Disusun Oleh :
BIANCA ZAIN SALSABILA
K2317013
2. Uraikan persamaan dan perbedaan antara sistem terbuka, tertutup dan sistem
terisolasi!
Jawab :
- Sistem terbuka (open system) ditandai oleh adanya pertukaran baik energi maupun
materi dengan lingkungan. Akibatnya, energi dan massa sistem tidak tetap. Jika
terjadi kesetimbangan dengan lingkungan, maka rerata energi dan jumlah partikel
sistem akan ditentukan oleh temperatur dan potensial kimianya. Sebab itu,
temperatur dan potensial kimia dapat digunakan dalam karakterisasi keadaan
makroskopik sistem.
- Sistem tertutup tidak mengalami pertukaran materi dengan lingkunan tetapi tetap
dimungkinkan adanya pertukaran energi. Energi sistem tertutup tidak tetap.
Apabila sistem mengalami kesetimbangan dengan lingkungan, maka energi sistem
akan berada pada nilai rerata dan bergantung pada temperaturnya atau temperatur
lingkungan.
- Sistem juga dapat diisolasi sehingga tida terjadi pertukaran baik energi maupun
materi dengan lingkungan. Semua perubahan yang dialami oleh sistem terisolasi
bergantung pada keadaan internalnya.
3. Perbedaan proses quasi-statik dan proses dinamik
4. Dengan menggunakan Hk. Avogadro bahwa jumlah molekul gas pada keadaan baku
(standar) adalah 6, 02 × 1023 molekul, hitunglah tetapan Boltzmann k dari hubungnan
PV = NkT. Hitung pula tetapan umum gas R dari hubungan PV = nRT. Selanjutnya,
uraikan makna fisis dari k dan R
Penyelesaian:
Tetapan Boltzman
Karena n = m/M maka dapat dituliskan:
m
p x v=n x R X T ↔ p x V = x R xT
M
m px M
p= =
V RxT
Karena n = N/Na, maka akan didapatkan persamaan:
N
p xV= x R x T ( darirumus P V =n R T )
Na
R
p x V =N x xT
Na
R
=k ,maka :
Na
p x V =N x k x T
k disebut dengan tetapan Boltzman, yang nilainya adalah :
J
8314
R kmolK
k= = =1,38 x 10−23 J / K
Na 6,022 x 10 partikel
23
p x v=n x R X T =m x Rspesifik x T
Besar R adalah:
R = 8314 J/kmol K apabila tekanan dalam Pa atau N/m2, volume dalam m3,
dan jumlah mol dalam kmol
R = 0,082 L atm/mol K apabila tekanan dalam atm, volume dalam liter, dan
jumlah mol dalam mol
Makna fisis dari k dan R adalah k dan R berbanding lurus sehingga jika R
bertambah besar maka k juga menjadi besar dan jika R nya kecil maka k nya
juga kecil.
Bab III
2. Berikan tiga buah contoh kasus yang dapat menjelaskan dengan baik tentang konsep
keadaan makro (macrostate) dan keadaan mikro.
Penyelesaian :
Dalam termodinamika sistem akan dideskripsikan dengan sejumlah besaran fisis yang
menggambarkan keadaan sistem (disebut sebagai besaran keadaan). Keadaan sistem
yang ditinjau dalam termodinamika adalah keadaan makroskopik yang dapat berupa
keadaan rerata dari partikel-partikel dalam sistem atau berupa keadaan kesuluruhan
(total) partikel-partikel dalam sistem. Contoh keadaan makroskopik tersebut adalah :
Tekanan P
Temperatur T
Volume V
Energi dalam U
a. Tekanan P
Tekanan merupakan salah satu property yang terpenting dalam thermodinamika,
dan didefinisikan sebagai gaya tekan suatu fluida (cair atau gas) pada satu
satuan unit luas area. Istilah tekanan pada benda padat disebut tegangan (stress).
Satuan tekanan adalah Pa (Pascal), yang didefinisikan sebagai, 1 Pa = 1 N/m2
Karena satuan Pascal terlalu kecil, maka dalam analisis thermodinamika Sering
digunakan satua kilopascal (1 kPa = 103 Pa), atau megapascal (1 MPa = 106
Pa). Satuan tekanan yang cukup dikenal adalah satuan bar (barometric), atau
atm (standard atmosphere), sebagai berikut.
1 bar = 105 Pa = 0,1 Mpa = 100kPa
1 atm = 101. 325 Pa = 101,325 kPa = 1, 01325 bar
Pengukuran tekanan dengan menggunakan referensi tekanan nol absolut disebut
tekanan absolut (ata), sedang tekanan manometer (ato) adalah tekanan relatif
terhadap tekanan atmosfir. Tekanan vakum adalah tekanan dibawah 1 atm, yaitu
perbedaan antara tekanan atmosfir dengan tekanan absolut.
Alat pengukur tekanan diatas atmosfir adalah manometer, alat pengukur tekanan
vakum disebut manometer vakum, sedang alat pengukur tekanan atmosfir
disebut barometer. Terdapat banyak jenis metode pengukuran tekanan seperti
pipa U, manometer pegas, atau transduser elektronik
b. Temperatur T
Ukuran temperatur berfungsi untuk mengindikasikan adanya energi panas pada
suatu benda padat, cair, atau gas. Metodenya biasanya menggunakan perubahan
salah satu property suatu material karena panas, seperti pemuaian, dan sifat
listrik. Prinsip pengukurannya adalah apabila suatu alat ukur ditempelkan pada
benda yang akan diukur temperaturnya, maka akan terjadi perpindahan panas ke
alat ukur sampai terjadi keadaan seimbang. Dengan demikian temperatur yang
terterapada alat ukur adalah sama dengan temperatur pada benda yang diukur
temperaturnya. Prinsip tersebut menghasilkan Hukum Thermodinamika Zeroth
(Zeroth Law of Thermodynamics), yaitu apabila dua benda dalam keadaan
seimbang thermal dengan benda ketiga maka dua benda tersebut juga dalam
keadaan seimbang thermal walaupuntidak saling bersentuhan.
Dalam sistem SI satuan temperatur adalah Kelvin (K) tanpa derajad. Skala dari
ukuran temperatur dalam derajad Celcius adalah sama dengan skala ukuran
Kelvin, tetapi titik nol oC sama dengan 273,15 K. Titik nol oC adalah kondisi es
mencair pada keadaan standard atmosfir, sedang kondisi 0 K adalah kondisi nol
mutlak dimana semua gerakan yang menghasilkan energi pada semua materi
berhenti. Dalam analisis thermodinamika, apabila yang dimaksudkan adalah
ukuran temperatur maka yang digunakan adalah ukuran dalam K, sedang
apabila analisis berhubungan dengan perbedaan temperatur maka baik ukuran
oC maupun K dapat digunakan.
c. Volume V
Volume dari sebuah sistem termodinamika adalah suatu parameter ekstensif
untuk menjelaskan keadaan termodinamika. Volume spesifik, adalah properti
intensif, adalah volume per satuan massa. Volume merupakan fungsi keadaan
dan interdependen dengan properti termodinamika lainnya seperti tekanan dan
suhu. Contohnya, volume berhubungan tekanan dan suhu gas ideal melalui
hukum gas ideal. Volume fisik dari sebuah sistem dapat sama atau berbeda dari
volume kontrol yang digunakan untuk menganalisis sistem.
d. Energi Dalam U
Energi dalam (E) adalah total energi kinetik dan energi potensial yang ada di
dalam sistem. Namun karena besar energi kinetik dan energi potensial pada
sebuah sistem tidak dapat diukur, maka besar energi dalam sebuah sistem juga
tidak dapat ditentukan, yang dapat ditentukan adalah besar perubahan energi
dalam suatu sistem. Perubahan energi dalam dapat diketahui dengan mengukur
kalor (q) dan kerja (w), yang akan timbul bila suatu sistem bereaksi. Oleh
karena itu, perubahan energi dalam dirumuskan dengan persamaan E = q + w.
Jika sistem menyerap kalor, maka q bernilai positif. Jika sistem mengeluarkan
kalor, maka q bernilai negatif. Jika sistem melakukan kerja, maka w pada rumus
tersebut bernilai positif. Jika sistem dikenai kerja oleh lingungan, maka w
bernilai negatif.Jadi bila suatu sistem menyerap kalor dari lingkungan sebesar
10 kJ, dan sistem tersebut juga melakukan kerja sebesar 6 kJ, maka perubahan
energi dalam-nya akan sebesar 16 kJ.
Besaran-besaran makroskopik tadi dikelompokkan menjadi dua jenis, yang
sebanding dengan jumlah partikel dan yang tidak bergantung pada jumlah
partikel. Besaran yang sebanding dengan jumlah partikel disebut sebagai
besaran ekstensif, misalnya jumlah partikel, volume, energi dalam, dan entropi
S. Sedangkan besaran yang tidak bergantung pada jumlah partikel disebut
sebagai besaran intensif, misalnya tekanan, temperatur, panas jenis c, kerapatan
ρ dan potensial kimia µ.
Ciri Khas Koordinat Makroskopik
1) Koordinat ini tidak menyangkut pengandaian khusus mengenai struktur
materi.
2) Jumlah koordinatnya sedikit
3) Koordinat ini dipilih melalui daya terima indera kita scara langsung.
4) Pada umumnya koordinat ini dapat diukur secara langsung
3. Hitung jumlah keadaan mikroskopik dari 4 orang mahasiswa yang akan duduk pada 5
kursi yang disiapkan.
Penyelesaian : Dari kasus diatas maka dapat diketahui bahwa peristiwa tersebut dapat
diselesaikan dengan cara Permutasi :
n!
P ( n , r )=
( n−r ) !
5!
P ( 5,4 )=
( 5−4 ) !
5!
¿
1!
¿ 120
4. Apa yang dimaksud dengan majelis dan berikan contohnya untuk kasus fisika
statistik?
Jawab :
- Majelis dalam mekanika statistik adalah konstruksi mental dan dikaitkan dengan
keadaan mikroskopik atau konfigurasi sesaat dari sistem. Anggota majelis dalam
mekanika statistik bukan berupa benda, melainkan konfigurasi dari elemen
mikroskopik.
- Sebagai contoh sederhana, jika kita memiliki dua anak panah dengan orientasi ke
atas atau ke bawah maka ada empat kemungkinan konfigurasi yaitu: {(↓↓),(↓↑),
(↑↓),(↑↑)}. Meskipun sistemnya hanya terdiri atas dua anak panah, jumlah anggota
majelisnya ada empat. Suatu majelis dapat ditandai sebagai Ω = {ω1,ω2,... ,ωn} =
{ωi: i = 1, 2,... n}. Artinya, majelis tersebut terdiri atas Ω anggota. Masing-masing
anggota majelis memiliki kebolehjadian untuk muncul.
5. Jika dua buah atom menempati titik kisi segi empat L = 2 × 3, maka tuliskanlah
keadaan-keadaan mikroskopiknya.
Penyelesaian :
Pada keadaan awal kita misalkan bahwa posisi atom pada keadaan mikroskopis pada
kisi dengan L = 3x2 adalah :
L¿ ( 0,1 ) , ( 0,2 ) , ( 0,3 ) , ( 1,1 ) , ( 1,2 ) , ( 1,3 ) , ( 2,1 ) , ( 2,2 ) , ( 2,3 ) , ( 1,0 ) , ( 2,0 ) ,(0,0)
Jadi dalam kisi tersebut ada 12 cara penempatan dua buah atom.
∂H
A = H dan H tidak secara eksplisit bergantung pada waktu ( ), karena {H,H} = 0
∂t
maka ( ∂∂Ht )=0 yang berarti H konstan. Ini tidak lain adalah pernyataan kekekalan
energi.