Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

BAB I SEJARAH & PERKEMBANGAN BATU ALAM ................................. 1


Sejarah Batu Alam ............................................................................................ 1
1.2 Proses Terbentuknya Batu Alam .......................................................... 2
BAB II PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATU ALAM ................... 9
2.1 Penambangan .............................................................................................. 9
2.2 Pabrifikasi ............................................................................................. 10
2.3 Finishing ................................................................................................... 11
BAB III BATU ALAM SEBAGAI BAHAN BANGUNAN ............................. 12
3.1 Pembagian Batu Alam ............................................................................ 12
3.2 Motif Batu Alam...................................................................................... 13
BAB IV PENGGUNANAN BATU ALAM PADA BAHAN BANGUNAN.... 14
4.1 Sebagai Interior Bangunan .................................................................... 14
4.2 Sebagai Eksterior Bangunan.................................................................. 15
4.2 Sebagai Penghias Taman ........................................................................ 16
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 17
BAB I
SEJARAH & PERKEMBANGAN BATU ALAM

Sejarah Batu Alam

Orang Mesir kuno adalah peradaban pertama yang membuat, mengolah dan
membangun dengan batu alam. Mereka membangun sebagian besar
monumen mereka dari granit dan batu kapur. Salah satu menumen tersebut adalah
The Great Pyramid of Cheops yang dibangun dari blok batu kapur besar sekitar 2
560 SM. Selanjutnya bangsa Yunani juga menggunakan batu alam dalam
pembangunan kuil. Mereka membangun Kuil Artemis dengan bahan batu marmer.
Bukan hanya kuil Artemis, bangsa yunani juga membangun berbagai monumen
menggunakan marmer, seperti parthenon, yang Theseum, dan kuil Zeus.

Di Indonesia, batu alam sudah dimanfaatkan sejak zaman nenek moyang


kita. Banyak arca atau patung, candi, dan lain-lainnya terbuat dari batu. Candi
Prambanan, Borobudur, Mendut, Sewu, Plaosan, dan lain-lain berbahan batu alam.
Batu yang digunakan sama pada setiap candi sehingga dinamakan batu candi. Batu
candi merupakan batu yang tetap eksis dimanfaatkan hingga saat ini.
Sebelum zaman kemerdekaan, batu belah dari jenis batu andesit sudah
banyak diaplikasikan dalam pembuatan dinding, jembatan, dan saluran irigasi.
Batu-batu tersebut disuplai masyarakat setempat dari tepian sungai. Selain itu,
diawal tahun 30-an marmer tulung agung banyak dimanfaatkan untuk bangunan,

1
terutama bangunan milik bangsawan belanda. Bahkan, Pemerintah belanda sempat
membangun areal penambangan beserta pabrik pengolahannya
disana.Penggunaan batu alam juga dapat dilihat dari peninggalan suku maya.
Mereka menggunakan batu alam dalam membangun kuil, monumen, dan patung.
Dari peninggalan-peninggalan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan batu
alam telah dimulai jauh sebelum masehi. Saat ini, batu alam disamping sebagai
bahan bangunan, digunakan juga untuk perhiasan dan benda berharga seperti batu
cincin.

1.2 Proses Terbentuknya Batu Alam

Batu alam adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu
agregat mineral-mineral yang telah mengeras akibat proses secara alami seperti,
membeku, pelapukan, mengendap dan adanya proses kimia.
Unsur-unsur yang membentuk batuan yang merupakan lapisan
(kerak) luar bumi :
Oksigen (O2) : 49,4 %
Silisium (Si) : 25,4 %
Aluminium (Al) : 7,5 %
Besi ( Fe ) : 4,7 %
Kalsium (Ca) : 3,4 %
Natrium (Na) : 2,6 %
Kalium (K) : 2,4 %
Magnesium (Mg) : 2,0 %

2
A. Siklus Terbentuknya Batu Alam

B. Jenis-jenis Batu Alam

Menurut proses kejadiannya :

1 Batuan Beku, yaitu batuan alam yang terjadi karena magma


yang berasal dari inti bumi mendapat tekanan dalam keadaan panas sekali
dan keluar dalam bentuk cair ke permukaan bumi.
Karena pengaruh udara dingin, cairan ini membeku menjadi
batu. Batuan ini biasanya berupa batu gunung yang massif dan
tebal lapisannya. Contoh batuan beku adalah : obsidian, perlit, Andesit,
basalt, dll.

2 Batuan Sedimen (batuan lapisan/endapan), yaitu batuan karena


pengerasan, pengaruh cuaca, terbawa arus sungai kemudian
terendapkan pada dasar sungai, danau atau laut. Contoh batuan sedimen
adalah : kapur (batu gamping), batu bara, batu karang, dll.

3
3 Batuan metamorf ( batuan alihan/batuan ubahan), yaitu batuan sediment
yang terkena pengaruh panas dan tekanan yang cukup
beasr sehingga terjadi perubahan pada bentuk dan komposisi. Contoh
batuan metamorf adalah : batu bara menjadi intan, batu marmer, batu sabak,
antrasit, dll.

4 Batuan Robohan, yaitu semacam batuan lapisan yang terdiri dari bermacam
mineral kontak. Contoh : pasir, kerikil, batu kali, batu cadas, batu paras, dll.

Menurut tegangannya :

a) Batu lunak ( 4 kg/cm2 8 kg/cm2), yaitu batu alam yang mudah digali dan
dipatahkan dengan tangan. Batu ini mengalami proses pelapukan dan banyak
mengandung retakan.

b) Batu sedang ( 8 kg/cm2 18 kg/cm2), batuan alam ini sukar


digali dengan peralatan tangan. Bagian pecahan/patahan tidak
dapat dipatahkan dengan tangan tetapi mudah dihancurkan dengan palu.

c) Batu keras ( 16 kg/cm2 50 kg/cm2), yaitu batu alam yang hanya


dapat digali dengan memakai bagan peledak. Batu ini tidak banyak
mengandung retakan.

Contoh batu alam :

a) Batu Gamping (termasuk batuan sedimen)


Secara kimia batu gamping terdiri atas kalsium karbonat (CaCO3). Selain
kalsium karbonat, di alam juga sering dijumpai batu gamping yang
mengandung magnesium.
Batu gamping ada yang bersifat padat, keras dan massif. Ada juga batu
gamping yang bersifat porous.
Pada umumnya deposit batu gamping ditemukan dalam bentuk
bukit. Oleh sebab itu teknik penambangannya dilakukan dalam bentuk
tambang terbuka.
Batu gamping yang dikalsinasi ( dipanaskan pada suhu 600C -
900C) akan menjadi kapur tohor dan kapur padam. Kapur ini
digunakan sebagai bahan perekat hidrolis pada adukan/spesi.
Batu gamping juga merupakan bahan baku pembuatan semen Portland.

4
Gambar Batu Gamping/Kapur

b) Batu Dolomit
Terjadi karena proses peresapan unsure magnesium dari air laut ke dalam batu
gamping.

Gambar Batu Dolomit

c) Batu Marmer
Merupakan hasil metamorfose dari batu gamping. Bersifat tahan terhadap
cuaca, mudah dikerjakan, tidak tahan asam.
Digunakan untuk pelapis dinding dan lantai.

Gambar Batu Marmer

5
d) Batu Gipsum
Ditemukan dalam bentuk lembaran pipih, kristal, serabut di daerah batu
gamping.
Gipsum hasil penambangan diolah dengan cara dipanaskan sehingga
berbentuk tepung gips.
Digunakan untuk bahan tambah semen portlad, untuk plafond dan partisi.

Batu Gipsum

e) Batu Tras
Disebut juga sebagai posolan, terbentuk dari batuan vulkanik yang
banyak mengandung feldspar dan silika seperti andesit dan granit
yang telah mengalami pelapukan lanjut.
Akibat proses pelapukan feldspar akan berubah menjadi mineral
lempung/kaolin dan senyawa silika
amorf.Bila dicampur dengan kapur tohor dan air akan mempunyai sifat
seperti semen.
Digunakan sebagai bahan pengikat pada adukan, tras dapat dicetak untuk
membuat batako.

Gambar Tanah Trass

6
f) Andesit dan basalt
Merupakan jenis batuan beku luar (hasil pembekuan magma di
permukaan bumi).Bersifat massif, keras, tahan terhadap hujan, mempunyai
berat jenis 2,3-2,7, kuat tekan 600 2400 kg/cm2.
Digunakan untuk pondasi, penutup lantai, dinding. Apabila
dipecah/dihancurkan dengan palu atau crusher dengan ukuran tertentu
menjadi batu pecah (kerikil) dan pasir yang digunakan untuk bahan campuran
beton dan jalan.

Gambar Batu Andesit

Gambar Batu Basalt

7
g) Pasir gunung api
Merupakan bahan lepas berbentuk butiran pasir yang dihasilkan
pada saat gunung api meletus. Pada saat turun hujan di puncak gunung,
maka tupukan pasir akan lonsor terbawa air ke sungai.
Digunakan sebagai bahan pengisi pada campuran beton, adukan, dll.

Gambar Pasir Gunung

h) Granit dan diorit.


Merupkan batuan beku dalam yang terjadi dari proses pembekuan magma
di dalam kulit bumi.
Bersifat keras, tahan cuaca dan asam, sukar dikerjakan, mempunyai kuat tekan
1000 2500 kg/cm2, dengan berat jenis 2,6 2,7.
Digunakan untuk pelapis dinding dan lantai.

Gambar Batu Granit Gambar Batu Diorit

8
BAB II
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATU ALAM

2.1 Penambangan

Proses penggalian dilakukan ditempat batu ditemukan hingga


pemecahanmenjadi bongkahan. Tahap pertama adalah membersihkan batu dari
ilalang atausemak belukar yang tumbuh diatas batu. Diatas batu biasanya terdapat
tanah yangtebal sehingga bisa menjadi media bagi tumbuhan untuk hidup.
Pembersihandilakukan hingga kulit batu terlihat minimal setengahnya dari ukuran
batu.Setelah kulit batu terlihat, langkah selanjutnya adalah pemecahan
batumenggunakan alat manual. Alat yang biasa digunakan antara lain linggis,
palugodam, dan paku bobok. Untuk satu batu biasanya pemecahan dilakukan oleh
satuhingga dua orang.
Pemecahan batu tidak dilakukan sembarangan, melainkan menggunakan
pola pemecahan yang menghasilkan ukuran yang sama. Biasanya ukuran pecahan
batu berdasarkan pesanan dari si pemesan atau pabrik pemotongan batu. Ukuran
batu yang dipecah berbentuk balok dengan panjang sekitar 65 cm, tinggi 35 cm,
dan lebar 35 cm. cara memecahkan batu mirip memcahkan balok es, yaitu membuat

9
garis pecahan dengan memaku batu pada jarak tertentu. Kemudian dibentuk sesuai
ukuran yang telah ditentukan. Gunakan alat pengungkit (linggis) untuk membelah
batu yang sudah ditentukan ukurannya.
Setelah batu selesai dipecahkan, bongkahan batu digelindingkan ataudijatuhkan ke
dataran yang lebih rendah yang nantinya sebagai tempat berhentinyatruk
pengangkut. Batu pun siap dikirim ke pabrik atau tempat pemotongan baru.

2.2 Pabrifikasi

Setelah di pabrik atau tempat pemotongan, batu diturunkan berdasarkan jenis


batunya. Usahakan batu tersebut ditempatkan jangan terlalu jauh
dari mesin pemotong. Langkah awal, salah satu permukaan atau kulit batu
dipotong dengan mesin block cutter. Setelah itu, batu dipotong sepeerti kue lapis,
kemudian potongan-potongan batu tersebut dirapikan sisi-sisinya menggunakan
mesin sizing. Untuk batu-batu tujuan ekspor, diperlukan tingkat ketebalan yang
sama. Padahal tidak semua batu hasil pemotongan mesin block
cutter menghasilkan ketebalan yang sama sehingga perlu dilakukan penghalusan
dengan menggunakan mesin kalibrasi. Mesin ini mempunyai tingkat keakuratan
yang tinggi.

10
2.3 Finishing

Proses finishing pada batu alam bermacam-macam dan masih akan


berkembang seiring berjalannya waktu dan majunya teknologi dalam dunia
perbatuan. Proses finishing pada batu alam bertujuan untuk meningkatkan
daya jual dan beradaptasi dengan perkembangan gaya desain dari sebuah
bangunan.
Proses finishing batu alam ada beragam jenis, misalnya rata mesin (RTM),
rata alam (RTA), split, bakar (flamed), sandblasted, bush hammer, honed, poles
(polished), acid, stonker, dan lain-lain.

11
BAB III
BATU ALAM SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

3.1 Pembagian Batu Alam

Batu alam sebagai bahan bangunan dapat dibagi menjadi dua bagian :
1 Batu Alam yang alami adalah sebuah proses secara alamiah tanpa sentuhan
teknologi.
Contohnya batu kali, kerikil dan lain-lain, batu ini dipergunakan untuk
bahan campuran/pengisi beton biasanya dipergunakan bangunan konstruksi
gedung,jembatan dan bangunan air.

2 Batu alam yang telah diolah adalah sebuah proses mulai dari penambangan
pabrikasi dan finishing, sehingga batu alam ini mempunyai nilai seni yang
tinggi dan harganya mahal membuat bangunan menjadi indah.

12
3.2 Motif Batu Alam

13
BAB IV
PENGGUNANAN BATU ALAM PADA BAHAN
BANGUNAN

4.1 Sebagai Interior Bangunan

Selain tergolong mudah untuk di aplikasikan, batu alam juga memiliki motif dan
bentuk yang beragam. Dan cara pengaplikasiannya sendiri yakni dengan menjadikan
batu alam tersebut sebagai dinding untuk interior rumah. Dengan begitu maka interior
rumah anda akan terlihat elegan serta nuansa natural pun juga akan langsung terasa di
dalam rumah anda. Batu alam ini sendirin dapat untuk di aplikasikan di mana saja seperti
di dinding ruang tamu, dinding ruang keluarga, dinding kamar tidur, dinding dapur,
dinding ruang makan bahkan dinding kamar mandi pun juga bisa.

Gambar Batu Alam Sebagai Interior

14
4.2 Sebagai Eksterior Bangunan

Membuat desain eksterior rumah akan lebih unik, elegan dan keren jika anda
menggunakan bebatuan alam. Desain eksterior rumah yang dikonsep dengan
menggunakan batu alam pastinya ini akan membuat rumah anda menjadi terasa alami
dan sejuk. Rumah akan memiliki nilai jika dibagian depan rumah sudah menunjukkan
kesankeistimewaannya. Jika ekterior rumah sudah menunjukkan bagus, pastinya
didalam rumahpun juga sebaliknya walaupun terkadang sebagian rumah tidak seperti
itu. Eksterior rumah dengan batu alam ini akan menunjukkan rumah yang anda huni
terlihat mewah, megah, dan elegan. Namun dalam penggunaan batu alam sebagai
eksterior rumah memang sedikit membutuhkan biaya yang cukup besar

Gambar Batu Alam Sebagai Eksterior

15
4.2 Sebagai Penghias Taman

Rumah dengan sentuhan keindahan taman tentu sangat mudah untuk kita
jumpai. Selain bermanfaat untuk menambah keindahan rumah, taman juga dapat
menghadirkan kesan alami dan menyegarkan pada sebuah hunian. Sejatinya
keindahan sebuah taman bukan hanya ditentukan dari pemilihan jenis
tanamannya saja. Namun, pemilihan material keras/hardscape seperti batu alam
juga berpengaruh pada keindahan suatu taman. Perpaduan tanaman dengan batu
alam akan membuat taman terlihat lebih asri dan alami.
Pengaplikasian batu alam sebagai pengisi taman rumah adalah pilihan yang
tepat untuk nemonjolkan kesan alami. Tak hanya itu saja, batu alam juga bisa
menjadi material alternatif untuk menagkal dari serangan lumut serta mudah
dalam perawatan. Bila Anda ingin menggunakan batu alam untuk pengisi taman,
Anda dapat dengan mudah mencarinya dipasaran.

Gambar Batu Alam Sebagai Penghias Taman

16
BAB V
KESIMPULAN

Batu alam adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan
suatu agregat mineral-mineral yang telah mengeras akibat proses secara
alami seperti, membeku, pelapukan, mengendap dan adanya proses kimia.
Jenis-jenis batu alam menurut terjadinya, yaitu batuan beku, batuan sedimen
dan batuan metamorf.
Jenis batu alam yang biasa digunakan sebagai bahan bangunan adalah batu
gamping, dolomit, andesit, basalt, marmer, tras, pasir gunung berapi, batuan
gips dan granit.
Sifat Fisik batu alam yang digunakan untuk bangunan adalah : Mempunyai
kuat tekan dan kuat lentur yang tinggi, keras dan tidak mudah hancur, daya
serap air relative kecil, tahan terhadap pengaruh cuaca, tahan terhadap
keausan.

17

Anda mungkin juga menyukai