Disusun Oleh:
MAULIA SALSA RAHMADIYANI
17/410400/TK/45757
1 1 - k eff
=
C F. S (4)
Harga Keff akan bertambah dengan pertambahan bahan bakar, bila kondisi
1
telah mencapai kritis ( keff = 1 ) parameter C akan menjadi nol. Dengan mengetahui
fraksi berat bahan fisil pada tiap elemen bakar yang telah dimasukkan, massa kritis
reaktor dapat ditentukan.
Penentuan massa kritis juga dapat dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut:
Berdasarkan pendekatan teori difusi 1 kelompok untuk reaktor telanjang
k∞
k eff =
1 + M2 B 2 (5)
k~ dan luas migrasi M2 adalah fungsi dari komposisi material, dapat dianggap konstan.
Dari persamaan (5)
2 2
1 - k∞ + M B
1 - k eff = 2 2
= 1- k ∞ + M 2 B2
1+M B (6)
yang berarti linear terhadap B2 . Untuk kondisi kritis maka B = Bg = buckling
geometri, yang untuk teras silkinder nilainya sbb :
2 2
2 2,405
B = +
R
g
H (7)
dengan ketentuan R dan H masing-masing adalah ruji-ruji dan tinggi teras terektrapolasi.
Dengan penambahan bahan bakar, maka jari-jari teras akan bertambah, sedang
1 1
2
tinggi teras tetap. Dengan demikian dapat dibuat grafik antara C versus R .
1
Harga C = 0 berhubungan dengan ruji-ruji kritis Rc
Massa kritis reaktor selanjutnya dapat ditentukan dari persamaan sbb :
mc = R 2c H (8)
dengan ketentuan
= rapat massa bahan bakar (g/cm3 )
H = tinggi aktif teras reaktor
III. Alat yang Digunakan dan Cara Kerja
a. Alat dan Bahan yang Digunakan
- pencacah
- kertas grafik
- lampu senter (bila perlu)
- kalkulator
- binocular
- Simulator Teras Reaktor Kartini (MCNP)
IV. Hasil
a. Tabel
b. Grafik
0.01
0
1/C
0
2300 2350 2400 2450 2500 2550
massa U-235 (gr)
c. Simulasi MCNP
d. Grafik Kekritisan vs Massa
1.02
1.01
Kritis
0.99
0.98
0.97
2300 2350 2400 2450 2500 2550 2600 2650 2700
Massa Uranium