Anda di halaman 1dari 4

Efek Zeeman normal Karena m1 dapat memiliki 2l+1 harga dari +l melewati 0 hingga

–l, suatu keadaan dengan bilangan kuantum orbital l terpecah menjadi 2l+1 sub-keadaan yang
berbeda dengan μbB jika atom itu diletakkan dalam medan magnetik.
Namun karena perubahan m1 terbatas pada Δm1=0, ±1, kita dapat mengharapkan
bahwa garis spectral yang timbul dari transisi antara dua keadaan dengan l berbeda hanya
terpecah menjadi tiga kompone. Efek Zeeman normal terdiri dari garis spectral berfrekuensi
v0 terpecah menjadi tiga komponen berfrekuensi
B e
v1  v0   b  v0  B
h 4m

Efek Zeeman normal v2  v0 (6)


B e
v3  v0   b  v0  B
h 4m

Dengan meyakini bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik, Michael Faraday


pada tahun 1862 menyelidiki pengaruh medan magnet terhadap cahaya dari nyala
Natrium, tetapi hasilnya nihil. Kemudian pada tahun 1896 Pieter Zeeman ( 1856-1943 )
melakukan percobaan yang sama tetapi dengan menggunakan spektrometer yang resolusinya
atau daya pisahnya tinggi. Hasilnya, Zeeman menemukan perubahan pada spektra yang
diamatinya. Dengan mengikuti saran dari Lorentz, pengamatan dilakukan dari dua arah, yakni
tegak lurus arah medan dan sejajar arah medan magnet dengan cara memberi lubang pada
kutub magnet.
Pada arah tegak lurus medan magnet, garis spektra yang semula hanya satu ternyata
terpecah menjadi tiga buah. Spektra yang di tengah mempunyai panjang gelombang yang
sama dengan spektra asli, tetapi terpolarisasi bidang dengan arah medan listrik dari cahaya
sejajar arah medan magnet. Di sebelah kanan dan kiri spectra tadi masing-masing terdapat
satu spectra yang terpolarisasi bidang dengan arah medan listrik dari cahaya tegak lurus pada
arah medan magnet.
Temuan ini dapat dijelaskan dengan teori klasik, namun untuk ekperimen berikutnya
dengan ditemukannya jumlah spektra lebih dari tiga buah. Jadi, teori yang menjelaskan
tentang spectra yang terpolarisasi dapat dibagi menjadi 2 teori, yakni efek Zeeman normal
untuk temuan pertama Zeeman dimana satu garis spectra terurai mejadi 3 buah gari spektra,
dan efek Zeeman anomaly untuk temuan Zeeman selanjutnya.
Efek zeeman dapat digunakan untuk mengukur medan magnet di luar bumi. Sebagai
contoh, pemecahan garis-garis spektral dalam cahaya dari atom hidrogen pada permukaan
matahari dapat digunakan untuk menghitung besarnya medan magnet pada lokasi tersebut.
Penjelasan efek Zeeman secara klasik
Sebuah garis spektrum dari atom–atom yang tereksitasi dapat terpisah menjadi dua
atau tiga garis, ketika atom–atom yang tereksitasi tersebut diletakkan dalam medan magnet
luar. Efek pemisahan sebuah garis spektral di bawah pengaruh medan magnet luar dikenal
sebagai efek Zeeman Normal. Untuk menghasilkan efek Zeeman, sumber cahaya dari lampu
Sodium atau dari lecutan gas ditempatkan di antara kutub magnet. Cahaya yang keluar dari
sumber diamati melalui spektroskop resolusi tinggi, secara tegak lurus atau sejajar medan
magnet.

dibor S
U

sebelum diberi medan magnet


efek Zeeman transversal
efek Zeeman longitudinal

Gambar 3.10. Skema efek Zeeman


Ketika diberi medan magnet
1. Cahaya sumber yang diamati secara tegak lurus medan magnet luar akan terpisah
menjadi 3 komponen garis. Garis yang di tengah sama dengan garis awal sebelum diberi
medan magnet luar. Ini dikenal sebagai efek Zeeman Transversal.
2. Cahaya sumber yang diamati secara sejajar medan magnet (magnet dibor untuk
keluarnya sumber cahaya) akan terpisah menjadi 2 komponen garis (garis yang di tengah
tidak tampak). Ini dikenal sebagai efek Zeeman Longitudinal.
Efek Zeeman normal dapat dijelaskan oleh teori elektron Lorentz sebagai berikut :
Tinjau gerak elektron pada orbit lingkar dengan kecepatan v dan pada radius r, sehingga gaya
sentripetalnya
mv 2
F
r
jika medan magnet luar diberikan, maka sebuah gaya tambahan bekerja pada arah tegak lurus
arah gerak elektron. (searah gaya sentripetal). Gaya ini juga tegak lurus arah medan magnet.
Ketika gaya ini bekerja ke dalam (sepanjang jari-jari), kecepatan elektron bertambah dan
ketika gaya bekerja ke arah luar, kecepatan elektron berkurang.
misal : F1 adalah gaya tambahan pada elektron karena pengaruh medan magnet.
v1 adalah kecepatan elektron yang meningkat setalah diberi medan magnet

maka F1  Bev1 sehingga total gaya yaitu :


mv 2 mv12
F  F1   Bev1  v1  ω1r
r r dan ; v=ωr
mr 2ω12 mr 2ω2
  Berω1
r r
Beω1
ω12  ω2 
Beω1  ω1  ω   m
m dan
 ω1  ω 

karena ω  ω1 maka  ω1  ω  mendekati / diperkirakan sama dengan 2ω1


Be Be Be
 ω1  ω   2m ω1  ω 
2m atau
f1  f 
4πm
atau
Ketika elektron bergerak berlawanan arah, medan magnet menghasilkan gaya dalam arah

berlawanan dan kecepatan elektron berkurang menjadi v 2 , sehingga total gaya yaitu :

mv2 mv22
F  F2   Bev 2  v 2  ω2 r
r r dan
mr 2ω22 mr 2ω2
  Berω2
r r
Beω2
ω22  ω2  
Beω2  ω2  ω    m
m dan
 ω2  ω 

karena ω  ω2 maka  ω2  ω   2ω2


Be Be Be
 ω2  ω    2m ω2  ω 
2m atau
f2  f 
4πm
atau
Garis spektrum yang mula-mula tunggal lalu terpisah secara sama di kedua sisi
Be eh
f1  f  f f  μB 
dengan 4πm dan 4πm

f 2  f  f dan μ B adalah magneton Bohr

dari percobaan efek Zeeman dapat diperoleh rasio e/m


Be Be
f1  f 2 
2πmΔfdan 2πmΔf dikenal sebagai
iga komponen berfrekuensi31ari
f2 tiga
f komponen berfrekuensi31ari tiga komponen berfrekuensi31ari tiga komponen

Anda mungkin juga menyukai