Anda di halaman 1dari 10

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gerabah adalah bagian dari keramik yang diliat berdasarkan tingkat kualitas
bahannnya.Namun masyarakatada mengartikan terpisah antara gerabah dan keramik.Ada
pendapat gerabah bukan termasuk keramik,karena benda benda keramik adalah benda benda
pecah belah permukaannya halus dan mengkilap seperti porselin dalam wujud vas bunga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Gerabah ?
2. Tehnik Pembuatan Gerabah ?
3. Sejarah gerabah?
4. Fungsi Gerabah ?
5. Alat dan bahan pembuatan gerabah ?
6. Proses pembuatan Gerabah ?
7. Contoh Gambar Gerabah ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang gerabah
2. Mengenal lebih jauh tentang tata cara pembuatan gerabah
3. Mengetahui proses gerabah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gerabah
Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya.
Namun masyarakat ada mengartikan terpisah antara gerabah dan keramik. Ada pendapat
gerabah bukan termasuk keramik, karena benda-benda keramik adalah benda-benda pecah
belah permukaannya halus dan mengkilap seperti porselin dalam wujud vas bunga, guci, tegel
lantai dan lain-lain. Sedangkan gerabah adalah barang-barang dari tanah liat dalam wujud
seperti periuk, belanga, tempat air, dll. Untuk memperjelas hal tersebut dapat ditinjau dari
beberapa sumber berikut ini.
Menurut The Concise Colombia Encyclopedia, kata ‘keramik’ berasal dari Bahasa Yunani
(Greek) ‘keramikos’ menunjuk pada pengertian gerabah; ‘keramos’ menunjuk pada
pengertian tanah liat¬. ‘Keramikos’ terbuat dari mineral non metal, yaitu tanah lihat yang
dibentuk, kemudian secara permanen menjadi keras setelah melalui proses pembakaran pada
suhu tinggi. Usia keramik tertua dikenal dari zaman Paleolitikum 27.000 tahun lalu.
Sedangkan menurut Malcolm G. McLaren dalam Encyclopedia Americana 1996 disebutkan
keramik adalah suatu istilah yang sejak semula diterapkan pada karya yang terbuat dari tanah
liat alami dan telah melalui perlakukan pemanasan pada suhu tinggi.
Beberapa teori lain tentang ditemukannya keramik pertama kali, salah satunya terkenal
dengan ‘teori keranjang’. Teori ini menyebutkan pada zaman prasejarah, keranjang anyaman
digunakan orang untuk menyimpan bahan makanan. Agar tak bocor keranjang tersebut
dilapisi dengan tanah liat di bagian dalamnya. Setelah tak terpakai keranjang dibuang
keperapian. Kemudian keranjang itu musnah tetapi tanah liatnya yang berbentuk wadah itu
ternyata menjadi keras. Teori ini dihubungkan dengan ditemukannya keramik prasejarah,
bentuk dan motif hiasnya di bagian luar berupa relief cap tangan keranjang .Dari teori
keranjang dan teori lainnya di atas dapat dimengerti bahwa benda-benda keras dari tanah liat
dari awal ditemukan sudah dinamakan benda keramik, walaupun sifatnya masih sangat
sederhana seperti halnya gerabah dewasa ini. Pengertian ini menunjukkan bahwa gerabah
adalah salah satu bagian dari benda-benda keramik
B. Teknik Pembuatan Gerabah
1. Teknik lempeng (slabing)
Teknik lempeng atau slabing merupakan teknik yang digunakan untuk membuat benda
gerabah berbentuk kubistis atau kubus dengan permukaan yang rata. Teknik ini diawali
dengan pembuatan lempengan tanah liat dengan menggunakan rol kayu penggilas. Setelah
menjadi lempengan dengan ketebalan yang sama, kamu dapat memotong dengan pisau atau
kawat sesuai dengan ukuran yang akan diinginkan. Selanjutnya, kamu dapat membuat
menjadi bentuk kubus atau persegi. Kemudian tahap akhir diberi Dengan cara ditoreh pada
saat tanah setengah kering.
2. Teknik pijat (pinching)
Teknik pijat atau pinching merupakan teknik membuat keramik dengan cara memijat tanah
liat langsung menggunakan tangan. Tujuan dari penggunaan teknik ini adalah agar tanah liat
lebih padat dan tidakmudah mengelupas sehingga hasilnya akan menjadi tahan lama. Proses
pijat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Ambil segumpal tanah liat plastis
b. Tanah liat tersebut diulet – ulet dan dipijit – pijit dengan ibu jari sambil dibentuk sesuai
dengan bentuk benda yang diinginkan.
c. Haluskan menggunakan kuas atau pun kain halus.
3. Teknik pilin (coiling)
Teknik pilin atau coiling adalah cara membentuk tanah liat dengan bentuk dasar tanah liat
yang dipilin atau dibentuk seperti tali. Cara melakukan teknik ini adalah segumpal tanah liat
dibentuk pilinan dengan kedua belah telapak tangan. Ukuran tiap pilinan disesuaikan dengan
kebutuhan. Kemudian, pilinan tanah liat disusun secara melingkar sehingga menjadi bentuk
yang diinginkan. Jangan lupa setiap susunan ditekan dan tambahkan air supaya menempel.
4. Teknik putar (throwing)
Untuk membuat gerabah dengan teknik putar atau throwing, kamu memerlukan alat bantu
berupa subang pelarik atau alat putar elektrik. Cara melakukan teknik ini adalah dengan
mengambil segumpal tanah liat yang plastis dan lumat. Setelah itu, taruhlah tanah liat di atas
meja putar tepat dib again tengah – tengahnya. Lalu, tekan tanah liat dengan kedua belah
tangan sambil diputar. Bentuk tanah liat sesuai yang diinginkan. Teknik putar pada umumnya
menghasilkan benda dengan bentuk bulat atau pun silindris (silinder).
5. Teknik cetak tekan (press)
Teknik cetak tekan dilakukan dengan menekan tanah liat yang bentuknya disesuaikan dengan
cetakan. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan hasil dengan waktu yang singkat atau
cepat.
6. Teknik cor atau tuang
Teknik cor atau tuang digunakan untuk membuat gerabah dengan menggunakan acuan alat
cetak. Tanah liat yang digunakan untuk teknik ini adalah tanah liat cair. Cetakan ini biasanya
terbuat dari bahan gips. Bahan gips digunakan karena gips dapat menyerap air lebih cepat
sehingga tanah liat menjadi cepat kering.
C. Fungsi gerabah
Fungsi Gerabah Berdasarkan fungsinya, gerabah dapat digolongan menjadi :
a. Fungsional :
gerabah yang dapat memberikan manfaat secara langsung kepada penggunanya. Bentuk
gerabah fungsional antara lain : pot bunga, tempat payung, tempayan, kendi, asbak, tempat
lilin dan peralatan dapur.
b. Non Fungsional :
gerabah dengan golongan ini lebih diutamakan sebagai barang-barang hiasan ruang, seperti
guci
D. Alat dan bahan pembuatan gerabah
1].Tanah liat dan Pasir halus
2].Penyaring
3].Air secukupnya
4].Kayu bakar,kulit kelapa kering,jerami,dan daun bambu kering [untuk proses pembakaran]
5].Cat
6].Kuas
7].Pernah Pernik untuk menghias
E. Poses pembuatan Gerabah
1. Persiapan Tanah Liat
Langkah dan proses pembuatan gerabah dari tanah liat dimulai dengan menyiapkan tanah liat
sebagai bahan utama. Siapkan tanah liat dan rendam selama 2-3 hari, proses ini bertujuan
untuk menghilangkan kerikil-kerikil kecil yang terdapat pada tanah liat. Sambil menunggu
perendaman selesai, kita bisa menyiapkan bahan pendukung lainnya, yaitu pasir.
Sedulur bisa menyaring pasir agar menghasilkan pasir yang benar-benar halus. Lalu
campurkan pasir dengan tanah liat agar menghasilkan bahan dasar yang baik dan juga
bertujuan untuk memudahkan proses pembentukan itu sendiri. Tahapan ini penting, karena
gerabah yang baik dapat dihasilkan dengan bahan dasar yang baik juga.
2. Proses Pembentukan
Tahapan proses pembentukan ini merupakan tahapan dasar untuk mengolah bahan dasar
menjadi memiliki bentuk yang sesuai dengan kebutuhan. Proses pembentukan juga dilakukan
dengan menggunakan tangan. Namun sebelum penggunaan tangah, Sedulur bisa
menggunakan sepotong bambu atau kayu dan sebilah sabit.
Penggunaan sabit, bambu atau kayu bertujuan untuk menghilangkan pori-pori dari bahan
dasar agar menghasilkan permukaan yang halus saat dibentuk. Baru kemudian pembentukan
menggunakan tangan sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu, keringkan hasil pembentukan
selama 5-7 hari hingga benar-benar kering dan tidak mengandung air lagi. Hal tersebut
bertujuan untuk memudahkan proses pembakaran.
3. Proses Pembakaran
Setelah selesai dibentuk, langkah selanjutnya adalah proses pembakaran. Perlu Sedulur
perhatikan, ketika akan melakukan proses pembakaran, kondisi gerabah diharapkan sudah
benar-benar kering dan tidak mengandung air sama sekali. Hal ini guna memudahkan proses
pembakaran.
Sediakan kayu bakar dan serabut kulit kelapa kering, jerami dan daun bambu kering,
tambahkan juga batu bata agar menghasilkan api yang optimal untuk pembakaran. Waktu
pembakaran biasanya berlangsung selama 3-4 jam. Hal ini baik untuk menjaga bentuk agar
bertahan lama
4. Tahap Penyelesaian
Tahap ini berperan sangat penting untuk mengubah bentuk yang kasar dan polos menjadi
menarik dan mengandung nilai seni yang tinggi. Para pengrajin pada tahap ini akan
melakukan hal-hal kreatif dan inovatif untuk menghasilkan gerabah yang sangat bernilai di
pasaran.
Pada tahapan ini juga yang membuat hasil jauh berbeda dengan guci atau vas bunga biasa.
Gerabah vas bunga guci dan piring sama-sama kerajinan yang mengandung nilai seni, namun
kedua produk tersebut memiliki bentuk yang berbeda dan fungsi yang juga berbeda-beda.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajinan gerabah di DESA BANYUMULEK ,DIKECAMATAN KEDIRI,KABUPATEN
LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT, telah berlangsung selama beberapa
dekade. Usaha pembuatan gerabah merupakan sumber mata pencaharian utama masyarakat di
daerah ini, sehingga hampir setiap keluarga mempunyai menggeluti usaha pembuatan
gerabah.
Cara pembuatan tetap mengandalakan tehnik-tehnik pijat dan putar, hanya ada sedikit di
antara mereka yang menggunakan teknologi bermesin. Secara tehnis proses pembuatan
gerabah di daerah ini tidak banyak mengalami kemajuan yang berarti. Di sisi lain mulai
terbatasnya jumlah tenaga perajin, mahalnya upah kerja yang harus dibayar untuk gaji
karyawan, turut menjadi penyebab semakin lesunya usaha ini ditekuni.
Manajemen pemasaran yang dijalankan bersifat tradisional, sangat bergantung pada calon
pembeli yang datang ke lokasi. Penjualan dapat pula terjadi dengan melalui agen, ada juga
yang dijual ke pedagang.
Beberapa kendala yang dihadapi oleh perajin pada umumnya antara lain adalah masalah
manajemen, minimnya dukungan dana dan peralatan kerja, serta minimnya peran pemerintah
dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia, baik dari segi keterampilan, maupun dari
segi wawasan tentang kerajinan gerabah. Melakukan promosi dan kemitraan dengan berbagai
pihak, yang mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi gerabah di daerah ini.

BAB |V
LAMPIRAN
Alat dan Bahan:
TANAH LIAT

PASIR HALUS

PENYARING

AIR SECUKUPNYA
KAYU BAKAR

KULIT KELAPA KERING

JERAMI
DAUN BAMBU KERING

CAT

KUAS
Proses Pembuatan:
1. Persiapan Tanah Liat

2. Proses Pembentukan
3. Proses Pembakaran

4. Tahap Penyelesaian

Anda mungkin juga menyukai