Jika pada gelombang satu dimensi lintasan gelombangnya hanya berupa garis lurus atau dengan kata
lain gelombang menjalar sepanjang garis lurus, maka pada gelombang dua dimensi lintasannya berupa
bidang. Selain itu pada gelombang 2 dimensi simpangannya bervariasi terhadap bidang. Sebagai contoh
gelombang dua dimensi adalah gelombang yang terjadi pada permukaan air dan pada membran.
T
Y
T
y
T x
T
X
Pada Gambar 26, elemen luasan dengan sisi x dan y mengalami gaya (tegangan) T tegak lurus sisi -
sisinya. Karena itu menurut rumus 4.3 elemen x mengalami resultan gaya dengan arah ke atas yang
besarnya dituliskan sebagai
Fx T .x
5.1
y y y y y
Lalu dengan ekspansi Taylor diperoleh
2
Fx T .y .x
y 2
2
T .x.y.
y 2
2
T .x .y
x 2
44
45
2
T .x.y.
x2
Gaya ini juga mempunyai arah ke atas, sehingga gaya resultan totalnya adalah
F Fx Fy
2 2
T .x.y. T .x.y.
x2 y 2
2 2
T . .x.y 5.2
x2 2
y
Menurut Hk. Newton II persamaan 5.2 dapat dituliskan sebagai
2 2
m.a T . .x.y 5.3
x 2 2
y
lalu dengan mendefinisikan rapat masa S sebagai masa tiap satuan luas, maka untuk elemen luasan x.y
massanya dituliskan sebagai
m S .x.y 5.4
2
Karena percepatannya a maka persamaan 5.5 menjadi
t 2
2 2 2
S . T .
t 2 x2 2
y
yang menghasilkan persamaan gelombang dalam bentuk
2 2 2
S. . 5.6
x2 y 2 T t 2
Penyelesaian umum persamaan 5.7 dalam bentuk kompleks untuk gelombang yang bergerak ke kanan
adalah
( x, y, t ) 0.eiS ( x, y).t
~ ~
dengan n̂ = vektor satuan yang arahnya tegak lurus bidang atau sejajar vektor luasan bidang
k = angka gelombang yang besarnya 2/
r = vektor posisi dalam ruang
Pada gelombang bidang, n̂ merupakan vektor satuan yang searah dengan arah perambatannya. Oleh
karena itu k juga merupakan vektor yang searah dengan penjalaran. Arah vektor gelombang yang demikian
berlaku baik untuk gelombang dalam dua dimensi maupun gelombang dalam tiga dimensi.
Pada gelombang 2 dimensi berlaku
k k x .xˆ k y . yˆ
r x.xˆ y. yˆ
dengan k k x2 k y 2
r x2 y 2
y=l2
ky k ky k
kx
kx kx
k
-ky
y=0
x
Karena dinding batas terletak pada y = 0 dan y = l2, maka pemantulannya juga terjadi pada posisi y = 0
dan y = l2. Pemantulan oleh dinding di posisi y = l2 menyebabkan terjadinya perubahan arah vektor
gelombangnya. Perubahan ini disebabkan oleh perubahan arah komponen vektor gelombang yang sejajar
sumbu y yaitu k y yˆ . Komponen vektor gelombang arah y ini setelah menumbuk dinding berubah menjadi -
k y . yˆ . Sedangkang komponen vektor gelombang yang sejajar sumbu x tidak mengalami perubahan arah
y=l2
y=0
x
Setelah terjadi pemantulan oleh dinding di y = l2, garis padat maupun garis putus-putus mengalami
perubahan kemiringan sesuai dengan perubahan arah penjalarannya. Jika gelombang datang dituliskan
dalam bentuk
I (r , t ) 0 I .sin k x .x k y . y .t 5.15
Karena adanya gelombang pantul ini, terjadi superposisi dan menghasilkan gelombang baru yang
merupakan penjumlahan dari gelombang datang dan gelombang pantulnya. Gelombang ini dituliskan
sebagai
(r , t ) I (r , t ) R (r , t )
0I .sin k x .x k y . y .t 0R .sin k x .x k y . y .t 5.17
48
yang berarti
k y .l2 n2
atau
n .
ky 2 5.19
l2
dengan n2 = 1, 2, 3, ….
Dengan substitusi persamaan 5.19 ke dalam persamaan 5.18 diperoleh
n
2.0I .sin 2 . y . cosk x .x .t 5.20
l2
n .
Adanya sin 2 . y pada persamaan 5.20 menunjukkan bahwa sepanjang garis melintang yang
l2
menghubungkan kedua dinding batas tersebut terbentuk gelombang berdiri. Gelombang ini menjalar kearah
x dengan kecepatan fase
vp 5.21
kx
gelombang individualnya v. Besar angka gelombang dari gelombang dua dimensi adalah
k k x2 k y 2
yang berarti
n 2. 2
kx k 2 2 5.24
l22
2 n 2. 2
kx 2
v2 l22
atau
n 2. 2
v. k x2 2 5.25
l 2 2
Oleh karena k x harus bernilai real, maka persamaan 5.25 mengharuskan berlaku per(tidak)samaan
2 n 2. 2
2
v2 l22
atau
n .v
f 2 5.26
2.l2
Hal ini berarti bahwa hanya gelombang dengan frekuensi tertentu saja yang dapat merambat sepanjang
membran, dan pada peristiwa ini membran bertindak sebagai pandu gelombang. Untuk n = 1, 2, 3, … nilai
v v 3.v
frekuensi gelombangnya adalah , , , …. Mode getar Gelombang seperti ini disebut dengan modus
2.l2 l2 2.l2
normal.
Sedangkan kecepatan group gelombangnya adalah
vg
k x
k
x .v 2
k
x .v 5.27
k
Jika pada x = 0 dan x = l1 dipasang dinding batas keras maka akan terjadi pemantulan seperti halnya
pada dinding di y = 0 dan y = l2. Gelombang pantulnya mengalami perubahan arah perambatan karena vektor
gelombang arah x-nya yaitu k x mengalami pembalikan arah. Pada peristiwa ini gelombang datangnya
merupakan group gelombang seperti yang dinyatakan oleh persamaan 5.20 yaitu
n .
I 2.0I .sin 2 . y .cosk x .x .t .
l2
Karena itu gelombang pantulnya adalah
50
n .
R 0R .sin 2 . y . cos k x .x .t . 5.28
l2
Superposisi kedua gelombang ini menghasilkan
I R .
n . n .
2.0I .sin 2 . y .cosk x .x .t 0R .sin 2 . y .cos k x .x .t .
l2 l2
n .
sin 2 . y . 2.0I .cosk x .x .t 0R .cosk x .x .t 5.29.
l2
Pada x = 0, haruslah dipenuhi = 0. Karena itu persamaan 5.29 menghasilkan
0R 2.0I . 5.30
atau
n .
kx 1 5.33.
l1
Dengan n1 = 1, 2, 3, ….
Oleh karena itu persamaan 5.32 menjadi
n . n .
4.0I .sin 2 . y .sin 1 .x .sin .t 5.34
l2 l1
Jadi dalam rongga dua dimensi terjadi gelombang berdiri sehingga berdasakan rumus 5.25
frekuensinya dalam modus normal ke n1 sepanjang arah x dan ke n2 sepanjang arah y adalah
v n2 n 2
f . 1 2 5.35
2 l12 l22
Jika pada n1 dan n2 yang berbeda frekuensi yang dihasilkan sama, maka dikatakan energi gelombang
mengalami degenerasi (meluruh).