BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
1.1 Sejarah perkembangan cat........................................................................................3
1.2 Pengertian cat...........................................................................................................5
1.3 Sumber cat...............................................................................................................5
1.4 Perkembangan Industri Cat......................................................................................5
BAB II PROSES PEMBUATAN CAT...............................................................................6
2.1 Pengenalan proses pembuatan cat............................................................................6
2.1.1 Zat pewarna (pigmen).......................................................................................6
2.1.2 Zat pengikat (binder).........................................................................................6
2.1.3 Zat tambahan (aditif).........................................................................................7
2.1.4 Zat pengencer (thinner).....................................................................................8
2.2 Penimbangan dan Pencampuran (Weighing and Mixing).........................................8
2.3 Penghalusan (Grinding)............................................................................................9
2.4 Proses Penambahan (Make-up)................................................................................9
2.5 Proses Quality Control.............................................................................................9
2.6 Proses Pengisian dan Pengepakan..........................................................................10
2.6.1 pigmen dan binder...........................................................................................10
2.6.2 Penggunaan aditif yang tidak sesuai................................................................10
2.6.3 Penggunaan thinner yang tidak sesuai.............................................................10
BAB III CAT SEBAGAI BAHAN BANGUNAN...........................................................11
3.1 Proteksi..................................................................................................................11
3.2 Dekorasi.................................................................................................................13
3.2.1 Interior.............................................................................................................13
3.2.2 Eksterior..........................................................................................................14
3.3 Peringatan tanda.....................................................................................................15
BAB IV PENGGUNAAN CAT PADA BANGUNAN KONSTRUKSI...........................17
4.1 Pemilihan jenis cat.................................................................................................17
4.1.1 Shopprimer......................................................................................................17
4.1.2 Holding primer/Blast clean primer..................................................................18
4.2 Cat Pada Bangunan Sipil........................................................................................19
4.2.1 Cat Dasar.........................................................................................................19
1
4.2.2 Cat kayu..........................................................................................................20
4.2.3 Cat tembok......................................................................................................20
4.2.4 Cat Besi...........................................................................................................21
4.3. Teknik Pengecatan................................................................................................22
4.3.1 Pembersihan permukaan..................................................................................23
4.3.2 Pengecatan......................................................................................................23
4.4. Perawatan Dan Perbaikan....................................................................................24
BAB V KESIMPULAN...................................................................................................25
2
BAB I
PENDAHULUAN
Jika membahas mengenai sejarah cat, berarti kita harus melihat ke awal peradaban
dimana manusia pada masa itu sudah mulai menggunakan bahan-bahan berwarna
untuk membuat gambar-gambar pada dinding gua yang tujuannya adalah untuk
menggambarkan suatu keadaan atau objek tertentu.
Warna pada saat itu dihasilkan dari mencampur bahan-bahan dari alam seperti
arang, kapur, dan warna tanah serta warna-warna alam lainnya. Kemudian
dicampur dengan air, untuk perekatnya diambil dari pohon. Sangat sederhana dan
tidak rumit tetapi tahan lama, hal tersebut terbukti hingga saat ini kita masih bisa
melihat coretan yang pernah dibuat pada 600 tahun yang lalu.
3
Kemudian orang Cina, Jepang dan Amerika mengembangkan pigmen dan bahan
perekat dan Minyak rami mentah. Yang dilanjutkan dengan munculnya natural
pigment, minyak sayuran,resin dari pohon. Saat itu orang yang pandai mengecat
mendapat julukan seniman. Biasanya mereka menyiapkan cat sendiri dari pigmen-
pigmen dan bahan perekat.
Pada abad ke-5 muncul cat minyak yang pertama kali diaplikasikan oleh Leo
Battista Alberta. Ia menggunakan cat minyak yang kental dan dapat diencerkan
dengan turpentine. Kemudian dalam waktu yang tidak terlalu lama seluruh Eropa
juga menggunakannya. Pada saat itu di jajahan Amerika Serikat cat menjadi
simbul kemewahan.Hanya warga kaya yang berhak mencat rumah mereka.
Selanjutnya untuk pertama kali warna digiling pada abad 17 di Eropa yang
akhirnya pada abad 19 cat bukan lagi suatu seni melainkan menjadi bagian dari
industry kimia dan banyak bermunculan pabrik cat yang sudah dapat menciptakan
cat yang siap pakai.
4
1.2 Pengertian cat
Cat adalah produk yang digunakan untuk melindungi dan memperindah
(protective & decorative) suatu objek atau permukaan dengan melapisinya
menggunakan suatu lapisan berpigmen maupun tidak berwarna (pernis). Cat dapat
digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya
seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating),
bantuan pengemudi (marka jalan), atau pelindung (untuk mencegah korosi atau
kerusakan oleh air).
1.3 Sumber cat
Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun SM,
manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi,
dekorasi dan proteksi. Sebelumnya lukisan-lukisan gua terdahulu dibuat
menggunakan teknik oksidasi besi (karat), maka orang Mesir kuno sudah
mengembangkan cat dari bahan pigmen yang berasal dari unsur tanah (kuning,
oranye, dan merah). Orang Roma membuat warna ungu yang dibuat dari unsur
kerang (mollusks). Zat pewarna merah masakan (cochineal red), ditemukan
pertama kali oleh suku Aztec Indian, dibuat dari kumbang betina cochineal. Untuk
satu pon ekstrak warna merah dibutuhkan sekitar satu juta serangga. Kemudian
warna merah tersebut diperkenalkan ke eropa oleh orang Spanyol pada tahun 1500
an. Kemudian India memperkenalkan warna kuning yang dibuat dari air seni sapi
dicampur dengan lumpur dan diangkut ke London untuk proses pemurnian.
Kemudian warna Sap green dari Blackthom Berry, dan Sepia Brown dari kantung
tinta kering seekor cumi-cumi.
1.4 Perkembangan Industri Cat
Pada tahun 1000 SM pengembangan cat dan pernis yang menggunakan getah
pohon akasia telah berjalan. Pada zaman ini warna-warna seperti umbers, oker dan
hitam sudah dapat diperoleh dengan mudah. Ada juga beberapa warna yang baru
ditemukan, seperti warna Egyptian Blue (Biru Mesir), warna Naples Yellow
(Kuning Naples) yang ditemukan pada sekitar tahun 500 SM, dan warna timah
merah yang ditemukan secara tidak sengaja pada sekitar tahun 2500. Warna Timah
Putih ada secara alamiah, namun permintaan untuk warna tersebut menuntut
adanya produksi warna tersebut secara buatan manusia. Pada abad kedua,
Vitruvius menjelaskan tentang pembuatan warna timah putih.
5
BAB II
PROSES PEMBUATAN CAT
Bahan dasar pembuat cat secara garis besar terdiri dari beberapa bagian yaitu:
Zat pewarna atau pigmen adalah bahan kimia yang terbentuk baik secara
alami ataupun melalui proses sintesa. Kualitasnya menentukan daya tutup
(strength) pigmen tersebut terhadap media dasarnya. Semakin baik kualitasnya,
semakin baik daya tutupnya. Pigmen untuk pembuatan cat secara umum
dibedakan menjadi dua yaitu pigmen eksterior dan interior. Untuk eksterior
kualitasnya selain ditentukan oleh daya tutup (strength) juga ditentukan oleh
kecepatan memudar (light fastness) karena sinar matahari. Untuk interior
kecepatan memudar ini tidak terlalu penting karena intensitas sinar mataharinya
sangat minimal dibandingkan pada eksterior. Menilik dari faktor kesehatan dan
lingkungan, pigmen yang mengandung logam berat seperti timbal (Pb) dan krom
Zat pengikat atau binder atau resin adalah bahan yang dipergunakan untuk
menempelkan pigmen di permukaan suatu media. Jenis binder ini sangat beragam
dengan sederet keunggulan dan keterbatasannya. Berikut ini adalah jenis-jenis
binder yang biasa dipergunakan yaitu:
6
Acrylic
Alkyd
Vinyl
Epoxy
Polyurethane
7
LEVELLING AGENT, untuk meningkatkan kualitas permukaan cat,
sehingga permukaannya rata tidak bergelombang
Secara umum thinner ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu air dan minyak. Cat
tembok yang berbasis acrylic biasanya menggunakan media air sebagai
pengencer, sedangkan untuk cat yang berbasis alkyd, vinyl, epoxy dan
polyurethane menggunakan minyak. Dengan perkembangan teknologi yang ada
8
saat ini, sudah ada beberapa produk yang tadinya menggunakan minyak sebagai
pengencer beralih ke air sesuai dengan tuntutan kesehatan lingkungan.
Proses pembuatan cat dimulai dari pembuatan formula. Di dalam formula itu
terdapat persentase perbandingan antara pigmen, binder, aditif dan thinner.
Pada proses penimbangan semua material yang ingin dipakai ditimbang terlebih
dahulu dengan ketelitian yang tinggi. Pigmen dan sebagian binder dituang ke
dalam suatu tempat pengaduk (mixing pot) sambil diaduk dengan kecepatan tinggi
(High Speed Dispersion). Bila dirasa masih terlalu kental, sebagian thinner dapat
ditambahkan. Tujuan pengadukan dengan kecepatan tinggi adalah untuk proses
pencampuran yang merata. Untuk produk yang tidak memerlukan ukuran partikel
akhir yang sangat halus seperti cat tembok, proses ini juga berlaku sebagai proses
penghalusan (Grinding). Besar partikel yang didapatkan dari proses ini adalah
sekitar 300 mikron.
Dalam proses ini, sebagian bahan yang telah melewati tahap mixing dimasukkan
ke dalam mesin grinding yang memuat bola-bola besi atau keramik dengan
ukuran tertentu yang diputar dengan kecepatan tinggi sehingga seluruh bahan
akan tergiling dengan tingkat kehalusan tertentu.
Dengan ukuran partikel yang hampir seragam, ikatan antar partikel akan jauh
lebih mudah terjadi.
9
2.5 Proses Quality Control
Bila seluruh bahan sudah dimasukkan dan warna yang diinginkan juga sudah
sesuai, dilakukan pengecekan akhir pada proses ini. Karakteristik dan sifat yang
diharapkan dari produk tersebut diuji sampai dinyatakan layak untuk dijual.
1 Kecepatan Pengeringan
2 Daya Tutup
3 Daya Lekat
4 Kekerasan permukaan
6 Homogenitas
7 Kemudahan aplikasi
Pada proses ini produk disiapkan untuk dikirim kepada pelanggan. Kendala-
kendala yang terjadi pada proses pembuatan cat :
Penggunaan binder dan pigmen yang tidak sesuai dapat mengakibatkan kerusakan
cat yang dibuat seperti terjadi koagulasi. Koagulasi akan menyebabkan pigmen
tidak dapat terdispersi dengan sempurna sehingga menyebabkan kerataan warna
yang buruk dan cat yang nantinya dihasilkan daya rekatnya menjadi tidak
sempurna.
Kerusakan akibat penggunaan aditif yang salah cukup besar. Untuk aditif
berbahan dasar silikon, kerusakan yand dapat terjadi adalah cat dengan kerataan
permukaan yang sangat jelek sehingga dapat menimbulkan kawah pada
permukaan.
10
2.6.3 Penggunaan thinner yang tidak sesuai
Penggunaan thinner yang tidak sesuai berakibat berkurangnya daya larut dari cat
tersebut, kesulitan dalam aplikasi, sampai dengan mengelupas. Thinner yang
sesuai dengan standar menghindarkan kerusakan akibat hal yang sepele ini.
11
BAB III
CAT SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
3.1 Proteksi
Lapis lindung atau coating adalah bahan yang digunakan untuk melapisi
atau menutupi permukaan bahan/material seperti logam, kayu dan sebagainya
dengan tujuan untuk memisahkan material dari pengaruh atau interaksi dengan
lingkungan sekitarnya. Di sisi lain lapis lindung berfungsi juga sebagai bahan
yang memiliki nilai dekoratif atau nilai seni. Jadi, selain akan terhindar dari
pengaruh lingkungan yang merusak atau menurunkan sifat material, lapis lindung
juga membuat material tampak menjadi lebih indah atau memiliki nilai estetika.
Secara teknis, cat dapat diartikan sebagai suatu produk yang berbentuk
cairan dengan kekentalan tertentu, yang apabila dioleskan atau dilapiskan pada
suatu permukaan akan membentuk suatu lapisan yang tipis dan kering, lapisan
akan berkohesi dengan daya lekat yang baik pada permukaan.
Proteksi material logam dari lingkungan yang korosif dapat dilakukan
dengan pelapisan menggunakan logam lain atau dengan bahan non
logam.Pelapisan dengan logam lain umumnya dilakukan dengan logam yang
memiliki sifat katodik, seperti pelapisan baja oleh logam Ni atau Ag atau dengan
logam yang memiliki sifat anodik seperti: pelapisan logam baja dengan Zn atau
Alumunium.
Pelapisan dengan logam lain dapat dilakukan dengan cara seperti:
Menggunakan arus listrik, aletro plating; Menyemprotkan logam cair, metal spray;
Dengan celup panas, hot dipping; Proses cladding dan Vapor deposition.
Sedangkan pelapisan dengan bahan non logam dapat dilakukan dengan
menggunakan cat, varnish, plastic lining, plastic tape, atau lacquer. Yang sangat
umum digunakan adalah dengan melapisi logam dengan cat. Cat selain berperan
sebagai protekif, juga memiliki nilai estetika. Sekitar 55 persen pelapisan logam
untuk tujuan proteksi korosi adalah menggunakan cat.
12
Cat yang akan digunakan sebagai lapis lindung harus memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
Cat harus memiliki daya lekat atau adesi yang baik terhadap benda kerja,
agar tidak mudah terkelupas setelah lapisan mengering.
Cat harus mudah dilapiskan pada permukaan benda kerja, sehingga mudah
saat pengecatannya. Metoda pelapisan harus sesuai dengan rekomendasi
produsen, missal kuas, semprot, roller atau lainnya.
Setelah mengering cat harus menutupi permukaan secara merata dan
sempurna.
Kualitas cat harus selalu tetap atau sama untuk setiap produk yang
dikeluarkan, baik warna, viskositas, maupun ketahanannya.
Beberapa Cat harus memiliki sifat-sifat yang khusus seperti: tahan cuaca,
anti korosi, tahan air, tahan suhu tinggi, dan sebagainya.
13
cat antara 250 -500 mikron. Cat yang dilapiskan pada permukaan logam akan
menimbulkan rintangan atau hambatan yang kuat untuk memisahkan permukaan
dengan air/elektrolit dan oksigen. Air/elektrolit tidak bersentuhan langsung
dengan logam sehingga, syarat untuk terjadinya korosi tidak terpenuhi.
Bahan cat yang dapat digunakan untuk proteksi korosi dengan mekanisme ini
adalah: bitumen, coal tar epoxy, vinyl tar, dan epoxy. Metoda ini umumnya
digunakan untuk proteksi logam yang diaplikasikan pada daerah yang terrendam.
3.2 Dekorasi
Tampilan dinding yang berbeda dari biasanya dapat anda ciptakan lewat kreasi cat
dinding yang di aplikasikan menggunakan teknik tertentu. Misalnya
memunculkan tekstur atau motif-motif yang sesuai keinginan.
14
3.2.1 Interior
Pada Cat interior dapat dilihat dari kehalusan penampilan lapisan cat dan
warnanya. Selain tersebut Juga gampang dibersihkan supaya memudahkan
perawatan, ngga tidak susah berjamur bila diaplikasikan di area yang cukup
lembap (wet area). Selain tersebut pada lapisan cat-nya bisa meng-cover
terjadinya retak rambut pada tembok, serta yg pasti hrs bebas dari kandungan
logam berat (heavy metal)
3.2.2 Eksterior
Pada cat eksterior, selain memberi aspek estetika pada tembok juga harus berperan
melindungi dinding tembok dari cuaca. Terpaan sinar matahari, dingin, hujan, dan
perubahan temperatur yang menerpa dinding tembok itu akibat perubahan cuaca
akan membuat dinding luar cepat mengalami kerusakan. Disinilah perlunya
sebuah cat eksterior yg tahan terhadap cuaca supaya gak mudah rusak. Sedikit
kerusakan yg terjadi akn menyebabkan rembesan air pada saat musim hujan ke
15
dlm dinding bagian dalam. Kerusakan ini umumnya akan menimbulkan flek-flek
pada dinding dlm serta mudah berjamur.
16
17
BAB IV
PENGGUNAAN CAT PADA BANGUNAN
KONSTRUKSI
Pada bangunan kontruksi ada beberapa cat yang digunakan pada bangunan selain
itu juga banyak jenis dan pilihan warna yang bisa digunakan dalam suatu
bangunan kontruksi. Dalam pemilahan jenis cat harus sangat diperhatikan karena
kesesuaian kontras bangunan sangat berpengaruh terhadap keindahan yang
melihatnya.
4.1.1 Shopprimer
Salah satu jenis cat yang paling banyak dicari karena specifikasi teknis yang
sangat handal dan baik adalah adalah shop primer, cat shop primer termasuk
deretan cat dasar atau meni besi, cat shop primer adalah cat yang mempuyai sifat
kharakteristik yang dapat mencegah besi dari korosi atau karat, dengan tingkat
ekses anti korosi yang sangat tinggi, sehingga shop primer sendiri di fungsi kan
sebagai cat anti korosi atau cat anti karat yang berkualitas baik dan bermutu
tinggi. shop primer merupakan sebutan di pasaran cat pada umumnya adalah
untuk cat primer atau cat dasar atau meni besi dengan basis resin dan pigment
yang dapat mencegah besi steel supaya tidak timbul korosi. shop primer dipakai
pada permukaan plat steel sebelum proses pemotongan dan pengelasan, atau pada
saat fabrikasi sehingga memudahkan proses fabrikasi. shop primer ini umumnya
dipakai untuk material yang berhadapan dengan sifat korosi yang sangat tinggi,
misalnya daerah pantai, daerah dermaga, offshore maupun onshore, tetapi
seringkali customer mengaplikasikan cat shop primer ini sebagai cat kapal atau
marine coating. shop primer umumnya bercorak warna grey atau red oxide,
tergantung pihak customer sesuai dengan pesanan.
18
4.1.2 Holding primer/Blast clean primer
Jenis cat ini sama dengan shopprimer, holding primer, merupakan jenis cat
yang sifatnya untuk memperpanjang proteksi sementara pada penggunaan
shopprimer hingga pengecatan dengan system penuh dapat dilaksanakan sewaktu-
waktu tanpa harus mengupas cat lama atau disebut jenis cat dasar yang
dipergunakan di lokasi kerja apabila blasting dilakukan berulang-ulang.
19
4.2 Cat Pada Bangunan Sipil
Cat pada bangunan sipil terdiri dari cat dasar, cat tembok, cat kayu, cat logam
dan lain sebagainya.
4.2.1 Cat Dasar
Cat dasar bertugas menghemat cat dan juga membuat kualitas warna cat
asli menjadi sempurna. Hal ini termaksud plamir dan hanya plamir yang mampu
melakukannya. Cat Dasar Anti Karat adalah Cat dasar dengan ketahanan karat
yang tinggi dibuat berdaya tutup cukup tinggi karena pigment pengisi yang kuat
itu semua ada pada dasar epoxyfiller. Cat dasar terbagi 2, yaitu :
Cat dasar yang berupa varnish dasar air yaitu cat tanpa pigmen dengan
dasar emulsi acrylic 100%. Cat dasar ini biasanya disebut Wall Sealer
Water Base. Wall Sealer sangat baik untuk tembok baru yang banyak retak
rambut untuk mengisi celah-celahnya dan untuk menguatkan lapisan cat
lama yang mulai mengapur.
Cat dasar yang berupa cat tembok warna putih dengan dasar emulsi acrylic
100% dan mempunyai daya tahan alkali yang tinggi, daya rekat serta daya
isi yang baik serta kadar bahan anti jamur cukup tinggi. Cat dasar ini
disebut Alkali Resisting Primer.
Merekatkan cat baru pada dinding lama (lapisan pengikat top coating), jika
Anda hendak mengecat dinding lama yang catnya telah mengelupas, tentu
Anda harus melapisinya dengan cat dasar terlebih dahulu. Sebelumnya,
bersihkan permukaan dinding dari cat lama. Cat dasar berperan penting
dalam merekatkan cat, sehingga cat baru Anda tidak mudah mengelupas
dan lebih tahan lama.
Menutup pori-pori atau permukaan yang tidak rata, ketika kita sudah
selesai mengaplikasikan dempul/plamir pada dinding baru, biasanya masih
terdapat pori-pori dan permukaan yang tidak rata. Penggunaan cat dasar
berperan penting menutup lapisan yang masih belum rata tersebut.
20
berkali-kali. Dengan menggunakan cat dasar terlebih dahulu, warna cat
akhir akan tampak lebih indah meskipun hanya mengaplikasikan 2 lapis.
Cat kayu ini punya beberapa kelebihan yang antara lain adalah cara pemakaiannya
sangat mudah dan praktis serta tidak butu waktu yang lama. Alat yang dibutuhkan
juga sangat sederhana yaitu kuas. Selain itu saat sudah kering permukaan kayu
bisa menjadi halus, tidak memunculkan kerut dan ratas. Kelebihan lainnya, jika
terkena kotoran atau noda kayu yang sudah dicat lebih mudah dibersihkan.
Berikut beberapa jenis cat transparan yang bisa digunakan untuk mengecat kayu
yaitu:
Politur
cat kayu jenis ini telah digunakan sejak dulu. Banyak yang menggunakan cat kayu
jenis ini karena mudah diterapkan baik pada interior maupun eksterior. Selain itu,
cat jenis ini juga tahan terhadap sinar ultra violet (UV).
Melamik
digunakan untuk mengecat furniture misalnya mebel. Lebih halus dan tahan
terhadap noda namun tidak tahan sinar UV.
Polyurethane:
hasil aplikasi dari cat kayu jenis ini mengkilap, permukaan lebih rata, kayu tampak
alami, tahan terhadap noda, serta tidak mudah retak.
Nitro Cellulose
cat ini yang menghasilkan pengecatan yang tipis, terlihat natural, tidak mengkilap
tahan terhadap noda dan benturan.
Akrilik
cat kayu jenis ini ini biasa digunakan untuk menampilkan hasil warna jernih dan
warna-warna muda, cat ini juga tahan terhadap noda.
21
yang diinginkan. Apalagi saat ini cat tembok juga terdapat dalam
dalam bermacam merk dan kualitas. Produsen cat pun kini banyak
mengeluarkan produk cat warna-warna yang sangat kontras.
Aneka ragam warna cat yang beredar dipasaran umumnya terdiri
dari dua bentuk ready mix serta oplos.
Ready mix merupakan cat yang sudah berbentuk kemasan jadi,
biasanya tersedia dalam satuan liter, gallon atau kilogram.
Pilihan warnanya sesuai dengan tabel warna yang tersedia.
Tinting, cat ini memiliki warna yang bisa disesuaikan dengan
keinginan dan kebutuhan. Cat ini dibutuhkan apabila konsumen
tidak menemukan warna yang sesuai dengan yang diinginkan.
Cat ini diolah dalam mesin dengan bantuan computer. Namun
ada pula yang dioplos secara manual.
4.2.4 Cat Besi
Cat besi termasuk ke dalam jenis cat minyak, dan bahan untuk membuat cat terdiri
dari beberapa macam, tetapi pada dasarnya cat terdiri dari padatan dan cairan. Jadi
bahan padatan ini yang tinggal di permukaan benda yang dicat setelah cairan
menguap.
jika cat sudah dikuas di suatu permukaan benda maka terjadi proses pengeringan.
Bagian yang cair menguap , meninggalkan suatu lapisan yang akan mengering
terdiri atas binder, aditif,pigmen. Semakin banyak binder/perekat dalam cat
semakin bagus kualitas catnya.
Alat yang digunakan untuk membuat cat besiadalah timbangan, gelas ukur, tabung
pemutar, mixer. Bahan-bahan untuk membuat antara lain,binder, pine oil, talk,
hardening, pelarut-pelarut, dan pewarna. Sedangkan cara untuk membuat cat besi
adalah dengan cara mencampur bahan-banah penyusunnya yang dimasukkan ke
dalam tabung pemutar kemudian dimixer.
22
Cat besi memiliki keuntungan tersendiri yaitu, memberikan lapisan yang sangat
halus dan mengkilap, tahan jamur dan mudah dicuci.
Untuk hasil pengecatan yang sempurna, cat jangan terlalu kental dan
terlalu encer, bila perlu encerkan dengan air maksimal 5% dari total berat
cat.
Ulangi pengecatan dua sampai tiga lapis untuk mendapatkan lapisan cat
yang kuat dan warna yang jelas.
23
Kondisi dinding memiliki kondisi yang baik apabila dinding tersebut tidak
mengelupas, tidak berjamur, tidak berkapur ataupun menggelembung.
Permukaan dinding yang baik hanya perlu dibersihkan dari debu dan
minyak untuk perawatannya dengan menggunakan amplas/sikat baja.
Untuk mengetahui lapisan plamir dan cat lama masih kuat melekat atau
tidak, dapat dilakukan dengan cara menguaskan air pada permukaan
dinding tersebut kemudian tunggu beberapa saat. Bila permukaan dinding
nampak mengelupas dan bergelembung-gelembung maka permukaan
dinding harus disekrap terlebih dahulu hingga bersih agar lapisan cat yang
baru dapat melekat dengan kuat. Cara ini berlaku untuk dinding interior
maupun eksterior.
Jika dinding lama tersebut sebelumnya dicat dengan cat tembok dengan
warna yang tua maka pastikan lapisan demi lapisan cat tembok yang baru
teraplikasi dengan baik dan merata agar tidak nampak bayangan warna
dari cat dinding lama.
24
4.3.2 Pengecatan
Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik tergantung pada 5 faktor
adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan dengan kondisi pekerjaan yang baik
Perencanaan yang baik
Keadaan cuaca yang memungkinkan
Pemilihan metode/alat pengecetan yang sesuai
Tenaga kerja yang mahir.
Hal pertama yang anda harus lakukan adalah memilih warna cat yang
sesuai dengan warna favorit anda.
Pilihlah cat yang berbahan dasar lateks karena lebih awet dan dapat
digunakan untuk mengecat dinding, kayu, bahkan besi
Bila cat terkena noda, maka segera bersihkan sebelum noda menjadi
kering dan lebih sulit dibersihkan.
25
Perbaiki segera atap anda yang bocor, karena air dapat mengalir kedinding
dan meninggalkan bekas noda.
BAB V
KESIMPULAN
Cat merupakan produk yang digunakan untuk melindungi dan memperindah
(protective & decorative) suatu objek atau permukaan dengan melapisinya
menggunakan suatu lapisan berpigmen maupun tidak berwarna (pernis). Cat dapat
digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya
seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating),
bantuan pengemudi (marka jalan), atau pelindung (untuk mencegah korosi atau
kerusakan oleh air).
26