Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

EKSPERIMEN FISIKA II
EKSPERIMEN 1 : DERET BALMER DARI SPEKTRUM ATOM
HIDROGEN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika II yang
diampu:

Drs. David Edison Tarigan, M.Si

Oleh:
Febryani Sri Waranti 1604373

Rekan Kelompok:
Ishmael Yudhistira 1604574

LABORATORIUM FISIKA LANJUT


PROGRAM STUDI FISIKA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
A. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan Harga Konstanta Rydberg dan Spektrum Atom Hidrogen.
B. DASAR TEORI
Deret Spektral
Panjang gelombang yang terdapat pada spektrum atomik jatuh pada
kumpulan tertentu yang disebut deret spectral ditemukan pada akhir abad ke-
19. Panjang gelombang dalam setiap deret dapat dispesifikasikan dengan
rumus empiris yang sederhana. Deret spektral pertama ditemukan oleh J.J
Balmer pada tahun 1885 ketika ia mempelajari bagian tampak dari spektrum
hidrogen. Ia menempatkan gas hidrogen dalam sebuah tabung lucutan gas.
Tabung tersebut diberi beda potensial yang tinggi antara katoda dan
anodanya, sehingga terjadi lucutan muatan listrik. Gas hidrogen menjadi
bercahaya dan memancarkan cahaya merah kebiru-biruan. Cahaya ini dapt
dianalisis dengan sebuah spectrometer (alat untuk menyelidiki spektrum).
Pada plat foto akan teramati deretan garis-garis cahaya. Setiap garis
menampilkan sebuah panjang gelombang cahaya. Deretan garis-garis ini
disebut dengan deret Balmer

Pengamatan tersebut menunjukan bahwa gas yang bersuhu tinggi


memancarkan cahaya dengan spektrum garis yang memiliki garis
keteraturannya sendiri. Spektrum gas juga dapat diperoleh dengan
menempatkan gas itu didalam tabung yang diberi beda potensial cukup tinggi.
Gambar berikut menunjukkan spektrum garis yang diperoleh dalam cahaya
tampak (deret Balmer) :
Spektrum yang paling sederhana adalah spektrum gas hidrogen seperti
gambar di bawah ini:

Gambar . Spektrum Atom Hidrogen

Pengamatan menunjukkan bahwa gas yang bersuhu tinggi memancarkan


cahaya dengan spektrum garis yang memiliki garis keteraturannya sendiri.
Spektrum gas juga dapat diperoleh dengan menempatkan gas itu di dalam tabung
yang diberi beda potensial cukup tinggi.

Atom hidrogen merupakan atom yang paling sederhana, terdiri dari sebuah
proton dan sebuah elektron. Pada tahun 1913 Neils Bohr mengajukan postulat
tentang atom hidrogen sebagai berikut:
Berikut merupakan karakteristik dari atom Hidrogen:
1. Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu lintas
edar berbentuk lingkaran (orbit-orbit) mengelilingi inti atom; gerak elektron
tersebut dipengaruhi oleh gaya tarik Coulomb sesuai dengan kaidah
mekanika klasik. Karena elektron yang beredar melalui lintasan cenderung
mengarah ke pusat lingkaran yang disebabkan gaya tarik inti, maka dalam hal
ini timbul gaya tarik menarik antara elektron dan inti atom. Gaya yang
menyebabkan adalah gaya sentripetal dengan gaya coulomb. Menurut Hukum
I Newton :

Dengan r = jarak elektron dengan inti. Bila


q=e

2. Lintas edar elektron (orbit) dalam atom Hidrogen yang mantap (keadaan
stasioner) hanyalah yang mempunyai harga momentum anguler L sebesar:

3. Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti atom tidak
memancarkan energi elektromagnet; dalam hal tersebut energi totalnya
tidak berubah
4. Energi elektromagnet dipancarkan oleh atom apabila suatu elektron yang
melintasi orbit mantap dengan energi Ef pindah (loncat) kesuatu orbit mantap
lain yang berenergi Ef. Substitusi persamaan (1) ke (2) :
Dengan r = jari-jari orbit elektron Kemudian substitusi persamaan (3) ke
persamaan (2) diperoleh:
Garis dengan panjang gelombang tersesar terletak didaerah merah, disebut
Hα yang bersesuaian dengan ni=3, selanjutnya Hβ bersesuaian dengan ni=4
lalu Hγ bersesuaian dengan ni=5 masing-masing terletak didaerah biru dan
hijau, demikian seterusnya dan yang terkecil adalah Hδ yang terletak di
daerah ultra ungu.
Pengukuran panjang gelombang yang dipancarkan oleh atom hidrogen
tereksitasi didasarkan pada prinsip interferensi dengan menggunakan kisi-
kisi. Interferensi konstruktif terjadi bila beda lintasan merupakan kelipatan
dari panjang gelombangnya.
𝑛𝜆 = 𝑑 sin 𝜃
n = orde difraksi
Tetapan Rydberg menurut Bohr
Bohr menemukan bahwa kehadiran tingkat energi diskrit tertentu dalam
atom hidrogen menyarankan adanya hubungan dengan spektrum garis.
Anggaplah jika sebuah elektron pada tingkat eksitasi jatuh ke tingkat yang
lebih rendah, kehilangan energinya dipancarkan sebagai foton cahaya
tunggal. Elektron tidak mungkin ada dalam atom kecuali elektron tersebut
memiliki tingkat energi tertentu. Berikut suatu diagram tingat energi untuk
atom hidrogen :
C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Lampu Balmer (1500 V, 50 mA) 1 buah
2. Power Supply (110-220 V, Vs = 1500 V 1 buah
3. Copy of Rowland Grating 1 buah
4. Spektrometer 1 Set
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mempersiapkan alat alat yang akan digunakan
2. Memposisikan agar lampu Balmer dan spektrometer berada pada suatu
garis lurus
3. Memasang kisi difraksi pada spektrometer dan memastikan agar posisi
kisi lurus dan tegak lurus terhadap teropong .
4. Mengkalibrasi spektrometer dengan mengatur posisi nol derajat pada
meja sudut dengan sudut variabel pada teropong.
5. Menghidupkan power lampu balmer sehingga cahayanya
terdistribusikan ke kisi.
6. Dengan menggunakan teropong, mengamati spektrum warna yang
terbentuk ,baik untuk posisi pergeseran ke kiri maupun ke kanan.
7. Menentukan titik tengah dari spektrum warna, yaitu berupa terang pusat
yang berwarna pink.
8. Menggeserkan teleskop kearah kanan sampai terlihat garis-garis
spektrum warna (orde 1). Menentukan salah satu warna cahaya
ditengah-tengah medan pandang teleskop dan mencatat besar sudutnya.
Mengulangi langkah ini untuk setiap spektrum warna yang terbentuk
pada orde 1.
9. Menggeserkan lagi teleskop kearah kanan sehingga menemukan garis
spketrum warna berikutnya (orde 2) kemudian catat sudutnya pada data
percobaan. Mengulangi langkah ini untuk setiap spektrum warna yang
terbentuk pada orde 2.
10. Mengulangi langkah 8 dan 9 dengan menggeser teleskop kearah
kiri. Sehingga didapatkan dua nilai sudut kanan dan kiri.

E. DATA EKSPERIMEN
D = 1000/10 mm
V = 1500v
Warna Orde Sudut Kanan Sudut Kiri
Ungu 1 2.50 2.12
Biru 1 2.72 2.76
Hijau 1 3.45 3.14
Jingga 1 3.80 3.30
Merah 1 4.30 3.53
Biru 2 5.93 5.50

F. PENGOLAHAN DATA
Dari data hasil percobaan, kita dapat mencari nilai konstanta Rydberg
dengan menggunakan metode Least Square.
Sisi kanan dari terang pusat
Sudut Orde
No Warna 𝒏𝒊 𝛌 (m) 𝝆𝒊 𝝆𝟐𝒊 𝝀𝒊 𝝆𝒊
(°) (n)
1 Ungu 2,50 1 6 𝟒, 𝟑𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,50 20,2500 𝟏, 𝟗𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
2 Biru 2,72 1 4 𝟒, 𝟕𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,4444 𝟐, 𝟓𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
3 Hijau 3.45 1 5 𝟔, 𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,76 22,6757 𝟐, 𝟐𝟖 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
4 Jingga 3,80 1 3 𝟔, 𝟔𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51,8400 𝟒, 𝟕𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
5 Merah 4.30 1 3 𝟕. 𝟓𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51.8400 𝟓, 𝟒𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
6 Biru 5.93 2 4 𝟓, 𝟏𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,444 𝟐, 𝟕𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
Jumlah 𝟐, 𝟎𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝟐, 𝟎𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟓
Nilai konstanta Rydberg (R) diperoleh sebagai berikut:

𝟏𝟎𝟐
𝑹 = 𝟐, 𝟎𝟑 × = 𝟏 × 𝟏𝟎𝟕 𝒎−𝟏
𝟐, 𝟎𝟑 × 𝟏𝟎−𝟓

Sisi kiri dari terang pusat


Warna Sudut Orde
No 𝒏𝒊 𝛌 (m) 𝝆𝒊 𝝆𝟐𝒊 𝝀𝒊 𝝆𝒊
(°) (n)
1 Ungu 2,48 1 6 𝟑, 𝟕𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,50 20,2500 𝟏, 𝟔𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
2 Biru 2,75 1 6 𝟒, 𝟖𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,4444 𝟐, 𝟓𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
3 Hijau 2,85 1 4 𝟓, 𝟒𝟖 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,76 22,6757 𝟐, 𝟔𝟏 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
4 Jingga 3,85 1 5 𝟓, 𝟕𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51,8400 𝟒, 𝟏𝟒 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
5 Merah 5,87 1 3 𝟔, 𝟏𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51,8400 𝟒, 𝟒𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
6 Biru 7,83 1 3 𝟒, 𝟕𝟗 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,4444 𝟐, 𝟓𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
Jumlah 𝟐, 𝟎𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝟏, 𝟖𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟓

Nilai konstanta Rydberg (R) diperoleh sebagai berikut:

𝟏𝟎𝟐
𝑹 = 𝟐, 𝟎𝟑 × = 𝟏, 𝟏𝟑 × 𝟏𝟎𝟕 𝒎−𝟏
𝟏, 𝟖𝟎 × 𝟏𝟎−𝟓

̅ sebagai berikut:
Maka dapar diperoleh nilai rata-rata 𝑹
𝟏𝟎𝟕 𝟏𝟎𝟕
𝟏 × + 𝟏, 𝟏𝟑 ×
̅=
𝑹 𝐦 𝐦 = 𝟏, 𝟎𝟕 × 𝟏𝟎𝟕 𝒎−𝟏
𝟐
dengan nilai ketidakpastiannya adalah standar deviasinya:

∆𝑹 = 𝟎, 𝟎𝟗𝟐 × 𝟏𝟎𝟕
Jadi, nilai konstanta Rydberg (R) yang didapat dari percobaan
adalah (𝟏, 𝟎𝟕 × 𝟏𝟎𝟕 ± 𝟎, 𝟎𝟗𝟐 × 𝟏𝟎𝟕 ) 𝒎−𝟏 , dengan nilai presisi kesalahan
sebagai berikut:
𝜟𝒗 𝟎, 𝟎𝟗𝟐 × 𝟏𝟎𝟕
𝑷𝒓𝒆𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒌𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 = = = 𝟖. 𝟔 %
𝒗 𝟏, 𝟎𝟕 × 𝟏𝟎𝟕

G. ANALISIS DATA
Hasil pengolahan data percobaan didapatkan nilai konstanta Rydberg (R)
adalah (𝟏, 𝟎𝟕 × 𝟏𝟎𝟕 ± 𝟎, 𝟎𝟗𝟑 × 𝟏𝟎𝟕 ) 𝒎−𝟏 . Sedangkan berdasarkan literatur,
nilai nilai konstanta Rydberg (R) adalah 𝟏, 𝟎𝟗𝟕 × 𝟏𝟎𝟕 𝒎−𝟏 . Maka diperoleh
presentase kesalahan akurasi dengan literatur sebesar
𝑹 − 𝑹𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓𝒂𝒕𝒖𝒓 𝟏, 𝟎𝟕 × 𝟏𝟎𝟕 − 𝟏, 𝟎𝟗𝟕 𝐱 𝟏𝟎𝟕
| × 𝟏𝟎𝟎%| = | × 𝟏𝟎𝟎%|
𝑹𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓𝒂𝒕𝒖𝒓 𝟏, 𝟎𝟗𝟕 𝐱 𝟏𝟎𝟕
= 𝟐, 𝟒𝟔%
Terdapat perbedaan hasil antara literatur dengan hasil percobaan, hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut:
a. Ketidakpastian alat ukur sudut tersebut
b. Sebuah garis spektrum masih memiliki ketebalan yang besar
c. Masih terdapat sedikit kekontinuan seperti pada garis merah dan kuning
pada spektrometer.
Untuk mendapatkan data yang mendekati nilai literatur yaitu 𝟏, 𝟎𝟗𝟕 ×
𝟏𝟎𝟕 𝒎−𝟏 sebaiknya saat melakukan percobaan ini di tempat yang benar-benar
gelap sehingga tidak ada cahaya lain yang akan mempengaruhi hasil percobaan.
Selain itu praktikan juga harus menghindari adanya getaran atau tekanan pada
meja tempat diletakkannya alat-alat eksperimen.

H. SIMPULAN
Dari hasil pengolahan data percobaan didapatkan nilai konstanta
Rydberg (R) adalah (1,07 × 107 ± 0,092 × 107 ) 𝑚−1 , dengan nilai
presisi kesalahan sebesar 8.6% dan presentase kesalahan akurasi dengan
literatur sebesar 2,46%.
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur. (1990). Konsep Fisika Modern. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika Jilid 2 Edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

Halliday & Resnick. (1997). Fisika (Terjemahan Pantur Silaban) Edisi III Jilid 2.
Penerbit Erlangga: Jakarta.

Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern. Jakarta : Universitas Indonesia

Sinaga, Parlindungan, Drs. M.Si dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Lab. Fisika
Lanjut. Bandung: Jurusan Fisika FPMIPA-UPI.
LAMPIRAN
TUGAS AKHIR

1. Berdasarkan data yang anda peroleh hitunglah spektrum atom hidrogen yang
terletak pada daerah cahaya tampak (deret Balmer).
Jawab:
Sudut Kanan
Sudut Orde
No Warna 𝒏𝒊 𝛌 (m) 𝝆𝒊 𝝆𝟐𝒊 𝝀𝒊 𝝆𝒊
(°) (n)
1 Ungu 2,50 1 6 𝟒, 𝟑𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,50 20,2500 𝟏, 𝟗𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
2 Biru 2,72 1 4 𝟒, 𝟕𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,4444 𝟐, 𝟓𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
3 Hijau 3.45 1 5 𝟔, 𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,76 22,6757 𝟐, 𝟐𝟖 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
4 Jingga 3,80 1 3 𝟔, 𝟔𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51,8400 𝟒, 𝟕𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
5 Merah 4.30 1 3 𝟕. 𝟓𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51.8400 𝟓, 𝟒𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
6 Biru 5.93 2 4 𝟓, 𝟏𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,444 𝟐, 𝟕𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
Jumlah 𝟐, 𝟎𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝟐, 𝟎𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟓
Sudut Kiri
Warna Sudut Orde
No 𝒏𝒊 𝛌 (m) 𝝆𝒊 𝝆𝟐𝒊 𝝀𝒊 𝝆𝒊
(°) (n)
1 Ungu 2,48 1 6 𝟑, 𝟕𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,50 20,2500 𝟏, 𝟔𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
2 Biru 2,75 1 6 𝟒, 𝟖𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,4444 𝟐, 𝟓𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
3 Hijau 2,85 1 4 𝟓, 𝟒𝟖 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,76 22,6757 𝟐, 𝟔𝟏 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
4 Jingga 3,85 1 5 𝟓, 𝟕𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51,8400 𝟒, 𝟏𝟒 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
5 Merah 5,87 1 3 𝟔, 𝟏𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51,8400 𝟒, 𝟒𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
6 Biru 7,83 1 3 𝟒, 𝟕𝟗 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,4444 𝟐, 𝟓𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
Jumlah 𝟐, 𝟎𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝟏, 𝟖𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟓

2. Tentukanlah harga Konstanta Rydberg.


Jawab:
(1,07 × 107 ± 0,093 × 107 ) 𝑚−1
3. Bandingkanlah harga R yang anda peroleh dari eksperimen dengan dari
literatur, bila harganya menyimpang jauh, coba analisis faktor apa saja yang
menyebabkannya.
Jawab:
Hasil pengolahan data percobaan didapatkan nilai konstanta Rydberg (R)
adalah (1,07 × 107 ± 0,093 × 107 ) 𝑚−1. Sedangkan berdasarkan literatur, nilai
nilai konstanta Rydberg (R) adalah 1,097 × 107 𝑚−1. Maka diperoleh presentase
kesalahan akurasi dengan literatur sebesar
𝑅 − 𝑅𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 1,07 × 107 − 1,097 x 107
| × 100%| = | × 100%| = 2,46%
𝑅𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 1,097 x 107
Terdapat perbedaan hasil antara literatur dengan hasil percobaan, hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut:
d. Ketidakpastian alat ukur sudut tersebut
e. Sebuah garis spektrum masih memiliki ketebalan yang besar
f. Masih terdapat sedikit kekontinuan seperti pada garis merah dan kuning
pada spektrometer.
Untuk mendapatkan data yang mendekati nilai literatur yaitu 1,097 ×
107 𝑚−1 sebaiknya saat melakukan percobaan ini di tempat yang benar-benar
gelap sehingga tidak ada cahaya lain yang akan mempengaruhi hasil percobaan.
Selain itu praktikan juga harus menghindari adanya getaran atau tekanan pada
meja tempat diletakkannya alat-alat eksperimen.
4. Buatlah laporan secara lengkap
Jawab:
Sudah dibuat
NAMA : FEBRYANI SRI WARANTI
NIM : 1604373

EKSPERIMEN 2: FRANCK - HERTZ


TUGAS AWAL

1. Apa yang dibuktikan dengan percobaan Franck-Hertz ini? Jelaskan!


Percobaan Franck-Hertz di rancang untuk membuktikan kebenaran dari
prostat Bohr mengenai modul atom Bohr. Percobaan ini membuktikan bahwa
sebuah atom dapat menyerap atau melepaskan energi apabila jumlah energi
tertentu atau kelipatannya. Percobaan ini menunjukan bahwa energi elektron
dalam atom terkuantisasi Bohr menyatakan bahwa elektron dalam atom
berada pada tingkat energi, percobaan Franc Hertz menunjukan tingkat energi
tersebut.
2. Apa ide dasar Franck Hertz dalam desain alat eksperimennya?

Franck Hertz menemboki uap berbagai unsur dengan elektron yang energi
kinetiknya diketahui dengan memakai alat seperti gambar diatas. Perbedaan
potensial kecil Vo dipasang diantara kisi keping dan pengumpul sehingga
setiap elektron yang mempunyai energi lebih besar dari harga maksimum
tertentu memberi kontribusi pada arus I yang terukur pada amperemeter.
3. Untuk menunjukan hal yang sama Franck-Hertz melakukan dua percobaan
dengan menggunakan cara yang berbeda. Jelaskan masing-masing cara
tersebut! Cara mana yang Anda lakukan?
Cara 1: menembaki uap berbagai unsur dengan elektron yang energinya
diketahui. Dengan memberi beda potensial pada kisi dan keping pengumpul,
setiap elektron yang mempunyai energi lebih besar dari harga maksimum
tertentu akan memberi kontribusi pada arus I yang terukur pada amperemeter.
Ketika elektron bergerak dari filamen menuju keping pengumpul akan terjadi
tumbukan antara elektron dengan atom pada uap tadi. Ketika terjadi
tumbukan elektron akan menyerahkan sebagian atau seluruh energinya
karena atom lebih masif ketika energi kritis tercapai, yaitu ketika energi
elektron telah cukup mengeksitasi atom, arus yang terbaca akan menurun.

Cara 2: mengamati spektrum emisi/uap ketika ditembaki elektron. Cara ini


dilakukan dengan menimbulkan kecutan listrik dalam gas bertekanan rendah
sehingga menimbulkan medan listrik yang mempercepat elektron dan ion
atomik sampai energi kinetiknya cukup untuk mengekstasi atom ketika
terjadi tumbukan medan listrik yang kuat akan menimbulkan emisi radiasi
spektral karakteristik dari gas.
Cara yang saya gunakan adalah cara 1.
4. Jelaskan apa yang terjadi ketika elektron dan atom neon bertumbukan baik
bagi elektron maupun atom!
Ketika terjadi tumbukan atom neon hampir tidak kehilangan energi karena
lebih masif dari elektron. Sedangkan elektron akan kehilangan sebagian atau
seluruh energinya untuk mengeksitasi atom
5. Jelaskan apa yang dimaksud keadaan kritis pada percobaan ini!
Keadaan kritis terjadi ketika energi elektron telah cukup untuk mengeksitasi
atom, sehingga atom mengalami transisi dari keadaan dasar ke keadaan
tereksitasi, akibatnya arus yang terbaca akan menurun.
6. Berapakah energi kinetik elektron ketika beda potensial antara katoda dan
grid 15 volt, 25 volt, dan 40 volt?
V= 15 volt
Ek = 1,6 . 10-19 J x 15 volt = 24 . 10-19 J

V= 25 volt
Ek = 1,6 . 10-19 J x 25 volt = 40 . 10-19 J

V= 40 volt
Ek = 1,6 . 10-19 J x 40 volt = 64 . 10-19 J
LAPORAN PRAKTIKUM
EKSPERIMEN FISIKA II
EKSPERIMEN 2 : FRANCK-HERTZ
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika II yang
diampu:

Drs. David Edison Tarigan, M.Si

Oleh:
Febryani Sri Waranti 1604373

Rekan Kelompok:
Ishmael Yudhistira 1604574

LABORATORIUM FISIKA LANJUT


PROGRAM STUDI FISIKA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
A. TUJUAN PERCOBAAN
Menunjukan bahwa sebuah atom dapat menyerap atau melepaskan energy
apabila jumlah energy itu tertentu atau kelipatannya, atau menunjukan bahwa
energy electron dalam atom itu terkuantisasi.
B. ALAT DAN BAHAN
Set alat percobaan Franck-Hertz
C. DASAR TEORI
Pada tahun 1914, James Franck dan Gustav Hertz melakukan percobaan
yang menunjukkan adanya keadaan tereksitasi pada atom Merkuri di mana
percobaan ini membuktikan prediksi teori kuantum yang menjelaskan bahwa
elektron akan menduduki tingkatan yang diskrit, keadaan terkuantisasi. Elektron-
elektron meninggalkan katoda karena pemanasan filamen pada anoda.
Percobaan Franck-Hertz dirancang untuk membuktikan kebenaran dari
postulat bohr yang dikemukakannya ketika menjelaskan model atom Bohr.
Gambar 1. Menunjukan alat yang digunakan untuk percobaan.

Gambar 1. Set alat percobaan Franck Hertz

Dalam sebuah tabung yang berisi raksa, sebuah filament yang merupakan
sumber dipanaskan sehingga menyebabkan electron-electron dari katoda
dibebaskan dan dipercepat oleh medan listrik yang disebabkan oleh gaya Lorentz.
Arah medan listrik yang disebabkan oleh gaya Lorentz ialah dari grid positif
menuju grid negative. Karena adanya beda potensial antara grid dan Anoda
dimana grid bernilai positif lebih besar dari Anoda maka electron yang sudah ada
diantara keduanya akan diperlambat gerakannya sehingga kemungkinan sedikit
atau bahkan tidak ada electron yang sampai ke anoda yang banyaknya ditunjukan
oleh mikroamperemeter. Keadaan tidak sampainya electron ke anoda, dapat
diakali dengan cara mengkondisikan beda potensial antara katoda-grid dibuat
lebih tinggi dibandingkan potensial antara grid-anoda sehingga energy kinetic
electron akan menjadi tinggi.
Dalam perjalanan electron menuju anoda, electron akan mengalami
tumbukan tidak statis dengan atom raksa yang berada didalam tabung. Hal
tersebut dapat ditunjukan oleh perbedaan ukuran atom yang masiv dengan
electron yang menyebabkan electron memberikan sebagian atau bahakan seluruh
energinya terhadap atom.
Hasil energi kritis sebesar A eV ini ternyata mengemisikan atom sehingga
menimbulkan spektrum UV atau foton dengan panjang gelombang sebesar B nm,
yang juga muncul saat energi kritis sebesar A, 2A, dan 3A . Jarak antara dua
puncak berdekatan merupakan besarnya tegangan eksitasi atom (Ve). Energi
eksitasi atom merupakan perkalian antara muatan listrik elektron dengan tegangan
eksitasi yaitu :

Eeks = eVe

Percobaan ini ialah untuk mempelajari perpindahan energy antara electron


dan atom dari raksa ketika mengalami tumbukan. Sehingga dalam percobaan ini
variable yang diukur ialah kuat arus pada berbagai harga beda potensial antara
grid-katoda.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Menentukan pengukuran dengan rentang tegangan 0V hingga 80V
3. Mengukur besar kuat arus yang terbaca pada mikroamperemeter
4. Mengulangi pengamatan sebanyak tiga kali
5. Merapikan alat dan bahan
E. DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Data pengamatan perubahan besar kuat arus
V (volt) I1 (A) I2 (A) I3 (A)
10 14 13 16
12 16 14 18
14 17 16 20
16 19 17 22
18 20 18 24
20 22 19 24
22 22 20 27
24 23 21 28
26 24 22 30
28 25 24 31
30 26 24 32
32 29 26 34
34 30 28 35
36 30 28 38
38 32 29 40
40 34 30 41
42 32 31 42
44 32 32 30
46 33 22 30
48 34 22 30
50 36 23 32
52 36 24 32
54 37 24 34
56 38 25 36
58 40 26 37
60 41 26 38
62 42 27 39
64 34 28 33
66 36 27 34
68 36 24 35
70 38 26 36
72 40 27 38
74 40 27 38
76 42 28 38
78 43 27 40

F. PENGOLAHAN DATA
Tabel 2. Data besar kuat arus rata-rata
V (volt) 𝐼 ̅ (A)
10 14.33
12 16.00
14 17.67
16 19.33
18 20.67
20 21.67
22 23.00
24 24.00
26 25.33
28 26.67
30 27.33
32 29.67
34 31.00
36 32.00
38 33.67
40 35.00
42 35.00
44 31.33
46 28.33
48 28.67
50 30.33
52 30.67
54 31.67
56 33.00
58 34.33
60 35.00
62 36.00
64 31.67
66 32.33
68 31.67
70 33.33
72 35.00
74 35.00
76 36.00
78 36.67
40.00

35.00

30.00

25.00
I (A)

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78
V (V)

Keadaan eksitasi pertama : Potensial 40 volt dan kuat arus 35 ampere.


Keadaan eksitasi kedua : Potensial 62 volt dan kuat arus 36 ampere.
Keadaan eksitasi ketiga : Potensial 66 volt dan kuat arus 32,33 ampere.
Harga beda potensial antar puncak eksitasi :
Va = V2 – V1 = 62 volt – 40 volt = 22 volt
Vb = V3 – V2 = 66 volt – 62 volt = 4 volt
𝑉𝑎 + 𝑉𝑏 22 + 4
𝑉̅ = = = 13 𝑣𝑜𝑙𝑡
2 2
Eeks = eVe = 13 eV
Demikian dapat kita peroleh terjadi penurunan arus setiap 13 𝑉, energi
eksitasi atom neon sebesar 13 eV.

Kesalahan akurasi:

16,71 𝑒𝑉 − 13𝑒𝑉
| | 𝑥 100% = 22,2%
16,71 𝑒𝑉
G. ANALISIS DATA
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh keadaan eksitasi
pertama yang ditunjukan pada grafik diatas dengan keadaan potensial 40 volt dan
kuat arus 35 ampere. Data berikutnya yaitu pada keadaan potensial 46 volt terjadi
penurunan besar kuat arus menjadi 28,33 ampere yang menunjukan bahwa
elektron yang bertumbukan dengan atom neon memberikan sebagian atau
keseluruhan energi kinetiknya untuk mengeksitasi atom neon. Fenomena ini
terjadi kembali pada eksitasi kedua dan ketiga yang teramati ketika percobaan.
Eksitasi kedua terjadi ketika keadaan potensial 62 volt dan besar kuat arus 32
ampere. Eksitasi ketiga terjadi ketika keadaan potensial 66 volt dan besar kuat
arus 32,33 ampere. Dengan mengacu pada literatur bahwa diketahui energi
eksitasi atom neon adalah sebesar 16,71 eV, maka pada percobaan ini presentase
kesalahan akurasi terhadap literatur sebesar 22,2%.

Perbedaan antara hasil yang didapatkan dari percobaan dengan literature


dari Franck-Hertz disebabkan oleh factor-faktor diantaranya :
1. Terbatasnya pembacaan skala mikroamperemeter, sehingga ketika
mikroamperemeter menunjukan skala 100+, pengamat menurunkan standar skala
pembacaan menjadi 100 dan mempengaruhi skala pembacaan yang lain.
2. Perubahan kuat arus yang sangat kecil sulit diukur karena skala pembacaan
paling kecil sebesar ±2 A. Adapun nilai kuat arus ganjil yang tertera pada data
percobaan ini merupakan hasil perkiraan peneliti karena pointer berada ditengah-
tengah skala. Sebaiknya mikroamperemeter direkontruksi menjadi instrumen
digital sehingga perubahan sekecil apapun terbaca.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:
1. Keadaan eksitasi pertama : Potensial 40 volt dan kuat arus 35 ampere.
2. Keadaan eksitasi kedua : Potensial 62 volt dan kuat arus 36 ampere.
3. Keadaan eksitasi ketiga : Potensial 66 volt dan kuat arus 32,33 ampere.

Besar energi eksitasi yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebesar 13
eV dengan kesalahan akurasi 22,2%.
DAFTAR PUSTAKA

Arthur Beiser. 1989. Konsep Fisika Modern, edisi ketiga. Erlangga, Jakarta
Sinaga, Parlindungan, Drs. M.Si dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Lab. Fisika
Lanjut. Bandung: Jurusan Fisika FPMIPA-UPI.
TUGAS AKHIR

1. Dari data yang saudara peroleh dalam percobaan ini, buatlah grafik antara
kuat arus anoda (I) dan beda potensial grid-katoda (V)!
40.00

35.00

30.00

25.00
I (A)

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78
V (V)

2. Pada harga V berapa saja arus mencapai Imax? Hitunglah selisih V pada
dua harga Imax berurutan!
Keadaan eksitasi pertama : Potensial 40 volt dan kuat arus 35 ampere.
Keadaan eksitasi kedua : Potensial 62 volt dan kuat arus 36 ampere.
Keadaan eksitasi ketiga : Potensial 66 volt dan kuat arus 32,33 ampere.
Harga beda potensial antar puncak eksitasi :
Va = V2 – V1 = 62 volt – 40 volt = 22 volt
Vb = V3 – V2 = 66 volt – 62 volt = 4 volt

3. Dengan memperhatikan kesalahan pengukuran, apakah selisih harga V


pada dua harga Imax dapat dianggap selalu tetap? Coba jelaskan mengapa
hal itu terjadi?
Tidak tetap. Hal ini kemungkinan karena faktor alat yang sudah menurun
performanya terutama dari sensitifitas alat ukur.
4. Carilah referensi untuk spektrum energi atom neon, bandingkan dengan
hasil pengukuran yang anda peroleh dan lakukan analisis bila harga
pengukuran menyimpang jauh dari referensi!
Dari percobaan : Eeks= 13eV
Dari literatur : Eeks=16,71 eV

Kesalahan akurasi:

16,71 𝑒𝑉 − 13𝑒𝑉
| | 𝑥 100% = 22,2%
16,71 𝑒𝑉

Perbedaan antara hasil yang didapatkan dari percobaan dengan literature


dari Franck-Hertz disebabkan oleh factor-faktor diantaranya :
1. Terbatasnya pembacaan skala mikroamperemeter, sehingga ketika
mikroamperemeter menunjukan skala 100+, pengamat menurunkan
standar skala pembacaan menjadi 100 dan mempengaruhi skala
pembacaan yang lain.
2. Perubahan kuat arus yang sangat kecil sulit diukur karena skala
pembacaan paling kecil sebesar ±2 A. Adapun nilai kuat arus ganjil yang
tertera pada data percobaan ini merupakan hasil perkiraan peneliti karena
pointer berada ditengah-tengah skala. Sebaiknya mikroamperemeter
direkontruksi menjadi instrumen digital sehingga perubahan sekecil
apapun terbaca.
5. Buatlah laporan akhir dari percobaan ini!
(terlampir)

Anda mungkin juga menyukai