Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN sampai lebih dari 1 MeV unsur yang nomor

atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik


Ahli fisika Inggris James Clerk Maxwell menyebabkan langkah-langkah penting dalam
mengemukakan bahwa setiap peru’bahan memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan
medan listrik akan menghasilkan medan mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas
magnet, dan setiap perubahan medan magnet gelombang-partikel. fenomena di mana cahaya
akan memicu munculnya medan listrik. mempengaruhi gerakan muatan listrik
Selanjutnya Maxwell menunjukkan bahwa termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal
kelajuan gelombang elektromagnetik dalam sebagai fotokonduktivitas atau photoresistivity
ruang hampa sama dengan kelajuan ), efek fotovoltaik , dan efek
gelombang cahaya. Akhirnya Maxwell fotoelektrokimia.[2]
menyimpulkan bahwa cahaya terdiri dari
gelombang elektromagnetik yang dapat Foton dari sinar memiliki energi
ditangkap oleh mata. Pada pemahaman fisika karakteristik yang ditentukan oleh frekuensi
klasik (sebelum abad ke-19), konsep cahaya. Dalam proses photoemission, jika
gelombang elektromagnetik dari cahaya belum elektron dalam beberapa bahan menyerap
mendapat dukungan eksperimental. Kemudian energi dari satu foton dan dengan demikian
ahli fisika Jerman Heinrich Hertz tahun 1888 memiliki lebih banyak energi daripada fungsi
membuktikan bahwa gelombang kerja (energi ikat elektron) dari materi, itu
elektromagnetik benar adanya dan berperilaku dikeluarkan. Jika energi foton terlalu rendah,
tepat seperti ramalan Maxwell. Dalam elektron tidak bisa keluar dari materi.
eksperimennya, Hertz mendapati bahwa Peningkatan intensitas sinar meningkatkan
percikan sinar pada transmi terterjadi bila jumlah foton dalam berkas cahaya, dan dengan
cahaya ultra ungu diarahkan pada salah satu demikian meningkatkan jumlah elektron, tetapi
logam. Selanjutnya, ditemukan bahwa tidak meningkatkan energi setiap elektron yang
penyebab percikan ini adalah elektron yang dimemiliki. Energi dari elektron yang
terpancar bila frekuensi cahaya cukup tinggi. dipancarkan tidak tergantung pada intensitas
Gejala percikan elektron tersebut kemudian cahaya yang masuk, tetapi hanya pada energi
dikenal dengan efek fotolistrik.[1] atau frekuensi foton individual. Ini adalah
interaksi antara foton dan elektron terluar.
Efek fotolistrik adalah pengeluaran
elektron dari suatu permukaan (biasanya Energi kinetik maksimum 𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 dari elektron
logam) ketika dikenai, dan menyerap, radiasi yang terlepas dirumuskan dengan:
elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = ℎ𝑓 − 𝜑
radiasi ultraungu) yang berada di atas frekuensi
ambang tergantung pada jenis permukaan. Dengan ℎ adalah konstanta planck dan 𝑓
Istilah lama untuk efek fotolistrik adalah efek adalah frekuensi foton. Istilah 𝜑 adalah fungsi
Hertz (yang saat ini tidak digunakan kerja (terkadang dilambangkan w atau ∅ , yang
lagi).Hertz mengamati dan kemudian menghasilkan energi minimum yang
menunjukkan bahwa elektrode diterangi dibutuhkan untuk memindahkan elektron
dengan sinar ultraviolet menciptakan bunga api terdelokalisasi dari permukaan logam. Fungsi
listrik lebih mudah. kerja ini dirumuskan:

Efek fotolistrik membutuhkan foton 𝜑 = ℎ𝑓0


dengan energi dari beberapa elektronvolt
dengan 𝑓0 adalah frekuensi ambang
logam. Energi kinetik maksimum dari sebuah
elektron yang terlepas adalah;

𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = ℎ(𝑓 − 𝑓0 )

Energi kinetik bernilai positif, maka harus


ada 𝑓 > 𝑓0 sehingga efek fotolistrik bisa
muncul.

(gambar percobaan foto listrik)

Pada percobaan efek fotolistrik, ada batas


frekuensi cahaya terendah yang menyebabkan
elektron di katoda melepaskan diri dari atom.
Frekuensi terendah cahaya yang digunakan
agar terjadi peristiwa fotolistrik disebut
frekuensi ambang. Oleh karena, frekuensi
cahaya berkaitan erat dengan energi foton,
energi terkecil yang digunakan untuk
menghasilkan arus elektron.[3]

DAFTAR PUSTAKA

1. Muh.Sugiarto,2013,http://msugiarto85.blog
spot.com/ efek-foto-listrik/,11 oktober 2018
2. Mee, C.; Crundell, M.; Arnold, B.;
Brown,W.(2011),https://id.wikipedia.org/wi
ki/Efek_fotolistrik/11 oktober 2018
3. http://pengertianahli.id/2014/07/pengertian
-efek-fotolistrik-fotoelektron.html
dengan cara yang sama, mengatur potensial
I. METODE EKSPRIMEN penghalang yang lebih kecil dari potensial
penghenti(𝑉 < 𝑉𝑠 ), lalu mengatur potensial
penghalang sama dengan potensial penghenti(𝑉 =
Alat dan bahan yang digunakan dalam 𝑉𝑠 ), dan mengatur potensial penghalang lebih besar
percobaan ini yaitu serangkaian perangkat dari potensial penghenti(𝑉 > 𝑉𝑠 ), pada setiap
pengukura konstanta Plank (PC-101) dan beberapa keadaan tersebut intensitasnya dianaikkan kemudian
buah filter warna (merah, jingga, kuning, hijau, dan diamati perubahan arusnya.
biru). Perangkat
Kegiatan selanjutnya adalah, mengamati
pengaruh frekuensi terhadap potensial penghenti
dengan mancatat panjang gelombang masing-
masing filter warna yang terdapat pada tiap-tiap
filter, lalu mengganti filter biru dengan filter merah
dengan menggunakan tisu, kemudian memasang
potensial penghalang pada nilai nol (dilakukan
seperti kegiatan pertama). Setelah itu kita mengatur
intensitas cahaya sampai terbaca arus pada
layar,kemudian mengukur potensial penghenti pada
posisi tersebut. Lalu melanjutkan pengukuran
dengan filter yang lain.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan I

TABEL 1. Pengaruh Potensial PenghalangTerhadap


Gambar 3. Perangkat Percobaan Efek Fotolistrik Arus.

Percobaan ini memiliki dua kegiatan, yaitu Keadaan Pengaruh Potensial Penghalang
kegiatan pertama mengamati pengaruh intensitas Terhadap Arus
cahaya terhadap arus dan kegiatan kedua yaitu Ada Tidak Ada
𝑉 < 𝑉𝑠 
mengamati pengaruh frekuensi terhadap potensial
penghenti. 𝑉 = 𝑉𝑠 
Kegiatanpertama mengamati pengaruh 𝑉 > 𝑉𝑠 
intensitas cahaya terhadap arus dilakukan dengan
cara mengatur posisi sumber cahaya dari sensor
(sekitar 35 cm), kemudian mengatur posisi pengali Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
arus atau current multiplier pada × 0,01. Setelah pada kegiatan pertama ini bahwa pada ruang gelap
itu, meletakkan filter biru pada jendela tabung, tidak ada penunjukan nilai arus yang ditampil pada
kemudian mengatur intensitas cahaya sampai arus layar. Setelah diberi cahya ada arus yang terbaca
pada layar terbaca, misalnya 3,0 𝜇𝐴 lalu mengukur pada layar.Hal ini menunjukkan adanya aliran arus
potensial penghenti pada posisi tersebut.Mengatur listrik yang terjadi karena adanya elektron yang
voltage direction ke penunjukkan negatif (-). terlepas dari permukaan yang disebut sebagai
Memutar voltage adjustor sampai penunjukan arus elektron-foto. Apabila tegangan (Vs) diperkecil,
pada layar menjadi nol. Mengatur display mod ke arus akan ikut mengecil dan jika tegangan terus
penunjukan voltage, pada layar akan terbaca angka diperkecil sampai nilainya negatif (-Vs), layar akan
yang menjadi nilai potensial penghenti. Kemudian menunjukkans angka nol yang berarti tidak ada
arus listrik yang mengalir atau tidak ada elektron Berdasarkan penjelasan di atas dapat
yang keluar dari permukaan logam. Potensial Vs ini disimpulkan bahwapada kegiatan pertama ini
disebut potensial penghenti. kenaikan intensitas cahaya berpengaruh terhadap
menunjukan kenaikan cacah foton yang menumbuk
Adapun hasil pengamatan terhadap ketiga suatu permukaan logam dan dapat mengakibatkan
keadaan tersebut diperoleh bahwa tidak ada frekuensi semakin meningkat.
perubahan arus yang terjadi ketika potensial
penghalang dibuat lebih kecil dari potensial
penghenti
(𝑉 < 𝑉𝑠 ), demikian juga ketika potensial Kegiatan II
penghalang sama besar potensial penghenti
TABEL 2. Pengaruh Frekuensi Terhadap Potensial
(𝑉 = 𝑉𝑠 ), tidak adaperubahan arus. Disamping itu,
Penghenti.
jika potensial penghalang lebih besar dari potensial
penghenti Filter Panjang Frekuensi Potensial
(𝑉 > 𝑉𝑠 )terjadi perubahan arus. Berdasarkan Warna Gelombang (× Penghambat
pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa (𝒏𝒎) 𝟏𝟎𝟏𝟒 𝑯𝒛) (𝒗𝒐𝒍𝒕)
peningkatan intensitas tidak mempengaruhi Merah 635 4,72 −0,58
kenaikan arus listrik. Disamping itu, menunjukkan Jingga 570 5,26 −0,63
bahwa energi kinetik elektron tidak bergantung Kuning 540 5,56 −0,78
pada besarnya intensitas cahaya. Hal ini juga sesuai Hijau 500 6,00 −0,91
dengan persamaan ℎ 𝑣 = 𝐸𝐾 + 𝑊𝑜 , dimana 𝐸𝐾 = Biru 460 6,52 −1,18
𝑒. 𝑉𝑆 , dimana 𝑉𝑠 merupakan potensial penghenti
yang dipengaruhi oleh besar frekuensi dan panjang
gelombang. Besarnya potensial penghenti ANALISIS GRAFIK DAN ANALISIS DATA
berbanding lurus terhadap frekuensi.

Kegiatan pertama ini maka dapat dijelaksan Gambar 4. Hubungan antara potensial penghenti dengan
berdasarkan pandangan teori klasik dan teori frekuensi
kuantum. Menurut teori klasiksik: (1) energi kinetik
elektron foto harus bertambah besar jika intensitas
foton diperbesar. (2) efek fotolistrik dapat terjadi
pada sembarang frekuensi, asal intensitasnya
memenuhi. (3) diperlukan waktu yang cukup untuk
melepaskan elektron dari permukaan logam. (4) Potensial penghambat
tidak dapat menjelaskan mengapa energi kinetik Potensial penghenti
0
maksimum elektron foto bertambah jika frekuensi 5.5 6 6.5 7
foton yang dijatuhkan diperbesar. -0.5 y = -0.4197x + 1.573
R² = 0.9773
Sedangkan penjelasan menurut teori -1
kuantum : (1) elektron akan untuk lepas jika energi
foton melebihi energi ikat elektron maka elektron. -1.5
Karena energi foton hanya bergantung pada Frekuensi
frekuensinya yang semakin tingggi frekuensinya
semakin besar energinya. (2) Besarnya energi
kinetik elektron sama dengan besarnya energi foton
dikurangi energi ikat elektron. energi kinetik
Frekuensi
elektron hanya bergantung pada besarnya energi
(× 𝟏𝟎𝟏𝟒 𝑯𝒛)
foton yang membenturnya. (3) Pelepasan elektron
dapat terjadi tanpa waktu tunda yang berarti (4)
Kenaikan intensitas menunjukkan kenaikan cacah
foton yang membentur permukaan logam. Ini
Dari analasis grafik dapat dihitung nilai
mengakibatkan bertambahnya cacah elektron-foto
konstanta Planck (ℎ) dan fungsi kerja (𝑊0 ).
yang dilepaskan logam.
Menggunakan persamaan efek fotolistrik
ℎ𝑣 = 𝑒𝑉𝑠 + 𝑊0 ℎ𝑡 − ℎ𝑝
% 𝑑𝑖𝑓𝑓 = | | 𝑥 100%
ℎ𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎
ℎ 𝑊0
𝑉𝑠 = 𝑣−
𝑒 𝑒 = 1,4 %

dapat dihubungkan dengan persamaan 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝐶


yang diperoleh dari analisis grafik, maka dapat

ditentukan 𝑦 = 𝑉𝑠 ; 𝑚 = ; 𝑥 = 𝑣 ; 𝐶 =
𝑊0  Menetukan fungsi kerja Logam (𝒘𝒐 )
𝑒 𝑒 𝑤0
1,573 = (10−14 )
𝑒
Dari analisis grafik diperoleh
𝑤0 = 2,519 𝑥 10−34 𝑒𝑉
𝑦 = 𝑚𝑐 + 𝑐
𝐷𝑘 = 97,73 %
𝑦 = −0,4197𝑥 + 1,573
𝐾𝑅 = 2,27 %
𝑅2 = 0,9773

Hubungkan dengan persamaan einstein


Pada kegiatan keduayaitu mengamati
ℎ𝑣 = 𝑒𝑉𝑠 + 𝑤0 pengaruh frekuensi terhadap potensial penghenti.
Berdasarkan data diperoleh pada percobaan yang
𝑒𝑉𝑠 = ℎ𝑣 − 𝑤0
dilakukan menunjukkan bahwa semakin besar
Sehingga frekuensi yang diberikan maka potensial penghenti
juga semakin kecil.Berdasarkan hasil analisis grafik
ℎ 𝑤0 dari data yang diperoleh pada kegiatan ini,
𝑣𝑠 = 𝑉−
𝑒 𝑒 diperoleh nilai konstanta Planck
6,72 𝑥 10−34 𝑗𝑠dengan % 𝑑𝑖𝑓𝑓 = 1,4 %,
Diketahui pula bahwa
sedangkan nilai konstanta Planck menurut teori
𝑦 = 𝑉𝑠 adalahℎ = 6,6261 𝑥10−34 𝐽𝑠. Konstanta Planck
yang diperoleh pada percobaan hasilnya tidak cukup
ℎ jauh dari nilai tetapan Planck yang sebenarnya.
𝑚=
𝑒 Kemudian fungsi kerja logam yang diperoleh 𝑊𝑜 =
2,519 𝑥 10−34 𝑒𝑉dengan 𝐾𝑅 = 2,27 %yang
𝑥=𝑣 menunjukkan besarnya energi minimum digunakan
untuk meepaskan diri dari suatu permukaan logam.
𝑐 = 𝑤0

Jadi, potensial penghentinya


KESIMPULAN
14
𝑉𝑠 = 0,4197(10 𝐻2 )V – 1,573

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan


dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan pertama :
 Menentukan konstanta planck (𝒉) intensitas cahaya berpengaruh terhadap kenaikan
ℎ cacah foton yang mengenai permukaan suatu
𝑚 = (1014 𝐻2 )
𝑒 logam. Hal ini yang dapat mengakibatkan
𝑚𝑒 bertambahnya cacah elektron foto yang dilepaskan
ℎ= logam. Dengan demikian semakin tinggi frekuensi
1014
cahaya semakin besar arus foto elektrik yang
ℎ = 6,72𝑥10−34 𝑥 10−34 𝑗𝑠 dihasilkan. Dan pada kegiatan kedua : semakin
besar frekuensi yang diberikan maka potensial
𝐷𝑘 = 97,73 % penghenti juga semakin kecilt.Nilai konstanta
Planck yang diperoleh sebesar ℎ=
𝐾𝑅 = 2,27% −34
6,72 𝑥10 𝐽𝑠 sedangkan nilai konstanta Planck
menurut teori adalahℎ = 6,6261 𝑥10−34 𝐽𝑠.
Kemudian fungsi kerja logam yang diperoleh 𝑊𝑜 =
2,519 𝑥 10−34 𝑒𝑉yang menunjukkan besarnya
energi minimum yang dibutuhkan elektron untuk
melepaskan diri dari permukaan suatu logam.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan rampungnya percobaan efek


fotolistrikdan jurnal ini, Kami ucapkan terima kasih
kepada:

1. Ibu Ummu Kalsum, S.Pd., M.Si. selaku dosen


pengampuh matakuliah Eksperimen Fisika I, yang
telah memberikan saran dan nasihat dalam
pembuatan jurnal ini.
2. Kak Indri Eka Putri selaku asisten laboratorium,
yang telah membimbing Kami selama percobaan
berlangsung.
3. Pihak kampus Universitas Negeri Makassar, yang
telah mengizinkan Kami melakukan percobaan
untuk pengambilan data di Laboratorium Fisika
Modern.
4. Teman-teman Fisika 2015 yang tiada hentinya
memberikan semangat.

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://fisikazone.com/efek-fotolistrik/

[2] Modul Praktikum Ekperimen Fisika 1. Badan


Penerbit UNM Makassar.
LAMPIRAN

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PERCOBAAN

Hubungkan dengan persamaan einstein

ℎ𝑣 = 𝑒𝑉𝑠 + 𝑤0

𝑒𝑉𝑠 = ℎ𝑣 − 𝑤0

Sehingga

ℎ 𝑤0
𝑣𝑠 = 𝑉−
𝑒 𝑒

Diketahui pula bahwa

𝑦 = 𝑉𝑠


𝑚=
𝑒

𝑥=𝑣

𝑐 = 𝑤0

Jadi, potensial penghentinya

𝑉𝑠 = 0,4197(1014 𝐻2 )V – 1,573

 Menentukan konstanta planck (𝒉)



𝑚 = (1014 𝐻2 )
𝑒
𝑚𝑒
ℎ=
1014

ℎ = 0,4197(1,602𝑥10−19 )10−14

ℎ = 0,4197(1,602𝑥10−33 ) 𝑗𝑠

= 0,672𝑥10−33 𝑗𝑠

ℎ = 6,72𝑥10−34 𝑗𝑠

𝐷𝑘 = 𝑅2 𝑥100%

= 0,9773𝑥100%

= 97,73 %

𝐾𝑅 = 100% − 97,73%
= 2,27%

ℎ𝑡 − ℎ𝑝
% 𝑑𝑖𝑓𝑓 = | | 𝑥 100%
ℎ𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎

(6,626−6,72)𝑥10−34
= | (6,626+6,72)𝑥10−34
| 𝑥 100%
2

(6,626−6,72)𝑥10−34
= | | 𝑥 100%
6,673𝑥10−34

0,094 𝑥 10−34
= | | 𝑥 100%
6,673 𝑥 10−34

= 1,4 %

 Menetukan fungsi kerja Logam (𝒘𝒐 )


𝑤0
1,573 = (10−14 )
𝑒

𝑤0 = (1,573)𝑥 (1,602 𝑥 10−19 )𝑥10−14

= 2,519𝑥 10−34 𝑒𝑉
𝐷𝑘 = 𝑅2 𝑥 100%
= 0,9773 𝑥 100 %
= 97,73 %

𝐾𝑅 = 100% − 𝐷𝑘

= 100 % − 97,73 %

= 2,27 %
EFEK FOTOLISTRIK

Anda mungkin juga menyukai