Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang di bentuk kemudian dibakar untuk dijadikan
alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia Berdasarkan hasil penelitian, gerabah prasejarah
diperkirakan sejaman dengan masa bercocok tanam.Gerabah sendiri dipergunakan sebagai peralatan
rumah tangga. Istilah gerabah biasanya untuk menunjukan barang pecah belah yang terbuatdari tanah
liat selain disebut dengan gerabah sebagian ada yang menyebutnya dengan tembikar atau keraamik
local,untuk membedakannya dari istilah keramik asing.

Gerabah digunakan sebagai alat rumah tangga dan sebagai bagian mas kawinpada upacara
pernikahan.agar gerabah yang dibuat menarik, maka pembuatmemberikan motif hias pada gerabah
gerabah yang digunakan untuk kepentinganrumah tangga biasanya bermotif sederhana atau
polos,sedangkan gerabah untukyang lain memerlukan motif yang lebih baik,sebagai contoh motif hias
untuk gerabahpernikahan ditentukan oleh martabatnya maka hiasan pada gerabahnya pun semakin
banyak dan sulit.

Gerabah merupakan bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya. Namun
masyarakat ada mengartikan terpisah antara gerabah dan keramik. Ada pendapat gerabah bukan
termasuk keramik, karena benda-benda keramik adalah benda- benda pecah belah permukaannya halus
dan mengkilap seperti porselin dalam wujud vas bunga, guci, tegel lantai dan lain-lain

B. Tujuan

Agar peserta didik dapat terus melestarikan karya seni yang ada di Indonesia dan mengasah
Keterampilan dalam membuat karya seni yang ada di Indonesia

BAB II
A. Sejarah Seni Kriya

Seni kriya sudah ada sejak dahulu kala. Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika seni kriya merupakan
salah satu cabang seni rupa yang memiliki akar kuat seperti nilai tradisi dengan mutu tinggi atau
memiliki nilai adiluhung.

Pada zaman klasik, seni inimenjadi media seni utama di nusantara. Untuk lebih tahu tentang sejarah dari
perjalanan dan perkembangannya. Maka penjelasan yang ada di bawah ini bisa membantu Anda untuk
tahu lebih banyak mengenai sejarah seni kriya.

1. Seni Kriya Zaman Klasik

Pada masa lalu para karyawan mampu menghasilkan karya seni dengan ketekunan yang sudah memiliki
konsep filosofi tinggi dan bisa menghasilkan berbagai macam produk dengan legitimasi seni yang begitu
diistimewakan.

Terhadap pola pikir metafisik yang di dalamnya terdapat kandungan muatan nilai spiritual, religious dan
juga margis dalam benda kriya yang telah dihasilkan tersebut. Selain itu kriya juga didukung dengan
tatanan budaya tradisional yang bisa mencerminkan jiwa zaman pada masa itu.

Kriya merupakan seni murni yang begitu diagungkan pada zaman klasik. Banyak produk yang bisa
dihasilkan oleh seni kriya pada zaman klasik. Beberapa contoh benda seni ini yang bisa dihasilkan pada
zaman klasik adalah seperti keris dan senjata hias lainnya, perhiasan emas maupun perhiasan perak,
ukiran yang menggunakan media kayu, topeng yang digunakan untuk keperluan hiasan semata atau
digunakan untuk berbagai upacara dan juga wayang.

2. Zaman Madya atau Islam

Berikutnya adalah sejarah pada zaman madya atau Islam. Pada zaman madya atau zaman Islam yang
ada di Indonesia, pemanfaatannya sudah mulai bergeser terhadap nilai gunanya.

Nilai yang religious serta magis sudah mulai hilang karena adanya pengaruh dari Islam. Akan tetapi nilai
spiritual dan juga tradisi dari budaya nusantara masih tetap diagungkan. Untuk benda yang dihasilkan
juga masih terbilang sama dengan benda yang dihasilkan pada zaman klasik.

3. Zaman Modern Atau Kolonial

Pada zaman kolonial Belanda, seni ini semakin bergeser ke benda yang digunakan untuk keseharian yang
manna juga nilai artistiknya dipadang sebelah mata. Pada zaman ini pengaruh asing juga mulai menguat.
Sehingga seni ini akan bersaing dengan cabang seni lain seperti senilukis yang menjadi media utama
pada masa tersebut .4. Seni Kriya Hari Ini Atau Kontemporer

Berikutnya adalah pada hari ini yang kembali mendapatkan apesidasi dengan sebagaimana mestinya
dan tidak akan mendapatkan perbedaan seperti dahulu kala

Saat ini juga sudah banyak seniman lokal maupun internasional yang bisa saling bersaing untuk
mengusung benda kriya yang berhasil mereka produksi sebagai bentuk karya.

Selain itu benda seni ini juga mampu bersaing dengan produk yang telah melalui proses produksi massal.
Benda seni kriya memiliki nilai yang lebih jika dilihat dari segi tradisi dan segi ketrampilan.

Sebagai contohnya adalah bendayang bisa dijadikan oleh-oleh khas daerah tertentu. Tak hanya itu saja,
namun benda seni ini juga bisa dijadikan suatu produk eksklusif yang memiliki nilai lebih tinggi Hal ini
karena bendanya eksklusif hanya diproduksi dalam jumlah terbatas atau tidak pasaran. Itulah
rangkuman sejarah perjalanan seni kriya khususnya yang ada di Indonesia.

B. Alat dan Bahan

Alat: Bahan:

1.Kuas 1.Tepung

2.Cetakan topeng 2.Tanah liat

3.Celemek 3.Cat

4.koran 4.air

5.lap

6.Wadah air atau Cat

7.Palet

C Langkah-langkah pembuatan

1. Siapkan alat dan bahan

2. Langkah kedua siapkan alas koran


3. Langkah ketiga siapkan tanah liat lalu uleni berbentuk kerucut

4. Langkah keempat beri tepung ke dalam cetakan lalu masukan tanah liat yang sudah di uleni

5. Langkah ke lima lepas kan tanah liat dari cetakan

6. Lngkah keenam hasil karya yang kita buat di lanjut ke proses pembakaran

7. Lalu setelah topeng kita di bakar diamkan beberapa saat

8. Lalu kita lanjut proses pewarnaan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang di bentuk kemudian dibakar untuk dijadikan
alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia.Berdasarkan hasil penelitian, gerabah prasejarah
diperkirakan sejaman dengan masa bercocok tanam.Gerabah sendiri dipergunakan sebagai peralatan
rumah tangga. Istilah gerabah biasanya untuk menunjukan barang pecah belah yang terbuatdari tanah
liat selain disebut dengan gerabah sebagian ada yang menyebutnya dengan tembikar atau keraamik
local,untuk membedakannya dari istilah keramik asing.

B. Saran

Saran semoga kedepannya SMP 1 Plumbon lebih mengembangkan karya-karya seni yang ada di
Indonesia dan menerangkan kepada peserta didik untuk melestarikan karya karya seni.

Anda mungkin juga menyukai