LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN
OLEH
KELOMPOK I
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS WIRARAJASUMENEP
2018-2019
HALAMAN JUDUL
LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANIKA BAHAN
NO NAMA NPM
SITI MALTUFAH IBNIL
1. 715.5.1.0901
WARODI
2. ISTIARA 716.5.1.0985
3. PRIWI AYU ARIANDINI 716.5.1.0939
4. HUSYA IBLIYAH AFFANI 716.5.1.0927
5. DELA APRILIA ANDINA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS WIRARAJASUMENEP
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum yang disusun oleh Kelompok I dan
Mengesahkan, Mengetahui,
Ketua Program Studi Kepala Laboratorium
(H. Darma jasuli, ST., MT.) (Anita Intan Nura Diana,ST., MT.)
KATAPENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan juga shalawat serta salam semoga selalu tercurah
LaporanpraktikumMekanika Bahan
inidisusunagarmahasiswadapatmengetahuisecarapraktisdalam memahami
kerja khususnyadibidangilmukonstruksi.
Penulis merasa bahwa dalam menyusun laporan ini masih menemui beberapa
kesulitan dan hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu
penulis berharap ada masukan berupa saran dan kritik yang membangun demi
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, baik dalam penelitian maupun dalam penyusunan laporan
ini. Ucapan terima kasih dan rasa hormat kami sampaikan kepada :
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat, doa, motivasi, dan
kesempatan untuk terus menuntut ilmu serta berkarya sehingga tulisan ini
dapat selesai.
Sumenep.
Bahan.
8. Seluruh pihak yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta pikiran
Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa meridhoi apa yang telah penulis
kerjakan selama penyusunan laporan ini dan membalas segala amal baik pihak-
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga
Sumenep,April 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATAPENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1Latar Belakang.............................................................................................1
BAB 4 PENUTUP..................................................................................................52
4.1 Kesimpulan...............................................................................................52
4.2 Saran..........................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................54
LAMPIRAN...........................................................................................................56
DAFTAR TABEL
semen........................................................................................................................9
normalsemen portland............................................................................................11
mortar.....................................................................................................................15
semen.....................................................................................................................19
pasir........................................................................................................................21
pasir........................................................................................................................22
pasir........................................................................................................................24
kerikil.....................................................................................................................27
kerikil.....................................................................................................................28
batu pecah...............................................................................................................29
batu pecah...............................................................................................................30
Lampiran 3. Dokumentasi......................................................................................58
a. Dokumentasi Semen.......................................................................................58
b. Dokumentasi Pasir..........................................................................................59
PENDAHULUAN
Salah satu indikator perkembangan suatu negara salah satunya dapat dilihat
dari tingkat pembangunan infrastruktur yang terkait erat dengan kualitas hasil
negara, kualitas infrastruktur yang baik dihasilkan dari sumber daya manusia
(PDB) tanah air telah tumbuh dari sekitar 7,07% di tahun 2009 menjadi 13%
konstruksi Indonesia.
Seperti yang kita tahu saat ini, bahan bangunan ikut andil dalam suatu
menghasilkan karya yang kreatif dan inovatif. Hal ini mendorong mahasiswa
untuk lebih mendalami bidang teknik sipil.Bukan hanya teori, namun juga
Laporan ini memuat mengenai hasil praktikum teknologi bahan yang telah
lumpur (pencucian)?
1) Pada semen :
cm.
2) Pada pasir :
1. Untuk mengetahui/menentukan kelembapan pasir.
TINJAUAN PUSTAKA
mata kuliah.
(Latin), atau praktikos (Yunani) yang secara harfiah berarti “aktif” atau
“responsi”.
Berikut ini merupakan pengertian dari semen, pasir dan agregat kasar
(kerikil):
atau lem, yang bisa merekatkan bahan-bahan material lain seperti batu
perekat yang memiliki sifat mampu mengikat bahan-bahan padat menjadi satu
terak (clinker) portland terutama yang terdiri dari kalsium silikat (xCao.SiO2)
berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat (CaSO4.xH2O)
Hidrolis berarti sangat senang bereaksi dengan air, senyawa yang bersifat
hidrolis akan bereaksi dengan air secara cepat. Semen portlannd bersifat
kalsium sulfat (CaSO4.xH2O) yang bersifat hidrolis dan sangat cepat bereaksi
dengan air. Reaksi semen dengan air berlangsung secara irreversible, artinya
hanya dapat terjadi satu kali dan tidak bisa kembali lagi ke kondisi semula.
batuan padat. Butir pasir yang berukuran 1-2 milimeter disebut pasir
dan yang bila kering atau jenuh air, tidak memiliki kohesi.
aliran air, gelombang laut, gletser, dan angin. Seperti juga batu pasir, pasir
sebagian besar tersusun atas kuarsa dan feldspar. Pasir-pasir silika biasanya
atas mineral atau partikel batu berbulir kecil, bila bergabung akan membentuk
batu pasir. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa
1. Butiran batu lebih besar daripada pasir dan lebih kecil daripada kerakal
f. Semen Masonry
g. Semen Putih
b. Pasir Pasang
c. Pasir Sungai
d. Pasir Elod
e. Pasir Beton
b. Kerikil pantai
c. Cadas teluk
d. Cadas tumbukan
e. Kerikil tumbukan
f. Kerikil murni
g. Kerikil sisa
h. Kerikil Piemonte
i. Kerikil gunung
j. Kerikil sungai
A. Tujuan
Menentukan besarnya berat jenis suatu semen portland sesuai dengan prosedur
b. Timbangan
c. Corong
d. Bejana
semen
b. Minyak tanah
D. Prosedur praktikum
b. Isi botol Lee Chatalier dengan minyak tanah sampai antara skala 0 dan 1.
d. Simpan labu Lee Chatalier yang berisi minyak tanah ke dalam ruang
ruangan tersebut.
e. Setelah suhu cairan dalam botol sama dengan suhu cairan yang ditetapkan,
h. Bersihkan semen yang menempel pada leher labu dengan bantuan kawat.
dengan 15 menit.
k. Setelah 10 sampai 15 menit, ambil labu yang berada dalam ruangan tadi
A. Tujuan
Mengetahui kadar air normal untuk mencari kondisi kebasahan pasta yang
standart.
b. Timbangan
c. Gelas ukur
d. Solet perata
e. Tempat pengaduk
f. Alat pengaduk
normal
semen portland
b. Air bersih
D. Prosedur praktikum
dan aduk selama ±3 menit, setelah campuran rata buat bola pasta ditangan
f. Jatuhkan jarum vikat dan jarum vikat menembus pasta dan setelah 30
A. Tujuan
c. Stopwatch/pengukur waktu
d. Gelas ukur
e. Tempat pengaduk
f. Alat pengaduk
g. Solet perata
h. Sarung tangan
mengikat dan
mengeras semen
b. Air bersih
D. Prosedur praktikum
kali dan cetak konikel yang ditaruh di atas plat kaca diameter konikel yang
besar di atas.
ditutup kaca lalu dibalik, kaca di atas diambil pasta diratakan kemudian
dan jarum dijatuhkan menembus pasta dan setelah 30 detik jarum di stop
e. Angkat jarum vikat dan dilap untuk memberikan semen yang menempel
pada jarum.
f. Setelah 15 menit ditest lagi, tempelkan ujung jarum pada permukaan pasta
semen, bukan pada tempat yang tadi tetapi di geser pada tempat lain
g. Jatuhkan jarum pada pasta dan setelah 30 detik dibaca, jarum diangkat dan
dengan contoh benda uji berbentuk kubus 5 x 5 x 5 cm. Kekuatan tekan mortar
adalah beban tiap satuan luas permukaan yang menyebabkan mortar hancur.
a. Timbangan
b. Gelas ukur
e. Alat pengaduk
g. Mesin tekan
Gambar 2.4.4 Peralatan yang digunakan untuk menghitung kuat tekan
mortar
b. Air
c. Pasir
D. Prosedur praktikum
c. Siapkan pasir kwarsa sebanyak 1375 gram, masukkan sedikit demi sedikit
per menit.
i. Letakkan cincin leleh diatas meja leleh, lalu diisi dengan mortar
ii. Ratakan permukaan atas mortar dalam cincin leleh dan bersihkan
iii. Ratakan permukaan atas kubus benda uji dengan sendok perata.
jam.
i. Bila dibuat campuran mortar duplo untuk benda uji tambahan, percobaan
diaduk kembali untuk mencetak benda uji sesuai urutan dalam butir 8.
ii. Timbanglah kubus benda uji, lalu catat berat benda uji itu.
iii. Letakkan benda uji pada mesin penekan, tekanlah benda uji itu
k. Hitunglah berat isi benda uji dengan rumus 2.4.5 serta kuat tekan dengan
rumus 2.4.6 selanjutnya hitung nilai rata-rata berat isi dan kekuatan tekan
benda uji.
Perhitungan :
Bm
γm =
V
Dimana :
P
σm =
A
Dimana :
N
σm = kekuatan tekan mortar, MPA →
mm2
Untuk benda uji kubus dengan panjang sisi 50 mm, maka A = 2500 mm2.
A. Tujuan
semen
C. Prosedur praktikum
1. Tanpa rojokan/lepas
2. Dengan rojokan
c. Permukaannya diratakan.
A. Tujuan
a. Timbangan
b. Oven
c. Pan
pasir
D. Prosedur praktikum
A. Tujuan
b. Timbangan
c. Oven
d. Pan
pasir
a. Pasir
D. Prosedur praktikum
keadaan SSD.
c. Tempatkan kerucut SSD pada bidang datar dan tidak menyerap air.
d. Isi kerucut SSD 1/3 tingginya dan rojok 8 kali, isi lagi 1/3 tinggi dan
rojok 8 kali, isi lagi 1/3 tinggi dan rojokan 8 kali ditambah 1 kali
berbentuk kerucut maka pasir belum SSD. Apabila pada saat cetakan
diangkat dan pasir tersebut runtuh sedikit demi sedikit maka kondisi
seperti ini, kondisi jenuh kering permukaan harus dianggap pada saat
terdapat satu sisi dari agregat halus yang runtuh sesaat setelah
cetakannya diangkat.
f. Keringkan lagi bila masih belum dalam keadaan SSD dan ulangi lagi
pasir gugur tetapi berpuncak, maka pasir sudah dalam kondisi SSD,
3. Isi labu takar yang berisi pasir dengan air bersih hingga penuh.
4. Pegang labu takar yang sudah berisi air dan pasir posisi miring, putar kiri
6. Keluarkan pasir dan air dari dalam labu takar dan labu takar dibersihkan,
kemudian isi labu takar dengan air sampai batas kapasitas dan timbang.
7. Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu 110±5ºC selama 24 jam.
A. Tujuan
a. Timbangan
pasir
a. Pasir
D. Prosedur praktikum
1. Tanpa rojokan/lepas
2. Dengan rojokan
c. Permukaannya diratakan.
A. Tujuan
a. Botol bening
b. Penggaris
Gambar 2.5.4 Peralatan yang digunakan untuk test kebersihan pasir
terhadap
lumpur (pengendapan)
a. Pasir asli
b. Air
D. Prosedur praktikum
b. Isikan air ke dalam botol hingga hampir penuh dan tutup rapat kemudian
di kocok.
A. Tujuan
a. Timbangan
c. Saringan No. 200 (0,075 mm) dan saringan No. 16 (1,18 mm)
d. Oven dan pan
terhadap
lumpur (pencucian)
b. Air
D. Prosedur praktikum
b. Pasir dicuci hingga bersih yaitu dengan cara mengaduk pasir dengan air
d. Pasir yang ikut tertuang dan tinggal di atas saringan kembalikan ke pan.
A. Tujuan
a. Timbangan
b. Oven
c. Pan
kerikil
D. Prosedur praktikum
A. Tujuan
a. Timbangan
c. Oven
d. Kain lap
Gambar 2.6.2 Peralatan yang digunakan untuk menetukan berat jenis
kerikil
D. Prosedur praktikum
a. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang
jam.
b. Kerikil yang telah direndam selama 24 jam diangkat kemudian dilap satu
d. Masukkan benda uji ke dalam ember kawat, kemudian timbang dalam air.
e. Masukkan benda uji ke dalam oven dengan suhu 110±5°C, keringkan dan
A. Tujuan
a. Timbangan
b. Takaran berbentuk silinder dengan volume 10 liter
batu
pecah
D. Prosedur praktikum
1. Tanpa rojokan/lepas
b. Silinder di isi dengan batu pecah sampai penuh dan angkat setinggi 1
2. Dengan rojokan
c. Permukaannya diratakan.
A. Tujuan
a. Timbangan
batu
pecah
b. Air
D. Prosedur praktikum
b. Batu pecah dicuci hingga bersih, yaitu dengan mengaduk batu pecah
d. Batu pecah yang ikut tertuang dan tinggal di atas saringan kembalikan ke
pan.
e. Batu pecah di oven dengan suhu 110±5°C, kemudian ditimbang setelah
A. Tujuan
c. Timbangan
D. Prosedur praktikum
a. Batu pecah/kerikil diayak sesuai gradasi di atas.
b. Benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin abrasi Los Angeles.
d. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring
dengan saringan No. 12 (1,70 mm); butiran yang tertahan di atasnya dicuci
e. Jika material contoh uji homogen, pengujian cukup dilakukan dengan 100
Tabel 1.
Berat Jenis Semen
Sampel 1
Berat bahan uji (gram) B 60? gram
Volume awal (ml) V1 0,4 ml
Volume akhir (ml) V2 20,7ml
gr B
Berat jenis semen ( )
ml V 2−V 1 gr
Berat jenis rata =2,956
ml
Pembahasan :Dari data yang diperoleh diketahui bahwa dari 60gram semen
Tabel2.
Konsistensi Normal Semen Portland
Percobaan nomor 1
Berat semen (W2) 250 gram
Berat air (W1) 70 cc
Penurunan 3,9 cm
Konsistensi 0,28%
Pembahasan :Dari data yang diperoleh diketahui bahwa untuk mencari
w2
rumus ×100%dan diperoleh konsistensi sebesar 0,28%.
w1
Tabel3.
Waktu Pengikatan Dan Pengerasan Semen
Tabel 4.
Kuat Tekan Mortar Semen
Tabel5.
Menentukan Berat Volume Semen
dengan rojokan lebih berat daripada semen tanpa rojokan. Karena semen
yang sudah dirojok akan membuat keadaan semen di dalam silinder lebih
padat daripada semen yang tanpa rojokan. Oleh sebab itu semen yang
dapat dicari dengan cara mengubah satuan yang diketahui yaitu,v =3 liter
= 3000 cm3.
Tabel1.
Kelembapan Pasir
Percobaan nomor 1
Berat pasir asli (W1) 500 gram
Berat pasir kering (W2) 454 gram
Kelembapan pasir
(W 1 −W 2) 10,13 %
x 100 %
W2
Pembahasan :Dari data diatas dapat diketahui bahwa dari 500 gram berat pasir
Tabel2.
Berat Jenis Pasir
Percobaan nomor 1
Berat labu + pasir + air (W1) 997,5 gram
Berat pasir SSD (500 gram) 500gram
Berat labu + air (W2) 710 gram
Berat pasir kering oven (W3) 485 gram
W3 -496,82
Berat jenis kering =
(W 2 +500−W 1 )
500 2,532
Berat jenis SSD =
(W 2 +500−W 1 )
500 2,455
Berat jenis semu =
(500−W 3 )
500 3,333 %
Penyerapan = x 100 %
(500−W 3 )
Pembahasan :Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semua memiliki
Pasir SSD, Berat Labu + Air (W 2), Berat Pasir Kering Oven
(W3). Begitu juga untuk mencari Berat Jenis SSD, Berat Jenis
Tabel3.
Berat Volume Pasir
lebih berat daripada pasir tanpa rojokan. Karena pasir yang sudah
dirojok akan lebih padat daripada pasir yang tanpa rojokan. Oleh
sebab itu sebab itu pasir yang dirojok akan mengalami perubahan
berat.
Tabel4.
Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur Dengan Cara Pengendapan
Percobaan nomor 1
Tinggi lumpur (h) 0,3
Tinggi pasir (H) 6 cm
h 5%
Kadar lumpur = x 100 %
H
Pembahasan :Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui
Kadar Lumpur harus mencari Tinggi Lumpur (h) dan Tinggi Pasir
Tabel5.
Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur Dengan Cara Pencucian
Percobaan nomor 1
Berat pasir kering (W1) 500 gram
Berat pasir bersih kering (W2) 425 gram
(W 1 −W 2)
Kadar lumpur = x 100 % 15 %
W1
Pembahasan :Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 500 gram Pasir
Kering dan 425 gram Pasir Kering Bersih, dapat diperoleh kadar
Tabel1.
Kelembapan Kerikil
Percobaan nomor 1
Berat kerikil asli (W1) 500 gram
Berat kerikil kering oven (W2) 479 gram
(W 1 −W 2) 5,485 %
Kelembapan kerikil = x 100 %
W2
Pembahasan : Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 500 gram Kerikil
Asli dan 479 gram Kerikil Kering Oven, dapat diperoleh
kelembapan kerikil sebesar 5,485%.
Tabel2.
Berat Jenis Kerikil
Percobaan nomor 1
Berat benda uji kering permukaan 1000 gram
jenuh (W1)
Berat ember dalam air (W2) 635 gram
Berat ember + benda uji dalam air 1239 gram
(W3)
Berat pasir kering oven (W4) 963 gram
Berat jenis kering = 2,43 gram
W4
(W 2 +W 1−W 3 )
W1 2,52 gram
Berat jenis SSD =
(W 2 +W 1−W 3 )
W4 2,68 gram
Berat jenis semu =
(W 2 +W 4−W 3)
Penyerapan = 3,84 %
(W ¿ ¿ 1−W 4 )
x 100 % ¿
W4
Pembahasan :Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan Berat
Jenuh (W1), Berat Ember dalam Air (W2), Berat Ember + Berat
yaitu 3,84%.
Tabel3.
Berat Volume Batu Pecah (ASTM C29-91)
Pembahasan :Dari data diatas dapat diketahui bahwa berat kerikil dengan rojokan
lebih berat dari pada kerikil tanpa rojokan. Karena kerikil yang
1,9035gram/liter.
Tabel4.
Kerikil Terhadap Lumpur Dengan Cara Pencucian
Percobaan nomor 1
Berat kering belum dicuci (W1) 1000 gram
Berat kering sesduah dicuci (W2) 986 gram
(W 1 −W 2) 1,4 %
Kadar lumpur = x 100 %
W1
Pembahasan :Dari data di atas dapat diketahui bahwa Berat Kering Dicuci (W 1) =
Lumpur yaitu dengan rumus yang sudah ada pada tabel, dan
Tabel 5.
Test Keausan Agregat Kasar
Sampel 1
Berat sebelum di abrasi (W1) 5000 gram
Berat sesudah di abrasi (W2) 4120 gram
(W 1 −W 2) 17,6 %
Keausan = x 100 %
W1
Pembahasan :Dari data di atas kita mengetahui bahwa Berat Sebelum Diabrasi
sebesar 17,6 %.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
sifat bahan konstuksi dari ketiga bahan uji.Dengan praktikum ini juga kita
pertama.
gr
Semen portland memiliki berat jenis 2,956 , konsistensi normal 0,28%,
ml
nilai konsistensi semen ini lebih banyak pengaruhnya saat pencampuran awal
yaitu pada saat pengikatan sampai mengeras. Dan berat volume semen lebih
berat dengan yang dirojok daripada tanpa rojokan, karena semen yang dirojok
akan lebih padat daripada semen tanpa rojokan, dan beban maksimum sangat
Uji pasir mendapati bahwa pasir memiliki kelembapan 10,13 %, berat jenis
kering -496,82, berat jenis SSD 2,352, berat jenis semu 2,455,dan mempunyai
penyerapan 3,333 %. Dan pada percobaan berat volume pasir, pasir yang
dirojok akan lebih berat daripada tanpa rojokan, karena yang dirojok akan
lebih padat daripada tanpa rojokan. Dan kebersihan pasir terhadap lumpur
Uji coba kerikil didapat bahwa kerikil memiliki kelembapan 5,485 %, berat
jenis kering 2,43 gram, berat jenis SSD 2,52 gram, berat jenis semu 2,68
gram, serta memiliki penyerapan %. Dan pada percobaan berat volume batu
pecah, batu pecah yang dirojok akan lebih berat daripada tanpa rojokan,
karena yang dirojok akan lebih padat. Kadar lumpur dengan cara pencucian
halus dan agregat kasar) akan menghasilkan kualitas beton yang memiliki
4.2 Saran
adik-adik tingkat untuk ikut berperan dalam kegiatan praktikum dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
(https://bobiandikaputra.wordpress.com/2013/01/08/definisi-semen-secara-umum/,
Mei 2017)
26 Mei 2017)
(https://oerleebook.wordpress.com/2009/10/07/kerikil-dan-jenisnya/, diakses
(BSN).
Badan Standarisasi Nasional. 1990. Metode Pengujian Kadar Air Agregat. Jakarta:
Pasir untuk Campuran Mortar dan Beton. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
(BSN).
Badan Standarisasi Nasional. 1998. Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga
Portland dengan Alat Vicat untuk Pekerjaan Sipil. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional (BSN).
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Metode Pengujian Waktu Ikat Awal Semen
Portland dengan Alat Vicat untuk Pekerjaan Sipil. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional (BSN).
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin