Anda di halaman 1dari 30

1

GETARAN KEKISI

Pada bagian ini akan ditinjau getaran atom pada satu titik keseimbangan di
dalam zat padat. Perlu diingat bahwa getaran senantiasa berlaku pada
sembarang suhu walaupun pada O Kelvin. Getaran menentukan sifat fisik
kristal yang utama seperti panas jenis, konduktivitas termal, pengembangan
termal dan lain sebagainya. Cara yang paling mudah untuk menggambarkan
getaran kekisi di dalam zat padat adalah dengan menggunakan model pegas
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.
 
Jelas bahwa bila kedua baris atom mengalami gerak yang sama ke arah-x
(membujur) tetapi tidak ada gerak ke arah-y (melintang) maka tidak ada
pengaruh gaya-gaya antara kedua baris atom karena panjang pgas tidak
berubah (hanya bergetar). Jadi gerak kekisi sebagai keseluruhan sama dengan
gerak himpunan baris atom yang tidak bergantung terhadap satu dengan
lainnya. Dalam model ini hanya dibahas bentuk-bentuk normal saja dari
getaran membujur (normal longitudinal vibrational mode).
2
Menurut Hukum HOOKE,
F = - k.x. dengan k = tetapan pegas dan x = perpanjangan pegas.
 
Energi yang tersimpan pada pegas, Ep = ½.k.x2.
 
Hubungan yang terjadi antara energi potensial Ep dengan perpanjangan pegas
adalah parabolik. Perbandingan Ep sebenarnya untuk sepasang atom seperti
pada Gambar 4.2.

Gambar 4.1 Getaran kekisi dua dimensi yang


menunjukkan bahwa pada getaran membujur tiap
baris atom sepanjang h-x bergetar dan tidak
bergantung kepada barisnya karena tidak ada
perpanjangan pegas ke arah-y
3
Gambar 4.2 Energi interaksi antar
atom menurut model pegas dan
yang sebenarnya.

Tegangan 
Untuk mengetahui besarnya tetapan Y 
pegas k, Modulus YOUNG, Re gangan 
Andaikan sel satuan adalah a x a x a yang mengandung satu pegas, maka:
Gaya F k.x dan perpanjangan x
Tegangan      2 Re gangan    
Luas A a panjangawal a
k
maka modulus YOUNG untuk pegas
adalah: Y
a 4
Frekuensi Getaran
Atom-atom dalam zat padat tidak diam melainkan selalu bergerak di sekitar posisi keseimbangannya.
Menurut fisika klasik, setiap atom mempunyai E k  32 k .T . Frekuensi getaran atom di dalam kristal
berdasarkan model osilator harmonis seperti yang tampak pada Gambar 3.6.

Menurut fisika klasik, setiap derajat kebebasan gerak akan memperoleh energi rata-rata 12 k.T dalam
keseimbangan termal. Di dalam osilator harmonis sederhana dalam 1 dimensi, ada satu derajat kebebasan
yakni variabel x untuk Ep dan Ek.

Gambar 4.3 Gerak harmonis sederhana untuk:


a. benda digantung dengan pegas
b. Ep sebagai fungsi perpanjangan pegas

5
Contoh:
Hitung amplitudo yang menghasilkan Ep  12 k.T
Pada suhu kamar, T = 300 K ; 12 k.T  0,2.10-20 J ( 0,013 eV), jika Ep = Ek maka: 12 k.T  12 K.x 2 ; 0,2
.10-20 J = 1 2 K .x 2 untuk: K  30 Nm-1.

Nilai amplitudo x1 = 012.10-10 m atau 0,12 Å. Dari hasil ini dapat dibuat kesimpulan bahwa pada suhu
kamar atom-atom akan bergetar sekitar posisi keseimbangan nya dengan amplitudo rata-rata  0,1 Å.
Dari pembahasan di atas, bila suhu bertambah besar maka amplitudo getaran bertambah besar. Pada
osilator harmonis sederhana (seperti pada Gambar 4.6) posisi atom tidak berobah karena kurva Ep
simetris terhadap jarak tetapi dalam zat padat nyata bentuk kurva Ep tidak simetris terhadap jarak antar
atom menyebabkan perubahan dalam posisi atom.

Pada Gambar 4.4 tampak jika suhu dinaikkan maka amplitudo semakin besar dan jarak antar atom
bertambah besar. Keadaan ini mempunyai efek terhadap pemuaian termal di dalam zat padat. Dalam
logam, koeffisien muai panjang linier  10.10-6 sampai dengan 30.10-6 K-1.

6
Gambar 4.4 Efek suhu pada amplitudo getaran. Kenaikan suhu
menyebabkan titik pukul rata bergeser ke nilai yang
lebih besar dari d0 pada T0 hingga d2 pada T2

7
Kuantisasi Getaran Kekisi
Energi untuk getaran kekisi adalah terkuantisasi. Kuantum daripada energi dinamakan
fonon. Fonon adalah analog dengan foton yaitu kuantisasi enenrgi di dalam gelombang
elektromagnetik. Getaran termal pada kristal sebenarnya adalah fonon pada benda hitam
(black body). Bukti yang sangat jelas menunjukkan gelombang elstisitas kuantisasi adalah
dari pengukuran termal tertentu terhadap zat padat. Panas tertentu kekisi zat padat
mendekati nol apabila suhu sama dengan nol. Hal ini juga dapat diterangkan apabila
getaran kekisi terkuantisasi sinar-X dan neutron disebarkan oleh kristal secara tak elstis. Ini
menyebabkan terjadinya penyerapan dan pengeluaran fonon. Dengan melakukan
pengukuran difraksi sinar-X atau sinar neutron yang tersebar maka sifat daripada fonon
dapat ditentukan.
 
Getaran Baris Atom Sejenis
Andaikan densitas suatu garis lurus atau dengan perkataan lain sebuah tali adalah .
Kemudian tali tersebut digetarkan dan terjadi pergerakan tali dari kedudukan awal (dari
keadaan setimbang) sepanjang U, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.5.

8
Gambar 4.5. Regangan sebagai fungsi jarak
Regangan adalah fungsi dari jarak, jika diambil pengembangan Taylor untuk regangan e maka akan
diperoleh persamaan:
dU
e (4.1)
dx
dm
 (4.2)
dx
9
substitusi nilai regangan e pada persamaan (4.1) ke dalam persamaan (4.3) maka diperoleh:

Dari hukum Hooke dapat ditulis besarnya gaya gabungan adalah:

Dari hukum Newton-II, kaitan antara gaya dengan percepatan adalah:


atau,

10
Dengan menggunakan persamaan (4.6) dan (4.7) diperoleh:

dengan,

Persamaan (4.10) adalah persamaan gelombang dan penyelesaiannya merupakan persamaan gelombang stasioneri
mengikuti persamaan sebagai berikut:

dengan nilai:

Plot frekuensi sudut  sebagai fungsi vektor gelombang k adalah suatu garis lurus dengan kemiringan V 0.
d 
Kecepatan group,  V0 dan ini merupakan kecepatan fasa,  V0
dk k

11
Gambar 4.6. Frekuensi sudut,  sebagai fungsi vektor gelombang
k
Gelombang Elastis dan Getaran Kekisi Kristal 1. Dimensi Pengujian pada tali yang
digetarkan dapat memberikan suatu gambaran tentang getaran suatu sistem yang
kontinu. Pengujian dilakukan terhadap getaran dari atom-atom yang disusun secara
garis seperti yang tampak pada Gambar 4.7.

12
Gambar 4.7 Susunan atom dalam satu dimensi
Gambar 4.7 di atas menunjukkan bahwa susunan kristal dalam satu dimensi dengan jarak antar atom
adalah a. Pada pengujian ini akan diitinjau efek gaya pada atom ke-j dan tetangganya yang terdekat yaitu
atom-atom ke (n-j) dan ke (n+j). Dalam keadaan setimbang, gaya resultante sama dengan nol.
Karena jarak antara atom ke-n dengan atom ke (n+1) dalam keadaan bergetar telah bertambah sejumlah:
(Un+1 – Un) maka gaya ke sebelah kanan F+ diberikan sebagai:

13
Dan gaya ke sebelah kiri F- diberikan sebagai:
dengan  = konstanta Hooke

Persamaan gerak untuk atom ke-n dapat


ditulis sebagai:

Catatan :
Setiap atom mempunyai persamaan gerak seperti pada persamaan (4.14). Misalnya untuk atom ke-2,
maka persamaan geraknya adalah:

MU "   U 3  2U 2  U1  dengan M = massa atom

Persamaan gerak untuk atom ke-n dapat dipecahkan dengan mensubstitusikan persamaan (4.11) ke
dalam persamaan (4.14) maka diperoleh:
U n  A eksp i k.x n  t  (4.15)

tetapi xn = na dan A, k serta  adalah konstanta, maka persamaan (4.15) menjadi:


U n  A eksp i k.na  t  (4.16)

untuk atom ke-n pada sebelah kiri, persamaan gerak menjadi:


U n1  A n1 eksp i k  n  1 a  t  (4.17)

14
Persamaan (4.16) merupakan persamaan untuk gelombang datar yang merambat ke arah-x positif dengan
k adalah vektor gelombang dan riak gelombang   2 k , frekuensi sudut  dan kecepatan fasa = k.

Andaikan nilai-nilai tersebut di atas disubstitusikan ke dalam persamaan (4.14) akan diperoleh persamaan:
 M2 A eksp i k.na  t    Aeksp i k n  1 a  t
 2.eksp i k.na  t   eksp i k n  1 a  t 

jika disederhanakan menjadi:


 
 M 2   e ika  2  e ika  2 cos ka  1  4 sin2 ka  2
maka,
sinka 2 
1

  2  
2

 M
4  ka 
 . sin .  (4.18)
M  2
Hubungan antara frekuensi sudut w dengan vektor gelombang k disebut sebagai hubungan dispersi
(penyebaran), maka frekuensi sudut maksimum dapat ditulis sebagai:

maks  2 (4.19a)
M
maka,
ka
  maks sin . (4.19b)
2
15
Hubungan dispersi tersebut dilukiskan melalui bentuk kurva seperti Gambar 4.8. Jelas dapat terlihat pada
Gambar 4.8 bahwa hubungan antara frekuensi sudut  dengan vektor gelombang k terjadi secara periodik
dan ini dapat ditulis sebagai:
 2.n 
 k    k   (4.20)
 a 
dengan n = 0,  1,  2,  3, …. dan selanjutnya.

Gambar 4.8 Hubungan dispersi  dan k untuk kekisi yang tersusun secara linier

 
Jika batas diberikan untuk nilai k yang terletak antara   k  maka batas tersebut dinamakan Zone
a a
Brillouin-1.
16
Bentuk Getaran Baris Atom Sejenis
Persamaan (4.16) merupakan suatu persamaan dalam bentuk umum. Arti sebenarnya adalah menyatakan
sejumlah besar penyelesaian yang masing-masing mempunyai satu frekuensi dan satu vektor gelombang
tertentu. Pada satu penyelesaian, yakni pada satu bentuk getaran, semua atom bergetar dengan frekuensi
yang sama. Nilai  tidak bergantung kepada posisi atom (lihat persamaan 4.18). Jika getaran diawali pada
satu atom maka karena ada gaya antar atom, maka getaran tersebut akan bergeser ke semua atom dan
energinya terbagi untuk semua atom sehingga akhirnya semua atom bergerak dengan frekuensi yang
sama.
4.4.1 Perpindahan Atom
Jelas dalam bentuk osilasi, setiap atom bergetar sekitar posisi kesetimbangannya dengan amplitudo A dan
gerak satu atom berlawanan dengan atom disampingnya. Bentuk osilasi inilah yang mempunyai frekuensi
tertinggi atau riak gelombang terpendek.
Sebagai contoh, ambil k = /a dan  = 2a yang merupakan riak gelombang terpendek sebagaimana akan
dibuktikan di bawah. Dalam contoh ini persamaan (4.17) menjadi: U n  A.e i n t  disebabkan hanya
bagian rielnya saja yang akan diperhatikan maka persamaan menjadi: U n  A. cos n  t 
Penyelesaian ini diperlihatkan pada Gambar 4.9 untuk beberapa nilai t.

17
Gambar 4.9 Perpindahan atom dalam bentuk getaran dimana k=/a
18
Keterangan Gambar 4.9.
(a). pada posisi t=0
i. menunjukkan jarak pergeseran Un sebagai fungsi posisi di sepanjang baris atom.
ii. menunjukkan posisi atom yang sedang mengalami getaran. Disini amplitudo A sembarang dan dibuat
cukup besar agar efek geseran tampak. Anak panah menunjukkan arah gerak atom selanjutnya.
(b). pada posisi t=T/4 gelombang pergeseran (i) telah bergeser sejauh /4 ke kanan sehingga pergeseran
setiap atom menjadi nol.
(c). pada posisi t=T/2 gelombang pergeseran (i) tergeser ke kanan lagi. Posisi-posisi atom terlihat di (ii).

Syarat Periodik
Telah dibahas dan diterangkan di atas bahwa riak gelombang maksimum untuk
getaran atom ialah na. Jelas bahwa atom pada ujung baris atom berlainan dengan
atom-atom di tengah karena hanya terikat pada satu atom disampingnya. Oleh sebab
itu gerak atom ke-1 dan ke-n berbeda dari atom-atom lain dan sebenarnya gerak atom
ini tidak diberikan dengan persamaan 4.14 tetapi jika penyelesaian persamaan 4.15.
tidak berlaku untuk atom ke-1 dan ke-n, maka pemecahan ke-n persamaan serentak
terganggu karena metode yang dipakai adalah berdasarkan pengertian bahwa semua
atom mengikuti persamaan 4.14.
Untuk mengetahui kesulitan tersebut, andaikan bahwa baris atom boleh disambung
pada baris-baris yang sama pada kedua ujungnya dan seterusnya seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.10. sehingga keseluruhannya merupakan baris yang tak
terhingga.
19
Gambar 4.10 Syarat periodik terdiri dari 6 atom. Gerak atom ke-
1 sama dengan gerak atom ke-7 dan umumnya gerak atom ke-n
sama dengan gerak atom ke-n+6

Karena gerak atom pada baris pertama harus sama dengan gerak pada baris-baris
lainnya, maka dapat ditulis :

U1  Un1 ; U 2  Un2 ; ……. ; U j  Un j (4.21)

Persamaan (4.21) disebut sebagai syarat periodik, sistem berperiode n atom dan efek kedua ujung pada
sampel dihindari karena panjang sistem sebagai keseluruhan sekarang tak terhingga. Dalam fisika zat
padat teoritis, syarat periodik sering digunakan. Agar persamaan (4.21) dapat dipenuhi, maka panjang
garis atom harus sama dengan kelipatan bulat riak gelombang yaitu:
L  na  m (4.22)

20
dimana m=bilangan bulat. Jelas riak gelombang sama dengan panjang garis atom L. Dari persamaan 4.22
dapat diturunkan secara langsung syarat nilai k yakni:
(4.23)

Persamaan 4.23 berarti bahwa nilai-nilai k yang disktrit (tertentu) saja yang diperbolehkan. Syarat
persamaan 4.23 pada nilai  serupa tapi taksama dengan syarat-syarat yang selalu dijumpai dalam fisika
getaran misalnya getaran pada tali atau udara dalam pipa. Ingat !!! getaran pada tali, L  m  2 .

Getaran Baris Dwiatomik


Model baris monoatomik yang telah dibahas di atas sesuai untuk logam dan unsur
lain yang berstruktur kubik sederhana. Pembahasan yang agak rumit adalah
pembahasan tentang senyawa ionik yang terdiri dari 2 jenis atom. Untuk membahas
hal ini, dibuat model untuk menganalisa tanpa kesulitan dan model ini dapat
menghasilkan beberapa nilai yang menarik dan penting.

21
Gambar 4.11 Model getaran baris dwiatomik

Andaikan 2 jenis atom y ang berbeda dengan massa M dan m, dimana M>m.
Ikatan antar atom sama untuk tiap pasangan atom dan konstanta pegas .
Persamaan gerak untuk setiap jenis atom sesuai dengan persamaan (4.14) untuk
atom ke-n bermassa M yaitu:

(4.24a)

untuk atom ke-(n-1) bermassa m adalah,

(4.24b)
22
Penyelesaian persamaan di atas adalah sebagai berikut:
Untuk atom ke-n bermassa M,
(4.25a)
Untuk atom ke-(n-1) bermassa m,
(4.25b)

 adalah bilangan kompleks yang menyatakan amplitudo relatip maupun hubungan


fasa getaran atom-atom m dengan atom-atom M. Jika persamaan (4.25a) dan
(4.25b) disubstitusikan ke dalam persamaan (4.24a) maka:

(4.26)

jika persamaan (4.26) dibagi dengan maka disederhanakan menjadi:

(4.26a)

Jika persamaan (4.25a) dan (4.25b) disubstitusikan ke dalam persamaan


(4.24b) maka diperoleh:

(4.27)
23
jika persamaan (4.27) dibagi dengan maka disederhanakan menjadi:

(4.27a)

Besaran  dapat dieliminir dari persamaan (4.26a) dan (4.27a),

(4.28)

sehingga: (4.29)

Persamaan (4.29) dianggap sebagai persamaan kuadratik terhadap sehingga


penyelesaiannya dapat ditulis sebagai:

(4.30)

dimana adalah massa atom tereduksi dengan nilai :

24
Frekuensi pada titik kritis A, B dan C adalah dan

dimana M>m dan Antara titik B dan C ada sela terlarang


(forbidden gap).

Gambar 4.12 Kurva dispersi dengan getaran baris dwiatomik dengan dua
cabang yaitu cabang optik (sebelah atas) dan cabang akustik (sebelah
bawah)
25
Dari Gambar 4.12 dapat ditentukan frekuensi pada beberapa titik khusus:

(i). Pada k=0 (+)  (cabang optik)

(ii). Pada k=0 (-) 

(iii). Pada (+)  (cabang optik)

(iv). Pada (-) (cabang akustik)

Dari persamaan ( 4.30) untuk tanda (+) menghasilkan cabang atas yaitu:
cabang optik dan tanda (-) menghasilkan cabang bawah yaitu cabang akustik.

26
Catatan:
Untuk gelombang optik : atom bergetar berlawanan antara satu dengan lainnya
Untuk gelombang akustik: atom-atom akan bergetar dalam arah yang sama. Jadi
seolah-olah ada gaya yang dapat menggetarkan atom dan membentuk gelombang
dalam satu arah. Contoh: gelombang bunyi atau gelombang yang termampatkan.
Hanya kekisi satu atom saja yang bergetar dalam bentuk ini.
Cabang optik sangat berbeda dari getaran yang terdapat pada baris atom sejenis,
disebabkan:
a)kecepatan group ≠ kecepatan bunyi, melainkan pada titik A dan B pada Gambar
4.12. kecepatan group = 0
b)gerak jenis atom yang satu berlawanan dengan gerak jenis atom lainnya.

Dari Gambar 4.12. jelas tidak ada bentuk getaran yang mempunyai frekuensi di daerah
antara :
dan

dan di daerah ini disebut: sela terlarang (forbidden gap) dan merupakan ciri dari
getaran baris dwiatomik

27
Dalam soal getaran kekisi, adanya sela terlarang berarti bahawa gelombang-
gelombang dengan frekuensi di daerah tersebut tidak bisa merambat di dalam kisi.
Karena periode kekisi dalam model ini ialah 2a maka batas zone Brillouin dalam ruang
k menjadi ±/2a (untuk daerah zone Brillouin-I). Perhatikan bahwa periode kurva
dispersi dalam ruang k ialah 2/2a (bandingkan dengan 2/a untuk baris monoatomik
pada Gambar 4.8. Kita juga mencatat bahwa sela terlarang antara titik B dan C pada
Gambar 4.12. terjadi pada batas zone Brillouin.

Gambar 4.13 Gelombang optik dan gelombang akustik di dalam getaran baris
dwiatomik. Digambarkan pergeseran partikel untuk dua mode pada panjang
28
gelombang yang sama.
 Untuk getaran dwiatomik, jika M=m, keadaan getaran adalah sama
dengan getaran pada 1 (satu) atom saja dan tidak ada sela terlarang.
 Jika m   berarti tidak ada cabang akustik. Pada cabang optik semua
frekuensi menjadi sama.
 Jika m  0 maka cabang optik lenyap. Keadaan ini sama dengan keadaan
satu atom dengan syarat   2 karena jarak kekisi adalah 2a.

29
30

Anda mungkin juga menyukai