PROPAGASI CAHAYA
DALAM PANDU GELOMBANG OPTIK
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..............................................................................
Daftar Isi ........................................................................................
Pendahuluan ..................................................................................
I. Gelombang Elektromagnetik....................................................
A. Pengertian dan Sifat-Sifat Gelombang Elektromagnetik .....
B. Persamaan Gelombang Elektromagnetik ...........................
C. Pemantulan dan Pembiasan Gelombang
Elektromagnetik ................................................................
D. Peranan Gelombang Elektromagnetik Dalam
Kehidupan Sehari-hari .......................................................
E. Cahaya Sebagai Gelombang dan Spektrum
Elektromagnetik ................................................................
II. Pandu Gelombang ...................................................................
A. Pengertian Propagasi .........................................................
B. Pengertian Pandu Gelombang ...........................................
C. Gelombang Optik...............................................................
D. Prinsip Kerja Pandu Gelombang .........................................
III. Cahaya.....................................................................................
A. Hakikat Cahaya ..................................................................
B. Pengertian Cahaya.............................................................
C. Sifat-Sifat Cahaya...............................................................
D. Teori Tentang Cahaya ........................................................
E. Pemantulan Cahaya ...........................................................
F. Pembiasan Cahaya.............................................................
3
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Pendahuluan
Cahaya memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Tanpa cahaya, manusia tidak dapat melakukan berbagai
aktivitas dengan sempurna. Melalui studi ortopraksi, ayat tersebut
apabila dimaknai secara material (hissi) pada penggalan,
“perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tidak
tembus, yang didalamnya ada pelita besar.
Pada pertengahan abad X, Alhazen mengembangkan sebuah
teori yang menjelaskan tentang indera penglihatan, menggunakan
geometridan anatomi. Teori itu mengatakan bahwa mata dapat
melihat benda-benda di sekeliling karena adanya cahaya yang
dipancarkan atau dipantulkan oleh benda-benda yang bersangkutan,
masuk ke dalam mata. Alhazen pun ketika itu mengangagap bahwa
cahaya adalah kumpulan partikel kecil yang bergerak pada kecepatan
tertentu. Alhazen juga mengembangkan Teori Ptolemy. Setelah
Alhazen, Sir Isaac Newton (1642-1727), yang terkenal dengan Teori
Emisi atau Teori Partikel, mengemukakan pendapatnya bahwa dari
sumber cahaya dipancarkan partikel-partikel yang sangat kecil dan
ringan ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Berdasarkan temuannya, Newton mengatakan juga bahwa cahaya
dapat merambat lurus tanpa terpengaruh gaya gravitasi bumi. Hukum
pemantulan Snellius berlaku untuk cahaya (Tim, 2012).
Cristian Huygens (1629-1695), mengemukakan bahwa pada
dasarnya cahaya sama dengan bunyi, dan berupa gelombang,
perbedaannya hanya pada panjang gelombang dan frekuensinya.
Dalam teori Huygens ini peristiwa pemantulan, pembiasan,
interferensi, maupun difraksi cahaya dapat dijelaskan secara tepat,
namun belum dapat memberi penjelasan yang gamblang mengenai
sifat cahaya merambat lurus. Percobaan James Clerk Maxwell (1831-
1879), dengan teori elektromagnetiknya menyatakan bahwa cepat
rambat gelombang elektromagnetik sama dengan cepat rambat
cahaya, yaitu 300.000 km/detik. Albert Michelson dan James Morley
4
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
5
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
I. GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
6
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
7
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
8
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
9
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
⃑
𝜕𝐻
atau ᶴA 𝐸⃑ . 𝑑𝐿⃑ = −𝜇0 ᶴA ( 𝜕𝑡 ) . 𝑑𝐴 (3)
⃑ = 𝜀0 (𝜕𝐸⃑ ) atau ᶴA 𝐻
⃑ × 𝐻
∇ ⃑ . 𝑑𝐿⃑ = 𝜀0 ᶴA (𝜕𝐸⃑ ) . 𝑑𝐴 (4)
𝜕𝑡 𝜕𝑡
Dimana:
𝜕 𝜕 𝜕
⃑⃑⃑⃑
∇ = 𝑖̂ + 𝑗̂ + 𝑘̂
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝐴 = vektor luasan
𝐿⃑ = vektor garis
0 : permitivitas hampa atau udara = 8,850 . 10-12 (N-1 m-2c2)
0 : permeabilitas hampa atau udara = 1,256 . 10-6 (N s2 c-2)
10
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
𝜕𝑬 𝜕𝑯 𝜕𝑬 1 𝜕𝑬
𝜕𝑡
= −𝜇0 ( 𝜕𝑡
) atau − 𝜕𝑡 = 𝜇 ( 𝜕𝑥 ) (5)
0
𝜕𝑯 𝜕𝑬 𝜕𝑯 𝜕𝑬
𝜕𝑋
= −𝜀0 ( 𝜕𝑡 ) atau − ( 𝜕𝑋 ) = 𝜀0 ( 𝜕𝑡 ) (6)
𝜕 𝜕𝑯 𝜕𝑬 𝜕2 𝑯 𝜕2 𝑬
(− = 𝜇0 ( 𝜕𝑡 )) = − 𝜕𝑋 𝜕𝑡 = 𝜇0 ( 𝜕𝑡 2 ) (8)
𝜕𝑋 𝜕𝑡
11
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
1 𝜕2 𝑬 𝜕2 𝑬
( ) = 𝜀0 ( )
𝜇0 𝜕𝑋 2 𝜕𝑡 2
𝝏𝟐𝑬
⃑ 𝝏𝟐 𝑬
⃑
= 𝝁𝟎 . 𝜺𝟎 (Persamaan gelombang medan listrik) (9)
𝝏𝑿𝟐 𝝏𝒕𝟐
𝝏𝟐 ⃑𝑯
⃑ 𝝏𝟐 ⃑𝑯
⃑
= 𝝁𝟎 . 𝜺𝟎 (Persamaan gelombang medan magnet) (10)
𝝏𝑿𝟐 𝝏𝒕𝟐
Dari persamaan (9) dan (10), serta mengingat bahwa 𝐸⃑ dan
𝐻⃑ merambat secara bersama dengan arah getar yang saling tegak
lurus, maka dapat ditulis Persamaan Umum Gelombang
Elektromagnetik sebagai berikut:
𝝏𝟐 𝝏𝟐
⃑⃑ , 𝑯
(𝑬 ⃑⃑⃑ ) = 𝝁𝟎 . 𝜺𝟎 ⃑⃑ , 𝑯
(𝑬 ⃑⃑⃑ ) (11)
𝝏𝑿𝟐 𝝏𝒕𝟐
Arti Fisis
Untuk x = 0 dan t = 0, maka E (0,0) = Emax
2𝜋
Untuk x = 0 dan t = 0, maka E (0,T) = Emax , karena 𝜔𝑡 = 𝑇
𝑡
2𝜋
Untuk x = λ dan t = 0, maka E (λ,0) = Emax , karena 𝑘𝑥 = 𝑥
𝜆
Contoh Soal 1 :
Buktikan jika tidak ada perubahan medan listrik terhadap waktu maka
∇ 𝑥 𝐵 = 0!
Penyelesaian :
12
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
∂E
∇(∇ 𝑥 𝐵) = ∇ (μo J + μo εo dt )
∂E
= (∇μo J + ∇ (μo εo dt ))
∂E
= (μo ∇ J + ∇ (μo εo ))
dt
∂E
............... ∇ J = −∇ εo
dt
∂E ∂E
= −∇ μo εo dt + ∇μo εo dt
=0
𝜕2 𝜕2
(𝐸⃑ , 𝐻
⃑ ) = 𝜇0 . 𝜀0 (𝐸⃑ , 𝐻
⃑) (13)
𝜕𝑋 2 𝜕𝑡 2
Identik dengan
𝜕2 1 𝜕2
𝜕𝑋 2
𝛹 = 𝑣2 𝜕𝑡 2
𝛹
𝛹 ≡ (𝐸⃑ , 𝐻
⃑)
Dari kedua persamaan ini, maka diperoleh:
1
= 𝜇0 . 𝜀0 (14)
𝑣2
atau
𝟏
𝒗= √ cepat rambat cahaya (15)
𝝁 𝟎 . 𝜺𝟎
13
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
1
𝑐 = √𝜇 . 𝜀0
(16)
0
Arti fisis:
Cepat rambat gelombang elektromagnetik dalam medium
hanya bergantung ada permeabilitas dan permitivitas medium
tersebut (𝜇 𝑑𝑎𝑛 𝜀).
Beberapa macam gelombang elektromagnetik dalam suatu
medium, antara lain :
14
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
𝛿
ŋ0 𝑒 2 E = m𝑑𝑡 ŋ0 ev
𝛿𝐽
ŋ0 𝑒 2 E = m𝑑𝑡
Dengan :
J = -ŋ0 ev
𝛿𝐽 ŋ0 𝑒 2 𝐸
𝑑𝑡
= 𝑚
Dari persamaan Maxwell – Ampere
𝛿𝐵 𝛿𝐸
- 𝛿𝑥 𝜇0 (𝜀0 𝛿𝑡 + J) (19)
𝛿𝐽
Substitusi 𝛿𝑡 , maka diperoleh :
𝛿2 𝐵 𝛿2 𝐸 ŋ0 𝑒 2𝐸
-𝛿𝑡𝛿𝑥 = 𝜇0 𝜀0 ( 𝛿𝑡 2 + 𝑚𝜀0
) (21)
Substitusi
𝜹𝟐 𝑬 𝜹𝟐 𝑬 ŋ𝟎 𝒆𝟐 𝑬
= 𝝁𝟎 𝜺𝟎 ( + ) (23)
𝜹𝒙𝟐 𝜹𝒕𝟐 𝒎𝜺𝟎
15
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
0 ŋ 𝑒2
√ 𝑚𝜀 sebagai frekuensi sudut plasma.
0
Contoh Soal 2 :
Jika 𝐸 (𝑥, 𝑡) = 𝐸𝑜 sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡)
Tentukan perilaku 𝜔 pada ruang hampa dan plasma!
Penyelesaian :
𝜕2 𝐸
𝜕𝑥 2
= −𝑘 2 𝐸𝑜 sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡)
𝜕2 𝐸
𝜕𝑡 2
= −𝜔2 𝐸𝑜 sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡)
Subtitusi
𝜕2 𝐸 0𝜕2𝐸 ŋ 𝑒2
𝜕𝑥 2
= 𝜇0 𝜀0 ( 𝜕𝑡 2 + 𝑚𝜀 𝐸)
0
−𝑘 2 𝐸 = 𝜇0 𝜀0 (−𝜔2 𝐸 + 𝜔𝑃 2 𝐸)
−𝑘 2 = − 𝜇0 𝜀0 𝜔2 + 𝜇0 𝜀0 𝜔𝑃 2
𝑘2
− = −𝜔2 + 𝜔𝑃 2
𝜇0 𝜀0
𝑘2 1
𝜔2 = + 𝜔𝑃 2 .................... 𝐶 2 =
𝜇0 𝜀0 𝜇0 𝜀0
𝜔2 = 𝑘 𝐶 + 𝜔𝑃 2
2 2
16
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Gambar 2
Hukum ohm mikroskopik dinyatakan dengan persamaan
E = ŋJ
J = 𝜎E
Dengan :
Ŋ = 𝜌 = 1/𝜎 resistivitas
𝜎 = konduktivitas
Jika persamaan di atas dikalikan dengan panjang batang logam ℓ maka
:
Eℓ=V= ŋ ℓJ
ŋℓ
= 𝐴
AJ=RI (25)
Persamaan diatas dikenal sebagai hukum ohm dari sudut mikroskopik.
17
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Dengan :
1
fc ( 𝑠 ) = frekuensi elektron menumbuk ion atau netral
v = kecepatan elektron
𝛿𝑣
Jika persamaan m 𝛿𝑡 = F = -eE - m𝑓𝑐 v dikalikan dengan (−ŋ0 𝑒) maka
diperoleh :
𝛿𝑣
m = 𝛿𝑡
= -eE - m𝑓𝑐 v (−ŋ0 𝑒)
(29)
𝛿𝑣
mŋ0 𝑒 = -ŋ0 𝑒 2 𝐸 + mŋ0 𝑒𝑓𝑐 v
𝛿𝑡
𝛿
-m ŋ0 ev = ŋ0 𝑒 2 𝐸 + m𝑓𝑐 ŋ0 ev
𝛿𝑡
𝛿𝐽
m = ŋ0 𝑒 2 𝐸 - m𝑓𝑐 J
𝛿𝑡
karena :
J = -ŋ0 𝑒v
Maka,
𝜹𝑱 𝒎𝑽
m𝜹𝒕 = ŋ𝟎 𝒆𝟐 [ E - ŋ.𝝆𝟐𝒄 ] (30)
Contoh Soal 3 :
a. Hitung frekuensi tumbukan elemen dalam tembaga, jika 𝑚 =
9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔, 𝑒 = 1,6 𝑥 10−19 𝐶, ŋ0 = 1029 /𝑚3 , dan 𝜌0 =
1,7 𝑥 10−8 Ω𝑚!
Penyelesaian :
Diketahui : 𝑚 = 9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔
𝑒 = 1,6 𝑥 10−19 𝐶
ŋ0 = 1029 /𝑚 3
𝜌0 = 1,7 𝑥 10−8 Ω𝑚
Ditanyakan : fc = …. ?
Jawab
18
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
ŋ𝑛0 𝑒 2
𝑓𝑐 = 𝑚
(1,7 𝑥 10−8 Ω𝑚)( 1029 /𝑚 3 )(1,6 𝑥 10−19 𝐶)2
= 9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔
14
= 4,8𝑥 10 /𝑠
Gambar 3
Tinjau lintasan transmisi LC ideal (hambatan nol) dengan ∆x <<
panjang gelombang (𝜆) tegangan atau arus sera L dx dalam satuan
henri dan C dx dalam satuan farad.
Gambar di atas analog dengan sistem massa pegas seperti
yang di tunjukkan pada Gambar 4.
19
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Gambar 4
Perhatikan satu bagian LC pada x sebagai berikut :
Gambar 5
Dari teorema tegangan kirchoff diketahui :
𝛿𝑖(𝑥)
V(x) = L 𝛿𝑡
+ V(x + ∆x) (31)
𝛿𝑖(𝑥)
I(x) = C 𝛿𝑡
+ i (x+∆x) (32)
20
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
𝜹𝒗(𝒙)
I(x) = C 𝜹𝒕
+ i (x+∆x) (35)
𝛿𝑖
b) i (x+∆x) ≈ i (x) + ∆x (36)
𝛿𝑥
δv 𝛿𝑖(𝑥)
-∆x δx = L 𝛿𝑡
(38)
Dan
δv
I(x) = C δt (x + ∆x) + i (x + ∆x)
δv δi
I(x) = C (x + ∆x) + i(x) + ∆x
δt δx
δi δv
-∆x =C (39)
δx δt
Turunkan kedua persamaan di atas terhadap (x,t) maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
δ2 V 𝛿 2𝑖
-∆x δx2 = L 𝛿𝑡𝛿𝑥
δ2 i δ2 V
-∆x δx2 = C δtδx
δ2 V 𝛿2 𝑖
-∆x δtδx = L 𝛿𝑡 2
δ2 i δ2 V
-∆x δtδx = C 𝛿𝑡 2
Karena :
21
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
δ2 i δ2 i
δxδt
= δtδx
Maka :
δ2 V 𝐶 δ2 V
-∆x δx2 = L −∆x 𝛿𝑡 2
𝛅𝟐 𝐕 𝑳𝑪 𝛅𝟐 𝐕
= (40)
𝛅𝐱𝟐 (∆𝐗)𝟐 𝜹𝒕𝟐
Juga diperoleh :
𝜹𝟐 𝒊 (∆𝒙)𝟐 𝜹𝟐 𝒊
= (41)
𝜹𝒕𝟐 𝑳𝑪 𝜹𝒙𝟐
𝐿
∆𝑥
= induktansi/satuan panjang
𝐶
∆𝑥
= kapasitansi/satuan panjang
Jadi, laju rambatan gelombang elektromagnetik pada
lintasan transmisi LC ditentukan oleh induktansi dan kapasitansi per
satuan panjang.
22
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Gambar 6
Gambar 7
23
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Jika diketahui:
𝑖 = 𝜌𝑐
Ingat c adalah kecepatan gangguan rapat muatan elektron
dan tidak terkait dengan kepercayaan elektron yang relatif kecil.
Berdasarkan hukum Ampere 𝐵𝜃 (medan magnet Azimut) dapat ditulis:
𝜇0 𝑖 𝜇 𝜌
0
𝐵𝜃 = 2𝜋𝑟
= 2𝜋𝑟 𝑐 (43)
Sehingga:
𝐸𝑟 1
= (44)
𝐵𝜃 𝜇0 𝜀0 𝑐
Jadi, jika dihubungkan Er dan 𝐵𝜃 diketahui maka c dapat ditentukan:
Gambar 8
24
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Gambar 9
Gambar 10
Dengan:
1
𝑐2 = 𝜇
0 𝜀0
1
𝑐=√ ≈ 3.108 𝑚/𝑠
𝜇 0 𝜀0
25
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
𝑑
∮ 𝐵 𝑑𝑙 = 𝜀0 𝜇0 (𝐸𝑟 × 𝑑𝑙 )𝑐
𝑑𝑡
𝑑
𝐵𝜃 𝑑𝑙 = 𝜀0 𝜇0 𝐸𝑟 𝑑𝑙 𝑑𝑡
𝑐
𝐵𝜃 𝑑𝑙 = 𝜀0 𝜇0 𝐸𝑟 𝑑𝑙 𝑐
𝐵𝜃 = 𝜀0 𝜇0 𝐸𝑟 𝑐
𝐵𝜃
= 𝜀0 𝜇0 𝑐 (46)
𝐸𝑟
𝐸𝑖 = 𝐸0 𝑖 cos(𝑘𝑖 𝑟 − 𝑤𝑖 𝑡)
̂𝑛 × 𝐸𝑖 + 𝑈
𝑈 ̂𝑛 × 𝐸𝑟 = 𝑈
̂𝑛 × 𝐸𝑡
26
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
𝐾𝑖 𝑟 = 𝐾𝑟 . 𝑟 = 𝐾𝑡 . 𝑟
̂𝑛 × 𝐾𝑡 = 𝑈
𝑈 ̂𝑛 × 𝐾𝑟 = 𝑈
̂𝑛 × 𝐾𝑡 = 1
𝑈̂𝑛 × (𝒌𝑖 − 𝒌𝑟 ) = 0
𝒌𝑖 sin 𝜃𝑖 = 𝒌𝑟 sin 𝜃𝑟
Dimana
𝒌𝑖 = 𝒌𝑟 dan 𝜃𝑖 = 𝜃𝑟
̂𝑛 × (𝒌𝑖 − 𝒌𝑡 ) = 0
𝑈
𝒌𝑖 sin 𝜃𝑖 = 𝒌𝑡 sin 𝜃𝑡
𝜔 𝜔
𝐾𝑖 = =𝑐
𝑣 ⁄𝑛
𝐾𝑖 = 𝐾𝑡
𝜔 𝜔
𝑐 = 𝑐 … … … … … … … … 𝑛𝑖 = 𝑛𝑡 (48)
⁄𝑛𝑖 ⁄𝑛𝑡
1. Prinsip Fermat
27
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
𝑡 didiferensialkan terhadap 𝑥 :
𝑑𝑡 𝑥 −(𝑎 − 𝑥)
= +
𝑑𝑥 𝑣𝑖 √ℎ 2 + 𝑥 2 𝑣𝑡 √𝑏2 + (𝑐 − 𝑥)2
Pada gambar tampak
𝑥
sin 𝜃𝑖 =
√ℎ 2 + 𝑥 2
28
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
(𝑎 − 𝑥)
sin 𝜃𝑡 =
√𝑏2 + (𝑎 − 𝑥)2
Sehingga,
sin 𝜃𝑖 sin 𝜃𝑡 𝑐
𝑣𝑖
= 𝑣𝑡
dan 𝑛 = 𝑣
𝑠1 1
∑𝑠𝑖=1
𝑚
= 𝑐 ∑𝑚
𝑖=1 𝑛𝑖 𝑠𝑖
𝑣1
2. Microwave
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300
cm. Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan
pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ
aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave ditembakkan kepada
sebuah target dan refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik
target. Sebagai contoh aplikasi adalah Tropical Rainfall Measuring
Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi
microwave yang dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi
29
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
3. Infrared
Kondisi-kondisi kesehatan dapat didiagnosis dengan menyelidiki
pancaran inframerah dari tubuh. Foto inframerah khusus disebut
termogram digunakan untuk mendeteksi masalah sirkulasi darah,
radang sendi dan kanker. Radiasi inframerah dapat juga digunakan
dalam alarm pencuri. Seorang pencuri tanpa sepengetahuannya akan
menghalangi sinar dan menyembunyikan alarm. Remote control
berkomunikasi dengan TV melalui radiasi sinar inframerah yang
dihasilkan oleh LED ( Light Emiting Diode ) yang terdapat dalam unit,
sehingga kita dapat menyalakan TV dari jarak jauh dengan
menggunakan remote control.
4. Ultraviolet
Sinar UV diperlukan dalam asimilasi tumbuhan dan dapat
membunuh kuman-kuman penyakit kulit.
5. Sinar X
Sinar X ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran untuk
memotret kedudukan tulang dalam badan terutama untuk
menentukan tulang yang patah. Akan tetapi penggunaan sinar X harus
hati-hati sebab jaringan sel-sel manusia dapat rusak akibat
penggunaan sinar X yang terlalu lama.
30
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
𝑐
𝑐 = 𝑓. atau 𝑓 = ………………………… (01)
Dengan:
f = frekuensi gelombang (Hz)
= panjang gelombang (m)
c = laju cahaya ( 3 x 108 m/s)
Berdasarkan persamaan (01), kita dapat menentukan frekuensi
cahaya tampak bernilai antara 4,0 x 1014 Hz hingga 7,5 x 1014 Hz.
Cahaya tampak hanyalah salah satu jenis gelombang
elektromagnetik yang terdeteksi dalam interval yang lebar, dan
dikelompokkan dalam spectrum elektromagnetik, yaitu daerah
jangkauan panjang gelombang yang merupakan bentangan radiasi
elektromagnetik.
Gelombang radio dan gelombang mikro dapat dibuat di
laboratorium menggunakan peralatan elektronik. Gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi yang lebih tinggi sangat sulit dibuat
secara elektronik.gelombang elektromagnetik dapat terbentuk secara
alamiah, seperti pancaran dari atom, molekul, dan inti atom. Misalnya,
sinar-X dihasilkan oleh elektron berkecepatan tinggi yang diperlambat
secara mendadak ketika menumbuk logam. Cahaya tampak yang
dihasilkan melalui suatu pijaran juga disebabkan karena elektron yang
mengalami percepatan di dalam filamen panas.
31
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
1. Sinar Inframerah
Radiasi inframerah merupakan radiasi elektromagnetik
dengan panjang gelombang lebih panjang daripada panjang
gelombang cahaha merah, namun lebih pendek daripada
panjang gelobang radio. Degan kata lain radiasi pada selang
panjang gelombang 0,7 mhingga 1 mm. sinar inframerah
dapat dimanfaatkan dalam fotografi inframerah untuk
keperluan pemetaan sumber alam dan diagnosis penyakit.
2. Cahaya Tampak
Cahaya tampak merupakan radiasi gelombang
elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia.
Cahaya tampak memiliki kisaran panjang gelombang antara 4 x
10-7 m hingga 7 x 10-7 m.
32
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Tabung sinar-X
33
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
34
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
35
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Maka pada gambar 1 terlihat unbound rays dibiaskan keluar dari inti,
sedangkan bound rays dipantulkan dan merambat sepanjang inti
dengan menganggap bahwa permukaan batas antara inti dan kulit
sempurna. Sevara umum sinar-sinar meredian mengikuti hukum
pemantulan dan pembiasan. Bound rays di dalam fiber optic
disebabkan oleh pemantulan sempurna, dimana agar peristiwa
tersebut dapat terjadi maka sinar yang memasuki fiber optic harus
memotong perbatasan core cladding dengan sudut lebih besar dari
sudut kritis (c), sehingga sinar dapat merambat sepanjang fiber optic
dengan lintasan zig-zag, seperti pada gambar 1.2.
Gambar 1.2. Pemantulan sempurna pada fiber optic yang menyebabkan bound rays
(Paalais,2002)
36
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
C. Gelombang Optik
a. Interverensi
Interverensi Young dan Fresnell
37
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Dalam hal ini kita mempunyai tiga buah gelombang yang sampai dititik
p,
YA = A cos (kr Ar-wt)
YB = A cos (kr Br-wt)
YC = A cos (kr Cr-wt)
38
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
39
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
40
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
X=(2n)1/2
2n d cos r –1/2 =(2n)1/2A
2n d cos r =(2n +1)1/2
bila terjadi titik gelap (interfverensi distruktif)
x = (2n-1)1/2
2n d cos r –1/2 =(2n-1)1/2
2n d cos r = (2n) 1/2
d. Difraksi
Suatu sifat gelombang yang menarik adalah gelombang tersebut
dapat dibelokkan oleh rintangan. Peristiwa difraksi merupakan
pembelokan energi yang di bawa oleh gelombang ke daerah bayang-
bayang. Sesuai dengan teorinya Hugens, kita dapat memandang
difraksi sebagai interverensi sederet sumber titik yang memenuhi
lebar celah. Untuk mengamati peristiwa difraksi dapat kita lihat pada
dua celah sempit.
Jika jarak S1 dan S2 sangat kecil yaitu hanya beberapa k ali panjang
gelombang saja, maka di daerah CD pada layar akan terjadi garis-garis
gelap dan terang. Terjadinya garis gelap dan terang tersebut
ditentukan oleh adanya peristiwa interverensi gelombang cahaya.
Misalkan titik M ditengah-tengah CD dan sinar dari S I dan S2 menuju
M dengan jarak yang sama dan fase yang sama pula, maka titik M
merupakan titik terang pusat.
41
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
42
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
III. CAHAYA
A. Hakikat Cahaya
Cahaya adalah energy berbentuk gelombang elektromagnetik
yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380 – 750 nm.
Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan
panjang gelombang kasat mata maupun yang bukan kasat mata.
Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua
definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan
sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel".
Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter dimana 1 meter
bersamaan dengan jarak yang dilalui cahaya melalui ruang vakum pada
1/299.792.458 sekon. Kecepatan cahaya di ruang hampa yaitu sekitar
299.792.458 meter per sekon atau dibulatkan yaitu 3 x 10 8.
Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
cahaya dari matahari. Matahari adalah sumber cahaya utama di Bumi.
Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk melakukan fotosintesis.
Hewan sangat memerlukan cahaya baik langsung maupun secara tidak
langsung. Manusia, sangat membutuhkan cahaya. Dengan adanya
cahaya, maka manusia bias melihat benda sekitar. Selain itu, cahaya
juga digunakan untuk keperluan lain, seperti menggunakan cahaya
matahari digunakan untuk menjeur pakaian, dan lain sebagainya.
43
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
B. Pengertian Cahaya
Cahaya adalah energy berbentuk gelombang elektromagnetik
yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380 – 750 nm.
Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan
panjang gelombang kasat mata maupun yang bukan kasat mata.
Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua
definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan
sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Cahaya juga
merupakan dasar ukuran meter dimana 1 meter bersamaan dengan
jarak yang dilalui cahaya melalui ruang vakum pada 1/299.792.458
sekon. Kecepatan cahaya di ruang hampa yaitu sekitar 299.792.458
meter per sekon atau dibulatkan yaitu 3 x 10 8.
Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
cahaya dari matahari. Matahari adalah sumber cahaya utama di Bumi.
Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk melakukan fotosintesis.
Hewan sangat memerlukan cahaya baik langsung maupun secara tidak
langsung. Manusia, sangat membutuhkan cahaya. Dengan adanya
cahaya, maka manusia bias melihat benda sekitar. Selain itu, cahaya
juga digunakan untuk keperluan lain, seperti menggunakan cahaya
matahari digunakan untuk menjeur pakaian, dan lain sebagainya.
44
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
3. Dapat Dipantulkan
Cahaya dapat dipantulkan baik ke benda yang permukaannya
licin / mengkilap maupun benda yang permukannya kasar. Bila
memantul ke benda yang permukaannya, maka pantulannya akan
teratur. Bila memantul ke benda yang permukaannya kasar, maka
pantulannya akan sembarangan. Dengan sifatnya yang bisa memantul
ini, kita dapat melihat semua benda yang terkena sinar matahari.
4. Dapat Dibiaskan
Cahaya dibiaskan apabila bergerak miring melalui medium
yang berbeda seperti dari udara ke kaca lalu melewati air. Keadaan ini
disebut sebagai pembiasan cahaya. Hal ini karena cahaya bergerak
lebih cepat di medium yang kurang padat. Cahaya yang datang dengan
sudtu datang 90 derajat namun, (tegak lurus) melalui medium yang
berbeda tidak dibiaskan.
Contoh hal pembiasan dalam hal sehari hari adalah seperti pada kasus
sedotan minuman yang kelihatan bengkok dan lebih besar di dalam
air, atau pada kasus dasar kolam kelihatan lebih cetek dari kedalaman
sebenarnya. Pantulan cahaya bergantung kepada jenis permukaan
45
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
2. Teori Partikel
Cahaya menurut Newton (1642 - 1727) terdiri dari partikel-partikel
ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke
segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sementara menurut
Huygens ( 1629 - 1695), cahaya adalah gelombang seperti halnya
bunyi. Perbedaan antara keduanya hanya pada frekuensi dan panjang
gelombangnya saja.
Dua pendapat di atas sepertinya saling bertentangan. Sebab tak
mungkin cahaya bersifat partikel sekaligus sebagai partikel. Pasti salah
satunya benar atau keduanya salah, yang pasti masing-masing
pendapat di atas memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pada zaman Newton dan Huygens hidup, orang-orang
beranggapan bahwa gelombang yang merambat pasti membutuhkan
medium. Padahal ruang antara bintang-bintang dan planet-planet
merupakan ruang hampa (vakum) sehingga menimbulkan pertanyaan
apakah yang menjadi medium rambat cahaya matahari yang sampai ke
bumi jika cahaya merupakan gelombang seperti dikatakan Huygens.
Inilah kritik orang terhadap pendapat Huygens. Kritik ini dijawab oleh
46
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
47
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
3. Teori Gelombnag
Christiaan Huygens menyatakan dalam
abad ke-17 yang cahaya dipancarkan ke semua
arah sebagai siri-siri gelombang. Pandangan ini
menggantikan teori partikel halus. Ini disebabkan
oleh karena gelombang tidak diganggu oleh
gravitasi, dan gelombang menjadi lebih lambat
ketika memasuki medium yang lebih padat. Teori
gelombang ini menyatakan bahwa gelombang
cahaya akan berinterferensi dengan gelombang cahaya yang lain
seperti gelombang bunyi (seperti yang disebut oleh Thomas Young
pada kurun ke-18), dan cahaya dapat dipolarisasikan. Kelemahan teori
ini adalah gelombang cahaya seperti gelombang bunyi, memerlukan
medium untuk dihantar. Suatu hipotesis yang disebut luminiferous
aether telah diusulkan, tetapi hipotesis itu tidak disetujui.
4. Teori Elektromagnetik
Pada 1845 Michael Faraday menemukan
bahwa sudut polarisasi dari sebuah sinar cahaya
ketika sinar tersebut masuk melewati material
pemolarisasi dapat dirubah dengan medan
magnet. Ini adalah bukti pertama kalau cahaya
berhubungan dengan Elektromagnetisme. Faraday
mengusulkan pada tahun 1847 bahwa cahaya
adalah getaran elektromagnetik berfrekuensi
tinggi yang dapat bertahan walaupun tidak ada medium.
Teori ini diusulkan oleh James Clerk Maxwell pada akhir abad
ke-19, menyebut bahwa yang gelombang cahaya adalah gelombang
elektromagnet karena cepat rambat gelombang elektromagnetik sama
dengan cepat rambat cahaya yaitu 3×108 m/s,oleh karena itu pula ia
tidak memerlukan medium untuk merambat. Pada permukaannya
dianggap gelombang cahaya disebarkan melalui rangka rujukan yang
tertentu, seperti aether, tetapi teori relativitas khusus menggantikan
anggapan ini. Teori elektromagnet menunjukkan yang sinar kasat mata
48
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
5. Teori Kuantum
Teori ini di mulai pada abad ke-19 oleh Max
Planck, yang menyatakan pada tahun 1900 bahwa
sinar cahaya adalah terdiri dari paket (kuantum)
tenaga yang dikenal sebagai photon. Penghargaan
Nobel menghadiahkan Planck Anugerah fisika pada
1918 untuk kerja-kerja beliau dalam penemuan teori
kuantum, walaupun beliau bukannya orang yang
pertama memperkenalkan prinsip asas partikel cahaya.
49
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
7. Teori Emisi
Teori emisi yang dikemukan oleh Isaac Newton adalah sebagai
berikut:
Cahaya terdiri dari butir – butir kecil dan ringan yang
dipancarkan oleh sumber cahaya ke segala arah dengan
kecepatan yang sangat besar, butir – butir itu mengenai mata
kita sehingga kita mendapat kesan melihat.
Cahaya merambat cepat dalam medium lebih cepat rapat
dibandingkan dengan medium yang kurang rapat.
Cahaya dapat mengalami pemantulan dan pembiasan.
8. Teori Undulasi
Teori undulasi dikemukakan oleh Christian Huygens sebagai berikut :
50
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
E. Pemantulan Cahaya
Hal penting yang perlu diperhatikan sebelun mempelajari
tentang perlakuan dan pengukuran pada benda-benda optis, adalah
51
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
1. Hukum Pemantulan
Seberkas cahaya yang mengenai suatu benda akan mengalami
peristiwa pemantulan (refleksi).
Hukum Pemantulan :
52
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada suatu
bidang datar.
Sudut datang sama dengan sudut pantul
Peristiwa pemantulan ini terjadi pada cermin, secara umum cermin
terbedakan
menjadi 3 , yaitu cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung.
Berdasarkan hukum pemantulan maka: <1 = <r dan <r = <r' dengan
demikian juga <01 = <02 karena OP berimpit. Oleh karena itu segitiga
PBO ekivalen dengan segitiga PB'O akhirnya diperoleh persamaan
bahwa S = S' dan h = h'. Dimana sifat bayangannya: maya,tegak, dan
sama besar.
53
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
54
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
F. Pembiasan Cahaya
1. Hukum pembiasan
Jika cahaya datang pada bidang batas antar dua medium optik yang
kerapatannya berbeda maka berkas cahaya tersebut akan mengalami
pembiasan (refraksi). Ada tiga keadaan yang melewati bidang batas
denga kerapatan berbeda.
a. Sinar datang dari medium optik rapat ke medium kurang
rapat, sinar dibiaskan menjauhi garis normal
b. Sinar datang dari medium optik kurang rapat ke medium
rapat, sinar dibiaskan mendekati garis normal.
55
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
2. pemantulan sempurna
Pemantulan sempurna terjadi bila:
Sinar datang dari medium rapat kemedium kurang rapat.
sudut datang lebih besar dari sudut batas.
Sudut batas adalah sudut datang yang memiliki sudut bias 900
3. Kecepatan cahaya
Kelajuan cahaya telah sering diukur oleh ahli fisika. Pengukuran
awal yang paling baik dilakukan oleh Olaus Roemer (ahli fisika
Denmark), dalam 1676. Beliau menciptakan kaedah mengukur
kelajuan cahaya. Beliau mendapati dan telah mencatatkan pergerakan
planet Saturnus dan satu dari bulannya dengan menggunakan
teleskop. Roomer mendapati bahwa bulan tersebut mengorbit
56
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
57
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
2. Difraksi Cahaya
Difraksi cahaya adalah peristiwa penyebaran atau pembelokan
gelombang oleh celah sempit sebagai penghalang. Gelombang
terdifraksi selanjutnya berinterferensi satu sama lain sehingga
menghasilkan daerah penguatan dan pelemahan. Dalam beberapa
kasus klasik, fenomena interferensi dan difraksi sulit dibedakan.
Interferensi merupakan perpaduan dua atau lebih sumber cahaya
koheren dengan frekuensi, amplitudo, dan beda fase yang tepat saling
tumpang tindih (overlap) sehingga menghasilkan keadaan yang lebih
terang (interferensi konstruktif) dan keadaan yang lebih gelap
58
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
59
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
60
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
61
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
62
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Dengan:
d = lebar celah
θn= sudut belok
n = bilangan asli
λ = panjang gelombang
l= jarak celah ke layar
p = jarak antara dua terang atau gelap
Contoh Soal:
Cahaya monokhromatik dari sumber cahaya yang jauh datang pada
sebuah celah tunggal yang lebarnya 0,8 mm dan jarak pusat terang ke
gelap kedua adalah 1,80 mm dan panjang gelombang cahaya 4800 A
maka jarak celah ke layar adalah….
63
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Penyelesaian:
Diketahui : d = 0,8 mm , p = 1,8 mm, λ= 4800 A = 4,8 x 10-7 m, n = 2
Ditanyakan : l =….?
Jawaban :
d p/l = (2n) ½ λ, l = d p/ (2n) ½ λ,
l = 0,8 x 10-3 ( 1,8 x 10-3) / 2 .2. 1/2. 4,8 x 10 -7 = 1,5 meter
Fotonika
Fotonika adalah bidang ilmu dan kajian yang berkaitan dengan
optik dan rekayasa optik, terutama yang berhubungan dengan
partikel foton dalam spektrum elektromagnetik (Wikipedia,
Fotonika, 2013). Apabila cahaya ditempatkan dalam sebuah
lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada sumber cahaya di
dalam kaca, menyebabkan cahaya terfokus/ tidak menyebar,
cahaya di atas cahaya sehingga memiliki manfaat yang sangat luar
biasa. Salah satu instrumen yang telah ditemukan misalnya laser
yang nampak pada gambar 1.
3. Dispersi
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih)
menjadi cahaya-cahaya monokromatik (merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila, dan ungu) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan.
Hal itu membuktikan bahwa cahaya putih terdiri atas harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan panjang gelombang yang berbeda-
beda.
Cahaya putih biasa merupakan superposisi dari gelombang-
gelombang dengan panjang gelombang yang membentang melalui
seluruh spektrum tampak. Cahaya tampak yaitu cahaya yang sensitif
bagi mata kita, yang jatuh pada kisaran 400 nm sampai 750 nm.
Kisaran ini dikenal sebagai spektrum tampak, dan didalamnya terdapat
warna-warna dari ungu sampai merah. Cahaya dengan panjang
gelombang yang lebih pendek dari 400 nm disebut ultraviolet (UV) dan
cahaya dengan panjang gelombang lebih besar dari 750 nm disebut
inframerah (IR-infrared).
64
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
65
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Φ = δu - δm = (nu – nm)β
Keterangan:
Φ : sudut dispersi
nu : indeks bias sinar ungu
nm : indeks bias sinar merah
δu : deviasi sinar ungu
δm : deviasi sinar merah
4. Polarisasi Cahaya
Polarisasi cahaya adalah pembatasan atau pengutuban arah
getaran gelombang transversal menjadi satu arah getar tertentu.
66
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
67
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Gambar . Polarisasi.
Arah sinar pantul (iP) tegak lurus dengan sinar bias (r '), maka berlaku:
68
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Menurut Snellius:
n = tan iP
dengan:
n = indeks bias relatif bahan polarisator terhadap udara
iP = sudut pantul
r ' = sudut bias
69
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
70
Propagasi Cahaya Dalam Pandu Gelombang Optik
Daftar Pustaka
71