EKSPERIMEN FISIKA II
EKSPERIMEN 1 : DERET BALMER DARI SPEKTRUM ATOM
HIDROGEN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika II yang
diampu:
Oleh:
Febryani Sri Waranti 1604373
Rekan Kelompok:
Ishmael Yudhistira 1604574
Atom hidrogen merupakan atom yang paling sederhana, terdiri dari sebuah
proton dan sebuah elektron. Pada tahun 1913 Neils Bohr mengajukan postulat
tentang atom hidrogen sebagai berikut:
Berikut merupakan karakteristik dari atom Hidrogen:
1. Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu lintas
edar berbentuk lingkaran (orbit-orbit) mengelilingi inti atom; gerak elektron
tersebut dipengaruhi oleh gaya tarik Coulomb sesuai dengan kaidah
mekanika klasik. Karena elektron yang beredar melalui lintasan cenderung
mengarah ke pusat lingkaran yang disebabkan gaya tarik inti, maka dalam hal
ini timbul gaya tarik menarik antara elektron dan inti atom. Gaya yang
menyebabkan adalah gaya sentripetal dengan gaya coulomb. Menurut Hukum
I Newton :
2. Lintas edar elektron (orbit) dalam atom Hidrogen yang mantap (keadaan
stasioner) hanyalah yang mempunyai harga momentum anguler L sebesar:
3. Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti atom tidak
memancarkan energi elektromagnet; dalam hal tersebut energi totalnya
tidak berubah
4. Energi elektromagnet dipancarkan oleh atom apabila suatu elektron yang
melintasi orbit mantap dengan energi Ef pindah (loncat) kesuatu orbit mantap
lain yang berenergi Ef. Substitusi persamaan (1) ke (2) :
Dengan r = jari-jari orbit elektron Kemudian substitusi persamaan (3) ke
persamaan (2) diperoleh:
Garis dengan panjang gelombang tersesar terletak didaerah merah, disebut
Hα yang bersesuaian dengan ni=3, selanjutnya Hβ bersesuaian dengan ni=4
lalu Hγ bersesuaian dengan ni=5 masing-masing terletak didaerah biru dan
hijau, demikian seterusnya dan yang terkecil adalah Hδ yang terletak di
daerah ultra ungu.
Pengukuran panjang gelombang yang dipancarkan oleh atom hidrogen
tereksitasi didasarkan pada prinsip interferensi dengan menggunakan kisi-
kisi. Interferensi konstruktif terjadi bila beda lintasan merupakan kelipatan
dari panjang gelombangnya.
𝑛𝜆 = 𝑑 sin 𝜃
n = orde difraksi
Tetapan Rydberg menurut Bohr
Bohr menemukan bahwa kehadiran tingkat energi diskrit tertentu dalam
atom hidrogen menyarankan adanya hubungan dengan spektrum garis.
Anggaplah jika sebuah elektron pada tingkat eksitasi jatuh ke tingkat yang
lebih rendah, kehilangan energinya dipancarkan sebagai foton cahaya
tunggal. Elektron tidak mungkin ada dalam atom kecuali elektron tersebut
memiliki tingkat energi tertentu. Berikut suatu diagram tingat energi untuk
atom hidrogen :
C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Lampu Balmer (1500 V, 50 mA) 1 buah
2. Power Supply (110-220 V, Vs = 1500 V 1 buah
3. Copy of Rowland Grating 1 buah
4. Spektrometer 1 Set
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mempersiapkan alat alat yang akan digunakan
2. Memposisikan agar lampu Balmer dan spektrometer berada pada suatu
garis lurus
3. Memasang kisi difraksi pada spektrometer dan memastikan agar posisi
kisi lurus dan tegak lurus terhadap teropong .
4. Mengkalibrasi spektrometer dengan mengatur posisi nol derajat pada
meja sudut dengan sudut variabel pada teropong.
5. Menghidupkan power lampu balmer sehingga cahayanya
terdistribusikan ke kisi.
6. Dengan menggunakan teropong, mengamati spektrum warna yang
terbentuk ,baik untuk posisi pergeseran ke kiri maupun ke kanan.
7. Menentukan titik tengah dari spektrum warna, yaitu berupa terang pusat
yang berwarna pink.
8. Menggeserkan teleskop kearah kanan sampai terlihat garis-garis
spektrum warna (orde 1). Menentukan salah satu warna cahaya
ditengah-tengah medan pandang teleskop dan mencatat besar sudutnya.
Mengulangi langkah ini untuk setiap spektrum warna yang terbentuk
pada orde 1.
9. Menggeserkan lagi teleskop kearah kanan sehingga menemukan garis
spketrum warna berikutnya (orde 2) kemudian catat sudutnya pada data
percobaan. Mengulangi langkah ini untuk setiap spektrum warna yang
terbentuk pada orde 2.
10. Mengulangi langkah 8 dan 9 dengan menggeser teleskop kearah
kiri. Sehingga didapatkan dua nilai sudut kanan dan kiri.
E. DATA EKSPERIMEN
D = 1000/10 mm
V = 1500v
Warna Orde Sudut Kanan Sudut Kiri
Ungu 1 2.50 2.12
Biru 1 2.72 2.76
Hijau 1 3.45 3.14
Jingga 1 3.80 3.30
Merah 1 4.30 3.53
Biru 2 5.93 5.50
F. PENGOLAHAN DATA
Dari data hasil percobaan, kita dapat mencari nilai konstanta Rydberg
dengan menggunakan metode Least Square.
Sisi kanan dari terang pusat
Sudut Orde
No Warna 𝒏𝒊 𝛌 (m) 𝝆𝒊 𝝆𝟐𝒊 𝝀𝒊 𝝆𝒊
(°) (n)
1 Ungu 2,50 1 6 𝟒, 𝟑𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,50 20,2500 𝟏, 𝟗𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
2 Biru 2,72 1 4 𝟒, 𝟕𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,4444 𝟐, 𝟓𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
3 Hijau 3.45 1 5 𝟔, 𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,76 22,6757 𝟐, 𝟐𝟖 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
4 Jingga 3,80 1 3 𝟔, 𝟔𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51,8400 𝟒, 𝟕𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
5 Merah 4.30 1 3 𝟕. 𝟓𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51.8400 𝟓, 𝟒𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
6 Biru 5.93 2 4 𝟓, 𝟏𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,444 𝟐, 𝟕𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
Jumlah 𝟐, 𝟎𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝟐, 𝟎𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟓
Nilai konstanta Rydberg (R) diperoleh sebagai berikut:
𝟏𝟎𝟐
𝑹 = 𝟐, 𝟎𝟑 × = 𝟏 × 𝟏𝟎𝟕 𝒎−𝟏
𝟐, 𝟎𝟑 × 𝟏𝟎−𝟓
𝟏𝟎𝟐
𝑹 = 𝟐, 𝟎𝟑 × = 𝟏, 𝟏𝟑 × 𝟏𝟎𝟕 𝒎−𝟏
𝟏, 𝟖𝟎 × 𝟏𝟎−𝟓
̅ sebagai berikut:
Maka dapar diperoleh nilai rata-rata 𝑹
𝟏𝟎𝟕 𝟏𝟎𝟕
𝟏 × + 𝟏, 𝟏𝟑 ×
̅=
𝑹 𝐦 𝐦 = 𝟏, 𝟎𝟕 × 𝟏𝟎𝟕 𝒎−𝟏
𝟐
dengan nilai ketidakpastiannya adalah standar deviasinya:
∆𝑹 = 𝟎, 𝟎𝟗𝟐 × 𝟏𝟎𝟕
Jadi, nilai konstanta Rydberg (R) yang didapat dari percobaan
adalah (𝟏, 𝟎𝟕 × 𝟏𝟎𝟕 ± 𝟎, 𝟎𝟗𝟐 × 𝟏𝟎𝟕 ) 𝒎−𝟏 , dengan nilai presisi kesalahan
sebagai berikut:
𝜟𝒗 𝟎, 𝟎𝟗𝟐 × 𝟏𝟎𝟕
𝑷𝒓𝒆𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒌𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 = = = 𝟖. 𝟔 %
𝒗 𝟏, 𝟎𝟕 × 𝟏𝟎𝟕
G. ANALISIS DATA
Hasil pengolahan data percobaan didapatkan nilai konstanta Rydberg (R)
adalah (𝟏, 𝟎𝟕 × 𝟏𝟎𝟕 ± 𝟎, 𝟎𝟗𝟑 × 𝟏𝟎𝟕 ) 𝒎−𝟏 . Sedangkan berdasarkan literatur,
nilai nilai konstanta Rydberg (R) adalah 𝟏, 𝟎𝟗𝟕 × 𝟏𝟎𝟕 𝒎−𝟏 . Maka diperoleh
presentase kesalahan akurasi dengan literatur sebesar
𝑹 − 𝑹𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓𝒂𝒕𝒖𝒓 𝟏, 𝟎𝟕 × 𝟏𝟎𝟕 − 𝟏, 𝟎𝟗𝟕 𝐱 𝟏𝟎𝟕
| × 𝟏𝟎𝟎%| = | × 𝟏𝟎𝟎%|
𝑹𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓𝒂𝒕𝒖𝒓 𝟏, 𝟎𝟗𝟕 𝐱 𝟏𝟎𝟕
= 𝟐, 𝟒𝟔%
Terdapat perbedaan hasil antara literatur dengan hasil percobaan, hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut:
a. Ketidakpastian alat ukur sudut tersebut
b. Sebuah garis spektrum masih memiliki ketebalan yang besar
c. Masih terdapat sedikit kekontinuan seperti pada garis merah dan kuning
pada spektrometer.
Untuk mendapatkan data yang mendekati nilai literatur yaitu 𝟏, 𝟎𝟗𝟕 ×
𝟏𝟎𝟕 𝒎−𝟏 sebaiknya saat melakukan percobaan ini di tempat yang benar-benar
gelap sehingga tidak ada cahaya lain yang akan mempengaruhi hasil percobaan.
Selain itu praktikan juga harus menghindari adanya getaran atau tekanan pada
meja tempat diletakkannya alat-alat eksperimen.
H. SIMPULAN
Dari hasil pengolahan data percobaan didapatkan nilai konstanta
Rydberg (R) adalah (1,07 × 107 ± 0,092 × 107 ) 𝑚−1 , dengan nilai
presisi kesalahan sebesar 8.6% dan presentase kesalahan akurasi dengan
literatur sebesar 2,46%.
DAFTAR PUSTAKA
Halliday & Resnick. (1997). Fisika (Terjemahan Pantur Silaban) Edisi III Jilid 2.
Penerbit Erlangga: Jakarta.
Sinaga, Parlindungan, Drs. M.Si dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Lab. Fisika
Lanjut. Bandung: Jurusan Fisika FPMIPA-UPI.
LAMPIRAN
TUGAS AKHIR
1. Berdasarkan data yang anda peroleh hitunglah spektrum atom hidrogen yang
terletak pada daerah cahaya tampak (deret Balmer).
Jawab:
Sudut Kanan
Sudut Orde
No Warna 𝒏𝒊 𝛌 (m) 𝝆𝒊 𝝆𝟐𝒊 𝝀𝒊 𝝆𝒊
(°) (n)
1 Ungu 2,50 1 6 𝟒, 𝟑𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,50 20,2500 𝟏, 𝟗𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
2 Biru 2,72 1 4 𝟒, 𝟕𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,4444 𝟐, 𝟓𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
3 Hijau 3.45 1 5 𝟔, 𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,76 22,6757 𝟐, 𝟐𝟖 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
4 Jingga 3,80 1 3 𝟔, 𝟔𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51,8400 𝟒, 𝟕𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
5 Merah 4.30 1 3 𝟕. 𝟓𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51.8400 𝟓, 𝟒𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
6 Biru 5.93 2 4 𝟓, 𝟏𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,444 𝟐, 𝟕𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
Jumlah 𝟐, 𝟎𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝟐, 𝟎𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟓
Sudut Kiri
Warna Sudut Orde
No 𝒏𝒊 𝛌 (m) 𝝆𝒊 𝝆𝟐𝒊 𝝀𝒊 𝝆𝒊
(°) (n)
1 Ungu 2,48 1 6 𝟑, 𝟕𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,50 20,2500 𝟏, 𝟔𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
2 Biru 2,75 1 6 𝟒, 𝟖𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,4444 𝟐, 𝟓𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
3 Hijau 2,85 1 4 𝟓, 𝟒𝟖 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 4,76 22,6757 𝟐, 𝟔𝟏 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
4 Jingga 3,85 1 5 𝟓, 𝟕𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51,8400 𝟒, 𝟏𝟒 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
5 Merah 5,87 1 3 𝟔, 𝟏𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 7,20 51,8400 𝟒, 𝟒𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
6 Biru 7,83 1 3 𝟒, 𝟕𝟗 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 5,33 28,4444 𝟐, 𝟓𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔
Jumlah 𝟐, 𝟎𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝟏, 𝟖𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟓
Franck Hertz menemboki uap berbagai unsur dengan elektron yang energi
kinetiknya diketahui dengan memakai alat seperti gambar diatas. Perbedaan
potensial kecil Vo dipasang diantara kisi keping dan pengumpul sehingga
setiap elektron yang mempunyai energi lebih besar dari harga maksimum
tertentu memberi kontribusi pada arus I yang terukur pada amperemeter.
3. Untuk menunjukan hal yang sama Franck-Hertz melakukan dua percobaan
dengan menggunakan cara yang berbeda. Jelaskan masing-masing cara
tersebut! Cara mana yang Anda lakukan?
Cara 1: menembaki uap berbagai unsur dengan elektron yang energinya
diketahui. Dengan memberi beda potensial pada kisi dan keping pengumpul,
setiap elektron yang mempunyai energi lebih besar dari harga maksimum
tertentu akan memberi kontribusi pada arus I yang terukur pada amperemeter.
Ketika elektron bergerak dari filamen menuju keping pengumpul akan terjadi
tumbukan antara elektron dengan atom pada uap tadi. Ketika terjadi
tumbukan elektron akan menyerahkan sebagian atau seluruh energinya
karena atom lebih masif ketika energi kritis tercapai, yaitu ketika energi
elektron telah cukup mengeksitasi atom, arus yang terbaca akan menurun.
V= 25 volt
Ek = 1,6 . 10-19 J x 25 volt = 40 . 10-19 J
V= 40 volt
Ek = 1,6 . 10-19 J x 40 volt = 64 . 10-19 J
LAPORAN PRAKTIKUM
EKSPERIMEN FISIKA II
EKSPERIMEN 2 : FRANCK-HERTZ
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika II yang
diampu:
Oleh:
Febryani Sri Waranti 1604373
Rekan Kelompok:
Ishmael Yudhistira 1604574
Dalam sebuah tabung yang berisi raksa, sebuah filament yang merupakan
sumber dipanaskan sehingga menyebabkan electron-electron dari katoda
dibebaskan dan dipercepat oleh medan listrik yang disebabkan oleh gaya Lorentz.
Arah medan listrik yang disebabkan oleh gaya Lorentz ialah dari grid positif
menuju grid negative. Karena adanya beda potensial antara grid dan Anoda
dimana grid bernilai positif lebih besar dari Anoda maka electron yang sudah ada
diantara keduanya akan diperlambat gerakannya sehingga kemungkinan sedikit
atau bahkan tidak ada electron yang sampai ke anoda yang banyaknya ditunjukan
oleh mikroamperemeter. Keadaan tidak sampainya electron ke anoda, dapat
diakali dengan cara mengkondisikan beda potensial antara katoda-grid dibuat
lebih tinggi dibandingkan potensial antara grid-anoda sehingga energy kinetic
electron akan menjadi tinggi.
Dalam perjalanan electron menuju anoda, electron akan mengalami
tumbukan tidak statis dengan atom raksa yang berada didalam tabung. Hal
tersebut dapat ditunjukan oleh perbedaan ukuran atom yang masiv dengan
electron yang menyebabkan electron memberikan sebagian atau bahakan seluruh
energinya terhadap atom.
Hasil energi kritis sebesar A eV ini ternyata mengemisikan atom sehingga
menimbulkan spektrum UV atau foton dengan panjang gelombang sebesar B nm,
yang juga muncul saat energi kritis sebesar A, 2A, dan 3A . Jarak antara dua
puncak berdekatan merupakan besarnya tegangan eksitasi atom (Ve). Energi
eksitasi atom merupakan perkalian antara muatan listrik elektron dengan tegangan
eksitasi yaitu :
Eeks = eVe
F. PENGOLAHAN DATA
Tabel 2. Data besar kuat arus rata-rata
V (volt) 𝐼 ̅ (A)
10 14.33
12 16.00
14 17.67
16 19.33
18 20.67
20 21.67
22 23.00
24 24.00
26 25.33
28 26.67
30 27.33
32 29.67
34 31.00
36 32.00
38 33.67
40 35.00
42 35.00
44 31.33
46 28.33
48 28.67
50 30.33
52 30.67
54 31.67
56 33.00
58 34.33
60 35.00
62 36.00
64 31.67
66 32.33
68 31.67
70 33.33
72 35.00
74 35.00
76 36.00
78 36.67
40.00
35.00
30.00
25.00
I (A)
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78
V (V)
Kesalahan akurasi:
16,71 𝑒𝑉 − 13𝑒𝑉
| | 𝑥 100% = 22,2%
16,71 𝑒𝑉
G. ANALISIS DATA
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh keadaan eksitasi
pertama yang ditunjukan pada grafik diatas dengan keadaan potensial 40 volt dan
kuat arus 35 ampere. Data berikutnya yaitu pada keadaan potensial 46 volt terjadi
penurunan besar kuat arus menjadi 28,33 ampere yang menunjukan bahwa
elektron yang bertumbukan dengan atom neon memberikan sebagian atau
keseluruhan energi kinetiknya untuk mengeksitasi atom neon. Fenomena ini
terjadi kembali pada eksitasi kedua dan ketiga yang teramati ketika percobaan.
Eksitasi kedua terjadi ketika keadaan potensial 62 volt dan besar kuat arus 32
ampere. Eksitasi ketiga terjadi ketika keadaan potensial 66 volt dan besar kuat
arus 32,33 ampere. Dengan mengacu pada literatur bahwa diketahui energi
eksitasi atom neon adalah sebesar 16,71 eV, maka pada percobaan ini presentase
kesalahan akurasi terhadap literatur sebesar 22,2%.
Besar energi eksitasi yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebesar 13
eV dengan kesalahan akurasi 22,2%.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur Beiser. 1989. Konsep Fisika Modern, edisi ketiga. Erlangga, Jakarta
Sinaga, Parlindungan, Drs. M.Si dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Lab. Fisika
Lanjut. Bandung: Jurusan Fisika FPMIPA-UPI.
TUGAS AKHIR
1. Dari data yang saudara peroleh dalam percobaan ini, buatlah grafik antara
kuat arus anoda (I) dan beda potensial grid-katoda (V)!
40.00
35.00
30.00
25.00
I (A)
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78
V (V)
2. Pada harga V berapa saja arus mencapai Imax? Hitunglah selisih V pada
dua harga Imax berurutan!
Keadaan eksitasi pertama : Potensial 40 volt dan kuat arus 35 ampere.
Keadaan eksitasi kedua : Potensial 62 volt dan kuat arus 36 ampere.
Keadaan eksitasi ketiga : Potensial 66 volt dan kuat arus 32,33 ampere.
Harga beda potensial antar puncak eksitasi :
Va = V2 – V1 = 62 volt – 40 volt = 22 volt
Vb = V3 – V2 = 66 volt – 62 volt = 4 volt
Kesalahan akurasi:
16,71 𝑒𝑉 − 13𝑒𝑉
| | 𝑥 100% = 22,2%
16,71 𝑒𝑉