Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM FISIKA ATOM

JUDUL PERCOBAAN : PERCOBAAN FRANCK HERTZ


NAMA : CUT SAVIRA ANINDA
NIM : 170801028
KELOMPOK / GROUP : III/B
HARI / TANGGAL PERCOBAAN : SENIN/12 NOVEMBER 2018
ASISTEN : BELLA ELNANTA SEMBIRING

DEPARTMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 1912 – 1914, Franck bekerja secara intensif pada eksperimen Franck - Hertz
dengan Gustav. Riset ini mencari untuk menyelidiki tingkat energi atom secara
eksperimental. Penelitian ini merupakan penegasan penting mengenai model atom Bohr,
dengan elektron yang mengelilingi inti atom dengan energi spesifik dan diskrit. Mereka
membuktikan bahwa atom hanya dapat menyerap energi dalam jumlah tertentu.
James Franck dan Gustav Hertz melakukan eksperimen untuk menguji secara
langsung hipotesis Bohr yang menyebutkan bahwa energi atom itu terkuantisasi. Atom
gas bertumbukan dengan elektron – elektron dan memperoleh energi dari tumbukan hanya
jika energi elektron melampaui ambang tertentu. Eksperimen ini menunjukkan secara
langsung bahwa tingkat energi atomik memang ada dan tingkat – tingkat ini sama dengan
tingkat – tingkat yang terdapat pada spektrum garis.
Pada percobaan Frack - Hertz menggunakan sinar elektron yang dipercepat untuk
mengukur besarnya energi eksitasi pertama pada atom gas merkuri (Hg). Elektron dapat
berpindah dari lapisan dalam kelapisan luar jika menyerap energi. Sebaliknya, elektron
akan berpindah dari lapisan luar kelapisan lebih dalam dengan memancarkan energi.
Elektron yang dihasilkan dari proses termionik pada katoda akan dipercepat diantara
katoda dan anoda, dalam tabung uap-Hg elektron tersebut akan mengalami tumbukan
dengan atom hidrogen. Proses tumbukan yang terjadi meliputi tumbukan elastik dan non
elastik. Teori atom Bohr ini mampu menerangkan model atom hidrogen, sedangkan untuk
atom yang memilliki banyak elektron mempunyai perhitungan yang rumit sehingga sulit
untuk diterangkan. Elektron tidak mampu mencapai anoda jika tenaga sisanya kurang
dari tenaga penghalang, sehingga terjadi pemerosotan arus anoda.

1.2 Tujuan
1. Untuk menentukan tegangan eksitasi.
2. Untuk menentukan energi eksitasi dari setiap cincin dan panjang gelombang dari
energi eksitasi.
3. Untuk mengetahui aplikasi dari percobaan franck hertz.
BAB II

LANDASAN TEORI

Pada tahun 1914, James Franck dan Gustav Hertz menemukan bahwa semakin banyak bukti
eksperimental untuk keberadaan tingkat energi atom. Franck dan Hertz mempelajari gerakan
pada elektron melalui uap merkuri yang berada di bawah kinerja medan listrik. Mereka
menemukan bahwa ketika energi kinetik elektron 4,9 eV atau lebih besar, uap akan
memancarkan sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 0,25 𝜇𝑚. Misalkan suatu atom
merkuri memiliki tingkat energi 4,9 eV di atas tingkat energi terendah. Sebuah atom dapat
dinaikkan ke tingkat ini dengan adanya tumbukan elektron; kemudian meluruh kembali ke
tingkat energi yang terendah dengan memancarkan foton. panjang gelombang foton
seharusnya
hc (4,136 x 10−15 eV.s) (3,00 x 108 m / s)
𝜆= = = 2,5 x 10−7 m = 0,25 μm
𝐸 4,9 eV

Ini sama dengan panjang gelombang yang terukur, mengkonfirmasi keberadaan tingkat energi
ini dari atom merkuri. Percobaan serupa dengan atom lain menghasilkan jenis bukti yang
sama untuk tingkat energi atom.
Hanya beberapa atom dan ion (seperti hidrogen, helium terionisasi tunggal, lithium
terionisasi ganda) memiliki spektrum yang panjang gelombangnya dapat diwakili oleh
formula sederhana yang berhasil seperti Balmer. Tetapi selalu mungkin untuk menganalisis
spektrum yang lebih sulit dari unsur-unsur lain dalam hal transisi di antara berbagai tingkat
energi.
Setiap atom memiliki tingkat energi terendah yang mencakup keadaan energi internal
minimum yang dapat dimiliki atom. Foton yang bersesuaian dengan garis spektrum tertentu
dipancarkan ketika sebuah atom membuat transisi dari suatu keadaan dalam tingkat yang
tereksitasi ke tingkat yang lebih rendah atau tingkat dasar.
Atom natrium memancarkan karakteristik cahaya kuning-orange ini dengan panjang
gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm ketika mereka membuat transisi dari dua tingkat yang
berdekatan yang diberi label tingkat tereksitasi terendah.
Atom sodium pada tingkat rendah dapat juga menyerap foton dengan panjang
gelombang 589,0 nm atau 589,6 nm. Untuk mendemonstrasikan proses ini, kita melewatkan
seberkas cahaya dari sebuah uap natrium-lampu uap melalui bola lampu yang mengandung
uap natrium. Atom dalam uap menyerap 589,0 atau 589,6-nm foton dari sinar, mencapai
tingkat tereksitasi terendah setelah waktu yang singkat mereka kembali ke permukaan tanah,
memancarkan foton ke segala arah dan menyebabkan uap sodium bersinar dengan cahaya
kuning yang khas. Untuk kadar atom sodium yang paling rendah, usia sekitar 1,6x 10-8 s.
Lebih umum, sebuah foton yang dipancarkan ketika sebuah atom membuat transisi dari
tingkat tereksitasi ke tingkat yang lebih rendah juga dapat diserap oleh atom serupa. Jika kita
melewatkan cahaya putih (spektrum berkelanjutan) melalui gas dan melihat cahaya yang
ditransmisikan dengan spektrometer, kita menemukan serangkaian garis-garis gelap yang
terkait dengan panjang gelombang yang telah diserap. Ini disebut penyerapan spektrum.
Fenomena terkait adalah fluoresensi. Sebuah atom menyerap foton (sering di wilayah
ultraviolet) untuk mencapai tingkat yang tinggi dan kemudian turun kembali ke permukaan
tanah dengan cara memancarkan dua atau lebih foton dengan energi yang lebih kecil dan
panjang gelombang yang lebih panjang. Lampu fluoresen lebih efisien daripada lampu pijar
dalam mengubah energi listrik menjadi cahaya tampak karena mereka tidak menyia-nyiakan
energi foton infra merah (yang tak terlihat).
Hipotesis Bohr menetapkan hubungan panjang gelombang ke tingkat energi, tetapi tidak
memberikan prinsip umum untuk memprediksi tingkat energi atom tertentu. Bohr
memberikan analisis parsial untuk atom hidrogen.
Sebelum kita dapat membuat kemajuan lebih lanjut dalam menghubungkan tingkat
energi atom dengan struktur interalnya, kita perlu memiliki gagasan yang lebih baik seperti
tentang bagian dalam atom. Kita tahu bahwa atom jauh lebih kecil dari pada panjang
gelombang cahaya tampak, jadi tidak ada harapan untuk benar-benar melihat sebuah atom
dengan menggunakan cahaya itu. Tapi kita bisa menggambarkan bagaimana muatan massa
dan elektronik didistribusikan di seluruh volume atom.
Disinilah hal ini berdiri pada tahun 1909. J.J. Thomson telah menemukan lektron dan
mengukur rasio muatan ke massa (e/m) pada tahun 1879; dan pada tahun 1909, millikan telah
menyelesaikan pengukuran pertama dari muatan elektron e. Ini dan percobaan lainnya
menunjukkan bahwa semua massa atom telah berkaitan dengan muatan positif, bukan dengan
elektron. (Young, 2000)
Pada tahun 1914 James Franck dan Gustav Hertz melakukan eksperimen untuk menguji
secara langsung hipotesis Bohr yang menyebutkan bahwa energi atom itu terkuantisasi.
Dalam radasnya, elektron dengan energi yang telah diketahui, bertumbukan dengan atom-
atom gas, dan energi yang hilang dari elektron tersebut diukur. Elektron diemisi dari katoda C
yang dipanaskan dan dipercepat menuju anoda A. Lubang-lubang pada anoda menyebabkan
elektron dapat melintas dan menuju ke plat kolektor (pengumpul) P; energi kinetik elektron
dapat diketahui dengan mengatur voltase pemercepat (accelerating voltage) antara C dan A.
Radas diisi dengan gas yang akan dikaji hingga tekanannya menjadi rendah. Arus yang datang
di P dikaji sebagai fungsi dari energi kinetik elektron dengan mengubah-ubah voltase
pemercepat.
Eksperimen dimulai pada voltase yang sangat rendah, dan arus meningkat dengan
tunak seiring peningkatan voltase pemercepatnya. Pada voltase tertentu Vthr, arus menurun
tajam, mendekati nol. Jika voltase dinaikkan diatas Vthr, arus naik lagi, mengindikasikan
bahwa sesudah mengalihkan energi ke atom-atom gas, elektron-elektron kembali dipercepat
dan mencapai pengumpul.
Penurunan mendadak pada kurva arus terhadap voltase pada Vthr, menunjukkan bahwa
elektron-elektron memerlukan ambang energi kinetik eVthr, untuk dapat mentransfer energi ke
atom-atom gas. Oleh karena itu, energi atom harus terkuantisasi dalam keadaan diskret.
Keadaan tereksitasi pertama terletak diatas keadaan dasar (keadaan dengan energi terendah)
dengan jarak eVthr. Jika eksperimen dilanjutkan dengan voltase pemercepat yang lebih tinggi
maka akan dapat ditunjukkan ambang energi lainnya yang berhubungan dengan keadaan
tereksitasi dengan energi yang lebih tinggi.
Untuk menegaskan penafsiran ini, Franck Hertz menggunakan spektograf untuk
menganalisis cahaya yang diemisi oleh atom tereksitasi. Bila voltase pemercepat berada
dibawahVthr, tidak ada cahaya yang teramati. Bila voltase pemercepat berada sedikit di atas
eVthr, satu garis emisi teramati dengan frekuensi yang nyaris sama dengan
∆𝐸 eVthr
𝑣= = ...........................................................................................................(2.1)
ℎ ℎ

Eksperimen Franck-Hertz menunjukkan bahwa atom dapat memperoleh energi hanya


dalam jumlah yang terkuantisasi dan diskret dari tumbukan-tumbukan dengan elektron.
Eksperimen ini memberi penegasan bagi hipotesis Bohr bahwa energi atom terkuantisasi
dalam keadaan-keadaan diskret. Eksperimen ini memberikan metode langsung untuk
mengukur selisih energi antara keadaan-keadaan tersebut dan membuat diagram tingkat
energi mulai dari keadaan dasar.
Spektra atom dan eksperimen Franck-Hertz mengukur selisih antara keadaan-keadaan
energi. Untuk menentukan nilai energi yang spesifik pada setiap keadaan, diperlukan
penentuan nilai nol pada skala energi dan identifikasi pengukuran yang dipergunakan untuk
menentukan nilai energi nol tersebut. Pilihan yang masuk akal untuk energi nol suatu atom
ialah keadaan di mana elektron telah berpindah dari atom, tetapi tidak memiliki energi kinetik.
Ekuivalen dengan satu ion positif bermuatan-satu dan satu elektron yang terpisah dengan
jarak tak terhingga sehingga energi potensial Coulomb diantara keduanya ialah nol. Relatif
terhadap pilihan (sembarang tetapi masuk akal) untuk nol ini, keadaan terikat dari atom ini
memiliki nilai energi negatif . Keadaan tak terikat dengan nilai energi positif berkaitan dengan
elektron bebas yang bergerak dengan energi kinetik tidak-nol di sekitar ion tersebut.
Energi pengikatan suatu keadaan diskret sangat mudah diukur secara langsung dengan
menggunakan sebuah teknik eksperimental penting yang disebut spektroskopi fotoelektron.
Kegunaan nya untuk menentukan seberapa besar jumlah energi yang diperlukan untuk
memindahkan elektron dari atom. Spektroskopi fotoelektron ini pada dasarnya ialah efek
fotolistrik, yang diterapkan bukan pada logam tetapi pada atom bebas.
Energi nol untuk suatu atom berarti pemisahan sempurna elektron tersebut. Jika
elektron bergerak mendekati nukleus, potensial tarikan menyebabkan energi atom menurun,
dengan demikian keadaan energinya negatif. Energi positif sesuai dengan elektron-elektron
bebas diluar nukleus. (Oxtoby, 2003)
Elektron-elektron meninggalkan katoda, yang dipanasi dengan pemanas filamen. Semua
elektron itu kemudian dipercepat menuju kisi oleh beda potensial V, yang kita atur. Elektron
dengan energi V elektron-volt dapat melalui kisi dan mencapai pada pelat jika V lebih besar
daripada V0, suatu tegangan perlambat kecil antara kisi dan pelat. Arus dari elektron mencapai
pelat diukur dengan menggunakan ammeter A.
Sekarang misalkan tabung diisi dengan gas hidrogen atom. Saat tegangan dinaikkan
dari nol, semakin banyak elektron yang mencapai pelat, dan arus naik bersamaan dengannya.
Elektron-elektron didalam tabung dapat membuat benturan dengan atom-atom hidrogen,
namun tidak ada kehilangan energi dalam benturan ini, jadi benturannya elastis sempurna.
Satu-satunya cara elektron mampu melepaskan energinya dalam suatu benturan adalah jika
elektron memiliki energi cukup untuk membuat atom hidrogen bertransisi ke suatu keadaan
eksitasi. Dengan demikian, apabila energi elektron mencapai dan sedikit melebihi energi 10,2
eV (atau ketika tegangan mancapai 10,2 V), Elektron dapat melakukan tumbukan elastis
menyisakan 10,2 eV energi dengan atom (sekarang di tingkat n=2). Dan elektron asli bergerak
dengan energi yang sangat sedikit. Jika elektron harus melewati kisi dan energinya tidak
cukup untuk mengatasi tegangan perlambat rendah, ia tidak dapat mencapai plat anoda. Jadi,
apabila V= 10,2 V; akan teramati penurunan arus. Bila V dinaikkan menjadi lebih besar,
arusnya akan naik lagi. Pada tegangan ini benturan menyebabkan atom tereksitasi ketingkat
n=3. Proses ini akan berlanjut sampai V = 13,6 V, pada titik mana tabrakan akan mengionisasi
atom. Ketika V meningkat lebih lanjut, kita akan mulai melihat efek dari beberapa tabrakan.
Artinya, ketika V=20,4 V, sebuah elektron mungkin membuat tumbukan inelastik,
meninggalkan atom dalam keadaan n = 2. Elektron kehilangan 10,2 eV dari energi dalam
proses ini, sehingga bergerak setelah tabrakan dengan sisa energi 10,2 eV, yang cukup untuk
membangkitkan atom hidrogen kedua dalam tabrakan elastis. Dengan demikian penurunan
arus diamati pada V, tetes serupa akan diamati 2V, 3V,.. dan seterusnya. Jika tetesan diamati
pada 𝑉1 + 𝑉2 , tetesan serupa akan diamati 𝑉1 + 𝑉2 , 2𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉2 , 𝑉1 + 2𝑉2, dan lain-lain.
Percobaan ini dengan demikian harus memberikan bukti lebih langsung untuk
keberadaan atom. Sayangnya, itu tidak mudah untuk melakukan percobaan ini dengan
hidrogen karena hidrogen terjadi secara alami dalam bentuk molekul H2, bukan dalam bentuk
atom. Molekul dapat menyerap energi dalam berbagai cara, yang akan membingungkan
penafsiran percobaan.
Pada tahun 1914 percobaan yang sama dilakukan oleh Franck dan Hertz, dengan
menggunakan tabung yang berisi uap air raksa. Hasil percobaan mereka memperlihatkan
secara jelas bukti kehadiran sebuah keadaan eksitasi pada 4,9eV. Apabila tegangannya
merupakan kelipatan dari 4,9 V maka tampak suatu penurunan dalam arus. Dan bertetapan
dengan itu, spektrum pancar dari uap air raksa memperlihatkan suatu garis benderang
ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm, yang berkaitan dengan energi sebesar 4,9 eV;
dan ini dapat terjadi dari transisi antara keadaan eksitasi dengan energi 4,9 eV yang sama ke
tingkat dasarnya. Pemisahan antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi pertama dan kedua
diketahui, dari percobaan Franck-Hertz, ialah 4,9 eV dan 6,7 eV. Bilangan ini dapat disahkan
dan dalam fakta yang ditetapkan dengan ketelitian yang tinggi, oleh pengukuran panjang
gelombang dari dua garis spektral yang sesuai untuk peralihan sebuah elektron dalam atom
Hg dari dua keadaan ini ke keadaan dasar. Dengan demikian bukti awal energi diskret dari
berbagai keadaan atom ini tidak hanya mengukuhkan asas-asas umum model atom Bohr,
tetapi juga memperlihatkan secara langsung kuantisasi energi dari berbagai sistem fisis.
Kita telah memperhatikan bagaimana model Bohr itu memperhitungkan panjang
gelombang dalam transisi atom hidrogen yang sangat sesuai dengan panjang gelombang yang
diamati dalam spektrum pancar dan serap. Namun, untuk mendapatkan persetujuan ini, Bohr
harus memperkenalkan dua postulat yang merupakan loncatan radikal dari fisika klasik.
Terkhusus, partikel bermuatan dipercepat memancarkan energi elektromagnetik menurut
fisika klasik, namun dalam model atom Bohr, elektron dipercepat untuk bergerak dalam orbit
melingkar, tidak memancar (kecuali itu melompat ke orbit lain). Disini kita memiliki kasus
yang berbeda daripada yang kita lakukan dalam studi kita tentang relativitas khusus. Anda
akan ingat, misalnya, relativitas yang memberi kita satu ekspresi untuk energi kinetik, K=
1
𝐸 − 𝐸0, dan fisika klasik memberi kita yang lain, 𝐾 = 2 𝑚𝑣 2 , namun kami menunjukkan
1
bahwa 𝐸 − 𝐸0 mereduksi ke 2 𝑚𝑣 2 ketika 𝑣 ≪ 𝑐. Jadi dua ekspresi ini benar-benar tidak

sangat berbeda satu sama lain hanyalah kasus khusus yang lain. Dilema yang terkait dengan
elektron yang dipercepat bukan hanya masalah fisik atom (sebagai contoh fisika kuantum)
yang menjadi khusus fisika klasik. Hasil percobaan Franck-Hertz menyatakan uap merkuri.
Arus jatuh pada V=4,9V, V=9.8V (=2×4.9 volt), V=14,7V (=3× 4.9 V). (Krane,1983)
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Peralatan dan Fungsi


1. Seperangkat komputer, terdiri dari:
a. Monitor
Fungsi : Untuk menampilkan data, grafik dan untuk mengoperasikan sensor cassy
yang terhubung oleh komputer.
b. CPU (Central Processing Unit)
Fungsi : Untuk menjalankan input
c. Mouse
Fungsi : Untuk mengarahkan kursor
d. Keyboard
Fungsi : Untuk mengetik nama
e. UPS
Fungsi : Untuk menyimpan daya
2. Seperangkat Franck-Hertz Apparatus (No. Seri osk 5221 Ogawa Seiki, Ltd, Jerman),
terdiri dari:
a) Pesawat Franck – Hertz
Fungsi : Untuk menginput tegangan
b) Tabung gas Neon
Fungsi : untuk melihat cincin yang dibentuk oleh sinar katoda karena adanya
perpendaran elektron.
c) Banana Cable
Fungsi : Untuk menghubungkan pesawat Franck-Hertz ke tabung pelucutan
3. Adaptor
Fungsi : Untuk menstabilkan tegangan yang masuk, atau menurunkan tegangan dari
220V ke 30V
4. Sensor Cassay
Fungsi : Untuk mendeteksi besarnya tegangan dan mengeksitasinya
5. Kabel-kabel, terdiri dari:
a). XY Recorder
Fungsi : Untuk menghubungkan sensor ke pesawat Franck – Hertz
b). Cok sambung
Fungsi : Untuk menyalurkan arus lisrik ke peralatan

3.2. ProsedurPercobaan
1. Dipersiapkan semua peralatan
2. Dirakit perangkat
3. Dihubungkan perangkat yang sudah di rakit ke arus PLN
4. Dihidupkan UPS
5. Dihidupkan CPU kemudian di monitor akan hidup secara otomatis
6. Dihidupkan adaptor dan disambung ke pesawat Franck-Hertz
7. Dihidupkan perangkat Franck-Herz
8. Di klik ikon Cassy Lab 2 yang ada di monitor kemudian akan muncul XY Recorder
9. Ditentukan XY Recorder dengan ketentuan yang pertama di klik adalah sumbu X dan
yang kedua adalah sumbu Y
10. Di origin left untuk UB1 dan UA1 sebesar 0-30 Volt
11. Ditentukan tegangan untuk U1 sebesar 2,06 Volt
12. Ditentukan tegangan untuk U3 sebesar 7,94 Volt
13. Diklik start untuk memulai dan tombol reset ke otomatis
14. Dilihat terbentuknya cincin pertama dan dicatat tegangan
15. Dilihat terbentuknya cincin kedua dan dicatat tegangan
16. Dilihat terbentuknya cincin ketiga dan dicatat tegangan
17. Di stop jika sudah terlihat cincin ketiga
18. Dilihat dan ditentukan puncak grafik
19. Disimpan data ke komputer
20. Di ulangi percobaan 8-19 pada praktikan lainnya

3.3 Gambar Percobaan


(Terlampir)
BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1. Data Percobaan

Tegangan Pemercepat
V1 V2 V3 V4
25,1 42,1 61,9 79,5

Medan, 12 November 2018


Asisten Praktikan

(Bella Elnanta Sembiring) (Cut Savira Aninda)


4.2 Analisis Data
1. Menghitung tegangan eksitasi elektron
- Tegangan eksitasi pertama
Ve1 = V2 − V1
=42,1 – 25,1
= 17 V

- Tegangan eksitasi kedua


Ve2 = V3 – V2
=61,9 – 42,1
= 19,8 V

- Tegangan eksitasi ketiga


Ve3 = V4 –V3
=79,5 – 61,9
= 17,6 V

2. Menentukan energi eksitasi elektron


E = e × Ve
Dimana : e = 1,602 × 10-19 C
- Energi eksitasi pertama
E1 = e × Ve1
= 1,602 × 10-19× 17 V
= 27,234 × 10-19 J

- Energi eksitasi kedua


E2= e × Ve2
= 1,602 × 10-19× 19,8 V
= 31,719× 10-19 J

- Energi eksitasi ketiga


E3= e × Ve3
= 1,602 × 10-19× 17,6 V
= 28,195 × 10-19 J
3. Menentukan energi eksitasi rata-rata
E1 + E2 + E3
E= 3
27,234 × 10−19 J + 31,719 × 10−19 J + 28,195 × 10−19 J
= 3
87,148 × 10−19 J
= 3

= 29,049× 10-19 J

4. Menentukan panjang gelombang dari eksitasi rata-rata


hc
E= λ
hc
λ= E
(6,626 × 10−34 Js)×(3 × 108 ms−1 )
= 29,049 × 10−19 J

19,878 × 10−26 Jm
= 29,049 × 10−19 J

= 0,684× 10−7 m
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh tegangan eksitasi daridari
setiap cincin yang terbentuk ditabung gas neon, dimana tegangan eksitasi pada
setiap cincin secara berturut-turut adalah 17 V, 19,8 V dan 17,6 V.
2. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh energi eksitasi dari setiap
cincin yang terbentuk ditabung gas neon, dimana energi eksitasi pada setiap cincin
secara berturut-turut adalah 27,234 × 10−19 J , 31,719 × 10−19 J dan 28,195 ×
10−19 J . Dan diperoleh panjang gelombang dari energi eksitasi yaitu 0,684 ×
10−7 𝑚.
3. Aplikasi dari percobaan Franck – Hertz :
 Laser
 Tabung Televisi
 Monitor Komputer

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam mengamati pembentukan cincin
katoda pada tabung gas neon.
2. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih focus dalam melakukan prosedur percobaan
yang mengklik Measuring Time dan memilih saklar AUTO karena harus secara
bersamaan.
3. Sebaiknya asisten memulai praktikum dengan berdoa agar praktikum lancar dan
aman.
DAFTAR PUSTAKA

Krane, Kenneth S. 1983. Modern Physics. United States of America: Jhon Wiley & Sons.
Pages: 169-170
Oxtoby, David W. 2003. Kimia Modern. Edisi Keempat. Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Halaman: 16-17
Young, Hugh D. University Physics. United States of America: Addison Wesley.
Pages: 1241-1243

Medan, 15 Oktober 2018


Asisten Praktikan

(Bella Elnanta Sembiring) (Cut Savira Aninda)


LAMPIRAN

Pesawat
PLN franck hertz
Tabung gas neon
monitor
XY
78, RECORDER
9

U U
U 2
p 1

s cpu Banana cable

adaptor keyboard
Sensor cassy mouse
Cok sambung
TUGAS PERSIAPAN

Nama : Cut Savira Aninda


Nim : 170801028
Kelompok : III/B

1. Sebutkan beberapa sinar katoda?


Jawab: Sifat sinar katoda, yaitu:
a. Tidak bergantung pada material/bahan katoda.
b. Merambat lurus.
c. Dapat dibelokkan oleh medan listrik.
d. Dapat dibelokkan oleh medan magnet.
e. Dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia.
f. Dapat memendarkan sulfida seng dan barium platina sianida.
g. Dapat menghasilkan panas.
h. Dapat menghilangkan plat foto.
i. Dapat menghasilkan sinar-x.
2. Jelaskan tentang tabung pelucutan gas, sinar katoda, spektrum atom dan cincin
sinar katoda?
Jawab:
a. Tabung pelucutan gas adalah sebuah tabung kaca (seperti tabung neon) yang
memiliki dua buah elektroda pada kedua ujungnya. Elektroda positif (anoda)
dihubungkan ke kutub positif dan elektroda negatif (katoda) dihubungkan ke
kutub negatif.
b. sinar katoda adalah elektron yang diamati dalam tabung vakum. Dinamakan
sinar katoda karena sinar tersebut dipancarkan oleh elektroda negatif (katoda)
dalam tabung vakum.
c. Spektrum atom adalah radiasi yang dihasilkan oleh atom yang tereksitasi.
Spektrum atom dibagi menjadi dua, yaitu:
- Spektrum kontinu adalah radiasi yang dihasilkan oleh atom yang
tereksitasi yang terdiri dari berbagai warna yang berkesinambungan.
- Spektrum diskontinu adalah radiasi yang dihasilkan oleh atom yang
tereksitasi yang hanya terdiri dari beberapa warna garis yang
terputus-putus.
d. Cincin sinar katoda adalah muatan-muatan sinar yang lingkaran menyerupai
cincin.
3. Jelaskan bunyi postulat atom Bohr?
Jawab:
a. Elektron-elektron dalam mengelilingi inti atom berada pada tingkat-tingkat
energi atau orbit tertentu. Tingkat-tingkat energi ini dilambangkan dengan
n = 1, n = 2, n = 3 dan seterusnya. Bilangan bulat ini dinamakan bilangan
kuantum.
b. Selama elektron berada pada tingkat energi tertentu, misalnya n = 1 energi
elektron tetap. Artinya tidak ada energi yang diemisikan (dipancarkan)
maupun diserap.
c. Elektron dapat beralih dari satu tingkat energi ke tingkat energi lain disertai
perubahan energi. Besarnya perubahan energi sesuai dengan persamaan
planck ∆𝐸 = ℎ𝑣
d. Tingkat energi elektron yang dibolehkan memiliki momentum sudut
2 𝑛ℎ
tertentu. Besar momentum sudut ini merupakan kelipatan dari 2𝑝atau 2𝑝 , n

adalah bilangan kuantum dan h tetapan planck.


4. Jelaskan aplikasi dari percobaan Franck-Hertz?
Jawab:
a. Tabung televisi, Pemancar televisi membawa suara sinyal yang
ditransmsikan dengan sinyal gambar. Sinyal suara yang dipancarkan
dengan modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam
suatu pancaran yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar
termodulasi mirip dengan system pemancaran radio.
b. Laser
c. Monitor komputer
RESPONSI

Nama : Cut Savira Aninda


Nim : 170801028
Kelompok : III/B
1. Apa yang dimaksud dengan eksitasi elektron?
Jawab:
Eksitasi elektron adalah perpindahan elektron akibat adanya energi atau cahaya pada
tingkat energi terendah menuju tingkat energi tertinggi.
2. Jelaskan bunyi postulat atom Bohr?
Jawab :
a. Elektron-elektron dalam mengelilingi inti atom berada pada tingkat-tingkat
energi atau orbit tertentu. Tingkat-tingkat energi ini dilambangkan dengan
n = 1, n = 2, n = 3 dan seterusnya. Bilangan bulat ini dinamakan bilangan
kuantum.
b. Selama elektron berada pada tingkat energi tertentu, misalnya n = 1 energi
elektron tetap. Artinya tidak ada energi yang diemisikan (dipancarkan)
maupun diserap.
c. Elektron dapat beralih dari satu tingkat energi ke tingkat energi lain disertai
perubahan energi. Besarnya perubahan energi sesuai dengan persamaan
planck ∆𝐸 = ℎ𝑣
d. Tingkat energi elektron yang dibolehkan memiliki momentum sudut
2 𝑛ℎ
tertentu. Besar momentum sudut ini merupakan kelipatan dari 2𝑝atau 2𝑝 , n

adalah bilangan kuantum dan h tetapan planck.


3. Tuliskan peralatan dan fungsi?
Jawab :
1. Seperangkat komputer, terdiri dari :
a. Monitor
Fungsi : Untuk menampilkan data, grafik dan untuk mengoperasikan sensor
cassy yang terhubung oleh computer.
b. CPU ( Central Processing Unit )
Fungsi : Untuk menjalankan input
c. Mouse
Fungsi : Untuk mengarahkan kursor
d. Keyboard
Fungsi : Untuk mengetik nama
e. UPS
Fungsi : Untuk menyimpan daya
2. Seperangkat Franck-Hertz Apparatus (No. Seri osk 5221 Ogawa Seiki, Ltd,
Jerman), terdiri dari :
a. Pesawat Franck-Hertz
Fungsi : Untuk menginputkan tegangan
b. Tabung Gas Neon
Fungsi : Untuk melihat cincin yang dibentuk oleh sinar katoda karena adanya
perpendaran elektron
c. Banana Cable
Fungsi : Untuk menghubungkan pesawat Franck Hertz ke tabung pelucutan
3. Adaptor
Fungsi : Untuk menstabilkan tegangan yang masuk, atau menurunkan tegangan
dari 220 V ke 30 V
4. Sensor Cassy
Fungsi : Untuk mendeteksi besarnya tegangan dan mengeksitasinya
5. Kabel-kabel, terdiri dari :
a. XY Recorder
Fungsi : Untuk menghubungkan sensor ke pesawat Franck-Hertz
b. Cok Sambung
Fungsi : Untuk menyalurkan arus listrik ke peralatan
4. Siapakah dua orang fisikawan yang melakukan percobaan franck-hertz dan pada tahun
berapa?
Jawab:
Pada tahun 1914 James Franck dan Gustav Hertz.

Anda mungkin juga menyukai