Anda di halaman 1dari 34

ASPAL SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

MATERI YANG AKAN DIPELAJARI


1. SEJARAH PERKEMBANGAN ASPAL
2. PEMBAGIAN JENIS-JENIS ASPAL
3. ASPAL SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
4. PENGGUNAAN ASPAL PADA JALAN RAYA
5. KESIMPULAN
1. SEJARAH PERKEMBANGAN ASPAL

Sejarah penggunaan aspal telah dimulai sejak ribuan


tahun sebelum masehi oleh bangsa Sumeria
dan Mesopotamia. Mereka menggunakan aspal (sering
disebut bitumen) sebagai lapis pengedap untuk bak mandi
maupun kolam-kolam air di istana dan kuil. Tentu saja
aspal yang digunakan adalah aspal yang didapat secara
alami. Aspal terdapat di alam dalam bentuk lake asphalt
(seperti dodol) dan rock asphalt (biasanya keras,
campuran dari aspal, tanah, kapur, dan lempung). Aspal
tercatat pertama kali digunakan sebagai bahan
konstruksi jalan, terjadi di Babilonia sekitar tahun 625
SM pada masa kekuasaan Raja Naboppolassar seperti
yang tercatat dalam prasasti peninggalannya.
Istilah aspal berasal
dari bahasa Yunani
kuno asphaltos,
kemudian bangsa
Romawi mengubahnya
menjadi asphaltus, lalu
diadaptasi ke dalam
bahasa Inggris
menjadiasphalt, dan Gambar prasasti peninggalan Naboppolassar
kita menerjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia
menjadi aspal.

Berabad kemudian setelah jaman Babilonia, Sir Walter


Raleigh menuliskan dalam catatannya (tahun 1595)
tentang penemuan deposit lake asphalt di Trinidad, dekat
pantai Venezuela. Dia menggunakan aspal tersebut
sebagai pelapis dinding kapalnya.
Baru pada tahun 1870 campuran aspal digunakan untuk
pembangunan jalan, yang dilakukan oleh seorang ahli kimia Belgia,
yang bernama Edmund J. DeSmedt, ketika membangun jalan di
depan balai kota Newark, New Jersey, USA. Campuran yang
digunakan adalah pasir dan aspal alam dari Trinidad. Hasil yang
memuaskan membuat para kontraktor pembangun jalan segera
memanfaatkan aspal sebagai bahan konstruksi pada proyek-proyek
pembangunan jalan yang dikerjakan.

Penggelaran hotmix aspal pada abad 18


A. Pengertian Aspal
Aspal ialah bahan Hidro karbon yang bersifat melekat
(adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air,
dan Visioelastis. Aspal sering juga disebut Bitumen merupakan
bahan pengikat pada Campuran beraspal yang dimanfaatkan
sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari
aspal alam (Aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang berasal
dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat
diklasifikasikan menjadi Aspal padat, dan aspal cair.

B. Sumber Aspal
Sumber aspal terjadi karena adanya beberapa siklus diantaranya
yaitu aspal alam dan aspal minyak.
 Aspal Alam
Asphal alam terbentuk perlahan-lahan dari fraksionasi alami
minyak bumi di dekat minyak bumi. Aspal alam terdapat di alam
biasanya dalam bentuk batuan sehingga biasa di sebut batuan aspal.
 Aspal minyak
Sumber aspal ini berasal dari kilang minyak (refinery
bitumen). Aspal yang di hasilkan sari industri kilang
minyak mentah (crude oil) dikenal sebagai residual
bitumen, straight bitumen atau steam refined bitumen.
Istilah refinery bitumen merupakan nama yang tepat dan
umum digunakan.

Gambar Bagian penyulingan minyak bumi dan didapatnya aspal


C. Sejara Perkembangan Aspal
Aspal tercatat pertama kali digunakan sebagai bahan konstruksi
jalan, terjadi di Babilonia sekitar tahun 625 SM pada masa
kekuasaan RajaNaboppolassar seperti yang tercatat dalam prasasti
peninggalannya. Istilah aspal berasal dari bahasa Yunani kuno
asphaltos, kemudian bangsa Romawi mengubahnya menjadi
asphaltus, lalu diadaptasi ke dalam bahasa Inggris menjadi asphalt,
dan kita menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi aspal.
Berabad kemudian setelah jaman Babilonia, Sir Walter Raleigh
menuliskan dalam catatannya (tahun 1595) tentang penemuan
deposit lake asphalt di Trinidad, dekat pantai Venezuela. Dia
menggunakan aspal tersebut sebagai pelapis.
Sejarah penggunaan aspal untuk pembuatan jalan di abad modern
dapat ditelusur kembali pada masa abad ke 18.Seorang insinyur
Inggris yang bernama John Metcalf (lahir 1717) harus membangun
jaringan jalan di Yorkshire.
D. Lapisan Permukaan
Lapisan permukaan adalah bagian perkerasan jalan
yang paling atas.Lapisan tersebut berfungsi sebagai
berikut :
a) Lapisan perkerasan penahan beban roda, yang
mempunyai stabilitas tinggi untuk menahan roda
selama masa pelayanan.
b) Lapisan kedap air, yang mana air tidak meresap
ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan-
lapisan lainnya.
c) Sebagai lapisan aus,yang dapat aus karena
langsung menerima gesekan akibat roda
kendaraan.
d) Lapisan penyalur beban ke lapisan yang berada
dibawahnya.
Bahan-bahannya terdiri dari batu pecah, kerikil,dan
stabilisasi tanah dengan semen atau kapur .Penggunaan
bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap
air dan memberikan bantuan tegangan tarik yang berarti
mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda
lalu lintas. Pemilihan bahan lapis permukaan perlu
dipertimbangkan kegunaan,umur rencana,serta
pentahapan konstruksi agar dicapai manfaat yang
sebesar-besarnya dari biaya yang dikeluarkan.
E. Jenis-jenis Lapisan Permukaan Yang Umum Dipergunakan
Di Indonesia
Guna memenuhi fungsi lapisan permukaan, pada
umumnya lapisan permukaan dengan menggunakan
bahan pengikat aspal sehingga menghasilkan lapisan yang
kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan daya tahan
yang lama. Jenis-jenis lapisan permukaan yang umum
dipergunakan di Indonesia bersifat non struktural,
berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air antara lain
sebagai berikut :
•Burtu (laburan aspal satu lapis),
•Burda (laburan aspal dua lapis),
•Latasir (lapis tipis aspal pasir)
•Buras (laburan aspal)
•Latasbum (lapis tipis asbutonmurni)
•Lataston (lapis tipis aspal beton)
Jenis permukaan tersebut diatas walaupun bersifat non
struktural, dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap
penururnan mutu, sehingga secara keseluruhan menambah masa
pelayanan dari kontruksi perkerasan. Jenis permukaan ini terutama
digunakan untuk pemeliharaan jalan. Adapun lapisan yang bersifat
struktural yang berfungsi sebagai lapisan yang menahan dan
menyebarkan roda dua adalah sebagai berikut :

Penetrasi macadam (lapen)


Lasbutag
Laston (lapisan aspal beton),
2. PEMBAGIAN JENIS DAN SIFAT-SIFAT ASPAL
Untuk Pembagian jenis aspalnya itu sendiri ada 4 pembagian
jenis aspal yang terdiri :

A. Blown Asphalt (aspal tiup)

Jenis aspal ini didapat dengan cara menyemburkan udara


kedalam bejana berisi aspal panas yang suhunya k.l. antara 200
a 260oC. Karena peristiwa ini, maka terjadi polimerisasi pada
aspal itu, menjadi jenis aspal yang lebih berat atau lebih keras.
Pada proses ini dipakai pula benda katalis misalnya ferri
chlorida atau P2O5 untuk mempercepat reaksi. Hasilnya berupa
aspal yang lebih keras dan lebih kaku, dibandingkan dengan
aspal biasa. Aspal ini lebih tahan terhadap pengaruh perubahan
suhu, dan pemakaiannya biasanya untuk tujuan yang tertentu (
tidak untuk aspal jalan ) pada umumnya.
Gambar Blown Asphalt
B. Aspal Semen (Asphalt Cement)
Semen aspal biasanya disingkat dengan tanda AC,adalah jenis aspal
yang cocok untuk dipakai sebagai bahan pelapis jalan ( paving
asphalt ). Jenis ini biasnya memiliki angka penetrasi antara 40
sampai 300 ( harga penetrasi maksimum ). Oleh karena itu, dalam
perdagangan jenis aspal ini diberi tanda dengan huruf AC ( Asphalt
Cement ) diikuti dengan angka yang menunjukkan penetrasinya,
yaitu misalnya AC 70 berarti Asphalt Cement dengan angka
penetrasi 70 unit ( unit penetrasi = 0,1mm masuknya jarum
penetrasi pada suhu 25oC )

Gambar Asphalt
Cement
C. Aspal Cair (Asphalt Liquid)
Aspal cair atau aspal lembek ini dibuat dari Asphalt Cement yang
dicampur lagi dengan bahan pencair dari minyak bumi juga yang
mudah menguap, sehingga bila telah diudara terbuka aspal ini akan
mengeras karena menguap bahan pelarutnya . Karena itu jenis aspal
ini disebut juga cut-back asphalt. Citback asphalt terbagi dalam 3
kelompok, dibedakan menurut kecepatannya menjadi keras,yaitu :
Rapid Curing Asphalt : Merupakan campuran dari aspal semen
dan pelarut Nphta atau jenis minyak gas lainnya yang memiliki
kemampuan menguap tinggi / cepat.
Medium Curing Asphalt : Campuran aspal semen dengan
pelarut kerosen atau jenis minyak tanah lainnya yang
kemampuan menguapnya sedang kecepatannya.
Slow Curing Asphalt : Campuran aspal semen dengan minyak
tanah yang menguapnya lambat. Jenis ini disebut juga sebagai
Road Oil, sebab bentuknya menyerupai minyak berat,dan
mengeringnya juga lambat.
Gambar Asphalt Liquid
D. Asphalt Emulsion
Suatu bahan campuran antara aspal dan air dengan
tambahan bahan kimia lainnya melalui proses
pencampuran dengan teknologi tertentu. Aspal emulsi
dibuat dengan mencampur beberapa komponen bahan
yang terdiri dari : ASPAL, AIR, EMULSIFIER dan ASAM
CHLORIDA (HCL).
Secara garis besar proses produksi Aspal Emulsi sebagai
berikut. Aspal dan pelarut dicampur melalui pompa
menjadi larutan yang disebut “Tahap Dispersed”. Air,
Emulsifier, HCL dan katalisator dicampur dalam batch
pencampur menjadi larutan yang disebut “Tahap
Dispersing”. Kedua larutan tersebut selanjutnya
dicampur melalui “Colloid Mills” menjadi Aspal Emulsi.
Untuk manfaat emulsi sendiri ada: . Fleksibel.
Gambar Aspal Emulsion
E. Sifat-sifat Aspal
Untuk pembagian sifat-sifat fisis aspal ada 3 sifat aspal :

 Sifat Kimia
Seperti dikemukakan terlebih dahulu, bahwa aspal
merupakan suatu campuran antara terutama bitumen,
serta bahan mineral lainnya. Sehingga sifat yang paling
menentukan didalam aspal adalah terutama sifat
bitumennya itu. Aspal merupakan suatu campuran
koloid, dimana butir-butir yang merupakan bagian yang
padat disebut asphaltene yang berada didalam masa cair
yang disebut maltene. Maltene itu sendiri terdiri dari
senyawa-senyawa : basa nitrogen, accidafin satu,
accidafin dua dan parrafin. Senyawa basa nitrogen
merupakan jenis damar yang reaktip sehingga dapat
mendispersikan asphaltene.
 Sifat Fisis
Sifat fisis aspal yang terutama untuk dipakai
dalam konstruksi jalan ialah :

a) Kepekatan (Konsistensi).
Peranan kepekatan/konsistensi bahan-bahan aspal, untuk
memilih dan memakainya ada dua hal:
Pertimbangan terhadap sifat kepekatan untuk suhu
yang tertentu, yang akan membagi –bagi beberapa
macam bahan
Pengaruh suhu terhadap konsistensi.
b) Ketahan lama, atau ketahanan terhadap
pelapukan oleh cuaca.
c) Derajat Pengerasan.
d) Ketahanan terhadap pengaruh air.
 Sifat Fisis Lainnya

Beberapa sifat fisis lainnya yang perlu diketahui dan atau


sering dilakukan pengujiannya a.l. ialah :

a) Berat Jenis
b) Ductility ( keliatan )
c) Titik Nyala
d) Uji Kelarutan
e) Uji Penyulingan
3. ASPAL SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

A. Penutup Lantai Kenderaan


Berkembangnya Kota besar akan mengakibatkan
peningkatan aktivitas masyarakat kota, sehingga mobilitas jalan
yang sangat tinggi akan terjadi. Sejalan dengan hal tersebut,
pada umumnya aspal sering digunakan sebagai lantai kenderaan
di berbagai tempat serta kegunaannya masing-masing. Misalnya
pada jembatan aspal berperan penting sebagai pelapis, lapisan-
lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan
menyebarkannya kelapisan dibawahnya berupa muatan
kendaraan (gaya vertikal), gaya rem (Horizontal) dan pukulan
Roda kendaraan (getaran).
Karena sifat penyebaran beban, maka beban yang diterima oleh
masing–masing lapisan berbeda dan semakin kebawah semakin
besar. Lapisan yang paling atas disebut lapisan permukaan
dimana lapisan permukaan ini harus mampu menerima seluruh
jenis beban yang bekerja.
B. Penutup Lantai
Ubin atau keping aspal (asphalt tile) sering kali tidak hanya bentuk-
bentuk diberikan kepada benda berbentuk kepingan tipis dengan
bentuk segi empat atau bentuk lain, yang di pakai sebagai penutup
lantai, yang terutama terbuat dari bahan perekat aspal, tetapi juga
kepada bentuk sejenis yang yang sebagai bahan pembuatanya
dipakai jenis-jenis dammar. Biasanya yang tidak mengandung aspal
itu, warnanya cerah(tidak gelap). Ubin aspal dibuat dalam berbagai
warna mulai dari warna hitam, coklat, sampai warna agak cerah.
Menurut sifatnya, ada ubin aspal yang dibuat tahan lemak (tidak
licin karena lemak) dan juga dibuat yang dapat mengalirkan arus
listrik, yang umumnya untuk jenis ini berwarna hitam. Asapal
biasanya tidak dipengaruhi oleh air, dan sedikit dapat terpengaruh
oleh alkali. Beberapa dari jenisnya tahan sekali terhadap alkali,
meskipun alkali itu berupa soda api. Beberapa dari ubin aspal yang
tahan lemak, juga tahan alkali.
C. Penutup Atap
Di Negara (Eropa dan Amerika) penggunaan aspal
sebagai bahan penutup atap, cukup besar jumlahnya,
karena dengan bahan ini, menurut pendapat mereka,
memberikan beberapa keuntungan yaitu:
a) Murah (dibandingkan dengan bahan lain).
b) Cukup indah (karena dapat dibuat dengan warna
yang berbeda-beda dan tidak perlu
mewarnai/mengecatnya).
c) Mudah dan cepat pemasangannya.
d) Bagi pabrik pembuat, mudah mendristribusikanya,
sebab bahan relatip ringan, sehingga biaya angkut
murah.
Meskipun bahan ini dapat terbakar (karena aspal adalah bahan
hydrocarbon), tetapi dengan cara pembuatan yang baik, atap aspal
tidak mudah terjilat api, karena lembaran ini tdak menguapkan
bahan yang mudah terbakar, bila ada api.
Gambar Atap aspal
D. Bahan Perekat Untuk Jalan
Bitumen adalah zat perekat (cementitious) berwarna
hitam atau gelap, yang dapat diperoleh di alam ataupun
sebagai hasil produksi. Bitumen terutama mengandung
senyawa hidrokarbon seperti aspal, tar, atau pitch. Aspal
adalah suatu bahan bentuk padat atau setengah padat
berwarna hitam sampai coklat gelap, bersifat perekat
(cementitious) yang akan melembek dan meleleh bila
dipanasi, tersusun terutama dari sebagian besar bitumen
yang kesemuanya terdapat dalam bentuk padat atau
setengah padat dari alam atau dari hasil pemurnian
minyak bumi, atau merupakan campuran dari bahan
bitumen dengan minyak bumi atau derivatnya.
Aspal merupakan bahan perekat termoplastis, yaitu
pada suhu ruang bersifat keras atau padat tetapi akan
menjadi plastis atau encer apabila temperaturnya
dinaikkan, dan akan menjadi keras kembali apabila
Gambar Lapisan Aspal
4. PENGGUNAAN ASPAL PADA JALAN RAYA

Perencanaan campuran beraspal panas yang contoh ujinya


dipadatkan sesuai dengan Tata Cara Penentuan Kepadatan Mutlak
(RSNI, Direktorat Jenderal Bina Marga - Pusat Litbang Jalan,
Dept. PU, 1999). Prosedur pemadatan benda uji dilakukan sampai
mencapai kondisi refusal sebagai simulasi pemadatan oleh lalu
lintas, yaitu pemadatan benda uji sampai kondisi campuran tidak
bertambah lebih padat lagi. Prosedur perencanaan ini meliputi pula
penentuan kombinasi campuran yang terdiri atas beherapa fraksi
agregat sehingga menghasilkan gradasi agregat tertentu, serta
uraian tentang ketentuan perencanaan dan prosedur perencanaan
campuran.
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 3 Perencanaan
campuran ini berlaku untuk jenis-jenis campuran Lapis Tipis Aspal
Pasir (Latasir), Lapis Beton Aspal (Laston) dan Lapis Tipis Beton
Aspal (Lataston).
A. Aspal Dengan Alat Pengolah
Alat pengolah dapat berupa suatu unit pengolahhan
yang tetap, atau unit yang berjalan (di pakai se tempat
sewaktu jalan itu di buat ) atau di olah langsung di atas
jalan yang akan di buat.

B. Campuran Di Kerjakan Di Tempat


Secara garis besa pekerjaan jenis ini dapat di
kelompokkan kedalam beberapa macam , yaitu :
 Berupa pelapisan/ perbaikan permukaan jalan
 Kontruksi penetrasi pamacadam

C. Perencanaan Aspal Beton Panas


Campuran aspal ini merupakan jenis campuran
hamparan untuk jalan raya yng tertinggi mutu nya,
dipakai pda umumnya untuk jalan dengan lalu lintas
berat, jalan tol, atau landasan prsawat terbang .
D. Perencanaan Aspal Beton Marshal

E. Pelaksanaan Pengaspalan
Dalam uaraian pelaksanaan ini, sebagai mana disebutkan di atas
bahwa lapisan permukaan yang kita uraikan ini tentu permukaan
yang memakai aspal. Dari itu sesuai pula dengan caranya yaitu:

Cara batuan diampar dahulu baru aspal disemprotkan


(terpisah)

Priming
Pengolesan (Tacking)
Pengolesan diperlukan pada permukaan lama, apabila
dilapisi dengan permukaan baru jadi tacking ini
membantu pengikatan yang baik antara permukaan
lama dengan yang baru. Volumenya pemakaian sangat
sedikit, tetapi usahakan serata mungkin.

Gambar Pengolesan ( Tracking )


Pengaspalan Permukaan Satu Lapis

Membersikan permukaan

Menentukan area kerja


Penyemprotan aspal

Penyebaran/mengampar batuan penutup

Pemadatan

Pembuangan batuan yang berlebih


Pengaspalan Permukaan Lebih dari Satu Lapis

Pengaspalan permukaan jalan yang lebih dari satu tersebut di


lakukan di saat finishing karena pengaspalan ini adalah tahap
terakhir melakukan pengaspalan, dan pengaspalan permukaan
lebih dari satu lapis ini biasanya di lakukan di jalan-jalan besar,
karena pengaspalan permukaan lebih dari satu lapis ini lebih
tahan lama dan lebih kuat.

Anda mungkin juga menyukai