Anda di halaman 1dari 16

AKTIVITAS ZAT RADIOAKTIF

Muhammad Yusuf Amir*),Masita Rais, Venni Putri Dayana


Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar 2015
Abstrak. Sebuah praktikum berjudul ativitas zat radia0ktif telah selesai dilakukan. Dimana
praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki karakteristik pancaran radioaktivitas beberapa zat
radioaktif, menyelidiki dan membandingkan daya tembus sinar alfa, beta dan gamma, menyelidiki
kemampuan berbagai material dalam menyerap radiasi, dan menyelidiki hubungan antara jarak
sumber radioaktif dengan aktivitas sumber. Praktikum ini terbagi menjadi 3 kegiatan yaitu
kegiatan pertama yaitu bertujuan untuk mengenal aktivitas zat radioaktif, kegiatan kedua untuk
mengukur daya tembus sinar beta, dan gamma, dan kegiatan ketiga menyelidiki keberlakuan
hukum kebalikan kuadrat pada perilaku zat radioaktif. Dimana praktikum dilakukan dengan
menggunakan perangkat praktikum yaitu tabung GM, ratemeter, komputer, sumber radiaktif,
sampel holder dan micrometer scrub. Adapun hasil yang diperoleh adalah zat radioaktif akan
memancarkan sinar radioaktivitas yang dikenal sebagai sinar alfa, beta, dan gamma. Dimana Sinar
gamma mempunyai daya tembus yang paling besar dibandingkan dengan sinar beta. Aluminium
mempunyai kemampuan menyerap radiasi sinar alfa, beta, dan gamma yang lebih besar
dibandingkan dengan timbal. Serta diketahui bahwa jarak berbanding terbalik dengan aktivitas
sumber radioaktiv.

KATA KUNCI: Alumunium,Timbal, Radioaktif, sinar , dan , .


PENDAHULUAN
Proses di mana sebuah inti
atom dega karakteristik tidak stabil
memancarkan partikel
subatomik di
istilakan dengan Radioktivitas. Mulanya
penomena ini ditemukan oleh Antoine
Henri Becquerel pada Februari 1896.
Dengan menggunakan bahan fosforesen
Becquerel melakukan experiment. Dia
membungkus sebuah pelat fotografi
dengan menggunakan kertas hitam,
dengan maksud melindunginya dari
cahaya, lalu meletakkannya diatas
sebuah bahan fosforesen. Becquerel
kemudian menyinarinya dengan cahaya
matahari langsung beberapa saat
sebelum mencuci pelatnya. Karena
diketahui bahwa sinar x dapat
menembus kertas, pelet fotografi dalam
bungkusan kertas akan menghitam jika
dalam proses ini terbentuk sinar X.

Namun
awalnya
hasil
experimentnya masih belum begitu jelas.
Tapi tidak sampai disitu becquerel
kemudian menggunakan potasium uranil
disulfat
K2UO(SO4)22H2O.
dan
diperoleh fakta yang menunjukkan
adanya radiasi yang disebabkan oleh
inti.
Dua tahun setelah itu, Marie Curie
meneliti radiasi uranium dengan
menggunakan alat yang dibuat oleh
Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo
(lempengan kristal yang biasanya
digunakan untuk pengukuran arus listrik
lemah), dan Marie Curie berhasil
membuktikan bahwa kekuatan radiasi
uranium sebanding dengan jumlah kadar
uranium yang dikandung dalam
campuran senyawa uranium. Disamping
itu, Marie Curie juga menemukan bahwa

peristiwa peluruhan tersebut tidak


dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan
radiasi uranium dipancarkan secara
spontan dan terus menerus tanpa bisa
dikendalikan. Marie Curie
juga meneliti campuran senyawa
lain, dan menemukan bahwa campuran
senyawa thorium juga memancarkan
radiasi yang sama dengan campuran
senyawa uranium, dan sifat pemancaran
radiasi seperti ini diberi nama
radioaktivitas. Pada tahun 1898, ia
menemukan unsur baru yang sifatnya
mirip dengan bismut. Unsur baru ini
dinamakan polonium diambil dari nama
negara asal Marie Curie, yaitu Polandia.
Setelah itu H. Becquerel dan Marie
Curie melanjutkan penelitiannya dengan
menganalisis
pitch
blend
(bijih
uranium). Mereka berpendapat bahwa di
dalam pitch blend terdapat unsur yang
radioaktivitasnya lebih kuat daripada
uranium atau polonium. Pada tahun
yang sama mereka mengumumkan
bahwa ada unsur radioaktif yang
sifatnya mirip dengan barium. Unsur
baru ini dinamakan radium (Ra), yang
artinya benda yang memancarkan
radiasi. Detail dari penemuan ini dapat
dilihat pada pokok bahasan tentang
Penemuan Radioaktivitas Alam.
Sehubungan dengan radioktifitas
ini, dilakukan sebuah praktikum tentang
radioaktifitas dengan tujuan untuk
menyelidiki
karakteristik
pancaran
radioaktivitas beberapa zat radioaktif,
menyelidiki dan membandingkan daya
tembus sinar alfa, beta dan gamma,
menyelidiki
kemampuan
berbagai
material dalam menyerap radiasi, dan
menyelidiki hubungan antara jarak
sumber radioaktif dengan aktivitas
sumber.

TEORI
Inti radioaktif adalah inti yang
memancarkan sinar radiokatif (sinar ,
, atau ). Akibat pemancaran sinar ini,
inti radioaktif makin lama makin kecil
(meluruh).
Laju
perubahan
inti
radioaktif dinamakan aktifitas inti.
Semakin besar aktifitasnya semakin
banyak inti atom yang meluruh tiap
detiknya, (catatan aktifitas hanya
berhubungan dengan jumlah peluruhan
tiap detik, tidak tergantung pada sinar
apa
yang
dipancarkan).
Aktifitas inti (I) sering dinyatakan
sebagai peluang meluruhnya inti zat
radioaktif:

I N

.....(1)

Aktifitas inti (I) dapat juga


dipandang sebagai laju perubahan inti
radiokatif.

dN
dt

.....(2)

Tanda negatif menunjukkan bahwa


semakin lama N semakin kecil. Dari
persamaan (1) dan (2) kita peroleh:

dN
dt

dt

dN
N

.....(3)

Anggap ketika t = 0 banyaknya inti


adalah No dan pada waktu t banyak inti
adalah N. Dengan mengintegrasi
persamaan (3) kita peroleh:

N N 0 e t

.....(4)
Persamaan
(4)
dinamakan
persamaan
peluruhan
radioaktif
eksponensial. Dimana dinamakan
konstanta peluruhan. Persamaan ini
menunjukkan
bagaimana
sejumlah
bahan radiokatif meluruh terhadap

waktu. Untuk menghitung N0 suatu inti


radioaktif tidaklah mudah, oleh karena
itu bentuk persamaan (4) haruslah
diubah kedalam besaran yang dapat
diukur.

I I 0 e t
dimana,

.....(5)

I t = aktifitas zat radioaktif

tanpa penghalang,

Io

= aktifitas zat

radioaktif tanpa penghalang, t = tebal


bahan penghalang,

koefisien

daya tembus bahan.[1]


Salah satu hukum alam yang
paling umum adalah hukum kebalikan
kuadrat. Seorang saintis menyatakan
bahwa hukum kebalikan kuadrat
merupakan karakteristik dari apa saja
yang berasal dari sumber titik dan
bergerak lurus secara kontinu. Cahaya
dan bunyi berperilaku menurut hukum
kebalikan kuadrat ketika keduanya
keluar dari sebuah sumber titik.
Intensitas cahaya dan bunyi menjadi
seperempat kali lebih kecil bila kita
bergerak sejauh 2 kali dari sumber.
Inilah sebabnya mengapa relasi tersebut
dikenal dengan hukum kebalikan
kuadrat.[2]
METODOLOGI EKSPERIMEN
Dalam melakukan percobaan ini,
digunakan alat dan bahan antara lain
tabung
Geiger-Muller
sebagai
pendeteksi dan pencacah radiasi,
ratemeter untuk membaca hasil cacahan,
kemudian ada komputer sebagai otak
fungsional, sumber radioaktif sebagai
objek penghasil radiasi, rak sampel
untuk meletakkan sumber radiaktif,
sampel holder, bahan penyerap (Timbal
dan Aluminium) dengan ketebalan yang
berbeda-beda, mikrometer sekrup, dan
penggaris.
Terlebih dahulu dimulai dengan
mengatur
tegangan
operasional

(tegangan kerja) detektor GM yang


digunakan yaitu optimal pada tegangan
900
volt.
Dilanjutkan
dengan
menyalakan komputer dan menjalankan
program radiation detector. sehingga
muncul kotak dialog. Pada kotak dialog
tersebut, pada bagian high voltage diisi
dengan 900 dan pada bagian run number
diisi dengan 30 sesuai dengan jumlah
data yang diinginkan. Pada bagian
elapsed time diisi dengan angka 1
artinya data akan dicacah setiap 1 detik.
Untuk kegiatan pertama dengan
tujuan untuk mengenal aktivitas zat
radioaktif dilakukan dengan meletakan
bahan radiaktif yaitu beta pada sampel
holder dan dilatakkan pada rak sampel
kemudian. Lakukan perekaman data
dengan mengklik icon green diamond
pada aplikasi dan menunggu hingga
cacahan data mencapai 30. Setelah itu
save data dengan memberikan nama
spesifik untuk data tersebut. Kemudia
ganti sumber radiaktifnya dengan
gamma dan lakukan prosedural yang
sama. Setalah itu dilanjutkan dengan
merekam aktivitas radiasi latar belakang
yang dilakukan dengan melakukan
perekaman data tanpa sumber radioaktif.
kegiatan kedua bertujuan untuk
mengukur daya tembus sinar , dan .
Pertama meletakkan sumber radioaktif
beta
pada
sampel
holder
dan
meletakkannya pada rak. Kemudian
ambil penghalang berupa alumunium
dengan
ketebalan
tertentu
yang
sebelumnya
diukur
dengan
menggunakan
micrometer
scrub.
Kemudia meletakan penghalang tersebut
diatas rak untuk sumber radioaktif dan
lakukan perekaman data. Lanjutkan
dengan
menggunakan
penghalang
alumunium yang lain dan setala itu ganti
dengan penghalang berupa timbal dan

dilanjutkan dengan sumber radiasi


berupa gamma.
Untuk kegiatan terakhir dilakukan
dengan tujuan untuk membuktikan
hukum kebalikan kuadrat, untuk ini
merekam data untuk sumber radioaktif
masing-masing untuk gamma dan beta

dengan mengatur jarak sampel yang


dikur dari ujung tabung GM ke posisi
sampel holder dengan mistar. Dilakukan
dengan memanipulasi posisi sampel
holder atau posisi sumber radioaktif
yaitu pada rak 1, 3, 5, 7 dan 9.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA

Kegiatan 1: Mengenal Aktivitas Zat Radioaktif


Tabel data 1. Aktivitas Sumber Radioaktif yang Diamati
Sumber radiasi beta
Sumber radiasi gamma
Radiasi latar belakang
(cps)
(cps)
(cps)
82
53
66
12
9
5
1
1
1
67
57
64
6
8
7
0
0
0
55
56
67
11
14
10
2
0
1
60
65
47
6
12
7
1
1
1
71
65
67
12
9
9
1
3
0
62
79
66
9
5
6
1
2
1
63
77
60
8
5
8
0
1
1
50
59
80
6
13
12
0
2
4
64
65
78
9
10
12
4
0
2
53
64
63
7
9
12
0
0
0
82
cps
cps
cps
14
4
maksimum
maksimum
maksimum
cps
cps
cps
64.17
8,933
1.033
rata-rata
rata-rata
rata-rata
Standar
Standar
Standar
9.55017
8,789
1,129
deviasi
deviasi
deviasi
Kegiatan 2: Mengukur daya tembus sinar dan
Tabel data 2.1. Pengaruh Ketebalan Alumunium terhadap Daya Tembus Sinar
Sumber radiasi
: Beta
Aktivitas mula-mula : 0.1 Ci
Waktu paruh
: 28.8 yrs
Jenis penghalang
: Alumunium
Tebal =
Tebal =
Tebal =
Tebal =
|1.470 0.005|
|1.530 0.005|
|2.250 0.005|
|3.100 0.005|
mm
mm
mm
mm
23
34
26
24

27
18
24
29

20
22
17
37

12
12
11
6

11
8
13
18

9
12
10
20

2
2
6
6

5
5
5
4

5
2
3
1

2
1
3
1

1
1
0
1

0
1
2
2

33
18
24
27
19
23

28
22
25
23
19
21

17
30
29
25
17
25

cps
maksimu
m
cps
rata-rata
Standar
deviasi

9
10
13
8
8
6

34
24,2
5,188
847

14
7
11
9
12
11

cps
maksimu
m
cps
rata-rata
Standar
deviasi

11
8
9
10
18
9

18
10,83
333
3,343
376

4
4
2
4
2
2

6
5
1
3
5
4

5
0
5
2
5
2

cps
maksimu
m
cps
rata-rata
Standar
deviasi

6
3,5
67
1,6
95

0
0
2
1
1
1

1
3
1
2
2
1

cps
maksimu
m
cps
rata-rata
Standar
deviasi

2
2
1
2
3
1

3
1,366
667
0,850
287

Tabel data 2.2. Pengaruh Ketebalan Timbal terhadap Daya Tembus Sinar
Sumber radiasi
: Beta
Aktivitas mula-mula : 0.1 Ci
Waktu paruh
: 28.8 yrs
Jenis penghalang
: Alumunium
Tebal =
Tebal =
Tebal =
|1.660 0.005| mm
|2.190 0.005| mm
|4.360 0.005| mm
1
4
1
0
0
0
1
2
0
1

3
0
0
2
2
2
2
1
0
2

cps
maksimum
cps rata-rata
Standar
deviasi

3
0
2
2
1
2
0
1
2
2

4
1,3
1,087
547

0
1
2
2
2
2
1
2
3
1

cps
maksimu
m
cps ratarata
Standar
deviasi

1
1
0
1
1
3
1
2
2
1

2
1
3
1
0
0
2
1
1
1

3
1,3666
67
0,8502
87

1
0
2
0
3
2
1
2
1
1

1
1
1
1
0
0
1
1
0
1

cps
maksimu
m
cps ratarata
Standar
deviasi

0
0
2
2
1
3
1
1
1
3

3
1,1333
33
0,8995
53

Tabel data 2.3. Pengaruh Ketebalan Alumunium terhadap Daya Tembus Sinar
Sumber radiasi
: Gamma
Aktivitas mula-mula : 1 Ci
Waktu paruh
: 5.27 yrs
Jenis penghalang
: Alumunium
Tebal =
Tebal =
Tebal =
Tebal =
|1.470 0.005|
|1.530 0.005|
|2.250 0.005|
|3.100 0.005|
mm
mm
mm
mm
9
8
4
4
7
10
11
5
10
6

8
12
5
12
11
9
9
6
6
6

11
11
8
11
9
9
9
13
10
5

9
14
12
8
6
12
6
8
8
7

9
13
8
3
7
10
10
13
13
8

6
8
6
4
5
9
10
9
11
5

10
11
14
7
6
7
4
9
18
13

10
6
12
16
14
12
9
8
11
10

9
8
13
4
7
11
12
12
2
10

14
11
7
5
15
10
7
7
5
4

7
13
9
13
9
10
8
13
8
10

cps
cps
cps
cps
maksimu
12
maksimu
14
maksimu
18
maksimu
m
m
m
m
cps rata- 8,466 cps rata- 8,566 cps rata- 9,833 cps rata667
667
rata
rata
rata
333
rata
2,556 Standar
2,848 Standar
Standar
3,591 Standar
039
876
deviasi
deviasi
deviasi
977
deviasi

7
6
2
4
5
15
11
12
7
7

15
8,7
3,465
594

Tabel data 2.4. Pengaruh Ketebalan Timbal terhadap Daya Tembus Sinar
Sumber radiasi
: Gamma
Aktivitas mula-mula : 1 Ci
Waktu paruh
: 5.27 yrs
Jenis penghalang
: Timbal
Tebal =
Tebal =
Tebal =
|1.660 0.005| mm
|2.190 0.005| mm
|4.360 0.005| mm
4
9
9
6
10
4
9
6
5
13

6
7
8
3
15
11
13
12
13
9

cps
maksimu
m
cps ratarata
Standar
deviasi

10
7
6
7
11
10
9
10
6
4

15
8,4
3,1028
35

7
8
10
4
4
9
8
10
9
16

11
7
9
8
11
9
4
10
11
14

cps
maksimu
m
cps ratarata
Standar
deviasi

4
9
7
5
16
9
6
9
2
5

16
8,3666
67
3,3782
6

14
10
6
8
5
8
10
10
9
8

9
13
9
10
13
6
8
5
15
13

cps
maksimu
m
cps ratarata
Standar
deviasi

5
10
8
7
7
8
7
14
7
9

14
9,0333
33
2,7975
77

Kegiatan 3: Hukum Kebalikan Kuadrat


Tabel data 3. Hubungan Jarak Sumber Radiasi dengan Daya Serap Radiasi Bahan
Sumber radiasi beta
Sumber radiasi gamma
Jarak (D): |1,20 0,05| cm
Jarak (D): |1,20 0,05| cm
297
255
239
264
229
247
258
223
234
237

243
243
251
239
241
272
239
263
238
226

cps maksimum
cps rata-rata
Standar deviasi

236
236
232
219
245
251
236
266
238
247
297
244,8
16,093
26

Jarak (D): |3,20 0,05| cm


95
98
99
83
93
74
123
103
81
81

92
102
105
84
88
97
95
86
91
101

cps maksimum
cps rata-rata
Standar deviasi

83
86
83
85
94
94
97
102
101
92
123
92,933
33
9,7553
99

Jarak (D): |5,20 0,05| cm


47
38
45
56
47

49
53
42
50
51

45
46
54
47
46

32
33
34
40
36
28
35
29
33
24

23
33
39
23
32
32
30
23
28
32

cps maksimum
cps rata-rata
Standar deviasi

25
40
22
24
40
33
39
35
25
35
40
31,233
33
5,6853
31

Jarak (D): |3,20 0,05| cm


10
22
10
14
12
12
12
11
14
14

20
14
14
9
15
14
13
12
15
15

cps maksimum
cps rata-rata
Standar deviasi

18
20
19
15
14
15
16
9
16
8

24
14.5333
3
4.76867
2

Jarak (D): |5,20 0,05| cm


7
6
10
10
10

11
10
5
8
7

10
7
11
6
8

45
49
65
33
49

56
48
50
48
35

cps maksimum
cps rata-rata
Standar deviasi

42
52
41
34
37
65
46,666
67
7,0237
69

Jarak (D): |7,20 0,05| cm


22
34
23
27
25
26
24
27
37
33

29
29
20
32
41
28
32
31
34
23

cps maksimum
cps rata-rata
Standar deviasi

22
26
32
42
27
26
25
25
23
35
42
28,666
67
5,5914
55

Jarak (D): |9,20 0,05| cm


17
20
31
22
27
15
27
18
22
17

26
18
20
17
23
22
23
27
24
13

cps maksimum
cps rata-rata
Standar deviasi

25
23
15
16
17
11
22
20
23
15
31
20,533
33
4,7469
29

4
9
5
4
10

7
6
6
8
6

cps maksimum
cps rata-rata
Standar deviasi

9
8
3
6
7

12
7.36666
7
2.05918
2

Jarak (D): |7,20 0,05| cm


5
5
2
6
6
11
10
4
3
9

8
9
3
5
4
8
11
9
8
3

cps maksimum
cps rata-rata
Standar deviasi

2
5
3
4
2
2
9
10
2
8

10
6.03333
3
1.86590
7

Jarak (D): |9,20 0,05| cm


5
6
3
3
3
6
5
0
2
4

3
6
6
5
3
4
4
4
2
2

cps maksimum
cps rata-rata
Standar deviasi

5
1
2
9
2
5
8
5
2
2
9
3,9
2,0401
15

Analisis Data
Kegiatan 1. Mengenal aktivitas zat
radioaktif
100
90
80
70
60
MAX CPS 50
40
30
20
10
0

Sehingga

DK =R2 x 100
0,6517 x 100

65,17
Background
radiation
Gamma
radiation
Beta
radiation

KR=100 65,17

34,83 (2 AP)
KR=

x 100

KR
x
100

Grafik 1. Grafik histogram cps rata-rata


latar belakang, sumber radiasi , dan
sumber radiasi
Kegiatan 2. Mengukur daya tembus sinar
, , dan
1. Pengamatan pada sinar beta

34,83
x 10,905
100

3,798

= 1 0 , 905 3,798
untuk masing-masing ketebalan

30
25

ln

20

1=

15
CPS Rereata f(x) = - 10.9x + 32.76

It
Io

R = 0.65
10

24,2
1,033

=2,145
1,470
ln

5
0
1 1.5 2 2.5 3 3.5

Ketebalan Alumunium

It
Io
2=
t
ln

Grafik 2. Hubungan antara cps rata-rata


dengan ketebalan aluminium untuk sinar

Y= -10,905x

10,83
1,033

=1,53
1,530
ln

Sehingga koefisien daya tembus ( )


sumber radiasi sinar beta

=10,905

Dari grafik diperoleh


2

R =0,6517

It
Io
3=
t
ln

3,57
1,033

=0,55
2,250
ln

ln
4 =

KR=

x 100

KR
x
100

It
Io

t
1,37
ln
1,033

=0,09
3,100

1.6
1.4
f(x) = - 0.08x + 1.48
1.2
R
1 = 0.8
0.8
CPS rerata
0.6
0.4
0.2
0
1
2
3
4
5

Ketebalan timbal

= 0,0 7 66 0,0152
untuk masing-masing ketebalan

ln
1=

It
Io

t
1,3
1,033

=0,138
1,666
ln

It
Io
2=
t
ln

1,367
1,033

=0,128
2.190

Grafik 3. Hubungan antara cps rata-rata


dengan ketebalan Timbal untuk sinar

ln

Y= - 0,0766x

Sehingga koefisien daya tembus ( )


sumber radiasi sinar beta

=0,0766

Dari grafik diperoleh

R2=0,8011
Sehingga
2

DK =R x 100

19,9
x 0,0766=0,0152
100

It
Io
3=
t
ln

1,13
1,033

=0,020
4,360
ln

0,8011 x 100
80,1

KR=100 80,1
19,9 (2 AP)

2. Pengamatan pada sinar gamma

10

It
Io

ln
1 =

9.5
9

f(x) = 0.23x + 8.42


R = 0.08

CPS Rerata 8.5

8,467
1,033

=1,431
1,470
ln

8
7.5
1

1.5

2.5

3.5

Ketebalan Alumunium

It
Io
2=
t
ln

Grafik 4. Hubungan antara cps rata-rata dengan


ketebalan Aluminium untuk sinar

8,567
1,033

=1,382
1,530
ln

Y= 0,2283x

Sehingga koefisien daya tembus ( )


sumber radiasi sinar gamma

=0,2283

Dari grafik diperoleh

It
Io
3 =
t
ln

R2=0,0758

9,833
1,033

=1,001
2,250
ln

Sehingga

DK =R2 x 100
0,0758 x 100

7,58
KR=100 7,58

ln
4 =

It
Io

92,42 (2 AP)

KR=
x 100

KR
x
100

92,42
x 0,2283
100

0,2109

= 0,2283 0,2109
untuk masing-masing ketebalan

8,7
1,033

=0,687
3,100
ln

9.2

ln

f(x) = 0.26x + 7.9


8.8 R = 0.95

CPS rerata

1 =

It
Io

t
8,4
1,033

=1,262
1,660

8.6

ln

8.4
8.2
8
1

Ketebalan Timbal

It
Io
2=
t
ln

8,367
1,033

=0,955
2,190
ln

Grafik 5. Hubungan antara cps rata-rata


dengan ketebalan Timbal untuk sinar
Y=-0,2554x

Sehingga koefisien daya tembus ( )


sumber radiasi sinar beta

=0,2554

Dari grafik diperoleh

R2=0,9479
Sehingga

DK =R2 x 100
0,9479 x 100 =94,79

KR=100 94,79
5,21 (4 AP )

KR=

x 100

KR
x
100

5,21
x 0,1606=0,0084
100

= 0,2554 0,0084
untuk masing-masing ketebalan

It
Io
3 =
t
ln

9,033
1,033

=0,497
4,360
ln

Kegiatan 3

300

Tabel 4. Tabel analisa kegiatan 3

250Beta
200

Sumber

Beta

Gamma

Jarak
(D)(cm)

Jarak
kuadrat
(D2)

1/D2

1,20
3,20
5,20
7,20
9,20
1,20
3,20
5,20
7,20
9,20

1,44
10,24
27,04
51,84
84,64
1,44
10,24
27,04
51,84
84,64

0,69
0,10
0,04
0,02
0,01
0,69
0,10
0,04
0,02
0,01

cps
ratarata
248,00
91,60
47,13
29,87
19,43
33,23
13,70
8,27
6,23
3,37

CPS rerata

150
Linear (Beta)
100
50
Gamma
0
0 20 40 60 80 100
Linear (Gamma)

Jarak D2

1274,40
1548,46
1644,56
Grafik 7. Grafik hubungan cps rata-rata
sumber radiasi beta dan gamma dengan
jarak kuadrat.
300
250
200

300

150

CPS rerata

250
200
150

CPS rerata

100
50
0

100
Beta
Linear
(Beta)
Gamma
Linear
(Gamma)

Jarak

Grafik 6. Grafik hubungan cps rata-rata


sumber radiasi beta dan gamma dengan
jarak dari tabung GM

50
0

Beta
Linear (Beta)
Gamma
Linear
(Gamma)

Kebalikan Jarak Kuadrat

Grafik 8. Grafik hubungan cps rata-rata


sumber radiasi beta dan gamma dengan
kebalikan jarak kuadrat.
PEMBAHASAN
Pada kegiatan pertama mengenal
aktivitas zat radioaktif, yang dapat dilihat
pada tabel pengamatan. Dimana dapat
dilihat bahwa untuk data radiasi dengan
sumber beta diperoleh cps maksimum 82
dengan cps rerata sebesar 64,17.
Kemudian untuk gamma diperoleh cps
terbesar yaitu 14 dengan rata-rata cps
8,933. Dan untuk radiasi latar belakang
diperoleh cps maksimum yaitu 4 dan
rerata 1,033. Hasil olahan data dapat

dilihat pada grafik histogram dan


diketahui bahwa beta mempuyai aktivitas
yang terttinggi jika dibandingkan dengan
gamma dan radiasi latar belakang.
Pada Kegiatan kedua yaitu dengan
tujuan mengukur daya tembus sinar , ,
dan . Secara jelas dapat dilihat pada
tabel hasil praktikum dan analisis data
bahwa, pertama untuk sumber radiasi
beta, besar cps berbanding terbalik
dengan ketebalan penghalang yang
digunakan baik itu pada penghalang
alumunium maupun timbal. Dimana cps
yang
mengindikasikan
aktivitasnya
semakin mengecil ketika ketebalan bahan
semakin besar. Hal yang sama juga
berlaku pada sumber radiasi berupa
gamma
meskipun
grafik
tidak
menunjukkan hubungan itu secara pasti.
hal lain yang dapat diamati bahwa
dengan meninjau penghalang dengan
ketebalan terbesar yaitu pada alumunium
sebesar 3.1 mm aktivitas atau cps
maksimum dari sumber radiasi beta yaitu
3 sedangkan gamma sebesar 15 dan hal
yang sama juga teramati pada timbal. Ini
menunjukkan bahwa gamma memiliki
daya tembus yang lebih kuat ketimbang
beta.
Kegiatan ketiga hukum kebalikan
kuadrat dimana hubungan antara cps ratarata dengan jarak sumber dari tabung GM

dapat dilihat pada grafik dan tabel


pengamatan. Dari grafik dan tabel dapat
diketahui
bahwa
jarak
sumber
mempengaruhi aktivitas dari sumber
tesebut. Ini sekaligus membuktikan
keberlakukan hukum kebalikan kudarat
dimana semakin jauh jarak sumber
raidaktif maka aktivitas atau radiasinya
akan semakin kecil.
SIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat
disimpulkan bahwa pertama, setiap zat
radiaktif menghasilkan karakteristik yang
berbeda dimana beta mempunyai
keaktifan yang paling tinggi. Kedua,
gamma mempunyai daya tembus yang
paling besar dan Kemampuan bahan
dalam menyerap energi bergantung pada
ketebahan bahan. Dan terakhir diketahui
bahwa jarak sumber radioaktif dengan
aktivitasnya berbanding terbalik.

REFERENSI
[1] Kenneth S. Krane.
Modern. Jakarta: UI-Press

1992.Fisika

[2] Subaer, dkk. 2015. Penuntun


Praktikum Eksperimen Fisika I Unit
Laboratorium Fisika Modern Jurusan
Fisika FMIPA UNM.

Anda mungkin juga menyukai