Disusun oleh :
AHMAD DYHIA
Sebagai mana yang kita ketahui bahan konstruki bangunan jalan adalah
aspal. semua masyarakat tahu akan material pembuat jalan seperti aspal. Akan
tetapi tidak semua material bangunan jalan itu terbuat dari aspal. mengenai
aspal . aspal memiliki berbagai macam jenis dan memiliki struktur dari material
tersebut dimana kita sebagai pengguna jalan harus tahu dan paham akan
material yang digunakan.
1.2 Permasalahan
Tujuan dari makalah Ini adalah ingin menshering apa yang kita tahu akan
bahan material bangunan tentang jalan.
BAB II
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa
hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai
bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal
akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal
merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi
dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak
jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per
molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal
adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif,
biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan
sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium.
Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya
kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung
5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa
polar.
Berdasarkan bentuknya
Aspal yang digunakan dalam keadaan panas dan cair, pada suhu ruang
berbentuk padat
*) Aspal keras pada suhu ruang (250 – 300 C) berbentuk padat
*) Aspal keras dibedakan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat kekerasannya).
*) Aspal keras yang biasa digunakan :
- AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 – 50
- AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 – 79
- AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 – 100
- AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300
*) Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas, volume
lalu lintas tinggi.
*) Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin, lalu
lintas rendah.
*) Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70 dan 80/100.
Aspal yang digunakan dalam keadaan dingin dan cair, pada suhu ruang
berbentuk cair
*) Aspal cair merupakan campuran aspal keras dengan bahan pencair dari hasil
penyulingan minyak bumi
*) Pada suhu ruang berbentuk cair
*) Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan pelarutnya,
aspal cair dibedakan atas :
1. RC (Rapid curing cut back )
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bensin (premium), RC
merupakan curback asphal yang paling cepat menguap.
RC cut back asphalt dugunakan sebagai:
- Tack coat (Lapis perekat)
- Prime Coat (Lapis resap pengikat)
2. MC (Medium Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan minyak tanah (Kerosine). MC
merupakan cutback aspal yang kecepatan menguapnya sedang.
3. SC (Slow Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan solar, SC merupakan cut back
asphal yang paling lama menguap.
SC Cut back asphalt digunakan sebagai:
- Prime coat
- Dust laying (lapis pengikat debu)
Cut back aspal dibedakan berdasarkan nilai viscositas pada suhu 600 (makin
kental)
ex :
RC 30 – 60 MC 30 – 60 SC 30 – 60
RC 70 – 140 MC 70 – 140 SC 70 - 140
Aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi dandigunakan dalam kondisi dingin
dan cair.
*) Aspal emulsi adlah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi.
*) Emulsifer agent merupakan ion bermuatan listrik (Elektrolit), (+) Cation ; (-)
Annion.
*) Emulsifer agent berfungsi sebagai stabilisator.
*) Partikel aspal melayang-layang dalam air karena partikel aspal diberi muatan
listrik.
*) Berdasarkan muatan listriknya, aspal emulsi dapat dibedakan atas ;
1. Kationik
Disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang bermuatan arus
listrik posirif.
2. Anionik,
Disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan
negative.
3. Nonionik,
Merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak
mengantarkan listrik.
*) Yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah aspal emulsi
anionik dan kationik.
*) Berdasarkan kecepatan pengerasannya aspal emulsi dibedakan atas
- Rapid Setting (RS), aspal yang mengandung sedikit bahan pengemulsi
sehingga pengikatan cepat terjadi. Digunakan untuk
Tack Coat
- Medium Setting (MS), Digunakan untuk Seal Coat
- Slow Seeting (SS), jenis aspal emulsi yang paling lambat menguap,
Digunakan Sebagai Prime coat
Aspal Buton
Aspal buton merupakan aspal alam yang berasal dari pulau buton,
Indonesia. Aspal ini merupakan campuran antara bitumen dengan bahan
mineral lainnya dalam bentuk bantuan. Karena aspal buton merupakan
bahan alam maka kadar bitumennya bervariasi dari rendah sampai tinggi.
Berdasarkan kadar bitumennya aspal buton dibedakan atas B10, B13, B20,
B25, dan B30 (Aspal Buotn B10 adalah aspal buton dengan kadar bitumen
rata-rata 10%).
Sebelum jalan raya dibangun, lahan dibersihkan dahulu dari sampah maupun
pepohonan kemudian diratakan. untuk membersihkan lahan dan menggali
maupun mengurug tanah
Excavator
Tandem roller
setelah asphalt berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan raya yang sudah
diukur menggunakan theodolit sesuai perencanaan pekerjaan selanjutnya adalah
pemadatan dengan buldozer hingga memenuhi kepadatan dan elevasi yang
direncanakan
Jalan lebih halus, mulus dan tidak bergelombang sehingga enak dalam
berkendara.
Warna hitam aspal memepengaruhi psikologi pengendara menjadi lebih
teduh dan nyaman.
Untuk penggunaan pada jalan dengan lalu lintas kendaraan ringan, jalan
aspal lebih murah dibanding konstruksi jalan beton.
Proses perawatan lebih mudah karena tinggal mengganti pada area jalan
aspal yang rusak saja, dengan cari menggali dan mengganti dengan
yang baru pada area jalan yang rusak.
Masalah:
1 Retak (cracking)
2 Distorsi (distortion)
3 Cacat permukaan (disintegration)
4 Pengausan (polished aggregate)
5 Kegemukan (bleeding orflushing)
6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas (utility cut depression)
Retak kulit buaya (alligator cracks), lebar celah lebih besar atau sarna dengan
3 mm. Saling merangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil yang
menyerupai kulit buaya. Retak ini disebabkan oleh bahan perkerasan yang
kurang baik, pelapukan permukaan, tanah dasar atau bagian perkerasan di
bawah lapis permukaan kurang stabil, atau bahan lapis pondasi dalam keadaan
jenuh air (air tanah baik). Umumnya daerah dimana terjadi retak kulit buaya tidak
luas. Jika daerah dimana terjadi retak kulit buaya luas, mungkin hal ini
disebabkan oleh repetisi beban lalulintas yang melampaui beban yang dapat
dipikul oleh lapis an permukaan tersebut. Retak kulit buaya untuk sementara
dapat dipelihara dengan mempergunakan lapis burda, burtu, ataupun lataston,
jika eelah~ 3 mm. Sebaiknya bagian perkerasan yang telah mengalami retak kulit
buaya akibat air yang merembes masuk ke lapis pondasi dan tanah dasar
diperbaiki dengan eara dibongkar dan membuang bagian-bagian yang basah,
kemudian dilapis kembali dengan bahan yang sesuai. Perbaikan harus disertai
dengan perbaikan drainase di sekitarnya. Kerusakan yang disebabkan oleh
beban lalulintas harus diperbaiki dengan memberi lapis tambahan. Retak kulit
buaya dapat diresapi oleh air sehingga lama kelamaan akan menimbulkan
lubang-lubang akibat terlepasnya butir-butir.
Solusi;
Solusi pertama
Dipisah antara saluran drainase jalan dan saluran pembuangan air kotor
pemukiman mungkin sulit diterapkan karena selain keterbatasan juga umumnya
masalah tersebut terjadi pada daerah terbangun yang cukup padat. Untuk desain
pembanguan drainase jalan atau perbaikan drainase jalan perlu memperhatikan
kondisi tata guna lahan disekitarnya. Konsekuensinya jika melakukan perbaikan
drainase jalan di kawasan padat, perlu dipertimbangkan untuk membuat yang
lebih dalam, termasuk sistem inlet-nya untuk mereduksi aliran sampah ikut
masuk ke dalam drainase.
Jadi, kembali lagi. Mengapa bukan penyebab kerusakan jalan yang diperbaiki,
yaitu perbaikan drainase jalan dan ditingkatkan kontrol kualitas pekerjaan dan
material.
3. Perkerasan Jenis
Perkerasan jalan artinya campuran antara agregat serta bahan ikat yg digunakan
buat melayani beban lalu lintas. Agregat yang umumnya dipakai pada
perkerasan jalan ialah batu pecah, batu belah, batu kali serta yang akan terjadi
samping peleburan baja. Sedangkan bahan ikat yg digunakan diantaranya
semen, aspal dan tanah liat.Jenis Perkerasan Jalan Raya
Umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang
tersusun dari bawah ke atas,menjadi berikut :
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yg dipadatkan Jika tanah aslinya
baik, atau tanah urugan yang didatangkan berasal daerah lain atau tanah yg
distabilisasi dan lain lain.
dilihat berasal muka tanah orisinil, maka lapisan tanah dasar dibedakan
atas :Jenis Perkerasan Jalan Raya
Lapis pondasi bawah artinya lapisan perkerasan yg terletak pada atas lapisan
tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas.
Lapisan buat mencegah partikel-partikel halus berasal tanah dasar naik ke lapis
pondasi atas.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat
lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari imbas cuaca terutama hujan.
Lapisan pondasi atas artinya lapisan perkerasan yang terletak pada antara lapis
pondasi bawah dan lapis permukaan.
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang berasal beban roda dan
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal
antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak
angkut bahan ke lapangan.
Lapisan yang mencegah air hujan yg jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan
bawahnya dan melemahkan lapisan tadi.
bila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis epilog / lapis aus (wearing
course) pada atas lapis permukaan tadi.
Fungsi lapis aus ini artinya sebagai lapisan pelindung bagi lapis bagian atas buat
mencegah masuknya air dan buat memberikankekesatan (skid resistance)
bagian atas jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban kemudian
lintas.
Perkerasan Kaku
Perkerasan jalan beton semen atau secara awam dianggap perkerasan kaku,
terdiri atas plat (slab) beton semen menjadi lapis pondasi dan lapis pondasi
bawah (bisa juga tidak terdapat) di atas tanah dasar. pada konstruksi perkerasan
kaku, plat beton acapkali diklaim menjadi lapis pondasi sebab dimungkinkan
masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yg berfungsi sebagai lapis
permukaan.
Lapis pondasi bawah Bila digunakan pada bawah plat beton sebab beberapa
pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali
terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yg terjadi pada tanah
dasar dan buat menyediakan lantai kerja (working platform) buat pekerjaan
konstruksi.
Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah merupakan :
di waktu ini, jenis perkerasan beton semen yang terkenal dan poly dipergunakan
pada negara-negara maju artinya jenis perkerasan beton bertulang menerus.
Perkerasan Komposit
a. Flexible Pavement
Konstruksi perkerasan lentur dikenal dengan flexible pavement, yakni sistim
perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya. Lapisan-
lapisan material perkerasan bersifat memikul, menyebarkan beban lalu lintas ke
tanah dasar.
b. Rigid Pavement
c. Composite Pavement
Perbedaan antara perkerasan lentur dengan perkerasan kaku dapat dilihat pada
tabel berikut, disadur dari buku karya Sukirman S (1992), dikutip dari jurnal yang
pernah diterbitkan oleh Universitas Sumatera Utara untuk memberi pemahaman
yang lebih baik atas artikel bertajuk material perkerasan jalan ini.
Bahan material perkerasan jalan terbaru yang semakin populer di berbagai
negara guna memperkuat pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia
diperkenalkan oleh SoilIndo yakni ROTEC, semen digunakan sebagai bahan
pengikat.
Untuk membangun jalan dengan baik dapat dilakukan dengan campuran tanah,
ROTEC, semen, air dan bisa didukung dengan minim penggunaan sirtu,
tentunya dipastikan setelah melakuka reserch atas kualitas tanah (soil).
Bagi pengunjug situs Website yang tiba pada halaman ini, mencari informasi
yang lebih lengkap tentang materi perkerasan jalan, kami rekomendasikan untuk
mengunjungi situs tertaut. File presentasi ditaukan lebih rinci.
Agregat adalah salah satu dari bahan material beton yang berupa sekumpulan
batu pecah, kerikil, pasir baik berupa hasil alam atau lainnya. Agregat
merupakan suatu material yang digunakan dalam adukan beton yang
membentuk suatu semen hidrolis. Agregat yang digunakan dalam campuran
beton dapat berupa agregat alam atau agregat buatan, secara umum agregat
dapat dibedakan berdasarkan ukurannya.
Menurut SNI 1970-2008, agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½ inci).
Berdasarkan ASTM C33 Agregat kasar terdiri dari kerikil atau batu pecah dengan partikel
butir lebih besar dari 5 mm atau antara 9,5 mm dan 37,5 mm.
b. Klasifikasi Agregat
1. Agegat berat
Agregat berat merupakan agregat untuk membuat beton dengan
berat isi >2400 kg/m3 yang bertujuan untuk menahan radiasi yang
berbahaya bagi manusia. Untuk membuat beton tersebut
biasanya menggunakan batu barite (BaSO4) dengan berat isi
4,15-4,45 t/m3, dan butirannya seberat 6,80-7,60 t/m3.
2. Agregat normal
Agegat normal ini yaitu jenis agregat dengan berat isi antara 300-
1800 kg/m3. Kegunaan dari beton normal yaitu untuk membuat
beton tanpa persyarat khusus, biasanya agregat yang dipakai
pada umumnya berupa jenis batuan beku, batuan malihan, dan
batuan endapan.
3. Agregat ringan
Agregat ringan dapat berasal dari sumber daya alam atau hasil
dari olahan manusia. Sumber daya alam yang besar adalah
material vulkanik. Buatan atau sintetis, agregat yang diproduksi
oleh proses termal di pabrik-pabrik. Agregat ringan mempunyai
berat 1100 kg/m3 atau kurang dari berat tersebut. Tujuan dari
agregat ringan untuk membuat beton dengan tujuan khusus.
Agregat ringan ini berupa batu tulis, terak pecah, tanah foamed,
batu apung dan yang berupa hasil olahan manusia seperti bola
plastik ± 6 m, polyethylene terpthalate (PET) yg telah dioalah dari
limbah plastik, kedua agregat ringan tersebut telah diteliti dan
layak digunakan sebagai agregat ringan.
BAB IV
4.1. KESIMPULAN
Material bangunan jalan seperti aspal memiliki suatu komposisi serta struktur
tertentu sehingga memiliki karakteristik tertentu .baik dalam hal kekuatan
maupun ketahanan hingga berapa lama . dan dalam pemasangan aspal di jalan
menggunakan berbagai macam alat berat. Lalu aspal memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan .
4.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
dangzt iman. 2014. Jenis- Jenis Aspal.
http://civilkitau.blogspot.com/2014/03/jenis-jenis-aspal.html
dangzt iman. 2014. Komposisi, Kandungan secara fisik, Fungsi, dan Sifat-sifat
Aspal. http://civilkitau.blogspot.com/2014/03/komposisi-kandungan-secara-fisik-
fungsi-dan-sifat-sifat-aspal.html
Pt arti sentral global . 2014. Langkah langkah proses pembuatan jalan aspal .
http://www.alatberat.com/blog/langkah-langkah-proses-pembuatan-jalan-aspal/