Anda di halaman 1dari 2

1.

Tahap pembentukan benda keramik silindris dengan teknik putar :


a). Tempatkan bola tanah liat plastis tepat di tengah alas pembentukan yang telah terpasang pada
kepala putaran, basahi kedua tangan dan bola tanah liat dengan air.
b). Putar kepala putaran, tempatkan tangan kanan pada bagian atas bola tanah liat dan tangan kiri
sedikit dibawah, tekan kearah tengah hingga tanah liat memusat dengan tepat.
c). Tekan dengan kedua telapak tangan pada sekeliling bagian bawah tanah liat kemudian naikkan
hingga membentuk kerucut (cone) yang tinggi.
d). Tekan kembali tanah liat dengan tangan kanan dari atas ke bawah dan tangan kiri menekan ke
dalam, lakukan 2-3 kali dan jagalah agar tanah liat tetap memusat, padat dan bebas gelembung udara.
e). Setelah tanah liat benar-benar memusat pada kepala putaran, tempatkan kedua tangan pada bagian
atas bentuk cone pendek, masukkan ibu jari tepat di tengah untuk mulai membuka tanah liat.
f). Gunakan kedua ibu jari untuk membuat dinding silinder dan ibu jari kiri menjaga agar tanah liat
tetap memusat. Tempatkan tangan kanan pada bagian luar untuk menarik tanah liat ke atas. Lakukan
menipiskan dan menaikkan dinding silinder tanah liat sampai ketebalan pada alas silinder antara 1,5
2 cm.
g). Tekan dan tarik ke atas dinding silinder dengan telunjuk tangan kanan yang melipat pada bagian
luar dinding, sedangkan tangan kiri menahan bagian dalam sehingga menjadi tipis, rata, dan tinggi.
h). Kontrol bentuk silinder dengan menjepit dinding menggunakan jari telunjuk dan jari tengah,
sementara kedua ibu jari saling menekan dan jari kiri menjaga bagian luar dinding silinder sehingga
memperoleh bentuk silinder yang diinginkan.
i). Haluskan permukaan luar dengan rib secara vertikal dan jagalah agar dinding tetap lurus,
sementara tangan kiri menekan tanah liat keluar, kemudian haluskan bagian dalam menggunakan
sponge stick.
j). Tahap ini adalah tahap pengecekan atau pengontrolan dari sisi bentuk dan ukuran benda keramik
yang dibuat. Pengecekan menggunakan penggaris untuk mengukur tinggi dan kaliper/jangka bengkok
untuk mengukur diameter
k). Potong bagian atas silinder menggunakan jarum dengan ibu jari kiri sebagai penahan, sehingga
bibir atau tepi bagian atas sempurna sejajar dengan dasar silinder.
l). Setelah selesai pisahkan dasar silinder dengan alas pembentukan menggunakan kawat pemotong,
angkat benda kerja dengan alas pembentukannya dan keringkan.
m). Setelah benda cukup kering untuk trimming atau turning, lakukan finishing pada bagian dasar
benda keramik, buatlah kaki seseuai dengan gambar kerja.

2. teknik dengan tangan kosong
1. ambilan tanah liat. Tanah liat diambil dengan cara menggali secara langsung ke
dalam tanah yang mengandung banyak tanah liat yang baik. Tanah liat yang baik
berwarna merah coklat atau putih kecoklatan. Tanah liat yang telah digali kemudian
dikumpulkan pada suatu tempat untuk proses selanjutnya.
2. tu secara manual dan mekanis. Penggilingan manual dilakukan dnegan cara
menginjak-injak tanah liat hingga menjadi ulet dan halus. Sedangkan secar mekanis
dengan menggunakan mesin giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan
menggunakan proses giling manual.
3. Proses pembentukan. Setalah melewati proses penggilingan, maka tanah liat siap
dibentuk sesuai dengan keinginan. Aneka bentuk dan disain depat dihasilkan dari
tanah liat. Seberapa banyak tanah liat dan berapa lama waktu yang diperlukan
tergantung pada seberapa besar gerabah yang akan dihasilkan, bentuk dan disainnya.
Perajin gerabah akan menggunakan kedua tangan untuk membentuk tanah liat dan
kedua kaki untuk memutar alat pemutar (perbot). Kesamaan gerak dan konsentrasi
sangat diperlukan untuk dapat melakukannya. Alat-alat yang digunakan yaitu alat
pemutar (perbot), alat pemukul, batu bulat, kain kecil. Air juga sangat diperlukan
untuk membentuk gerabah dengan baik.
4. Penjemuran. Setelah bentuk akhir telah terbentuk, maka diteruskan dengan
penjemuran. Sebelum dijemur di bawah terik matahari, gerabah yang sudah agak
mengeras dihaluskan dengan air dan kain kecil lalu dibatik dengan batu api. Setalah
itu baru dijemur hingga benar-benar kering. Lamanya waktu penjemuran disesuaikan
dengan cuaca dan panas matahari.
5. Pembakaran. Setalah gerabah menjadi keras dan benar-benar kering, kemudian
banyak gerabah dikumpulkan dalam suatu tempat atau tungku pembakaran. Gerabah-
gerabah tersebut kemudian dibakar selama beberapa jam hingga benar-benar keras.
Proses ini dilakukan agar gerabah benar-benar keras dan tidak mudah pecah. Bahan
bakar yang digunakan untuk proses pembakaran adalah jerami kering, daun kelapa
kering ataupun kayu bakar.
6. Penyempurnaan. Dalam proses penyempurnaan, gerabah jadi dapat dicat dengan cat
khusus atau diglasir sehingga terlihat indah dan menarik sehingga bernilai jual tinggi.
3. dengan teknik cetak
1. ambilan tanah liat. Tanah liat diambil dengan cara menggali secara langsung ke dalam
tanah yang mengandung banyak tanah liat yang baik. Tanah liat yang baik berwarna merah
coklat atau putih kecoklatan. Tanah liat yang telah digali kemudian dikumpulkan pada suatu
tempat untuk proses selanjutnya.
2. menginjak-injak tanah liat hingga menjadi ulet dan halus. Sedangkan secar mekanis
dengan menggunakan mesin giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan
menggunakan proses giling manual.
3.tanah liat sudah di giling harus di taruh di dalam cetakan sesuai keinginan anda
4. setelah di cetak di keringkan di tempat yang terkena matahari tunggu 1 3 hari , jika cuaca
mendukung tanah liat akan cepat kering
5. setelah kering tanah akan di masukan ke dalam oven atau tempat pembakaran derajat 100 150
celcius
6. setelah itu lukislah dengan indah , kemudian keringkan dan siap di gunakan

Anda mungkin juga menyukai