Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan kemajuan industry yang semakin berkembang pesat memacu
peningkatan pembangunan disegala sektor kehidupan, untuk harus senantiasa diimbangi
dengan perkembangan industri dalam berbagai bidang produksin.Upaya peningkatan
kwalitas dalam mutu genteng dari tanah liat terus diupayakan seiring dengan keluar berbagai
atap misalnya ; esbes, seng, genteng cetak dari industry bessar dll. Genteng tanah liat masih
menjadi pilihan konsumen untuk bahan finishing atap rumah, selain harga tanah liat
terjangkau oleh konsumen dan sebagai penutup atap yang kuat dan tahan lama, dengan
adanya bangun-bangunan yang banyak memerlukan atap yang kwalitasnya kuat, ringan dan
kedap air. Genteng tanah liat merupakan salah satu atap yang baik, kelemahannya dari
genteng tanah liat jika digunakan dalam jangka panjang akan mengendapnya lumut
dipermukaan genteng.
Genteng tanah liat masih bersaing kuat dipasaran dengan genteng-genteng buatan pabrik
dengan industry-industri menengah perlu ada penanganan dari pemerintah dari segi dana atau
opersional agar tidak terjadi gulung tikar.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan genteng tanah liat ?
2. Sebutkan jenis-jenis genteng ?
3. Jelaskan proses pembuatan genteng tanah liat ?
4. Sebutkan kelebihan dan kekurangan tanah liat ?
5. Bagaimana cara kita mengetahui kwalitas genteng ?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Mencari tahu bagaimana proses pembuatan yang sebenarnya dan memberikan
pengetahuan tentang pembuatan genteng tersebut pada mahasiswa teknik sipil agar dapat bias
menguasai salah satu bahan finishing bangunan yang sering dipakai dalam pembuatan
bangunan selama ini.
Selain itu juga bias mengetahui apa ciri-ciri genteng tanah liat yang kuat untuk bangunan,
karena setiap genteng memiliki kukuatan tersendiri.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian genteng


Genteng dengan bahan dasar tanah liat, ternyata telah dikenal di Cina dan Timur Tengah,
sejak sekitar 10.000 tahun sebelum masehi.Dari kedua wilayah ini, barulah genteng
menyebar luas ke seluruh Asia dan Eropa.Barulah pendatang dari Eropa mengenalkan
material ini ke Amerika pada abad ke-17.

Indonesia sudah mengenal material tanah liat sebelum abad ke-19, Tetapi perkembangan
genteng secara pesat di Indonesia dimulai pada tahun 1920 ketika Pemerintah Hindia
Belanda membentuk Balai Keramik di Bandung dan melakukan penelitian mengenai daerah-
daerah yang memiliki bahan tanah liat yang bagus untuk dibuat genteng, antara lain daerah
Plered, Banyuwangi, dan Kebumen. Penggunaan genteng digalakkan oleh pemerintah
Hindia Belanda antara lain untuk memerangi wabah pes yang timbul pada saat itu dengan
media penularan tikus yang banyak bersarang di atap rumbia yang masih banyak
dipergunakan pada masa tersebut.

2.2. jenis jenis genteng


1. Genteng tanah liat

Dibuat dari bahan tanah liat, dicetak, dan dibakar pada tungku tradisional. Karena
proses pembuatannya dilakukan secara tradisional, genteng ini hanya memiliki
kekuatan, kepresisian, dan kerapihan yang cukup. Biasanya terdapat dua jenis,
ukuran yang kecil dengan kebutuhan 24 bh/m2, dengan harga Rp.750 s/d 950 per
buah. Ukuran yang lebih besar dengan kebutuhan 19 bh/m2, dengan harga Rp. 1500
per buah. Genteng jenis ini dicetak dengan berbagai bentuk sesuai khas daerah
produksi masing-masing, dengan nama yang berbeda-beda, yaitu genteng kodok,
genteng plentong/manthili, genteng garuda, genteng paris, dll

2
2. Genteng keramik

Yang disebut dengan genteng keramik, sebenarnya memiliki bahan yang sama
dengan genteng tradisional, yaitu dari tanah liat. Tetapi material tanah liat pada
genteng keramik disortir, dicetak, dan diproses dengan peralatan modern di pabrik
besar, sehingga memiliki kekuatan, kepresisian, dan kerapihan yang tinggi. Proses
pemanasan juga dilakukan hingga suhu 1200 derajad celcius, sehingga tanah liat
berubah menjadi sangat keras menyerupai keramik lantai. Pilihan warna dan
finishing glazuur pada genteng keramik juga jauh lebih beragam dan halus, karena
dilakukan secara mekanis dengan peralatan modern.Tidak heran, harganya pun juga
lebih mahal daripada genteng tradisional.Diperlukan 13-14 buah genteng / m2,
dengan harga Rp.7.800 s/d Rp.8.0000 per buah.

3. Genteng Beton

Genteng beton terbuat dari pasir, semen, dan Fly Ash, yang dicampur dengan air
dan dicetak, lalu dikeringkan.Kekuatan genteng beton tentu dipengaruhi oleh
kebersihan dan ukuran butiran pasir yang dipergunakan, serta semen sebagai bonding
agent.Fly ash dibutuhkan sebagai filler untuk mengisi celah-celah di antara butiran
pasir, sehingga didapatkan genteng yang lebih padat dan kuat.Genteng beton banyak
terdapat di pasaran pada dua jenis bentuk.Yang pertama adalah genteng beton
gelombang dan genteng beton flat. Daya tutup keduanya hampir sama, yaitu 11 buah
genteng per m2 dengan harga Rp.3800 s/d Rp.4000 per buah. Dibandingkan dengan
genteng keramik, genteng beton memiliki kelemahan dan kelebihan.Kelebihannya
adalah lebih kuat dan lebih ekonomis, sementara kelamahannya adalah bobotnya
yang berat sehingga membebani struktur.
4. Genteng Metal

Sesuai namanya, genteng metal terbuat dari lembaran metal yang dipress sehingga
mempunyai pola seperti genteng. Dalam satu modul genteng metal, biasanya terdapat
2×5 pola cetakan genteng. Untuk menghilangkan permukaan metal yang mengkilap
dan mengurangi daya hantar panas serta kebisingan pada waktu hujan, permukaan
bagian atas genteng metal dilapisi dengan butiran pasir dan aspal yang direkatkan.
3
Kemudian difinishing dengan cat di pabrik. Kelebihan genteng metal ini adalah
bobotnya yang sangat ringan sehingga menghemat struktur, serta ukurannya yang
besar sehingga mempercepat proses pemasangan. Kelemahannya adalah kemampuan
insulasi panas dan kebisingan yang ditimbulkan pada waktu hujan, yang
bagaimanapun juga masih belum sebaik genten

2.3. Proses Pembuatan Genteng Tanah Liat


 Tahapan Awal
Proses pembuatan genteng diawali dengan pengolahan bahan mentah berupa
tanah. Pengambilan tanah sebagai bahan baku genteng harus berasaskan kelestarian
lingkungan, Bagian lapisan paling atas dari tanah yaitu bunga tanah tidak digunakan
sebagai bahan pembuat genteng, hal ini dikarenakan kandungan humus dan unsur hara
yang sangat baik untuk tanaman.Pengambilan tanah dilakukan dengan cara
menyingkirkan lapisan bunga tanah, dan tanah yang diambil adalah tanah dibagian bawah
bunga tanah yaitu kurang lebih kedalaman 25 cm dari permukaan tanah.Pengambilan pun
dijaga supaya tidak lebih dari kedalaman satu meter sebagai upaya terhadap pelestarian
lingkungan.Proses selanjutnya adalah pembersihan tanah dari material-material pengotor
seperti batu, plastik, sampah dll.Setelah cukup bersih tanah kemudian diaduk dengan
menambahkan air.
 Pengolahan Tanah Liat
Setelah didapatkan tanah liat, proses selanjutnya adalah penggilingan.Tujuan dari
proses ini adalah untuk memperoleh tanah liat yang homogen dengan partikelpartikel
yang lebih halus dan merata.Proses penggilingan dilakukan dengan cara memasukkan
tanah liat ke dalam mesin penggiling tanah atau lebih dikenal dengan nama molen,pada
proses ini juga ditambahkan sedikit pasir laut.Tujuan penambahan pasir laut adalah
supaya tanah tidak terlalu lembek sehingga mempermudah proses
penggilingan.Penggilingan berlangsung dalam waktu yang singkat dengan output berupa
tanah liat yang telah tercetak kotak-kotak sesuai dengan ukuran genteng yang akan
dibuat. Kotak-kotak tanah liat ini biasa dinamakan keweh.Keweh inilah yang pada
nantinya merupakan bahan baku sebagai pembuatan genteng.

4
 Pencetakan Genteng
Pencetakan genteng dilakukan dengan cara memasukkan keweh ke dalam mesin
cetak berupa mesin press ulir. Sebelum dimasukkan, pipihkan dulu kuweh dengan cara
dipukul-pukul dengan kayu atau biasa dikenal dengan gebleg. Tujuan dari gebleg adalah
mendapatkan keweh yang padat dan juga sesuai dengan ukuran mesin press.Output dari
mesin press ini berupa genteng basah dengan bentuk yang masih belum rapi.Proses
selanjutnya adalah perapihan dimana bagian tepi genteng diratakan dan dibersihkan dari
sisa-sisa tanah liat yang masih menempel akibat proses pengepressan.
 Pengeringan
Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam proses pengeringan genteng.
Yang pertama adalah proses pengeringan dengan cara diangin-anginkan. Dimana genteng
hasil pengepressan diletakan di dalam rak dalam waktu 2 hari.Proses pengeringan
selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan ini
dilakukan dengan cara menjemur genteng secara langsung di bawah terik matahari
selama kurang lebih 6 jam.
 Proses Pengeringan
Pengeringan genteng selanjutnya berlangsung di dalam tungku.Pengeringan
dalam tungku berlangsung selama 2 hari atau 48 jam. Pengeringan dilakukan dengan cara
memasukkan genteng ke dalam tungku kemudian dipanaskan dengan menggunakan
bahan bakar berupa kayu. Pengeringan ini merupakan pengeringan tahap
akhir.Pengeringan ini juga sebagai pra pembakaran.Proses selanjutnya adalah
pembakaran. Pembakaran berlangsung selama 12 jam dimana suhu ditingkatkan sampai
dengan kurang lebih 800 derajat celcius kemudian ditahan pada suhu tersebut.
 Pengglasuran
Output dari tungku adalah genteng yang siap pakai, setelah disortir terlebih
dahulu tentunya.Untuk genteng ini biasa dinamakan genteng natural, tergantung dari
jenisnya. Pada proses kali ini adalah proses untuk pembuatan genteng morando, so
dinamakan genteng morando natural.Untuk proses selanjutnya adalah pengglasuran.
Glassur berasal dari kata glass yang berarti kaca secara harfiah dapat juga dikatakan
proses pengglasuran adalah penambahan lapisan kaca pada permukaan genteng, relatif
sama dengan proses coating.Tujuan dari pengglasuran adalah supaya kenampakan

5
genteng yang lebih indah dan artistik.Disamping itu dengan adanya lapisan glassur juga
dapat menghindarkan genteng dari lumut.Bahan utama glassur adalah lead oksid atau pbo
dengan penambahan matrik berupa fritz atau tepung kaca, penambahan sedikit kwarsa
akan meningkatkan kekerasan.Bahan bahan glasur diaduk dengan air sebagai bahan
pelarut sampai merata.Adonan bahan glasur kemudian dituangkan ke atas permukaan
genteng dengan ketebalan tertentu.Diamkan beberapa saat kemudian masukkan kedalam
tungku untuk proses pembakaran tahap 2.
 Pembakaran Tahap 2
Proses selanjutnya adalah pembakaran tahap ke 2. Genteng natural yang telah
dilapisi bahan glazur segera dimasukkan ke dalam tungku untuk mengalami proses
pembakaran. Pembakaran tahap 1 dan 2 relatif sama yang membedakan adalah pada
proses pembakaran tahap 2 tidak didahului dengan penggarangan. Pembakaran tahap 2
berlangsung selama 13 jam dengan suhu pembakaran dijaga supaya konstan pada suhu
900 derajat celcius.
 Tahapan Terakhir
Tahap yang terakhir pada proses produksi genteng glasur adalah finishing. Output
dari pembakaran tahap 2 berupa genteng glasur yang belum rapi, oleh karena itu
diperlukan finishing sebelum genteng siap dipasarkan.Finishing yang dilakukan meliputi
pengikiran pada tepi genteng, pengikiran bertujuan untuk merapikan permukaan
genteng.Kemudian pengecatan yang bertujuan untuk menutupi bagian samping genteng
yang tidak dapat tertutup oleh lapisan glasur. Dan yang terakhir adalah pengepakan,
genteng diikat dengan striping band dengan jumlah sepuluh, selain supaya rapi
pengepakan ini juga akan memudahkan pengangkutan genteng.

2.4. Kelebihan dan Kekurangan Genteng Tanah Liat


 Kelebihan genteng tanah liat
a. Harga yang ramah

Harga genteng tanah liat cukup murah jika dibandingkan dengan jenis gentang
lainnya. Ini dapat menjadi solusi jika anda ingin cara membangun rumah dengan dana
minim.

6
b. Bobot yang ringan

Tidak hanya murah, genteng tanah liat juga memiliki berat yang ringan lho! Hal
ini tentunya akan membuat anda tidak terlalu terbeban dengan struktur atap rumah.
Karena beban atap justru akan terminimalkan dengan penggunaan genteng tanah liat
sebagai penutup atap.

c. Kuat tekan

Kelebihan lain dari genteng tanah liat adalah kuat tekan! Dengan kekuatannya ini,
genteng tanah liat bisa dinjak, dan ternyata cukup kuat untuk menahan berat tubuh
lelaki dewasa.

d. Tidak Panas

Jika genteng yang terbuat dari seng atau asbes akan meningkatkan suhu ruangan
ketika terkena panas matahari, hal sebaliknya terjadi pada genteng tanah liat. Karena
asbes terbuat dari bahan yang tipis, radiasi matahari dapat masuk menembus ke dalam
ruangan. Sedangkan pada genteng berbahan tanah liat, panas tidak akan menembus ke
dalam ruangan karena memiliki bahan yang tebal. Ini justru sebagai salah satu cara
untuk cara mengatasi udara panas di dalam rumah.

e. Tidak Menimbulkan Bising

Genteng tanah liat memiliki ketebalan yang baik serta memiliki lekukan antar
sisinya. Pada saat hujan, hal ini akan membantu karena percikan air hujan tidak akan
terasa bising. Berbeda dengan jenis lain yang ternyata menimbulkan bunyi yang keras
dan tidak berirama.

f. Tahan Lama

Genteng tanah liat ternyata cukup tahan lama, lho! Hal ini diketahui berdasarkan
data-data yang didapat, bahwa bangunan-bangunan sisa penjajahan Belanda masih
berdiri hingga saat ini dengan atapnya menggunakan atap genteng tanah liat.

7
 Kekurangan genteng tanah liat
a. Rawan Bocor

Pemasangan genteng tanah liat harus penuh dengan ketelitian dan kehati-
hatian.Pasalnya, jika genteng retak dan bergeser sedikit saja, maka kebocoran tidak
dapat dihindarkan.Oleh karena itu, anda perlu berkonsentrasi penuh pada saat
pemasangan reng sehingga tidak terjadi kebocoran. Jika genteng anda sudah
mengalami kebocoran, anda dapat membaca cara mengatasi kebocoran pada atap
rumah sebagai solusi.

b. Mudah berlumut atau berjamur

Bukan perasaan yang mengasyikkan jika memiliki genteng rumah yang berlumut
bahkan berjamur. Selain tidak enak dipandang, tentu saja akan riskan terkena penyakit.
Sayangnya, ini merupakan salah satu kelemahan genteng tanah liat. Ada beberapa cara
untuk mengatasi rumah lembab. Untuk kasus genteng tanah liat, cara mecegahnya
adalah anda harus rutin melapisi cat maupun glazur.

c. Sistem Pemansangan rumit

Genteng tanah liat menggunakan sistem pemasangan dengan pola zig-zag dan sistem
sambungan interloct.Jika anda tidak terlalu paham dan menguasainya, lebih baik anda
serahkan kepada ahlinya.

d. Warna Cepat Pudar

Pada proses pembuatannya, genteng tanah liat menggunakan proses pembakaran


tanpa menggunakan tambahan bahan lainnya. Oleh karena itu, jika genteng terlalu
sering terkena panas dan hujan, warna genteng perlahan akan memudar. Oleh
karenanya, anda perlu melakukan pengecatan pada genteng sebulum memutuskan
untuk memakainya.

2.5. Cara mengetahui kwalitas genteng


 Tidak ada retakan pada genteng

8
Cara yang pertama adalah dengan cara visual. Genteng yang baik akan nampak mulus
tidak memiliki retakan sedikitpun. Adanya retakan walaupun kecil dapat menyebabkan
air merembes sehingga mengakibatkan kebocoran.Pada beberapa penggunaan atap,
genteng tanah sering juga diberi cat tertentu supaya dapat menutupi retakan sekaligus
menambah kelicinan sehingga atap tidak bocor dan menjadi bertambah menarik.

 Air tidak merembes jika disiram


Taruh genteng tersebut dengan kemiringan tertentu seperti menyerupai atap.Lalu coba
siram genteng tersebut beberapa kali dengan menggunakan air.Penyiraman harus hati-
hati supaya tidak mengalir ke bagian bawah genteng.Setelah selesai menyiram,
perhatikan bagian bawah genteng. Genteng yang baik akan memiliki bagian bawah yang
kering karena berarti mampu menahan air merembes melalui pori-pori genteng.

 Melihat warna genteng


Pilih genteng dengan warna kuning kemerahan,lebih tepatnya mengarah ke warna
oranye. Semakin berwarna merah semakin menandakan bahwa genteng tersebut telah
melewati fase pembakaran dengan benar. Genteng yang telah matang akan tahan lama
dan lebih kuat.

 Bersuara nyaring
Cara mengetahui kepadatan dalam komposisi genteng, dapat dilakukan dengan cara
memukul genteng dengan ibu jari. Apabila genteng tersebut berbunyi nyaring, maka
dapat dipastikan kondisi genteng tersebut baik karena telah matang saat dibakar.Namun
apabila sebaliknya yang terjadi, dapat dipastikan genteng tersebut kurang baik.

 Tumpuk genteng beberapa lapis


Kekuatan genteng dapat diketahui dengan cara menumpuk genteng sebanyak beberapa
lapis ke atas. Jika genteng tersebut kuat maka tidak akan pecah, sedangkan apabila
genteng tersebut retak maka dapat diartikan genteng tersebut kurang kuat. Untuk
melakukan cek kualitas genteng, dapat dilakukan dengan cara mengambil beberapa
sampel secara acak. Jumlah sampel yang disarankan adalah sebanyak 5 % dari jumlah

9
total yang ada. Apabila kita punya 500 genteng maka kita dapat mengambil 25 genteng
secara acak kemudian dapat dilakukan pengujian seperti yang telah disampaikan di atas.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Genteng merupakan sesuatu salah satu bahan finishing yang tidak boleh ditinggalkan
fungsinya, genteng memiliki fungsi sebagai pengatur suhu dalam rumah, melindungi dari
terpaan sinar matahari maupun hujan dll. Ada beberapa tahapan pembuatan genteng
menggali tanah atau tidak sembarang tanah bias dibuat genteng, proses percetakan, proses
pengeringan genteng, proses penataan genteng, pembongkaran genteng pada tungku, proses
pengecetan.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini kami harap dimaklumi apabila terjadi kesalahan dan semoga
makalah yang kami buat ini bias berguna bagi kita semua

10
DAFTAR PUSTAKA

https://septanabp.wordpress.com/tag/genteng-tanah-liat/

https://rumahlia.com/desain/kelebihan-dan-kekurangan-genteng-tanah-liat

https://sumbersrirejekigenteng.com/cara-mengetahui-kualitas-genteng-tanah/

http://blog.unnes.ac.id/sugeng/2016/07/20/proses-pembuatan-genteng/

11

Anda mungkin juga menyukai