POLA-POLA PENYEBARAN
KEMUNGKINAN
CARA MENORMALISASIKAN
SISTEM DAN KEADAAN FUNGSI KEADAAN
ESPEKTASI DAN
PROBABILITAS Materi KETIDAKPASTIAN
𝑃12 𝑥, 𝑡 = 𝑃1 𝑥, 𝑡 + 𝑃2 𝑥, 𝑡
7
• Probabilitas dari sebuah elektron pada keadaan yang sangat tinggi pada aplikasi x di
detektor pada waktu t adalah ditentukan dari Modulus Kuadrat dari fungsi :
𝟐
𝑷𝟏 𝒙, 𝒕 ∝ 𝝍𝟏 𝒙, 𝒕
• Pada perlengkapan dengan 1 celah tertutup dan 2 celah terbuk, amplitudo
probabilitass untuk elektron yang mencapai detektor adalah 𝝍𝟐 (x,t), dan intensitas
yang sesuai adalah
𝟐
𝑷𝟐 𝒙, 𝒕 ∝ 𝝍𝟐 𝒙, 𝒕
1
0
• Jika 𝜶𝟏 (𝒙, 𝒕) dan 𝜶𝟐 (𝒙, 𝒕) menunjukkan fase, kita bisa menulis probabilitas amplitudo
sebagai
𝝍𝟏 𝒙, 𝒕 = 𝝍𝟏 𝒙, 𝒕 𝒆𝒊𝜶𝟏 𝒙,𝒕
𝝍𝟐 𝒙, 𝒕 = 𝝍𝟐 𝒙, 𝒕 𝒆𝒊𝜶𝟐 𝒙,𝒕
• Fungsi keadaan disebut juga dengan fungsi gelombang (symbol : Ψ dibaca “psi”)
• Hal ini ditegaskan oleh postulat pertama mekanika kuantum, yang berbunyi:
1
4
• Keadaan sistem kuantum tidak hanya diwakili oleh satu fungsi Ψ (r,t) yang tunggal
tetapi dapat diwakili oleh superposisi (jumlahan) dua fungsi gelombang atau lebih.
𝑵
𝚿 = 𝒄𝒊 𝚿𝒊
𝒊=𝟏
(𝒄𝒊 : konstanta)
1
5
“Setiap keadaan suatu sistem yang dapat diamati secara fisika di dalam mekanika kuantum
dapat dijelaskan oleh suatu fungsi keadaan Ψ yang berisi sejumlah informasi yang dapat
diperoleh secara fisika mengenai keadaan sistem tersebut”
3.3 PROBABILITAS
1
7
• Sistem tidak berinteraksi, semua yang berada dalam keadaan fisik yang sama.
• Dalam menetapkan sebuah ensemble, kita perlu memastikan tidak hanya sifat-sifat partikel dalam
members (ahli-ahli) yang berbeda tetapi juga pada permukaan luar sistem yang lainnya (gravitasi
pada luar medan elektromagnetik) adalah sama
• Untuk menghitung kuantitas ini kita hanya membagi jumlah sistem yang menunjukkan xj (nj) di
(315b) dengan jumlah total eksperimen N
jumlah eksperimen yang menghasilkan x𝑗 n𝑗
=
jumlah total eksperimen 𝑁
1
9
• Menurut aturan kombinasi probabilitas, yang diinginkan Probabilitas hanyalah jumlah probabilitas
untuk setiap peristiwa. Yaitu
𝑷(𝒙𝟑 𝒐𝒓 𝒙𝟕) = 𝑷(𝒙𝟑) + 𝑷(𝒙𝟕)
• Probabilitas mendapatkan salah satu nilai-nilai x 1 atau x 2 atau x 3 atau ... atau x M adalah
𝑃(𝑥1 𝑜𝑟 … 𝑜𝑟 𝑥𝑀) = 𝑃(𝑥1) + 𝑃(𝑥2) + ⋯ + 𝑃(𝑥𝑀)
𝑀
= 𝑃(𝑥𝑗 )
𝑗=1
• Di mana penjumlahan mencakup semua nilai x j dalam daftar
• Namun jumlah n j, jumlah pengukuran yang memberikan x j - atas semua nilai yang mungkin
dari x j sama dengan N. Jadi, seperti yang diiklankan.
• Probabilitas mutlak menemukan partikel pada nilai x antara, katakanlah, x 0 dan x 0 + dx adalah
P (x 0) dx.
• Dari P (x), kondisi normalisasi (3.20) menjadi
∞
−∞ 𝑷 𝒙 𝒅𝒙 = 𝟏. Normalisasi Kondisi
2
1
• Kita bisa menghitung rata-rata keadaan dari probabilitas (3.16 Sebuah); yaitu,
𝒙 = σ𝑴
𝒋=𝟏 𝒙𝒋 𝑷(𝒙𝒋 ) [Untuk keadaan terbatas]
• Peluang mendapatkan nilai dalaminterval imal tak terbatas s dari x ke x + dx P (x) dx, sehingga
ekspresi kita untuk rata-rata keadaan posisi adalah
𝒙
𝒙 = −𝒙 𝒙 𝑷 𝒙 𝒅𝒙 Rata-rata keadaan
2
2
• Dispersi adalah ukuran kuantitatif sejauh mana hasil individu berfluktuasi tentang rata-rata
ansambel. Bersama dengan nilai rata-rata.
Gambar 3.4 Dua kepdatan probabilitas menurunkan angka batas atau rata-rata ansambel (x). Hasil
Individu memberikan kepadatan probabilitas yang sempit (a) fluktuasi sangat kecil mengenai (x) dan
karenanya memberikan standar deviasi kecil, sebaliknya 10 luasnya penyimpangan (b)
2
3
• Secara akurat mencirikan sejumlah data besar, Misalnya, penyebaran suhu di Oklahoma sangat
besar; Sementara itu di Houston kecil-ini adalah nilai rata-rata yang tinggi di sana itulah masalahnya.
• Untuk pengukuran posisi, dispersi hasil sekitar (x) didefinisikan sebagai
(∆𝒙)𝟐 ≡ (𝒙 − 𝒙 )𝟐 dispersion
3.4 POSTULAT BORN
2
5
• Mekanikan kuantum berbicara dalam Bahasa probabilitas, probability didefinisikan dalam bentuk
keadaan. Ciri ini dari teori kuantum adalah sangat penting.
Aturan
Mekanika kuantum menggambarkan hasil dari pengukuran ansambel, dimana pengukuran ansambel
terdiri atas jumlah yang sangat besar dari percobaan yang identic, system yang tida berinteraksi, semua
yang telah disiapkan identic segingga berada dalam keadaan yang sama
2
6
• Dalam fisika kuantum, sebuah keadaan dispesifikasikan oleh fungsi gelombang. Jadi ketika kita
mengatakan “anggota dari keadaan berada dalam suatu keadaan, kita mengartikan bahwa mereka
telah diwakilkan oleh fungsi gelombang yang sama.
2
7
• Hukum tertulis dari solusi Born untuk permasalahan bagaimana memperoleh informasi keluar dari
fungsi keadaan kuantum dalam postulat yang lain. Rencana, penarikan kembali, ditafsirkan seperti
fungsi sebagai probabilitas amplitude
• Kuantitas modulus kuadrat adalah probabilitas massa jenis. Dinyatakan dalam bentuk posisi, berikut
adalah postulat baru:
Postulat kedua dari mekanika kuantum
Jika sebuah system dalam keadaan kuantum direpresentasikan oleh sebuah fungsi gelombang ,
selanjutnya 𝑃 𝑑𝑣 = 𝜓 2 𝑑𝑣 adalah probabilitas yang dalam pengukuran posisi pada saat t, partikel akan
terdeteksi kedalam elemen volume yang sangat keci 𝑑𝑣
2
8
• Sebagai contoh, probabilitas massa jenis untuk partikel tunggal dalam tiga dimensi dalam suatu
keadaan direpresentasikan oleh fungsi gelombang 𝜓 𝑟, 𝑡 adalah
𝟐
𝑷 𝒓, 𝒕 = 𝝍 𝒓, 𝒕 = 𝝍 𝒓, 𝒕 𝝍 𝒓, 𝒕
• Probablilitas dari penemuan sebuah bentuk partikel dalam elemen volume tiga dimensi yang sangat
kecil 𝑑3 𝑟 tentang 𝑟0 adalah hanya apa yang diharapkan
𝑷 𝒓𝟎 , 𝒕 𝒅𝒗 = 𝝍 𝒓𝟎 , 𝒕 𝝍 𝒅 𝒓𝟎 , 𝒕 𝒅𝒗
2
9
• Dalam percobaan yang sebenarnya kita tidakbisa menempatkan partikel pada sebuah titik; sebagus
– bagusnya,kami mungkin bisa menentukan apabila partikel tersebut sangat kecil tapi dalam wilayah
yang terbatas dari nilai posisi.
• Bagaimana mengitung probabilitas dari penemuan partikel disuatu tempat dalam wilayah yang
terbatas tersebut.(sejak kita tida dapat menghitung posisi dengan lebih akurat dari pada ini, kami
tidak peduli dimana dalam wilayah tersebut partikel berada).
• Menjumlahkan probabilitas dari individu 𝑃(𝑥,𝑡)𝑑𝑥 untuk semua nilai x. “jumlah” disini mengartikan
“integrase”, jadi probabilitas yang diinginkan:
𝒂, 𝒃 ≡ 𝑷 𝒂, 𝒃 𝒕
𝒃 𝒃
𝟐
≡ න 𝑷 𝒙, 𝒕 𝒅𝒙 ≡ න 𝝍𝒙,𝒕 𝒅𝒙
𝒂 𝒂
3
0
• Werner Heisenberg dan Erwin Schrodinger dengan cepat telah mengembangkan mesin untuk
menyuling dari informasi fungsi gelombang tentang posisi, momentum dan lainnya yang tidak
tampak
3.5 FUNGSI KEADAAN
3
2
• Pentingnya normalisasi dari fungsi keadaan interpretasi Born adalah amplitudo probabilitas posisi.
∞
න 𝑷 𝒙 𝒅𝒙 = 𝟏
−∞
• Untuk menghitung sebuah posisi saat waktu t, kita akan menemukan partikel di ruang manapun.
(Integral ini hanya generalisasi dari salah satu persamaan di semua ruang).
• Interpretasi lahir dari fungsi keadaan dapat dipercaya (sesuai logika), kerapatan probabilitas posisi
yang dihitung dari fungsi keadaan harus merupakan kepadatan probabilitas mutlak.
∞ ∞
න 𝑷 𝒙, 𝒕 𝒅𝒙 = න 𝝍 𝒙, 𝒕 𝒅𝒙 ∗ 𝝍 𝒙, 𝒕 𝒅𝒙 = 𝟏
−∞ −∞
3
3
• Inti normalisasi adalah probabilitas untuk menemukan partikel di mana saja di ruang manapun, jadi
dalam kasus ini kita harus mengintegrasikan seluruh ruang - yaitu, kita memerlukan integral
berkenaan dengan elemen volume yang sangat kecil 𝑑𝑣 = 𝑑3𝑟
න 𝝍 𝒓, 𝒕 𝒅𝒙 ∗ 𝝍 𝒓, 𝒕 𝒅𝒗 = 𝟏
3
4
• Banyak mekanika kuantum pemula secara tidak benar menyimpulkan dari kondisi normalisasi
bahwa fungsi keadaan itu sendiri tidak dapat diperluas melalui ruang kosong-yaitu, bahwa 𝜓 𝑥, 𝑡
harus tidak nol hanya di wilayah tempat yang terbatas.
• Jika sebagai x mendekati ± ∞, fungsi meluruh menjadi nol dengan cukup cepat sehingga integral
normalisasi terbatas. Jadi kondisi yang mengikuti logika dari persamaan ini adalah
𝝍 𝒙, 𝒕 −→ 𝟎 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒙 = ∞
3
5
• Cukup dengan teori abstrak. Misalkan kita sedang berhadapan dengan sebuah fungsi
ψ(x,t) yang integral normalisasi sama dengan jumlah terbatas selain 1:
∞
න 𝝍 𝒙, 𝒕 . 𝝍 𝒙, 𝒕 𝒅𝒙 = 𝑴
−∞
• Atau dapat digunakan :
𝟏
𝝍 𝒙, 𝒕 = 𝝍′ 𝒙, 𝒕
𝑴
• Memenuhi kondisi yg diinginkan
∞
𝟏 ′
𝟏
න 𝝍 𝒙, 𝒕 ° 𝝍′ 𝒙, 𝒕 𝒅𝒙 = 𝟏
−∞ 𝑴 𝑴
3
6
Contoh 3.3.
Untuk sec bagaimana prosedur normalisasi bekerja, mari kita kembali ke fungsi gelombang partikel dengan
osilator harmonik potensial seperti yang kita lihat pada Contoh 3.2 [Eq. (3.13)):
′ −𝛽2 𝑥 2 /2 −𝐸𝑡/h
𝜓 𝑥, 𝑡 = 𝐴𝑒 𝑒
• Evaluasi integral normalisasi untuk fungsi (3.32a), kita dapatkan
∞ ∞ 2𝑥2 𝜋
−∞ 𝜓 ′ 𝑥, 𝑡 . 𝜓′ 𝑥, 𝑡 𝑑𝑥 = 𝐴2 −∞ 𝜓 ′ 𝑥, 𝑡 𝑒 −𝛽 𝑑𝑥 = 𝐴2
𝛽2
• Kemudian
1
𝛽2 4
𝐴=
𝜋
• Sehingga
1
𝛽2 4 2 𝑥 2 /2
𝜓 ′ 𝑥, 𝑡 = 𝑒 −𝛽 𝑒 −𝐸𝑡/h
𝜋
3
7
kondisi normalisasi
Sehingga
3
9
• Kita telah melihat bagaimana fakta fisik bahwa partikel haruslah ada di suatu tempat
membatasi kelas fungsi – fungsi yang diterima secara fisik untuk fungsi yang dapat
dinormalisasikan. Tapi ke-normalitas-an bukan satu-satunya syarat matematika sebuah
fungsi harus memenuhi jika itu untuk mewakili keadaan kuantum.
4
0
• Yang pertama dari kondisi ini mengikuti interpretasi Born dari fungsi keadaan sebagai amplitudo
probabilitas posisi.
• Pada setiap waktu, nilai probabilitas untuk menemukan partikel dalam wilayah yang sangat kecil
dari ruang harus unik
• Ini berarti bahwa fungsi keadaan harus mengasumsikan hanya satu nilai pada setiap waktu - yaitu,
bahwa hal itu harus bernilai tunggal.
41
ℏ 𝝏𝟐 𝝏
− 𝟐 𝝍 𝒙, 𝒕 + 𝑽 𝒙 𝝍 𝒙, 𝒕 = 𝒊ℏ 𝝍 𝒙, 𝒕 (3.39)
𝟐𝒎 𝝏𝒙 𝝏𝒕
43
44
𝜕𝜓 𝑥,𝑡
Kondisi lain juga mengikuti dari kehadiran turunan kedua dari pada
𝜕𝑥 2
persamaa Schrodinger (3.39).
Kita mendefinisikan turunan kedua dalam istilah turunan pertama, dan kita dapat
mendefinisikan turunan pertama hanya jika fungsi yang dibedakan kontinu.
Kebetulan, interpretasi Born memberikan insentif lain untuk mengharuskan ψ (x, t)
kontinu: jika tidak, maka pada titik diskontinuitas, nilai modulus kuadrat tidak akan
menjadi unik, dalam hal ini kita tidak bisa menafsirkan secara bermakna nilai ini sebagai
kerapatan posisi probabilitas.
3.6 EKPETASI DAN KETIDAKPASTIAN
46
.
48
Perhatikan titik zo dalam elemen yang sangat kecil dr. Produk dari P (x0, t) dx adalah
probabilitas untuk mendeteksi malai pada interval da pada waktu t Sekarang, nilai Q (x) pada
titik ini, adalah Q (z0), sehingga probabilitas untuk memperoleh nilai ini Dalam pengukuran Q (z)
hanya P (x0, t) dx, Artinya, kita dapat menggunakan kerapatan probabilitas posisi sebagai faktor
pembobotan dalam kalsalan nilai harapan dari setiap pengamatan yang bergantung hanya pada
posisi, terhadap kecerdasan
∞
𝑸(𝒙) = න 𝜳⃰ 𝒙, 𝒕 𝑸 𝒙 𝜳 𝒙, 𝒕 𝒅𝒙
−∞
50
Perhatikan titik zo dalam elemen yang sangat kecil dr. Produk dari P (x0, t) dx adalah
probabilitas untuk mendeteksi malai pada interval da pada waktu t Sekarang, nilai Q (x) pada
titik ini, adalah Q (z0), sehingga probabilitas untuk memperoleh nilai ini Dalam pengukuran Q (z)
hanya P (x0, t) dx, Artinya, kita dapat menggunakan kerapatan probabilitas posisi sebagai faktor
pembobotan dalam kalsalan nilai harapan dari setiap pengamatan yang bergantung hanya pada
posisi, terhadap kecerdasan
∞
𝑸(𝒙) = න 𝜳⃰ 𝒙, 𝒕 𝑸 𝒙 𝜳 𝒙, 𝒕 𝒅𝒙
−∞
51
Deviasi standar adalah akar kuadrat dari dispersi. Menurut definisi (3.25), kuantitas
ini, yang ditulis di sini untuk posisi, adalah
𝟏ൗ
∆𝒙 ≡ ∆𝒙 𝟐 = (𝒙 − (𝒙) 𝟐 𝟐
posisi ketidakpastian
kita tidak harus melakukan semua ini setiap saat kita perlu menghitung ketidakpastian. Ada cara
yang lebih mudah: gunakan yang lebih sederhana, lebih nyaman. Ekspresi setara
(∆𝒙)𝟐 = 𝒙𝟐 − 𝒙 𝟐
Hasil ini memungkinkan kita menghitung ketidakpastian posisi untuk keadaan kuantum dari nilai
harapan x dan x2. Bentuk (x2) berikut dari generalisasi (3.44)
54
∞
𝒙𝟐 = න 𝜳⃰ 𝒙, 𝒕 𝒙𝟐 𝜳 𝒙, 𝒕 𝒅𝒙
−∞
Jauh lebih sederhana kan? Berita yang lebih bagus: Pers. (3.45b) menyebabkan sejumlah hasil
penghematan waktu lainnya. Salah satu yang paling bermanfaat adalah:
∆𝒙 = 𝒙 𝟐 if 𝒙 = 𝟎
3.6 PEMBAHASAN TERAKHIR MENGENAI APA
ITU FUNGSI KEADAAN
56
• Hampir setiap pendatang baru untuk mekanika kuantum harus terlibat dalam
perjuangan untuk menyingkirkan jawaban berbasis klasik untuk menyelesaikan
masalah – masalah yang ada pada mekanika kuantum.
• Sirkulasi dari bab ini memberikan jalan keluar dari teka-teki logis ini kita asumsikan
bahwa ada fungsi kompleks yang berhubungan dengan keadaan sistem mikroskopis.
Thank You ^^