Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH KERAMIK

MATA KULIAH : REKAYASA BAHAN

Disusun oleh :

Hafisyah Rahmat Putra 2413100120


Qurrotul Uyuniyah 2414100039

DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
Tugas Makalah Mata Kuliah Rekayasa Bahan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Lizda Johar Mawarani dan Bapak Agung Budiono selaku dosen pengajar mata kuliah
Rekayasa Bahan.
2. Orangtua yang selalu membantu, baik secara material dan non-material dalam menyelesaikan
tugas makalah
3. Rekan-rekan kelompok yang telah membantu dalam pengerjaan makalah.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini baik dari segi
materi maupun penyajian. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya
dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, April 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keramik merupakan material yang berkembang dengan pesat aplikasinya dalam berbagai
bidang. Perkembangan teknologi material keramik semikonduktor juga ikut berkembang seiring
dengan kemajuan teknologi sekarang ini. Hal tersebut ditandai dengan adanya penemuan-
penemuan device yang banyak menggunakan material keramik. Disamping proses pembuatannya
yang mudah, keramik memiliki sifat-sifat yang memungkinkan untu digunakan dalam berbagai
aplikasi di kehidupan manusia. Sifat-sifat yang dimiliki oleh keramik diantaranya adalah kuat,
tahan korosi, kapasitas panas baik, konduktivitas panas rendah, sifat listrik dapat berupa isolator,
titik leleh tinggi, tahan terhadap temperatur tinggi, dan lain-lain. Aplikasi dari material keramik
inipun sangat luas, diantaranya pada peralatan makan, perabot pada kamar mandi, pipa saluran,
karya seni, regenerator, heat exchanger, semikonduktor bahkan dapat digunakan sebagai super
konduktor. Oleh karena itu perlu diadakannya pembelajaran lebih lanjut mengenai material
keramik.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
a. Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh material keramik?
b. Bagaimana struktur dari material keramik?
c. Bagaimana pemrosesan dari material keramik?
d. Apa aplikasi dari material keramik?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui sifat-sifat dari material keramik.
b. Mengetahui struktur dari material keramik.
c. Mengetahui pemrosesan dari material keramik.
d. Mengetahui aplikasi dari material keramik.
1.4.
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Struktur kristal


Struktur kristal pada bahan keramik yang memiliki ikatan ion biasanya dianggap terdiri dari
muatan listrik ion bukan atom. Ion logam, atau kation, bermuatan positif, karena mereka telah
menyerahkan elektron valensi mereka untuk ion non-logam, atau anion, yang bermuatan negatif.
Karakteristik komponen ion pada keramik berstruktur kristal yang mempengaruhi strukturnya
adalah besar muatan listrik pada tiap komponen dan ukuran kation dan anionnya. Sesuai dengan
karakteristik pertama tadi, kristal harus dalam keadaan netral secara muatannya dimana muatan positif
dan muatan negative memiliki jumlah yang sama. Pada karakteristik kedua yang dimana komponen
ion mempengaruhi ukuran kation dan anion atau r c dan ra karena elemen logam biasanya akan
memberikan elektronnya ketika diionisasi, lalu ukuran kation yang biasanya lebih kecil dari anion dan
ratio rc dan ra lebih kecil dari satu.
Struktur kristal keramik yang stabil terbentuk saat anion yang dikelilingi oleh kation
melakukan kontak seperti gambar dibawah.

Gambar 1. Struktur Kristal Keramik

2.1.1. Struktur Kristal Tipe - AX


Beberapa bahan keramik yang umum adalah mereka yang ada jumlah yang sama dari
kation dan anion. Senyawa ini disebut sebagai senyawa AX, dimana A menunjukkan kation dan
X anion. Ada beberapa jenis struktur kristal untuk senyawa AX yang biasanya dinamai atas
bahan yang menyusunnya.

- Struktur Rock Salt


Struktur kristal AX paling umum adalah natrium klorida (NaCl). Bilangan koordinasi
untuk kedua kation dan anion adalah 6, dan Oleh karena itu rasio radius kation-anion adalah
antara sekitar 0,414 dan 0,732. Satuan untuk struktur kristal ini yang dihasilkan dari formasi
FCC dengan satu anion yang menjadi pusat pada 12 sudut kubik.
Gambar 2. Sel Satuan untuk Struktur Kristal Tipe Rock Salt

- Struktur Cesium Chloride


Gambar dibawah menunjukkan sel satuan untuk cesium klorida (CsCl) struktur kristal.
Bilangan koordinasinya adalah 8 untuk kedua jenis ion. Anion berada di masing-masing sudut
kubus, sedangkan pusat kubus adalah kation tunggal. Pertukaran anion dengan kation, dan
sebaliknya, menghasilkan struktur kristal yang sama. Ini bukan BCC struktur kristal karena
ion dari dua jenis yang berbeda yang terlibat.

Gambar 3. Sel Satuan untuk Struktur Kristal Tipe Cesium Chloride

- Struktur Zinc Blende


Struktur AX zinc blende atau sphalerite memiliki angka koordinasi 4. Seluruh ionnya
tetrahedral dan terkoordinasi dengan baik. Sel satuannya dapat dilihat pada gambar dibawah
dimana semua sudut dan posisi permukaan sel kubik ditempati oleh atom S, sedangkan atom
Zn mengisi posisi tetrahedral interior. Struktur ini menyebabkan keadaan yang setara pada
atom zn dan s sehingga apabila posisinya dibalik akan dalam keadaan sama.
Gambar 4. Sel Satuan untuk Struktur Kristal Tipe Zinc Blende

2.1.2. Struktur Kristal Tipe AmXp


Apabila muatan pada kation dan anion tidak sama, sebuah senyawa dapat terbentuk yang
memiliki formula AmXp, dengan mm dan p tidak lebih dari satu. Contohnya AX 2 atau dalam
bentuk struktur kristalnya yaitu CaF2. CaF2 memiliki ratio radius sebesar 8. Ion kalsiumnya
terposisi pada pusat kubik dengan ion florin berada pada ujungnya. Bentuk dapat dilihat seperti
gambar dibawah.

Gambar 5. Sel Satuan untuk Struktur Kristal Fluoride

2.1.3. Struktur Kristal Tipe AmBnXp


Senyawa keramik dapat memiliki kation lebih dari satu. Contoh dapat dilihat pada
campuran barium titanade. Material ini memiki struktur kristal perovskite. Struktur kristal ini
memiliki temperature diatas 120oC dengan bentuk kristal kubik. Barium berada pada 8 ujung
kubik dan titanium pada pusat kubik dan oksigen terletak pada pusat permukaan tiap kubus.
Strukturnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6. Sel Satuan untuk Struktur Kristal Barium Titanade

2.2. SIFAT MEKANIK


2.2.1. Patah getas keramik

Proses patah getas terdiri dari pembentukan dan propagasi retak melalui penampang bahan
dalam arah tegak lurus terhadap terapan beban. Pertumbuhan retak di kristal keramik dapat
berupa transgranular (yaitu, melalui butir) atau intergranular (yaitu, sepanjang batas butir); untuk
fraktur transgranular, retak merambat di sepanjang kristalografi tertentu (atau pembelahan)
pesawat, pesawat dari tinggi kepadatan atom

Gambar 7. Distribusi Frekuensi dari fracture strength material silicon nitride

Gambar 8. Kurva Stress-Strain


2.2.2. Kemampuan Stress-Strain
a. Kekuatan lentur
Perilaku tegangan-regangan dari rapuh keramik biasanya tidak dipastikan oleh tarik
sebuah menguji seperti diuraikan dalam Bagian 6.2, karena tiga alasan. Pertama, sulit
untuk mempersiapkan dan menguji spesimen memiliki geometri diperlukan. Kedua, sulit
untuk pegangan bahan rapuh tanpa patah mereka; dan ketiga, keramik gagal setelah hanya
sekitar 0,1% regangan, yang mengharuskan bahwa spesimen tarik sempurna sejalan untuk
menghindari adanya tekukan tekanan, yang tidak mudah dihitung.
b. Perilaku elastis
Perilaku tegangan-regangan elastis untuk bahan keramik menggunakan tes lentur ini
adalah hasil tes serupa tarik untuk logam: hubungan linear ada antara stres dan
ketegangan. Gambar 12.33 membandingkan perilaku tegangan-regangan untuk fraktur
untuk aluminium oksida dan kaca.
c. Porositas
Namun, sering terjadi bahwa ini eliminasi pori Proses tidak lengkap dan beberapa
porositas sisa akan tetap (Gambar 13.17). Apa saja sisa porositas akan memiliki pengaruh
yang merusak pada kedua sifat elastis dan kekuatan. Sebagai contoh, telah diamati untuk
beberapa bahan keramik bahwa besarnya modulus elastisitas E menurun dengan volume
yang kecil porositas P menurut persamaan:

d. Kekuatan
Salah satu sifat mekanik menguntungkan keramik adalah kekerasan mereka, yang sering
dimanfaatkan bila tindakan abrasif atau grinding diperlukan; pada kenyataannya, yang
paling sulit dikenal bahan yang keramik. Sebuah daftar dari sejumlah bahan keramik yang
berbeda menurut Knoop kekerasan yang terkandung dalam Tabel 12.6. Hanya keramik
memiliki Knoop hardnesses dari sekitar 1000 atau lebih besar dimanfaatkan untuk abrasif
mereka karakteristik.

e. Deformasi crystallic dan non-crystallic


Setiap deformasi plastik kristal keramik adalah hasil dari gerakan dislokasi; itu
kerapuhan dari bahan-bahan ini dijelaskan, sebagian, dengan jumlah terbatas sistem slip
beroperasi. Modus deformasi plastik untuk bahan bentuk non-kristalin adalah dengan
aliran viskos; resistensi bahan untuk deformasi dinyatakan sebagai viscosity.At kamar
temperatur, viskositas banyak keramik bentuk non-kristalin yang sangat tinggi
2.3. PEMROSESAN DAN APLIKASI
2.3.1. Glass-Ceramics
Pembuatan glass-ceramics diawali dengan pembuatan glasses terlebih dahulu. Pembuatan
glasses dimulai dari pemanasan material sampai diatas titik lelehnya, material yang biasa
digunakan adalah silika-soda (Na2CO3)-limestone (CaCO3). Hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan glasses adalah homogenitas dan tidak berpori. Hasil yang homogen didapat apabila
proses pencampuran dan pelelehan material berjalan dengan lancar. Hasil yang berpori adalah
akibat dari gelembung udara yang muncul saat pemrosesan terjadi.
Terdapat lima metode pembentukan dari glasses diantaranya adalah :
a. Pressing
Metode pressing digunakan pada pembuatan peralatan yang relatif teba seperti piring.
Material dibentuk dengan ditekan dalam cetakan dari bentuk yang diinginkan yang terbuat
besi cor grafit yang dipanaskan agar hasil yang terbentuk lebih sempurna.

Gambar 9. Proses Pressing

b. Blowing
Metode blowing banyak digunakan untuk membentuk guci, botol dan bolam. Ada juga
proses blowing yang dilakukan secara manual yaitu untuk pembuatan karya seni. Dengan
menekan material pada cetakan dan dilakukan blowing agar hasil yang terbentuk sama
seperti pada cetakan yang digunakan.

Gambar 10. Proses Blowing

c. Drawing
Metode drawing digunakan untuk pembentukan bentuk glasses yang panjang seperti
lembaran, tongkat, tabung dan fiber.
d. Sheet Forming
Glasses yang memiliki bentuk lembaran dihasilkan dengan metode kuno yaitu
menggunakan material berbentuk piringan kemudian digiling hingga tipis dan dipoles
hingga menghasilkan lembaran glasses yang transparan. Namun karena proses yang
menghabiskan banyak biaya, kemudian berkembanglah teknologi dari Inggris yaitu seperti
pada gambar di bawah ini.

Gambar 11. Proses Sheet Forming

e. Fiber Forming
Proses pembentukan fiber glass dimulai dari pemanasan material glasses di dalam ruang
pemanas platinum. Material yang berbentuk cair dibentuk dengan metode drawing melalui
orifice-orifce kecil yang ada pada dasar ruang pemanas. Viskositas dari material yang
terbentuk dikendalikan dari temperatur orifice dan ruang pemanas.

Bahan Glass-Ceramics dibuat melalui proses kristalisasi. Proses kristalisasi merupakan


transformasi inorganic glass dalam keadaan noncrystalline yang diubah menjadi crystalline
dengan pemberian temperatur tinggi yang tepat. Glass-Ceramics memiliki sifat yang kuat serta
koefisien ekspansi termal yang rendah, selain itu bahan ini dapat menahan temperatur tinggi.
Aplikasi bahan ini secara umum banyak digunakan pada peralatan makan/barang pecah belah
yang dapat dipanaskan dalam oven (ovenware dan tableware) dan jendela kaca pada oven.
Glass-Ceramics juga banyak digunakan sebagai insulator listrik, substrat untuk pencetakan
corcuit board, heat exchanger serta regenerator.

2.3.2. Clay Products


Clay atau biasa disebut tanah liat merupakan bahan keramik mentah yang banyak
digunakan karena murah dan melimpah. Selain itu, tanah liat juga mudah diolah menjadi
berbagai macam produk. Dengan mencampur tanah liat dengan air (hydroplastic forming), akan
didapatkan bahan yang sangat mudah untuk dibentuk yang kemudian dikeringkan untuk
menghilangkan kandungan airnya (drying) serta dipanaskan dalam temperatur yang sangat tinggi
(firing) untuk meningkatkan kekuatan bahan tersebut. Terdapat dua metode untuk pembentukan
clay prodeucts ini yaitu hydroplastic forming dan slip casting.
Aplikasi dari clay products ini dibagi menjadi dua yaitu structural clay product dan
whiteware. Sesuai dengan namanya, aplikasi dari structural clay product diantaranya adalah batu
bata, ubin serta pipa pembuangan. Sedangkan whiteware, sesuai dengan namanya pula
merupakan keramik yang berwarna putih karena pemanasan dengan temperatur yang sangat
tinggi atau disebut sebagai firing. Aplikasi dari whiteware diantaranya adalah porselen, tembikar,
peralatan makan/barang pecah belah serta peralatan dalam kamar mandi.

Selain pemrosesan glass-ceramics dan clay product diatas terdapat dua jenis pemrosesan lain
yaitu powder pressing dan tape casting serta aplikasi dari keramik yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Keramik memiliki struktur kristal yang bermacam-macam yang tergolong dalam tiga jenis
yaitu struktur kristal tipe-AX, tipe AmXp dan tipe AmBnXp.
b. Sifat pada material keramik dilihat dari ductility dan kekuatan stress-strain.
c. Pemrosesan material keramik yaitu pemrosesan glasses, glass-ceramics, clay product, powder
pressing dan tape casting.
d. Aplikasi dari material keramik adalah peralatan makan, perabot pada kamar mandi, pipa
saluran, karya seni, regenerator, heat exchanger, semikonduktor bahkan dapat digunakan
sebagai super konduktor dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Callister Jr. William D, Material Science and Engineering : An Introduction 8th Edition, John
Wiley&Sons, New York, 2009

Anda mungkin juga menyukai