah :

a. Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu

kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar

kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan

tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester.

Semen ini berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5

(lima) tipe, yaitu tipe I sd. V.

b. Semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen

abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti

sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit

(calcite) limestone murni.

c. Oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang

digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di

darat maupun di lepas pantai.

d. Mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan

buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari

pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium

oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah.

Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga

menjadi lebih keras.

Semen yang biasa digunakan pada teknik sipil adalah semen portland.

Semen portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang

BETON Page 25
dihasilkan dengan cara menghaluskan clinker (bahan ini terutama terdiri

dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis) dengan batu gips sebagai

tambahan.

2. Agregat

Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi

dalam campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat diperoleh dari sumber

daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui

proses pelapukan dan aberasi yang berlangsung lama. Atau agregat dapat

juga diperoleh dengan memecah batuan induk yang lebih besar. Agregat

halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil

disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang

dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm.

Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil

disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh

dari pemecahan batu, memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir

maksimum yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaian.

Pada teknologi beton, agregat terdiri dari banyak klasifikasi, yaitu;

BETON Page 26
Ditinjau dari asalnya

1. Agregat alam

Pada umumnya agregat alam menggunakan bahan baku alam atau

hasil penghancurannya. Jenis batu alam yang baik untuk agregat adalah

batuan beku. Jenis batu endapan atau metamorph juga dapat dipakai

meskipun kualitasnya masih perlu dipilih. Batuan yang abaik untuk agregat

adalah butiran-butiran yang keras kompak, tidak pipih , kekal (volume

tidak mudah berubah karena perubahan cuaca), serta tidak terpengaruh

keadaan sekelilingnya.

Agregat alam dapat dibedakan atas tiga kelompok.

a. Kerikil dan pasir alam agregat jenis ini merupakan hasil

penghancuran oleh alam dari batuan induknya. Seringkali agregat ini

terdapat jauh dari asalnya karena terbawa arus air atau angin, dan

mengendap di suatu tempat. Pada umumnya pasir dan kerikil yang

terbawa arus air berbentuk bulat, sehingga dianggap baik untuk agregat

aduk atau beton. Umumnya pula jenis agregat ini bentuknya berubah-

ubah dan tidak homogen sehingga dalam penggunaannya untuk beton

diperlukan perhatian khusus. Karena perubahan susunan butir agregat

sangat berpengaruh terhadap sifat beton yang dibuat agregat tersebut.

b. Agregat batu pecah,Jenis batu yang baik untuka agregat ini

adalah batuan beku yang kompak. Di dalam pemakaiannya, batu pecah

membutuhkan air lebih banyak karena luas bidang permukaannya

BETON Page 27
relatif lebih luas. Dengan demikian untuk mendapatkan kelecakan aduk

tertentu dan faktor air semen sama, beton dengan agregat batu pecah

akan menggunakan semen sedikit lebih banyak daripada beton dengan

menggunakan pasir atau kerikil alam. kekuatan beton dengan batu

pecah biasanya juga lebih tinggi , karena daya lekat perekat pada

permukaan batu pecah lebih baik daripada butiran yang halus.

c. Agregat batu apung ,merupakan agregat alamiah yang

ringan dan umum digunakan. Penggunaan batu apung harus bebas dari

debu volkanik halus dan bahan-bahan yang bukan volkanik, misalnya

lempung. Batu ini memiliki sifat isolasi panas yang baik.

2. Agregat buatan

Agregat buatan adalah suatu agregat yang dibuat dengan tujuan

penggunaan khusus, atau karena kekurangan agregat batuan-batuan alam.

Berikut adalah contoh agregat buatan:

a. Klinker dan Breeze

Pada umumnya klinker dianggap sebagai bahan yang dibakar

sempurna, massanya mengeras dan berinti, serta terisi bahan yang

sedikit terbakar. Adapun breeze merupakan bahan residu yang

kurang keras dan kurang baik pembakarannya, sehingga

mengandung lebih banyak bahan yang mudah terbakar. Kuantitas

bahan yang mudah terbakar akan mempengaruhi rambatan

kelembapan. Makin banyak bahan yang mudah terbakar semakin

BETON Page 28
besar pula terjadinya rambatan kelembapan.Sumber utama jenis

agregat ini adalah stasiun pembangkit tenaga dimana ketel uap

dipanasi dengan bahan bakar padat. Agregat jenis ini banyak

dipergunakan untuk memproduksi blok dan pelat untuk

partisi/penyekat dalam dan tembok interior lainnya.

b. Agregat yang berasal dari bahan-bahan yang mengembang tanah

liat dan batu tulis yang terjadi secara alamiah dapat dipergunakan

unytuk membuat bahan berpori yang ringan, dengan permukaan

yang berbentuk sel-sel dengan pemanasan sampai suhu sekitar 1000

0C – 2000 0C.

c. Cooke breeze

Cooke breeze adalah hasil tambahan dari sisa bakaran

bahan bakar batu arang yang kurang sempurna pembakarannya,

biasanya terdapat pada dapur-dapur rumah tangga di negara-negara

Eropa dan Amerika. Cooke breeze mengandung banyak sekali

arang, kadang mencapai 75 %. Kandungan arang yang banyak tadi

akan menghambat pengerasan semen sehingga dalam

pemakaiannya perlu

d. Hydite

Agregat jenis ini dibuat dari tanah liat (shale) yang dibakar

dalam dapur berputar. Tanah liat kering atau yang bergumpal –

gumpal atau pecahan shale dibakar mendadak dalam dapur

BETON Page 29
berputar pada suhu tinggi. Dengan demikian bahan akan

membengkak. Hasilnya merupakan bongkahan-bongkahan tanah

yang mengembang serta hampir leleh, kemudian dihancurkan dan

diayak hingga mencapai susunan butir yang diperlukan.

e. Lelite

Lelite dibuat dari batu metamorpora atau shale yang

mengandung senyawa-senyawa karbon. Bahan dasarnya dipecah

kecil-kecil, kemudian dilakukan pembakaran dalam dapur vertikal

pada suhu yang tinggi (± 1550oC). Pada suhu ini butiran-butiran

akan mengembang dan terkumpul di bawah (dasar) dapur berupa

lempeng-lempeng yang berlubang seperti rumah lebah. Dari

lempeng-lempeng ini dibuat bahan tambah dengan memecah dan

mengayaknya untuk mendapatkan butiran-butiran dengan ukuran

tertentu. Lempeng itu sendiri dapat dipergunakan untuk unsur

bangunan guna menghambat suara dan panas.

Ditinjau dari berat jenisnya

1. Agregat Ringan

Agregat ini adalah agregat yang memiliki berat jenis kurang dari

2,0, dan biasanya digunakan untuk beton non struktural. Agregat ini juga

dapat digunakan untuk beton struktural atau blok dinding tembok.

Kelebihan agregat ini adalah memiliki berat yang rendah , sehingga

strukturnya ringan dan fondasinya dapat lebih kecil. Agregat ini dapat

BETON Page 30
diperoleh secara alami maupun buatan. Beberapa contoh agregat ringan :

agregat batu apaung, rocklite, lelite, dan sebagainya.

2. Agregat Normal

Agregat normal adalah agregat yang memiliki berat jenis antara 2,5

sampai 2,7. agregat ini berasal dari batuan granit, basalt, kuarsa, dan

sebagainya. Beton yang dihasilkan memiki berat jenis sekitar 2,3 dengan

kuat tekan antara 15 Mpa sampai 40 Mpa. Betonnya dinamakan beton

norma

3. Agregat Berat

Agregat ini memilik berat jenis lebih dari 2,8. contoh agregat

berat , misalnya magnetik (Fe2O4), barytes (BaSO4), dan serbuk besi.

Beton yang dihasilkan juga memiliki berat jenis tinggi (sampai 5,0), yang

efektif sebagai pelindung sinar radiasi sinar X.

Ditinjau dari Bentuknya

1. Bulat

Agregat jenis ini biasanya berasal dari sungai atau pantai dan

mempunyai rongga udara minimum 33%. Agregat ini hanya memerlukan

sedikit pasta semen untuk menghasilkan adukan beton yang baik. Agregat

jenis ini tidak cocok untuk beton mutu tinggi maupun perkerasan jalan

raya. Agregat berbentuk bulat sebagian mempunyai rongga udara yang

lebih besar daripada agregat bulat, yaitu berkisar 35-38%. Dengan

BETON Page 31
demikian agregat jenis ini membutuhkan pasta semen lebih banyak untuk

mendapatkan beton segar yang baik (dapat dikerjakan).

2. Bersudut

Bentuk ini tidak beraturan, memiliki sudut-sudut yang tajam dan

permukaannya kasar. Termasuk jenis ini adalah semua jenis batu pecah

hasil pemecahan dengan mesin. Agregat ini memiliki rongga yang lebih

besar, yaitu antara 38% sampai 40%. Ikatan antar butirnya baik sehingga

membentuk daya lekat yang baik. Agregat jenis ini baik untuk membuat

beton mutu tinggi maupun lapis perkerasan jalan.

3. Pipih

Agregat jenis ini adalah agregat yang memiliki perbandingan

ukuran terlebar dan tertebal pada butiran itu lebuh dari 3. Agregat ini

berasal dari batu-batuan yang berlapis.

4. Memanjang (Lonjong)

Butiran agregat dikatakan memanjang jika perbandingan ukuran

yang terpanjang dan terlebar lebih dari 3.

Ditinjau dari tekstur permukaan

1. Agregat dengan permukaan seperti gelas, mengkilat. Contoh: flint hitam,

obsidian.

2. Agregat dengan permukaan kasar. Umumnya berupa pecahan batuan,

permukaan tampak kasar tampak jelas bentuk kristalnya. Contoh jenis

ini: basalt, felsite, batu kapur, dan sebagainya.

BETON Page 32
3. Agregat denga permuakaan licin. Biasa ditemukan pada batuan yang

butiran-butirannya sangat halus. Contoh: kerikil sungai, chart, batu lapis,

dan sebagainya.

4. Agregat dengan permukaan berbutir. Pecahan dari batuan ini

menunjukan adanya butir-butir bulat yang merata. Misalnya batuan

pasir, colite.

5. Agregat berpori dan berongga.

3. Air dan Bahan Campuran

Beton menjadi keras karena reaksi antara semen dan air. Oleh karena

itu, air yang dipakai untuk mencampur kadang-kadang mengubah sifat

semen. Air yang digunakan adalah air yang bersih, tidak mengandung

minyak, lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat merusak kekuatan

beton. Untuk itu diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah air itu

cocok untuk dipakai sebagai campuran beton atau tidak. Cara berikut ini

dipergunakan untuk pemeriksaan tersebut: Waktu set semen dan kekuatan

tekan diukur untuk mortar yang dicampur dengan air bersih dan yang

dicampur air yang diuji, hasil pengukurannya dibandingkan. Sedangkan air

laut hanya dapat dipakai untuk beton yang tidak mempergunakan baja

tulangan karena mengandung garam yang dapat menyebabkan baja

berkarat.

Bahan campuran ditambahkan dengan maksud agar dapat

memperbaiki sifat beton yang lemah dan mengeras. Bahan campuran dibagi

menjadi dua kelompok: yang pertama ialah bahwa volume yang

BETON Page 33
ditambahkan harus diperhitungkan pada pengadukan beton dan yang

ditambahkan tidak perlu diperhitungkan. Yang pertama disebut bahan

campuran dan yang kedua disebut zat campuran. Ada beberapa macam

bahan campuran. Contoh khas adalah bahan yang memiliki sifat hidrolik

tersembunyi seperti pozolan, abu terbang, slag tanur tinggi, dan berbagai

bahan penambah. Ada beberapa jenis zat campuran yang digolongkan

menurut fungsinya yaitu zat pembawa dan zat untuk pendispersi (zat

penghilang air). Zat pembawa dipakai untuk memperbaiki kemampuan

pengerjaan dengan mencampur sejumlah optimum udara ke dalam beton.

Termasuk ke dalam golongan ini adalah resin vinol. Zat untuk pendispersi

dipergunakan untuk mencegah tersetnya partikel dalam semen. Jika zat ini

dibubuhkan dalam beton, kecairan beton akan bertambah. Garam kondensat

tinggi dari asam sulfonat melamin dan sebagainya temasuk golongan zat

pendispersi.

3.2. Tahap Pembuatan Beton

Dalam proses pembuatan beton normal hal-hal yang harus

diperhatikan antara lain :

1. Pemeriksaan bahan atau material beton harus sesuai dengan

standar pemeriksaan beton seperti SNI, SKSNI, ASTM DAN AASHTO

2. Pemeriksaan Agregat Kasar

Pemeriksaan Agregat kasar yang digunakan dam proses

campuran beton meliputi :

a. Pemeriksan berat isi

BETON Page 34
b. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan

c. Pemeriksaan menggunakan analisa saringan

d. Pemeriksaan agregat dengan mesin Los Angeles

3. Pemeriksaan Agregat Halus

Pemeriksaan Agregat Halus yang digunakan dam proses

campuran beton meliputi :

a.Pemeriksan berat isi

b.Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan

c.Pemeriksaan menggunakan analisa saringan 

d.Pemeriksaan Organik Im Purities

4. Pemeriksaan Air

Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih dan bebas

dan tidak boleh mengandung asam, alkalin, bahan padat, bahan

organik,minyak, lumut, gula, sulfar dan chlorida.

5. Tahapan Pembuatan

a. Perencanaan Rancangan Campuran Beton(Job Mix Design

Concrete) Tujuan dari proses perencanaan campuran beton

adalah untuk mendapatkan komposisi atau proporsi campuran

beton yang sesuai standar mutu beton sehingga beton yang 

BETON Page 35
digunakan pada konstruksi adalah mutu beton sesuai dengan

rencana.

b. Percobaan Campuran ( Trial Mix )

Setelah diketahui komposisi atau proporsi

campuran beton selanjutnya dilakukan percobaab campuran

( Trial Mix ) pada mesin pengaduk sehingga diperoleh contoh –

contoh uji yang dicetak sesuai kebutuhan yaitu kubus atau

silinder.

c. SlumpTest

Percobaab Slump Test pada beton merupakan salah satu

metoda yang digunakan untuk mengetahui Viscositas atau

Kekentalan beton segar. Percobaab Slump Test dilakukan

sebelum percetakan benda uji.

d. Perendaman Benda Uji 

Beton yang telah dicetak dalam benda uji, kemudian

BETON Page 36
dikeluarkan dari cetakan setelah beton berumur 24 jam,

kemudian benda uji direndalam bak air. Proses perendaman

benda uji sesuai dengan umur beton yang direncanakan,

misalnya 3, 7, 14, 21, 28 hari.

e. Uji Kuat Tekan

Benda uji baik berupa kubus atau silinder selanjutnya dapat di

uji tekan pada mesin tekan sesuai dengan umur beton yang

telah direncanakan seperti diatas. Setelah benda uji kuat tekan

dilakukan maka didapat atau dihasilkan Kuat Tekan Beton (α

hancur).

f. Pelaporan

Dari evaluasi uji kuat tekan tersebut akan didapat Nilai “Kuat

Tekan Beton” yang dirancang, sehingga dapat diketahui tercapai

atau tidaknya Kuat Tekan yang ditargetkan ( f’cr ). Dari hasil

pemeriksaan keseluruhan dirangkum dalam bentuk laporan.

BETON Page 37
g. Pemeriksaan Beton Dengan Concrete Hammer Test

Pengujian kuat tekan beton dengan Concrete Hammer Test

(Baca : Pengujian Beton Dengan Concret Hammer Test ).

Maksud pengujian beton dengan alat Concrete Hammer test

adalah untuk mengetahui kuat tekan beton yang telah di cor

dilapangan. Pengujian beton dengan Concret Hammer Test

dilakukan pada umur diatas 14 hari.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain,

agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran

tambahan yang membentuk massa padat. Bahan penyusun beton, yaitu

semen, agregat, air dan bahan adiktif, dan bahan penyusun lainnya yang

telah diuraikan dalam makalah ini.

BETON Page 38
4.2. Saran

1. Perlu di perhatikan ketika menggunakan beton sebagai bahan struktur,

pekerjaan penulangan beton harus di perhitungkan dengan matang, karena

jika tidak kualitas beton menurun.

2. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan

peraturan dan pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur,

sehingga bangunan yang dihasilkan nantinya selalu memenuh persyaratan

yang terbaru yang ada ( up to date ) seperti dalam hal peraturan perencanaan

struktur tahan gempa, standar perencanaan struktur beton, harga matrial

terbaru dan sebagainya.

3. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan

berpedoman pada faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di

lapangan, pengalaman tenaga kerja serta segi ekonomisnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://sastrasipilindonesia.wordpress.com

http://agusimanuddin22.blogspot.com

http://tosimasipil.blogspot.com

http://asrinurdin96.blogspot.com

BETON Page 39
https://www.academia.edu

http://sang-pemujarahasia.blogspot.com

https://baturisit.blogspot.com

http://strong-indonesia.com

BETON Page 40

Anda mungkin juga menyukai