Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
1.1 Sejarah perkembangan cat........................................................................................3
1.2 Pengertian cat...........................................................................................................5
1.3 Sumber cat...............................................................................................................5
1.4 Perkembangan Industri Cat......................................................................................5
BAB II PROSES PEMBUATAN CAT...............................................................................6
2.1 Pengenalan proses pembuatan cat............................................................................6
2.1.1 Zat pewarna (pigmen).......................................................................................6
2.1.2 Zat pengikat (binder).........................................................................................6
2.1.3 Zat tambahan (aditif).........................................................................................7
2.1.4 Zat pengencer (thinner).....................................................................................8
2.2 Penimbangan dan Pencampuran (Weighing and Mixing).........................................8
2.3 Penghalusan (Grinding)............................................................................................9
2.4 Proses Penambahan (Make-up)................................................................................9
2.5 Proses Quality Control.............................................................................................9
2.6 Proses Pengisian dan Pengepakan..........................................................................10
2.6.1 pigmen dan binder...........................................................................................10
2.6.2 Penggunaan aditif yang tidak sesuai................................................................10
2.6.3 Penggunaan thinner yang tidak sesuai.............................................................10
BAB III CAT SEBAGAI BAHAN BANGUNAN...........................................................11
3.1 Proteksi..................................................................................................................11
3.2 Dekorasi.................................................................................................................13
3.2.1 Interior.............................................................................................................13
3.2.2 Eksterior..........................................................................................................14
3.3 Peringatan tanda.....................................................................................................15
BAB IV PENGGUNAAN CAT PADA BANGUNAN KONSTRUKSI...........................17
4.1 Pemilihan jenis cat.................................................................................................17
4.1.1 Shopprimer......................................................................................................17
4.1.2 Holding primer/Blast clean primer..................................................................18
4.2 Cat Pada Bangunan Sipil........................................................................................19
4.2.1 Cat Dasar.........................................................................................................19

1
4.2.2 Cat kayu..........................................................................................................20
4.2.3 Cat tembok......................................................................................................20
4.2.4 Cat Besi...........................................................................................................21
4.3. Teknik Pengecatan................................................................................................22
4.3.1 Pembersihan permukaan..................................................................................23
4.3.2 Pengecatan......................................................................................................23
4.4. Perawatan Dan Perbaikan....................................................................................24
BAB V KESIMPULAN...................................................................................................25

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah perkembangan cat

Jika membahas mengenai sejarah cat, berarti kita harus melihat ke awal peradaban
dimana manusia pada masa itu sudah mulai menggunakan bahan-bahan berwarna
untuk membuat gambar-gambar pada dinding gua yang tujuannya adalah untuk
menggambarkan suatu keadaan atau objek tertentu.

Warna pada saat itu dihasilkan dari mencampur bahan-bahan dari alam seperti
arang, kapur, dan warna tanah serta warna-warna alam lainnya. Kemudian
dicampur dengan air, untuk perekatnya diambil dari pohon. Sangat sederhana dan
tidak rumit tetapi tahan lama, hal tersebut terbukti hingga saat ini kita masih bisa
melihat coretan yang pernah dibuat pada 600 tahun yang lalu.

Pengecatan pertama untuk menghias dan memperindah dilakukan oleh orang


mesir dan orang-orang timur tengah. Seniman pada masa itu mendekorasi sisi
dalam dari pyramid, ornamen dan patung-patung. Pigment yang dipakai adalah
natural, seperti garam tembaga, oker dan vermilion atau merah terang.untuk
menghasilkan warna biru, orang Mesir membakar pasir, soda dan tembaga.
Sedangkan untuk warna hitam dibuat dari tulang dan sisa pembakaran sampah.

3
Kemudian orang Cina, Jepang dan Amerika mengembangkan pigmen dan bahan
perekat dan Minyak rami mentah. Yang dilanjutkan dengan munculnya natural
pigment, minyak sayuran,resin dari pohon. Saat itu orang yang pandai mengecat
mendapat julukan seniman. Biasanya mereka menyiapkan cat sendiri dari pigmen-
pigmen dan bahan perekat.

Pada abad ke-5 muncul cat minyak yang pertama kali diaplikasikan oleh Leo
Battista Alberta. Ia menggunakan cat minyak yang kental dan dapat diencerkan
dengan turpentine. Kemudian dalam waktu yang tidak terlalu lama seluruh Eropa
juga menggunakannya. Pada saat itu di jajahan Amerika Serikat cat menjadi
simbul kemewahan.Hanya warga kaya yang berhak mencat rumah mereka.
Selanjutnya untuk pertama kali warna digiling pada abad 17 di Eropa yang
akhirnya pada abad 19 cat bukan lagi suatu seni melainkan menjadi bagian dari
industry kimia dan banyak bermunculan pabrik cat yang sudah dapat menciptakan
cat yang siap pakai.

Cat semakin berkembang pada abad 20, seiring dengan berkembangnya


pengetahuan kimia yang dapat menunjukkan kita mengenai bahan-bahan
pembuatan cat serta proses pembuatannya. Di masa yang akan datang kita akan
melihat senakin banyaknya penemuanyang berhubungan dengan cat. Dihaarapkan
penemuan yang berkelanjutan tersebut dapat memenuhi kriteria ramah lingkungan
untuk menciptakan produk yang berkualitas dengan tingkat pencemaran
lingkungan yang rendah.

4
1.2 Pengertian cat
Cat adalah produk yang digunakan untuk melindungi dan memperindah
(protective & decorative) suatu objek atau permukaan dengan melapisinya
menggunakan suatu lapisan berpigmen maupun tidak berwarna (pernis). Cat dapat
digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya
seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating),
bantuan pengemudi (marka jalan), atau pelindung (untuk mencegah korosi atau
kerusakan oleh air).
1.3 Sumber cat
Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun SM,
manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi,
dekorasi dan proteksi. Sebelumnya lukisan-lukisan gua terdahulu dibuat
menggunakan teknik oksidasi besi (karat), maka orang Mesir kuno sudah
mengembangkan cat dari bahan pigmen yang berasal dari unsur tanah (kuning,
oranye, dan merah). Orang Roma membuat warna ungu yang dibuat dari unsur
kerang (mollusks). Zat pewarna merah masakan (cochineal red), ditemukan
pertama kali oleh suku Aztec Indian, dibuat dari kumbang betina cochineal. Untuk
satu pon ekstrak warna merah dibutuhkan sekitar satu juta serangga. Kemudian
warna merah tersebut diperkenalkan ke eropa oleh orang Spanyol pada tahun 1500
an. Kemudian India memperkenalkan warna kuning yang dibuat dari air seni sapi
dicampur dengan lumpur dan diangkut ke London untuk proses pemurnian.
Kemudian warna Sap green dari Blackthom Berry, dan Sepia Brown dari kantung
tinta kering seekor cumi-cumi.
1.4 Perkembangan Industri Cat
Pada tahun 1000 SM pengembangan cat dan pernis yang menggunakan getah
pohon akasia telah berjalan. Pada zaman ini warna-warna seperti umbers, oker dan
hitam sudah dapat diperoleh dengan mudah. Ada juga beberapa warna yang baru
ditemukan, seperti warna Egyptian Blue (Biru Mesir), warna Naples Yellow
(Kuning Naples) yang ditemukan pada sekitar tahun 500 SM, dan warna timah
merah yang ditemukan secara tidak sengaja pada sekitar tahun 2500. Warna Timah
Putih ada secara alamiah, namun permintaan untuk warna tersebut menuntut
adanya produksi warna tersebut secara buatan manusia. Pada abad kedua,
Vitruvius menjelaskan tentang pembuatan warna timah putih.

5
BAB II
PROSES PEMBUATAN CAT

2.1 Pengenalan proses pembuatan cat

Bahan dasar pembuat cat secara garis besar terdiri dari beberapa bagian yaitu:

2.1.1 Zat pewarna (pigmen)

Zat pewarna atau pigmen adalah bahan kimia yang terbentuk baik secara
alami ataupun melalui proses sintesa. Kualitasnya menentukan daya tutup
(strength) pigmen tersebut terhadap media dasarnya. Semakin baik kualitasnya,
semakin baik daya tutupnya. Pigmen untuk pembuatan cat secara umum
dibedakan menjadi dua yaitu pigmen eksterior dan interior. Untuk eksterior
kualitasnya selain ditentukan oleh daya tutup (strength) juga ditentukan oleh
kecepatan memudar (light fastness) karena sinar matahari. Untuk interior
kecepatan memudar ini tidak terlalu penting karena intensitas sinar mataharinya
sangat minimal dibandingkan pada eksterior. Menilik dari faktor kesehatan dan
lingkungan, pigmen yang mengandung logam berat seperti timbal (Pb) dan krom

(Cr) sudah tidak boleh dipergunakan di sebagian besar negara maju.

2.1.2 Zat pengikat (binder)

Zat pengikat atau binder atau resin adalah bahan yang dipergunakan untuk
menempelkan pigmen di permukaan suatu media. Jenis binder ini sangat beragam
dengan sederet keunggulan dan keterbatasannya. Berikut ini adalah jenis-jenis
binder yang biasa dipergunakan yaitu:

6
Acrylic

Alkyd

Vinyl

Epoxy

Polyurethane

2.1.3 Zat tambahan (aditif)


Zat tambahan atau aditif dipergunakan untuk meningkatkan penampilan,
memudahkan penyimpanan dan pemakaian serta meningkatkan kualitas dari cat.
Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa
additive yang biasa dipakai dalam industri cat.

MEMPERCEPAT ATAU MEMPERMUDAH PROSES

WETTING AGENT, untuk mempermudah atau mempercepat proses


penggantian udara dan air oleh resin pada permukaan pigment atau
extender

DISPERSING AGENT, untuk mempermudah distribusi pigment dan


extender ke dalam cairan resin

MENGURANGI AKIBAT JELEK SELAMA PENYIMPANAN

ANTI SKINNING AGENT, untuk mencegah proses pengulitan pada


permukaan cat (oil atau alkyd base resin) selama penyimpanan

THICKENING AGENT, untuk mempertahankan kekentalan cat atau


melindungi cat selalu dalam kondisi koloid

ANTI SETTLING AGENT, untuk mempertahankan pigment selalu berada


pada kondisi dispersi yang stabil dalam campuran, sehingga tidak
mengendap.

MENGURANGI AKIBAT JELEK SELAMA PEMAKAIAN

ANTI SAGGING, untuk mencegah turunnya atau melelehnya cat jika


dipakai pada permukaan tegak

7
LEVELLING AGENT, untuk meningkatkan kualitas permukaan cat,
sehingga permukaannya rata tidak bergelombang

ANTI FLOODING & FLOATING, untuk mencegah pemisahan pigment


baik secara vertikal maupun horisontal

ANTI FOAMING, untuk mencegah atau menghilangkan timbulnya busa


pada permukaan cat

MEMPERBAIKI ATAU MERUBAH SIFAT FILM

ANTI STATIC AGENT, untuk mencegah atau mengurangi timbulnya arus


listrik static selama pemaikaian

DRYER, untuk mempercepat reaksi oksidasi dan polymerisasi dari ikatan


tak jenuh pada cat jenis alkyd atau synthetic (mengandung drying oil).

CATALYST, untuk mempercepat reaksi crosslinking antara resin amino


dan alkyd polyol (atau turunannya), biasanya dipakai senyawa-senyawa
asam organik maupun anorganik

PLASTICIZER, untuk meningkatkan fleksibilitas cat, terutama pada cat


yang mempunyai berat molekul yang besar, seperti NC.

ANTI FOULING AGENT, untuk mencegah timbulnya atau melekatnya


tumbuhan air laut pada dasar dinding kapal

MATTING AGENT, untuk menurunkan derajad kilap lapisan cat (dari


gloss ke semi gloss atau dari semi ke dof/matt)

ANTI FUNGUS, untuk mencegah timbulnya jamur

2.1.4 Zat pengencer (thinner)

Zat pengencer atau thinner dipergunakan sebagai media untuk memudahkan


aplikasi. Zat ini tidak mempengaruhi kualitas cat, tetapi pemakaian thinner yang
salah akan menyebabkan kerusakan dari cat.

Secara umum thinner ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu air dan minyak. Cat
tembok yang berbasis acrylic biasanya menggunakan media air sebagai
pengencer, sedangkan untuk cat yang berbasis alkyd, vinyl, epoxy dan
polyurethane menggunakan minyak. Dengan perkembangan teknologi yang ada

8
saat ini, sudah ada beberapa produk yang tadinya menggunakan minyak sebagai
pengencer beralih ke air sesuai dengan tuntutan kesehatan lingkungan.

2.2 Penimbangan dan Pencampuran (Weighing and Mixing)

Proses pembuatan cat dimulai dari pembuatan formula. Di dalam formula itu
terdapat persentase perbandingan antara pigmen, binder, aditif dan thinner.

Pada proses penimbangan semua material yang ingin dipakai ditimbang terlebih
dahulu dengan ketelitian yang tinggi. Pigmen dan sebagian binder dituang ke
dalam suatu tempat pengaduk (mixing pot) sambil diaduk dengan kecepatan tinggi
(High Speed Dispersion). Bila dirasa masih terlalu kental, sebagian thinner dapat
ditambahkan. Tujuan pengadukan dengan kecepatan tinggi adalah untuk proses
pencampuran yang merata. Untuk produk yang tidak memerlukan ukuran partikel
akhir yang sangat halus seperti cat tembok, proses ini juga berlaku sebagai proses
penghalusan (Grinding). Besar partikel yang didapatkan dari proses ini adalah
sekitar 300 mikron.

2.3 Penghalusan (Grinding)

Proses penghalusan ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang cukup halus, sehingga dalam


proses aplikasi didapatkan hasil permukaan yang halus.

2. Untuk mendapatkan kestabilan pengendapan, sehingga mudah untuk


mendapatkan warna yang homogen.

3. Untuk memudahkan reaksi-reaksi dari binder dan aditif agar didapatkan


sifat yang baik (daya tutup, tingkat kilap, dsb).

Dalam proses ini, sebagian bahan yang telah melewati tahap mixing dimasukkan
ke dalam mesin grinding yang memuat bola-bola besi atau keramik dengan
ukuran tertentu yang diputar dengan kecepatan tinggi sehingga seluruh bahan
akan tergiling dengan tingkat kehalusan tertentu.

Dengan ukuran partikel yang hampir seragam, ikatan antar partikel akan jauh
lebih mudah terjadi.

2.4 Proses Penambahan (Make-up)

Setelah seluruh partikel padatan mencapai ukuran tertentu, bahan tersebut


dikeluarkan dari mesin dan dimasukkan ke dalam suatu tempat yang lebih besar
untuk ditambahkan bahan pengikat dan bahan tambahan lain. Pada proses ini juga
dilakukan proses penyesuaian warna (color matching).

9
2.5 Proses Quality Control

Bila seluruh bahan sudah dimasukkan dan warna yang diinginkan juga sudah
sesuai, dilakukan pengecekan akhir pada proses ini. Karakteristik dan sifat yang
diharapkan dari produk tersebut diuji sampai dinyatakan layak untuk dijual.

Secara umum proses pengujian ini meliputi:

1 Kecepatan Pengeringan

2 Daya Tutup

3 Daya Lekat

4 Kekerasan permukaan

5 Elastisitas (bila diperlukan)

6 Homogenitas

7 Kemudahan aplikasi

Untuk pengecekan jangka panjang dilakukan proses weathering test yang


meliputi ketahanan warna setelah disinari oleh cahaya UV dalam jangka waktu
tertentu. Juga dapat dilakukan (untuk substrat logam) tes daya lekat dengan
menggunakan salt spay test.

2.6 Proses Pengisian dan Pengepakan

Pada proses ini produk disiapkan untuk dikirim kepada pelanggan. Kendala-
kendala yang terjadi pada proses pembuatan cat :

2.6.1 pigmen dan binder

Penggunaan binder dan pigmen yang tidak sesuai dapat mengakibatkan kerusakan
cat yang dibuat seperti terjadi koagulasi. Koagulasi akan menyebabkan pigmen
tidak dapat terdispersi dengan sempurna sehingga menyebabkan kerataan warna
yang buruk dan cat yang nantinya dihasilkan daya rekatnya menjadi tidak
sempurna.

2.6.2 Penggunaan aditif yang tidak sesuai

Kerusakan akibat penggunaan aditif yang salah cukup besar. Untuk aditif
berbahan dasar silikon, kerusakan yand dapat terjadi adalah cat dengan kerataan
permukaan yang sangat jelek sehingga dapat menimbulkan kawah pada
permukaan.

10
2.6.3 Penggunaan thinner yang tidak sesuai

Penggunaan thinner yang tidak sesuai berakibat berkurangnya daya larut dari cat
tersebut, kesulitan dalam aplikasi, sampai dengan mengelupas. Thinner yang
sesuai dengan standar menghindarkan kerusakan akibat hal yang sepele ini.

11
BAB III
CAT SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

3.1 Proteksi
Lapis lindung atau coating adalah bahan yang digunakan untuk melapisi
atau menutupi permukaan bahan/material seperti logam, kayu dan sebagainya
dengan tujuan untuk memisahkan material dari pengaruh atau interaksi dengan
lingkungan sekitarnya. Di sisi lain lapis lindung berfungsi juga sebagai bahan
yang memiliki nilai dekoratif atau nilai seni. Jadi, selain akan terhindar dari
pengaruh lingkungan yang merusak atau menurunkan sifat material, lapis lindung
juga membuat material tampak menjadi lebih indah atau memiliki nilai estetika.
Secara teknis, cat dapat diartikan sebagai suatu produk yang berbentuk
cairan dengan kekentalan tertentu, yang apabila dioleskan atau dilapiskan pada
suatu permukaan akan membentuk suatu lapisan yang tipis dan kering, lapisan
akan berkohesi dengan daya lekat yang baik pada permukaan.
Proteksi material logam dari lingkungan yang korosif dapat dilakukan
dengan pelapisan menggunakan logam lain atau dengan bahan non
logam.Pelapisan dengan logam lain umumnya dilakukan dengan logam yang
memiliki sifat katodik, seperti pelapisan baja oleh logam Ni atau Ag atau dengan
logam yang memiliki sifat anodik seperti: pelapisan logam baja dengan Zn atau
Alumunium.
Pelapisan dengan logam lain dapat dilakukan dengan cara seperti:
Menggunakan arus listrik, aletro plating; Menyemprotkan logam cair, metal spray;
Dengan celup panas, hot dipping; Proses cladding dan Vapor deposition.
Sedangkan pelapisan dengan bahan non logam dapat dilakukan dengan
menggunakan cat, varnish, plastic lining, plastic tape, atau lacquer. Yang sangat
umum digunakan adalah dengan melapisi logam dengan cat. Cat selain berperan
sebagai protekif, juga memiliki nilai estetika. Sekitar 55 persen pelapisan logam
untuk tujuan proteksi korosi adalah menggunakan cat.

Karakteristik-Sifat-Sifat Lapis Lindung Organik Cat


Cat pada dasarnya merupakan campuran material padat yaitu pigment yang
tersuspensi di dalam media pengikat yaitu binder yang digunakan sebagai pelapis
permukaan benda kerja. Cat akan mengalami pengeringan oleh oksidasi udara,
oleh reaksi polimerisasi maupun oleh penguapan solvent.
Hal hal yang harus diperhatikan pada system proteksi dengan lapis lindung cat
adalah: permukaan logam yang akan dicat, jenis lapisan atau cat yang akan
dipakai, dan lingkungan atau lokasi benda kerja ditempatkan.
Tingkat keberhasilan proteksi korosi dengan menggunakan lapis lindung cat
sangat tergantung pada preparasi permukaan sebelum pelapisan dilakukan. Lebih
dari 60 persen keberhasilan perlindungan menggunakan cat ditentukan oleh
persiapan permukaan benda kerja yang akan diproteksi.

12
Cat yang akan digunakan sebagai lapis lindung harus memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:

Cat harus memiliki daya lekat atau adesi yang baik terhadap benda kerja,
agar tidak mudah terkelupas setelah lapisan mengering.
Cat harus mudah dilapiskan pada permukaan benda kerja, sehingga mudah
saat pengecatannya. Metoda pelapisan harus sesuai dengan rekomendasi
produsen, missal kuas, semprot, roller atau lainnya.
Setelah mengering cat harus menutupi permukaan secara merata dan
sempurna.
Kualitas cat harus selalu tetap atau sama untuk setiap produk yang
dikeluarkan, baik warna, viskositas, maupun ketahanannya.
Beberapa Cat harus memiliki sifat-sifat yang khusus seperti: tahan cuaca,
anti korosi, tahan air, tahan suhu tinggi, dan sebagainya.

Komponen-Komponen Utama Yang Terkandung Dalam Cat.


Umumnya cat terdiri dari lima komponen utama yaitu: pigment, binder, extender,
pelarut dan additive. Beberapa cat mungkin hanya terdiri dari beberapa
komponen, tidak lima komponen tergantung pada aplikasinya.
Pigment atau bahan pewarna pada cat akan memberikan warna dan mengaburkan
kekuatan bahan yang dilapisi di bawahnya. Pada beberapa aplikasi warna dapat
memberikan nilai estetika. Pigment dapat terbuat dari zat atau senyawa/bahan
aktif seperti: serbuk Zn, Zn kromat, PbO, PbO2 dan lainnya. Senyawa atau bahan
pasif seperti: Fe2O3, TiO2, dan lainnya. Dan bahan beracun seperti: HgO, Cu2O,
organo metallic
Binder atau bahan pengikat merupakan bahan yang mempunyai fungsi utama
sebagai perekat dalam lapisan cat. Binder tidak menguap selama aplikasinya.
Binder dapat terbuat dari drying oil, alkys resin, bitumen, chlorinated rubber,
vinyl, epoxy, polyurethane, silicate, dan lainnya.
Extender atau bahan penunjang memberikan efisiensi yang tinggi dan dapat
memperbaiki sifat-sifat lapisan, seperti kekerasan atau tahan goresan. Bahan
penunjang dapar terbuat dari CaCO3, Talc, China Clay, Barite, Mica dan lainnya
Pelarut atau solvent merupakan bahan yang berbentuk cairan yang berfungsi
mengencerkan bahan pengikat saat aplikasi. Bahan pelarut akan menguap selama
aplikasi. Bahan pelarut dapat terbuat dari senyawa hidrokarbon, ester, keton dan
lainnya.
Bahan tambahan atau additive ditambahkan untuk memperbaiki hasil pengecatan,
menambah ketahanan lapisan cat, cat menjadi lebih tahan lama, mempercepat
pengeringan, dan mencegah pelepuhan/meleleh, Bahan tambahan dapat terbuat
dari anti settling agent, anti oxidant, anti floating, anti saging, dan lainnya.

Mekanisme Proteksi Dengan Lapis Lindung Organik, Cat.

Proteksi Dengan Mekanisme Barrier Effect.


Pada prinsipnya, cat yang digunakan pada metoda ini harus kedap air, tidak
mudah larut, tidak mudah rusak di dalam lingkungan air dengan ketebalan lapisan

13
cat antara 250 -500 mikron. Cat yang dilapiskan pada permukaan logam akan
menimbulkan rintangan atau hambatan yang kuat untuk memisahkan permukaan
dengan air/elektrolit dan oksigen. Air/elektrolit tidak bersentuhan langsung
dengan logam sehingga, syarat untuk terjadinya korosi tidak terpenuhi.
Bahan cat yang dapat digunakan untuk proteksi korosi dengan mekanisme ini
adalah: bitumen, coal tar epoxy, vinyl tar, dan epoxy. Metoda ini umumnya
digunakan untuk proteksi logam yang diaplikasikan pada daerah yang terrendam.

Proteksi Dengan Mekanisme Inhibitor Effect


Cat yang dilapiskan akan memberikan peluang pada molekul air untuk
menembus rongga rongga cat dan melarutkan sebagian campuran antikarat pada
permukaan cat. Pada metoda cat ini, antikarat ditambahkan pada cat primer
sebagai bagian dari bahan pewarna. Inhibitor yang dapat ditambahkan sebagai
antikarat adalah: zinc chromatic, zinc phosphate, zinc metaborate, red lead, dan
calcium plumbate.
Bahan inhibitor merupakan bahan/senyawa yang dapat dilarutkan dalam air.
Untuk itu pada metoda ini, lapisan cat berikutnya haruslah tanpa inhibitor agar
tidak mudah larut atau luntur dengan air/elektrolit. Pada metoda ini, Lapisan
primer mengandung bahan pewarna yang dapat larut pada air/elektrolit, sehingga
lapisan primer tidak dapat bertahan lama, terutama jika dipakai pada lingkungan
yang terrendam dan terbuka.

Proteksi Dengan Mekanisme Galvanic Effect


Cat yang digunakan atau dilapiskan pada logam mengandung serbuk logam yang
memiliki potensial lebih rendah. Jika logam yang dicat adalah baja/besi, maka
partikel halus yang ditambahkan pada cat adalah logam zinc/seng.
Proteksi ini dapat berlangsung dengan baik jika partikel-partikel halus zinc
bersentuhan langsung dengan logam baja/besi itu sendiri. Tipe cat yang dapat
memberikan fungsi sebagai galvanic effect adalah: epoxy, ethyl silicate, alkali
silicate.Yang perlu diperhatikan pada metoda ini adalah memastikan bahwa
permukaan logam yang akan dilindungi harus benar-benar bersih. Kotoran yang
menempel pada permukaan logam dapat menjadi penghalang kontak langsung
partikel halus zinc dan permukaan logam yang akan diproteksi.

3.2 Dekorasi
Tampilan dinding yang berbeda dari biasanya dapat anda ciptakan lewat kreasi cat
dinding yang di aplikasikan menggunakan teknik tertentu. Misalnya
memunculkan tekstur atau motif-motif yang sesuai keinginan.

14
3.2.1 Interior

Pada Cat interior dapat dilihat dari kehalusan penampilan lapisan cat dan
warnanya. Selain tersebut Juga gampang dibersihkan supaya memudahkan
perawatan, ngga tidak susah berjamur bila diaplikasikan di area yang cukup
lembap (wet area). Selain tersebut pada lapisan cat-nya bisa meng-cover
terjadinya retak rambut pada tembok, serta yg pasti hrs bebas dari kandungan
logam berat (heavy metal)
3.2.2 Eksterior
Pada cat eksterior, selain memberi aspek estetika pada tembok juga harus berperan
melindungi dinding tembok dari cuaca. Terpaan sinar matahari, dingin, hujan, dan

perubahan temperatur yang menerpa dinding tembok itu akibat perubahan cuaca
akan membuat dinding luar cepat mengalami kerusakan. Disinilah perlunya
sebuah cat eksterior yg tahan terhadap cuaca supaya gak mudah rusak. Sedikit
kerusakan yg terjadi akn menyebabkan rembesan air pada saat musim hujan ke

15
dlm dinding bagian dalam. Kerusakan ini umumnya akan menimbulkan flek-flek
pada dinding dlm serta mudah berjamur.

3.3 Peringatan tanda


Sering kita melihat tanda-tanda di jalan, dari yang berbentuk bulat, kotak,
segitiga dll.Tanda-tanda itu bukan hiasan jalan, ia adalah rambu lalulintas. Tanda-
tanda pada rambu lalu lintas berfungsi untuk memberikan sinyal-sinyal tentang
bahaya, tikungan, jembatan, persimpangan dan lain-lain. Untuk memudahkan
pengguna lalu lintas agar keamanannya diperjalanan dapat diminimalkan pada
tanda-tanda lalu lintas diberikan cat dengan warna yang lebih jelas supaya
pengemudi dapat dengan mudah melihat tanda-tanda lalu lintas. Rambu lalu lintas
adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat
lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan
untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai
jalan.

Rambu-rambu lalu lintas dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian sebagai


berikut :
Rambu Peringatan (Kuning)
Rambu Petunjuk (Hijau)
Rambu Larangan.(Merah)
Rambu Perintah (Biru)
Rambu Tambahan (Hitam)
Berikut adalah gambar rambu-rambu yang sering kita lihat, yaitu sebagai
berikut :

16
17
BAB IV
PENGGUNAAN CAT PADA BANGUNAN
KONSTRUKSI
Pada bangunan kontruksi ada beberapa cat yang digunakan pada bangunan selain
itu juga banyak jenis dan pilihan warna yang bisa digunakan dalam suatu
bangunan kontruksi. Dalam pemilahan jenis cat harus sangat diperhatikan karena
kesesuaian kontras bangunan sangat berpengaruh terhadap keindahan yang
melihatnya.

4.1 Pemilihan jenis cat


Pemilihan jenis cat secara tepat adalah sangat penting bukan saja untuk
ketahanan dan lamanya cat itu berfungsi dengan baik, namun juga pertimbangan
lain, yakni kemudahan dalam perawatannya dikemudian hari dan persesuaian
jenis cat antara yang lama dan yang baru. Pada bangunan baru, dimana sitim
pelapisan awal pada umumnya sudah dilaksanakan yakni dengan pelindungan
sementara atau disebut temporary protection. Perlindungan sementara dalam hal
ini yakni dengan melapisi permukaan dengan shopprimer.

4.1.1 Shopprimer

Salah satu jenis cat yang paling banyak dicari karena specifikasi teknis yang
sangat handal dan baik adalah adalah shop primer, cat shop primer termasuk
deretan cat dasar atau meni besi, cat shop primer adalah cat yang mempuyai sifat
kharakteristik yang dapat mencegah besi dari korosi atau karat, dengan tingkat
ekses anti korosi yang sangat tinggi, sehingga shop primer sendiri di fungsi kan
sebagai cat anti korosi atau cat anti karat yang berkualitas baik dan bermutu
tinggi. shop primer merupakan sebutan di pasaran cat pada umumnya adalah
untuk cat primer atau cat dasar atau meni besi dengan basis resin dan pigment
yang dapat mencegah besi steel supaya tidak timbul korosi. shop primer dipakai
pada permukaan plat steel sebelum proses pemotongan dan pengelasan, atau pada
saat fabrikasi sehingga memudahkan proses fabrikasi. shop primer ini umumnya
dipakai untuk material yang berhadapan dengan sifat korosi yang sangat tinggi,
misalnya daerah pantai, daerah dermaga, offshore maupun onshore, tetapi
seringkali customer mengaplikasikan cat shop primer ini sebagai cat kapal atau
marine coating. shop primer umumnya bercorak warna grey atau red oxide,
tergantung pihak customer sesuai dengan pesanan.

18
4.1.2 Holding primer/Blast clean primer
Jenis cat ini sama dengan shopprimer, holding primer, merupakan jenis cat
yang sifatnya untuk memperpanjang proteksi sementara pada penggunaan
shopprimer hingga pengecatan dengan system penuh dapat dilaksanakan sewaktu-
waktu tanpa harus mengupas cat lama atau disebut jenis cat dasar yang
dipergunakan di lokasi kerja apabila blasting dilakukan berulang-ulang.

19
4.2 Cat Pada Bangunan Sipil
Cat pada bangunan sipil terdiri dari cat dasar, cat tembok, cat kayu, cat logam
dan lain sebagainya.
4.2.1 Cat Dasar
Cat dasar bertugas menghemat cat dan juga membuat kualitas warna cat
asli menjadi sempurna. Hal ini termaksud plamir dan hanya plamir yang mampu
melakukannya. Cat Dasar Anti Karat adalah Cat dasar dengan ketahanan karat
yang tinggi dibuat berdaya tutup cukup tinggi karena pigment pengisi yang kuat
itu semua ada pada dasar epoxyfiller. Cat dasar terbagi 2, yaitu :

Cat dasar yang berupa varnish dasar air yaitu cat tanpa pigmen dengan
dasar emulsi acrylic 100%. Cat dasar ini biasanya disebut Wall Sealer
Water Base. Wall Sealer sangat baik untuk tembok baru yang banyak retak
rambut untuk mengisi celah-celahnya dan untuk menguatkan lapisan cat
lama yang mulai mengapur.

Cat dasar yang berupa cat tembok warna putih dengan dasar emulsi acrylic
100% dan mempunyai daya tahan alkali yang tinggi, daya rekat serta daya
isi yang baik serta kadar bahan anti jamur cukup tinggi. Cat dasar ini
disebut Alkali Resisting Primer.

Berikut adalah beberapa hal tentang pentingnya mengaplikasikan cat dasar:

Merekatkan cat baru pada dinding lama (lapisan pengikat top coating), jika
Anda hendak mengecat dinding lama yang catnya telah mengelupas, tentu
Anda harus melapisinya dengan cat dasar terlebih dahulu. Sebelumnya,
bersihkan permukaan dinding dari cat lama. Cat dasar berperan penting
dalam merekatkan cat, sehingga cat baru Anda tidak mudah mengelupas
dan lebih tahan lama.

Menutup pori-pori atau permukaan yang tidak rata, ketika kita sudah
selesai mengaplikasikan dempul/plamir pada dinding baru, biasanya masih
terdapat pori-pori dan permukaan yang tidak rata. Penggunaan cat dasar
berperan penting menutup lapisan yang masih belum rata tersebut.

Mencegah alkali masuk ke lapisan cat, kandungan alkali yang tinggi,


terutama pada dinding yang masih baru, bisa merusak cat dinding Anda.
Penggunaan cat dasar berguna untuk menjadi penyekat antara lapisan
dinding dalam dan luar, sehingga kandungan alkali tidak akan masuk ke
lapisan cat. Dengan mencegah alkali masuk ke lapisan cat, maka cat akan
terhindar dari pengapuran.

Menghemat penggunaan cat akhir, biasanya untuk mendapatkan hasil


pengecatan yang maksimal, kita harus mengaplikasikan cat akhir sampai

20
berkali-kali. Dengan menggunakan cat dasar terlebih dahulu, warna cat
akhir akan tampak lebih indah meskipun hanya mengaplikasikan 2 lapis.

4.2.2 Cat kayu


Bukan hanya kayunya saja, cat kayu yang digunakan untuk memberi warna atau
lapisan pada material tersebut juga jadi bagian atau element yang punya peran
penting terhadap keindahan interior dan eksterior. Dan bukan itu saja cat kayu
juga punya fungsi lain, memberi perlindungan agar tidak mudah kotor atau
terkena serangan jamur dan lumut serta dimakan rayap.

Cat kayu ini punya beberapa kelebihan yang antara lain adalah cara pemakaiannya
sangat mudah dan praktis serta tidak butu waktu yang lama. Alat yang dibutuhkan
juga sangat sederhana yaitu kuas. Selain itu saat sudah kering permukaan kayu
bisa menjadi halus, tidak memunculkan kerut dan ratas. Kelebihan lainnya, jika
terkena kotoran atau noda kayu yang sudah dicat lebih mudah dibersihkan.

Berikut beberapa jenis cat transparan yang bisa digunakan untuk mengecat kayu
yaitu:
Politur
cat kayu jenis ini telah digunakan sejak dulu. Banyak yang menggunakan cat kayu
jenis ini karena mudah diterapkan baik pada interior maupun eksterior. Selain itu,
cat jenis ini juga tahan terhadap sinar ultra violet (UV).
Melamik
digunakan untuk mengecat furniture misalnya mebel. Lebih halus dan tahan
terhadap noda namun tidak tahan sinar UV.
Polyurethane:
hasil aplikasi dari cat kayu jenis ini mengkilap, permukaan lebih rata, kayu tampak
alami, tahan terhadap noda, serta tidak mudah retak.
Nitro Cellulose
cat ini yang menghasilkan pengecatan yang tipis, terlihat natural, tidak mengkilap
tahan terhadap noda dan benturan.
Akrilik
cat kayu jenis ini ini biasa digunakan untuk menampilkan hasil warna jernih dan
warna-warna muda, cat ini juga tahan terhadap noda.

4.2.3 Cat tembok


Kehadiran cat tembok yang beragam mapu mempermudah
seseorang untuk menciptakan kesan keindahan sesuai dengan warna

21
yang diinginkan. Apalagi saat ini cat tembok juga terdapat dalam
dalam bermacam merk dan kualitas. Produsen cat pun kini banyak
mengeluarkan produk cat warna-warna yang sangat kontras.
Aneka ragam warna cat yang beredar dipasaran umumnya terdiri
dari dua bentuk ready mix serta oplos.
Ready mix merupakan cat yang sudah berbentuk kemasan jadi,
biasanya tersedia dalam satuan liter, gallon atau kilogram.
Pilihan warnanya sesuai dengan tabel warna yang tersedia.
Tinting, cat ini memiliki warna yang bisa disesuaikan dengan
keinginan dan kebutuhan. Cat ini dibutuhkan apabila konsumen
tidak menemukan warna yang sesuai dengan yang diinginkan.
Cat ini diolah dalam mesin dengan bantuan computer. Namun
ada pula yang dioplos secara manual.
4.2.4 Cat Besi

Cat besi termasuk ke dalam jenis cat minyak, dan bahan untuk membuat cat terdiri
dari beberapa macam, tetapi pada dasarnya cat terdiri dari padatan dan cairan. Jadi

bahan padatan ini yang tinggal di permukaan benda yang dicat setelah cairan
menguap.

jika cat sudah dikuas di suatu permukaan benda maka terjadi proses pengeringan.
Bagian yang cair menguap , meninggalkan suatu lapisan yang akan mengering
terdiri atas binder, aditif,pigmen. Semakin banyak binder/perekat dalam cat
semakin bagus kualitas catnya.

Alat yang digunakan untuk membuat cat besiadalah timbangan, gelas ukur, tabung
pemutar, mixer. Bahan-bahan untuk membuat antara lain,binder, pine oil, talk,
hardening, pelarut-pelarut, dan pewarna. Sedangkan cara untuk membuat cat besi
adalah dengan cara mencampur bahan-banah penyusunnya yang dimasukkan ke
dalam tabung pemutar kemudian dimixer.

22
Cat besi memiliki keuntungan tersendiri yaitu, memberikan lapisan yang sangat
halus dan mengkilap, tahan jamur dan mudah dicuci.

4.3. Teknik Pengecatan


Dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan agar hasil yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan baik dari segi kualitas dan kuantitas, perlu diperhatikan
tahapan-tahapan teknik pengecatan mulai dari pembersihan permukaan,
pengecatan sampai dengan tenaga kerja yang dipergunakan. Berikut adalah
tahapan proses pengecatan. Pekerjaan pengecatan antara lain sebagai berikut

Untuk dinding baru

Sebelum pengecatan pastikan dinding yang akan dicat dalam kondisi


kering. Sebab dinding yang masih baru dan masih basah mengandung
kadar alkali semen yang masih tinggi apabila langsung dicat akan beresiko
dinding menjadi lembab sehingga dapat mempengaruhi cat menjadi
berjamur bahkan rontok.

Bersihkan permukaan dinding yang sudah kering dari kotoran yang


menempel, dapat menggunakan lap atau kompresor untuk
membersihkannya.

Setelah proses pembersihan selesai, anda dapat lakukan pengecatan


dinding dengan cat dasar untuk dinding interiormaupun eksterior.
Sehingga dapatmenetralisir derajat keasaman semen agar sesuai dengan
PH cat, selain itu cat tidak mudah mengelupas dan warna cat tidak akan
berubah dari warna aslinya.Sekaligus meratakan permukaan dinding yang
bergelombang.

Untuk hasil pengecatan yang sempurna, cat jangan terlalu kental dan
terlalu encer, bila perlu encerkan dengan air maksimal 5% dari total berat
cat.

Ulangi pengecatan dua sampai tiga lapis untuk mendapatkan lapisan cat
yang kuat dan warna yang jelas.

Waktu pengeringan tiap lapis pengecatan adalah 1 sampai 2 jam.

Untuk dinding lama

Untuk mengecat dinding yang sudah pernah dilapisi cat


sebelumnya,tekniknya berbeda dengan mengecat dinding yang masih baru.
Sebelum melakukan pengecatan ulang, harus diperiksa dulu kondisi
dinding eksisting dalam keadaan baik atau tidak.

23
Kondisi dinding memiliki kondisi yang baik apabila dinding tersebut tidak
mengelupas, tidak berjamur, tidak berkapur ataupun menggelembung.
Permukaan dinding yang baik hanya perlu dibersihkan dari debu dan
minyak untuk perawatannya dengan menggunakan amplas/sikat baja.

Untuk mengetahui lapisan plamir dan cat lama masih kuat melekat atau
tidak, dapat dilakukan dengan cara menguaskan air pada permukaan
dinding tersebut kemudian tunggu beberapa saat. Bila permukaan dinding
nampak mengelupas dan bergelembung-gelembung maka permukaan
dinding harus disekrap terlebih dahulu hingga bersih agar lapisan cat yang
baru dapat melekat dengan kuat. Cara ini berlaku untuk dinding interior
maupun eksterior.

Selanjutnya amplas permukaan yang sudah diperiksa tadi, bersihkan dan


hilangkan semua bagian cat yang terkelupas, debu dan kotoran lainnya
sebelum melakukan pengecatan yang baru.

Berikutnya mengikuti teknik pengecatan dinding baru.

Apabila dinding yang berjamur, sebaiknya cari dulu penyebabnya. Jika


akibat rembesan air karena retakan dinding maka retakan dinding tersebut
harus diperbaiki dahulu dan diaci kembali. Jika jamur masih nampak bisa
disiasati dengan menguaskan cat minyak pada permukaan dinding yang
berjamur tersebut agar jamur mati sebelum dicat dengan cat tembok
nantinya.

Jika dinding lama tersebut sebelumnya dicat dengan cat tembok dengan
warna yang tua maka pastikan lapisan demi lapisan cat tembok yang baru
teraplikasi dengan baik dan merata agar tidak nampak bayangan warna
dari cat dinding lama.

4.3.1 Pembersihan permukaan


Untuk mendapatkan hasil pengecetan yang baik tergantung kepada tingkat
kebersihan dimana cat itu akan diaplikasi pengalaman menunjukkan bahwa 85 %
dari kegagalan pengecatan diakibatkan oleh ketidak sempurnaan pembersihan
permukaan. Pokok-pokok dari pembersihan permukaan adalah :
Membersihkan permukaan dari semua jenis kotoran (kontaminasi) yang
melekat, agar cat dapat melekat dan berfungsi dengan baik, khususnya
kulit besi, karat, kandungan garam, debu, minyak gemuk dan pengaruh
system cat lama.
Kekerasan permukaan, mengakibatkan kekerasan pada permukaan
sehingga cat dapat melekat dengan baik.
Proses pembersihan

24
4.3.2 Pengecatan
Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik tergantung pada 5 faktor
adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan dengan kondisi pekerjaan yang baik
Perencanaan yang baik
Keadaan cuaca yang memungkinkan
Pemilihan metode/alat pengecetan yang sesuai
Tenaga kerja yang mahir.

4.4. Perawatan Dan Perbaikan


Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk membuat Cat Rumah agar tetap
indah. Teknik pengecatan dan perawatan yang tepat dapat membuat cat rumah
akan tampil indah lebih lama. berikut ini beberapa tips merawat cat dinding rumah
yang mungkin dapat anda lakukan.

Hal pertama yang anda harus lakukan adalah memilih warna cat yang
sesuai dengan warna favorit anda.

Sebelum anda mengecat pastikan lapisan tembok sudah dalam keadaan


bersih dari debu dan kotoran dan tidak lembab

Pilihlah cat yang berbahan dasar lateks karena lebih awet dan dapat
digunakan untuk mengecat dinding, kayu, bahkan besi

Berikanlah cat dasar apabila anda ingin menggunakan cat berwarna

Bila cat terkena noda, maka segera bersihkan sebelum noda menjadi
kering dan lebih sulit dibersihkan.

25
Perbaiki segera atap anda yang bocor, karena air dapat mengalir kedinding
dan meninggalkan bekas noda.

BAB V
KESIMPULAN
Cat merupakan produk yang digunakan untuk melindungi dan memperindah
(protective & decorative) suatu objek atau permukaan dengan melapisinya
menggunakan suatu lapisan berpigmen maupun tidak berwarna (pernis). Cat dapat
digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya
seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating),
bantuan pengemudi (marka jalan), atau pelindung (untuk mencegah korosi atau
kerusakan oleh air).

26

Anda mungkin juga menyukai