Anda di halaman 1dari 55

Kristal mempunyai bentuk luar yang khas, akan tetapi kristal

tidak bergantung kepada bentuk luar melainkan pola atom-


atom di dalam sampel yaitu sifat mikroskopik. Kristal adalah
kumpulan atom-atom atau molekul-molekul yang tersusun
secara tertib menurut suatu pola tersendiri.
Namun sebaliknya, amorfus adalah bahan yang tidak
mempunyai ketertiban jangka panjang dalam susunan atom-
atomnya. Gambar 2.1 menunjukkan perbedaan yang nyata
antara bentuk kristal dengan bentuk amorfus.
Logam yang terdapat di dalam bum1 pada umumnya tidak
mempunyai bentuk yang teratur. Logam-logam tersebut tidak
murni dan logam-logam tersebut telah bercampur dengan
berbagai jenis logam lain.
Jenis logam ini sukar ditentukan tanpa membuat analisis di
laboratorium dengan teliti. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa logam-logam tersebut mempunyai bentuk kristal yang
tertentu.
(a) (b)

Gambar 2.1 Susunan atom-atom dalam 2-dimensi


pada: (a). kristal dan (b). amorfus.
Hampir semua logam dan semua unsur kimia dalam keadaan padat, es,
grafit dan hampir semua senyawa sederhana adalah kristal. Amorfus
terdiri dari berbagai jenis kaca, plastik dan bahan polimer.
Hampir semua sampel kristal tidak terdiri dari satu kristal saja, tetapi
terdiri dari gabungan kristal-kristal kecil yang selalu disebut sebagai
kristalit. Bahan yang terdiri dari gabungan kristal-kristal kecil disebut
polikristal. Bentuk polikristal pada umumnya terdapat pada logam,
tetapi butir-butir garam umumnya merupakan kristal tunggal.
Struktur Kristal Sederhana
Struktur Kubik Sederhana
Bila ditinjau di dalam Tabel Priodik, hanya satu unsur saja yang
mempunyai struktur kubik sederhana yaitu: Polonium (Po).
Namun demikian struktur jenis ini selalu dipakai dalam model-
model untuk berbagai teori disebabkan kesederhanaan nya.
Dalam model ini, atom-atom yang mempunyai jari-jari bergantung
pada distribusi elektron dalam awan elektron. Antara atom-atom
terdapat gaya tarik-menarik.
Menurut azas fisika, sistem atom seperti ini cenderung membentuk
keadaan energi yang terrendah dan ini akan terjadi apabila antara
atom mempunyai jarak yang serapat mungkin.
Pada struktur kubik sederhana, jarak antar atom tidak begitu
rapat dan bentuk struktur agak lapang, oleh sebab itu struktur
kubik sederhana jarang terjadi.
Struktur Tetal Rapat
Susunan atom-atom yang paling rapat disebut struktur
tetal rapat. Susunan struktur tetal rapat dalam 2-dimensi
dapat dilihat pada Gambar 2.2, dimana setiap atom
mempunyai 6 tetangga terdekat yaitu susunan heksagonal.

Lapisan ke-3 Lapisan ke-2

(a) (b)

Gambar 2.2 (a). Susunan tetal rapat


(b). Struktur heksagonal tetal rapat (hcp) 2-dimensi,
Perhatikan bahwa pada lapisan tetal rapat ada 2 macam ruang
selitan (B dan C pada Gambar).
Supaya susunan serapat mungkin, semua atom lapisan kedua
harus diletakkan di atas satu macam ruang selitan yaitu di B
atau di C.
Pada Gambar 2.2(b), semua atom pada lapisan kedua terletak di
atas posisi ruang selitan (seperti pada posisi B), demikian
selanjutnya untuk lapisan ketiga dan seterusnya.
Dalam struktur heksagonal tetal rapat (hcp = hexagonal close
packed), setiap atom dikelilingi oleh 12 tetangga yang terdiri
dari 6 atom sebidang, 3 pada bidang atas dan 3 pada bidang di
bawahnya.
Kedua belas atom tersebut saling bersinggungan dengan atom
yang berada ditengah-tengahnya. Struktur hcp mempunyai sel
satuan yang berbentuk heksagonal yang lazimnya dipakai
tampak pada Gambar 2.3.
Lapisan A

Lapisan B

Lapisan A

Gambar 2.3 Sel satuan struktur hcp.


Struktur tetal rapat lainnya dinamakan struktur kubik pusat muka
(fcc = face centred cubic).
Struktur ini berbeda dengan struktur heksagonal tetal rapat
hanya pada urutan lapisan.
Lapisan-I dan lapisan-II sama dengan struktur heksagonal tetal
rapat tetapi pada lapisan-III ada 2 kemungkinan yaitu atom-atom
pada posisi A seperti pada struktur hcp atau pada posisi C yang
langsung berada di atas ruang selitan.
Pilihan kedua ini yang menghasilkan struktur fcc seperti tampak
pada Gambar 2.4.
Atom-atom terletak pada tiap sudut kubus dan juga pada pusat
tiap muka sel kubik.
Jumlah atom tetangga terdekat dalam struktur fcc adalah 12 yang
sama dengan struktur hcp. Angka ini disebut sebagai bilangan
koordinasi.
Lapisan ke-2 Atom pada pusat
Lapisan ke-3 muka kubus

(a) (b)

Gambar 2.4 Struktur kubik pusat muka (fcc)


(a). Susunan lapisan
(b). Sel satuan dari struktur
Logam-logam yang mempunyai struktur fcc adalah antara lain:
Cu, Ag, Au, Ni, Pt dan Pb, dan logam-logam yang mempunyai
struktur hcp antara lain: Mg, Cd, Zn, Be dan Ti.
Semua logam yang membentuk struktur hcp termasuk kategori
logam sederhana, dimana orbital s dan p adalah orbital terpenting
dalam hal ikatan kimia dan peranan orbital d tidak begitu besar.
Untuk golongan gas-gas inert , pada suhu yang cukup rendah,
unsur-unsur ini akan menjadi padat. Oleh sebab itu He
mempunyai struktur hcp, sedangkan Ar, Kr, Xe dan Ra berstruktur
fcc.
Gaya-gaya yang berlaku sangat lemah dan disebut sebagai gaya
Van der Waals. Seperti diketahui bahwa gaya ini adalah simetris
dan sentripetal. Hal ini tampak jelas pada gas-gas inert yang
bersimetri bola, sehingga semua andaian model yang diterapkan
di atas untuk logam-logam sederhana betul-betul telah terpenuhi.
Struktur Kubik Pusat Badan
Pada beberapa jenis logam sederhana, selain gaya tarik-
menarik sentripetal, terdapat juga gaya-gaya lain atau
kecenderungan untuk membentuk ikatan yang terarah
seperti: Li, Na, K, Rb, Cs, Fr dan U yang mempunyai struktur
kubik pusat badan (bcc = body centred cubic).

Gambar 2.5, menunjukkan struktur bcc sebagai struktur


kubik sederhana ditambah dengan atom pada pusat badan.

Atom ini bersinggungan dengan ke-8 atom di sudut-sudut sel.

Bilangan koordinasi hanya 8 dan seandainya massa dan


ukuran atomnya sama struktur ini hanya 91% serapat
struktur tetal rapat (hcp atau fcc).
(a) (b)

Gambar 2.5 Struktur kubik pusat badan (bcc)


(a). Sel satuan (primitip)
(b). Susunan lapisan
Struktur Intan
Karakteristik yang agak berbeda dari struktur yang telah dibahas di atas
yaitu struktur intan (diamond stucture).
Struktur intan terdapat pada Si, Ge dan C dalam bentuk intan.
Unsur-unsur ini berada pada kolom IV Tabel Priodik ytang mempunyai 4
elektron pada kulit terluarnya.
Konfigurasi elektron ini memungkinkan untuk terbentuknya ikatan
kovalen seperti: CH4. Pada umumnya terjadi ikatan kovalen untuk untur
Si dan Ge.
Orientasi khas ikatan kovalen dan struktur intan ditunjukkan pada
Gambar 2.6, diamana ikatan simetris dalam ruang 3-dimensi dan
mengarah ke sudut-sudut suatu tetragonal.
Sudut antara tiap pasangan ikatan adalah 109o. Setiap atom diikatkan
pada 4 atom lain melalui ikatan kovalen tetragonal. Bilangan koordinasi
hanya empat dan struktur ini jelas sangat lapang.
Struktur ini hampir bersamaan dengan struktur fcc yang saling menjalin,
yang satu terletak pada posisi biasa terhadap sel kubik dan yang satu
lagi digeser sepanjang salah satu diagonal ruang sejarak ¼ panjang
diagonal tersebut.
o
109

(a) (b)

Gambar 2.6 (a) Ikatan kovalen dari 1 atom dalam 3-dimensi


(b) Struktur intan yang terdiri dari jaringan ikatan kovalen
Struktur Ionik

Senyawa ionik yang mempunyai rumus kimia RX, juga


ditemui sebagai struktur kristal sederhana.
Sebagaimana diketahui dari kimia dasar bahwa logam R dan
halogen X terjadi sebagai ion R+ dan X- berturut-turut
sebagai perpindahan satu elektron. Ion-ion ini mempunyai
kulit elektron terluar yang lengkap sehingga bentuknya
seperti bola.
Jelas bahwa dalam struktur ionik yang bagaimanapun, ion-
ion sejenis tidak boleh berdekatan oleh karena akan terjadi
gaya tolak-menolak yang besar.
Oleh sebab itu struktur yang diharapkan mempunyai
susunan ion positif berselang dengan ion negatip. Dua
macam struktur ionik ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Cl-
Na+ Cl- 2 ion per titik kisi
Cs-

Gambar 2.7 (a). Struktur NaCl dan (b). Struktur CsCl


Pada Gambar 2.7(a), tampak bahwa struktur ionik secara
skematik (ion pada pusat sel sebenarnya bersinggungan dengan
tiap ion pada sudut-sudut sel) dari senyawa NaCl.
Susunan ion jenis yang satu terletak di posisi fcc dan ion jenis
yang lainnya terletak diantara dua ion jenis yang pertama yaitu
dipertengahan tiap rusuk sel dan juga pada pusat sel.
Perlu diingat bahwa ion-ion yang berlainan jenis sebenarnya
bersinggungan disepanjang rusuk sel.
Contoh senyawa yang mempunyai struktur NaCl ialah: NaCl, KBr,
KCl, NaBr, PbS, LiH.
Pada Gambar 2.7(b), tampak bahwa struktur ionik secara
skematik (ion pada pusat sel sebenarnya bersinggungan dengan
tiap ion pada sudut-sudut sel) dari senyawa CsCl.
Ion-ion jenis yang satu menempati posisi-posisi pada sudut-
sudut kubus dan ion-ion yang lainnya menempati pusat sel.
Struktur ini terdapat pada senyawa CsCl, TlBr, NH4Br, NH4Cl,
CuPd.
Gambar 2.8 a. Struktur NaCl (ion positif dan ion negatif
bersinggungan di sepanjang sisi sel)
b. Struktur CsCl (ion bersinggungan di
sepanjang diagonal ruang sel kubus)
Keadaan yang sangat menarik adalah apabila
membandingkan ukuran sel secara kubus dari struktur ionik
yang diukur secara langsung (misalnya pengukuran melalui
difraksi sinar-X yang akan dibahas kemudian) dengan ukuran
yang diperoleh secara teoritis. Misalnya dalam struktur NaCl,
jika ion-ion Na+ dan Cl- bersinggungan, maka panjang sisi
sel a seharusnya sama dengan 2(r+ + r-) dimana r+ adalah
jari-jari ion positif dan r- adalah jari-jari ion negatif,
sebagaimana yang tampak pada Gambar 2.8.

Perbandingan antara teori dengan eksperimen ditunjukkan


pada Tabel 2-1. Dari Tabel 2-1 tampak bahwa nilai a yang
diperoleh cukup memuaskan dan sangat mendekati nilai 2
(r+ + r-) juga ditunjukkan kolom yang berisi nilai banding
r+/r-. Perlu dicatat disini bahwa umumnya struktur NaCl
yang terjadi jika r+/r- < 0,73 dan jika r+/r- > 0,73 maka
struktur yang terjadi adalah struktur CsCl dengan r+/r- =
0,92
Tabel 2-1 Perbandingan antara teori dan
eksperimen dari beberapa zat

Teori Eksperimen
Zat
r+(Å) r-( Å) 2(r+ + r-)( Å) a (Å) r+ / r-

NaCl 0,97 1,81 5,56 5,63 0,53

KCl 1,33 1,81 6,28 6,29 0,73

KBr 1,33 1,95 6,56 6.59 0,68


Perhitungan Densitas dan Sifat-Sifat Lain

Anggap bahwa atom-atom di dalam struktur kristal saling


bersinggungan sesuai dengan model-model yang telah dibahas
di atas. Sebagai contoh diambil struktur fcc yang mana tom-
atom bersinggungan di sepanjang diagonal muka sel. Panjang
diagonal muka sel dapat ditulis sebagai:

2a  4 R (2.1)

dengan memakai persamaan dasar,

m V (2.2)

dimana m adalah massa atom, ρ = densitas atom serta V


merupakan volum atom.
Jika diterapkan ke dalam sel satuan maka massa sel satuan
adalah massa sel satuan = jumlah atom per sel x massa atom
atau dapat dapat ditulis sebagai,

massa sel satuan = n x m (2.3)

untuk senyawa atau paduan, ruas kanan persamaan (2.3)


merupakan perjumlahan semua jenis atom.

Suatu atom yang terletak di muka sel sebenarnya memiliki


sekaligus dua sel dan dalam perejumlahan hanya dihitung sebagai
setengah, demikian juga atom pada sudut sel adalah milik
bersama delapan sel dan harus dihitung sebagai seperdelapan.

Atom yang terletak pada rusuk sel dihitung sebagai seperempat.


Perhitungan jumlah atom per sel diberikan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Penentuan Jumlah Atom Dalam Sel Satuan Struktur FCC

Jumlah
Jumlah Atom Faktor
Posisi Yang
Dalam Posisi Pengali
Dimiliki Sel

Dalam 0 1 0

Muka 6 --- 3

Rusuk 0 --- 0

Sudut 8 ⅛ 1

Jumlah atom per sel (n) 4


Selanjutnya, gabungkan persamaan (2.1), (2.2.) dan (2.3)
untuk jumlah atom per sel, n = 4 maka diperoleh,

atau,

4m   x a   x 2 2R
3
 3
(2.4a)

m
 (2.4b)
4 2R 3
Perhatian: Persamaan (2.4b) berlaku hanya untuk struktur fcc
dan hcp, dan tidak berlaku untuk struktur lainnya.

Andaikan atom Cu yang mempunyai struktur fcc mempunyai


densitas,  = 8,96.103 kgm-3 dengan massa atom nisbi, A =
63,55 (nilai dalam daftar kimia), maka massa atom adalah,

m A (2.5)
dengan  adalah satuan massa atomik = 1,66.10-27 maka
nilai massa atom, m = 105,5.10-27 kg.
Dari persamaan (2.4b) diperoleh nilai jari-jari atom
sebagai: m. Nilai parameter sel, a diperoleh dengan
mensubstitusikan nilai R ke dalam persamaan (2.1) dan
diperoleh: a = 3.62.10-10 m.

Hasil ini sesuai dengan


hasil eksperimen melalui
difraksi sinar-X.
Fraksi Tetal (Packing Fraction)

Fraksi tetal atau fraksi pengisian adalah suatu bilangan yang


dipakai sebagai ukuran effisiensi ruang di dalam kristal.
Fraksi tetal didefinisikan sebagai,

Volum semua atom dalam sel


Fraksi Tetal 
volum sel

n 4 R 3
Fraksi Tetal  (2.6)
3
3 a
untuk struktur fcc, nilai fraksi tetal maksimum  0,74, struktur
intan  0,34, struktur bcc nilai fraksi tetal lebih kecil.
Jarak Antar Bidang
Jarak antar bidang d sebagai fungsi jari-jari atom R untuk struktur
fcc dan hcp. Tinjau Gambar 2.5a dimana tampak bahwa jarak
diagonal ruang menjangkau tiga lapisan tetal rapat, oleh sebab itu
jarak antar bidang d mengikuti persamaan,

2 2R
d (2.7)
3
Nilai Banding Dalam Struktur Heksagonal

Dalam struktur heksagonal, tinggi sel biasanya dinyatakan dengan


c dan panjang rusuk segi enam dengan a. Karena tinggi sel sama
dengan dua kali jarak antar bidang tetal rapat (c = 2d) dan rusuk
sel a = 2R, maka diperoleh persamaan untuk nilai banding antara
tinggi sel sebagai fungsi rusuk sel adalah,
c 2d

a 2R

untuk struktur heksagonal mempunyai nilai banding  1,633.


Dalam eksperimen, nilai banding untuk atom He  1,633 ; Be 
1,58 ; Mg  1,62 dan untuk Zn  1,86.

Difraksi Sinar-X
Penemuan sinar-X ditemukan oleh Rontgen (1895), namun
difraksi sinar-X pada kristal, baru ditemukan pada tahun 1912
oleh Friedrich dan Knipping. Jarak gelombang sinar-X  1Å (10-10
m) dan jarak gelombang ini hampir sama dengan jarak antar
atom di dalam benda padat.
Sinar-X yang juga merupakan radiasi elektromagnetik saat ini
sangat luas penggunaannya di dalam segala bidang teknologi.
Sinar-X sangat sesuai digunakan untuk penelitian struktur
kristal sebab sinar-X bereaksi kuat dengan elektron tetapi
reaksi agak lemah dengan nukleus. Sinar-X dihasilkan apabila
elektron yang berkecepatan tinggi menabrak suatu benda
padat. Tabung sinar-X mempunyai filamen yang berfungsi
sebagai sumber elektron dan anoda terdiri dari logam berat
(Cu, Ni, Ag, dan lain sebagainya). Elektron yang dipercepat
oleh suatu beda potensial atau energi yang berubah menjadi
foton sinar-X. Proses yang terjadi ada 2 macam yaitu:
1. Bremstrahlung dengan spektrum kontinu
2. Transisi diskrit dengan spektrum garis disebut juga
radiasi karakteristik.
Energi sinar-X dapat dihubungkan dengan jarak gelombang
melalui hipotesis Planck yaitu:

E  h.  h. c

dengan: h = konstanta Planck = 6,62 x 10-34 Js.
c = kecepatan cahaya dalam vakum = 3 x 108 ms-1.
 = frekuensi
 = jarak / panjang gelombang
Jika dianggap  = 1Å, maka energi sinar-X adalah:

6,62.10 34 .3.10 8 16


E 10
 19,86. 10 Joule
10 16
19,86.10
1 eV = 1,6.10-19 Joule, maka: E 19
eV
1,6.10

E  12,4.10 eV  10 eV
3 4
Model Difraksi Bragg

Pada analisis difraksi sinar-X menurut Bragg, gelombang datang


dihamburkan oleh bidang-bidang atom yang sejajar seperti
yang tampak pada Gambar 2.8. Jarak gelombang sinar datang
sama dengan jarak gelombang sinar pantul, karena hamburan
yang berlaku pada titik muatan dianggap elestis. Sinar-X
dipancarkan pada permukaan atom yang terletak pada bidang-1
dan bidang-2. Setiap atom merupakan sumber untuk difraksi.
Syarat terjadinya pemantulan pada sudut q adalah apabila
gelombang A’ sefasa dengan B’ dan juga C’ demikian
seterusnya, maka terjadilah penguatan atau interferensi
konstruktif. Jika gelombang A’ tiddak sefasa dengan B’ maka
terjadi proses perlemahan yang disebut dengan interferensi
destruktif yaitu intensitas radiasi sama dengan nol ke arah itu.
Gambar 2.8 Model difraksi Bragg
Berkas A’ dan B’ sefasa jika beda lintasan antara AA’ dengan
BB’ sama dengan kelipatan bulat panjang gelombang  (1,
2, …., n). Beda lintasan dinyatakan dengan jarak 2y pada
Gambar 2.8. Menurut trigoniometri,

y = d sin q (2.1)

maka,

n = 2 d sin q (2.2)

Persamaan ini dikenal sebagai: Hukum BRAGG.


Bilangan bulat n disebut “orde” difraksi. Syarat utama untuk
berlakunya rumus ini adalah   2d, karena sin q  1.
Tabel 2.1. Panjang gelombang sinar-X dari beberapa bahan (tabung)

Garis Spektrum, (Å)


 
Bahan K1 K2 K1 K2

Cr 2.2935 2.2896 2.0848 ---


Fe 1.9399 1.9360 1.7565 ---
Co 1.7928 1.7889 1.6208 ---
Ni 1.6617 1.6578 1.5001 1.4886
Cu 1.5443 1.5405 1.3922 1.3810
Mo 0.7153 0.7093 0.6323 0.6210
Ag 0.5638 0.5638 0.4970 1.4870
Sebagaimana telah diterangkan di atas bahwa difraksi hanya terjadi
dari bidang-bidang (100) jika sudut antara berkas datang dengan
bidang tersebut sama dengan salahsatu nilai qn. Tetapi set-set bidang
lain juga dapat menimbulkan difraksi seperti yang tampak pada
Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Beberapa set bidang dalam sistem kubik


Gambar 2.9. menunjukkan beberapa kemungkinan dalam
sistem kubik. Jelas tampak bahwa jarak antar bidang d
bergantung kepada indeks Miller. Bagi sistem kubik, jika
parameter sel = a, maka:

a
d (2.3)
h k l
2 2 2

sebagai contoh untuk bidang-bidang (111) berarti nilai h = k =


l =1, maka
d= a 3.
Indeks untuk arah dalam kristal ditulis sebagai: [hkl] = [111].
Metode Difraksi Eksperimental

Dalam semua metode difraksi, hukum Bragg harus dipenuhi dengan


jalan mengatur orientasi kristal terhadap berkas datang.
Metode difraksi digolongkan sebagai:
• metode kristal tunggal (single crystal method)
 metode yang lazim dipakai untuk penentuan struktur kristal
 difraktometer merupakan alat yang paling jitu sebab
berisikan kuat pantulan yang dikumpulkan untuk orientasi
kristal, orientasi detektor dan informasi yang dikumpulkan
melalui komputer untuk langsung dianalisis
• metode serbuk (powder method),
 metode lebih sederhana, cepat dan hanya memerlukan alat
kamera untuk menghasilkan foto
 metode yang lazim dipakai untuk menentukan jenis bahan
pada sampel
 merupakan hasil perbandingan atas foto dari bahan dengan
foto pada buku teks dan lain sebagainya untuk beribu jenis
kristal
Gambar 2.10 Spektrum sinar-X dan spektrum sinar neutron
Dalam sistem fcc, difraksi tidak akan terjadi jika indeks Miller
(hkl) terdiri dari campuran ganjil dan genap seperti: (100),
(110), (112),-

Difraksi hanya terjadi jika indeks Miller (hkl) genap atau


ganjil (lihat Gambar 2.11, ganjil: (111), (331), (311) dan
genap: (420), (400), (220), (222) dan (200).
Contoh:
fcc bcc

Setiap atom pada penjuru kubus: Setiap atom pada penjuru


8 atom di sudut x 1/8 = 1 atom kubus:
1 atom di pusat = 1 atom 8 atom di sudut x 1/8 = 1 atom
Jumlah = 2 atom 6 atom di muka x 1/2 = 3 atom
Jumlah = 4 atom
Dari jumlah atom untuk struktur bcc dan fcc, jelas tampak bahwa
struktur fcc lebih padat daripada struktur bcc.
Kadar kepadatan dapat juga ditinjau berdasarkan volum yang diisi
oleh atom.
Tinjau fcc yang mempunyai 4 atom setiap sel, anggap jari-jari atom
r, maka volum atom adalah:
 4 3  16 3
Vatom  4 .r   .r Vsel  a 3
3  3
a = konstanta kekisi (lattice contant)
Bagaimana kaitan antara jari-jari atom r dengan konstanta kekisi a.
4 4
2a  4r jadi a .r , maka: a .r
2 2
Vatom 16
..r 3

faktor kepadatan untuk fcc adalah:   0,74


3

Vsel 
2 2.r 3
3

Vatom 4
..r
 3
 0,68
 
faktor kepadatan untuk bcc adalah: 3
Vsel 2.r
Metode Von Laue
Metode Von Laue sesuai digunakan untuk menentukan orientasi
dan simetri kristal. Dalam metode ini, kristal dibiarkan tetap dan
sinar-X ditujukan kepada kristal tersebut. Susunan peralatan
eksperimen metode Von Laue seperti yang tampak pada Gambar
2.11

Gambar 2.11 Susunan peralatan metode Von Laue


Metode Kristal Putar
Metode ini digunakan untuk
menentukan struktur kristal
tunggal. Kristal dikenakan
pada sinar-X. Kristal ini
diputar pada suatu sumbu
tertentu dan sudut sinar tuju
akan berubah dan untuk
bidang tertentu difraksi akan
terjadi. Film untuk merekam
difraksi maksimum dipasang
pada sekeliling sumbu. Corak
interferensi maksimum
wujud sebagai bintik-bintik
tersusun di atas garis tegak
lurus pada sumbu putar
(lihat Gambar 2.12).
Gambar 2.12 Metode kristal putar
Metode Serbuk
Metode Von Laue dan metode kristal putar memerlukan kristal
tunggal.
Metode serbuk tidak memerlukan kristal tunggal, tetapi
sampel berbentuk serbuk halus atau spesimen butir halus
polikristal.
Serbuk ini diekspos pada sinar-X. Corak difraksi direkam pada
film yang dipasang pada keliling sampel.
Susunan peralatan untuk eksperimen ini ditunjukkan pada
Gambar 2.13.
Corak difraksi sinar neutron untuk serbuk intan tampak pada
Gambar 2.14.
Generator akan bergerak membentuk sudut 2q dengan arah
dengan arah sinar datang, sudut q merupakan sudut Bragg.
Gambar 2.13 Kamera difraksi sinar-X. Sampel adalah
serbuk polikristal
Gambar 2.14 Pola difraksi neutron untuk sampel serbuk intan
Aplikasi Difraksi Sinar-X

• menentukan struktur kristal,


• menyelidiki sifat-sifat bahan, misalnya tekstur bahan yaitu
orientasi dan besarnya kristalit atau butiran dalam sampel akibat
pengaruh pengolahan bahan,
• efek suhu dan efek tegangan dari suatu bahan juga dapat
diselidiki, dan kedua hal ini mempengaruhi besarnya dan bentuk
sel satuan.
• Suhu menimbulkan pemuaian termal yang dapat diteliti secara
seksama pada skala makroskopik.
• Suhu dapat juga mempengaruhi tertib tidaknya beberapa bahan
seperti campuran logam, juga transisi antar fase.
• Efek tegangan yang menimbulkan deformasi seperti dalam
struktur jembatan, komponen mesin dan lain sebagainya juga
dapat diselidiki.
Metode difraksi tidak dibatasi hanya difraksi sinar-X,
tetapi difraksi sinar neutron dan elektron juga dapat
digunakan, dimana riak gelombang de Broglie harus
dipakai dalam syarat difraksi Bragg. Persamaan de Broglie
mengikuti persamaan:

dengan p = mv = momentum asal dan v  kecepatan


cahaya.
Dari persamaan de Broglie dapat dibuktikan bahwa
neutron termal yang dihasilkan dari moderator pada
reaktor atomik, sesuai untuk percobaan difraksi. Neutron
tersebut mempunyai energi termal sebesar pada suhu
kamar, maka energi kenetik neutron adalah:
dan riak gelombangnya adalah:
Bagaimana dengan elektron ?
• Elektron mempunyai energi sekitar 150 eV juga
mempunyai riak gelombang de Broglie sekitar 1 Angstrom.
• Difraksi neutron dan elektron pada hakekatnya sama
dengan difraksi sinar-X.
• Dari segi eksperimental, difraksi neutron memerlukan
fasilitas yang hanya terdapat pada pusat penelitian
reaktor.
• Metode ini lebih jitu dibandingkan dengan metode difraksi
sinar-X oleh karena penyerapan sinar-X dalam sampel
dapat menyebabkan kesulitan memperoleh data yang
akurat, tetapi untuk difraksi neutron hampir tidak ada
penyerapan terhadap sampel.
• Penyerapan terhadap elektron sangat kuat sehingga
sampel untuk difraksi elektron harus sangat tipis untuk
menghilangkan efek penyerapan.
Difraksi Elektron
Sinar elektron sangat sesuai untuk menyelidiki struktur
permukaan kristal. Penggunaan difraksi elektron diawali sifat
dualisme untuk gelombang dan zarah yang dikemukakan oleh
de Broglie. Hubungan de Broglie yang selalu dipakai adalah:

2
 (2.4)
p
maka momentum untuk elektron,

p  2me (2.5)
maka,
2 h
  (2.6)
2me 2me
Davidson dan Gerner (1927) telah melakukan eksperimen
untuk menunjukkan sifat elektron sebagai gelombang.
Susunan peralatan yang dipakai dalam melaksanakan
eksperimen tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Rangkaian eksperimen Davidson dan Gerner


Elektron dari filamen panas
ditembakkan dengan beda
potensial V. Energi kinetik
elektron sama dengan eV.
Sensor D diletakkan pada
sudut q agar dapat merekam
sinar yang dipantulkan. Sinar
pantulan direkam pada nilai
V yang berlainan. Diperoleh
pantulan yang kuat terjadi
pada q = 50o dan V = 54 volt.
Untuk menjelaskan mengapa
terjadi pantulan yang kuat
pada sudut tersebut, maka
dibuat anggapan bahwa
terjadi hubungan antara de
Broglie dan hukum Bragg . Gambar 2.16 Sinar datang dan sinar
yang dipantulkan
Berdasarkan Gambar 2.16. dapat dihitung bahwa . Nilai l pada
hukum Bragg untuk n=1 diperoleh, Å dan untuk de Broglie nilai l
adalah Å.
Perhitungan di atas membuktikan bahwa wujudnya sifat
gelombang bagi suatu materi, namun yang lebih penting adalah
adanya sifat periodik untuk atom-atom di dalam kristal. Sinar
elektron sesuai untuk menyelidiki struktur permukaan dan film
tipis (thin films).

Difraksi Neutron
Sinar neutron digunakan cukup luas untuk menyelidiki struktur
magnet suatu bahan. Neutron beraksi kuat dengan nukleus bahan
magnet. Energi neutron juga berkaitan dengan gelombang de
Broglie yaitu,
h
 (2.8)
2m nE
mn adalah massa neutron. Sumber neutron biasanya berasal dari
reaktor atom.

Anda mungkin juga menyukai