1. PENDAHULUAN
Osilasi adalah suatu gerak periodik yang umumnya sering digunakan
sebagai sinonim osilasi, pada umumnya terhadap waktu dari suatu hasil
pengukuran.[1] Pada aplikasinya osilasi sering kali ditemui, contohnya saja pada
pendulum jam, shock breaker pada sepeda dan mobil, dan lain sebagainya.
Osilasi harmonik disebabkan oleh gaya pemulih atau gaya balik linier
yaitu resultan gaya yang arahnya selalu menuju titik keseimbangan dan
besarnya sebanding dengan simpangannya, dimana arah gaya selalu
berlawanan dengan arah simpangannya.[2] Dalam keadaan nyata, osilasi lama
kelamaan akan melemah (teredam) karena adanya gaya gesek. Gaya gesek
akan mengakibatkan setiap amplitudo tiap osilasi secara perlahan menurun
terhadap waktu.[3] Hal tersebut yang disebut dengan osilasi teredam.
Namun pada eksperimen kali ini yang akan ditinjau yakni getaran
teredam, hal ini dikarenakan getaran teredam merupakan getaran yang secara
nyata ada karena dialam ini kebanyakan getaran suatu benda itu teredam.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Osilasi menurut teori adalah fenomena alami yang terjadi apabila sistem
diganggu dari posisi kesetimbangan. Osilasi ini terjadi secara terus-menerus
selama sistem masih diberi usikan berupa gaya. Salah satu gerak osilasi yang
umum adalah gerak harmonik sederhana. Syarat gerak harmonik sederhana
yaitu bila percepatan benda berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan
simpangan, maka benda akan bergerak dengan gerak harmonik sederhana.
Perumusan sederhana pada pegas yaitu :
Fx = -Kx (Hukum Hooke)
(1)
Tanda minus menunjukkan bahwa terdapat gaya pemulih (gaya yang menuju
posisi kesetimbangan) apabila diberikan gaya simpangan. Kemudian
hubungannya dengan percepatan :
(2)
( ) atau
Sehingga
Pada sistem osilasi energi mekanik terdisipasi akibat gaya geseknya. Jika
energi mekaniknya berkurang maka dapat diartikan bahwa gerak pada sistem
teredam. Sehingga persamaan yang melibatkan osilasi dan redaman ditulis
sebagai berikut :
(3)
(4)
(5)
(9)
sistem tidak berosilasi dan dikatakan teredam kritis. Dalam hal ini, sistem
setelah dibebaskan dari keadaan diam di beberapa posisi nonequilibrium,
mendekati tetapi tidak melewati posisi kesetimbangan. Grafik posisi terhadap
waktu untuk kasus ini adalah kurva merah pada Gambar 3.[4]
Alat
dirangkai
Posisi setimbang pada sistem osilasi
diukur
waktu (stopwatch)
dinyalakan
Bersamaan dengan melepas ayunan
setelah disimpangkan pada simpangan
tertentu
diamati
Catat waktu yang diperlukan untuk 3
kali ayunan (saat simpangan terbesar),
terus sampai ayunan berhenti berosilasi
diulangi
langkah 1-3 hingga didapat 5
dibuat
Plot grafik simpangan sebagai fungsi
waktu, x (t)
diulangi
Langkah 1-5 dengan simpangan awal
yang berbeda (dilakukan variasi)
5. DATA PERCOBAAN
A = 7.10^-2 meter
A1
t1
A2
t2
A3
t3
A4
4,6
4
3,4
2,8
5,28
11,04
16,54
22,34
4,4
3,6
3,2
2,8
5,47
10,99
16,71
22,47
4,6
4
3,6
3
5,2
11,3
16,87
22,45
4,6
4
3,6
3
t4
5,22
11,08
16,73
22,66
A5
4,6
4
3,6
3
t5
5,36
11,24
16,93
22,48
0,0456
0,0392
0,0348
0,0292
5,302
11,13
16,756
22,48
2,2
1,6
1
0,6
0,2
28,16
33,99
39,56
45,3
50,94
2
1,6
1
0,6
0,2
A = 6.10^-2 meter
3,4 5,44 3,4
2,8 10,98 2,6
2
16,76 2
1,4 24,52 1,2
0,8 28,42 0,6
0,2 33,9 0,2
28,08
33,92
39,42
45,26
50,83
2,6
1,8
1,2
0,6
0,2
5,35
10,91
16,76
22,52
28,1
33,77
3,2
2,6
1,8
1,2
0,6
0,2
28,2
34,07
39,6
45,21
51,33
5,31
11,1
16,59
22,41
28,08
33,85
2,2
1,6
1,2
0,6
0,2
28,07
34,01
39,82
45,41
50,97
2,2
1,6
1
0,6
0,2
28,15
33,96
39,55
45,26
50,98
0,0224
0,0164
0,0108
0,006
0,002
28,132
33,99
39,59
45,288
51,01
3,6
3
2,2
1,6
0,8
0,2
5,26
11,11
16,69
22,54
28,22
33,95
3,6
2,6
2
1,2
0,6
0,2
5,28
11
16,7
22,7
27,98
33,71
0,0344
0,0272
0,02
0,0132
0,0068
0,002
5,328
11,02
16,7
22,538
28,16
33,836
6. PEMBAHASAN
Eksperimen ini adalah mengenai osilasi teredam dan harmonik, yang
mana percobaan ini menggunakan satu set ayunan osilasi teredam, yang
terdiri dari beberapa bagian, yaitu jarum untuk menunjuk skala, pegas serta
skala yang menunjukkan amplitude.
Gerak osilasi harmonik merupakan gerak bolak-balik melalui titik
kesetimbangan dimana banyaknya frekuensi adalah sama, sedangkan osilasi
teredam merupakan gerak osilasi yang dipengaruhi oleh gaya gesek sehingga
lama kelamaan akan berhenti atau simpangannya nol. Percobaan ini memiliki
prinsip bahwa benda yang disimpangkan dengan amplitude tertentu akan
bergerak berulang (bolak-balik) melewati titik setimbangnya. Osilasi (gerak
bolak-balik) yang terjadi ini diakibatkan oleh gaya pemulih yang arahnya selalu
menuju titik setimbang, dan osilasi teredam terjadi akibat adanya gaya redam
yang membuat gerak osilasi berhenti seiring berjalannya waktu.
Pada percobaan kali ini dilakukan dengan 2 kali variasi amplitude (A0).
Percobaan pertama dengan A0 = 7.10-2 meter dan percobaan kedua dengan
A0 = 6.10-2 meter. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan posisi
awal amplitude (A0) yaitu dengan menunjuk skala yang tertera dengan jarum
yang ada pada alat, kemudian setelah itu stopwatch dipencet bersamaan
dengan jarum dilepaskan. Gerak osilasi diamati dan dicatat waktu dan besar
simpangan (A) untuk 3 kali ayunan, hingga ayunan berhenti. Pada A0 = 7.10-2
meter terdapat 9 data hingga ada 27 kali ayunan yang diperlukan obyek
serta
A(m)
Exp1P3 Fit of Sheet1 B"A(m)"
ExpDec1 Fit of Sheet1 B"A(m)"
Model
Exp1P3
Equation
y = A*exp(-A*x)
Reduced C
hi-Sqr
8.13364E5
Adj. R-Squ
0.65271
Value
A(m)
0.04
0.0563
Model
ExpDec1
Equation
y = A1*exp(-x/t1) + y0
Reduced Chi-Sqr
0.0144
6.64143E-7
Adj. R-Square
0.99716
Value
A(m)
Standard Er
Standard Error
A(m)
y0
-0.23012
A(m)
A1
0.28172
0.18996
A(m)
t1
258.68455
195.1108
0.1908
A(m)
A(m)
tau
0.00387
0.00292
179.30647
135.2405
0.02
0.00
0
20
40
t(s)
A(m)
ExpDec1 Fit of Sheet2 B"A(m)"
Exp1P3 Fit of Sheet2 B"A(m)"
Model
ExpDec1
Equation
y = A1*exp(-x/t1)
+ y0
Reduced Chi-Sqr
1.36085E-7
Adj. R-Square
0.035
0.030
0.025
0.9991
Value
Standard Error
-0.06612
0.01949
A(m)
y0
A(m)
A1
0.10841
A(m)
t1
72.16423
16.9122
A(m)
A(m)
k
tau
0.01386
50.02043
0.00325
11.72264
Model
Exp1P3
Equation
y = A*exp(-A*x)
Reduced Chi-S
qr
2.14177E-5
Adj. R-Square
A(m)
0.020
0.85888
Value
A(m)
0.01892
0.04648
Standard Error
0.00681
0.015
0.010
0.005
0.000
5
10
15
20
25
30
35
t(s)
Dari kedua grafik dapat terlihat bahwa semakin besar t maka A nya
semakin besar dan sebaliknya. Perioda pada percobaan 1 lebih besar daripada
periode percobaan 2, karena amplitude percobaan 1 lebih besar dari
amplitude percobaan 2. Setelah itu, (koefisien redaman), jika dengan besar
m dan k yang sama dapat terlihat bahwa koefisien redam di percobaan 2 lebih
besar dari koefisien redam di percobaan 1. Ini terjadi karena nilai A pada
persamaan
pada percobaan 1 lebih besar dari percobaan 2.
Koefisien redam yang lebih besar membuat benda yang berisolasi cepat
berhenti dan cepat setimbang, hal ini ditunjukkan dengan nilai t yang lebih
kecil pada percobaan 2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan koefisien redaman
diantaranya pengaruh gesekan udara yang tidak sama,redaman udara,serta
gesekan udara.oleh karena itu koefisien redaman tidak memiliki literatur yang
tetap karena setiap kali percobaan akan memiliki diatas yang berbeda.
Kesalahan-kesalahan dalam percobaan ini diantaranya, kekurang hatihatian praktikan dalam praktikum yang menyebabkan gerakan osilasi tidak
lancar, seperti gerakan di atas meja tempat didudukkannya alat. Kesalahan
dalam mengamati skala sehingga memperbesar ketidaktelitian hasil.
Kesalahan dalam perhitungan, sehingga hasil yang dicari sedikit berbeda
dengan yang diharapkan
Persamaan yang digunakan untuk mencari nilai dari koefisien redaman
yaitu sebagai berikut
7. KESIMPULAN
1) Gerak osilasi harmonik merupakan gerak bolak-balik melalui titik
kesetimbangan dimana banyaknya frekuensi adalah sama, sedangkan
osilasi teredam merupakan gerak osilasi yang dipengaruhi oleh gaya gesek
sehingga lama kelamaan akan berhenti atau simpangannya nol.
2) Nilai-nilai yang dicari:
Pada saat A = 0,07 m
Frekuensi = 0,529 Hz
Periode = 1,889 s
Kecepatan sudut = 3,322 rad/s
Koefisien redaman = 0,056 17,76 K
Pada saat A = 0,06 m
Frekuensi = 0,531 Hz
Periode = 1,879 s
Kecepatan sudut = 3,342 rad/s
Koefisien redaman = 0,052 21,56 K
8. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Halliday, David., Resnick, Robert., & Walker, Jearl . 1997. Fundamental
of Physics. New York: John Winey & Craner
[2]. Serway, Raymond A.1996 . Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Erlangga
[3]. Young, Hugh D. 2000 . Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
[4]. Tipler, Paul A. 1991 . Physics for Science and Engineerin, worth
publisher, Inc.